DD Nyeri Bahu

11
Anatomi Bahu Dibentuk oleh caput humeri yang bersendi dengan cavitas glenoidalis yang dangkal. Termasuk sendi ball and socket joint, tetapi merupakan sendi yang paling bebas pada tubuh manusia. Fossa glenoidalis diperkuat oleh sebuah Labrum Fibrokartilago yang mengelilingi tepi fossa, disebut dengan”Labrum Glenoidalis”. Labrum ini dapat membantu menambah stabilitas glenohumeral joint. Bagian atas kapsul diperkuat oleh ligament coracohumeral dan bagian anterior kapsula yang diperkuat oleh 3 serabut ligament glenuhomeral yang lemah (Ligamen glenohumeral superior, middle dan inferior). Ada 4 tendon otot yang memperkuat kapsula sendi yaitu subscapularis, supaspinatus,

description

diagnosis banding nyeri bahu serta penangan rehabilitasi medis

Transcript of DD Nyeri Bahu

Anatomi Bahu

Dibentuk oleh caput humeri yang bersendi dengan cavitas glenoidalis yang dangkal. Termasuk sendi ball and socket joint, tetapi merupakan sendi yang paling bebas pada tubuh manusia. Fossa glenoidalis diperkuat oleh sebuah Labrum Fibrokartilago yang mengelilingi tepi fossa, disebut denganLabrum Glenoidalis. Labrum ini dapat membantu menambah stabilitas glenohumeral joint. Bagian atas kapsul diperkuat oleh ligament coracohumeral dan bagian anterior kapsula yang diperkuat oleh 3 serabut ligament glenuhomeral yang lemah (Ligamen glenohumeral superior, middle dan inferior). Ada 4 tendon otot yang memperkuat kapsula sendi yaitu subscapularis, supaspinatus, infrapinatus dan teres minor, yang dikenal dengan rotator cuff. Glenohumeral joint merupakan sendi yang paling mobile karena menghasilkan gerakan dengan 3 DKG (Fleksi-Ekstensi, Abduksi-Adduksi, Endorotasi-Eksorotasi) dan sirkumdaksi.

Pemeriksaan Nyeri Bahu

Diagnosis Banding Nyeri Bahu1. Contusion & Myositis Kontusio merupakan hasil akibat dari trauma tumpul jaringan lunak dan sulit dibedakan dengan tears karena terlibat dalam injuri pada muscle fiber. Terbagi menjadi 2 tipe yaitu Intramuskular dan Intermuskular. Injuri ini memiliki insidensi yang tinggi dari kompartemen sindrom dan myositis ossificans. Myositis merupakan invasi dari kalsium dan bony island ke otot. Keluhan tersebut juga terdapat eritema, swelling, dan terasa nyeri. Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan ultrasound atau MRI untuk melihat lokasi dari injuri.

2. Acromioclavicular joint sparinMerupakan injuri yang diakibatkan dari trauma secara langsung dari fall atau blow ke akromion. Lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, serta sering terjadi pada atlet yang menggunakan ekstremitas atas. AC joint sprain terbagi menjadi 6 tipe yaitu : Tipe 1 mild injury pada AC ligamen dan hasil radiologi normal Tipe 2 complete disruption pada AC ligamen namun masih intak dengan ligamen coracoclavicular. Hasil radiologi menunjukan elevasi klavikula dari akromion dengan displacement kurang dari 25%. Tipe 3 complete disruption pada AC ligamen dan coracoclavicular ligamen, namun masih intak dengan deltotrapezial fascia. Hasil radiologi menunjukkan adanya peningkatan interspace 25%-100% pada coracoclavicular . Tipe 4 complete disruption pada AC ligamen dan coracoclavicular ligamen, dengan adanya posterior displacement dari distal clavicula ke trapezius muscle. Tipe 5 fully diruption AC ligamen dan coracoclavicular dan terdapat ruptur disepanjang deltotrapezial fascia. Hasil radiologi menunjukkan adanya interspace lebih dari 100% . Tipe 6 complete disruption dari AC ligamen dan coracoclavicular ligamen, terlepasnya dari otot deltotrapezial, displacement bagian distal klavikula di bawah akromion atai prosesus korakoid.

