Definisi menurut Philip Kotler (1988 3), Pemasaran · Definisi menurut Philip Kotler (1988 3),...
Transcript of Definisi menurut Philip Kotler (1988 3), Pemasaran · Definisi menurut Philip Kotler (1988 3),...
BâB 11
LANDASAX TEORI
Pada masa sekarang ini pemasaran mutlak diperlukan
dalam setiap usaha baik untuk memasarkan barang ataupun
Jasa, karena tanpa mempunyai fungsi pemasaran yang baik,
naka suatu usaha tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan
baik. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok
yang dilakukan perusahaan untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya, berkembang, dan terutama untuk
mendapatkan laba. Kegiatan penasaran harus dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen, jika ingin usahanya
dapat berjalan terus dan supaya konsumen juga dapat
mempunyai pandangan yang baik terhadap perùsahaan
tersebut.
Definisi menurut Philip Kotler (1988 3), Pemasaran
dapat didefinisikan sebagai berikut ''Harketing is a
social and managerial process by which individuals and
groups obtain what they need and want through creating
and exchanging products and value with other''.
10
Definisi ini nenpunyai terjemahan suatu proses
manajerial dan sosial, yang mana melalui proses itu
individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan
dan nempertahankan produk-produk dan nilai dengan
individu-individu dan kelonpok-kelompok lain .
Pendapat dari J . Barry Hason dan Hazel F. Ezel
(1987 6), yang menyatakan k ting is a way ofHar e
thinking about problems of exchange
Definisi ini mempunyai terjemahan Pemasaran adalah
suatu cara pemikiran tentang nasalah-masalah pertukaran.
Haksudnya persoalan-persoalan pendekatan pemasaran keluar
dari sudut pandang konsumen yang
sebenarnya,
jasa-jasa yang memuaskan dan yang diinginkan
potensial atau
kenudian meneiptakan produk-produk atau
untuk
memenuhi kebutuhan .
Henurut Alex S. 'itisemito (1991 13), pemasaran
adalah senua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar
arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara
paling efisien dengan maksud
efektif.
untuk meneiptakan permintaan
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pemasaran
mencakup suatu usaha yang diidentifikasikan dari
keinginan dan kebutuhan konsumen juga penetapan harga
k .fA
11
serta promosi dan saluran distribusi yang efektif
sehingga perusahaan dapat mqnciptakan kepuasan konsumen .
Kegiatan-kegiatan pemasaran tinbul apabila manusia
memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya
dengan cara tertentu yang disebut pertukaran. Pemasaran
merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan
hubungan pertukaran . Kegiatan-kegiatan di dalam pemasaran
tidak lain bertujuan memberikan kepuasan baik kepada
penjual Maupun kepada pembeli.
2.2- Konseo Pemasaran
Suatu perusahaan yang mengarahkan kegiatan
pemasaran kepada penuasan kebutuhan dan keinginan
konsumen berarti perusahaan tersebut sudah menggunakan
cara yang disebut dengan konsep pemasaran.
konsep pemasaran
berorientasi pada pembeli, yang didukung oleh penasaran
yang terintegrasi dan bertujuan menimbulkan kepuasan
pembeli sebagai alat untuk meneapai tuluan perusahaan.
Henurut 'illiam J. Stanton (1984 14), Konsep
pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
Pada hakekatnya adalah konsep yang
Tujuan utama dari konsep pemasaran adalah untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen . Semakin
berkembangnya tehnologi dan semakin majunya masyarakat,
maka konsep pemasaran juga senakin berkembang. Jika suatu
perusahaan ingin naju dan tetap bertahan di dalam
menjalankan usahanya, perusahaan harus terus memantau
kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat atau perilaku dari
masyarakat, bukan hanya pada pembeli saja, tetapi
berorientasi pada masyarakat.
Konsep pemasaran menurut Radiosunu (1983 10),
adalah
tugas pokok perusahaan menentukan kebutuhan, keinginan ,
dan penilaian dari pasar yang menjadi sasaran danmenyesuaikan kegiatan perusahaan sedemikian rupa agardapat menyanpaikan kepuasan yang diinginkan pasarnyasecara lebih efisien dan efektif dari saingan-saingannya .
