DK 3 NYERI BAHU

39
LAPORAN KELOMPOK IV KASUS 1 NYERI BAHU KETUA : EKO PRIYONO WIJAYA SEKRETARIS : SHERLY JONAYA PUTRI NAMA ANGGOTA : ADE ULINA DARMANIA ELETHA DWI PRIMAYANTI IRA SOLIHATI PUTRI ARDIAN RANI FEBRIANI SRI WAHTYUNI NAMA TUTOR : dr. YULNEFIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ABDURRAB 1

description

NYERI BAHU

Transcript of DK 3 NYERI BAHU

Page 1: DK 3 NYERI BAHU

LAPORAN KELOMPOK IV

KASUS 1

NYERI BAHU

KETUA : EKO PRIYONO WIJAYA

SEKRETARIS : SHERLY JONAYA PUTRI

NAMA ANGGOTA :

ADE ULINA

DARMANIA ELETHA

DWI PRIMAYANTI

IRA SOLIHATI

PUTRI ARDIAN

RANI FEBRIANI

SRI WAHTYUNI

NAMA TUTOR : dr. YULNEFIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

2011/2012

1

Page 2: DK 3 NYERI BAHU

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah diskusi kelompok

kami pada kasus 1 yang berjudul “Nyeri Bahu”.

Kemudian kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

sekaligus tutor kami dr.Yulnefia yang telah memberikan bimbingan dan dorongan

serta ilmunya dalam proses pembuatan makalah ini, serta ucapan terima kasih

kepada teman – teman yang telah bekerja sama dalam proses pembuatan makalah

ini.

Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan tiada gading

yang tak retak, begitu pula hal nya dengan makalah kami yang memiliki banyak

kekurangan serta kesalahan didalamnya. Kami sebagai penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para

pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Atas perhatian dari

pembaca kami mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 11 Januari 2012

Tim Penulis

2

Page 3: DK 3 NYERI BAHU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 KASUS ...............................................................................................4

1.2 STEP 1 Klarifikasi term dan konsep ...................................................4

1.3 STEP 2 Mendefenisikan/menegaskan problem ...................................5

1.4 STEP 3 Analisa problem / brainstorming ..........................................5

1.5 STEP 4 Menyusun penjelasa ( spider web ) ........................................6

BAB 2 PEMBAHASAN

A. FISIOLOGI OTOT .............................................................................7

Mekanisme umum kontraksi otot ..........................................8

Mekanisme nyeri .....................................................................9

B. ANATOMI OTOT,TULANG DAN SENDI ..................................13

C. HISTOLOGI KONTRAKSI OTOT ................................................23

D. VASKULARISASI DAN INERVASI .............................................24

E. METABOLISME ENERGI ..............................................................25

BAB 3 KESIMPULAN ..................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................28

3

Page 4: DK 3 NYERI BAHU

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KASUS

NYERI BAHUNona intan (25 tahun),seorang pekerja salon, datang berobat ke

dokter umum dengan keluhan otot-otot bahu kanan terasa pegal , nyeri an teraba agak keras sejak 1 minggu ini. Ia juga merasa kesakitan bila mengangkat bahunya . keluhan ini tidak disertai gangguan pada tulang dan sendi bahunya serta tidak ada gangguan untuk menggerakkan lengan , tangan ,maupun jari –jari tangannya.

Menurut dokter hal ini mungkin disebabkan karena otot-ototnya kelelahan dan harus dipastikan vaskularisasi dan inervasi otot tersebut baik.

1.2 STEP 1

Vaskularisasi : proses memperdarahi suatu organ atau jaringan Inervasi : persarafan Sendi : tempat pertemuan dua tulang atau lebih Otot : kumpulan jaringan kenyal yang menutupi tulang

berfungsi untuk menggerakkan rangka Nyeri : ambang rasa yang terdapat pada ujung saraf Tulang : penyokong tubuh,melindungi organ tubuh bagian

dalam dan merupakan alat gerak pasif Pegal : kelelahan otot

Keyword

Bahu kanan terasa pegal nyeri dan teraba agak keras sejak seminggu.