Pada tipe 1,2 dan 3 biasanya dilakukan terapi nonoperatif dan dilakukan dengan rehabilitasi sedangkan tipe 4,5, dan 6 perludilakukan operatif . Penatalaksanaan pada tipe 1 dapat dberikan es atau mengistirahatkan bahu yang mengalami injuri. Pada tipe 2 istirahat yang dilakukan lebih lama yaitu 2 minggu .

3. Bursitis Pada bursitis terdapat bursae di daerah bahu. Subdeltoid, subacromial, dan subcoracoid bursae terpisah dari rotator cuff dan acromial arch. Penyebab dapat terjadi akibat adanya inflamasi, penggunaan yang berlebihan, dan kelainan pada cuff. Karakteristik nyeri dirasakan pada abduksi sehingga terdapat keterbatasan. Pemberian injeksi lidokain dan crystalline steroid pada subacromial bursa dapat mengurangi rasa nyeri.

4. Rotator cuff tendonitis and tearMekanisme injuri pada rotator cuff tear terdiri dari 2 kategori yaitu trauma dan degenersi tear. Trauma dapat terjadi pada segala tingkatan usia namun usia yang tua lebih rentan karena adanya degenrasi. Berdasarkan usia, semakin tua keadaan cuff menjadi tipis dan lebih longgar. Salah satu faktor resiko yang dapat menimbulkan ccuff tear yaitu calcific tendonitis. Neer membagi kategori rotator cuff injuri menjadi 3 yaitu : Stage 1 : inflamasi dan edema pada rottor cuff Stage 2 : fibrosis da tendonitis pada rotator cuff Stage 3 : rotator cuff tear

Gejala yang dirasakan yaitu berupa nyeri pada daerah tuberosity, nyeri pada malam har, nyeri dirasakan pada lateral lengan pada insersi deltoid, nyeri juga timbul jika melakukan aktivitas yang berlebihan. Pemeriksaan cuff dapat dilakukan dengan ultrasound, arthrography, dan MRI. Pada pemeriksaan dapat ditemukan painful arc dan drop arm test yang positif yaitu pada seseorang yang bahunya nyeri akan menurunkan lengannya dengan cepat. Selain itu perlu dilakukan Neer-Walsh dan Hawkins-Kennedy impingement test. Painful arc Lakukan abduksi scapulohumeral dan pasien akan merasa nyeri pada sudut 60o-120o.

Neers Impingement SignPosisi: pasien duduk atau berdiri dan pemeriksa dalam posisiberdiri.Fiksasi: skapula ipsilateral untuk mencegah protraksi.Pemeriksaan: elevasi secarapasif ke depandari lengan.Perhatian khusus: nyeri pada bahu. Nyeri dapat diatasi dengan injeksi 10 ml lidokain dibawah akromion sapek anterior.

Hawkin-Kennedy test

Posisi: duduk atau berdiri, dengan lengan pada posisi 90o elevasi ke depan pada sumbuskapula.Fiksasi: stabilisasi skapula untuk meminimalisasi rotasi ke depan saat melakukanmanuver endorotasi.Pemeriksaan: endorotasi pasif pada bahu sampai nyeritimbul.Perhatian khusus: nyeri pada endorotasi paksa.Penatalaksanaan nonoperatif perlu dilakukan yaitu dengan rehabilitasi. Lakukan strengthening exercise scapular dan stretching muscle scapula. Pasien dengan rotaotr cuff tear perlu dilakukan operatif .

