destilasi
-
Upload
melika-sopiana-simbolon -
Category
Documents
-
view
65 -
download
2
description
Transcript of destilasi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dengan campurannya apabila
komponen lain tidak ikut menguap (titik didih lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air
tawar dari air laut. Pada percobaan ini menggunakan air sungai sampel yang akan dimurnikan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap setelah itu didinginkan
kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya.
Di dunia ini banyak teknik pemisahan dan pemurnian pada bidang kimia organik. Pada
praktikum ini akan digunakan proses pemisahan campuran yaitu destilasi karena destilasi banyak
digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada 4 jenis destilasi yang akan dibahas yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi,
destilasi uap, dan destilasi vakum. Selain itu ada pula destilasi ekstraktif dan destilasi azeotropic
homogenous. Destilasi dengan menggunakan garam berion, destilasi peressure-swing serta
destilasi reaktif.
Oleh karena itu, percobaan tentang destilasi uap adalah untuk mengetahui cara
memisahkan komponen-komponen bensin dengan cara memanaskan bensin, minyak tanah gas
yang sering digunakan dikehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Percobaan
- Mengetahui prinsip percobaan destilasi
- Mengetahui ciri-ciri senyawa petrolium eter yang didapatkan dan persen rendemennya
- Mengetahui ciri-ciri senyawa petrolium benzen yang didapatkan dan persen rendemennya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam kehidupan kebutuhan
akan air bersih adalah suatu hal yang pasti untuk keberlangsungan kehidupan kita.
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad pertama masehi,
yang akhirnya berkembang karena dipicu oleh tingginya permintaan akan Spritus hypathia dan
Alex andria. Dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk destilasi dan zasimus dan alex
andria yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses destilasi pada destilasi
pada sekitar abad ke-4.
Ada 4 jenis destilasi yang akan dibahas yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi,
destilasi uap, dan destilasi vakum. Selain itu ada pula destilasi ekstraktif dan destilasi azeotropic
homo genous, destilasi dengan menggunakan garam berion, destilasi peressure-swing, serta
destilasi reaktif (Roswiyanto, 2009).
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap setelah itu didinginkan
kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya.
Didunia ini banyak teknik pemisahan dan pemurnian pada bidang kimia organik. Pada
praktikum ini akan digunakan proses pemisahan campuran yaitu destilasi karena destilasi banyak
digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dengan campurannya apabila
komponen lain tidak ikut menguap (titik didih lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air
tawar dari air laut. Pada percobaan ini menggunakan air sungai sampel yang akan dimurnikan.
Destilasi fraksionasi atau bertingkat
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi kedalam bagian-bagian dengan
titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan
proses destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat atau senyawa cair
dimana zat pencampuran berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah yang akan dimurnikan.
Destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang
komponen-komponenya memiliki perbedaan titik didih yang relatif kecil. Destilasi ini digunakan
untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra. Pada proses destilasi bertingkat
digunakan kolom fraksionasi yang dipasangpada labu destilasi. Tujuan dari penggunaan dalam
kolom fraksionasi untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir
sama atau tidak begitu berbeda-beda sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksionasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik
didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat.
Sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai hanya titik didihnya
maka senyawa tersebut akan menetes kembali kedalam labu destilasi. Yang akhirnya jika
pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai hanya titik didihnya senyawa tersebut akan
menguap, menyebabkan dan turun atau menetes sebagai destilat.
Destilasi uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200°C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkansenyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat
yang funda mental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa dibawah titik
didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur tapi dapat didestilasi dengan air untuk
destilasi uap. Labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu
pembangkit uap. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan kedalam campuran dan
mungkin ditambahkanjuga dengan pemanasan uap dan campuran akan naik keatas menuju
kondensor, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu
campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponen (Hart, 1999).
Destilasi vacum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil.
Dengan pengertian lain dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih diatas 150°C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan
pada pelarut-pelarut dengan titik yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena
komponen yang menguptidak dapat dikondensasikan oleh air. Untuk mengurangi tekanan
digunakan pompa vacum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada
sistem destilasi ini.
Dalam penyulingan campuran zat didihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
didinginkan lagi dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih rendah akan menguap lebih
dulu. Metode ini termaksudsebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa penerapanproses
ini didasarkan pada teori bahwa suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model-model destiasi didasarkan pada hukum Raoult dan hukum dalton. Pada
umumnya proses destilasi dilaksanakan pada tekanan konstan maka untuk memperkirakan suhu
dan tekanan tersebut didasarkan pada tekanan kostan.
