Asma Bronkial Dara

68
Asma Bronkial Darari Genadita 2008730008 Dr. H. Toton Suryotono Sp. PD

Transcript of Asma Bronkial Dara

Page 1: Asma Bronkial Dara

Asma Bronkial

Darari Genadita2008730008

Dr. H. Toton Suryotono Sp. PD

Page 2: Asma Bronkial Dara

IDENTITAS PASIENNama : Tn. KUmur : 52 tahunJenis Kelamin : Laki - lakiAlamat : Kabandungan / Karangan tengahPekerjaan : -Agama : IslamTanggal MRS : 20 Januari 2013

KELUHAN UTAMA

Sesak sejak 3 hari lalu SMRS

Page 3: Asma Bronkial Dara

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien berkerja sebagai pembuat perajin sangkar burung membantu anaknya yang menjual sangkar burung. Sudah sejak 2 bulan lalu pasien sudah tidak berkerja membantu anaknya membuat sangkar burung, hal ini di karenakan pasien mulai merasa sesak sehingga pasien hanya di rumah saja. sesak timbul jika pasien kecapean, jika ada batuk pilek, udara dingin dan jika menghirup parfum yang baunya tajam, sesak timbul setelah batuk, sesak juga timbul pada saat setelah pasien melakukan aktivitas berat ( seperti mengangkat yang berat-berat), sesak juga di rasakan timbul pada malam hari, dan juga terdengar suara mengi, jika sesak timbul pasien membeli obat warung (nastatin) dan sesak menghilang, dan sesak di rasakan seminggu 2 kali.

Pasien sempat masuk IGD 20 hari yang lalu karena sesak yang di rasakan semakin memberat , dirasakakn semakin memberat sejak 2hari, pasien sudah minum obat warung yang biasa di konsumsi pasien tetapi keluhan tidak berkurang, dan keluhan di sertai batuk bedahak yang di rasakan muncul bersama sesak yang sejak 2 hari. Setelah di UAP 3X sesak hilang dan pasien pulang dengan membawa obat dari dokter.

Page 4: Asma Bronkial Dara

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Setelah pulang dari IGD, pasien selama di rumah mengeluh terdapat sesak napas, dan keluhan di rasakan seminggu 2 kali. Tetapi setelah minum obat dari IGD keluhan berkurang. Dan pasien juga sempat membeli salbutamol sendiri karena obat dari IGD habis, dan sesak yang di rasakan pasien menghilang

Namun 3 hari yang lalu SMRS pasien mengeluh sesak nafas yang di rasakan semakin berat. Sesak di rasakan memberat pada malam dan pagi hari, dan jika pada siang hari sesak berkurang. Pasien sudah mengkonsumsi salbutamol, tetapi keluhan tidak berkurang sedikit pun dan sebaliknya pasien merasakan sesak tambah berat. jika sesak pasien berkeringatan dan tubuh pasien terasa dingin, terdengar suara mengi. Keluhan di sertai batuk berdahak yang susah keluar, dan dahak berwarna putih kekuningan dan kental, tidak ada darah. Pasien terasa sedikit pusing, Tidak ada demam, tidak ada pilek sebelumnya. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati sejak 3 hari lalu, makan normal, mual ada, muntah tidak ada. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Page 5: Asma Bronkial Dara

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU•Riwayat seperti ini pernah di rasakan 20 hari yang lalu SMRS.•Riwayat hipertensi disangkal oleh pasien•Riwayat diabetes melitus disangkal oleh pasien•Riwayat asma pada saat masih kecil sampai usia 12 tahun.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA•Sakit seperti ini dalam keluarga ayah dan ibunya•Riwayat hipertensi disangkal oleh pasien•Riwayat diabetes melitus disangkal oleh pasien•Riwayat asma ibu dan ayahnya

RIWAYAT PSIKOSOSIALPasien memiliki pola makan yang kurang baik pasien makan dalam 1 hari sebanyak 1-2 kali, tidak teratur, dan pasien suka makan pedas. Pasien meroko 1 bungkus/hari > 30 tahun lalu. Dan pasien suka mengkonsumsi kopi 4 gelas/hari

Page 6: Asma Bronkial Dara

RIWAYAT PENGOBATANPasien sempat mengkonsumsi salbutamol yang di beli sendiri karena obat dari dokter sudah habis tetapi keluhannya tidak berkurang

RIWAYAT ALERGIoAlergi terhadap makanan disangkaloAlergi terhadap obat-obatan disangkal

o Riwayat alergi terhadap cuaca dingin pasien akan terasa sesak, dan parfum menyengat pasien sesak

Page 7: Asma Bronkial Dara

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Status gizi : Antropometri :

BB : 45 kg TB : 150 cm

Indeks masa tubuh : 20 Gizi baik

Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg Nadi : 80 x / menit Pernapasan : 24 x / menit Suhu : 36,6 oC

Page 8: Asma Bronkial Dara

PEMERIKSAAN FISIK Kepala : Bentuk kepala normochepal, Rambut berwarna hitam,

distribusi merata, tidak mudah rontok.

