Dengue Haemorragic Fever

21
DENGUE HAEMORRAGIC FEVER OLEH : Joko Pratama Atmayudha Dita Paramitha Puspitasari PEMBIMBING: Dr. Siti Taqwa Sp.PD Dr. Ira Ramadani Sp.PD

description

DHF

Transcript of Dengue Haemorragic Fever

PowerPoint Presentation

DENGUE HAEMORRAGIC FEVEROLEH :Joko Pratama AtmayudhaDita Paramitha PuspitasariPEMBIMBING:Dr. Siti Taqwa Sp.PDDr. Ira Ramadani Sp.PD PENDAHULUANDemam Berdarah Dengue di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit endemis hampir di seluruh provinsi. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus dan daerah terjangkit terus meningkat dan menyebar luas serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa/KLBDi Sumatera Utara, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih sangat tinggi dan hal yang sama terjadi di Kota Medan Sumatera Utara menduduki urutan ke 19 dari seluruh propinsi di Indonesia (Depkes RI, 2005). Pada tahun 2008, kasus DBD di Sumatera Utara mencapai 4.454 dengan 50 kematian. Selama 3 kurun terakhir di Sumatera UtaraVIRUS DENGUEDemam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.Penyebab DBD adalah virus dengue yang sampai sekarang dikenal empat serotipe termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus (Arbovirus).

Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD

DEMAM

TANDA-TANDA PERDARAHANA. Kriteria Klinis 1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2 7 hari. 2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : Uji tourniquet positif :- Petekia, ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi. - Hemetamesis dan atau melena. 3. Pembesaran hati 4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.

B. Kriteria Laboratoris 1. Trombositopenia (100.000 sel/ mm3 atau kurang) 2. Hemokonsentrasi peningkatan hematoksit 20% atau lebih

PEMERIKSAAN LABORATORIUMPada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis. Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris.PENATALAKSANAANProtokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD dewasa mengikuti 5 protokol, mengacu pada protokol WHO. Protokol ini terbagi dalam 5 kategori, sebagai berikut:

1. Penanganan tersangka DBD tanpa syok (gambar 2). 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat (gambar 3). 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20% (gambar 4).4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa (gambar 5)

Gambar 2. Penanganan tersangka DBD tanpa syok

Gambar 3. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawatGambar 4. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%

Gambar 5. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasaTerapi NonfarmakologisTirah baring Pemberian makanan dengan kandung-an gizi yang cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi saluaran cerna.

Memutuskan rantai penularan dengan cara : Menggunakan insektisida : Malathion (adultisida) dengan pengasapan Temephos (larvasida) dimasukkan ketempat penampungan air bersih. Tanpa Insektisida :Menguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih minimal 1x seminggu. Menutup tempat penampungan air rapat rapat. Membersihkan halaman rumah dari kalengkaleng bekas, botol-botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang PENCEGAHAN