Datalink Fix

51
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikaasi yang semakin pesat pada masa sekarang ini menyebabkan munculnya sistem–sistem yang memungkinkan kita untuk dapat saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Salah satu aplikasinya adalah dalam hal komunikasi data. Pada jaman dulu, komunikasi data dilakukan dengan standard yang berbeda-beda. Rancangan aturan / acuan yang dibuat tentunya sesuai dengan kebutuhan masing–masing, dan hal ini dapat dilakukan karena belum adanya acuan/standard yang baku. Namun, adanya acuan sistem yang tidak sama menyebabkan kurang optimalnya proses dan hasil transmisi saat melakukan komunikasi data dengan pihak lain, yang juga memiliki acuan komunikasi yang berbeda. Oleh sebab itu, dibuatlah suatu bakuan untuk menyeragamkan komunikasi data, yang dapat dipakai oleh semua pengguna jasa telekomunikasi dalam lingkup komunikasi data. Salah satu model bakuan / referensi untuk komunikasi data adalah model Osi (Open System Interconection), yang dikeluarkan oleh ISO ( International Standard Organisation). Model OSI terdiri dari tujuh lapisan / layer, dimulai dari Physical Layer. Data Link, Network, Transport, Session, presentation, dan application layer. 1

Transcript of Datalink Fix

Page 1: Datalink Fix

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi telekomunikaasi yang semakin pesat pada masa

sekarang ini menyebabkan munculnya sistem–sistem yang memungkinkan kita untuk

dapat saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Salah satu aplikasinya

adalah dalam hal komunikasi data. Pada jaman dulu, komunikasi data dilakukan

dengan standard yang berbeda-beda. Rancangan aturan / acuan yang dibuat tentunya

sesuai dengan kebutuhan masing–masing, dan hal ini dapat dilakukan karena belum

adanya acuan/standard yang baku. Namun, adanya acuan sistem yang tidak sama

menyebabkan kurang optimalnya proses dan hasil transmisi saat melakukan

komunikasi data dengan pihak lain, yang juga memiliki acuan komunikasi yang

berbeda.

Oleh sebab itu, dibuatlah suatu bakuan untuk menyeragamkan komunikasi data,

yang dapat dipakai oleh semua pengguna jasa telekomunikasi dalam lingkup

komunikasi data. Salah satu model bakuan / referensi untuk komunikasi data adalah

model Osi (Open System Interconection), yang dikeluarkan oleh ISO ( International

Standard Organisation). Model OSI terdiri dari tujuh lapisan / layer, dimulai dari

Physical Layer. Data Link, Network, Transport, Session, presentation, dan

application layer.

Pada makalah ini, akan dibahas mengenai lapisan kedua dari model OSI, yaitu

data link layer, yaitu layer penghubung antara physical layer dengan lapisan / layer

di atasnya. Pada lapisan ini, terdapat protokol dengan suatu mekanisme yang

bertujuan untuk menjamin transmisi data yang bebas dari kesalahan, menuju lapisan

yang lebih tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana penjelasan tentang Data Link Protokol pada Data Link Layer

1

Page 2: Datalink Fix

2. Macam–macam standar / bagian yang terdapat pada Data Link Protokol.

1.3 Ruang Lingkup

Pembahasan mengenai Data Link Protokol. Dengan batasan sebagai berikut :

- Materi yang dibahas hanya mengenai data link protokol dan bagian-bagiannya.

- Model OSI yang dibahas secara umum dan singkat hanya sebagai pengantar.

- Tidak membahas lapisan-lapisan lain dari Model OSI.

1.4 Tujuan

Mengetahui penjelasan tentang data link protokol sebagai protokol dari data link

layer beserta bagian-bagiannya.

2

Page 3: Datalink Fix

BAB II

DASAR TEORI

2.1 DATA LINK LAYER

Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam

model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data

yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik.

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara

perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network

(LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat frame, flow

control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang terhadap frame yang

dianggap gagal. MAC address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini.

Selain itu, beberapa perangkat seperti Network Interface Card (NIC), switch layer

2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.

Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran

fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa

protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment

untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak

memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan

checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan

pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi,

seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).

Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data

mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan

transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan

tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi

sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian

lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses

acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan

fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur

3

Page 4: Datalink Fix

frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali

batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit

khusus ke awal dan akhir frame.

Data link layer berisi peraturan untuk line discipline, flow control dan

error handling.

a. Line Discipline (Rancangan tata tertib)

Beberapa tata tertib diperlukan dalam penggunaan link transmisi. Pada

mode half-duplex, hanya satu stasiun yang dapat mentrasmisi pada suatu

waktu. Baik mode half-duplex atau full-duplex, suatu stasiun hanya

mentransmisi jika mengetahui bahwa receiver telah siap untuk menerima.

Point to Point Link

Bila stasiun ingin mengirim data ke stasiun yang lain, maka pertama

dilakukan penyelidikan (dinyatakan sebagai enq/enquiry) stasiun lain untuk

melihat apakah siap menerima. Stasiun kedua merespon dengan suatu

positive acknowledge (ack) untuk indikasi telah siap. Stasiun pertama

kemudian mengirim beberapa data, sebagai suatu frame.

Setelah beberapa data dikirim, stasiun pertama berhenti untuk

menunggu hasilnya. Stasiun kedua menetapkan penerimaan data (ack) yang

sukses. Stasiun pertama kemudian mengirim suatu message akhir transmisi

(eot) yang menghentikan pertukaran dan mengembalikan sistem seperti

semula. Bila terjadi error pada transmisi, suatu negative acknowledgment

(nak) dipakai untuk mengindikasikan bahwa suatu sistim tidak siap

menerima, atau data yang diterima error. Hal ini diperlihatkan sebagai

garis tipis dalam gambar. Jika hal ini terjadi maka stasiun mengulang

tindakan akhirnya atau mungkin memulai beberapa prosedur perbaikan

error (erp). Garis tebal pada gambar memperlihatkan keadaan normal.

