Dengue Hay Fever

38
RESPONSI INTERNA Infeksi Dengue dengan Warning Sign OLEH : Diah Permatasari H1A 011 017 SUPERVISOR: dr. M. Farid Wajdi, Sp.PD DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM

description

DBD pada dewasa

Transcript of Dengue Hay Fever

Page 1: Dengue Hay Fever

RESPONSI INTERNA

Infeksi Dengue dengan Warning Sign

OLEH :

Diah Permatasari

H1A 011 017

SUPERVISOR:

dr. M. Farid Wajdi, Sp.PD

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

RSU PROVINSI NTB

2015

Page 2: Dengue Hay Fever

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Tn. I.W

Usia : 22 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Golong

Suku : Bali

Agama : Hindu

Status : Belum Menikah

Pekerjaan : Petugas SPBU

No. RM : 56-31-03

MRS : 06-07-2015

Tanggal pemeriksaan : 8-07-2015

II. SUBYEKTIF

Keluhan Utama : demam 5 hari

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien rujukan dari Klinik Sokka Narmada dengan keluhan demam sejak 5 hari

yang lalu (tanggal 1 Juli 2015). Demam dirasakan terus menerus dari hari pertama

sampai hari ke lima. Pada hari pertama demam suhu badan pasien 38,8°C terus

meningkat hingga 39,8°C dan demam tidak turun sampai hari ke lima. Pada hari ke

4 demam pasien minum obat penurun panas, setelah itu demamnya sempat turun

namun demam naik lagi beberapa jam setelah minum obat tersebut. Keluhan

disertai mual, muntah dan nyeri ulu hati dan perut bagian kanan atas, keringat

dingin, pusing, nyeri seluruh persendian, nyeri retroorbita, nyeri tenggorokan.

Batuk, pilek, mimisan dan perdarahan di tempat lain disangkal. Keluhan nyeri dada,

rasa berdebar pada dada, sesak, kejang dan perubahan status mental disangkal.

Aktivitas buang air kecil dan buang air besar lancar dan tidak didapatkan kelainan.

1

Page 3: Dengue Hay Fever

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.

Riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, asma atau penyakit paru,

penyakit ginjal, diabetes melitus, penyakit tulang/sendi, mudah ruam dan

keganasan disangkal pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga pasien atau tetangga yang mengalami keluhan serupa

seperti pasien.

Riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, asma atau penyakit paru,

penyakit ginjal, diabetes melitus, penyakit tulang/sendi, mudah ruam atau

perdarahan yang lama setelah luka serta keganasan dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pribadi dan Sosial :

Pasien merupakan seorang petugas SPBU di lombok tengah. Pasien tinggal

bersama kedua orang tua di daerah lingsar. Sebulan terakhir pasien tidak pernah

pergi ke daerah wisata pantai atau hutan.

Tetangga disekitar rumah pasien ada yang mengalami demam dengue. Namun

belum dilakukan foging di daerah tempat tinggal tersebut.

Riwayat merokok, kebiasaan minum alkohol, atau jamu-jamuan disangkal.

Riwayat Pengobatan :

Ketika pasien demam, nyeri pinggang dan sakit kepala pasien membeli obat di

warung bermerk “bodrex”, namun keluhan tidak membaik. Selanjutnya pada

sore hari tanggal 6 Juli 2015 pasien dibawa ke klinik Sokka Narmada, disana

pasien diberikan infus RL dan paracetamol, selanjutnya pasien dirujuk ke RSU

Provinsi NTB karena kondisi pasien semakin lemah.

Riwayat Alergi:

2

Page 4: Dengue Hay Fever

Riwayat alergi makanan dan alergi obat disangkal.