Mata : Pupil bulat isokor Ø 3mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+), Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Telinga : Bentuk normotia, Serumen (-/-), Otorhea (-/-), Membrana tymphani intact

Hidung : Mukosa hidung merah muda,Sekret (-/-),Epistaksis (-/-), Septum deviasi (-)

Mulut : Mukosa oral tidak sianosis,Lidah kotor (-),Bibir sedikit sianosis

Leher : Tidak ada pembesaran KGB, dan tidak ada peningkatan JVP

Page 9: Asma Bronkial Dara

PEMERIKSAAN FISIK

Thorax : Bentuk normochest, Pernapasan thorakoabdominal,

Jantung : Inspeksi :Ictus Cordis tidak terlihat di ICS V linea mid clavicula

sinistra Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS V linea mid clavicula sinistra Perkusi : Batas jantung kanan relative di ICS V linea parasternal

dextra,Batas jantung kiri relative di ICS V linea mid clavicula sinistra

Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru : Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada

simetris Palpasi : Vocal frenitus sama pada kedua lapang paru Perkusi : Sonor di kedua lapang paru Auskultasi : Vesikuler di kedua lapang paru, ronchi (-/-),

wheezing (+/+)

Page 10: Asma Bronkial Dara

PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Inspeksi : Permukaan abdomen cembung, caput

medusa (-), venektasi (-), Palpasi : nyeri epigastrium (+), turgor baik,

tidak ada hepatosplenomegali Perkusi : tympani seluruh lapang abdomen Auskultasi : bising usus normal

Ekstremitas : Superior : Akral hangat, CRT < 2 detik, Edema (-),

sianosis (-) Inferior : Akral hangat, CRT < 2 detik, Edema (-),

sianosis (-)