Ada 3 fase dalam prosedur kontrol komunikasi ini :

Establishment (penentuan) : memutuskan stasiun mana yang transmisi

dan mana yang menerima dan apa receiver siap untuk menerima.

Data transfer : data ditransfer dalam satu atau lebih blok-blok

acknowledgment.

4

Page 5: Datalink Fix

Termination : membatasi koneksi logika (hubungan transmitter-

receiver).

Multipoint links

Aturan umum yang dipakai dalam situasi ini yaitu poll dan select.

Poll : primary meminta data dari suatu secondary.

Select : primary mempunyai data untuk dikirim dan memberitahu suatu

secondary bahwa data sedang datang.

Gambar 2.1 memperlihatkan konsep ini. Dalam 2.1a, primary mem-

poll suatu secondary dengan mengirim suatu message "poll". Dalam hal ini,

secondary tidakpunya apa -apa untuk dikirim dan merespon dengan message

"nak". Timing total untuk rangkaian ini :

TN = tprop+ tpoll+ tproc + tnak+ tprop

Dimana

tprop = waktu penyebaran = t1 – t0= t5 – t4

tprop = waktu untuk transmisi suatu poll = t2 – t1

tproc = waktu untuk memproses poll sebelum acknowledgment = t3 – t2

tnak = waktu untuk transmisi suatu negative acknowledgment = t4 – t3

Transmisi dari primary harus menunjuk pada secondary yang dipilih;

transmisi dari secondary harus menyamakan secondary tersebut. Gambar

2.1c, dimana ditunjukkan fungsi select. Gambar 2.1d, menunjukkan suatu

teknik alternatif yaitu fast select, dimana message select termasuk data yang

ditransfer. Teknik ini cocok untuk aplikasi-aplikasi dengan message-message

pendek yang seringkali ditransmisi dan waktu transfer untuk message

tersebut tidak lebih lama daripada waktu balasan.

5

Page 6: Datalink Fix

Gambar 2.1. Serangkaian poll dan select.

Bentuk lain dari line discipline, yaitu contention , dimana tidak ada

primary tetapi hanya suatu kumpulan stasiun-stasiun peer keduanya baik

transmitter dan receiver harus diidentifikasikan. Stasiun ini dapat

mentransmisi jika jalur/line sedang bebas; kalau tidak maka harus

menunggu. Teknik ini dapat ditemukan dalam pemakaian secara luas pada

local network dan sistem satelit.

b. Flow control

Flow control adalah suatu teknik untuk memastikan/meyakinkan bahwa

suatu stasiun transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima.

Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang

memproses data lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan

sejumlah proses sebelum buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak

data.

Gambar 2.2a tiap tanda panah menyatakan suatu perjalanan frame

tunggal. Suatu data link antara dua stasiun dan transmisinya bebas error.

6

Page 7: Datalink Fix

Tetapi bagaimanapun, setiap frame yang ditransmisi semaunya dan sejumlah

delay sebelum diterima. Gambar 5.4b suatu transmisi dengan losses dan error.

Gambar 2.2 Model dari transmisi frame

Bentuk sederhana dari flow control, yaitu stop-and-wait flow control.

Cara kerjanya : suatu entity sumber mentransmisi suatu frame. Setelah

diterima, entity tujuan memberi isyarat untuk menerima frame lainnya dengan

mengirim acknowledgment ke frame yang baru diterima. Sumber harus

menunggu sampai menerima acknowledgment sebelum mengirim frame

berikutnya. Entity tujuan kemudian dapat menghentikan aliran data dengan

tidak memberi acknowledgment.

Untuk blok-blok data yang besar, sumber akan memecah menjadi blok-

blok yang lebih kecil dan mentransmisi data dalam beberapa frame. Hal ini

dilakukan dengan alasan :

Transmisi yang jauh, dimana bila terjadi error maka hanya sedikit data

yang akan ditransmisi ulang.

Pada suatu multipoint line.

Ukuran buffer dari receiver akan terbatas.

7

Page 8: Datalink Fix

Protocol Sliding Window

Sliding-window flow control dapat digambarkan dalam operasi sebagai

berikut :

Dua stasiun A dan B, terhubung melalui suatu link full-duplex. B dapat

menerima n buah frame karena menyediakan tempat buffer untuk n buah

frame. Dan A memperbolehkan pengiriman n buah frame tanpa menunggu

suatu acknowledgement. Tiap frame diberi label nomor tertentu. B mengakui

suatu frame dengan mengirim suatu acknowledgement yang mengandung

serangkaian nomor dari frame berikut yang diharapkan dan B siap untuk

menerima n frame berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu. Skema ini

dapat juga dipakai untuk multiple frame acknowledge.

Gambar 2.3 menunjukkan proses sliding-window. Anggap dipakai 3

bit penomoran, maka terdapat 0-7 nomor. Pada gambar, pengirim dapat

mentransmit 7 buah frame, yang dimulai dengan frame ke 6. Setiap kali frame

dikirim, daerah dalam kotak akan menyusut; setiap kali sebuah

acknowledgment diterima, daerah dalam kotak tersebut akan membesar.

Gambar 2.3 Proses Sliding-window.

Gambar 2.4 menunjukkan suatu contoh, dimana dianggap ada 3 bit

penomoran dan suatu ukuran window maksimum sebesar 7. A dan B

Page 9: Datalink Fix

mempunyai window yang mengindikasi bahwa A boleh mengirim 7 buah frame,

dimulai dengan frame ke 0 (f0). Setelah mengirim 3 buah frame (f0,f1,f2) tanpa

acknowledgment, A telah menyusutkan window-nya menjadi 4 buah frame.

Window ini menyatakan bahwa A boleh mentransmit 4 buah frame, dimulai

dengan frame nomor 3; pada kenyataannya, saya siap menerima 7 frame, yang

dimulai dengan frame nomor 3. Dengan acknowledgment ini, A kembali

meminta izin untuk mentransmisi 7 frame masih, diawali dengan frame 3. A

mulai mentransmisi frame 3, 4, 5 dan 6. B mengembalikan ACK 4, dimana

mengakui frame 3, dan mengizinkan transmisi frame 4 sampai 2. Tetapi, pada

waktu acknowledgment mencapai A, A sudah mentransmisi frame 4, 5 dan 6.