III. OBYEKTIF

Status Generalis

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : compos mentis

GCS : E4V5M6

Status Gizi

Berat Badan : 62 kg

Tinggi Badan :172 cm

BMI : 21 (normal)

Vital SignTekanan Darah :130/70 mmHg (posisi baring)

Nadi :64 x/menit, regular, kuat angkat (posisi baring)

Frekuensi Nafas :18 x/menit, regular, tipe torako-abdominal

Suhu aksiler :36,4ºC

Rumple Leed : positif

Status Lokalis

Kepala:

Ekspresi wajah : normal

Bentuk dan ukuran : normal

Rambut : rontok (-)

Edema : (-)

Malar rash : (-)

Parese N. VII : (-)

Nyeri tekan kepala : (-)

Massa : (-)

Mata:

Simetris

3

Page 5: Dengue Hay Fever

Alis : normal

Exopthalmus (-/-)

Ptosis (-/-)

Edema palpebra (-/-)

Konjungtiva: anemis (-/-), hiperemia (-/-)

Sclera : icterus (-/-)

Pupil : isokor, bulat, refleks pupil (+/+)

Kornea : normal

Lensa : katarak (-/-)

Pergerakan bola mata ke segala arah : normal

Telinga:

Bentuk : normal simetris antara kiri dan kanan

Lubang telinga : normal, secret (-/-)

Nyeri tekan tragus (-/-)

Peradangan pada telinga (-)

Pendengaran : kesan normal

Hidung:

Simetris, deviasi septum (-/-)

Napas cuping hidung (-/-)

Perdarahan (-/-), secret (-/-)

Penghidu normal

Mulut:

Simetris

Bibir : sianosis (-), stomatitis angularis (-), pursed lips breathing (-)

Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-)

Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah berselaput (-), kemerahan di

pinggir (-), tremor (-), lidah kotor (-)

Gigi : dalam batas normal

Mukosa : Normal

4

Page 6: Dengue Hay Fever

Leher:

Simetris

Kaku kuduk (-)

Pembesaran KGB (-)

JVP : 5 + 2 (tidak meningkat)

Pembesaran otot SCM (-)

Otot bantu nafas SCM tidak aktif

Pembesaran kelenjar thyroid (-)

Thoraks:

1. Inspeksi:

Bentuk & ukuran: normal, simetris,barrel chest (-)

Pergerakan dinding dada: simetris

Permukaan dada: ikterik (-), papula (-), petechiae (-), purpura (-), ekimosis

(-), spider naevi (-), vena kolateral (-), massa (-)

Penggunaan otot bantu nafas: SCM tidak aktif

Iga dan sela iga: simetris, pelebaran ICS (-)

Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: cekung, simetris kiri dan

kanan

Fossa jugularis: tidak tampak deviasi

Tipe pernapasan: torako abdominal

Ictus cordis : ICS V linea midclavicula sinistra

2. Palpasi:

Posisi mediastinum: deviasi trakea (-)

Nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-)

Pergerakan dinding dada simetris, gerakan tertinggal (-)

Fremitus vocal:

Normal Normal

Normal Normal

Normal Normal

5

Page 7: Dengue Hay Fever

Ictus cordis teraba pada ICS V linea mid clavicula sinistra, thrill (-).

6

Page 8: Dengue Hay Fever

3. Perkusi:

Densitas

Sonor Sonor

Sonor Sonor

Sonor Sonor

Batas paru-hepar:

o Inspirasi : ICS VI

o Ekspirasi : ICS IV

4. Auskultasi:

Cor : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-). Pulmo :

Vesikuler :

Rhonki basah :

- -

- -

- -

Wheezing :

- -

- -

- -

7

Ekskursi 2 ICS

+ +

+ +

+ +

Page 9: Dengue Hay Fever

Abdomen:

1. Inspeksi:

Distensi (-)

Umbilicus: masuk merata

Permukaan kulit: ikterik (-), vena collateral (-), massa (-), caput medusae

(-), spider naevi (-), scar (-), striae (-), ruam (-)

2. Auskultasi:

Bising usus (+) normal, frekuensi 8 x/menit

Metallic sound (-)

Bising aorta (-)

3. Perkusi:

Orientasi : Normal

Organomegali : tidak ada.

Nyeri ketok (-)

4. Palpasi:

Nyeri tekan ringan (-)

Nyeri tekan dalam

massa (-), defans muskular (-)

Hepar , ren, dan lien : Normal, tidak terdapat pembesaran.