5. Adhesive capsulitis / frozen shoulderBahu beku' istilah untuk gangguan yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan bahu yang biasanya sembuh secara spontan setelah sekitar 18 bulan progresif. Pasien biasanya berumu 40-60 thn. Penyebabnya masih belum diketahui. Ditandai dengan adanya poliferasi fibroblastic aktif pada rotator interval, anterior capsule dan coraco humeral ligament. Kondisi ini biasanya disertai dengan diabetes, hyperlipidemia, hyperthyroidism, cardiac disease. Nyeri pada lengan dan bahu yang dirasakan bertahap meningkat dan mengganggu tidur. Secara bertahap gerakan kembali, tetapi mungkin tidak kembali normal dan rasa sakit dapat bertahan. Nyeri tekan pada bahu jarang terjadi. Terdapat Cardinal feature yang merupakan keterbatasan gerakan aktif maupun pasif ke segala arah.

Gambaran Klinis Stage 1 (stage of pain) Pasien mengeluh nyeri akut, penurunan gerakan, gerak rotasi eksternal diikuti dengan hilangnya abduksi & fleksi. Rotasi internal kurang terpengaruh. Pain menyebabkan keterbatasan gerak (ROM) Stage 2 (stage of stiffness)Nyeri tahap ini secara bertahap menurun & pasien mengeluh kaku sendi bahu. Terdapat Gerakan kecil pada sendi bahu. Stage 3 ( stage of recovery)Pasien tidak merasa rasa sakit & gerakan akan pulih tetapi tidak akan pernah kembali normal.

Diagnosis Diagnosis frozen shoulder berdasarkan 2 karakter sebagai berikut :1. Nyeri saat pergrakan sendi namun hasil xray normal

2. Nyeri yang progresif

6. Clavicle fraktur Insidensi paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda < 25 tahun. Sekitar 80% fraktur terjadi di 2/3 middle klavikula, 15% terjadi di 1/3 lateral, dan 15% terjaadi di 5% di medial. Pemeriksaan rutin dari radiografi harus dilakukan. Pemeriksaan juga dapt dilakukan dengan CT Scan . jika fraktur dalam kondisi yang baik/sejajar, dapat dilakukan imobilisasi seperti sling atau bandage. Jika terdapat displacement lakukan terapo operatif. . 7. Scapulothoracic crepitus Pada scapulothoracic joint terdapat 3 jenis suara yaitu gentle firction sound yang sifatnya fisiologis, louder grating sound menunjukkan adanya sof tissue diseases contohnya bursitis dan fibrotic muscle, loud snapping menunjukkan adanya bony pathology seperti osteophyte, rib atau scapular osteochondroma. Pemeriksaan fisik palpasi menunjukkan adanya nyeri dan krepitasi atau snapping. Lakukan pemeriksaan scapulothoracic motion dan pemeriksaan neurologis bagian ekstremitas atas. Penatalaksanaan pada scapulothorcic crepitus tidak dilakukan operatif/nonoperatif yaitu dengan memperbaiki defisit biomekanikal seperti scapulothoracic dyskinesis, strength, dan flexibility imbalances, poor posture. Pemberian NSAID dan kortikosteroid untuk mengurangi rasa nyeri. Pemberian kortikosteroid secara injeksi. Jika penatalaksanaan nonoperatif gagal atau tidak ada perbaikan maka lakuka terapi operatif.

8. Pectoralis major strain Paling sering terkena pada atlet yang melakukan adduksi atau internal rotasi bahu secara kekuatan penuh melawan resitensi, contohnya angkat besi atau pemian rugby. Strain dapat terjadi di muscle belly, musculotendinous junction, atau tendon. Terbagi menjadi 3 kategori yaitu : Grade 1 : minimal muscle disruption Grade 2 : Grade 3 : complete rupture Karakteristik gejala yaitu adanya sudden pain pada bagian pectoralis pada saat adduksi atau internal rotasi bahu dengan kekuatan penuh. Dapat ditemukan adanya edema dan ekimosis pada chest wall dan bagian lengan anterior proksimal. Ditemukan adanya kelemahan dan nyeri pada saat bahu adduksi dan internal rotasi. Pemeriksaan rasdiografi menunjukkan hasil yang normal, tapi pada ultrasound atau MRI terlihat adanya injury. Penatalaksanaan konservatif dilakukan pada grade 1, 2 dan 3 yaitu rehabilitasi.