Kesimpulannya bahwa A hanya boleh membuka window-nya untuk

memperkenankan transmisi dari 4 frame, dimulai dengan frame 7.

Gambar 2.4. Contoh dari protokol sliding-window.

Penjelasan-penjelasan diatas untuk transmisi dalam satu arah saja. Jika

2 stasiun menukar data, masing-masing membutuhkan 2 window : satu untuk

transmisi data dan yang lain untuk menerima. Teknik ini dikenal sebagai

piggy backing. Untuk multipoint link, primary membutuhkan masing-masing

secondary untuk transmisi dan menerima.

Page 10: Datalink Fix

c. Error Control

Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi

dalam transmisi frame-frame. Ada 2 tipe error yang mungkin :

Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain.

Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error.

Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut :

Deteksi error : telah dibahas dalam chapter 4; dipakai CRC.

Positive acknowledgment : tujuan mengembalikan suatu positif

acknowledgment untuk penerimaan yang sukses, frame bebas error.

Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu

frame yang belum diakui setelah suatu waktu yang tidak ditentukan.

Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan

negative acknowledgment dari frame-frame dimana suatu error dideteksi.

Sumber mentransmisi ulang beberapa frame.

Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic repeat Request (ARQ)

yang terdiri dari 3 versi :

Stop and wait ARQ.

Go-back-N ARQ.

Selective-reject ARQ.

a. Stop and wait ARQ

Berdasarkan pada teknik flow control stop and wait dan digambarkan

dalam gambar 2.5. Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan

kemudian harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam periode

tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan dari stasiun tujuan

tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan maka frame ditransmisi ulang.

Bila error dideteksi oleh tujuan, maka frame tersebut dibuang dan mengirim

suatu Negative Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber

mentransmisi ulang frame yang rusak tersebut.

Page 11: Datalink Fix

Gambar 2.5. Stop-and-wait ARQ.

Bila sinyal acknowledgment rusak pada waktu transmisi, kemudian

sumber akan habis waktu dan mentransmisi ulang frame tersebut. Untuk

mencegah hal ini, maka frame diberi label 0 atau 1 dan positive acknowledgment

dengan bentuk ACK0 atau ACK1 : ACK0 mengakui menerima frame 1 dan

mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 0. Sedangkan ACK1 mengakui

menerima frame 0 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 1.

b. Go-back-N ARQ

Termasuk continuous ARQ, suatu stasiun boleh mengirim frame seri

yang ditentukan oleh ukuran window, memakai teknik flow control sliding

window. Sementara tidak terjadi error, tujuan akan meng-acknowledge (ACK)

frame yang masuk seperti biasanya.

Teknik Go-back-N ARQ yang terjadi dalam beberapa kejadian :

Frame yang rusak. Ada 3 kasus :

A mentransmisi frame i. B mendeteksi suatu error dan telah menerima

frame (i-1) secara sukses. B mengirim A NAKi, mengindikasi bahwa

frame i ditolak. Ketika A menerima NAK ini, maka harus mentransmisi

ulang frame i dan semua frame berikutnya yang sudah ditransmisi.

Page 12: Datalink Fix

Frame i hilang dalam transmisi. A kemudian mengirim frame (i+1). B

menerima frame (i+1) diluar permintaan, dan mengirim suatu NAKi.

Frame i hilang dalam transmisi dan A tidak segera mengirim frame -

frame tambahan. B tidak menerima apapun dan mengembalikan baik

ACK atau NAK. A akan kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame

i.

ACK rusak. Ada 2 kasus :

menerima frame i dan mengirim ACK (i+1), yang hilang dalam

transmisi. Karena ACK dikomulatif (contoh, ACK6 berarti semua frame

sampai 5 diakui), hal ini mungkin karena A akan menerima sebuah ACK

yang berikutnya untuk sebuah frame berikutnya yang akan melaksanakan

tugas dari ACK yang hilang sebelum waktunya habis.

Jika waktu A habis, A mentransmisi ulang frame I dan semua frame-

frame berikutnya.

NAK rusak. Jika sebuah NAK hilang, A akan kehabisan waktu (time out)

pada serangkaian frame dan mentransmisi ulang frame tersebut berikut

frame-frame selanjutnya.

c. Selective-reject ARQ

Hanya mentransmisi ulang frame-frame bila menerima NAK atau waktu

habis. Ukuran window yang perlu lebih sempit daripada go-back-N. Untuk go-

back-N, ukuran window 2n-1 sedangkan selective -reject 2n.

Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang mengizinkan ukuran

window sebesar 7 :

o Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B.

o Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh frame-frame.

o Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang.

o Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame 0.

o Stasiun B sudah memajukan window penerimanya untuk menerima frame

7,0,1,2,3,4 dan 5. Dengan demikian dianggap bahwa frame 7 telah hilang

dan bahwa frame nol yang baru, diterima.

Page 13: Datalink Fix

Problem dari skenario ini yaitu antara window pengiriman dan

penerimaan. Yang diatasi dengan memakai ukuran window max tidak lebih dari

setengah range penomoran.

2.2 PROTOKOL

Protokol adalah prosedur dan peraturan-peraturan yang mengatur

operasi dari peralatan komunikasi data. Berfungsi :

1. Membuat hubungan antara pengirim dan penerima.

2. Menyalurkan informasi dengan kehandalan tinggi.

Protokol dirancang dan dikembangkan oleh suatu pabrik sehingga

mereka sukar berhubungan apabila berlainan pabrik pembuatnya.

1. Hirarki Protokol

Untuk mengurangi kerumitan rancangan, sebagian besar jaringan

diorganisasi sebagai tumpukan layer atau level, yang setiap layernya berada

di atas layer yang berada dibawahnya. Jumlah, nama, isi, dan fungsi setiap

layer dapat berbeda dari jaringan yang satu dengan jaringan lainnya. Pada

semua jaringan, tujuan suatu layer adalah untuk memberikan layanan kepada

layer yang berada diatasnya.