Nyeri kontra lateral (-), nyeri tekan lepas (-)

Ekstremitas:

Akral

hangat

:+ +

Sianosis : - -

+ + - -

Edema : - - Clubbing : - -

8

+ -

- -

Page 10: Dengue Hay Fever

finger

- - - -

Deformitas : - - Ikterik : - -

- - - -

Genitourinaria: Tidak dievaluasi

IV. RESUME

Pasien Tn. IW usia 22 rujukan dari klinik Soja datang ke IGD RSUP NTB

mengeluhkan demam terus menerus sudah 5 hari sejak tanggal 1 Juli 2015. Demam

tinggi dirasakan terus menerus selama 4 hari dan tidak membaik setalah minum

obat penurun panas. Keluhan lain yaitu keringat dingin (+), pusing (+), nyeri perut

(+) sekitar hipokondriaka dextra dan epigastrium, mual (+), muntah (+), nyeri

seluruh persendian (+), nyeri retroorbita (+), nyeri tenggorokan (+), batuk (-), pilek

(-). Mimisan dan perdarahan di tempat lain disangkal. Keluhan nyeri dada, rasa

berdebar pada dada, sesak, kejang dan perubahan status mental disangkal. Aktivitas

buang air kecil dan buang air besar lancar dan tidak didapatkan kelainan.

Pemeriksaan fisik yang didapatkan KU baik, kesadaran compos mentis. Tekanan

darah 130/70 mmHg, nadi radialis 64x/menit, pernapasan 18x/menit, suhu aksila

36,4 ºC. Nyeri tekan dalam pada hipokondriaka dextra dan epigastrium. Rumple

leed positif.

9

Page 11: Dengue Hay Fever

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap

Parameter

Hasil Nilai Rujukan

UGD

(06/07/15)

Ruangan

(07/07/15)

Ruangan

(08/07/15)

Ruangan

(09/07/15)

HGB 16,8 17,8 16,1 15,6 11,5 – 16,5 g/dL

RBC 5,46 5,77 5,24 5,10 4,0 – 5,0 x 106 /µL

HCT 44,4 47,7 44,2 43,6 37,0 – 45,0 %

MCV 81,3 82,7 84,4 85,5 82,0 – 92,0 fl

MCH 30,8 30,8 30,7 30,6 27,0 – 31,0 pg

MCHC 37,8 37,3 36,4 35,8 32,0 – 37,0 g/dL

WBC 6,18 9,22 8,20 7,16 4,0 – 11,0 x 103 /µL

PLT 18 17 34 94 150 – 400 x 103 /µL

Pemeriksaan Lain

ParameterHasil

IGD (6/7/2015)

IgM Negatif

IgG Negatif

Widal test Salmonella typhi titer O (+) 1/160

Salmonella typhi titer H (+) 1/160

Salmonella paratyphi A (+) 1/320

VI. ASESSMENT

Diagnosis : infeksi Dengue dengan Warning Sign

10

Page 12: Dengue Hay Fever

VII. PLANNING

Terapi:

Medikamentosa:

Infus RL 30 tpm

Paracetamol 3x500 mg (k/p)

Ranitidin 2x1 ampul

Non-medikamentosa:

Bed rest

Konsumsi cairan yang adekuat

KIE

Penyakit infeksi Dengue, terapi, dan komplikasinya.

Kontrol kembali jika ada keluhan berulang atau keluhan lain.

Monitoring Keluhan

Tanda vital

Hematologi (Hb,Ht, trombosit,WBC) per 24 jam

Prognosis Ad Vitam : Bonam

Ad Functionam : Bonam

Ad Sanationam : Bonam

11

Page 13: Dengue Hay Fever

FOLLOW UP PASIEN

Tgl Subyektif Obyektif Assessment Planning8/07/15

KU: demam RPS: Nyeri perut (+) sekitar epigastrium dan regio kanan atas disertai mual, muntah (-), nyeri memberat dengan palpasi dalam. Sakit kepala terutama retroorbita (+), nyeri sendi (+) menyeluruh tidak berpindah. Keringat dingin dan menggigil (-).Batuk (-), pilek(-).