Definisi di atas dapatlah disimpulkan bahwa suatu
perusahaan yang berorientasi pada pasar akan berusaha
untuk meghasilkan apa yang diinginkan oleh konsumen, dan
bukan berusaha agar konsumen membeli apa yang dihasilkan
oleh perusahaan .
Banyak perusahaan meneoba untuk mengerti perilaku
konsumen, agar mereka dapat memberikan konsumen kepuasan
yang lebih besar.
1 .=;
Perilaku konsumen menurut Basu Swastha . DH dan T.
Hani Handoko (1987 S), adalah
'' Kegiatan-kegiatan individu yang secaraterlibat dalam mendapatkan dan mempergunakanbarang dan jasa-jasa termasuk di dalamnyapengambilan keputusan pada persiapan dankegiatan-kegiatan tersebut ''
lansungbarang-proses
penentuan
Eda 2 elemen penting dari arti perilaku konsumen
yaitu
1. Proses pengambilan keputusan .
2. Kegiatan fisik.
Dinana kedua hal tersebut melibatkan individu dalam
menilai, mendapatkan,
jasa.
Ilmu-ilmu sosial
dan mempergunakan barang-barang dan
kadang-kadang mengartikan bahwa
perilaku itu hanyalah menyangkut kegiatan-kegiatan yang
tampak atau mudah diamati saja. Tetapi dengan adanya
perkembangan sekarang ini bahwa kegiatan yang jelas
terlihat hanyalah merupakan satu bagian dari proses
pengambilan keputusan . Jadi, analisa perilaku konsumen
yang realistis hendaknya menganalisa juga proses-proses
yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu
menyertai setiap pembelian. Hempelajari perilaku konsumen
tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi,
tetapi Juga dinana, bagaimana kebiasaannya, dan dalam
kondisi maeam apa barang-barang dan jasa-jasa dibeli.
14
Henurut David L. Ludon (1984 perilaku konsumen
adalah sebagai proses pengambilan keputusan dan
aktifitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam
nengevaluasi, nenperoleh, menggunakan atau dapat memper-
gunakan barang-barang dan Jasa.
Henurut Alex S. Nitisemito (1991 119), tingkah laku
konsumen (consumer behavior) adalah ilmu yang mencoba
mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-
tindakannya untuk membeli suatu baran: atau jasa
tertentu.
2.4 . Faktor-faktor van, memoengaruhi oerilaku konsuoen
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi agar
konsumen membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan .
âgar kegiatan pemasaran perusahaan dapat berhasil, maka
perusahaan perlu mengetahui dan memahani perilaku
konsunen dalam membeli suatu produk. Untuk dapat memahami
ha1 tersebut, maka harus diketahui faktor-faktor dasar
yang ada dalam diri konsumen tersqbut.
tersebut adalah
Faktor-faktor
- faktor ekstern
- faktor intern
. Jc+ '
15
Faktor Ekstern
Perilaku konsunen sangat dipengaruhi oleh berbagai
lapisan masyarakat di mana dilahirkan dan
dibesarkan . Ini berarti konsumen yang berasal dari
lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda, akan
mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap dan
selera yang berbeda-beda pula.
Faktor ekstern terdiri dari
a. Kebudayaan
Kebudayaan sifatnya sangat luas dan nenyangkut segala
kehidupan manusia. Kebudayaan adalah kompleks, yang
nencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, istiadat, kemampuan-kenampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Henurut Douglas J. Dolrimple dan Leonard Persons
yang dikutip oleh Basu Swastha dan T. Hani Handoko
(1987
adat
59), kebudayaan didefinisikan ''Simbol dan fakta
yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan
dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur
perilaku manusia dalam masyarakat yang ada''
@
Hempelajari perilaku konsumen adalah Juga mempelajari
perilaku manusia, sehingga perilaku konsunen juga
ditentukan oleh kebudayaan yang tereermin pada cara
18
hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan
bermaeam-macam barang dan jasa di pasar.
akan
Henurut Koentjaraningrat (1985 42), kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan ha1 karya
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
dari manusia dengan belajar.
