DARA NINGGAR ANGESTI NIM. 23060160025 PROGRAM...

227
i KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh : DARA NINGGAR ANGESTI NIM. 23060160025 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Transcript of DARA NINGGAR ANGESTI NIM. 23060160025 PROGRAM...

  • i

    KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

    TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA

    MATERI TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN

    SEHARI – HARI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII

    DI SMP NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh :

    DARA NINGGAR ANGESTI

    NIM. 23060160025

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

    TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA

    MATERI TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN

    SEHARI – HARI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII

    DI SMP NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh :

    DARA NINGGAR ANGESTI

    NIM. 23060160025

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “Dua musuh terbesar kesuksesan adalah penundaan dan alasan”

    (Jaya Setiabudi)

    “Doing your best means never stop trying”

    (Hitam Putih)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

    skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Kedua orang tua saya, Bapak Bambang dan Ibu Rondiyah yang senantiasa

    mencurahkan kasih sayang, doa, dan dukungan tulus sebagai penyemangat

    utama untuk terus melangkah maju dan pantang menyerah.

    2. Adik yang saya banggakan Deva Fajar Maulana yang selalu memberikan

    semangat dan dukungan.

    3. Keluarga besar Sumarno Feri dan Taruno Wijoyo yang senantiasa

    memberikan doa dan dukungan selama proses penulis menempuh gelar

    sarjana.

    4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam yang

    telah senantiasa membimbing, mendoakan, dan memberikan dukungan

    kepada penulis.

    5. Sahabat – sahabat berkeluh kesah Gass Club dan Hijrah Squad, Amelia,

    Shakhikha, Syaiful, Ega, Mazida, Aina, Sarah, dan Linda, yang selalu

    mendoakan, memberikan semangat, dan membantu saya menyelesaikan

    skripsi ini.

    6. Alvin Dwi Nugroho yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan

    membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

    7. Teman teman seperjuangan Scientist Awesome.

    8. Teman – teman PPL SMP Negeri 1 Bringin.

    9. Teman – teman KKN Desa Giyanti, khususnya Dusun Bojong.

    10. Keluarga besar Scientist in Laga, khususnya angkatan 2016.

    11. Keluarga besar HMJ dan HMPS Tadris IPA, khususnya periode 2017 – 2018.

    12. Keluarga besar Karang Taruna Kelurahan Pulutan.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan nikmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran

    Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Materi Tekanan

    Zat dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari – hari Pada Peserta Didik Kelas

    VIII Di SMP Negeri 1 Bringin Tahun Pelajaran 2019/2020. Shalawat dan salam

    senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW,

    kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadi suri

    tauladan bagi kita semua. Semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di yaumil

    qiyamah kelak. Amin.

    Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak

    yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

    penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S. Pd., M. Pd., selaku Ketua Program Studi

    Tadris IPA IAIN Salatiga.

    4. Bapak Dr. H. Wahyudiana, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    5. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

    telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya

    untuk penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga, khususnya dosen Program Studi Tadris

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang telah membekali berbagai ilmu

    pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

    7. Bapak dan Ibu staff maupun karyawan FTIK IAIN Salatiga.

  • x

    8. Ibu Umi Mazroah, S. Pd., M. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Bringin yang

    telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP

    Negeri 1 Bringin.

    9. Bapak M. Al Khafidz, S. Pd., selaku Guru Mata Pelajaran IPA di SMP

    Negeri 1 Bringin, yang telah memberikan arahan, motivasi dan dukungan

    guna penyelesaian skripsi ini.

    10. Seluruh peserta didik kelas VIII D dan VIII E SMP Negeri 1 Bringin.

    11. Seluruh kerabat, sahabat, teman serta semua pihak yang tidak dapat penulis

    sebutkan satu per satu atas doa dan bantuan yang diberikan untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL LUAR .......................................................................... i

    HALAMAN BERLOGO .................................................................................. ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. v

    HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................................... vi

    HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................viii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL............................................................................................ xv

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

    ABSTRAK ....................................................................................................... xx

    BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

    1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 9

    2. Manfaat Praktis ................................................................................... 9

    E. Definisi Operasional ................................................................................ 10

    1. Keefektifan ....................................................................................... 11

  • xii

    2. Inkuiri Terbimbing ........................................................................... 11

    3. Sikap Ilmiah ...................................................................................... 12

    4. Hasil Belajar ..................................................................................... 12

    5. Materi Tekanan Zat .......................................................................... 13

    F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 13

    BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 15

    A. Landasan Teori ........................................................................................ 15

    1. Keefektifan ....................................................................................... 15

    a. Pengertian Keefektifan .............................................................. 15

    b. Keefektifan Pembelajaran ......................................................... 16

    c. Indikator Keefektifan ................................................................. 17

    2. Sikap Ilmiah ...................................................................................... 18

    a. Pengertian Sikap Ilmiah ............................................................ 18

    b. Indikator Sikap Ilmiah ............................................................... 20

    3. Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar .......................................... 26

    a. Belajar ........................................................................................ 26

    b. Pembelajaran ............................................................................. 32

    c. Hasil Belajar .............................................................................. 33

    4. Model Pembelajaran Inkuiri ............................................................. 35

    a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri ............................................... 35

    b. Macam – macam Pembelajaran Inkuiri ..................................... 37

    c. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................ 38

    d. Langkah – langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .............. 39

    e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing . 41

    5. Ilmu Pengetahuan Alam ................................................................... 43

    6. Materi Tekanan Zat Cair................................................................... 44

    a. Tekanan Hidrostatis ................................................................... 44

    b. Hukum Archimedes ................................................................... 45

    c. Hukum Pascal ............................................................................ 50

    B. Kajian Pustaka ....................................................................................... 51

  • xiii

    C. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 57

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 59

    A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 59

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 61

    C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 62

    1. Populasi .......................................................................................... 62

    2. Sampel ............................................................................................ 63

    D. Variabel Penelitian ................................................................................ 64

    1. Variabel Bebas ............................................................................... 65

    2. Variabel Terikat.............................................................................. 65

    E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 65

    1. Lembar Observasi .......................................................................... 66

    2. Soal Tes .......................................................................................... 69

    3. Dokumentasi................................................................................... 76

    Uji Coba Instrumen Penelitian .............................................................. 76

    1. Validitas ......................................................................................... 77

    2. Reliabilitas ...................................................................................... 80

    F. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 82

    1. Lembar Observasi .......................................................................... 82

    2. Tes .................................................................................................. 82

    3. Dokumentasi................................................................................... 83

    G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 83

    1. Deskripsi data ................................................................................. 84

    2. Analisis Data Non Tes.................................................................... 85

    3. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................ 86

    4. Uji Hipotesis ................................................................................... 89

    BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ............................................. 95

    A. Deskripsi Data ....................................................................................... 95

    1. Data Tes Hasil Belajar.................................................................... 96

    B. Analisis Data ......................................................................................... 99

    1. Analisis Data Non Tes.................................................................... 99

  • xiv

    2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................... 100

    3. Uji Hipotesis ................................................................................. 102

    C. Pembahasan ......................................................................................... 110

    1. Sikap Ilmiah ................................................................................. 112

    2. Hasil Belajar ................................................................................. 114

    BAB V PENUTUP ......................................................................................... 119

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 119

    B. Saran .................................................................................................... 120

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 122

    LAMPIRAN ................................................................................................... 128

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Penilaian Sikap Rasa Ingin Tahu ...................................................... 21

    Tabel 2.2 Penilaian Sikap Disiplin .................................................................... 22

    Tabel 2.3 Penilaian Sikap Kejujuran ................................................................. 23

    Tabel 2.4 Penilaian Sikap Tanggung Jawab ..................................................... 25

    Tabel 2.5 Penilaian Sikap Kerja Sama .............................................................. 26

    Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design ............................................ 60

    Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 62

    Tabel 3.3 Populasi Penelitian ............................................................................ 63

    Tabel 3.4 Penskoran Lembar Observasi Sikap Ilmiah ...................................... 66

    Tabel 3.5 Predikat Nilai Sikap Ilmiah ............................................................... 68

    Tabel 3.6 Lembar Observasi Sikap Ilmiah ........................................................ 69

    Tabel 3.7 Kisi – Kisi Soal ................................................................................. 70

    Tabel 3.8 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran .......................................... 72

    Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Uraian .................................... 79

    Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................................ 81

    Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ................................. 82

    Tabel 3.12 Kriteria Penskoran Lembar Observasi ............................................ 85

    Tabel 3.13 Kriteria Penskoran Soal Tes ............................................................ 85

    Tabel 3.14 Predikat Nilai Sikap ........................................................................ 86

    Tabel 3.15 Kategori Soal N-Gain...................................................................... 94

    Tabel 4.1 Tingkat Keberhasilan Proses Pembelajaran ...................................... 97

  • xvi

    Tabel 4.2 Deskripsi Tes Hasil Belajar............................................................... 98

    Tabel 4.3 Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah ............................................ 100

    Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Tes Hasil Belajar........................................... 102

    Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Peserta Didik ....................... 103

    Tabel 4.6 Hasil Perhitungan One Sample t Test Kelas Eksperimen ............... 104

    Tabel 4.7 Hasil Perhitungan One Sample t Test Kelas Kontrol ...................... 105

    Tabel 4.8 Hasil Uji-t Hasil Belajar .................................................................. 107

    Tabel 4.9 Data N-Gain Hasil Belajar .............................................................. 108

    Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain ................................................ 109

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Orang Menyelam ........................................................................... 45

    Gambar 2.2 Kapal Selam .................................................................................. 46

    Gambar 2.3 Gaya yang Bekerja pada Batu yang Tenggelam ........................... 47

    Gambar 2.4 Kapal Laut ..................................................................................... 50

    Gambar 2.5 Mekanisme Pengeluaran dan Pemasukan Air ............................... 51

    Gambar 2.6 Pompa Hidrolik Penganagkat Mobil ............................................. 51

    Gambar 2.7 Model Dongkrak Hidrolik ............................................................. 52

    Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

    Eksperimen .................................................................................... 97

    Gambar 4.2 Histogram Hasil Skor N-Gain Peserta Didik ................................ 98

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daftar Nama Responden Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 128

    Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................... 129

    Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............. 136

    Lampiran 4. LKPD Kelas Kontrol .................................................................. 147

    Lampiran 5. Hasil LKPD Kelas Kontrol ......................................................... 149

    Lampiran 6. LKPD Kelas Eksperimen............................................................ 151

    Lampiran 7. Hasil LKPD Kelas Eksperimen .................................................. 153

    Lampiran 8. Lembar Observasi Sikap Ilmiah ................................................. 156

    Lampiran 9. Penskoran Lembar Observasi Sikap Ilmiah................................ 157

    Lampiran 10. Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Kelas Kontrol .............. 159

    Lampiran 11. Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen ........ 160

    Lampiran 12. Kisi – Kisi Soal ......................................................................... 161

    Lampiran 13. Soal Uji Validitas...................................................................... 164

    Lampiran 14. Soal Pre-Test............................................................................. 166

    Lampiran 15. Soal Post-Test ........................................................................... 167

    Lampiran 16. Lembar Jawaban ....................................................................... 168

    Lampiran 17. Kunci Jawaban .......................................................................... 170

    Lampiran 18. Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol ............................. 175

    Lampiran 19. Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen ...................... 177

    Lampiran 20. Hasil Uji Validitas Soal ............................................................ 179

    Lampiran 21. Hasil Uji Reliabilitas Soal ........................................................ 182

  • xix

    Lampiran 22. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol ...................... 183

    Lampiran 23. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen ................ 184

    Lampiran 24. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 185

    Lampiran 25. Hasil Uji Homogenitas ............................................................. 186

    Lampiran 26. Hasil Uji t-Test Kelas Eksperimen ........................................... 187

    Lampiran 27. Hasil Uji t-Test Kelas Kontrol .................................................. 188

    Lampiran 28. Hasil Uji t-Test Hasil Belajar.................................................... 189

    Lampiran 29. Rata–rata Skor N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen . 190

    Lampiran 30. Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain ........................................... 191

    Lampiran 31. Foto ........................................................................................... 192

    Lampiran 32. Surat Penelitian ......................................................................... 195

    Lampiran 33. Satuan Kredit Kegiatan ............................................................. 199

    Lampiran 34. Lembar Konsultasi Skripsi ....................................................... 202

    Lampiran 35. Identitas Mahasiswa ................................................................. 207

  • xx

    ABSTRAK

    Angesti, Dara Ninggar. 2020. Keefektifan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

    Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA Materi Tekanan Zat Dan

    Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari – hari Pada Peserta Didik Kelas

    VIII Di SMP Negeri 1 Bingin Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi: Program

    Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Wulan Izzatul Himmah,

    M. Pd.

    Kata Kunci: Keefektifan; inkuiri terbimbing; sikap ilmiah; hasil belajar IPA;

    tekanan zat cair

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran

    inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA materi tekanan zat

    dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari pada peserta didik kelas VIII di

    SMP Negeri 1 Bringin Tahun Pelajaran 2019/2020.

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat eksperimen

    semu dengan desain penelitian berupa Pretest – Posttest Control Group Design.

    Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII D sebagai kelas kontrol

    dan kelas VIII E sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah lembar observasi sikap ilmiah dan soal tes. Teknik analisis data

    dalam penelitian ini adalah uji t-test dan uji N-Gain dengan menggunakan bantuan

    program SPSS 23.0 for windows.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) sikap ilmiah peserta didik kelas

    eksperimen sebesar 62,5% dengan predikat baik dan 37,5 % dengan predikat cukup

    lebih dari sikap ilmiah peserta didik kelas kontrol sebesar 18,75% dengan predikat

    baik dan 81,25% mendapatkan predikat cukup. (2) hasil uji One Sample t Test rata

    – rata peserta didik yang mendapat pembelajaran inkuiri terbimbing telah mencapai

    nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu sebesar 80,47, (3) hasil uji

    Independent Sample t Test diperoleh nilai signifikansi 0,006, (4) rata – rata skor N-

    Gain hasil belajar peserta didik kelas eksperimen sebesar 0,46 lebih dari rata – rata

    peserta didik kelas kontrol sebesar 0,21. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif ditinjau dari sikap ilmiah dan

    hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bringin Tahun Pelajaran

    2019/2020 pada materi tekanan zat cair.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan

    masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Sampai pada saat ini,

    mutu pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah atau kurang.

    Rendahnya pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar

    peserta didik dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang

    memiliki nilai hasil belajar rendah adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

    Alam (IPA).

    Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan sebuah bidang ilmu yang

    terintegrasi. Ilmu Pengetahuan Alam atau sains disebut juga sebagai ilmu

    alamiah yang didalamnya terdapat perpaduan antara ilmu fisika, kimia dan

    biologi (Widowati, 2008). Ruang lingkup sains mempelajari tentang gejala,

    serta kasual dari hubungan kejadian – kejadian yang terjadi di alam sehingga

    disebut sebagai ilmu yang mempelajari alam dan keteraturannya. Sains

    diperoleh dari sebuah pengamatan dan percobaan terhadap fenomena alam

    yang disusun secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah. Aktivitas

    yang terdapat dalam sains melibatkan keterampilan berfikir, bersikap serta

    berproses dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat di alam. Sains

    dapat dimaknai sebagai sebuah ilmu yang diperoleh melalui hasil pengamatan

    (empiris) dan proses inkuiri ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan secara

  • 2

    sistematis hingga menghasilkan sekumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori

    yang dilandasi dengan sikap ilmiah serta dapat teruji kebenarannya (Isnandar,

    2007).

    Pembelajaran IPA diharapkan mampu untuk memberikan bekal

    kemampuan berpikir peserta didik, kemampuan melakukan kerja ilmiah, dan

    menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tercantum dalam

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006

    bahwa tuntutan utama yang harus dicapai dalam pembelajaran IPA di sekolah

    menengah yaitu peserta didik berkompeten untuk melakukan metode ilmiah

    dalam menyelesaikan suatu masalah, menguasai konsep - konsep IPA dan

    mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri (Badan

    Standar Nasional Pendidikan, 2006). Pembelajaran IPA yang baik adalah

    pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi terhadap peserta didiknya

    baik dalam memahami pembelajaran maupun dalam membentuk sikap atau

    karakter dalam diri peserta didik. Hasil belajar IPA diperoleh dari penilaian

    yang dilakukan oleh guru. Penilaian hasil belajar tidak lepas dari penilaian

    afektif yang merupakan salah satu aspek pembelajaran. Penilaian afektif yang

    dilakukan berupa penilaian terhadap sikap peserta didik saat pembelajaran

    berlangsung.