Layer n pada sebuah mesin melakukan pembicaraan dengan layer n pada

mesin lainnya. Hukum dan konvensi yang dipakai dalam pembicaraan ini

dikenal secara umum sebagai protokol layer n. Antara setiap pasangan layer

yang berdekatan terdapat sebuah interface. Interface menentukan operasi-

operasi primitive dan layanan layer yang dibawah kepada layer yang berada

diatasnya. Pertimbangan yang sangat penting menentukan interface yang

bersih yang akan ditempatkan di antara dua layer yang bersangkutan. Setiap

layer membentuk kumpulan fungsi-fungsi yang secara spesifik dapat

dimengerti dengan baik. Untuk mengurangi jumlah informasi yang akan

dilewatkan ke antara dua buah layer, interface potong-bersih (clean-cut

interface). Sebuah himpunan layer dan protokol disebut arsitektur jaringan.

Sebuah arsitektur harus terdiri dari informasi yang cukup untuk

memungkinkan suatu implementasi menulis suatu program atau membentuk

Page 14: Datalink Fix

perangkat keras bagi setiap layernya, sehingga jaringan dapat mentaati

sepenuhnya protokol yang cocok.

2.3 TEKNIK DETEKSI ERROR

Teknik deteksi error menggunakan error-detecting-code, yaitu tambahan

bit yang ditambah oleh transmitter. Dihitung sebagai suatu fungsi dari transmisi

bit-bit lain. Pada receiver dilakukan perhitungan yang sama dan

membandingkan kedua hasil tersebut, dan bila tidak cocok maka berarti terjadi

deteksi error. Dan Apabila sebuah frame ditransmisikan ada 3 kemungkinan klas

yang dapat didefinisikan pada penerima, yaitu :

1. Klas 1 (P1) : Sebuah frame datang dengan tidak ada bit error

2. Klas 2 (P2) : Sebuah frame datang dengan 1 atau lebih bit error yang tidak

terdeteksi

3. Klas 3 (P3) : Sebuah frame datang dengan 1 atau lebih bit error yang

terdeteksi dan tidak ada bit error yang tidak terdeteksi.

Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :

1. Forward Error Control

Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi

tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi

dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima

error.

2. Feedback (backward) Error Control

Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk

memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi

tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta

pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.

Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan

2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.

Metode Deteksi Kesalahan :

Page 15: Datalink Fix

1. Echo

Metode sederhana dengan sistem interaktif. Operator memasukkan data

melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan

menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah

data yang dikirimkan dengan benar.

2. Error Otomatis / Parity Check

Penambahan parity bit untuk akhir masing-masing kata dalam frame.

Tetapi problem dari parity bit adalah impulse noise yang cukup panjang

merusak lebih dari satu bit, pada data rate yang tinggi.

Jenis Parity Check :

a. Even parity (paritas genap), digunakan untuk transmisi asynchronous. Bit

parity ditambahkan supaya banyaknya ‘1’ untuk tiap karakter / data adalah

genap

b. Odd parity (paritas ganjil), digunakan untuk transmisi synchronous. Bit

pariditambahkan supaya banyaknya ‘1’ untuk tiap karakter / data adalah

ganjil

Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :

Vertical Redundancy Check / VRC

Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti

ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang

dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna

melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan

menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi

kesalahan banyak bit.

Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya

karena paritinya akan benar.

Contoh :

ASCII huruf "A" adalah 41h

100 0001 ASCII 7 bit

1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil

0100 0001 ASCII dengan pariti genap

Page 16: Datalink Fix

Akibatnya huruf "A" kode ASCII dalam Hex :

- 41 bilamana pariti genap

- A1 bilamana pariti ganjil

Longitudinal Redundancy Check / LRC

LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja

penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada

akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh

blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari

masing-masing karakter. Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang

disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan

dibangkitkan dengan cara sebagai berikut :

"Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang

mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti

genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan

seterusnya"

Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk

karakter.

Cyclic Redundancy Check / CRC

CRC (Cyclic Redundancy Check) adalah algoritma untuk

memastikan integritas data dan mengecek kesalahan pada suatu data yang

akan ditransmisikan atau disimpan. Data yang hendak ditransmisikan atau

disimpan ke sebuah media penyimpanan rentan sekali mengalami

kesalahan, seperti halnya noise yang terjadi selama proses transmisi atau

memang ada kerusakan perangkat keras. Untuk memastikan integritas data

yang hendak ditransmisikan atau disimpan, CRC dapat digunakan. CRC

bekerja secara sederhana, yakni dengan menggunakan perhitungan

matematika terhadap sebuah bilangan yang disebut sebagai Checksum,

yang dibuat berdasarkan total bit yang hendak ditransmisikan atau yang

hendak disimpan.

Page 17: Datalink Fix

Dalam transmisi jaringan, khususnya dalam jaringan berbasis

teknologi Ethernet, checksum akan dihitung terhadap setiap frame yang

hendak ditransmisikan dan ditambahkan ke dalam frame tersebut sebagai

informasi dalam header atau trailer. Penerima frame tersebut akan

menghitung kembali apakah frame yang ia terima benar-benar tanpa

kerusakan, dengan membandingkan nilai frame yang dihitung dengan nilai

frame yang terdapat dalam header frame. Jika dua nilai tersebut berbeda,

maka frame tersebut telah berubah dan harus dikirimkan ulang.

CRC didesain sedemikian rupa untuk memastikan integritas data

terhadap degradasi yang bersifat acak dikarenakan noise atau sumber

lainnya (kerusakan media dan lain-lain). CRC tidak menjamin integritas

data dari ancaman modifikasi terhadap perlakukan yang mencurigakan

oleh para hacker, karena memang para penyerang dapat menghitung ulang

checksum dan mengganti nilai checksum yang lama dengan yang baru

untuk membodohi penerima.

Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu

rangkaian elektronik yang sukar. Cara CRC mengatasi masalah overhead

dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan

kemungkinan kesalahan adalah bit / karakter dan menggunakan rumus

matematika khusus

Contoh menggunakan paritas genap :

VRC

1 0 1 1 0 1 1 1 ‘1’=5

1 1 0 1 0 1 1 1 ‘1’=5

0 0 1 1 1 0 1 0 ‘1’=4

1 1 1 1 0 0 0 0 ‘1’=4

1 0 0 0 1 0 1 1 ‘1’=3

0 1 0 1 1 1 1 1 ‘1’=5

0 1 1 1 1 1 1 LRC

‘1’=4 ‘1’=3 ‘1’=3 ‘1’=5 ‘1’=3 ‘1’=3 ‘1’=5

Page 18: Datalink Fix

Satu blok informasi dilihat sebagai sederetan bit yang ditransmisikan. Bit yang

ditransmisikan dimasukkan kedalam register geser siklis yang disebut generator

CRC. Operasi ini didasarkan atas pembagian deretan bit dengan sebuah fungsi

khusus.

Hasil bagi pembagian diabaikan. Sisanya disalurkan sebagai BCS (Block Check

Sequence). Fungsi khusus tersebut disebut generator polynominal.

Page 19: Datalink Fix

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 DATA LINK PROTOKOL

Data link protocol adalah acuan dari spesifikasi yang digunakan untuk

mengimplementasikan data link layer. Data link layer berisi peraturan untuk

line discipline, flow control dan error handling. Protocol data link dibagi

menjadi dua subgroup, protocol asinkron dan protocol sinkron. Asynchronous

protocol mengolah tiap karakter ke dalam bit stream/aliran bit secara bebas.

Sedangkan Synchronous protocol mengambil seluruh bit stream dan

membaginya pada karakter yang ukurannya sama.

3.1.1 Protocol Asinkron

Protocol asinkron digunakan terutama pada modem, fitur awal dan akhir bit

dan variabel panjang gap antar karakter. Protokol asinkron dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa bagian antara lain: XMODEM,

YMODEM, ZMODEM, BLAST dan KERMIT.

a. XMODEM

Didesain pada tahun 1979 oleh Ward Cristiansen untuk protocol

transfer file pada jalur komunikasi telepon antara PC. XMODEM

merupakan protokol half-duplex stop-and-wait ARQ. Pada protocol ini

transmisi dimulai dengan mengirim frame NAK dari receiver ke sender.

Setiap kali sender mengirim frame harus menunggu pemberitahuan atau

aknowledgement sebelum frame berikutnya dapat dikirimkan. Frame

juga dapat dikimkan kembali jika renspon tidak diterima oleh sender

setelah beberapa waktu tertentu. Selain NAK atau ACK sender dapat

menerima sinyal cancel atau CAN dimana fungsinya membatalkan

transmisi.

Page 20: Datalink Fix

Gambar 3.1 XMODEM

b. YMODEM

YMODEM merupakan sebuah protokol yang mirip mirip dengan

XMODEM, dengan perbedaan utama sebagai berikut:

1) data unit 1024 byte

2) dua CAN dikirim untuk membatalkan transmisi

3) ITU-T CRC-16 digunakan untuk error checking

4) Lebih dari satu file dapat dikirim bersamaan

c. ZMODEM

ZMODEM merupakan protokol yang lebih baru yang

menggabungkan fitur-fitur dari kedua XMODEM dan YMODEM.

d. BLAST

BLAST (Blocked Asynchronous Transmission) lebih powerfull

dari XMODEM. BLAST termasuk full-duplex dengan sliding window

flow control.

e. KERMIT

KERMIT, didesain di Columbia University, adalah protokol yang

paling banyak digunakan dalam protokol asinkron. Protokol ini

operasinya sama dengan XMODEM dimana sender menunggu NAK

sebelum memulai transmisi. Transmisi dari kontrol karakter teks dari

KERMIT terdiri dari dua langkah. Pertama kontrol karakter yang

digunakan sebagai teks ditransformasikan menjadi karakter tercetak

dengan cara menambah angka yang tetap menjadi representasi ASCII

CODE-nya. Kedua karakter ditambahkan pada bagian depan karakter

yang sudah ditransformasikan

Page 21: Datalink Fix

3.1.2 Protokol Sinkron

Protocol sinkron kecepatannya lebih tinggi dari protocol asinkron

untuk teknologi LAN, MAN, dan WAN. Protocol sinkron terdiri dari dua

bagian yaitu character-oriented protocol dan bit-oriented protocol (lihat

gambar 3.2). Character-oriented protocol kurang efisien dibanding bit-

oriented protocol sehingga jarang digunakan. Pada oriented protocol

informasi dalam bentuk kode dari karakter yang sudah ada sebelumnya

seperti ASCII dan EBCDEC. Multi-bit character ini membawa informasi

line discipline, flow Control dan Error Control. Dari beberapa character-

oriented yang ada yang terbaik diketahui adalah Binary Synchronous

Communication atau BSC.

Gambar 3.2 Protokol Sinkron

a. BINARY SYNCHRONOUS COMMUNICATION (BSC)

Binary sinkronis Komunikasi (BSC atau Bisync) adalah IBM link

protokol, diumumkan pada tahun 1967 setelah berlakunya System/360.

Ia menggantikan sinkronis-mengirimkan-menerima (STR) protokol yang

digunakan dengan generasi kedua komputer. Yang maksud adalah bahwa

peraturan pengelolaan umum Link dapat digunakan dengan tiga

alphabets untuk encoding pesan. Enam-bit Transcode melihat ke

belakang ke sistem lama; USASCII dengan 128 karakter dan EBCDIC

dengan 256 karakter memandang ke depan. Transcode menghilang

dengan cepat tetapi EBCDIC dialek dari Bisync masih terbatas

digunakan pada awal tahun dari abad 21 st.

Binary synchronous communicatiom (BSC) merupakan protokol

data link character-oriented yang populer dikembangkan oleh IBM pada

tahun 1964. Dipergunakan pada kedua konfigurasi point-to-point dan

Page 22: Datalink Fix

multipoint, ini mendukung transmisi half-duplex menggunakan

pengontrol alir stop-and-wait ARQ. BSC tidak mendukung transmisi

full-duplex atau protokol sliding window.

BSC Frames

Protokol BSC membagi transmisi kedalam frame. Jika frame

digunakan semata-mata untuk tujuan kontrol, ini disebut frame

kontrol. Frame kontrol digunakan untuk mengubah informasi antara

peralatan telekomunikasi, contoh, untuk mendirikan koneksi pertama,

untuk mengontrol aliran dari transmisi, untuk meminta koreksi

kesalahan, dan untuk disconnect peralatan pada penutupan sesi. Jika

frame berisi bagian atau semua data pesannya, disebut frame data

atau data frame. Data frame digunakan untuk mentransmisikan

informasi, tetapi mungkin juga berisi pengontrolan infomasi yang

dapat berlaku pada informasi tersebut (lihat gambar 3.3).

Gambar 3.3 BSC Frame

Data Frames

Gambar 3.4 memperlihatkan format dari frame data

sederhana. Tanda panah menunjukkan pengarahan transmisi.

Frame bermula dengan dua atau lebih karakter sinkronisasi

(SYN). Karakter tersebut menyiagakan receiver untuk

kedatangan frame baru dan menyediakan pola bit yang digunakan

oleh peralatan penerima untuk mengsinkronisasi timing-nya

dengan dengan pola bit peralatan pengirim.

Page 23: Datalink Fix

Gambar 3.4 data frame BSC sederhana

Bidang Header

Frame yang sesederhana seperti yang dijelaskan di atas jarang

bermanfaat. Biasanya kita butuh memasukkan alamat dari

devais penerima, alamat devais pengirim, dan

mengidentifikasikan angka frame (0 atau 1) untuk stop-and-

wait ARQ (lihat gambar 3.5). informasi ini dimasukkan pada

bidang spesial yang disebut header, yang memulai dengan

karakter start of header (SOH). Header tiba setelah SYN dan

sebelum karakter STX: segala yang diterima setelah bidang

SOH tetapi sebelum karakter STX adalah informasi header.

Gambar 3.5 Frame ABC dengan header

Frame Multiblok

Probabilitas dari sebuah kesalahan pada blok teks meningkat

dengan panjang frame. Bit lain pada frame, semakin besar

kemungkinan bahwa salah satu dari mereka akan rusak dalam

perjalanan, dan semakin banyak kemungkinan bahwa

perubahan disetiap bit akan menggagalkan satu sama lain dan

membuat deteksi sulit. Untuk alasan ini, teks pada pesan selalu

dibagi menjadi beberapa blok. Masing-masing blok, kecuali

satu yang terakhir, berawal dengan karakter STX dan berakhir

Page 24: Datalink Fix

dengan intermediate text block (ITB). Blok terakhirmemulai

dengan sebuah STX tetapi berakhir dengan ETX.

Gambar 3.6 Frame multiblok

Transmisi Multiframe

Pada contoh yang dijelaskan diatas, frame tunggal membawa

keseluruhan pesan. Setelah masing-masing frame, pesan

adalah komplit dan pengontrolan garis melewati devais

sekunder (mode half-duplex). Beberapa pesan mungkin

terlalu panjang untuk kedalam format tunggal. Pada kasus

tersebut, sender dapat membagi pesan tidak hanya diantara

blok tetapi diantara frame. Beberapa frame dapat membawa

kelanjutan dati pesan tunggal. Untuk membuat receiver tahu

bahwa akhir dari frame adalah bukan akhir dari transmisi,

karakter ETX pada semua frame tetapi satu yang terakhir

Gambar 3.7 Transmisi multiframe

diganti oleh End of Transmission Block (ETB). Receiver

harus menyatakan masing-masing frame secara terpisah tetapi

Page 25: Datalink Fix

tidak dapat control lebih dari link sampai frame mengetahui

ETX pada frame terakhir (lihat gambar 3.7)

Control Frame

Digunakan oleh 2 devais untuk mengirim perintah atau mengumpulkan

informasi dari ke devais. Control Frame melayani tiga tujuan:

membangun koneksi, maintaining flow dan error control selama

transmisi data dan menghentikan koneksi

Gambar 3.8 Frame pengontrol BSC

Data Transparency

Data transparency pada komunikasi data berarti lita seharusnya dapat

mengirim bermacam-macam kombinasi bit sebagai data. Data

transparency pada BSC dicapai oleh proses yang disebut byte stuffing.

Ini melibatkan dua aktifitas : menjelaskan daerah teks transparan dengan

karakter data link escape (DLE) dan mendahului katakter DLE didalam

daerah transparan oleh karakter DLE ekstra.

Gambar 3.9 Data transparency

Page 26: Datalink Fix

3.2 BIT-ORIENTED PROTOCOLS

Pada protocol character-oriented, bit dikelompokkan kedalam standar

karakter pembentukan pola. protocol bit-oriented dapat membawa lebih

banyak informasi kedalam frame terpendek dan menghindari masalah

transparansi darri protocol character-oriented. Bit-oriented dibagi menjadi

beberapa bagian yang dilihatkan pada gambar dibawah 3.10.

Gambar 3.10 Protokol bit-oriented

Pada tahun 1975, IBM mempelopori perkembangan protocol bit-oriented

dengan synchronous data link control (SDLC) dan melobi ISO untuk

membuat standart SDLC. Pada tahun 1979, ISO menjawab dengan high-

level data link control (HDLC), yang didasari oleh SDLC.

a. HDLC

HDLC merupakan protocol data link bit-oriented yang didesain

untuk mendukung kedua komunikasi half-duplex dan full duplex

melebihi sambungan point-to-point dan multipoint. Sistem yang

menggunakan HDLC dapat dikarakteristikan oleh tipe stasiunnya,

konfigurasinya, dan mode responsnya.