Keadaan Umum: baikKesadaran: CMTD: 120/80 mmHgN: 80x/mnt regular, kuat angkat RR: 24x/mnt T: 36,6˚CK/L: an -/-; ikt -/-, Tho: C: S1S2 tunggal regular m(-) g (-) P: Ves +/+ wh -/- rh-/-Abd: distensi (-); BU (+), N; massa (-); Nyeri tekan dalam di regio kanan atas (+) dan epigastrium.Ekst: hangat (+/+)/(+/+)Edema (-/-)/(-/-)

Dengue dengan Warning Sign Infus RL 30 tpm Paracetamol 3x500

mg Lanzoprazole 3x 30

mg Ondansentron 1

ampul/ 8 jam

9/07/15

Mual (-), muntah (-), demam (-), nyeri perut (-)

Keadaan Umum: baik Kesadaran: CMTD: 130/70 mmHgN: 64x/mnt regular, kuat angkat, RR: 18x/mnt T: 36,4˚CAbd: Nyeri tekan dalam regio kanan atas (+)

Dengue dengan Warning Sign Infus RL 30 tpm Lanzoprazole 3x 30

mg Ondansentron 1

ampul/ 8 jam

Pukul 14.00 BPL

12

Page 14: Dengue Hay Fever

13

Page 15: Dengue Hay Fever

PEMBAHASAN

Definisi

Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit

yang disebabkan oleh virus dengue. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome)

merupakan DBD disertai dengan renjatan syok.

Epidemiologi

Indonesia merupakan salah satu negara endemis DBD. Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar 2007, prevalensi kasus DBD tersebar di Indonesia dengan nilai 0,6%.

Prevalensi tertinggi DBD diperoleh pada kelompok umur dewasa muda (25-34 tahun)

dan terendah pada bayi.

Etiologi

Penyebab DD/DBD ialah virus dengue genus Flavivirus dan terdiri dari 4

serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Serotipe terbanyak di Indonesia

adalah DEN-3. Ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpitus

dengan masa inkubasi 4-10 hari. Vektor tersebut umumnya menggigit pada siang hari.

Patogenesis dan Patofisiologi

Patogenesisnya masih belum diketahui dengan pasti. Terdapat 3 sistem organ

yang berperan penting dalam patogenesisnya, yakni sistem imun, hati dan sel endotel

pembuluh darah. Virus yang diinjeksikan vektor terlebih dahulu menginfeksi sel

langerhans dan keratinosit pada epidermis dan dermis yang selanjutnya bermigrasi ke

nodus limfe, di mana makrofag dan monosit direkrut sebagai target infeksi selanjutnya.

Selanjutnya, virus tersebar melalui darah (viremia primer), menginfeksi makrofag

jaringan pada organ limpa, hati, sum-sum tulang, sel stromal dan sel endotel pembuluh

darah. Sel-sel yang terinfeksi mengalami nekrosis dan melepas produk toksik yang

mengaktivasi sistem fibrinolitik dan koagulasi. Gangguan fungsi trombosit terjadi melalui

gangguan pelepasan ADP, peningkatan kadar b-tromboglobulin, dan PF4 (trombosit

faktor 4), sedangkan koagulopati terjadi karena interaksi virus dengan endotel yang

14

Page 16: Dengue Hay Fever

memicu disfungsi endotel (jalur ekstrinsik) dan aktivasi faktor XIa (jalur interinsik).

Hemopoeisis juga ditekan, bergantung pada luasnya infeksi di sum-sum tulang dan kadar

IL-6, IL-8, IL-10, IL-18 sehingga menurunkan trombogenisitas darah. Masa hidup

trombosit pun memendek akibat pengikatan fragmen C3g. Antibodi IgM terhadap virus

dengue bereaksi silang dengan endoteliosit, plasmin dan trombosit, memperkuat

peningkatan permeabilitas vaskular dan koagulopati.

Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul antara lain:

Demam bifasik yang muncul tiba-tiba

Mual-muntah

Nyeri kepala, nyeri otot dan tulang. Nyeri kepala bisa menyeluruh atau terpusat pada

supraorbita dan retroorbita. Nyeri otot terutama pada tendon dan otot perut apabila

ditekan.

Gangguan pada mata: pembengkakan, injeksi konjungtiva, lakrimasi dan fotofobia.

Tanda bahaya: nyeri perut, muntah persisten, akumulasi cairan terlihat pada

pemeriksaan fisik, perdarahan mukosa, letargi, pembesaran hepar >2 cm,

peningkatan hematokrit disertai penurunan jumlah trombosit.