Hal ini berarti sifatnya sangat luas dan menyangkut
segala aspek kehidupan manusia Kebudayaan mencakup
semuanya yang didapat atau dipelajari oleh manusia: ..
sebagai anggota masyarakat.
b . Kelas sosial
Henurut Philip Kùtler (1993
sosial dalam hal ini adalah
225), pengertian kelas
sebuah kelompok yang
relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat
yang tersusun secara hierarki dan yang keanggotaannya
mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.
Lapisan-lapisan 'sosial dalan masyarakat dapat terjadi
dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat
itu, tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk
mengejar suatu tujuan bersama. Alasan yang dipakai
berlainan bagi tiap-tiap masyarakat. âda yang berdasarkan
pada keturunan, kepandaian, kekayaan, dan lain-lain.
Kelas sosial menunjukkan perbedaan pilihan produk dan
merek dalam suatu bidang tertentu seperti: pakaian,
perabot, aktiyitas waktu senggang, mobil, dan lain-lain .
Penbagian kelas sosial nenurut Basu Swastha dan T. Rani
Handoko (1987 63), adalah golongan atas, golongan
menengah, golongan rendah.
Golongan atas antara lain pengusaha-pengusaha
kaya, pejabat-pejabat tinggi. Golongan nenengah antara
lain karyawan instansi pemerintah, pengusaha
menengah. Golongan rendah adalah buruh-buruh pabrik,
pegawai redah, tukang becak, dan pedagang kecil .
Penbagian masyarakat ke dalam tiga golongan di atas
bersifat relatif karena sulit untuk dikualifikasikan
secara pasti. Dasar yang dipakai dalam penggolongan ini
adalah tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi
tempat tinggal.
mempunyai tingkat
Dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas
dalam nasyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.
Dalam kenyataannya, masing-masing kelas
kebahagiaan sendiri-sendiri.
e. Kelompok referensi
Henurut Basu Spastha dan Hani Handoko (1987 68),
kelompok referensi yaitu kelompok sosial yang menjadi
ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk
nembentuk kepribadian dan perilakunya.
Herupakan kelompok dalam mana orang ingin menjadi
anggota atau dengan mana orang mengidentifikasikan
i. s. œ
IS
dirinya. Kelompok referensi ini mempengaruhi perilaku
seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan
pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku , dan
anggota-anggota kelompok referensi sering menjadi
penyebar pengaruh dalam ha1 selera dan hobbi, untuk
karena itu konsumen selalu nengawasi kelompok .
Kelompok referensi kecil dapat dibedakan
kelompok primer, meliputi keluarga, sahabat,
tetangga, dan rekan sekerja.
kelompok sekunder, meliputi organisasi keagamaan ,
serikat buruh.
d . Keluarga
Keluarga nemainkan peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku manusia. Sangat perlu
untuk mengetahui sebenarnya siapa anggota keluarga yang
bertindak sebagai penganbil inisiatif, penentu, pembeli
atau siapa yang mempengaruhi suatu keputusan dalam
membeli.
Yang dimaksud dengan keluarga adalah
1. Harried couple.
Henunjukkan lingkup keluarga yang terdiri dari suami-
istri.
2. Nuclear family .
Henun/ukkan lingkup keluarga yang terdiri dari ayah,
19.
ibu, anak-anaknya yang hidup bersama.
Extended family .
Henunjukkan lingkup keluarga yang terdiri dari
keluarga inti ditambah dengan orang-orang yang
mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut,
seperti kakek, nenek, panan, bibi, menantu .
Faktor Intern
Faktor intern terdiri dari
a. Hotivasi
Henurut Leon G. Shiffman (1983 49), motivasi adalah
''The driving force within individuals that impels them to
action'' yang artinya notivasi merupakan kekuatan
penggerak dalam diri seseorang yang menyebabkan atau
memaksanya bertindak, kekuatan penggerak itu diakibatkan
oleh rasa ketegangan yang merupakan hasil dari akibat
tidak terpenuhinya kebutuhan . Setiap orang berusaha baik
secara sadar ataupun tidak sadar untuk mengurangi rasa
ketegangan melalui tingkah laku yang mereka harapkan akan
memenuhi kebutuhan mereka dan juga sekaligus mengurangi
rasa ketegangan
Henurut Basu Swastha dan Hani Handoko (1987 : 76),
motivasi didefinisikan sebagai suatu dorongan kebutuhan
dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk
memperoleh kepuasan.