Tipe stasiun

HDLC membedakan antara tiga tipe stasiun : primer, sekunder,

dan gabungan. Stasiun primer merupakan peralatan pada salah satu

jalur konfigurasi point-to-point atau multipoint yang memiliki

pengontrolan link yang komplit. Primer mengirimkan perintah untuk

stasiun sekunder. Primer memberikan perintah; sekunder memberikan

respons.

Stasiun gabungan dapat memerintah dan merenpons. Stasiun

gabungan merupakan salah satu perangkat connected peer devices

Page 27: Datalink Fix

yang diprogramkan untuk bertingkah sebagai salah satu primer atau

sekunder.

Konfigurasi

Stasiun primer, sekunder, dan gabungan dapat dikonfigurasi

pada tiga jalur: unbalanced, symmetrical dan balanced. Semua

konfigurasi tersebut dapat mendukung transmisi half duplex dan full

duplex.

Konfigurasi unbalanced merupakan salah satu dimana satu

devais adalah primer dan yang lain adalah sekunder. Konfigurasi

symmetrical merupakan satu dimana setiap stasiun fisik pada link

terdiri dua stasiun logical, satu sebagai primer dan yang lain sebagai

sekunder. Konfigurasi symmetrical bertingkah seperti konfigurasi

unbalanced kecuali pengontrolan link dapat mengganti antara dua

devais. Konfigurasi balanced merupakan salah satu dimana kedua

stasiun pada topologi point-to-point merupakan tipe gabungan.

Stasiun dihubungkan oleh line tunggal yang dapat dikontrol oleh

salah satu stasiun.

Mode komunikasi

Mode komunikasi pada HDLC merupakan hubungan antara

dua devais yang terlibat pada perubahan; mode yang menjelaskan

siapa yang mengontrol link. HDLC mendukung tiga mode

komunikasi antara stasiun: normal response mode (NRM),

asynchronous response mode (ARM) dan asynchronous balanced

mode (ABM).

NRM (Normal Response Mode) menunjukkan standard

hubungan primer-sekunder. Devais sekunder harus punya ijin dari

devais primer sebelum ditransmisikan. Pada ARM (Asynchronous

Response Mode), sekunder menginisialkan transmisi tanpa ijin dari

primer kapan pun kanal idle. ARM tidak merubah hubungan primer-

sekunder pada jalur lain

Page 28: Datalink Fix

Gambar 3.12 melihatkan hubungan antara mode tersebut

dan tipe stasiun.

Gambar 3.12 Mode HLDC

Frame

Untuk menyediakan fleksibelitas yang diperlukan untuk

mendukung semua pilihan yang mungkin pada mode dan

konfigurasi yang dijelaskan diatas. HDLC mendevinisikan tiga

tipe frame: frame informasi (I-frames), frame supervisori (S-

frame) dan frame unnumbered (U-frame); lihat gambar 3.14.

Frame informasi (I-Frames) digunakan untuk

mentransportasikan data user dan kontrol informasi yang

berhubungan dengan data user. Frame supervisory (S-Frames)

digunakan hanya untuk mentransportasikan informasi kontrol,

terutama data link layer untuk kontrol flow dan error. Frame

unnumbered (U-Frames) disediakan untuk manajemen system.

Setiap frame pada HDLC mungkin berisi diatas enam bidang:

bidang beginning flag, bidang addres, bidang control, bidang

informasi, bidang frame check sequence (FCS), dan bidang

ending flag.

Page 29: Datalink Fix

Gambar 3.13 Tipe frame HDLCBidang Flag

Bidang flag pada frame HDLC merupakan 8-bit sequence

dengan pola bit 01111110 yang mendefinisikan frame beginning dan

frame end dan melayani sebagai pola sinkronisasi untuk receiver.

Gambar memperlihatkan penempatan dua bidang flag pada I-frame.

Bidang Alamat

Bidang kedua dari frame HDLC berisi alamat stasiun

sekunder yang salah satu originator atau destination dari frame (atau

stasiun berperan sebagai sekunder pada kasus stasiun gabungan).

Gambar 3.14 Bidang flag HDLC

Page 30: Datalink Fix

Gambar 3.14 Bidang alamat HDLC

Bidang control

Bidang control (Control field) adalah 1 atau 2 segment dari

frame yang dipake untuk flow management.

Gambar 3.15 Bidang control HDLC

Bidang informasi

Berisi data user pada sebuah I frame, dan network

management informasi dalam sebuah U-frame. Panjangnya bebeda

tergantung dari 1 jaringan ke lainnya tapi selalu tetap dengan

jaringannya masing – masing. S frame tidak punya field informasi

Page 31: Datalink Fix

.

Gambar 3.16 Bidang informasi HDLC

a) Bidang FCS

FCS adalah deteksi error dari HDLC. Dapat berisi 1 atau 2 byte

CRC.

Gambar 3.17 Bidang FCS pada HDFC

3.3 LEBIH JAUH TENTANG FRAME.

3.3.1 S- Frame

Supervisory frame dipake untuk pemberitahuan, flow kontrol, dan

error kontrol.kapan pun dukungan atas informasi sebuah I-frame adalah

tidak mungkin atau tidak tepat. S frame tidak punya field informasi yang

dapat membawa pesan ke stasiun penerima.

Gambar 3.18 S-Frame

Page 32: Datalink Fix

Ada 4 tipe S-frame :

1) RR (Recei ve Ready):s-frame yang berisi kode RR dapat digunakan

dalam empat cara ynang berbeda dan setiap cara punya erbedaan

yang signifikan

ACK. RR dipakai stasiun penerima untuk mengembalikan

pemberitahuan positif dari I-frame yang ditermia saat penerima

tidak punya data untuk dikirim.