    Berdasarkan data yang terdapat pada Pusat Penilaian Pendidikan, salah

    satu mata pelajaran Ujian Nasional (UN) yang memiliki nilai rendah adalah

    mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan presentase capaian nilai

    rata – rata 48,79%. Peneliti juga mengamati rendahnya sikap ilmiah dan hasil

  • 3

    belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) peserta didik di SMP Negeri 1 Bringin

    berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

    saat pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Sikap ilmiah sebagai

    salah satu hasil belajar penting ditumbuhkan dalam diri peserta didik. Cakupan

    dari indikator sikap ilmiah antara lain rasa ingin tahu, jujur, disiplin dan

    tanggung jawab (Jasin, 1995). Hal tersebut penting dilakukan untuk

    menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik dalam proses pembelajaran IPA

    terpadu. Hasil observasi peneliti terhadap sikap ilmiah, terlihat bahwa indikator

    tersebut belum muncul dalam diri peserta didik. Kegiatan pembelajaran

    sepenuhnya masih dikontrol oleh guru. Interaksi bertanya peserta didik

    kepada guru sebagai sikap rasa ingin tahu atau mengutarakan pendapat

    sebagai wujud sikap ilmiah yang dimiliki peserta didik belum muncul dalam

    proses pembelajaran.

    Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran

    IPA khususnya materi fisika yang berlangsung di SMP Negeri 1 Bringin lebih

    menekankan pada pemberian konsep secara langsung dengan penyajian materi

    berupa hafalan persamaan, penerapan formula dalam pemecahan soal dan

    penerimaan informasi atau fakta yang dikontekstualkan dalam kehidupan

    secara global tanpa peserta didik mengalami sendiri penemuan dari fakta

    tersebut. Adapun kegiatan yang biasanya berlangsung selama proses

    pembelajaran adalah fase penyampaian materi, dilanjutkan dengan fase

    pemberian contoh soal fisis – matematis, kemudian guru meminta peserta didik

    untuk berdiskusi dengan temannya dan mengerjakan soal latihan secara

  • 4

    klasikal (bersama – sama). Hasil wawancara dengan salah satu guru IPA SMP

    Negeri 1 Bringin, didapatkan bahwa hasil belajar IPA Fisika materi Tekanan

    zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari yang diperoleh pada saat

    pelaksanaan ulangan harian hanya 31,43% peserta didik yang dapat mencapai

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 68,57% peserta didik yang tidak

    mencapai KKM. Adapun batas KKM 72 yang telah ditetapkan oleh sekolah.

    Selain berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diamati oleh

    peneliti di SMP Negeri 1 Bringin, menurut data yang terdapat pada Pusat

    Penilaian Pendidikan dalam Laporan Hasil Ujian Nasional, perolehan nilai

    Ujian Nasional (UN) atau daya serap peserta didik di SMP Negeri 1 Bringin

    dalam cakupan materi pengukuran zat dan sifatnya, pada indikator

    pengilustrasian zat cair masih sangat rendah yaitu, 35,93 % atau belum

    memenuhi standar nilai daya serap sebesar 55 %. Materi Tekanan zat dan

    penerapannya dalam kehidupan sehari – hari merupakan salah satu materi

    fisika IPA SMP kelas VIII semester genap. Materi Tekanan zat dan

    penerapannya dalam kehidupan sehari - hari membahas tentang bagaimana

    suatu benda dapat melayang, tenggelam dan terapung serta menjelaskan

    konsep aliran air dalam sebuah pipa. Tekanan didefinisikan sebagai gaya per

    satuan luas, dimana gaya (F) dipahami bekerja tegak lurus terhadap luas

    permukaan (A).

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di

    SMP Negeri 1 Bringin, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam

    kegiatan pembelajaran yang diterapkan. Kendala pembelajaran dalam mata

  • 5

    pelajaran IPA yang dialami oleh guru di SMP Negeri 1 Bringin adalah hasil

    belajar peserta didik yang kurang maksimal. Hasil belajar yang kurang

    maksimal dipengaruhi oleh keadaan peserta didik yang heterogen dalam kelas

    dan kurangnya keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Saat

    pembelajaran berlangsung sebagian peserta didik sudah aktif namun beberapa

    peserta didik pasif dalam mengikuti pembelajaran. Kurangnya keterlibatan

    peserta didik dalam pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil belajar

    yang diperoleh. Hasil belajar yang diperoleh berkaitan dengan sikap peserta

    didik dalam pembelajaran yang berlangsung. Sikap peserta didik terhadap

    pembelajaran yang belangsung sangat berpengaruh terhadap pola pikir peserta

    didik dalam menghadapi permasalahan. Sikap ilmiah diperlukan peserta didik

    untuk membantu perkembangan pola pikir peserta didik. Sikap ilmiah dapat

    diperoleh dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan indikator

    yang dimiliki oleh sikap ilmiah peserta didik.

    Kendala yang dialami dalam kegiatan pembelajaran IPA di SMP Negeri

    1 Bringin dapat diatasi dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat.

    Pada saat ini sudah terdapat banyak model pembelajaran yang bisa digunakan

    oleh guru dalam proses pembelajaran IPA. Ada model pembelajaran yang

    berpusat pada guru, dan ada pula model pembelajaran yang berpusat pada

    peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

    adalah model pembelajaran inkuiri. Menurut Sanjaya (2009) model

    pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

    menekankan pada proses berpikir dan analitis untuk mencari dan menemukan

  • 6

    sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut Hosman

    (2014) bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas peserta didik

    secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Peran peserta didik adalah

    mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan pendidik sebagai

    fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar.

    Amien (1987) menjelaskan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing

    memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar

    yang nyata dan aktif, peserta didik dilatih bagaimana memecahkan masalah

    sekaligus membuat keputusan. Menurut Sochibin (2009) pembelajaran inkuiri

    terbimbing mempunyai pengaruh positif terhadap keberhasilan akademik dan

    pengembangan sikap ilmiah peserta didik. Dari beberapa teori ini dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing berpusat pada peserta

    didik sehingga dapat melatih berbagai keterampilan yang dimiliki peserta

    didik, terutama sikap ilmiah dan hasil belajar IPA.

    Melihat adanya keunggulan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    (guided inquiry) yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli maka sangat

    relevan untuk diujikan keefektifannya. Oleh karena itu perlu adanya penelitian

    untuk membuktikan model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif atau tidak

    dalam meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII

    di SMP Negeri 1 Bringin. Dengan beberapa alasan yang dikemukakan tersebut,

    sehingga peneliti dapat merumuskan judul penelitian yaitu: “Keefektifan

    Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan

    Hasil Belajar IPA Materi Tekanan Zat dan Penerapannya dalam

  • 7

    Kehidupan Sehari - hari Pada Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1

    Bringin Tahun Pelajaran 2019/2020”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan

    dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Apakah sikap ilmiah peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran

    dengan inkuiri terbimbing lebih baik dari peserta didik yang tidak

    mendapatkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi tekanan

    zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari kelas VIII di SMP

    Negeri 1 Bringin tahun pelajaran 2019/2020?

    2. Apakah rata – rata hasil belajar IPA peserta didik kelas yang mendapatkan

    model pembelajaran inkuiri terbimbing dan peserta didik kelas

    konvensional telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) materi

    tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari kelas VIII di

    SMP Negeri 1 Bringin tahun pelajaran 2019/2020?

    3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara pembelajaran dengan

    model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional materi

    tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari di kelas VIII

    di SMP Negeri 1 Bringin tahun pelajaran 2019/2020?

    4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan rata – rata hasil belajar IPA antara

    pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran

    konvensional materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan

  • 8

    sehari - hari pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bringin tahun

    pelajaran 2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui apakah sikap ilmiah peserta didik yang mendapatkan

    model pembelajaran dengan inkuiri terbimbing lebih baik dari peserta

    didik yang tidak mendapatkan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    pada materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari

    kelas VIII di SMP Negeri 1 Bringin tahun pelajaran 2019/2020.

    2. Untuk mengetahui apakah rata – rata hasil belajar IPA peserta didik yang

    mendapatkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan peserta didik

    kelas konvensional telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari kelas

    VIII di SMP Negeri 1 Bringin Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 yang

    telah ditetapkan.

