Distosiaaa Bahu
-
Upload
vennyherlenaps -
Category
Documents
-
view
29 -
download
3
description
Transcript of Distosiaaa Bahu
DISTOSIA BAHU
TRIA GUSNITAMERY ISTIANA
DefinisiDistosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggulDistosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Salah satu kriteria diagnosis distosia bahu adalah bila dalam persalinan pervaginam untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneuver khusus.
Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria objektif untuk menentukan adanya distosia bahu yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh tubuh. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24 detik , pada distosia bahu 79 detik.
KESUKARAN PADA DISTOSIA BAHU
Anak besar
Badan anak relatif besar(anencephalus)
Abdomen Bayi Besar (tumor abdomen)
Bayi kembar
PENYEBAB DISTOSIA BAHU
Besarnya bahu
Posisi kedua bahu
Kelainan bentuk panggul/deformi
tas panggul
KOMPLIKASI DISTOSIA BAHU
Fetal/Neonatal
• Kematian• Hypoxia/Asphyxia• Perlukaan kelahiran • Faktur klavikula-humerus• kelumpuhan plexus brakhialis
Maternal
• Perdarahan postpartum• Atonia• Laseasi jalan lahir• Ruptur uteri
KONSEKUENSI PADA IBU.
Perdarahan pospartum , biasanya disebabkan oleh atonia uteri, tapi bisa juga akibat laserasi vagina dan serviks, merupakan risiko utama kematian ibu
KONSEKUENSI PADA JANIN.
cedera pada janin. Kecacatan pleksus brakhialis sesaat adalah jenis cedera yang paling sering, mencapai dua pertiga kasus; 38% mengalami fraktur klavikula, dan 17% menderita fraktur humerus
Cedera Pleksus Brakhialis. Cedera pada pleksus brakhialis
dapat terletak di bagian atas atau bawah dari pleksus tersebut. Hal ini biasanya terjadi akibat traksi pleksus brakhialis ke bawah pada pelahiran bahu depan.
FAKTOR RESIKO
- Kehamilan Post-Term
- Maternal obesitas
- Makrosomia janin
- Riwayat distosia bahu sebelumnya
- Persalinan yang
prolonged
- Kencing manis yang kurang
terkontrol
FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor risiko pada ibu, termasuk obesitas, multiparitas, dan diabetes, berpengaruh terhadap distosia bahu akibat hubungannya dengan peningkatan berat lahir.
Seksio sesarea elektif yang didasarkan atas kecurigaan adanya makrosomia bukan merupakan strategi yang beralasan.
Seksio sesarea elektif dapat dibenarkan pada wanita non-diabetik dengan perkiraan berat lahir janin lebih dari 5000 g atau wanita diabetik yang berat lahir janinnya diperkirakan akan melebihi 4500 g.
PATOFISIOLOGI
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
PENILAIAN KLINIK1. Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva
2. Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar
3. Dagu tertarik dan menekan perineum
4. Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala terhadap perineum sehingga tampak masuk kembali ke dalam vagina.
5. Penarikan kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang terperangkap di belakang symphisis.
Manajemen Distosia Bahu Jangan menarik bayi karena hal ini akan berdampak
bahu semakin tertahan. Ini adalah kesalahan yang paling umum orang membuat karena mereka panik.
Traksi dapat menyebabkan cedera pleksus brakialis pada bayi (lihat film di atas).
Jangan memotong tali pusat jika sudah di sekitar leher bayi. Karena tali pusat yang utuh masih ada kemungkinan bayi menerima oksigen yang memberi Anda lebih banyak waktu dan membantu dengan melakukan resusitasi sesudahnya.
Berkomunikasi dengan ibu . Anda selalu punya waktu untuk menjelaskan apa yang terjadi dan mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan, atau meminta dia untuk melakukan sesuatu.
Syarat-Syarat Dapat Dilakukan Tindakan Untuk Menangani Distosia Bahu 1. Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat
bekerjasama untuk menyelesaikan
persalinan
2. Masih mampu untuk mengejan
3. Jalan lahir dan pintu bawah panggul
memadai untuk akomodasi tubuh
bayi
4. Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan
hidup
5. Bukan monstrum atau kelainan congenital yang menghalangi keluarnya
bayi
PENATALAKSANAAN.