Merasa kesakitan bila mengangkat bahunya ,tidak ada gangguan pada tulang dan sendi bahunya

Inervasi otot Vaskularisasi dan inervasi baik

1.3 STEP 2

4

Page 5: DK 3 NYERI BAHU

1. Bagaimana mekanisme kontraksi otot?2. Mengapa dokter tersebut memastikan bahwa inervasi dan

vaskularisasinya baik?3. Bagian –bagian otot mana saja yang bekerja pada kasus ini?4. Kenapa otot yang kelelahan bisa mengakibatkan nyeri?5. Mengapa tulang dan sendi tidak mengalami gangguan?6. Apa yang memperdarahi otot-otot bahu?7. Apa yang menyebabkan otot bahu menjadi keras?8. Apa yang mensarafi otot-otot bahu?9. Apakah pekerjaann nona Intan menyebabkan sakit pada bahunya atau

ada factor lainnya?10. Bagaimana anatomi dari bahu?11. Bagaimana histology otot?12. Apa perbedaan otot lurik ,otot polos dan otot jantung ?13. Sebutkan macam-macam otot di bahu ,origo,insersi an peredaran

darahnya?

1.4 STEP 3

LO

1.5 STEP 4

5

Page 6: DK 3 NYERI BAHU

1.6 STEP 5

Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kontraksi otot Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme nyeri Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi , histology , dan fisiologi otot

serta tulang Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis otot dan perbedannya Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis tulang dan fungsinya masing-

masing Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis sendi dan fungsinya masing-

masing

BAB II

6

MEKANISME MEKANIKA PERGERAKAN OTOT

FISIOLOGI BIOKIMIA

MEKANISME KONTRAKSI OTOT

MEKANISME NYERI

METABOLISME AEROB DAN ANAEROB

MEKANISME OTOT PADA NAHU

ANATOMI

HISTOLOGI OTOT BAHU

OTOT BAHU

SENDI

VASKULARISASI

INERVASI

Page 7: DK 3 NYERI BAHU

PEMBAHASAN

A. FISIOLOGI OTOT

Pada sebagian besar otot rangka ,masing-masing serabutnya membentang di seluruh panjang otot. Kecuali pada sekitar 2 % serabut, masing –masing serabut biasanya hanya dipersarafi oleh satu ujung saraf ,yang terletak di bagian tengah serabut.

Sarkolema adalah membran sel dari serabut otot .sarkolema terdiri dari membrane sel yang sebenarnya,yang disebut membrane plasma dan sebuah lapisan lluar yang terdiri dari satu lapisan tipis materi polisakarida yang mengandung sejumlah fibril kolagen tipis. Di setiap ujung serabut otot , lapisan permukaan sarkolema ini bersatu dengan serabut tendon kemudian berkumpul menj,adi berkas untuk membentuk tendon otot dan kemudian menyisip ke dalam tulang,

Setiap serabut otot mengandung beberapa ratus sampai beberapa ribu myofibril. Setiap myofibril tersusun oleh sekitar 1500 filamen myosin yang berdekatan dan 3000 filamen aktin , yang merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot selanjutnya.

Filament myosin an aktin saling bertautan sehingga myofibril memiliki pita terang dan gelap yang berselang seling. Pita- pita terang hanya mengandung filamen aktin disebut juga ‘pita I’ karena bersifat isotropik terhadap cahaya yang dipolarisasikan. Pita-pita gelap mengandung filamen-filamen myosin dan ujung-

7

Page 8: DK 3 NYERI BAHU

ujung filamen aktin tempat pita-pita tersebut menumpang tindih aktin dan myosin disebut juga ‘pita A’ karena bersifat anisotropik terhadap cahaya yang dipolarisasikan .Ujung ujung filament aktin melekat pada lempeng Z . ari lempeng ini filamen-filamen tersebut memanjang dalam dua arah untuk saling bertautan dengan filament myosin. Bagian myofibril yang terletak antara dua lempeng Z yang berurutan disebut sarkomer.Hubungan bersebelahan antara filament myosin dan filmen aktin sulit dipertahankan. Hal ini dipertahankan oleh molekul protein berfilamen yang disebut titin.

