Dermatologi

9
DERMATO-TERAPI PENDAHULUAN Penyakit kulit dapat diobati dengan bermacam-macam cara, ialah: a. Topikal b. Sistemik c. Intralesi Cara pengobatan di atas ini belum memadai, maka masih dapat dipergunakan cara-cara lain, yaitu: - Radioterapi - Sinar ultraviolet - Pengobatan laser - Krioterapi - Bedah listrik - Bedah skalpel Dengan adanya kemajuan-kemajuan yang pesat dalam bidang farmasi, maka pengobatan penyakit kulit juga ikut berkembang pesat. Yang menarik perhatian ialah kemajuan dalam bidang pengobatan topical yang berupa perubahan dari cara pengobatan nonspesifik dan empiric menjadi pengobatan spesifik dengan dasar yang rasional.

description

referat

Transcript of Dermatologi

DERMATO-TERAPI

PENDAHULUANPenyakit kulit dapat diobati dengan bermacam-macam cara, ialah:a. Topikalb. Sistemikc. IntralesiCara pengobatan di atas ini belum memadai, maka masih dapat dipergunakan cara-cara lain, yaitu: Radioterapi Sinar ultraviolet Pengobatan laser Krioterapi Bedah listrik Bedah skalpelDengan adanya kemajuan-kemajuan yang pesat dalam bidang farmasi, maka pengobatan penyakit kulit juga ikut berkembang pesat. Yang menarik perhatian ialah kemajuan dalam bidang pengobatan topical yang berupa perubahan dari cara pengobatan nonspesifik dan empiric menjadi pengobatan spesifik dengan dasar yang rasional.Maksud uraian ini ialah memperkenalkan bentuk dan cara pengobatan topikal yang disesuaikan dengan keadaan penyakit kulit.

PENGOBATAN TOPIKALTerapi topikal didefinisikan sebagai aplikasi obat dengan formulasi tertentu pada kulit yang bertujuan mengobati penyakit kulit atau penyakit sistemik yang bermanifestasi pada kulit. Kegunaan terapi topikal didapat dari pengaruh fisik dan kimiawi obat-obat yang diaplikasi di atas kulit yang sakit. Pengaruh fisik antara lain ialah mengeringkan, membasahi (hidrasi), melembutkan, lubrikasi, mendinginkan, memanaskan, dan melindungi (proteksi)dari pengaruh buruk dari luar. Semua hal itu bermaksud untuk mengadakan homeostasis, yaitu mengembalikan kulit yang sakit dan jaringan di sekitarnya ke keadaan fisiologis stabil secepat-cepatnya. Di samping itu untuk menghilangkan gejala-gejala yang mengganggu, misalnya rasa gatal dan panas.Dalam jangka waktu 20 tahun terakhir ini telah dikembangkan preparat-preparat topical yang mempunyai khasiat kimiawi yang spesifik terhadap organisme di kulit atau terhadap kulit itu sendiri.secara ideal pemberian obat topikal harus berkhasiat fisis dan kimiawi. Kalau obat topical yang digunakan secara rasional maka hasilnya juga optimal, sebaliknya kalau digunakan secara salah obat topikal menjadi tidak efektif dapat menyebabkan penyakit iatrogenik.Prinsip obat topikal secara umum terdiri atas 2 bagian:a. Bahan dasar/pembawa (vehikulum)b. Bahan aktifZat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi serta menyenangkan secara kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan.Bahan pembawa yang banyak dipakai:1. LanolinDisebut juga adeps lanae, merupakan lemak bulu domba. Banyak digunakan pada produkkosmetik dan pelumas. Sebagai bahan dasar salep lanolin bersifat hipoalergik diserap olehkulit, memfasilitasi bahan aktif obat yang dibawa.2. ParabenParaben (para-hidroksibenzoat) banyak digunakan sebagai pengawet sediaan topikal. Paraben dapat juga bersifat fungisid dan bakterisid lemah. Paraben banyak dipakai pada shampo, sediaan pelembab, gel, pelumas, pasta gigi.