Perjalanan klinis infeksi dengue dibagi menjadi 3 fase, yakni fase febris, kritis dan

pemulihan (gambar 1).

15

Gambar 1. Perjalanan klinis dengue

Page 17: Dengue Hay Fever

Diagnosis

Berdasarkan pedoman demam berdarah dengue WHO 2009, demam dengue terbagi

menjadi 3 bagian, yakni: dengue tanpa tanda-tanda bahaya, dengue dengan tanda-tanda

bahaya, dan dengue berat (gambar 2).

Berdasarkan pedoman WHO tahun 2009 tentang dengue langkah-langkah untuk

menegakkan diagnosis DD/DBD adalah:

a. Anamnesis:

Onset demam/gejala

Jumlah intake cairan oral

Warning sign

Diare

Perubahan status mental/ kejang/ pusing

Urin output (frekuensi, volume, dan waktu buang air kecil terakhir)

16

Gambar 2. Klasifikasi dengue

Page 18: Dengue Hay Fever

Riwayat lain yang relevan, misalnya keluarga atau tetangga menderita

dengue, bearada atau beperjalanan ke area endemis dengue, co-existing

condition (misalnya: hamil, obes, diabetes mellitus, hipertensi), ke hutan dan

berenang di air terjun (pertimbangkan leptospirosis, thypus, malaria), seks

bebas dan pengguna obat terlarang (pertimbangkan HIV).

b. Pemeriksaan Fisik Wajib:

Status mental

Status hidrasi

Status hemodinamik

Takipneu/asidosis breathing/efusi pleura

Abdominal tenderness/hepatomegali/asites

Rash dan manifestasi perdarahan

Tes rumple leed

c. Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap

Sangat penting untuk melihat jumlah hematokrit, WBC, dan platelet.

Leukopenia umumnya terjadi pada hari ke 2-3. Peningkatan hematokrit dan

penurunan platelet umumnya terjadi pada hari ke 2-7 demam.

Pemeriksaan tambahan dibutuhkan sesuai indikasi, meliputi: tes fungsi hati,

glukosa, elektrolit serum, urea, kreatinin, bikarbonat atau laktat, enzim

jantung, EKG dan pemeriksaan urin.

17

Page 19: Dengue Hay Fever

Manajemen

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien dibagi ke dalam

3 kategori manajemen:

a. Group A- Tidak MRS

Pasien yang bisa mendapat volume yang adekuat melalui intake oral dan buang

air kecil minimal sekali setiap 6 jam, serta tidak ada warning sign. Pasien dengan

hematokrit stabil dapat pulang dengan diberikan KIE segera ke rumah sakit jika

keluhan memberat atau ada warning sign.

18

Page 20: Dengue Hay Fever

b. Group B-MRS

Meliputi pasien dengan warning sign, dengan co-existing condition (hamil, infan

atau lansia, obes, diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hemolisis kronis) dan

disesuaikan dengan kondisi sosial pasien (di rumah tinggal sendiri atau jauh dari

rumah sakit dengan transport yang tidak memadai). Jika pasien mengalami dengue

dengan warning sign, rencana terapi sebagai berikut:

Dapatkan nilai hematokrit sebelum mulai terapi cairan. Berikan cairan isotonik

seperti NaCl 0,9%, Ringer’s lactate, atau Hartmann’s solution. Mulai dengan 5-

7 ml/kg/jam selama 1-2 jam, kemudian 3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam ,

kemudian 2-3 ml/kg/jam atau kurang bergantung respon klinis pasien.

Nilai status klinis dan ulangi pemeriksaan hematokrit. Jika hematokrit tetap atau

meningkat sedikit, berikan 2-3 ml/kg/jam selama 2-4 jam. Jika tanda vital

memburuk dan hematokrit meningkat tajam, tingkatkan menjadi 5-10 ml/kg/jam

selama 1-2 jam. Nilai status klinik dan ulangi pemeriksaan hematokrit, laju infus

berdasarkan keduanya.