MEKANISME UMUM KONTRAKSI OTOT

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi alam urutan tahap-tahap berikut1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai keujungnya pada serabut otot.2. Di setiap ujung, saraf menyekresi susbtansi neuro transmiter , yaitu asetilkolin alam jumlah sedikit.3. Asetil kolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal ‘gerbang asetilkolin’ melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membrane.4. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serabut otot dengan carayang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran srabut saraf.6. Potensila aksi akan menimbulkan epolarisasi membrane otot, dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium , yang telah tersimpan di dalam reticulum ini.7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin , yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan proses kontraksi.8. Setelah kurang dari satu detik , ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma oleh pompa membrane kalsium dan ion-ion ini tetap disimpan alam reticulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium dari myofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

8

Page 9: DK 3 NYERI BAHU

MEKANISME NYERI

Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat

kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian

ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C

ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik

tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri

setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.

Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik,

suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena

trauma/inflamasi.

Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah

berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang

dijalarkan ke system saraf pusat.

9

Page 10: DK 3 NYERI BAHU

Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam:

1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya

stimulus

mekanis terhadap nosiseptor.

2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system

saraf

.

3. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.

4. Nyeri spikologik

Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah

nyeri osteoneuromuskuler, yaitu :

1. Nociceptor mechanism.

2. Nerve or root compression.

3. Trauma ( deafferentation pain ).

4. Inappropiate function in the control of muscle contraction.

5. Psychosomatic mechanism.

Apabila elektroterapi ditujukan untuk menghambat mekanisme aktivasi nosiseptor

baik pada tingkat perifer maupun tingkat supra spinal. TENS sebagai salah satu

cara/upaya dalam aplikasi elektroterapi terhadap nyeri.

Nociceptor:

Sensor elemen yang dapat mengirim signal ke CNS akan hal–hal yang

berpotensial membahayakan. Sangat banyak dalam tubuh kita, serabut-serabut

afferentnya terdiri dari:

1. A delta fibres, yaitu serabut saraf dengan selaput myelin yang tipis.

2. C fibres, serabut saraf tanpa myelin.

Tidak semua serabut-serabut tadi berfungsi sebagai nosiseptor, ada juga

yang bereaksi terhadap rangsang panas atau stimulasi mekanik. Sebaliknya

nosiseptor tidak dijumpai pada serabut-serabut sensory besar seperti A Alpha, A

10

Page 11: DK 3 NYERI BAHU

Beta atau group I, II. Serabut-serabut sensor besar ini berfungsi pada

“propioception” dan “motor control”.

Nociceptor sangat peka tehadap rangsang kimia (chemical stimuli). Pada tubuh

kita terdapat “algesic chemical” substance seperti: Bradykinine, potassium ion,

sorotonin, prostaglandin dan lain-lain.

Subtansi P, suatu neuropeptide yang dilepas dan ujung-ujung saraf tepi

nosiseptif tipe C, mengakibatkan peningkatan mikrosirkulasi local, ekstravasasi

plasma. Phenomena ini disebut sebagai “neurogenic inflammation” yang pada

keadaan lajut menghasilkan noxious/chemical stimuli, sehingga menimbulkan

rasa sakit. Deregulasi Sistem Motorik yang Menyebabkan Rasa Sakit

Kita ketahui hypertonus otot dapat menyebabkan rasa sakit. Pada

umumnya otot-otot yang terlibat adalah “postural system”. Nosiseptif stimulus

diterima oleh serabut-serabut afferent ke spinal cord, menghasilkan kontraksi

beberapa otot akibat “spinal motor reflexes”. Nosiseptif stimuli ini dapat dijumpai

di beberapa tempat seperti kulit visceral organ, bahkan otot sendiri. Reflek ini

sendiri sebenarnya bermanfaat bagi tubuh kita, misalnya “withdrawal reflex”

merupakan mekanisme survival dari organisme.

Disamping berfungsi tersebut, kita juga sadari bahwa kontraksi-kontraksi tadi

dapat meningkatkan rasa sakit, melalui nosiseptor di dalam otot dan tendon.