Page 11: Asma Bronkial Dara

Pemeriksaan Penunjang

Page 12: Asma Bronkial Dara

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 20

Januari 2013

Parameter Nilai Satuan Nilai NormalWBC 12,6 ↑ 103/ul 4.8 – 10.8

LY 12,5 ↓ % 20.0 – 40.0

MO 2,7 % 0.0 – 11.0

GR 84,8 ↑ % 40.0 – 70.0

LY 1,6 103/ul 1.0 – 4.3

MO 0,3 103/ul 0.0 – 1.2

GR 10,7 ↑ 103/ul 1.9 – 7.6

RBC 5,63 106/ul 4.20 – 5.40

HGB 15,4 g/dl 12.0 – 16.0

HCT 46,5 % 37.0 – 47.0

MCV 82,6 Fl 80.0 – 94.0

MCH 27,4 Pg 27.0 – 31.0

MCHC 33,1 g/dl 33.0 – 37.0

PLT 253 103/ul 150– 450

RDW 13,8 % 9.0 – 14.0

PCT 0,08 % 0,100 – 1,000

MPV 3,2 Fl 9.0 – 12.0

PDW 17,0 Fl 9.0 – 14.0

Page 13: Asma Bronkial Dara

Parameter Nilai Satuan Nilai normal

GDP 98 mg% 70 – 110

Ureum 40.8 mg% 10 – 50

Creatinin 1,1 mg% P : 0.5 - 1.0

Asam Urat 6.9 mg% P : 2.4 – 5.7

SGOT 32 UL < 40

SGPT 19 UL < 42

Protein Negative

Glukosa Normal

Keton Negative

Urobilinogen Normal

Sedimen

Leukosit 1 – 2

Eritrosit -

Epitel Sel 1 - 2

URINALISA

Page 14: Asma Bronkial Dara

Elektrolit

Natrium

Kalium

Kalsium

149.2

2.82

1.02

mEq/L

mEq/L

mEq/L

135 – 148

3.50 – 5.30

1.15 – 1.29

21 Januari 2013BTA – (Negative)23 Januari 2013

23 Januari 2013

21 Januari 2013BTA (-) negative

Page 15: Asma Bronkial Dara

Foto Thorak26 Januari 2013

Cor, Sinuses dan Diagfragma normal

Pulmo : Hili Kasar dan Corakan bertambah

Tidak tampak bercak lunak

Kesan : Bronchitis

Page 16: Asma Bronkial Dara

Parameter Nilai Satuan Nilai NormalWBC 8,4 103/ul 4.8 – 10.8

LY 21,5 % 20.0 – 40.0

MO 2,9 % 0.0 – 11.0

GR 69.0 % 40.0 – 70.0

LY 2,6 103/ul 1.0 – 4.3

MO 0,3 103/ul 0.0 – 1.2

GR 5,6 103/ul 1.9 – 7.6

RBC 5,24 106/ul 4.20 – 5.40

HGB 15,2 g/dl 12.0 – 16.0

HCT 46,3 % 37.0 – 47.0

MCV 84,6 Fl 80.0 – 94.0

MCH 28,4 Pg 27.0 – 31.0

MCHC 33,5 g/dl 33.0 – 37.0

PLT 250 103/ul 150– 450

RDW 13,6 % 9.0 – 14.0

PCT 0,04 % 0,100 – 1,000

MPV 9,2 Fl 9.0 – 12.0

PDW 13.2 Fl 9.0 – 14.0

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 26

Januari 2013

Page 17: Asma Bronkial Dara

Tn. K usia 52 tahun, Dyspneu (+) sejak 3 hari SMRS, sefalgia (+) Batuk berdahak(+), abdominal pain (+), Mual (+) Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : CM TD : 110/70 mmHg Suhu : 36,6 oC Nadi : 80 x/menit , reguler, kuat, Isi cukup Pernapasan : 24 x/ menit Mulut : bibir sedikit sianosis Thorax :

▪ Paru : Auskultasi : Whezzing(+/+) Abdomen :

▪ Palpasi : nyeri epigastrium (+) Pemeriksaan Laboratorium

Leukosit : 12,6 x 103 / ul (meningkat) Lymposit : 12,5 x 103/ ul (menurun)

RESUME

Page 18: Asma Bronkial Dara

Daftar Masalah

Asma Bronkial dd/ PPOK

Gastropaty Leukositosis

Page 19: Asma Bronkial Dara

Asma Bronkial Assessment

Dari anamnesis didapatkan Pasien sesak 3 hari SMRS, dan di rasakan semakin berat. Sesak dirasakan pada malam dan pagi hari jika siang sesak berkurang, terdapat mengie, sesak di rasakan setelah batuk, batuk berdahak dan kental. Sesak timbul jika udara dingin, kecapaian dan jika ada batuk pilek. R. Asma waktu kecil, R. Asma pada kedua orangtuanya. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan pernafasan 24x/menit, bibir sedikit sianosi, paru whezzing (+/+)

Planning Cek BTA O2 2-4 liter D 5% 20 tpm Dexametason 2 x 1 Aminophilin drip/ 8jam Salbutamol 2 x1 Ventolin Nebu / 8jam

Page 20: Asma Bronkial Dara

Berdasarkan manifestasi klinis yang terjadi pada Asma bronkial adalah

keluhan batuk, sesak, mengi, atau rasa berat di dada. Tetapi kadang-kadang pasien hanya mengeluh batuk-batuk saja yang umumnya timbul pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani. Adanya penyakit alergi yang lain pada pasien maupun keluarganya seperti rinitis alergi, dermatitis atopik membantu diagnosis asma. Gejala asma sering timbul pada malam hari, tetapi dapat pula muncul sembarang waktu. Adakalanya gejala lebih sering terjadi pada musim tertentu. Riwayat asama pada keluarga

Rujukan yang mendukung Assessment

Page 21: Asma Bronkial Dara

Berdasarkan pemeriksaan fisiknya, akan di dapatkan: tergantung dari derajat obstruksi

saluran napas. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada, pernapasan cepat sampai sianosis dapat dijumpai pada pasien asma.

Rujukan yang mendukung Assessment

Page 22: Asma Bronkial Dara

Perbedaan Asma dan PPOK

Page 23: Asma Bronkial Dara

Definisi Asma

Penyakit paru dengan karakteristik obstruksi saluran napas yang reversibel (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi saluran napas, dan peningkatan respons saluran napas terhadap berbagai rangsangan (hipereaktivitas).