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan pada titik didih secara sederhana destilasi dilakukan dengan memanaskan atau
menguapkan zat cair (Syukri,1999).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
- Heat mantle
- Labu bulat leher 3
- Gelas ukur
- Erlenmeyer
- Ember
- Selang
- Panci
- Pompa
- Tabung liebig
- Statif dan klem
- Kolom fraksionasi
- Karet
3.1.2 Bahan-bahan
- Bensin
- Es batu
- Air
- Vaselin
- Tissu
- Plastik
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Petrolium eter
- Dirangkai peralatan destilasi
- Dimasukkan 200 ml bensin kedalam labu alas bulat leher 3
- Dipanaskan dengan heat mantel
- Dijaga suhunya antara 40°C-60°C
- Ditunggu sampai petrelium eter tidak menetes lagi
- Dituang kedalam gelas ukur
- Diukur volumenya
- Dihitung % rendemen pada suhu 40°C-60°C
3.2.2 Petreleum benzen
- Dirangkai peralatan destilasi
- Dimasukkan 200 ml bensin kedalam labu alas bulat leher 3
- Dipanaskan dengan heat mantel
- Dijaga suhunya antara 60°C-80°C
- Ditunggu hingga petreleum benzen tidak menetes lagi
- Dituang kedalam gelas ukur
- Diukur volumenya
- Dihitung % rendemen pada suhu 60°C-80°C
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
No
A
B
perlakuan
Petrolium eter
Dimasukkan 200 ml bensin
kedalam labu alas bulat leher 3
Dipanaskan pada suhu 40°-
60°C
Ditunggu sampai larutan eter
tak menetes lagi
Petrolium benzen
Dipanaskan bensin pada suhu
60°-80°C
Ditunggu hingga larutan
benzen tak menetes lagi
pengamatan
Hasil eter 66 ml dari 200
ml (warna bening)
Hasil benzen 22 ml dari
200 ml (warna putih)
4.2 Perhitungan
4.2.1 Petrolium eter
= 33%
4.2.2 Petrolium benzen
= 11%
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini kita lakukan percobaan dengan judul destilasi uap. Destilasi atau
penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan, kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) dalam penyulingan campuran zat dididihkan sehingga
menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih tinggiakan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia
jenis perpindahan massa penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan
pada hukum Raoult dan hukum Dalton.
Ada 4 jenis destilasi sebagai berikut:
A Destilasi sederhana
Dasar pemisahan pada destilasi sederhana adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan
salah satu komponen bersifat volatif jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih terdapat juga
perbedaan kevolatifan, yaitu kecenderungan sebuah substansi menjadi gas
B Destilasi uap
Digunakan pada campuran-campuran senyawa yang memiliki titik didih mencapai 20°C atau
lebih. Destilasi ini dapat menguap senyawa-senyawa dengan suhuyang mendekati 100°C dalam
tekanan atmosfer. Dengan menggunakan uap atau air mendidih sifat uap yang fundamental
adalah dapat mendestilasi campuran senyawa dibawahtitik didih dari masing-masing
senyawacampurannya.
C Destilasi fraksionasi
Berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen cairan dua atau lebih,dari suatu larutan
berdasarkan titik didihnya yang berbeda. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran
dengan perbedaantitik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah.
D Destilasi vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasitidak stabil dengan
pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang
memiliki titik didih diatas 150°C. Metode destilasi ini dapat digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air.
Proses destilasi dipengaruhi beberapa faktor yaitu suhu, titik didih dan tekanan uap.
- Suhu
Pada percobaan destilasi pengamatan suhu sangat penting untuk mendapatkan fraksi-fraksi
yang berbeda.
- Titik didih
Setiap fraksi memiliki titik didih yang berbeda, digunakan untuk mendapatkan fraksi-fraksi
tersebut melalui pengamatan suhu pada pemanasan.
- Tekanan uap
Setiap fraksi dalam senyawa besarnya memiliki tekanan uap yang berbeda.
