Dengue Heart Fever

download Dengue Heart Fever

of 21

description

dhf

Transcript of Dengue Heart Fever

DENGUE HEMORHAGIC FEVER

1.1 PENGERTIANDengue Hemoragic Fever adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat kecenderungan kenaikan proporsi penderita DHF pada orang dewasa.

1.2 TANDA DAN GEJALAa. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari turun secara cepat.b. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa: Uji torniquet positif Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva Epistaksis dan perdarahan gusi Hematemesis, melena Hematuric. Hepatomegali : Biasanya dijumpai pada awal penyakit Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit Nyeri tekan pada daerah ulu hati Tanpa diikuti dengan ikterus Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengued. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah: Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki Gelisah dan Sianosis disekitar mulut Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang dari 80 mmHg) Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)e. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai ke tujuh.f. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan terjadinya syok.g. Gejala-gejala lain : Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang. Penurunan kesadaran

1.3 PATOFISIOLOGI DHFYang menentukan beratnya penyakit adalah :a. Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darahb. Menurunnya volume plasma darahc. Adanya hypotensid. Trombositopenie. Diatesis hemoragicPada autopsi penderita DHF yang meninggal, didapatkan adanya kerusakan sistim vaskuler dengan adanya peninggian permeabilitas diding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang serosa, di bawah peritonial, pleural dan perikardial.Pada kasus berat, pengurangan volume plasma sampai 30 % atau lebih. Menghilangnya plasma melalui endotelium ditandai oleh peningkatan oleh peningkatan nilai hematokrit yang mengakibatkan keadaan hipopolemik dan shock, yang dapat menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik bahkan menyebabkan kematian.Kerusakan dinding pembuluh darah bersifat sementara, dengan pemberian cairan yang cukup shock dapat diatasi dan efusi pleura biasanya menghilang setelah beberapa kali perawatan.Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat pada saluran cerna, yang timbul setelah shock berlangsung lama dan tidak teratasi. Perdarahan ini disebabkan oleh trombositopeni serta gangguan fungsi trobosit disamping defisiensi ringan/sedang dari faktor I, II, V, VII, IX, X dan faktor kapiler.Pada pemeriksaan sel-sel pagosit didapatkan peningkatan daya pagositosis dan proliferasi sistim retikolo enditetial yang berakibat penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler sehingga nampak adanya trombositopeni.Aktifasi sistim komplemen juga memegang peranan penting dalam patogenesis DHF , komplek imun biasanya ditemukan pada hari ke 5 sampai ke 7 saat terserang shock terjadi. Produksi aktivitas komplemen ini bersifat anafilaktoksin yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler sehingga permeabilitas diding pembuluh darah meningkat.

1.4 Derajad DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :a. Derajat 1 :Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji Tourniquet positifb. Derajat 2 :Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.c. Derajat 3 :Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (1/20 dan akan meningkat dalam stadium rekovalensi sampai lebih dari pada 1/2560.Apabila titer HI pada fase akut>1/1280 maka kadang titernya dalam stadium rekonvalensi tidak naik lagi. (UPF IKA, 1994 ; 202). Pada renjatan yang berat maka diperiksa : Hb, PCV berulangkali (setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukan tanda perbaikan) faal haemostasis x-foto dada, elektro kardio gram, kreatinin serum.7. Diagnosa Banding1) Belum / tanpa renjatan :a) Campakb) Infeksi bakteri / virus lain (tonsilo faringitis, demam dari kelompok pnyakit exanthem, hepatitis, chikungunya)2) Dengan renjatan : Demam tipoid3) Renjatan septik oleh kuman gram negatif lain- Dengan perdarahan :Leukimia, Anemia aplastik- Dengan kejang Ensefalitis, meningitis

8. Pencegahan Dan PemberantasanPemberantasan Dengue Haemoragic Fever (DHF) seperti juga penyakit menular laibn didasarkan atas meutusan rantai penularan, terdiri dari virus, aedes dan manusia. Karena sampai saat ini belum terdapat vaksin yang efektif terdapat virus itu maka pemberantasan ditujukan pada manusia terutama pada vektornya. Prinsip tepat dalam pencegahan DHF (Sumarmo, 1998 ; 57)1. manfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan pemberantasan pada saat hsedikit terdapatnya DHF / DSS2. memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia.3. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah pengambaran yaitu sekolah dan RS, termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.4. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggiMenurut Rezeki S,Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk penularan ditempat perindukannya dengan melakukan 3M yaitu:a. Menguras tempat tampet penampungan air secara teratur sekurang kurangnya sxeminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnyab. Menutup rapat rapat tempat penampung air danc. Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air hujan sepertidilanjutkan di baliknya.