! '
.y+:a=
e*1. (*1r. -4
keinginan untuk merasa aRan, dan
terhadap prestise merupakan beberapa contoh
tentang motif. Dalam ha1 ini kita
suatu keinginan itu harus diciptakan atau
sebelum memenuhi suatu motif. Sumber yang
perlu mengingat bahwa
didorong
mendorong
terciptanya suatu keinginan dapat berada
itu sendiri (seperti rasa lapar) atau berada
pada diri orang
padalingkungannya (seperti melihat
Dapat pula dikatakan
rasa lapar.
nakanan yang menarik).
adanya makanan dapat menimbulkan
keinginan
Seseorang akan menc6ba untuk menuaskan kebutuhan
makan,
perumahan. Bila seseoranf itu telah berhasil
kebutuhannya yang terpenting maka dia akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan berikutnya. Hirarki kebutuhan menurut
Abraham Koslow (1993 43-58), adalah sebagai berikut
3 .
4.
fisiologis, seperti makan, minum,sebagainya.
Kebutuhan akanperlindungandari bah
aya, ancaman, perasaan aman, dan sebagainya .Kebutuhan sosial
, seperti perasaan menjadi anggotalingkungan, cinta, kekeluargaan, kesenangan
,pengakuan oleh orang lain atau kelompok.Kebutuhan akan penghargaan, seperti harga diri,st
atus, reputasi.
Kebutuhan pernyataan diri, seperti pengembanganda
n perwujudan diri, penyelesaian pekerjaan, dankreatifitas
.
keselamatan, seperti
rumahydanKebutuhan
terpenting, misalnya minum ,
memuaskan
pertama yang
Rasa lapar,
Hotif manusia dalam melakukan pembelian untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Hotif penbelian primer dan selektif .
Hotif pembelian yang dibedakan nenurut dasar
pengaruhnya pada proses pembelian . Hotif pembelian
primer adalah motif yang menimbulkan perilaku
pembelian terhadap kategori umum (biasa) pada suatu
produk, seperti membeli televisi atau pakaian . Contoh
motif ini, antara lain keinginan untuk nenikmati
kesenangan, notif untuk ing.in
laiv .
tahu kebudayaan negara
Hotif
mempengaruhi keputusan tentang jenis jasa atau macam
penjual yang dipilih untuk suatu pembelian. Contohnya:
motif keananan, status, prestasi .
2 . Hotif rational atau emosional .
penbelian selektif adalah motif yang
Hotif pembelian yang dibedakan berdasarkan faktor yang
menyebabkan orang membeli. Hotif rational adalah notif
yang didasarkan pada kenyataan seperti yang di-
tunjukkan oleh suatu jasa kepada konsumen .
Faktor yang dipertimbangkan dapat berupa faktor
ekonomi seperti harga kualitas, pelayanan,
ketersediaan barang .
Hotif emosional adalah motif pembelian yang
berkaitan dengan perasaan atau emosi individu , seperti
pengungkapan kebanggaan, kenyamanan, kesehatan,
keananan, kepraktisan .
3. Hotif moral, artinya penbelian ini didasarkan atas
pertimbangan moral. Pembelian ini terjadi bila
seseorang mempunyai pertimbangan-pertimbangan noral
untuk ikut nembantu sesama atau ikut ambil bagian
dalam program kepedulian sosial.
b. Persepsi
Henurut Leon G . Shiffman (1983 130), persepsi
adalah ''The process by which an individuals select,
organites and interprets stimulus into a meaningful and
coherent pieture of the World''
Haksudnya adalah suatu proses di mana
nemilih atau menyeleksi, mengorganisasi
pretasikan rangsangan-rangsangan yang
suatu gambaran keadaan dunianya yang utuh dan penuh arti.
Persepsi tergantung bukan hanya pada sifat rangsangan-
rangsangan fisik tetapi juga pada hubungan rangsangan
dengan medan sekelilingnya dan kondisi dari individu.