    3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara

    pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran

    konvensional materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan

    sehari - hari di kelas VIII di SMP Negeri 1 Bringin tahun pelajaran

    2019/2020.

    4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan rata – rata hasil

    belajar IPA antara pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan

  • 9

    model pembelajaran konvensional materi tekanan zat dan penerapannya

    dalam kehidupan sehari - hari pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

    1 Bringin tahun pelajaran 2019/2020?

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

    yang terlibat baik guru, peserta didik, peneliti, maupun peneliti lain. Adapun

    manfaat dari penelitian ini antara lain :

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam

    pengembangan dan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi nilai tambah khasanah

    pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.

    2. Manfaat Praktis

    Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan model

    pembelajaran inkuiri terbimbing dan meningkatkan sikap ilmiah dan hasil

    belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA materi tekanan zat dan

    penerapannya dalam kehidupan sehari - hari .

    a. Bagi Peserta Didik

    Melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    peserta didik dimungkinkan untuk sikap ilmiah dan hasil belajar

    kognitif dalam pembelajaran IPA materi tekanan zat dan

    penerapannya dalam kehidupan sehari - hari

  • 10

    b. Bagi Guru

    Memberikan informasi mengenai model pembelajaran yang

    dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik serta

    memotivasi guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang

    sejenis untuk materi pelajaran lainnya.

    c. Bagi Sekolah

    Memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam

    pengembangan pembelajaran IPA serta dapat menjadi kontribusi

    positif untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya kualitas

    pembelajaran di SMP Negeri 1 Bringin.

    d. Bagi Peneliti

    Mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan

    dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada

    proses pembelajaran IPA khususnya pada materi tekanan zat dan

    penerapannya dalam kehidupan sehari - hari .

    E. Definisi Operasional

    Definisi operasional dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman dan

    pengertian yang sama antara pembaca dan peneliti tentang istilah dalam

    penelitian, agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca.

    Definisi operasional mengenai istilah dalam penelitian ini diuraikan sebagai

    berikut:

  • 11

    1. Keefektifan

    Dalam penelitian ini, keefektifan yang dimaksud adalah

    keberhasilan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran

    dikatakan lebih efektif apabila:

    a. Rata – rata sikap ilmiah kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

    kelas kontrol.

    b. Rata – rata hasil belajar kelas eksperimen telah mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM), yang telah ditetapkan.

    c. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan

    kelas kontrol.

    d. Rata – rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih dari rata

    – rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol. Peningkatan hasil

    belajar ditunjukkan oleh skor N-gain.

    2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

    Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran

    inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang dilakukan untuk membantu

    peserta didik dalam mencari dan menemukan sendiri konsep materi

    pelajaran dengan bantuan guru sebagai fasilitator pada proses

    pembelajaran khususnya dalam materi tekanan zat dan penerapannya

    dalam kehidupan sehari – hari dengan menggunakan langkah – langkah

    orientasi, merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan

    data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan.

  • 12

    3. Sikap Ilmiah

    Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan

    oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Astuti, 2012).

    Indikator sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: (1) rasa

    ingin tahu, (2) disiplin, (3) kejujuran, (4) tanggung jawab, (5) kerja sama.

    4. Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik

    setelah menerima pembelajaran. Kemampuan tersebut mencakup aspek

    kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun hasil belajar yang diteliti

    dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA kognitif yang mencakup lima

    tingkatan yaitu:

    a. Mengingat (C1), proses mengingat adalah mengambil pengetahuan

    yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.

    b. Memahami (C2), yaitu mengkontruksi makna dari materi

    pembelajaran.

    c. Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu

    prosedur dalam keadaan tertentu.

    d. Menganalisis (C4), yaitu memecah dan menentukan hubungan antar

    materi.

    e. Mengevaluasi (C5), yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria

    atau standar.

  • 13

    5. Materi Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari -

    hari

    Materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari

    merupakan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VIII

    semester genap tingkat SMP/MTs. Materi Tekanan zat dan penerapannya

    dalam kehidupan sehari - hari menjelaskan tentang bagaimana suatu benda

    dapat melayang, tenggelam dan terapung serta menjelaskan konsep aliran

    air dalam sebuah pipa. Materi tekanan zat dan penerapannya dalam

    kehidupan sehari – hari terbagi atas tekanan zat padat, tekanan zat cair dan

    tekanan zat gas. Pada penelitian ini hanya menggunakan sub materi

    tekanan zat cair pada indikator pengilustrasian zat cair.

    F. Sistematika Penelitian

    Bab I yaitu pendahuluan yang memuat: 1) latar belakang masalah; 2)

    rumusan masalah; 3) tujuan penelitian; 4) manfaat penelitian; (a) manfaat

    teoritis dan (b) manfaat praktis; 5) definisi operasional/penegasan istilah; 6)

    sistematika penelitian.

    Bab II yaitu landasan teori yang memuat: 1) landasan teori yang memuat

    uraian tentang teori yang relevan, lengkap, dan sejalan dengan permasalahan;

    2) kajian pustaka yang memuat telaah terhadap hasil penelitian terdahulu yang

    relevan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti; 3) hipotesis penelitian

    merupakan dugaan sementara dari rumusan masalah yang disusun.

  • 14

    Bab III yaitu metode penelitian yang memuat: 1) jenis penelitian; 2)

    lokasi dan waktu penelitian; 3) populasi dan sampel; 4) variabel penelitian; 5)

    instrumen penelitian; 6) uji coba instrumen penelitian; 7) teknik pengumpulan

    data; 8) teknik analisis data.

    Bab VI yaitu deskripsi dan analisis data yang memuat: 1) deskripsi data

    yaitu paparan data yang berhasil dikumpulkan selama penelitian; 2) analisis

    data dan pembahasan menjelaskan kerja ilmiah peneliti dalam mengolah data

    sesuai dengan teknis analisis data yang telah dikemukakan pada bagian metode

    penelitian.

    Bab V yaitu penutup yang memuat isi kesimpulan penelitian yang

    bersifat konseptual dan harus terkait dengan rumusan masalah, tujuan

    penelitian serta saran.

  • 15

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Landasan Teori

    1. Keefektifan

    a. Pengertian Keefektifan

    Keefektifan berasal dari kata efektif. Menurut Kamus Besar

    Bahasa Indonesia (KBBI), kata efektif berarti dapat membawa hasil.

    Menurut Mulyasa, dkk (2016) efektivitas merupakan kesesuaian antara

    orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang hendak dituju.

    Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh

    tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Sumarina,

    2013).

    Efektifitas menurut Sowiyah (2016) adalah ukuran yang

    menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas, waktu) telah

    dicapai. Menurut Arikunto (2012) keefektifan berarti berhasil atau tepat

    guna. Keefektifan adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah

    ditentukan. Keefektifan menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

    tidaknya sasaran yang telah ditetapkannya.

    Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

    keefektifan sebagai tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah

    ditetapkan sebelumnya. Keefektifan juga bisa diartikan sebagai

    pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan – tujuan yang telah

  • 16

    ditentukan. Oleh karena itu pengertian keefektifan dalam penelitian ini

    dapat dikatakan efektif apabila hasil tersebut telah mencapai tujuan yang

    sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

    b. Keefektifan Pembelajaran

    Nofrion (2016) menjelaskan bahwa “pembelajaran yang efektif

    adalah pembelajaran yang mampu membawa peserta didik mencapai

    tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan”. Sedangkan

    menurut Hamalik (2008) pembelajaran yang efektif adalah

    pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik

    untuk belajar sendiri dengan melakukan aktivitas – aktivitas belajar.

    Dengan demikian, efektivitas pembelajaran berarti bagaimana

    pembelajaran tersebut berhasil melaksanakan seluruh tugas pokok

    dalam pembelajaran, mengalang partisipasi masyarakat, mendapatkan

    serta memanfaatkan sumber belajar untuk mensukseskan revolusi dan

    inovasi pembelajaran.

    Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan

    keefektifan pembelajaran adalah adanya hubungan timbal balik antara

    keluaran atau hasil dengan pembelajaran yang telah direncanakan

    sebelumnya. Keefektifan pembelajaran dapat diamati berdasarkan

    tingkat pemahaman peserta didik melalui hasil belajar yang telah

    dicapai. Semakin besar peningkatan hasil belajar yang telah tercapai,

    maka semakin besar tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi

  • 17

    yang diajarkan serta semakin tinggi pula keefektifan model

    pembelajaran yang digunakan.

    c. Indikator Keefektifan

    Kajian terhadap keefektifan pendidikan yang memiliki beberapa

    tahapan dan waktu panjang yang menimbulkan berbagai pertanyaan

    tentang indikator keefektifan pada tiap tahapannya. Indikator ini tidak

    hanya mengacu pada apa yang ada (input, process, output, and

    outcome), tetapi juga pada apa yang terjadi atau proses. Adapun

    indikator – indikator tersebut dapat dijelaskan menurut Mulyasa, dkk

    (2016) sebagai berikut:

    1) Indikator input

    Indikator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas,

    perlengkapan dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen.

    2) Indikator process

    Indikator process meliputi perilaku administratif, alokasi

    waktu guru dan alokasi waktu peserta didik.

    3) Indikator output

    Indikator output ini berupa hasil – hasil dalam bentuk

    perolehan peserta didik dan dinamikanya sistem sekolah, hasil –

    hasil yang berkaitan dengan prestasi belajar dan sikap, serta yang

    berkaitan dengan keadilan dan kesamaan.

  • 18

    4) Indikator outcome

    Indikator ini meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan

    berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih tinggi dan

    pekerjaan, serta pendapatan.

    Dalam penelitian ini, pembelajaran yang efektif harus

    memenuhi indikator – indikator sebagai berikut:

    1) Rata – rata sikap ilmiah kelas eksperimen lebih tinggi

    dibandingkan kelas kontrol.

    2) Rata – rata posttest kelas eksperimen telah mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 72.

    3) Terdapat perbedaan selisih hasil pretest-posttest antara kelas

    eksperimen dengan kelas kontrol.

    4) Rata – rata peningkatan hasil pretest-posttest kelas

    eksperimen lebih dari rata – rata peningkatan hasil pretest-

    posttest kelas kontrol. Peningkatan hasil pretest-posttest

    ditunjukkan oleh skor N-gain.

    2. Sikap Ilmiah

    a. Pengertian Sikap Ilmiah

    Sikap merupakan salah satu aspek hasil belajar yang tergolong

    dalam ranah afektif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widoyoko (2014)

    bahwa sikap ilmiah merupakan komponen sikap yang termasuk dalam

    ranah afektif. Ranah afektif menurut Widoyoko (2014) dibedakan

    menjadi lima jenjang dari jenjang yang dasar atau sederhana sampai

  • 19

    jenjang yang kompleks yaitu: receiving/attending, responding, valuing,

    organization dan characterization by evalue or calue complex. Menurut

    Jufri (2013), sikap dalam bidang IPA dapat dibedakan menjadi 2

    kategori yaitu sikap terhadap IPA dan sikap ilmiah. Penelitian ini

    menilai sikap ilmiah yang dimiliki oleh peserta didik. Sikap ilmiah erat

    kaitannya dengan ketercapaian peserta didik dalam mengatasi

    permasalahan yang diberikan.

    Sikap ilmiah peserta didik adalah sikap tertentu yang diambil dan

    dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan

    (Astuti dkk, 2012). Sedangkan menurut Damanik dan Bukit (2013),

    sikap ilmiah diartikan sebagai kecenderungan, kesiapan, kesediaan

    seeorang untuk memberikan respon/ tanggapan/ tingkah laku secara

    ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan

    yang telah diakui kebenarannya. Sikap ilmiah merupakan pendekatan

    tertentu untuk memecahkan masalah, dalam hal ini adalah pemecahan

    masalah yang diberikan oleh guru atau lingkungan sekitar serta

    pembuatan keputusan dari kegiatan yang dilakukan.

    Sikap terhadap pembelajaran yang berlangsung, dalam hal ini

    adalah sikap ilmiah, dapat memberikan motivasi yang baik bagi peserta

    didik dalam melakukan proses pembelajaran. Motivasi dalam

    melakukan pembelajaran dengan sikap ilmiah yang baik dapat

    mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Hal ini sesuai

    dengan pendapat Fakhrudin dan Syahril (2010) bahwa sikap ilmiah

  • 20

    merupakan salah satu bentuk kecerdasan yang dimiliki setiap individu

    dan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Sikap

    ilmiah dapat diperoleh dengan baik ketika diimbangi dengan model

    pembelajaran yang sesuai. Sikap ilmiah dalam pembelajaran dapat

    dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Kegiatan

    pemebelajaran dengan model inkuiri berpengaruh terhadap sikap ilmiah

    karena dalam pembelajaran inkuiri terjadi proses kerja ilmiah.

    b. Indikator Sikap Ilmiah

    Sikap ilmiah menurut Anwar (2009) terdiri dari sikap rasa ingin

    tahu, kritis, disiplin, terbuka, objektif, rela menghargai karya orang lain,

    berani mempertahankan kebenaran dan menjangkau kedepan. Tidak

    jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya, indikator sikap ilmiah

    menurut Jufri (2013) meliputi keterbukaan, kejujuran, objektivitas,

    ketelitian, kemauan mempertimbangkan pendapat dan data baru, serta

    pendekatan positif terhadap kegagalan. Terdapat beberapa perbedaan

    indikator sikap ilmiah antara satu ahli dengan ahli yang lain, namun isi

    dari indikator tersebut tidak jauh berbeda.

    Indikator sikap ilmiah dari beberapa ahli, disesuaikan dengan

    model pembelajaran yang akan diterapkan. Indikator sikap ilmiah yang

    akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

    1) Sikap Rasa Ingin Tahu

    Sikap rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu

    berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa

  • 21

    yang dipelajarinya, dilihat dan didengarnya. Rasa ingin tahu dalam

    proses pembelajaran dapat ditunjukan dengan mengemukakan

    pendapat dari berbagai macam sumber, dan selalu bertanya pada

    guru atau teman jika belum menguasai pelajaran. Indikator sikap

    rasa ingin tahu adalah sebagai berikut:

    a) Antusias mencari jawaban.

    b) Perhatian pada objek yang diamati.

    c) Antusias pada proses pembelajaran.

    d) Menanyakan setiap langkah kegiatan.

    Adapun rubrik penilaian sikap rasa ingin tahu telah disajikan

    pada Tabel 2.1 berikut:

    Tabel 2.1 Tabel Penilaian Sikap Rasa Ingin Tahu

    Kriteria Skor Indikator

    Sangat Baik

    (SB) 4

    Selalu berusaha mengetahui

    pelajaran dengan cara membaca

    buku dan bertanya.

    Baik (B) 3

    Sering berusaha mengetahui

    pelajaran dengan cara membaca

    buku dan bertanya.

    Cukup (C) 2

    Kadang – kadang berusaha

    mengetahui pelajaran dengan

    cara membaca buku dan

    bertanya.

    Kurang (K) 1

    Tidak pernah berusaha

    mengetahui pelajaran dengan

    cara membuka buku dan

    bertanya.

    Sumber: (Dokumentasi Pribadi)

  • 22

    2) Sikap Disiplin

    Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukkan

    perilaku tertib dan taat pada berbagai ketentuan dan peraturan.

    Sikap disiplin dalam proses pembelajaran dikelas dapat

    ditunjukan dengan datang tepat waktu, memperhatikan

    penjelasan dan pendapat guru maupun teman, dan mengikuti

    kegiatan dengan tertib. Indikator sikap disiplin adalah sebagai

    berikut:

    a) Datang tepat waktu

    b) Patuh pada tata tertib atau aturan bersama atau

    sekolah

    c) Mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai

    dengan waktu yang ditentukan

    Adapun rubrik penilaian sikap disiplin telah disajikan

    pada Tabel 2.2 berikut:

    Tabel 2.2 Tabel Penilaian Sikap Disiplin

    Kriteria Skor Indikator

    Sangat Baik

    (SB) 4

    Selalu disiplin dalam bersikap

    kepada guru dan teman.

    Baik (B) 3 Sering disiplin dalam bersikap

    kepada guru dan teman.

    Cukup (C) 2

    Kadang – kadang disiplin dalam

    bersikap kepada guru dan

    teman.

    Kurang (K) 1 Tidak disiplin dalam bersikap

    kepada guru dan teman.

    Sumber: (Dokumentasi Pribadi)

  • 23

    3) Sikap Kejujuran

    Kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya

    menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya

    dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Indikator sikap jujur

    adalah sebagai berikut:

    a) Tidak menyontek pekerjaan orang lain.

    b) Membuat laporan berdasarkan data atau informasi

    apa adanya.

    c) Tidak melakukan plagiat (menyalin karya orang lain

    tanpa mencantumkan sumber)

    Adapun rubrik penilaian sikap kejujuran telah disajikan

    pada Tabel 2.3 berikut:

    Tabel 2.3 Tabel Penilaian Sikap Kejujuran

    Kriteria Skor Indikator

    Sangat Baik

    (SB) 4

    Selalu jujur dalam bersikap

    bertutur kata kepada guru dan

    teman.

    Baik (B) 3

    Sering jujur dalam bersikap

    bertutur kata kepada guru dan

    teman.

    Cukup (C) 2

    Kadang – kadang jujur dalam

    bersikap bertutur kata kepada

    guru dan teman.

    Kurang (K) 1

    Tidak pernah jujur dalam

    bersikap bertutur kata kepada

    guru dan teman.

    Sumber: (Dokumentasi Pibadi)

  • 24

    4) Sikap Tanggung Jawab

    Sikap tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku

    untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang

    seharusnya dilakukan, baik terhadap diri sendiri, teman

    kelompok maupun guru. Dalam proses pembelajaran sikap

    tanggung jawab dapat ditunjukan dengan cara mengerjakan

    tugas sesuai yang telah ditentukan, berperan aktif dalam

    kelompok dan berani menanggung resiko atas perbuatan yang

    telah dilakukannya. Indikator sikap tanggung jawab adalah

    sebagai berikut:

    a) Melaksanakan tugas yang harus dilakukan.

    b) Bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun

    kelompok pada saat proses pembelajaran.

    c) Tidak melempar kesalahan kepada orang lain.

    d) Berani mengakui kesalahan dan bertanggung

    jawab.

    Adapun rubrik penilaian sikap tanggung jawab telah

    disajikan pada Tabel 2.4 berikut:

    Tabel 2.4 Tabel Penilaian Sikap Tanggung Jawab

    Kriteria Skor Indikator

    Sangat Baik (SB) 4

    Selalu bertanggungjawab

    dalam bersikap kepada guru

    dan teman.

  • 25

    Baik (B) 3

    Sering bertanggungjawab

    dalam bersikap kepada guru

    dan teman.

    Cukup (C) 2

    Kadang – kadang

    bertanggungjawab dalam

    bersikap kepada guru dan

    teman.

    Kurang (K) 1

    Tidak pernah

    bertanggungjawab dalam

    bersikap kepada guru dan

    teman.

    Sumber: (Dokumentasi Pribadi)

    5) Kerja sama

    Kerja sama terdiri dari menghargai pendapat atau

    temuan orang lain dan berpartisipasi aktif dalam kelompok

    guna mewujudkan tujuan bersama.

    a) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok.

    b) Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok.

    c) Tidak mendahulukan kepentingan pribadi.

    d) Menyelesaikan permasalahan atau perbedaan

    pendapat dengan kesepakatan bersama.

    Adapun rubrik penilaian sikap kerja sama telah

    disajikan pada Tabel 2.5 berikut:

    Tabel 2.5 Tabel Penilaian Sikap Kerja sama

    Kriteria Skor Indikator

    Sangat Baik (SB) 4 Selalu berpartisipasi aktif

    dalam kegiatan kelompok.

    Baik (B) 3 Sering berpartisipasi aktif

    dalam kegiatan kelompok.

  • 26

    Cukup (C) 2 Kadang – kadang berpartisipasi

    aktif dalam kegiatan kelompok.

    Kurang (K) 1 Tidak pernah berpartisipasi

    aktif dalam kegiatan kelompok.

    Sumber: (Dokumentasi Pribadi)

    Berdasarkan pengertian sikap ilmiah di atas, dapat

    disimpulkan bahwa sikap ilmiah peserta didik adalah kemampuan

    yang dimiliki oleh peserta didik dalam bersikap dan mengatasi

    permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Adapun

    indikator sikap ilmiah yang diteliti dalam penelitian ini adalah rasa

    ingin tahu, ketelitian, tanggung jawab dan terbuka/ kerja sama.

    3. Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar

    a. Belajar

    1) Pengertian Belajar

    Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

    tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

    dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan – perubahan

    tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah

    suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

    suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

    hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan

    (Slameto, 2010).

    Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013) Belajar merupakan

    tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Sebagai

    tindakan, maka belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri.

  • 27

    Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses

    mengajar. Melalui proses belajar ini akan diperoleh hasil, yang pada

    umumnya disebut dengan hasil belajar. Akan tetapi, untuk

    memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus

    dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi dengan baik

    (Sardiman, 2012).

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan,

    peneliti menyimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses

    seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman tentang

    sesuatu yang dapat mengubah cara berfikir dan berperilaku

    seseorang.

    2) Tujuan Belajar

    Menurut Sardiman (2012) ditinjau secara umum, terdapat 3

    jenis tujuan belajar yaitu :

    a) Mendapatkan Pengetahuan

    Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai

    yang tidak dapat dipisahkan. Peserta didik tidak dapat

    mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan

    pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan

    memperkaya pengetahuan.

    b) Penanaman Konsep dan Keterampilan

    Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga

    merupakan suatu ketrampilan. Keterampilan memang dapat

  • 28

    dididik, yaitu dengan banyak melatih ketrampilan juga dengan

    mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan

    soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak

    latihan.

    c) Pembentukan Sikap

    Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik,

    tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of

    values. Oleh karena itu, guru tidak sekadar “pengajar”, tetapi

    betul-betul sebagi pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai

    itu kepada anak didiknya. Dilandasi nilai-nilai itu, anak didik

    akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan

    segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. Tujuan belajar dalam

    penelitian ini adalah target yang ingin dicapai seseorang saat ia

    belajar, serta tujuan belajar itu untuk meningkatkan sikap dan

    mental serta pengetahuan seseorang.

    3) Prinsip – Prinsip Belajar

    Hamalik (2008) menyatakan uraiannya tentang prinsip -

    prinsip belajar sebagai berikut:

    a) Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan

    melampaui (under going).

    b) Proses itu melalui bermacam - macam ragam pengalaman

    dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan

    tertentu.

  • 29

    c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi

    kehidupan murid.

    d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan

    murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

    e) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas

    dan lingkungan.

    f) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil

    dipengaruhi oleh perbedaan - perbedaan individual di

    kalangan murid.

    g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila

    pengalaman dan hasil yang diinginkan disesuaikan

    dengan kematangan murid.

    h) Proses yang terbaik apabila murid mengetahui status dan

    kemajuan.

    i) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari

    berbagai prosedur.

    j) Hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain,

    tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.

    k) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah

    bimbingan yang merangsang, membimbing tekanan dan

    paksaan.

    l) Hasil belajar adalah pola - pola perbuatan, nilai-nilai,

    pengertian, sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

  • 30

    m) Hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi

    kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna

    baginya.

    n) Hasil dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman -

    pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan

    pertimbangan yang baik.

    o) Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi

    kepribadian dengan kecepatan yang berbeda - beda.

    p) Hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks

    dan dapat berubah - ubah (adaptable), jadi tidak sederhana

    dan statis.

    Prinsip - prinsip belajar dalam penelitian ini adalah proses

    belajar itu merupakan pengalaman dan pengalaman tersebut yang

    dapat memberikan motivasi bagi peserta didik dan terpusat pada satu

    tujuan serta hasil belajar diterima oleh peserta didik dan memberikan

    kepuasan pada kebutuhannya, berguna dan bermakna baginya.

    4) Faktor – Faktor Belajar

    Menurut Hamalik (2008), faktor - faktor belajar adalah

    sebagai berikut:

    a) Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan.

    b) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning,

    recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan

  • 31

    dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum

    dikuasai dapat lebih mudah dipahami.

    c) Belajar peserta didik akan lebih berhasil jika peserta

    didik merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya.

    d) Peserta didik yang belajar perlu mengetahui apakah ia

    berhasil atau gagal dalam belajarnya.

    e) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena

    semua pengalaman belajar antara yang lama dengan

    yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga

    menjadi satu kesatuan pengalaman.

    f) Pengalaman masa lampau dan pengertian - pengertian

    yang telah dimiliki oleh peserta didik, besar peranannya

    dalam proses belajar.

    g) Faktor kesiapan belajar, murid yang telah siap belajar

    akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan

    lebih berhasil.

    h) Faktor minat dan usaha, belajar dengan minat akan

    mendorong peserta didik belajar lebih baik daripada

    belajar tanpa minat.

    i) Faktor fisiologis, kondisi badan peserta didik yang

    belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar.

    j) Faktor intelegensi, murid yang cerdas akan lebih

    berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah

  • 32

    menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah

    mengingat - ingatnya.

    Faktor - faktor belajar dalam penelitian ini adalah sangat

    beragam di dalam lingkungan pendidikan yaitu : faktor minat

    peserta didik, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor

    kegiatan, faktor kesiapan peserta didik, faktor fisik dan faktor

    intelegensi.

    b. Pembelajaran

    Pembelajaran menurut Susanto (2018) pembelajaran merupakan

    langkah – langkah kegiatan guru dan peserta didik dalam

    menyelenggarakan program pembelajaran yaitu rencana kegiatan yang

    menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang

    memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar, dan langkah

    – langkah pada kegiatan pembelajaran untuk setiap materi pokok pada

    setiap mata pelajaran. Setiawan (2009) mengungkapkan bahwa

    pembelajaran merupakan proses perubahan atau hasil pembelajaran

    yang yang mencakup segala aspek kehidupan untuk mencapai tujuan

    tertentu. Menurut Saefuddin, H. Asis dan Ika Berdiati (2014)

    mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan proses penambahan

    pengetahuan dan wawasan yang diperoleh melalui serangkaian aktivitas

    yang dilakukan secara sadar oleh individu dan mengakibatkan

    perubahan pada dirinya kearah yag lebih baik, dan pada tahap terakhir

    akan mendapat keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan yang baru.

  • 33

    Sedangkan Suardi (2018) menjelaskan bahwa “pembelajaran

    merupakan proses untuk menolong peserta didik agar dapat belajar

    dengan baik”.

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pembelajaran

    merupakan serangkaian kegiatan belajar mengajar yang disusun guru

    untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan

    mengakibatkan penambahan ilmu pengetahuan serta perubahan perilaku

    kearah yang lebih baik.

    c. Hasil Belajar

    Hasil belajar menurut Sudjana (2014) adalah perubahan tingkah

    laku peserta didik sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

    mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan

    Mudjiono (2013) mengatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu

    interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

    Benjamin (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013) menyebutkan

    enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

    1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal

    yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

    Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,

    pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

    2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan

    makna tentang hal yang dipelajari.

  • 34

    3) Penerapan, mencakup menerapkan kemampuan metode dan

    kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

    4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke

    dalam bagian – bagian sehingga struktur keseluruhan dapat

    dipahami dengan baik.

    5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk pola baru.

    6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat

    tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

    Sedangkan menurut Krathwohl (2002), dimensi proses kognitif

    dibagi menjadi enam kategori yaitu:

    1) Mengingat (C1), proses mengingat adalah mengambil

    pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang,

    pengetahuan yang dibutuhkan meliputi pengetahuan faktual,

    konseptual, prosedural, metakognitif, atau kombinasi dari

    beberapa pengetahuan diatas.

    2) Memahami (C2), yaitu mengkontruksi makna dari materi

    pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan

    digambar oleh guru.

    3) Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan

    suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

    4) Menganalisis (C4), yaitu memecah materi menjadi bagian –

    bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian

    – bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

  • 35

    5) Mengevaluasi (C5), yaitu mengambil keputusan berdasarkan

    kriteria atau standar.

    6) Mencipta (C6), yaitu memadukan pengetahuan yang diterima

    untuk membuat suatu produk yang baru dan orisinil.

    Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan

    bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik

    setelah menerima pengalaman belajar. Kemampuan tersebut mencakup

    aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat diamati

    melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan

    pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan

    peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adapun hasil belajar

    yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif IPA

    tingkat SMP/MTs yang mencakup empat tingkatan yaitu dari C1 hingga

    C4.

    4. Model Pembelajaran Inkuiri

    a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

    Menurut Hamalik (2008) kata Inkuiri berasal dari bahasa Inggris

    yaitu ”inquiry” yang artinya penyelidikan, pertanyaan dan pemeriksaan

    keterangan sesuatu. “Pembelajaran Inkuiri adalah suatu model yang

    berpusat pada peserta didik dimana kelompok peserta didik inkuiri

    mencari jawaban – jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu

    prosedur yang diberikan”. Pembelajaran inkuiri merupakan proses

    pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk berpikir, mencari,

  • 36

    dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

    dipertanyakan.

    Menurut pendapat Trianto (2009) peserta didik hendaknya

    belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan

    prinsip-prinsip agar peserta didik memperoleh pengalaman dan

    melakukan eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan

    prinsip-prinsip itu sendiri. Belajar menemukan merupakan cara belajar

    yang akan memberikan hasil yang terbaik. Selain itu, dilihat dari segi

    kepuasan secara emosional, menemukan suatu hasil sendiri memiliki

    nilai kepuasan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian. Salah

    satu model pembelajaran penemuan ini adalah inkuiri.

    Prinsip utama inkuiri, yaitu peserta didik dapat

    mengkonstrusikan sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas

    aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan utama dari pembelajaran

    inkuiri adalah menolong peserta didik untuk dapat mengembangkan

    disiplin intelektual atau mental peserta didik dan keterampilan berfikir

    dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan serta mendapatkan

    jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. (Sanjaya, 2009).

    Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran inkuiri merupakan proses komunikasi dua arah antara

    guru dan peserta didik dalam proses belajar dimana model

    pembelajaran ini berpusat pada peserta didik (students centered)

    sehingga peserta didik aktif dalam belajar dan mampu berpikir secara

  • 37

    kritis serta analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

    suatu masalah yang dipertanyakan.

    b. Macam – Macam Pembelajaran Inkuiri

    Menurut Hartono (2013) berikut ini adalah beberapa model

    pembelajaran inkuiri antara lain :

    1) Model Inkuiri Terbimbing

    Inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri

    dimana peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan guru. Guru

    hanya memberikan bimbingan dan petunjuk bagi peserta didik atau

    membuat rumusan masalah yang kemudian diserahkan kepada

    peserta didik untuk menemukan sendiri penyelesainnya. Dalam hal

    ini, guru berperan sebagai fasilitator.

    2) Inkuiri yang Dimodifikasi

    Inkuiri yang dimodifikasi adalah model pembelajara dimana

    guru hanya memberikan permasalahan pada peserta didik dan

    peserta didik diminta untuk memecahkan melalui pengamatan

    ekspolarasi atau melalui prosedur penelitian. Guru berperan sebagai

    pendorong, narasumber dan bertugas memberi bantuan apabila

    peserta didik membutukan.

    3) Inkuiri Bebas

    Inkuiri bebas adalah model pembelajaran yang memberi

    kemandirian penuh terhadap peserta didik. Dalam model inkuiri

    bebas ini peserta didik diberi kebebasan dalam menentukan

  • 38

    permasalahan yang akan diselidiki, menyelesaikan masalah secara

    mandiri, dan merancang prosedur atau langkah-langkah yang

    diperlukan. Peserta didik seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuan.

    Berdasarkan macam – macam pembelajaran inkuri yang telah

    dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan jenis model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini

    dikarenakan, pada model pembelajaran inkuiri terbimbing guru

    hanya berperan sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik

    agar mandiri, aktif, dan inovatif dalam mengemukakan masalah dan

    penyelesaiannya pada saat proses pembelajaran.

    c. Pengertian Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

    Menurut Hartono (2013) inkuiri terbimbing adalah suatu model

    pembelajaran inkuiri yang dalam praktiknya guru menyediakan

    bimbingan dan petunjuk bagi peserta didik. Guru membuat rumusan

    masalah yang kemudian diberikan kepada peserta didik. Model ini

    berpusat pada peserta didik akan tetapi guru tidak langsung melepas

    segala kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dikarenakan peserta

    didik masih perlu bimbingan dari guru. Sehingga, banyak bimbingan

    dan arahan sebagai langkah awal untuk menuju pada model

    pembelajaran inkuiri yang benar-benar mandiri. Dalam pelaksanaannya

    model pembelajaran inkuiri terbimbing, guru bertugas memberikan

    bimbingan atau petunjuk kepada peserta didik saat proses

    pembelajaran. Siklus inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya,

  • 39

    menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu

    maupun bersama-sama.

    Berdasarkan beberapa definisi di atas peneliti mengambil

    kesimpulan bahwa inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang

    berfokus pada proses berpikir yang membangun pemahaman oleh

    keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Peserta

    didik belajar dengan membangun pemahaman mereka berdasarkan

    pengalaman dan pengetahuan yang telah ada dalam kognitifnya.

    d. Langkah – Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

    Konsep mengajar yang diberikan oleh guru dengan metode

    ceramah atau konvensial, masih belum cukup untuk memberikan

    pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Melainkan,

    jika dalam proses pembelajaran melibatkan peserta didik untuk terlibat

    secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta - fakta yang dilihat

    dari lingkungan dengan bimbingan guru maka, peserta didik akan

    mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna.

    Kegiatan belajar mengajar pada model pembelajaran inkuiri

    terbimbing diawali dengan menghadapkan peserta didik pada masalah,

    hal ini dilakukan dengan penyajian pertanyaan-pertanyaan yang

    mengarahkan peserta didik pada materi yang akan diajarkan,

    pengalaman nyata yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari - hari

    atau bisa dirancang sendiri oleh guru (Gulo, 2002).

  • 40

    Menurut Trianto (2009) langkah – langkah dalam model

    pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi :

    1) Orientasi

    Guru mengkondisikan agar peserta didik siap untuk

    melaksanakan proses pembelajaran.

    2) Merumuskan Masalah

    Guru mengarahkan peserta didik masuk kedalam

    persoalan yang mengandung teka – teki sehingga peserta didik

    disorong untuk mencari jawaban yang tepat dari teka – teki

    dalam perumusan masalah tersebut.

    3) Menyusun Hipotesis

    Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

    untuk memberikan pendapat mengenai analisa sementara suatu

    masalah. Kemudian, guru membimbing peserta didik membuat

    kesimpulan sementara.

    4) Mengumpulkan Data

    Guru membimbing peserta didik untuk mendapatkan dan

    mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menguji

    hipotesis yang diajukan.

    5) Menguji Hipotesis

    Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

    menyampaikan informasi yang telah diperoleh untuk

    dibandingkan dengan hipotesis yang telah dibuat. Guru

  • 41

    melakukan pembenaran terhadap hipotesis yang tidak sesuai

    dengan informasi yang didapat.

    6) Membuat Kesimpulan

    Guru membimbing peserta didik untuk membuat

    kesimpulan yang akurat.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam

    model inkuiri terbimbing guru hanya berperan sebagai pembimbing,

    pembina ataupun pemberi pengarahan kepada peserta didik sesuai

    dengan kebutuhan informasi yang belum peserta didik ketahui,

    kemudian dengan model inkuiri terbimbing ini guru dapat menjelaskan

    tentang cara pembenaran suatu informasi yang peserta didik belum jelas

    ataupun belum dimengerti.

    e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

    Terbimbing

    Setiap model pembelajaran yang disajikan selalu memiliki

    kelebihan dan kekurangan. Tidak ada suatu model pembelajaran yang

    paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan

    setiap model pembelajaran memiliki unsur kesesuaian masing - masing

    yang terlibat dalam proses belajar mengajar faktual. Dari uraian di atas

    dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing

    bukanlah suatu model yang sempurna.

  • 42

    Menurut Rusman (2006) model pembelajaran inkuiri terbimbing

    memiliki kelebihan dan kelemahan masing - masing yaitu sebagai

    berikut:

    1) Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    a) Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran

    yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif

    dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui

    model ini dianggap lebih bermakna.

    b) Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar

    sesuai dengan gaya belajar mereka.

    c) Model ini sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

    moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan

    tingkah laku berkat adanya pengalaman.

    d) Melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di

    atas rata - rata artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan

    belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah

    dalam belajar.

    1) Kelemahan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    a) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik

    b) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

    dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.

  • 43

    c) Terkadang penerapan atau pelaksanaan model pembelajaran

    inkuiri memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit

    menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.

    5. Ilmu Pengetahuan Alam

    Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan sebuah bidang ilmu

    yang terintegrasi, ilmu sains disebut juga sebagai ilmu alamiah yang

    didalamnya terdapat perpaduan antara ilmu fisika, kimia dan biologi

    (Widowati, 2008). Ruang lingkup sains mempelajari tentang gejala, serta

    kasual dari hubungan kejadian – kejadian yang terjadi di alam sehingga

    disebut sebagai ilmu yang mempelajari alam dan keteraturannya. Sains

    diperoleh dari sebuah pengamatan dan percobaan terhadap fenomena alam

    yang disusun secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah.

    Sehingga aktivitas yang terdapat dalam sains melibatkan keterampilan

    berfikir, bersikap serta berproses dalam menyelesaikan permasalahan yang

    terdapat di alam.

    Sains dapat dimaknai sebagai sebuah ilmu yang diperoleh melalui

    hasil pengamatan (empiris) dan proses inkuiri ilmiah yang dilakukan oleh

    para ilmuwan secara sistematis hingga menghasilkan sekumpulan konsep,

    prinsip, hukum dan teori yang dilandasi dengan sikap ilmiah serta dapat

    teruji kebenarannya (Isnandar, 2007). Fisika adalah bagian dari sains yang

    mempelajari gejala fisik yang terjadi di alam. Fisika menjadi suatu studi

    keilmuwan yang harus dipelajari karena fisika erat kaitannya dengan

  • 44

    fenomena dan kehidupan alam semesta, yang secara empiris dihasilkan oleh

    ilmuwan melalui scientific method.

    6. Materi Tekanan Zat Cair

    a. Tekanan Hidrostatis

    Indonesia merupakan negara yang memiliki lautan yang sangat

    luas. Ketika kamu menyelam, bagaimanakah kondisi telinga yang kamu

    rasakan? Apakah telingamu terasa tertekanan? Semakin dalam kamu

    menyelam, kamu akan merasakan tekanan yang lebih besar.

    Gambar 2.1 Orang Menyelam

    Sumber: Kemendikbud (2017:6)

    Tekanan merupakan besarnya gaya per satuan luas permukaan

    tempat gaya itu bekerja, secara matematis dirumuskan sebagai:

    𝑃 = 𝐹

    𝐴

    Pada zat cair, gaya (F) disebabkan oleh berat zat cair (w)

    yang berada di atas benda, sehingga:

    𝑃 = 𝑤

    𝐴

    karena berat (w) = m × g

    m = ρ × V

    V = h × A maka

  • 45

    Dapat ditulis bahwa 𝑃 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ 𝑥 𝐴

    𝐴 atau 𝑃 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ

    Dengan :

    𝑃 = Tekanan (N/m2)

    m = Massa benda (kg)

    ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)

    g = Percepatan gravitasi (m/s2)

    h = Tinggi zat cair (m)

    V = Volume (m3)

    Tekanan hidrostatis ini penting untuk diperhatikan dalam

    merancang berbagai struktur bangunan dalam penampungan air,

    misalnya pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik

    Tenaga Air (PLTA). Selain PLTA, para arsitek kapal selam juga

    memperhitungkan tekanan hidrostatis air laut, sehingga kapal selam

    mampu menyelam ke dasar laut dengan kedalaman ratusan meter

    tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan akibat tekanan

    hidrostatis.

    b. Hukum Archimedes

    Gambar 2.2 Kapal Selam

    Sumber : Kemendikbud (2017:10)

  • 46

    Pernahkah kamu melihat kapal selam? Pada bagian

    sebelumnya kamu telah mengetahui bahwa dalam merancang kapal

    selam harus memerhatikan tekanan hidrostatis air laut. Hal ini

    menjadi pertimbangan dalam merancang struktur dan pemilihan

    bahan untuk membuat kapal selam. Berat benda berkurang saat

    dimasukkan ke dalam air, disebabkan oleh adanya gaya apung (Fa)

    yang mendorong benda ke atas atau berlawanan dengan arah berat

    benda. Perhatikan Gambar 2.3! Secara matematis, dapat dituliskan:

    𝐹𝑎 = 𝑤𝑏𝑢 − 𝑤𝑏𝑎, sehingga

    𝑤𝑏𝑎 = 𝑤𝑏𝑢 − 𝐹𝑎,

    Dengan :

    Fa = Gaya apung (N)

    wba = Berat benda di air (N)

    wbu = Berat benda di udara (N)

    Gambar 2.3 Gaya yang Bekerja pada Batu yang Tenggelam