Page 24: Asma Bronkial Dara

GINA Report 2008

Faktor-fakor yang mempengaruhi asma

Page 25: Asma Bronkial Dara

Patogenesis

Asma : Inflamasi kronis Saluran Napas

Hiperreaktivitas

pemicu

Banyak Sel :·Sel Mast

·Eosinofil·Netrofil·Limfosit

Melepas MEDIATOR :·Histamin

·Prostaglandin (PG)·Leukotrien (L)·Platelet Activating Factor (PAF), dll

Bronkokonstriksi, hipersekresi mukus, edema saluran napas

Obstruksi difus saluran napas

BATUK, MENGI, SESAK

Page 26: Asma Bronkial Dara

Classification of Severity of Acute Asthma Exacerbations

ParametersMild Moderate Severe Respiratory

Arrest Imminent

Breathlessness While walking

While talking While at rest

Talks Sentences Phrases Words

Position Can lie down Prefers sitting Sits upright

Alertness May be agitated

Usually agitated Always agitated Confused/ drowsy

Cyanotic - - + +++

Wheeze Moderate, often only end expiratory

Loud, throughout expiratory± inspiratory

Extremely loud, can be heard without stethoscope

Absence of wheeze

Page 27: Asma Bronkial Dara

Breathlessness Minimal Moderate Severe

Use of accessory muscles

Usually not Commonly Always

Retractions Shallow, intercostals

Moderate, + suprasternal

Deep, + flare of alae nasi

-

Respiratory rate Increased Increased Increased Decreased

Guide to rates of breathing in awake children:Age: Normal rate:< 2 month < 60 / minute2-12 months < 50 / minute1-5 years < 40 / minute6-8 years < 30 / minute

Page 28: Asma Bronkial Dara

Pulse Normal Tachycardia Tachycardia Bradycardia

Guide to normal pulse rates in children:Age: Normal rate:

2-12 months < 160 / minute1-2 years < 120 / minute3-8 years < 110 / minute

Pulsus Paradoksus

None < 10 mmHg

(+) 10-20 mmHg

(+) > 20 mmHg

None

PEFR or FEV1-before b.dilator-after b.dilator

(% pedicted value)> 60%> 80%

( % best value)40-60%60-80%

< 40%< 60 %respons < 2 jam

SaO2 > 95% 91-95% ≤ 90%

PaO2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg

PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg

Page 29: Asma Bronkial Dara

TREATMENTKlinik / IGD

Nilai derajat serangan (1)

Tatalaksana awal nebulisasi -agonis 1-3x, selang 20 menit (2)

nebulisasi ketiga + antikolinergik jika serangan berat, nebulisasi 1x (+antikoinergik)

Serangan ringan(nebulisasi 1x, respons baik, gejala hilang)

observasi 1-2 jam jika efek bertahan,

boleh pulang jika gejala timbul lagi

perlakukan sebagai serangan sedang

Serangan sedang(nebulisasi 2-3x, respons parsial)

berikan oksigen (3) nilai kembali derajat

serangan, jika sesuai dgn serangan sedang, observasi di Ruang Rawat Sehari

pasang jalur parenteral

Boleh pulang bekali obat -agonis

hirupan / oral) Jika sudah ada obat

pengendali, teruskan jika infeksi virus sbg

pencetus, dpt diberi steroid oral

dalam 24-48 jam kontrol ke Klinik R. jalan utk reevaluasi

Serangan berat(nebulisasi 3x, respons buruk)

sejak awal berikan O2

saat / di luar nebulisasi pasang jalur parenteral nilai ulang klinisnya, jika

sesuai dgn serangan berat, rawat di Ruang Rawat Inap

Foto Rontgen toraksRuang Rawat Sehari

oksigen teruskan berikan steroid oral nebulisasi tiap 2 jam bila dalam 8-12 jam

perbaikan klinis stabil boleh pulang

jika dalam 12 jam klinis tetap belum membaik, alih rawat ke Ruang Rawat Inap

Ruang Rawat Inap oksigen teruskan atasi dehidrasi & asidosis jika ada steroid IV tiap 6-8 jam nebulisasi tiap 1-2 jam aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan jika membaik dlm 4-6x nebulisasi, interval jadi 4-6 jam jika dlm 24 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang jika dgn steroid & aminofilin parenteral tidak membaik, bahkan timbul Ancaman henti napas, alih rawat ke Ruang Rawat Intensif

Catatan :1. Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulasi cukup 1x langsung dgn -agonis + antikolinergik2. Jika tdk ada alatnya, nebulisasi dpt diganti dgn adrenalin subkutan 0,01 ml/kgBB/kali maksimal 0,3 ml/kali3. Utk serangan sedang & terutama berat, oksigen 2-4 L/mnt diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi

Page 30: Asma Bronkial Dara

Asthma Control Test (ACT)

2

2

3

3

2

12

Nathan RA et al. J Allergy Clin Immunol. 2004;113:59-65.