Henurut Philip Kotler (1993 : 240), persepsi adalah
proses dimana seorang memilih, mengorganisasi dan
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dari dunia ini.
seseorang
dan menginter-
diterima menjadi
Definisi tersebut diatas dapat dikatakan bahwa
ada faktor utama dalam persepsi yaitu
Stimulus faktor, yang merupakan sifat fisik suatu
obyek seperti ukuran , warna, ketajaman, berat, dan
lain-lain .
yang sifat-sifat
individual yang tidak hanya meliputi proses sensori,
tetapi juga pengalaman di waktu lanpau pada hal yang
sama. Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang
terhadap produk atau jasa dapat berbeda dengan
persepsi orang lain, hal ini disebabkan adanya proses
2. Individual faktor, merupakan
seleksi dari begitu banyak stimulus yang ada.
Tiga proses seleksi menurut E . Jerome He Carthy yaitu
a. Selective exposure (pengamatan selektif), artinya
bahua: mata dan pikiran seseorang hanya nemperhatikan
informasi yang menarik baginya. Contohnya dalam
dunia periklanan, seseorang dihadapkan lebih dari
satu iklan setiap harinya, sehingga orang akan
menyaring rangsangan yang ada .
Selective perseption (persepsi selektif), artinya
bahwa seseorang dapat nenutupi atau mengubah ide-
ide, pesan-pesan, dan informasi yang bertentangan
dengan sikap dan kepercayaan yang sebelumnya telah
dipelajari.
4-'-..'7:7,.-....,::,.,.. ....,::411..*
Selective retention (retensi selektif), artinya
bahwa seseorang hanya mengingat pada apa yang
ingin diingatnya. (1995 203)
Pengalanan dapat menpengaruhi persepsi seseorangA
.dalam bertingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari
senua perbuatan masa lampau atau dapat pula
dipelajari. Sebab dengan belajar seseorang akan dapat
memperoleh pengalaran.
Perbedaan pandangan seseorang (konsumen) akan
menciptakan proses pengamatan dalam perilaku pembelian
yang berbeda pula.
c. Belal ar
Henurut Basu Swastha dan Hanî Handoko (1987 84),
belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya
pengalaman .
Perubahan-perubahan perilaku tersebut bersifat tetap
atau permanen dan bersifat lebih fleksibel, hasil belajar
ini akan memberikan tanggapan tertentu yang cocok
dengan rangsangan-rangsangan yang menpunyai tujuan yang
tertentu. Proses belajar tadi terjadi karena adanya
interaksi antara manusia yang dasarnya bersifat
ihdividual dengan lingkungannya. Proses pembelian yang
dilakukan oleh konsumen merupakan sebuah proses belajar.
Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila
. N '
konsumen ingin menanggapi dan memperoleh satu kepuasan
atau sebaliknya, tidak terjadi apabila konsun en m er asa
dikecewakan oleh barang atau Jasa yang kurang baik.
d. Kepribadian
Henurut Basu Spastha dan Hani Handoko (1987 86),kepribadian dapat didefinisikan
pula sebagai sifat
individu yang dapat menentukan tanggapan dan cara untuk
bertingkah laku.
mencakup kebiasaan-kebiasaan,
yang khas, yang menentukan
tiap-tiap individu , dan
sifat atau watak
perilaku dari
orang tersebut berhubungan dengan
Henurut Philip Kotler (19S3 234), kepribadian
adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap
orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang
relatif konsisten.
sikap dan
perbedaan
berkembang bila
orang lain.
Eepribadian
biasanya digambarkan dalam
istilah seperti percaya diri, menghargai orang lain ,
bersifat sosial, berjiwa romantis, dan sebagainya.
Kepribadian mempunyai sifat- sifat yaitu
kepribadian membedakan seseorang dengan orang lain .
kepribadian itu relatif stabil nenetap dan tahan lama.
Kepribadian seseorang
26
- kepribadian dapat berubah sebagai bagian dari
pendewasaan seseorang .
Tiga unsur pokok dalam kepribadian individu, yaitu :
1. Pengetahuan, yaitu unsur-unsur yang nengisi akal dan
jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata
terkandung dalam otaknya, contohnya pengetahuan orang
tentang kebudayaan, adat istiadat, penduduk, ling-
kungan dan sebagainya.