Makin sering dan kuat nosiseptor tersebut terstimulasi, makin kuat reflek aktifitas

terhadap otot-otot tersebut. Hal ini akan meningkatkan rasa sakit, sehingga

menimbulkan keadaan “vicious circle”, kondisi ini akan diperburuk lagi dengan

adanya ischemia local, sebagai akibat dari kontrksi otot yang kuat dan terus

menerus atau mikrosirkulasi yang tidak adekuat sebagai akibat dari disregulasi

system simpatik.

terlihat input serabut afferent dan organ visceral, kulit, sendi, tendons,

otot-otot atau impuls dan otak yang turun ke spinal dapat mempengaruhi

rangsangan (exitability) dan alpha dan gamma motorneurons yang berakibat

kontraksi otot (muscle stiffness), misalnya meningkatkan input nosiseptif dari

viscus abdominalis akan meningkatkan tonus otot-otot abdomen. Atau input

nosiseptif dari sendi kapsul dapat meningkatkan “reflex excitability” dan beberapa

otot-otot antagonis yang bersangkutan dengan pergerakan sendi tersebut sehingga

11

Page 12: DK 3 NYERI BAHU

hal ini dapat memblok sendi tersebut, disebut juga sebagai “neurogenic block”.

Pengaruh yang paling besar berasal dari otak, stress dan emosi dapat

mengakibatkan “descending excitatory pathways”, sehingga merangsang

peningkatan reflek dari otot-otot postural.

Perasaan nyeri tergantung pada pengaktifan serangkaian sel-sel saraf, yang

meliputi reseptor nyeri afferent primer, sel-sel saraf penghubung (inter neuron) di

medulla spinalis dan batang otak, sel-sel di traktus ascenden, sel-sel saraf di

thalamus dan sel-sel saraf di kortek serebri. Bermacam-macam reseptor nyeri

primer ditemukan dan memberikan persarafan di kulit, sendi-sendi, otot-otot dan

alat-alat dalam pengaktifan reseptor nyeri yang berbeda menghasilkan kuatitas

nyeri tertentu. Sel-sel saraf nyeri pada kornu dorsalis medulla spinalis berperan

pada reflek nyeri atau ikut mengatur pengaktifan sel-sel traktus ascenden. Sel-sel

saraf dari traktus spinothalamicus membantu memberi tanda perasaan nyeri,

sedangkan traktus lainnya lebih berperan pada pengaktifan system kontrol

desenden atau pada timbulnya mekanisme motivasi-afektif.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa thalamus lebih berperan dalam

sensasi nyeri dibandingkan daerah kortek serebri (willis WD, 1995). Meskipun

demikian penelitian-penelitian lain membuktikan peranan yang cukup berarti dan

kortek serebri dalam sensasi nyeri. Struktur diensepalik dan telesepalik seperti

thalamus bagian medial, hipotalamus, amygdala dan system limbic diduga

berperan pada berbagai reaksi motivasi dan afektif dari nyeri.

Nyeri merupakan pengalaman individu yang melibatkan sensasi sensori

dan emosional yang tidan menyenangkan. Nyeri dapat dibagi 2. Pertama, nyeri

nosiseptf yang terjadi akibat aktifasi nosi reseptor A-d dan C sebagai respon

terhadap rangsangan noxius (termal , mekanik , kimia). Kedua, neyri neuropatik

merupakan nyeri yang timbul akibat kerusakan/perubahan patologis pada system

saraf perifer atau sentral. Pada kasus reumatik nyeri yang ditimbulkan adalah

mixed pain, yaitu kombinasi antara nyeri nosiseptif dan neuropatik.

12

Page 13: DK 3 NYERI BAHU

Respon manusia thd nyeri

Kozier, dkk. (1995) mengatakan bahwa nyeri akanmenyebabkan respon tubuh meliputi aspek pisiologis dan psikologis, merangsang respon otonom Respon Simpatis :• Peningkatan tekanan darah,• Peningkatan denyut nadi,• Peningkatan pernapasan,• Meningkatkan tegangan otot,• Dilatasi pupil,• Wajah pucat,• Diaphoresis,Respon parasimpatis seperti nyeri dalam, berat ,berakibat tekanan darah turun nadi turun, mual danmuntah, kelemahan, kelelahan, dan pucat.

Klasifikasi Nyeri

Menurut Long C.B (1996) mengklasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya, meliputi :2.Nyeri akut, nyeri yang berlangsung tidak melebihi enam bulan, serangan mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan daerah nyeri biasanya sudah diketahui, nyeri akut ditandai dengan ketegangan otot, cemas yang keduanya akan meningkatkanpersepsi nyeri.3.Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung 6 bulan atau lebih, sumber nyeri tidak diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya. Sifat nyeri hilang dan timbul pada periode tertentu nyeri menetap.