9. Penatalaksaan Pada dasarnya pengobatan pasien Dengue Haemoragic Fever (DHF) bersifat simtomatis dan suportif.Dengue Haemoragic Fever (DHF) ringan tidak perlu dirawat, Dengue Haemoragic Fever (DHF) sedang kadang kadang tidak memerlukan perawatan, apabila orang tua dapat diikutsertakan dalam pengawasanpenderita di rumah dengan kewaspadaan terjadinya syok yaitu perburukan gejala klinik pada hari 3-7 sakit ( Purnawan dkk, 1995 ; 571) Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue (UPF IKA, 1994 ; 203) yaitu: Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan kurang) atau kejangkejang.Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati uji torniquet positif/negatif, kesakitan, Hb dan Ht/PCV meningkat, Panas disertai perdarahan, Panas disertai renjatan.Sedangkan penatalaksanaan Dengue Haemoragic Fever (DHF) menurut UPF IKA, 1994 ; 203 206 adalah.Belum atau tanpa renjatan:Grade I dan IIHiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diatasi dengan antipiretika dan surface cooling. Antipiretik yang dapat diberikan ialah golongan asetaminofen,asetosal tidak boleh diberikanUmur 6 12 bulan : 60 mg / kaji, 4 kali sehariUmur 1 5 tahun : 50 100 mg, 4 sehariUmur 5 10 tahun : 100 200 mg, 4 kali sehariUmur 10 tahun keatas : 250 mg, 4 kali sehariTerapi cairan:1. infus cairan ringer laktat dengan dosis 75 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml / kgBB / hari untuk anak dengan BB < 10 10 kg bersama sama di berikan minuman oralit, air bauh susu secukupnya2. Untuk kasus yang menunjukan gejala dehidrasi disarankan minum sebanyak banyaknya dan sesering mungkin.3. Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut : 100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg 75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg 60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg 50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIAN1. Data Subyektif : Panas Lemah Nyeri ulu hati Mual dan tidak nafsu makan Sakit menelan Pegal seluruh tubuh Nyeri otot, persendian, punggung dan kepala Haus2. Data Obyektif Suhu tinggi selama 2 - 7 hari Kulit terasa panas Wajah tampak merah , dapat disertai tanda kesakitan Nadi cepat Selaput mukosa mulut kering Ruam dikulit lengan dan kaki Hiperemia tenggorokan Epistaksis Pembesaran hati dan nyeri tekan Pembesaran limfe Nyeri tekan pada epigastrik Hematomesis Melena Gusi berdarah Hipotensi3. Data Penunjanga. Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpaib. Ig.G dengue positifc. Trombositopenid. Hemoglobin meningkate. Hemokonsentrasi ( hematokrit meningkat)f. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan- hipoproteinemia- hiponatremia dan- hipokalemiaPada hari kedua dan ketiga terjadi lekopenia, netropenia, aneosinophilia, peningkatan limposit, monosit dan basofil , SGOT atau SGPT darah mungkin meningkat, Ureum dan Ph darah mungkin meningkat . Waktu pendarahan memanjang pada pemeriksaan analisa gas darah arteri menunjukkan asidosis metabolik: PCO2< 35 40 mm Hg, HCO3rendahPemeriksaan serologiPada pemeriksaan ini di lakukan pengukuran literantibodi pasien dengan cara haemaglutination nibitron test (HIT test) atau dengan uji peningkatan komplemen pada pemeriksaan serologi di butuhkan dua bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut atau demam dan masa penyembuhan ( 104 minggu setelah awal gejala penyakit ) untuk pemeriksaan serologi ini di ambil darah vena 2 5 ml. Pemeriksaan sianosis yang menunjang antara lain foto thorak mungkin di jumpai pleural effusion, pemeriksaan USG hepatomegali dan splenomegali.4. Prioritas masalah Keperawatan : Mencegah terjadinya hipopolemik syok Intik nutrisi yang adekuat. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi. Informasi tentang proses penyakit Cemas

5. Diagnosa Keperawatan :NODIAGNOSA KEPERAWATANHASIL YANGDIHARAPKANRENCANATINDAKAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

8.

Peningkatan suhu tubuh (hiper-termia) sehubungan dengan pro-ses penyakit (viremia).

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan se-hubungan dengan mual, muntah, anoreksia & sakit saat menelan.

Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan & obat-obatan pasien sehubung-an dengan kurangnya informasi.

Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut sehubungan dengan trombositopenia.

Gangguan aktifitas sehari-hari se-hubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.

Gangguan rasa nyaman: nyeri sehubungan dengan mekanisme patologis (proses penyakit).

Potensial terjadi syok hipovole-mik sehubungan dengan perda-rahan hebat.

Koping individu yang tidak efek-tif sehubungan dengan perawatan di rumah sakit.