2. Perasaan, yaitu suatu keadaan dalam kesad.aran manusia
yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai
keadaan positif dan negatif . Sebagai contoh, bila
orang pada suatu hari yang panas Melihat papan gambar
reklame coca cola, yang tampak segar dan nikmat, maka
persepsi ini menyebabkan timbulnya suatu ''perasaan''
(sebagai hasil penggambaran-penggambaran dalam
menikmati segelas coca cola) yang positif, yaitu
perasaan nikmat, dan kadang-kadang perasaan nikmat itu
sampai menjadi nyata dengan mengeluarkan air liur.
Sebaliknya, kita dapati juga persepsi-persepsi dari
adanya seorang individu yang melihat sesuatu yang
buruk, mencium bau bussuk dan sebagainya, yang akan
menimbulkan perasaan yang negatif .
3. Dorongan naluri, yaitu kemauan yang sudah merupakan
naluri pada tiap manusia, yang sering disebut
''drive''. Hacam-macam dorongan naluri, antara lain
! <
D= 7
dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan sex,
dorongan untuk mencari makan, dorongan untuk berinter-
aksi dengan sesama, dorongAn untuk meniru perilaku
sesamanya dan sebagainya.
Gaya Hidup
Orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial
bahkan dari pekerjaan yang sama, nungkin memiliki gaya
hidup yang berbeda .
Henurut Philip Xotler (1S92 241), gaya hidup
seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia
kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan,
ninat dan pendapat (opini yang bersangkutan).
Gaya hidup melukiskan ''keseluruhan pribadi'' yang
berinteraksi dengan lingkungannya.
e. Sikap
Definisi sikap menurut Philip Kotler (1993 243),
yaitu menjelaskan evaluasi kognitif, perasaan emosional
dan kecenderungan tindakan seseorang yang Menguntungkan
atau tidak menguntgngkan terhadap suatu benda atau sebuah
gagasan.
Sikap-sikap intern menempatkan kita dalam satu
kerangka berfikir menyukai atau tidak menyukai suatu
obyek, menghampiri atau menjauhi.
Henurut ëilliam G Nickls yang dikutip Basu Swastha
dan Hani Bandoko (1987 92), adalah Sikap merupakan
suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi
terhadap penawaran produk dalam masalah-nasalah yang baik
atau kurang baik seeara konsekuen.
Henurut #inardi (1991 135) , sebuah sikap(attitude) merupakan suatu predisposisi (keadaan mudahterpengaruh) yang dipelajari untuk bereaksi dengan carayang positif atau positif secara konsisten sehubungandengan obyek tertentu .
Sikap dibentuk karena orang belajar, yang berarti
bahwa sikap dapat diubah. Jadi tidak dibawa Manusia sejak
kelahirannya, dapat diperoleh dari pengalaman masa
lalunya dan menjadi pedoman perilaku selanjutnya. Secara
umum sikap dibentuk oleh informasi yang diperoleh oleh
seseorang melalui pengalaman masa lalu dan hubungan
dengan kelompok acuan mereka (keluarga, kelas sosial,
kerabat kerja).
2-5. Proses penbelian
Eeputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh
ciri-ciri kepribadiannya termasuk usia, pekerjaan,
keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses
pengambilan keputusan dalam melakukan penbelian . Henurut
Basu swastha (1984 86), proses penKambilan keputusan
merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang
terdiri atas 6 tahap , yaitu
M. C)A. .
2.3.4.5.6.
Henganalisa keinginan dan kebutuhan yang belunterp
enuhi atau terpuaskan.Henilai beberapa sumber ïang ada
.Henetapkan tujuan pembellan.Hengidentifikasi alternatif pembelian.Henga
mbil keputusan untuk membeli.Perilaku sesudah pembelia
n .