B. ANATOMI TULANG OTOT DAN SENDI

TULANG

Pembagian tulang menurut bentuknya : Ossa longa : tulang yang ukuran panjangnyaterbesar.contoh : os humerus Ossa brevia : tulang yang ketiga ukuranya kira-kira sama besar.contoh:

ossa carpi Ossa plana : tulang yang ukuran lebarnya terbesar.contoh: os parietale Ossa irregular : tulang tak beraturan.contoh : os sphenoidale Ossa pneumatic : tulang berongga udara.contoh : os maxilla

13

Page 14: DK 3 NYERI BAHU

(1) Anatomi tulang ekstremitas superior:- Tulang ekstremitas superior dan tulang pada sendi bahu: *Tulang-tulang yang termasuk gelang bahu *Tulang brachium *Tulang-tulang antebrachium *Tulang-tulang carpal *Tulang-tulang metacarpal & phalanges manus

- Articulatio: *Articulatio humeri, ligamentum & pergerakannya *Articulatio cubiti, ligamentum & pergerakannya *Articulatio carpo-metacarpal, ligamentum & pergerakannya*Articulatio carpo-phalangeal, ligamentum & pergerakannya*Articulatio interphalangea, ligamentum & pergerakannya

(2) Anatomi tulang ekstremitas inferior:- Tulang-tulang ekstremitas inferior :*Os Patella*Os Tibia*Os Fibula*Os Tarsalia*Os Metatarsalia*Os Phalanges pedis

- Articulatio: *Articulatio Coxae, ligamentum & pergerakannya *Articulatio Genu, ligamentum & pergerakannya *Articulatio Tarso-metatarsal, ligamentum & pergerakannya*Articulatio Metatarsal-phalangea, ligamentum & pergerakannya terutama pada ibu jari

14

Page 15: DK 3 NYERI BAHU

Gambar 1.tulang penyusun bahu

Gambar 2.tulang ekstremitas atas

15

Page 16: DK 3 NYERI BAHU

Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal, metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.

Skapula

Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan bawah. Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa glenoid.

Klavikula

Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.

Humerus

Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.

Ulna

Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.

Radius

Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga

16

Page 17: DK 3 NYERI BAHU

memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.

Karpal

Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.

Metakarpal

Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.

Tulang-tulang phalangs

Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.

OTOT-OTOT BAHU

Nama otot

origo insertio

fungsi Inervasi

M. deltoideus anterior

Lateral clavicula

Tuberositas deltoidea

Abduksi, fleksi, rotasi medial, adduksi horizontal bahu

Nn. C5-6

M. deltoideusmedia

Processus acromialis

Tuberositas deltoidea

Abduksi bahu Nn. C5-6

17

Page 18: DK 3 NYERI BAHU

M. deltoideus posterior

Spina scapularis

Tuberositas deltoidea

Abduksi, ekstensi, hiperekstensi, rotasi lateral dan horisontal, abduksi bahu

Nn. C5-6

M. supraspinata

Fossa supraspinata

Tuberculum mayor humeri

Abduksi bahu Nn. C5-6

M. pectoralis mayor pars sternalis

Medial clavicula

Sulcus bicipital humeri

Ekstensi bahu N. C5

M. pectoralis mayor pars sternalis + clavicularis

Adduksi, rotasi medial

Nn. C5-T1

M. Latissimus dorsi

Processus spinosus T7-L5

Sulcus bicipital humeri

Ekstensi, adduksi, rotasi medial, hiperekstensi

Nn. C6-C8

M. teres mayor

Margo axillaris scapula

Crista iliaca posterior inferior

Ekstensi, adduksi, rotasi medial

Nn. C5-6

M. infraspinata

Fossa infraspinata

Tuberculum mayor humeri

Rotasi lateral, abduksi horizontal

Nn. C5-6

M. teres minor

Margo axillaris scapula

Tuberculum mayor humeri

Rotasi lateral, abduksi horizontal

Nn. C5-6

M. coracoideus

Processus coracoideus

Facies medialis humeri

Stabilisasi articulatio glenoidalis

Nn. C6-7

SENDI

18

Page 19: DK 3 NYERI BAHU

Jenis sendi berdasarkan strukturnya: Fibrosa : hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa Kartilago: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan Synovial : ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian

Sendi berdasarkan jenis persambungannya: Sinartrosis : sendi yang terdapat kesinambungan karna diantara kedua ujung tulang yang bersendi terhadap suatu jaringan. Syndesmosis : jaringan penghubungnya merupakan jaringan ikato Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh jaringan ikat tipis

o Schindylesis: lemepeng pada tulang yang satu terjepit di dalam celah pada

tulang laino Ghomphosis: tulang yang satu berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk

yang sesuai dengan bentuk itu pada tulang laino Syndesmosis elastica : jaringan ikat penghubungnya merupakan jaringan

ikat elastino Syndesmosis fibrosa : jaringan ikat penghubungnya merupakan serat

kolagen

Synchrondrosis : jaringan penghubungnya merupakan jaringan tulang rawaContoh:antara epifisis dan diafisis sebelum penulangan selesai.

Synostosis : jaringan penghubungnya jaringan tulang.Contoh : antara epifisis dan diafisis setelah penulangan selesai.

Diartosis : sendi terdapat ketidak-sinambungan karena diantara tulang yang bersendi terapat rongga Sendi engsel (ginglymus) : sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang.contoh: art.interphalangeae Sendi kisar (art.trochoidea) : sumbu gerak kira-kira sesuai dengan arah panjang tulang.contoh: art. Radioulnaris Sendi telur (art.ellipsoidea) : kepala sendi cekung berbentuk ellipsoid dengan sumbu panjang dan sumbu pendek.contoh: art.radiocarpae Sendi pelana (art.sellaris) : permukaan sendi berbentuk pelana.Contoh: art.carpo-metacarpae Sendi peluru (art.globoidea) : lekuk sendi mencakup kurang dari setengah kepala sendi.contoh : art.humeri Sendi buah pala (enarthrosis spheroidea) : lekuk sendi mencakup lebih dari setengah kepala sendi.contoh: art.coxae

19

Page 20: DK 3 NYERI BAHU

a) Sendi-sendi gelang bahu ,articulationes cinguli pectoralis

Nama sendi Jenis sendi gerakanSendi sternoklavikularis ,articulatio sternoklavikularis

Permukaan sendi tak teratur ,articulatio irregularisFungsi:sendi peluru(cirri khusus: discus articularis)

Rotasi pada sumbu sagital (saat mengangkat bahu),rotasi pada sumbu longitudinal (ketika protraksi dan retraksi bahu), rotasi pada sumbu longitudinal (ketika mengayunkan lengan)

Seni akromioklavikularis,Articulation acromioklavikularis

Sendi datar,articulation planaFungsi: sendi peluru(cirri khusus: berbeda-beda,seringdiscus articularis tidak lengkap)

Rotasi pada sumbu sagital(saat mengangkat bahu), rotasi pada sumbu tranversal (saat mengayun lengan) rotasi pada sumbu longitudinal (saat protraksi dan retraksi bahu)

b) Sendi-sendi bagian bebas ekstremitas atas,articulationes membri superioris liberi

Nama sendi Jenis sendi gerakanSendi bahu,articulation humeri

Sendi peluru,Articulatio spheroidea

Protraksi (fleksi,anteversi)Retraksi (ekstensi,retroversi)AbduksiAdduksiRotasi medialRotasi lateral(sirkumduksi: gabungan fleksi ,abduksi,ekstensi,adduksi)

Sendi sikuArticulatio cubiti Articulatio humeroulnaris Articulatio humeroradialis Articulatio radioulnaris proximalis

Sendi engsel,ginglymus

Sendi peluru,articulation sperhoideaSendi pengungkit,articulatio trochoidea

FleksiEkstensiFleksi,ekstensiRotasiPronasi dan supinasi tangan

Sendi radioulnaris distal,articulation radioulnaris diatalis

Sendi pengungkit,articulatio trochoidea

Pronasi dan supinasi tangan

Sendi pergelangan tangan Articulatio Sendi elips,articulation

Gerakan tangan ke lateral (abduksi ulnaris dan radial)Fleksi

20

Page 21: DK 3 NYERI BAHU

radiocarpalis Articulatio mediocarpalis

ellipshoieaSendiengsel,gingglymus

Ekstensi

Sendi karpometakarpalIbu jari.