Prinsipnya berikan cairan intravena untuk mempertahankan perfusi yang baik

dan urin output 0,5 ml/kg/jam. Parameter yang harus dimonitor meliputi tanda

vital, perfusi perifer (setiap 1-4 jam hingga keluar dari critical phase), urin

output setiap 4-6 jam, hematokrit (sebelum dan setelah terapi penggantian

cairan, kemudian setiap 6-12 jam), glukosa darah, dan fungsi organ lainnya

(profil ginjal, hati, dan koagulasi sesuai indikasi).

Jika pasien dengue tanpa warning sign, rencana terapinya sebagai berikut:

Anjurkan cairan oral. Jika tidak toleran, mulai infus NaCl 0,9% atau RL dengan

atau tanpa dekstrose dengan laju maintenance. Untuk pasien obes dan

overweight gunakan berat ideal.

19

Page 21: Dengue Hay Fever

Harus dimonitor tempratur, volume cairan masuk dan urin output (volume dan

frekuensi), warning sign, hematokrit, WBC dan platelet. Pemeriksaanlain

(fungsi hati dan ginjal) sesuai indikasi.

c. Group C- Severe dengue

Tujuan yang ingin dicapai dari resusitasi cairannya adalah meningkatkan

sirkulasi sentral dan perifer (kurangi takikardi, tingkatkan tekanan darah, volume

pulsasi, ekstremitas hangat dan tidak pucat, dan CRT <2 detik) dan

20

Page 22: Dengue Hay Fever

meningkatkan perfusi organ target (kesadaran stabil, urin output ≥0,5 ml/kg/jam,

memperbaiki atau mencegah asidosis metabolik).

Pada renjatan shock, perhatikan apakah shock terkompensasi atau tidak.

21

Page 23: Dengue Hay Fever

Gambar 3. Algoritma compensated shock

22

>50%

ParameterTTV, CRT, hematokrit, Urin output

Anak dan wanita dewasa: <40%,Pria <45% (kemungkinan bleeding)

Page 24: Dengue Hay Fever

Gambar 4. Algoritma decompensated shock

23

TTVdan cek perfusi perifer setiap 30 menit hingga bebas shock, selanjutnya tiap 1-2 jam

Page 25: Dengue Hay Fever

Komplikasi

1. Haemorrhagic complication

Pasien yang berisiko mengalami perdarahan mayor (terutama perdarahan GIT

dan vagina) adalah pasien yang:

Shock prolonged/refrakter

Shock hypotensive dan gagal ginjal atau hati dan/atau asidosis metabolik

berat dan persisten

Diberikan kortikosteroid

Memiliki ulkus peptikum sebelumnya

Dalam terapi antikoagulan

Memiliki trauma, misalnya injeksi intramuskular.

Transfusi harus diberikan segera ketika dicurigai atau dikenali adanya perdarahan

berat. Perdarahan berat dikenali melalui:

Status hemodinamik dan hematokrit

Penurunan hematokrit disertai hemodinamik tidak stabil setelah resusitasi

cairan

Shock refrakter yang gagal respon terhadap terapi cairan 40-60 kg/kg

Hypotensive shock dengan hematokrit normal atau rendah sebelum resusitasi

cairan

Asidosis metabolik persisten atau memburuk, terutama jika disertai distensi/

abdominal tenderness berat.

Tatalaksana komplikasi haemoragik berikan 5-10ml/kg PRC atau 10-20 ml/kg

whole blood. Cek respon hemodinamik dan keseimbangan asam-basa.

2. Overload cairan

Overload cairan dengan efusi pleura luas dan asites umumnya menyebabkan

distres dan gagal nafas akut pada severe dengue. Penyebab lain distres dan gagal

nafas yang munkin adalah edema paru akut, metabolik asidosis berat dan ARDS.

24

Page 26: Dengue Hay Fever

Tatalaksana overload cairan:

Oksigen segera

Stop terapi cairan atau kurangi ke laju minimal

Bergantung fase klinis dengue dan status hemodinamik; jika hemodinamik stabil

dan diluar fase kritis (>24-48 jam) stop cairan IV ataukontinyu dengan monitor

ketat. Jika dibutuhkan berikan furosemide oral/IV 0,1-0,5 mg/kg/dose, 1-2

kali/hari atau infus kontinyu 0,1 mg/kg/jam. Monitor serum kalium.