Seluruh proses
konsumen dalam
tersebut tidak selalu dilaksanakan
pembeliannya . Jadi
situasi tertentu
oleh
hanya dilakukan pada
pada
merupakan harga tinggi.
pembelian pertama, atau pada pembelian
proses tersebut
saja, nisalnya
barang yang
Eonsumen akan lebih mudah mengambil keputusan dalam
pembelian ulang atau pembelian yang bersifat terus- '
menerus terhadap produk yang sama (ternasuk sama dalam
harga dan kualitas). Epabila faktor tersebut be
rubah,maka pembeli akan mempertimb
angkan kembali keputusan-
keputusannya.
1 .
ingin membeli ada dua faktor
lainnya dapat
pertama adalah
mempengaruhi atau
mencampuri maksud penbelian
sikap orang lain.
mengubah keputusan pembelian
itu Faktor
dapatSikap orang lain
yang sudah
Haksud pembelian juga dipengaruhi
oleh faktor yang tidak terdufa
. Eonsumenmembentuk suatu maksud membeli b
erdasarkan pada faktor-
faktor seperti pendapatan keluarga, harga
, keuntunganyang dapat diharapkan
. Ketika konsumen hampir tiba pada
situasional
diambil sebelumnya.
Pada waktu konsumen
keputusan untuk menbeli, maka faktor situasi yang tidak
terduga itu mungkin muncul untuk mengubah maksud
penbelian .
Keputusan pembelian kebutuhan pokok atau sehari-hari
tidak begitu nemerlukan perencanaan dan pertimbangan yang
terlalu lama dari si pembeli, ini disebabkan sifat dari
barang kebutuhan pokok tersebut. Setelah membeli suatu
produk konsumen akan mengalami derajat tingkat kepuasan.
Derajat kepuasan tersebut tercipta berdasarkan informasi
yang diperoleh dari penjual, teman, dan dari sumber
lainnya.
Jika konsumen memperoleh kepuasan , untuk selanjutnya
dia akam nemperlihatkan keinginan pembelian ulang pada
kesempatan berikutnya. Dalam pikiran konsumen juga akan
tercipta image yang kuat terhadap nerek yang dapat
memuaskannya. Sonsumen tersebut akan menjadi setia pada
merek itu. Konsumen yang puas juga akan cenderung
mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk dan
merek tersebut pada orang lain.
2.6. Jasa
Henurut Basu Swastha (1984 : 318), jasa dapat
didefinisikan sebagai barang yang tidak kentara
(intangible produet) yang dibeli dan dijual di pasar
melalui suatu transaksi pertukaran yang saling menuaskan .
''r 1
Henurut Milliam J. Stanton (1991 220), jasa adalah
kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri yangpada hakekatnya bersifat tak teraba (intangible) , yangmerupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikatjada penjualan produk atau jasa lain. Untuk menghasilkanJasa mungkin perlu atau mungkin pula tidak diperlukanpenggunaan benda nyata (tangible). Akan tetapi sekalipunpenggunaan benda itu perlu, namun tidak terdapat adanyapenindahan hak milik atas benda tersebut (penilikpermanen).
Adapun ciri-eiri dari jasa adalah
Haya atau tidak terasa (intangibility), yaitu
mempunyai sifat yang tidak terwujud atau tidak teraba
sehingga tidak dapat dirasakan, dilihat, dan didengar,
dicium sebelum terjadi pembelian.
Tidak terpisahkan (inseparability), yaitu
kerap kali jasa tidak terpisahkan dari pribadi
penjual. Tanbahan pula jasa tertentu harus diciptakan
dan digunakan habis pada saat bersamaan.
Heterogenitas, yaitu
di dalam industri jasa tidak mungkin dapat mengadakan
standardisasi dari output. Setiap unit Jasa akan
berbeda dengan unit jasa yang lain, dalam perusahaan
jasa yang sama
4. Cepat hilang (Perishability) dan permintaan yang
berfluktuasi Jasa cepat hilang dan tidak dapat
disimpan, selain
nenurut musim.
itu juga pasaran jasa berubah-ubah
2.7. Analisa keterlantunlan antar faktor
Untuk melihat apakah diantara faktor
dengan yang lain ada
diadakan pengujian atau test terhadap faktor-faktor yang
ada. Salah satunya dengan menggunakan Chi Square Test.
yang satu
ketergantungan atau tidak, perlu
Sebelumnya terlebih dahulu suatu tabel
gai berikut
Contingency seba-
Tabel 1.