Potensial terjadi reaksi tranfusi sehubungan dengan pemberian tranfusi.

-Suhu tubuh normal (36-37oC).-Pasien bebas dari demam.

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi; pasien mampu meng-habiskan makanan sesuai de-ngan porsi yang diberikan/dibutuhkan.

Pengetahuan pasien/keluarga tentang proses penyakit, diet, perawatan & obat-obatan bagi penderita DHF meningkat serta pasien/keluarga mampu menceritakannya kembali.

-Tidak terjadi tanda-tanda per-darahan lebih lanjut (secara klinis).-Jumlah trombosit meningkat.

-Kebutuhan aktifitas sehari-hari terpenuhi.-Pasien mampu mandiri sete-lah bebas demam.

-Rasa nyaman pasien terpenu-hi.-Nyeri berkurang atau hilang.

-Tidak terjadi syok hipovole- mik.-Tanda-tanda vital dalam ba-tas normal.-Keadaan umum baik.

Pasien dapat:-mengungkapkan perasaannya selama dirawatdi rumah sakit.-mengidentifikasi kekuatan di-rinya.-mengidentifikasi koping yang efektif.-mengidentifikasi & meman-faatkan sumber-sumber eks-ternal.-menetapkan cara mengatasi masalah selama dirawat di rumah sakit.

Reaksi tranfusi tidak terjadi.

1. Mengkaji saat timbulnya demam.2. Mengobservasi tanda-tanda vi-tal: suhu, nadi, tensi, pernapas-an setiap 3 jam atau lebih serring.3. Memberikan penjelasan tentang penyebab demam atau pening-katan suhu tubuh.4. Memberikan penjelasan pada pasien/keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam & menganjurkan pasien/keluarga untuk kooperatif.5. Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien & akibatnya jika hal tersebut tidak dilaku-kan.6. Menganjurkan pasien untuk ba-nyak minum 2,5 l/24 jam & jelaskan manfaatnya bagi pasien.7. Memberikan kompres dingin (pada daerah axila & lipat paha).8. Menganjurkan untuk tidak memakai selimut & pakaian yang tebal.9. Mencatat asupan & keluaran.10. Memberikan terapi cairan in-travena & obat-obatan sesuai dengan program dokter (masa-lah kolaborasi).

1. Mengkaji keluhan mual, sakit menelan & muntah yang diala-mi oleh pasien.2. Mengkaji cara/bagaimana ma-kanan dihidangkan.3. Memberikan makanan yang mudah ditelan seperti: bubur, tim & dihidangkan saat masih hangat.4. Memberikan makanan dalam porsi kecil & frekuensi sering.5. Menjelaskan manfaat makanan/ nutrisi bagi pasien terutama sa-at pasien sakit.6. Memberikan umpan balik posi-tif saat pasien mau berusaha menghabiskan makanannya. 7. Mencatat jumlah/porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.8. Memberikan nutrisi parenteral (kolaborasi dengan dokter).9. Memberikan obat-obat antasida (anti emetik) sesuai program dokter.10. Mengukur berat badan pasien setiap hari (bila mungkin).1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penya- kit DHF.2. Mengkaji latar belakang pendi-dikan pasien/keluarga.3. Menjelaskan tentang proses pe-nyakit, diet, perawatan & obat-obatan pada pasien dengan ba-hasa & kata-kata yang mudah dimengerti/dipahami.4. Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan & manfaat nya bagi pasien.5. Memberikan kesempatan pada pasien/keluarga untuk mena-nyakan hal-hal yang ingin dike-tahui sehubungan dengan penyakit yang dialami pasien.6. Menggunakan leaflet atau gam-bar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika ada/memung-kinkan).

1. Memonitor tanda-tanda penu-runan trombosit yang disertai dengan tanda-tanda klinis.2. Memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia pada pasien.3. Memonitor jumlah trombosit setiap hari.4. Menganjurkan pasien untuk ba-nyak istirahat.5. Memberikan penjelasan pada pasien/keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut seperti: hematemesis, melena, epistak-sis.6. Menjelaskan obat-obat yang di berikan & manfaatnya serta a-kibatnya bagi pasien.7. Mengantisipasi/mencegah terja-dinya perlukaan atau perdarah-an:a. menggunakan sikat gigi lunak.b. memelihara kebersihan mu-lut.c. menghindari tindakan inva-sif melalui rektum seperti: pemberian obat suppositoria, enema, rektal thermometerd. menggunakan pencukur lis-trik (jika pasien butuh bercu-kur).e. memberikan tekanan 5-10 menit setiap kali selesai me-ngambil darah.