3. PetrolatumMerupakan sediaan semisolid yang terdiri dari hidrokarbon (jumlah karbon lebih dari 25). Petrolatum (vaselin), misalnya vaselin album, diperoleh dari minyak bumi. Titik cair 10-50C, dapat mengikat kira-kira 30% air.9,114. GliserinBerupa senyawa cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau. Gliserin memiliki 3 kelompok hidroksil hidrofi lik yang berperan sebagai pelarut dalam air.9,11 Secara umum, zat pembawa dibagi atas 3 kelompok, cairan, bedak, dan salep. Ketiga pembagian tersebut merupakan bentuk dasar zat pembawa yang disebut juga sebagai bentuk monofase. Kombinasi bentuk monofase ini berupa krim, pasta, bedak kocok dan pasta pendingin.Secara umum, zat pembawa dibagi atas 3 kelompok, cairan, bedak, dan salep. Ketiga pembagian tersebut merupakan bentuk dasar zat pembawa yang disebut juga sebagai bentuk monofase. Kombinasi bentuk monofase ini berupa krim, pasta, bedak kocok dan pasta pendingin.CairanCairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimikroba.Indikasi cairanPenggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada:a. Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi.b. Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan untuk vasokontriksi yang berarti mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas.c. Ulkus yang kotor: ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus menjadi bersih.BedakMerupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum dan oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangat superfi sial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi. Oxydum zincicum merupakan suatu bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob. Talcum venetum merupakan suatu magnesium polisilikat murni, sangat ringan. Dua bahan ini dipakai sebagai komponen bedak, bedak kocok dan pasta.Indikasi bedakBedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.SalepSalep merupakan sediaan semisolid berbahandasar lemak ditujukan untuk kulit dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang bisa dicuci dengan air dan dasar salep yang larut dalam air. Setiap bahan salep menggunakan salah satu dasar salep tersebut.a. Dasar salep hidrokarbonDasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak seperti vaselin album (petrolatum), parafi n liquidum. Vaselin album adalah golongan lemak mineral diperoleh dari minyak bumi. titik cair sekitar 10-50C, mengikat 30% air, tidak berbau, transparan, konsistensi lunak. Hanya sejumlah kecil komponen air dapat dicampurkan ke dalamnya. Sifat dasar salep hidrokarbon sukar dicuci, tidak mongering dan tidak berubah dalam waktu lama. Salep ini ditujukan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai penutup. Dasar salep hidrokarbon terutama digunakan sebagai bahan emolien.b. Dasar salep serapDasar salep serap dibagi dalam 2 tipe, yaitu bentuk anhidrat (parafi n hidrofi lik dan lanolin anhidrat [adeps lanae]) dan bentuk emulsi (lanolin dan cold cream) yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan tambahan. Adeps lanae ialah lemak murni dari lemak bulu domba, keras dan melekat sehingga sukar dioleskan, mudah mengikat air. Adeps lanae hydrosue atau lanolin ialah adeps lanae dengan akua 25-27%. Salep ini dapat dicuci namun kemungkinan bahan sediaan yang tersisa masih ada walaupun telah dicuci dengan air, sehingga tidak cocok untuk sediaan kosmetik. Dasar salep serap juga bermanfaat sebagaiemolien.c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan airDasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air misalnya salep hidrofi lik. Dasar ini dinyatakan dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Dasar salep ini tampilannya menyerupai krim karena fase terluarnya adalah air. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologi.

d. Dasar salep larut dalam airKelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak terdiri dari komponen cair. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti halnya dasar salep yang dapat dicuci dengan air karena tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafi n, lanolin anhidrat. Contoh dasar salep ini ialah polietilen glikol. Pemilihan dasar salep untuk dipakai dalam formulasi salep bergantung pada beberapa faktor, seperti kecepatan pelepasan bahan obat dari dasar salep, absorpsi obat, kemampuan mempertahankan kelembaban kulit oleh dasar salep, waktu obat stabil dalam dasar salep, pengaruh obat terhadap dasar salep.Pada dasarnya tidak ada dasar salep yangideal. Namun, dengan pertimbangan faktor di atas diharapkan dapat diperoleh bentuk sediaan yang paling baik.Indikasi salepSalep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk likenifi kasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah bersih.Kontraindikasi salepSalep tidak dipakai pada radang akut, terutama dermatosis eksudatif karena tidak dapat melekat, juga pada daerah berambut dan lipatan karena menyebabkan perlekatan.KrimKrim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing cream.Contoh krim W/O11:R/ Cerae alba 5Cetacei 10Olei olivarum 60Aquae ad 100Contoh krim O/W11:R/ Cerae lanett NOlei sesami aa 15Aquae ad 100Dalam praktik, umumnya apotek tidak bersedia membuat krim karena tidak tersedia emulgator dan pembuatannya lebih sulit dari salep. Jadi, jika hendak menulis resep krim dan dibubuhi bahan aktif, dapat dipakai krim yang sudah jadi, misalnya biocream. Krim ini bersifat ambifi lik artinya berkhasiat sebagai W/O atau O/W. Krim dipakai pada kelainan yang kering, superfi sial. Krim memiliki kelebihan dibandingkan salep karena nyaman, dapat dipakai di daerah lipatan dankulit berambut.Contoh emulsi O/W16:R/ Acid salicyl 5%Liq carb deterg 5%Biocream 20Aqua 40Contoh emulsi W/O16:R/ Acid salicyl 5%Liq carb deterg 5%Biocream 20Ol. oliv 20Indikasi krimKrim dipakai pada lesi kering dan superfi sial, lesi pada rambut, daerah intertriginosa.11,12PastaPasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum. Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi. Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep.Indikasi pastaPasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial.