Dasar Teori Praktikum Parasit

download Dasar Teori Praktikum Parasit

of 4

Transcript of Dasar Teori Praktikum Parasit

Dasar Teori (pemeriksaan feses cacing )Penularan penyakit parasit disebabkan oleh tiga faktor yaitu sumber infeksi, cara penularan dan adanya hospes yang ditulari. Efek gabungan dari faktor ini menentukan penyebaran dan menetapnya parasit pada waktu dan tempat tertentu. Penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat bersifat menahun disertai dengan sedikit atau tanpa gejala. Fesesadalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus). Pengertianfaesesini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya.Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya Pemeriksaan feces dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan dengan metode natif, metode apung, metode harada mori, dan Metode kato. Metode ini digunakan untuk mengetahui jenis parasit usus, sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan metode kato untuk menentukan jumlah cacing yang ada didalam usus.Dalam sediaan feses, ada empat jenis telur cacing yang biasa ditemukan yaitu: telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides), telur cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), telur cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan telur cacing pita (Taenia saginata dan Taenia solium).Cacing gelang, hospes satu-satunya adalah manusia. Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 sampai 200.000 butir sehari yang terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Telur yang dibuahi berukuran 60 x 45 mikron, yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron. Menjadi bentuk infektif dalam waktu 3 minggu.Cacing tambang menyebabkan penyakit nekatoriasis dan ankilostomiasis. Cacing betina N.americanus dan A.duodenale kira-kira mengeluarkan 9.000 dan 10.000 butir telur dalam sehari. Telur cacing tambang berukuran 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan berdinding tipis.Cacing cambuk menyebabkan penyakit trikuriasis. Cacing betina dierkirakan menghasilkan 3.000-10.000 butir telur setiap hari. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tong dengan opperkulum jernih pada kedua kutubnya.Cacing pita memiliki tubuh yang panjang yeng merupakan ruas-ruas proglotid. Baik Taenia saginata maupun Taenia solium memiliki ribuan telur yang tersimpan dalam proglotid. Telur bulat sempurna dan berdinding tebal.Pemeriksaan telur-telur cacing dari tinja terdiri dari dua macam cara pemeriksaan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode natif, metode apung, dan metode harada mori. Sedangkan pemeriksaan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode kato.1. Pemeriksaan KualitatifPenularan penyakit parasit disebabkan oleh tiga faktor yaitu sumber infeksi, cara penularan dan adanya hospes yang ditulari. Efek gabungan dari faktor ini menentukan penyebaran dan menetapnya parasit pada waktu dan tempat tertentu. Penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat bersifat menahun disertai dengan sedikit atau tanpa gejala. (Noble, 1961).Pemeriksaan telur-telur cacing dari tinja terdiri dari dua macam cara pemeriksaan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode natif, metode apung, dan metode harada mori. Sedangkan pemeriksaan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode kato.1. Pemeriksaan Kualitatifa) Metode NatifMetode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran disekitarnya.Maksud : Menemukan telur cacing parasit pada feces yang diperiksa.Tujuan : Mengetahui adanya infeksi cacing parasit pada seseorang yang diperiksa fecesnya.Dasar teori : eosin memberikan latar belakang merah terhadap telur yang berwarna kekuning-kuningan dan untuk lebih jelas memisahkan feces dengan kotoran yang ada.Kekurangan : dilakukan hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan sulit terditeksi.Kelebihan : mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur cacing semua spesies, biaya yang di perlukan sedikit, peralatan yang di gunakan sedikit.

b) Metode Apung (Flotation method)Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya berhasil untuk telur-telur Nematoda, Schistostoma, Dibothriosephalus, telur yang berpori-pori dari famili Taenidae, telur-telur Achantocephala ataupun telur Ascaris yang infertil.Maksud : Mengetahui adanya telur cacing parasit usus untuk infeksi ringan. Tujuan : Mengetahui adanya infeksi cacing parasit usus pada seseorang yang diperiksa fecesnya.Dasar teori : Berat jenis NaCl jenuh lebih berat dari berat jenis telur.Kekurangan : penggunaan feses banyak dan memerlukan waktu yang lama, perlu ketelitian tinggi agar telur di permukaan larutan tidak turun lagiKelebihan : dapat di gunakan untuk infeksi ringan dan berat, telur dapat terlihat jelas.c) Metode Harada Mori Metode ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi larva cacing Ancylostoma Duodenale, Necator Americanus, Srongyloides Stercolaris dan Trichostronngilus yang didapatkan dari feses yang diperiksa. Teknin ini memungkinkan telur cacing dapat berkembang menjadi larva infektif pada kertas saring basah selama kurang lebih 7 hari, kemudian larva ini akan ditemukan didalam air yang terdapat pada ujung kantong plastik. Maksud : Mengidentifikasi larva cacing Ancylostoma Duodenale, Necator Americanus, Srongyloides Stercolaris dan Trichostronngilus spatau mencari larva cacing-cacing parasit usus yang menetas diluar tubuh hospesTujuan : Mengetahuia adanya infeksi cacing tambangDasar teori : Hanya cacing-cacing yang menetas di luar tubuh hospes akan menetas 7 hari menjadi larva dengan kelembaban yang cukup.Kekurangan : Dilakukan hanya untuk identifikasi infeksi cacing tambang, waktu yang dibutuhkan lama dan memerlukan peralatan yang banyak.Kelebihan : lebih mudah dilakukan karena hanya umtuk mengidentifikasi larva infektif mengingat bentuik larva jauh lebih besar di bandingkan dengan telur.2. Pemeriksaan Kuantitatifa) Metode KatoTeknik sediaan tebal (cellaphane covered thick smear tecnique) atau disebut teknik Kato. Pengganti kaca tutup seperti teknik digunakan sepotong cellahane tape. Teknik ini lebih banyak telur cacing dapat diperiksa sebab digunakan lebih banyak tinja. Teknik ini dianjurkan untuk Pemeriksaan secara massal karena lebih sederhana dan murah. Morfologi telur cacing cukup jelas untuk membuat diagnosa. Maksud : Menemukan adanya telur cacing parasit dan menghitung jumlah telurTujuan : Mengetahui adanya infeksi cacing parasit dan untuk mengetahui berat ringannya infeksi cacing parasit ususDasar teori : Dengan penambahan melachite green untuk memberi latar belakang hijau. Anak-anak mengeluarkan tinja kurang lebih 100 gram/hari, dewasa mengeluarkan tinja kurang lebih 150 gram/hari. Jadi, misalnya dalam 1 gram feces mengandung 100 telur maka 150 gram tinja mengandung 150.000 telur.Kekurangan : Bahan feses yang di gunakan banyak.Kelebihan : Dapat mengidentifikasi tingkat cacing pada penderita berdasar jumlah telur dan cacing, baik di kerjakan di lapangan, dapat digunakan untuk pemeriksaan tinja masal karena murah dan sederhana, cukup jelas untuk melihat morfologi sehingga dapat di diagnosis.