1. Mengkaji keluhan pasien.2. Mengkaji hal-hal yang mampu/ tidak mampu dilakukan oleh pasien sehubungan dengan ke-lemahan fisiknya.3. Membantu pasien memenuhi kebutuhan aktifitasnya sehari-hari sesuai dengan tingkat ke-terbatasan pasien seperti mandi, makan, eliminasi.4. Membantu pasien untukk man- diri sesuai dengan perkembang-an kemajuan fisiknya.5. Memberi penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu & meningkatkan kekuatan fisik pasien.6. Meletakkan barang-barang ditempat yang mudah terjang-kau oleh pasien.7. Menyiapkan bel di dekat pasien

1. Mengkaji tingkat nyeri yang di alami pasien dengan memberi rentang nyeri (0-10), biarkan pasien menentukan tingkat nyeri yang dialaminya, tetapkan tipe nyeri yang dialami pasien, respons pasien terhadap nyeri yang dialami.2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri (budaya, pendi-dikan, dll).3. Memberikan posisi yang nya-man, usahakan situasi ruangan yang tenang.4. Memberikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri (libatkan keluarga). Menganjurkan pa-sien untuk membaca buku, mendengar musik, nonton TV (mengalihkan perhatian).5. Memberikan kesempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan teman-temannya/orang terdekat.6. Memberikan obat-obat analge-tik (kolaborasi dokter).

1. Monitor keadaan umum pasien.2. Observasi tanda-tanda vital tiap 2-3 jam.3. Monitor tanda-tanda perdarahan4. Jelaskan pada pasien/keluarga tentang tanda-tanda perdarahan yang mungkin dialami pasien.5. Anjurkan pasien/keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.6. Pasang infus, beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarah-an (kolaborasi dengan dokter)7. Segera puasakan jika terjadi perdarahan saluran pencernaan.8. Cek Hb, Ht, trombosit (sito).9. Perhatikan keluhan pasien se-perti mata berkunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas di-ngin, sesak nafas.10. Berikan tranfusi sesuai dengan program dokter.11. Monitor masukan & keluaran, catat & ukur perdarahan yang terjadi, produksi urin.12. Berikan obat-obatan untuk mengatasi perdarahan sesuai dengan program dokter.13. Bila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan pasien terlentang atau posisi datar.14. Berikan terapi oksige sesuai dengan kebutuhan.15. Segera lapor dokter jika tam-pak tanda-tanda syok hipovo- lemik & observasi ketat pasien serta percepat tetesan infus sambil menunggu program dokter selanjutnya.1. Membina hubungan saling per-caya dengan pasien.2. Bekomunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien & melindungi pasien da-ri situasi stress.3. Beri kesempatan & dorongan pada pasien untuk mengungkap kan perasaaan & persepsinya.4. Membantu pasien mengkaji & mengidentifikasi situasi & ma-salah yang timbul saat ini.5. Membantu pasien mengidenti-fikasi koping sebelumnya baik yang efektif maupun yang tidak efektif6. Bantu pasien menilai kekuatan dirinya & kemungkinan peme-cahan masalah.7. Mendiskusikan koping yang e-fektif yang akan digunakan8. Libatkan pasien dalam perawat-an dirinya.9. Jelaskan proses penyakit, hasil pemeriksaan laboratorium, test diagnosis lain & pengobatan yang diberikan (kolaborasi de-ngan dokter).10. Jelaskan tiap tindakan kepera-watan yang akan dilakukan pada pasien & beritahukan manfaatnya.11. Libatkan keluarga terutama dalam memberikan dorongan pada pasien. 1. Pesan darah/komponen darah2. sesuai dengan instruksi medis.3. Cek ulang formulir permintaan darah sebelum dikirim.4. Sebelum pemberian tranfusi ya-kinkan bahwa daerah tusukan infus tidak tampak tanda-tanda plebitis & aliran infus lancar.5. Gunakan Blood Set untuk pem-berian tranfusi.

DAFTAR PUSTAKAhttps://krismasbayou.wordpress.com/2013/08/06/lp-askep-dhf-dengue-haemoragic-fever/ diakses pada tanggal 25 Februari 2015 pukul 10:30

http://abdul-mufti.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-dhf.html diakses pada tanggal 25 Februari 2015 pukul 10:30

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANDengan Masalah DHFRuang IGDRumah Sakit Universitas Airlangga

OLEH :ASTUTIK, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANINSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan dengan masalah DHF ruang IGD d Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya disusun oleh :Nama: Astutik, S.KepSemester : IIProdi : Pendidikan NersPraktika jiwa yang dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2015-04 April 2015 yang telah disahkan dan disetujui pada :Hari: Tanggal: Surabaya, Februari 2015

Faculty Tutor

( )Preceptee

( )

Mengetahui

PJ IGD

( )Preceptor

( )