Jika hemodinamik stabil tapi masih dalam fase kritis, kurangi cairan. Hindari

diuretik.

Jika pasien tetap shock dengan hematokrit rendah atau normal tapi ada tanda

overload cairan mungkin mengalami occult haemorrhage. Berikan whole blood.

Jika tetap shock dengan peningkatan hematokrit, ulangi bolus kecil koloid.

3. Komplikasi lain

Hiperglikemia dan hipoglikemia bisa muncul walaupun tanpa riwayat diabetes

mellitus dan/agen hipoglikemi. Ketidak seimbangan elektrolit dan asam basa yang

kemungkinan berhubungan dengan kehilangan melalui muntah dan diare atau

penggunaan larutan hipotonis untuk resusitas dan koreksi dehidrasi. Hiponatremi,

hipokalemi, hiperkalemi, ketidak seimbangan kalsium dan asidosis metabolik dapat

terjadi. Waspada juga infeksi nosokomial.

Kriteria Boleh Pulang dan KIE

25

Page 27: Dengue Hay Fever

26

Page 28: Dengue Hay Fever

Berdasarkan anamnesis pada pasien yang saya laporkan terdapat gejala demam terus

menerus sudah 5 hari sejak tanggal 1 Juli 2015. Demam tinggi dirasakan terus menerus

selama 4 hari dan tidak membaik setalah minum obat penurun panas. Keluhan lain yaitu

keringat dingin (+), pusing (+), nyeri perut (+) di regio kanan atas dan epigastrium, mual

(+), muntah (+), nyeri seluruh persendian (+), nyeri retroorbita (+), nyeri tenggorokan

(+), batuk (-), pilek (-). Mimisan dan perdarahan di tempat lain disangkal. Keluhan nyeri

dada, rasa berdebar pada dada, sesak, kejang dan perubahan status mental disangkal.

Aktivitas buang air kecil dan buang air besar lancar dan tidak didapatkan kelainan.

Pemeriksaan fisik yang didapatkan KU baik, kesadaran compos mentis. Tekanan darah

130/70 mmHg, nadi radialis 64x/menit, pernapasan 18x/menit, suhu aksila 36,4 ºC. Nyeri

tekan dalam pada hipokondriaka dextra dan epigastrium.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan :

1. Trombositopenia yang mulai pada hari ke 5 demam yakni 18.000, 17.000, 34.000,

dan 94.000 pada hari ke 8 demam.

2. Pada pasien ini hematokrit pada hari ke 5 demam yakni 44,4%, 47,7%, 44,2% dan

43,6% pada hari ke 8 demam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien yang saya laporkan terkena infeksi virus

dengue, MRS pada awal fase kritis disertai dengan warning sign.

Pada pasien Dengue dengan Warning Sign yang dirawat inap di rumah sakit terapi yang

diberikan adalah berdasarkan guideline WHO 2009 terapi cairan. Cairan yang digunakan

adalah cairan isotonik yaitu NaCl 0.9% atau Ringer Laktat . Pada pasien ini jumlah cairan

yang diberikan adalah 90 cc/jam atau 2160 cc per hari. Jumlah tetesan yang didapat

adalah 30 tetes per menit sehingga tetesan yang diberikan pada pasien ini adalah kurang

lebih 30 tetes per menit.

Pada pasien ini diperbolehkan pulang pada hari ke 4 perawatan karena secara keseluruhan

kondisi pasien membaik dan sudah melewati fase kritis. Nafsu makan pasien membaik,

keluhan demam, nyeri kepala (retroorbita), dan nyeri perut sudah berkurang. Pasien juga

sudah bebas demam selama 48 jam tanpa antipiretik. Jumlah trombosit pasien juga sudah

kecenderungan meningkat.

27

Page 29: Dengue Hay Fever

Daftar Pustaka

Tanto, et al, 2014. Kapita selekta kedokteran: essentials of medicine. Jakarta: Media aesculapsius.

World Health Organization, 2009. Dengue, Guidleines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control [online]. Available from: http://www.who.int/tdr/publications/documents/dengue-diagnosis.pdf [Diakses 23 Juli 2015]

DENGUEGUIDELINES FOR DIAGNOSIS,

28