Sifat-sifat dan kimia petrolium eter sebagai berikut:
- Sifat fisik
Bentuknya cair
Tidak berwarna
Baunya aromatik
Titik didihnya 60°C
TB – 8,5°C
- Sifat kimia
Bereaksi subtitusi aromatik
Mengalami hidrogenasi, sulfonesi
Merupakan fraksi dari benzen yang cukup baik logam dan organ logam
Sifat-sifat fisik dan kimia petrolium benzen sebagai berikut:
- Sifat fisik
Bentuknya cair
Tidak berwarna
Baunya aromatik
Titik didihnya 80,1°C
TB -10,5°C
- Sifat kimia
Bereaksi subtitusi aromatik
Merupakan reaksi dari benzen yang sangat baik logam dan organ logam
Mengalami hidrogenesit sulfanasi
Terdapat beberapa fungsi alat pada percobaan ini adalah
- Heat mantle: berfungsi untuk memanaskan larutan yang akan dipisahkan pada proses destilasi.
- Labu alas bulat leher 3: berfungsi sebagai wadah untuk larutan yang akan dipisahkan.
- Kolom fraksionasi: berfungsi untuk memisahkan suatu larutan atau senyawa berdasarkan fraksi-
fraksi yang terdapat dalam campuran.
- Tabung penghubung: berfungsi untuk menghubungkan antara kolom fraksionasi dengan
pendingin liebieg.
- Pendingin liebieg: berfungsi untuk mengubah suatu gas menjadi cairan atau disebut dengan
kondensasi.
- Termometer: berfungsi untuk mengukur suhu yang diletakkan pada puncak kolom fraksionasi.
- Erlenmeyer: berfungsi untuk menampung hasil dari proses destilasi.
- Selang: berfungsi untuk mengaliri cairan pendingin yang dipompa.
- Pompa air: berfungsi untuk memompaatau mengalirkan cairan pendingin.
- Panci: berfungsi sebagai wadah pendingin hasil destilasi.
Salah satu industri yang mengaplikasikan metode destilasi fraksionasi adalah pemisahan minyak
bumi mentah fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain
sebagai berikut:
NO FRAKSI MINYAK BUMI RENTANG
RANTAI
KARBON
TRAYEK
DIDIH
CONTOH
PRODUKSI
1
2
3
4
5
Gas
Gaseline
Kerosin (minyak tanah)
Solar
Long residu
C1-C5
C6-C4
C12-C20
C21-C30
>C40
0-50°C
50-85°c
85-105°C
105-135°C
>135°C
Gas tabung,
BBG,umpan
proses petrokimia
BBM,bahan bakar
penambang
Bahan bakar rumah
tangga
BBM, bahan bakar
industri
Aspal
Percobaan kali ini adalah percobaan destilasi yang menggunakan pemisahan dengan
destilasi bertingkat. Prinsip dari percobaan ini adalah pemisahan petrolium eterdan petrelium
benzen yang terdapat dalam bensin yang dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Senyawa yang memiliki titik didih rendah apabila dipanaskan akan mengalami penguapan
terlebih dahulu, untuk titik didih tinggi senyawa tersebut akan menguap setelah titik didih
rendah.
Percobaan ini menggunakan destilasi bertingkat karena yang dipisahkan adalah antara
senyawa petrolium eter dan petrolium benzen. Yang terdapat dalam bensin. Karena perbedaan
titik didih antara petrolium eter dan petrolium benzen yang sangat dekat yaitu masing-masing
untuk petrolium eter 40°-60°C dan untuk petrolium benzen 60°-80°C.
Percobaan pertama yaitu pemisahan petrolium eter karena memiliki titik didih lebih rendah
dari petrolium benzen. Titik didih petrolium eter yaitu 40°-60°C. Pertama dirangkai peralatan
destilasi, dimasukkan 200 ml bensin kedalam labu bulat leher 3, dipanaskan dengan heat mantel
dan dijaga suhunya antara 40°-60°C. Pada saat pemanasan maka rantai karbon petrolium eter
putus sehinggamenguap membentuk gas dan nai ke kolam fraksionasi. pada saat pemanasan 40°-
60°C untuk petrolium eter dan menguap ada senyawa petrolium benzen yang ikut menguap juga
karena memiliki titik didih yang rendah juga atau dengan kata lain memiliki titik didih yang
dekat dengan petrolium eter. Petrolium benzen yang menguap akan mendesak petrolium eter
yang telahmenguap terlabih dahulu, namun petrolium benzen setelah itu akan turun kembali. Hal
ini disebabkan oleh energi yang memutuskan ikatan karbon. Tetapi pada percobaan eter, rantai
karbonnya lebih pendek sehingga pada suhu ini ikatannya telah terputus sempurna dan menguap
semuanya. Setelah menguap petrolium eter menembus plat-plat pada kolom fraksionasi dan
menuju ke pendingin liebieg, hal ini disebabkan sifat gas yang menempati ruang. Sehingga gas
tersebut memasuki pendingin liebieg. Pada pendingin liebieg dialirkan aliran air dingin yang
menyebabkan perubahan antara gas menjadi cairan, setelah itu cairan akan mengalir menuju
ujung pendingin liebieg yang telah diberi wadah erlenmeyer diatas pendingin. Ditunggu sampai
petrolium eter tidak menetes lagi, dan diukur volume yang didapatkan yaitu 66 ml petrolium eter
yang terdapat dalam 200 ml bensin.