ContingencyTABEL
Faktor I
1 2 K jumlah
n 11 n 12 .. . n lk n 10F
A 2 n 12 n 22 n 2k n 20KT : :
:c -
R B n B 1 n B 2 . . . n B k n B 0
11 Jumlah n 01 n 02 n Ok n
Keterangan
i jn frekuensi yang sebenarnya terjadi yang disebabkan
oleh kategori ke i faktor 11 din kategori ke
faktor 1.
Jumlah faktor 11nio pada baris ke
noj = jumlah faktor 1 pada baris ke
n z jumlah semua frekuensi pengamatan.
Nij = frekuensi yang diharapkan terjadi.
Dari tabel Contingency diperoleh infornasi
sebenarnya terjadi, sedangkan frekuensi
terjadi disetiap elemen adalah
N i jni0 x nOj
n
Setelah itu untuk nenentukan ada atau tidaknya hubungan
antara faktor-faktor tersebut digunakan chi square test
yaitu:
AG A g4y.. ..s. agti . . , z- . .; u s zm.% q
s s/ <, , /q. .+ -
, ..f' ,p... jjlr r jjkjrjj>,x. z g.'
j x'k/. :4, pY /4 z44 ** R N
yang
yang di harapkan
2, ( n i. j : i j ):2 z
. 'i k2 =1 1=1 y sj
/ yang deraj at kebebasannyaDari tabel distribusi( 7 B : dengan tingkat kepereayaan
2- a , akan diperoleh nilai X .
2 2Bila X X berarti Ho diterima, dengan
kata lain tidak ada hubungan atau ketergantungan antar
faktor tersebut.
2 / (aB i l.a Xlain ada hubungan atau
tersebut.
berarti Ho ditolak, dengan kata
ketergantungan antar kedua faktor
Sedangkan hipotesa yang ditimbulkan adalah
- Hipotesa No1 ( Ho
1:
kedua faktor yang diuji
saling bergantung .
Hipotesa alternatif H1
kedua faktor yang diuji ada hubungan atau
gantung'.
Henurut Sudlana (1993
saling ber-
191-192), apabila ternyata
terdapat hubungan atau ketergantungan antara faktor yang
satu dengan yang lainnya, langkah berikutnya ialah ingin
nengetahui berapa kuat hubungaq terjadi. Untuk
menentukan derajat hubungan antara dua faktor yang telah
disusun dalam daftar Contingency digunakan koefisien
contingency C yang rumusnya adalah
tidak berhubungan atau tidak
C 2 2(x / ( x + n )J
Jika faktor yang satu makin bergantung pada faktor lain-
nya, maka harga C makin besar . Dengan kata lain makin
kuat hubungan antara faktor-faktor makin besar harga
Silai dapat menjadi Kaksimum yang ditentukan oleh
rumu s :
C maks = (( m - 1 ) / MJ
dimana m = banyak kategori yang paling kecil diantara
kedua faktor yang diketahui.
Jadi dapat dilihat nilai maksimum C bergantung pada
banyak kategori faktor-faktor . Kuat atau lemahnya
hubungan yang ada di antara dua faktor dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara C dan C naksimun yang
bersangkutan. Hakin dekat C kepyda C maksinum, Makin kuat
hubungan antara faktor-faktor.
Henurut Aaker (1586 375), nilai C dapat neneapai
nilai max atau upper limit, yang ditentukan dengan
formula
maka upper limit#
r t c maka upper limit =
= :(r-1)/r
:(r-2)zr + (c-2)/e1Keterangan
Dengan
baris, kolom .
membandingkan antara C dengan nilai upper limit
(UL), maka diperoleh
Jika UL dibapah 0,4 maka hubungan kedua faktor
dikatakan lenah .
Jika
Jika
Jika
faktor dikatakan eukup .
Jika C / PL diatas maka hubungan kedua faktor
dikatakan kuat .
Jika C / UL diatas O,9 maka hubungan kedua faktor
dikatakan sangat kuat .
/ UL diantara O,4 - 0,7 maka hubungan kedua
œ e
i.è,1ii1!ig.A