Sendi pelana articulatio sellaris

AbduksiAdduksiOposisiReposisi

Sendi karpometakarpal

Sendi datar Macam-macam gerakan yang berbeda

Sendi metakarpofalangea

Sendi prluru Fleksiekstensi

Sendi interfalangea jari tengah

Sendi engsel Fleksiekstensi

Persarafan segmental untuk otot-otot ekstremitas

m. suprasspinatus C4-C5 m.abductor pollicis longus C6-C8m. teres minor C4-C5 m.extensor pollicis brevis C7-T1m.deltoideus C5-C6 m.extensor pollicis longus C6-C8m. infraspinatus C4-C6 m.extensor digitorum C6-C8m.subscapularis C5-C6 m.extensor indicis C6-C8m.terews major C5-C7 m.extensor carpi ulnaris C6-C8m.biceps brachii C6-C8 m.extensor digiti minimi C6-C8m. brachialis C5-C6 m.flexor digitorum superficialis C7-T1m.coracobrachialis C5-C7 m.flexor digitorum profundus C7-T1m.triceps brachii C6-C8 m.flexor carpi ulnaris C7-T1m.brachioradialis C5-C6 m.abductor pollicis brevis C7-T1m.extensor carpi radialis longus C5-C7 m.flexor pollicis brevis C7-T1m.extensor carpi radialis brevis C5-C7 m.opponens pollicis C6-C7m.supinator C5-C6 m.flexor digiti minimi C7-T1m.pronator teres C6-C7 m.adductor pollicis C8-T1m.flexor carpi radialis C6-C7 m. abductor digiti minimi C8-T1m.flexor pollicis longus C6-C8 Mm.interossei C8-T1

Table perbedaan otot polos,otot lurik dan otot jantung

Perbedaan Otot polos Otot lurik/rangka Otot jantungJumlah inti satu >1 >1Letak inti Di tengah Di bagian tepi Di bagian tengahCara kerja involunter volunter involunterLetak Organ bagian

dalam,seperti bagian pencernaan

Melekat pada tulang/rangka jantung

21

Page 22: DK 3 NYERI BAHU

Gambar 3. otot rangka

Gambar 4. otot polos

Gambar 5. otot jantung

22

Page 23: DK 3 NYERI BAHU

C. HISTOLOGI KONTRAKSI OTOT

Sarkomer yang beristirahat teriri atas sebagian filamen tebal dan filament tipis yang saling bertumpukan.selama kontraksi, kedua filament tebal an filament tipis memepertahankan panjang yang sesungguhnya. Karena kontraksi tidak disebabkan oleh pemendekan filament secara terseniri, pemendekan harus merupakan hasil dari pengikatan jumlah penumpukan diantara filament.

Berikut ini adalah suatu penjelasan singkat bagaimana aktin dan myosin saling berinteraksi selama siklus kontraksi. Pada saat istirahat, ATP terikat pada sisi ATP ase pada kepala myosin, tetapi kecepatan hidrolisis sangat lambat. Myosin membutuhkan aktin sehingga kofaktor untuk memecahkan ATP dengan cepat dan melepaskan energy.pada otot yang sedang istirahat myosin tidak dapat berhubungan dengan aktin, karena tempat pengikatan untuk kepala myosin pada molekul aktin ditutupi oleh kompleks troponim-tropomiosin pada filament aktin F. akan tetapi, bila tersedia konsentrasi ion kalsium yang cukup tinggi,ion kalsium akan terikat pada subunit TnC dari troponim konfigurasi sebagian dari ketiga subunit troponim merubah dan membawa molekul tropomiosin lebih jauh ke dalam lengkungan untaian ganda. Hal ini akan memaparkan sisi pengikatan pada komponen aktin globular. Sehingga aktin bebas berinteraksi dengan kepala molekul myosin. Karena aktin berikatan engan myosin, pergerakan kepala myosin akan menarik aktin melewati filament myosin. Hasilnya adalah filament tipis ditank lebih jauh ke pita A walaupun sejumlah besar kepala myosin meluas dari filament tebal. Pada satu waktu selama kontraksi hanya sejumlah kecil kepala yang bersambung dengan sisi pengikatan aktin yang tersedia. Akan tetapi, sewaktu kepala myosin tersebut menyediakan suatu pembentukan jembatan aktin -myosin yang baru. Jembatan aktin-miosin yang lama dilepaskan hanya setelah myosin berikatan dengan molekul ATP yang baru. Karena ini juga mengembalikan kepala myosin dan memperrsiapkannya untuk siklus kontraksi yang lain. Bila ATP tidak tersedia , kompleks aktin-miosin menjadi stabil.