Kedua adalah pemisahan petrolium benzen yang memiliki titik didih 60°-80°C. Pada
petrolium benzenmemiliki rantai karbon yang panjang sehingga memutuskan energi yang lebih
besar untuk memutuskan ikatan yaitu dengan cara pemanasan. Dari percobaan pertama yang
memisahkan petrolium eter dengan suhu 40°-60°C, maka dinaikan suhunya dengan heat mantel,
dijaga suhu pada 60°-80°C. Pada suhu ini petrolium benzen menguap karena sudah memiliki
energi yang cukup untuk memutus ikatan karbon sehingga menguap sempurna. Petrolium benzen
berbentuk gas dan menguap melewati plat-plat dalm kolom fraksionasi dan menuju kedalam
pendingin liebieg terjadi kondensasi yaitu perubahan dari gas menjadi cairan karena terjadi
pendinginan. Dan diukur berapa volume petrolium benzen yang telah menetes didapatkan pada
percobaan yaitu 22 ml petrolium benzen dalam 200 ml bensin.
Terdapat beberapa fungsi perlakuan pada percobaan ini yaitu:
- Dipanaskan berfungsi untuk menaikan suhu sehingga menghasilkan energi untuk memutuskan ikatan karbon
dan untuk mengubah dari cairan menjadi gas.
- Didinginkan berfungsi pada pendinginan liebieg untuk mengkondensasi senyawa dari gas menjadi cairan
karena untuk mengubah dari gas menjadi cairan membutuhkan suhu yang sangat dingin.
- Diukur volume berfungsi untk mengukur volume yang didapatkan dari hasil destilasi.
Terdapat beberapa fungsi bahwa pada percobaan ini yaitu:
- Bensin: digunakan bensin karena bensin memiliki senyawa petrolium eter dan petrolium benzen yang
memiliki titik didih yang dekat yaitu 40°-60°C dan 60°-80°C yang dapat dipisahkan dengan
menggunakan destilasi bertingkat.
- Es batu: digunakan untuk mendinginkan senyawa-senyawa tersebut yang berfungsi pada pendingin
liebieg agar mengubah dari gas menjadi cair, karena mengubah dari gas menjadi cair dibutuhkan
suhu yang sangat dingin.
Semakin rendah titik didih suatu senyawa maka semakin banyak terkandung didalam
bensin. Dapat dilihat dari asil percobaan didapatkan volume petrolium eter 66 ml da rendemen
33%, pada petrolium benzen didapatkan volume 22 ml dan rendemen 11%. Lebih banyak
volume eter yaitu 66 ml dibandingkan petrolium benzen karena titik didih petrolium eter lebih
rendah dibandingkan dengan petrolium benzen yaitu pada 40°-60°C.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Destilasi adalah proses pemisahan campuran antara dua senyawa atau lebih berdasarkan
perbedaan titik didihnya, prinsipnya dimana senyawa yang titik didihnya rendah akan menguap
terlebih dahulu dan senyawa yang titik didihnya tinggi akan tertinggal dibawah.
Dari percobaan didapatkan senyawa petrolium eter hasil destilasi, suhu 40°-60°C. Senyawa
tersebut berwarna bening dan didapatkan 66 ml sehingga persen rendemen petrolium eter dalam
200 ml bensin adalah 33%.
Dari percobaan didapatkan senyawa petrolium benzen hasil destilasi suhu 60°-80°C. Senyawa
tersebut berwarna bening dan didapatkan 22 ml sehingga persen rendemen petrolium benzen
dalam 200 ml bensin adalah 11%.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan destilasi fraksionasi atau destilasi bertingkat selanjutnya tidak
hanya menggunakan bensin saja tetapi juga digunakan campuran azetrop yang lain seperti
pertamax atau solar untuk menambah pengetahuan praktikum dan dapat diketahui
perbandingannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hart , Harold. 1999. Organik Chemistry. New York: Haughtoon Mifflin Company.
Roswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Syukri , S. 1999. Kimia Dasar Jilid. Bandung: ITB
Untuk bensin sebagai istilah kimia, lihat Benzena.