Poll (memilih). Ketika ditransmisikan oleh stasiun primer (atau

berperan sebagai primer pada stasiun gabungan) dengan

perangkat P/F bit.

respons negatif untuk poll (pemilihan). Ketika dikirim oleh

stasiun sekunder dengan perangkat P/F bit, RR memberi tahu

stasiun primer bahwa sekunder tidak memiliki data untuk

dikirimkan. Jika stasiun sekunder punya data untuk

diransmisikan, maka akan merespon ke poll ( tempat pemilihan)

dengan sebuah I-frame. Bukan sebuah S-frame.

Respon positif untuk dipilih. Ketika sekunder dapat menerima

transmisi dari primer, sekunder akan mengembalikan RR frame

dengan P/F bit nomor 1.

2) RNR (Receive Not Readt) : RNR dapat digunakan dengan 3 cara :

ACK. RNR dikembalikan oleh penerima untuk pemberitahuan

penerumaan oleh stasiun pengiriman untuk semua

framediatasnya, tapi tidak termasuk yang terindikasi N(R) field

tapi meminta bahwa tidak ada frame lagi dapat dikirim sampai

Rrframe disebarkan.

Select. Ketika primer meminta untuk mentransmisikan data ke

sekunder yang spesifik. Ini memperingatkan sekunder dengan

mengirim frame NRN dengan perangkat bit P/F (dipakai sebagai

P) .

3) REJ (Reject) : pemberitahuan negative oleh receiver pada system

error correction ARQ dimana receiver tidak punya data atau

Page 33: Datalink Fix

dukungan respons pada N (R) field berisi jumlah kerusakan frame

untuk mengindikasikan bahwa frame dan semua yang meguikutinya

perlu untuk ditransmisikan ulang.

4) SREJ(Selective Reject) : pemberitahuan negative pada sebuah SREJ

system ARQ.. Ini dikirim oleh receiver kepada sender untuk

mengindikaskan bahwa frame spesifik (jumlah pada N(R) field )

telah diterima dalm kondisi rusak dan harus dikirim ulang.

3.3.2 U-frame

Unnumbered frame biasanya digunakan untuk pertukaran sesi

menajemen dan informasi kontro. U-frame berisi field informasi. Tapi

digunakan untuk sIstem manajemen informasi, bukan data user. Dibagi

menjadi 5 fungsi dasar

Mode Setting

Perintah mode setting dikirim oleh stasiun utama atau oleh stasiun

gabungan untuk mengontrol perputaran atau mode bagian. Mode

setting frame member tahu stasiun penerima format apa transmisi

akan dilakukan.

Unnumbered Exchange

Kode unnumbered exchange digunakan untuk mengirim atau

membagi potongan spesifik dari informasi data link antara devais

Disconnection : ada 3 kode disconnect, yang 1 adalah perintah dari

stasiun utama atau stasiun gabungan. Dua lainnya adalah respon dari

stasiun penerima.

Initializing : dipake sebagai perintah satu system ke system lainnya,

artinya set initialiting mode (SIM). SIM memerintah lalu didikui UI

(Unnemberd Information) frame yang berisi program baru atau

parameter perangkat baru.

Miscellanous : yang menemukan 3 perintah, yang pertama dan kedua

reset (RSET, 11 001) dan ID pengubah (XID, 11 101) adalah

perintah dari system pemulai untuk system pengalamatan. Yang

Page 34: Datalink Fix

ketiga, frame reject ( FLMR, 10 001) merupakan respon pengiriman

dari system pengalamatan ke system pemulai.

Gambar 3.19 U-Frame

3.4 LINK ACCES PROSEDURE

3.4.1 LAPB

Link access procedure balanced (LAPB) merupakan sub

perangkat sederhana dari HDLC yang dipakai hanya untuk menggabungkan

stasiun ke jaringan. Ini menyediakan fungsi control dasar yang dibutuhkan

untuk komunikasi antara DTE dan DCE. LAPB dipakai hanya pada

konfigurasi balanced dari dua devais, diaman kedua devais adaalh tipe

gabungan. Komunikasi selalu pada mode asinkron balanced. LAPB

digunakan pada Integrated Services Digital Network (ISDN) pada kanal B.

3.4.2 LAPD

Link Access procedure for D channel (LAPD) adalah sub perangkat yang

lain dari HDLC yang digunakan pada digunakan pada Integrated Services

Digital Network (ISDN). Ini digunakan untuk persinyalan out-of-band

(control). Biasanya digunakan Asynchronous balanced mode (ABM).

3.4.3 LAPM

Link access procedure for modems (LAPM) merupakan sub perangkat

sederhana dari HDLC untuk modem. Ini didesain untuk melakukan

asynchronous-synchronous conversion, error detection, dan retransmisi. Ini

telah dikembangkan untuk mengaplikasi fitur HDLC ke modem.

Page 35: Datalink Fix

BAB IV

KESIMPULAN

Data Link Layer merupakan layer kedua OSI.

Data Link Protokol merupakan protocol yang dipakai pada Data Link Layer.

Data Link Protokol terdiri dari dua bagian, yaitu asynchronous dan synchronous

protokol

Contoh Asynchonous protocol adalah XMODEM, YMODEM, ZMODEM,

BLAST, dan KERMIT

Contoh Synchonous protocol adalah Character Oriented Protocol dan Bit

Oriented Protocol.

Character Oriented Protocol meliputi Binary Synchronous Protocl (BSC)

Salah satu contoh Bit Oriented Protocol adalah HDLC dan LAPs.

Page 36: Datalink Fix

DAFTAR PUSTAKA

Forouzan, Behrouz A. Data Communications and Networking 2nd edition.Singapure : Mcgraw-Hill Companies, Inc. 2000

Stallings, William. Komunikasi Data dan Kompute. Jakarta : Salemba Teknika.2001

Wattimena, Jeffri. Pengantar Sistem Komunikasi Data Paket. Jakarta : Elex Media Komputindo. 1991

http://id.wikipedia.org/wiki/Kode_ASCII

onno.vlsm.org/v01/OnnoWPurbo/OnnoWPurbo/network/buku-jaringan-komputer-data-link-network-dan-issue-12-2000.doc

http://id.wikipedia.org/wiki/CRC