23

Page 24: DK 3 NYERI BAHU

D. VASKULARISASI DAN INERVASI

1) Inervasi

Saraf –saraf pada otot gelang bahu: N . accessarius dan cabang-cabang plexus cervicalis N . dorsalis scapulae N . thoracicus longus (plexus brachialis ,pars supraclavicularis)

Saraf-saraf otot bahu bagian lateral:

Nn . pectorales medialis et lateralis Nn .subscapularis N .subslavius

Saraf-saraf otot bahu bagian lateral:

N . axillaris N . suprascapularis

Sarf-saraf otot bahu bagian dorsal :

N .suprascapularis N .axillaris Nn .subscapularis N .thoracodorsalis

Saraf-saraf otot lengan bagian ventral:

N .musculocutaneus (plexus brachialis ,pars infraclavicularis)

Saraf-saraf otot lengan bagian dorsal

N .radialis (plexus brachialis,pars infraclavicularis)

24

Page 25: DK 3 NYERI BAHU

2) Vaskularisasi

Vaskularisasinya meliputi: A .axillaris A profunda brachii A .collatelaris ulnaris superior A .collatelaris ulnaris inferior A .brachialise A .cirkumflexa humeri posterior A .suprascapularis A .sirkumflexa scapula A .collatelaris radialis A .recurrens ulnaris

E. METABOLISME ENERGI

Glikolisis dapat berfungsi pada keadaan anaerob

Pada tahap awal penelitian glikolisis disadari bahwa permentasi di pagi hari serupa dengan penguraian glikogen di otot. Diketahui bahwa, jika suatu otot berkontraksi dalam medium anaeorob, yaitu medium tidak dengan O2 yang telah dikeluarkan glikogen akan lenyap dan muncul asam laktat.

Metabolism energy aerob

Respirasi aerob merupakan peristiwa pembakaran zat yang di hasilkan atau melibatkan O2 dari pemakaian O2 akan digunakan sebagai penerima elektron terahir.

C6H12O6 + 6O2 6CO2 +6H2O +36ATP

25

Page 26: DK 3 NYERI BAHU

Respirasi aerob ada 3 tahap yaitu : glikolisis, siklus krebs,dan transport electron

Glikolisis adalah reaksi pelepasan energy bagi memecah satu molekul glukosa atau monosakarida yang lain menjadi dua mol asam piruvat (3C).

2 NADH dan 2 ATP penumpukan asam laktat pada otot menyebabkan nyeri

Sikluis krebs adalah melepaskan 3 molekul CO2, 4 NADH , (fADN, ATP, 8 NADH, 2 FADH2, 2 ATP)

Tanspor elektran adalah tahapan terahir respirasi aerob ATP yang dihasilkan dari pemecahan glukosa mad CO2 dan air dalam respirasi aerob

2 ATP (glikolisis), 2 ATP (siklus krebs), 3 CATP (transport elektron) = 36 ATP

26

Elektron terbuka melalui NADH

Glikolisis glukosa +pirufat

ATP

Sistem transfor elektron dan fosforilasi

Siklus krebs

Sitosol

Page 27: DK 3 NYERI BAHU

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari kasus nyeri bahu dapat mengetahui mekanisme kontraksi otot, mekanisme nyeri otot, inervasi dan vaskularisasi serta mengetahui metabolisme anaerob dan aerob otot. Selanjutnya

27

Page 28: DK 3 NYERI BAHU

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall.2006.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC

L.Carlos junquena dkk.edisi 8.Histologi dasar.Jakarta : EGC

Snell,Richard S.2006.Anatomi Klinik.Jakarta : EGC

Disunting oleh R.Putz & R.Pabst.2005.Atlas Anatomi Manuasia Sobotta.Jakarta : EGC

Kuliah pengantar praktikum anatomi dr. Dedek

http://sintadotners.wordpress.com/2011/10/17/anatomi-sistem-moskuleskeletal/

28