Sebuah toples berisi bensin
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika menggunakan 1,36 miliar liter bensin setiap hari.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari Oktan setiap campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar: campuran standar, disebut premium, dan bensin super.
Daftar isi
1 Analisis kimia dan produksi 2 Cara Kerja Bensin dalam Mesin 3 Nama Produk Bensin 4 Referensi 5 Lihat Pula 6 Pranala Luar
Analisis kimia dan produksi
Sebuah pumpjack di Amerika Serikat
Sebuah oil rig di Teluk Meksiko
Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak mentah lewat distilasi, belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi campuran hasil akhir.
Semua bensin terdiri dari hidrokarbon, dengan atom karbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12).[1]
Cara Kerja Bensin dalam Mesin
Bensin bekerja di dalam mesin pembakaran yang ditemukan oleh Nikolaus Otto. Mesin pembakaran dikenal pula dengan nama Mesin Otto. Cara kerja bensin di dalam mesin pembakaran:
Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian bercampur dengan udara. Pada mesin modern, peran karburator digantikan oleh sistem injeksi. Sebuah sistem pembakaran baru yang bisa meminimalisir emisi gas buang kendaraan.
Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar.
Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan oleh piston hingga mencapai volume yang sangat kecil.
Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi. Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan.
Dalam kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan dengan sempurna. Salah satu masalah yang sering muncul adalah “ketukan di dalam mesin”, atau disebut sebagai "mesin ngelitik" atau knocking. Jika dibiarkan, knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Knocking terjadi karena campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena tekanan tinggi di dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi.
Penyebab knocking ada beberapa macam, yaitu:
Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin. Ruang bakar sudah kotor dan berkerak. Penyetelan pengapian yang kurang tepat.
Nama Produk Bensin
Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan Oktan. Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesia diantaranya:
Premium , produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88. [2]
Pertamax , produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92. Pertamax Plus , produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95. Pertamax Racing , produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk
kebutuhan balap mobil. Primax 92 , produksi Petronas yang memiliki Oktan 92. Primax 95 , produksi Petronas yang memiliki Oktan 95. Super 92 , produksi Shell yang memiliki Oktan 92. Super Extra 95 , produksi Shell yang memiliki Oktan 95. [3]
Performance 92 , produksi Total yang memiliki Oktan 92. Performance 95 , produksi Total yang memiliki Oktan 95.
Ada tiga jenis bensin produksi Pertamina, yakni Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus. Nilai bilangan oktan ketiga jenis bensin ini diberikan pada tabel terlampir. Beberapa keunggulan dari Pertamax dan Pertamax Plus dibandingkan Premium adalah:
* Mempunyai bilangan oktan yang tinggi.
Produsen mobil cenderung memproduksi kendaraan yang menggunakan perbandingan kompresi mesin yang tinggi. (Perbandingan kompresi mesin adalah perbandingan volume silinder sebelum
dan sesudah kompresi). Hal ini dimaksudkan agar tenaga mesin menjadi besar dan kendaraan dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Mesin demikian membutuhkan bensin dengan bilangan oktan yang tinggi.
* Meningkatkan kinerja mesin agar mesin makin bertenaga
Pertamax dan Pertamax Plus memiliki stabilitas oksidasi yang tinggi dan juga mengandung aditif generasi terakhir. Pembakaran bensin menjadi semakin sempurna sehingga kinerja mesin bertambah baik.
* Bersifat ramah lingkungan
Pertamax dan Pertamax Plus tidak mengandung Pb yang bersifat racun. Pembakaran yang semakin sempurna juga dapat mengurangi kadar emisi gas polutan seperti CO dan NOx.
* Lebih ekonomis dari segi harga bahan bakar dan biaya perawatan
Pertamax dan Pertamax Plus sudah mengandung aditif sehingga praktis dan tepat takarannya. Aditif juga dapat melindungi mesin sehingga dapat menekan biaya perawatan.
Dampak pembakaran bensin terhadap lingkungan
Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang dapat mengakibatkan pencemaran udara.
Langkah-langkah mengatasi dampak dari pembakaran bensin: -Produksi bensin yang ramah lingkungan, seperti tanpa aditif Pb. -Penggunaan EFI (Electronic Fuel Injection) pada sistem bahan bakar. -Penggunaan konverter katalitik pada sistem buangan kendaraan. -Penghijauan atau pembuatan taman dalam kota.
-Penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui dan yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya dan sel bahan bakar (fuel cell)