Usaha untuk melakukan traksi ringan pada awal pelahiran, yang dibantu dengan gaya dorong ibu, amat dianjurkan.
1. Penekanan suprapubik sedang dilakukan oleh seorang asisten sementara dilakukan traksi ke bawah terhadap kepala bayi.
2. Manuver McRobertsyang ditemukan oleh Gonik (1983)Manuver ini terdiri atas mengangkat tungkai dari pijakan kaki pada kursi obstetris dan memfleksikannya sejauh mungkin ke abdomen
3. manuver corkscrew WoodsWoods (1943) melaporkan bahwa, dengan memutar bahu belakang secara progresif sebesar 180 derajat dengan gerakan seperti membuka tutup botol, bahu depan yang terjepit dapat dibebaskan. Tindakan ini sering disebut sebagai.
4. Pelahiran bahu belakang meliputi penyusuran lengan belakang janin secara hati-hati hingga mencapai dada, yang diikuti dengan pelahiran lengan tersebut. Cingulum pektorale kemudian diputar ke arah salah satu diameter oblik panggul yang diikuti pelahiran bahu depan.
5. Rubin (1964) merekomendasikan dua manuver. Pertama, kedua bahu janin diayun dari satu sisi ke sisi lain dengan memberikan tekanan pada abdomen. Bila hal ini tidak berhasil, tangan yang berada di panggul meraih bahu yang paling mudah diakses, yang kemudian didorong ke permukaan anterior bahu.
6. manuver Zavanelli Oleh Sandberg (1985) untuk mengembalikan kepala ke
dalam rongga panggul dan kemudian melahirkan secara sesar. Bagian pertama dari manuver ini adalah mengembalikan kepala ke posisi oksiput anterior atau oksiput posterior bila kepala janin telah berputar dari posisi tersebut
8. Fraktur klavikula yang dilakukan secara sengaja dengan cara menekan klavikula anterior terhadap ramus pubis dapat dilakukan untuk membebaskan bahu yang terjepit. Namun, pada praktiknya, sulit mematahkan klavikula secara sengaja pada bayi besar. Fraktur klavikula biasanya akan sembuh dengan cepat, dan tidak seserius cedera nervus brakhialis, asfiksia atau kematian.
9.Kleidotomi, yaitu memotong klavikula dengan gunting atau benda tajam lain, dan biasanya dilakukan pada janin mati (Schramm, 1983).
10. Simfisiotomi
Manajemen Alarmer :
A Ask for help (Minta bantuan)L Lift/hyperflex Legs Hyperflexi kedua kaki ( McRobert's Manoeuver) Distosia Bahu umumnya dapat tertanggulangi sampai
dengan 70% kasus oleh manoeuver ini.
A Anterior shoulder disimpaction (disimpaksi bahu depan Pendekatan secara abdominal penekanan suprapubic
terhadap bahu depan (Mazzanti Manuver) Pendekatan pervaginal Adduction bahu depan dengan
tekanan untuk mempermudah aspek bahu belakang( yaitu. bahu didorong ke arah dada)
dimana hal Ini menghasilkan diameter tekecil ( Rubin Manuver)
R Rotation of the posterior shoulder (Pemutaran bahu belakang)
Seperti sekrup manoeuver. Bahu belakang diputar 180° menjadi bahu depan.
MManual removal posterior arm (mengeluarkan bahu belakang secara manual)
E EpisiotomyR Roll over onto ‘all fours’(knee-chest position)
Hindari : Panik Menarik Mendorong Pivot (mengalungasi kepala secara
paksa menggunakan coxy sebagai fulcrum)
Jika cara-cara tersebut diatas telah dicoba berulang kali namun tidak berhasil, ada cara-cara lain yang diusulkan, yaitu:
1. Patahkan tulang klavikula atau humerus
2. Symphysiotomy 3. Zavenelli manoeuver sesarea
Kesimpulan
Selalu antisipasi dan siap-siap akan kemungkinan terjadinya suatu distosia bahu karna sebagian besar kasus terjadi tanpa diduga sebelumnya dan tanpa adanya suatu faktor resiko.
Selalu ingat akan tatalaksana distosia bahu (ALARMER)
Bila distosia bahu terjadi, jangan panik, jangan menarik, jangan mendorong dan jangan memutar kepala bayi dengan menggunakan leher atau kepala bayi.