< 19 = Tidak Terkontrol20-24 = Terkontrol Baik 25 = Total Penu

Page 31: Asma Bronkial Dara

GINA Report 2008

Status Kontrol (nilai ACT)

Tindakan terapi

Terkontrol (25) Pertahankan dan temukan langkah terapi terendah

Terkontrol sebagian (20-24)

Pertimbangkan meningkatkan langkah terapi untuk

mencapai kontrolTidak terkontrol (<20)

Tingkatkan langkah terapi hingga terkontrol

Serangan Asma Terapi sesuai Protokol Serangan Asma

Reliever

Diberikan pada semua langkah

Inhalasi β2 agonis kerja cepat sesuai keperluan

Alternatif lain:

- Inhalasi antikolinergik - β2 agonis oral kerja cepat. Salbutamol, Prokaterol

- Teofilin kerja pendek

Page 32: Asma Bronkial Dara

GINA Report 2008

Langkah 1

Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5

+ kortikosteroid inhalasi dosis rendah (budesonid 100 – 200 µg)

+ kortikosteroid inhalasi dosis rendah (budesonid 100 – 200 µg)

+ β2 agonis kerja panjang formoterol atau salmoterol

atau prokaterol

+ kortikosteroid inhalasi dosis sedang (budesonid 200 – 400 µg) s/d tinggi (>400 µg)

+ β2 agonis kerja panjang formoterol atau salmoterol

Atau prokaterol

+ Glukortikoid

oral dosis

rendah:

Pred 40-50 mg,

atau metilpred

60-80 mg dosis

tunggal, atau

hidrokort

300-400 mg

dosis terbagi

selama 5-10

hari tanpa

tappering.

Page 33: Asma Bronkial Dara

GINA Report 2008

+ antileukotrien

+ kortikosteroid inhalasi ds sedang

+ antileukotrien

+ anti IgE

+ kortikosteroid inhalasi ds rendah

+ antileukotrien

+ teofilin lepas lambat

+ kortikosteroid inhalasi ds rendah

+ teofilin lepas lambat

Page 34: Asma Bronkial Dara

GastropatyAssessment Dari anamnesis, didapatkan pasien mengeluh

nyeri ulu hati, mual, suka konsumsi kopi 4 gelas/hari,suka makan pedas, sering nyeri ulu hati.

Dari pemeriksaan fisik, didapatkan suhu : Nyeri tekan Epigastrium

PlanningRanitidin 2x 1Ondansentron 2 X 8mg

Page 35: Asma Bronkial Dara

Definisi Gastritis adalah Proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung

Etiologi Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi), kafein, alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim.

GastritisRujukan yang mendukung Assessment

Page 36: Asma Bronkial Dara

Gejala klinis nyeri epigastrium, mual, muntah Kembung Perdarahan saluran cerna ; hematemesis dan

melena Tanda-tanda anemia pasca perdarahan

Diagnosis Anamnesis gejala klinik Pemeriksaan Fisis bising usus yang meningkat,

nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah

(leukosit meningkat = infeksi), radiologis, endoskopi, gastroskopi, histopatologi.

Page 37: Asma Bronkial Dara

rapi Farmakologi Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi

asam lambung, berupa :Inhibitor pompa proton (PPI)

ARH2 (cimetidine, ranitidine, famotidine, dan nizatidine.)sitoprotektor (sukralfat dan misoprostol)

Non farmakologi ▪ Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering▪ Hindari makanan yang mengadung gas ( nangka,

durian, tape)

Page 38: Asma Bronkial Dara

Leukositosis

Assessment Dari anamnesis, tidak di dapat

keluhan Dari pemeriksaan Laboratorium didapatkan

: Leukosit : 12,6 x 103 / ul (meningkat)

Planning RTh/ : - cefotaxim 2 x 1 gr

Page 39: Asma Bronkial Dara

Follow up (21 Januari 2013)

S : sesak (+), batuk(+) , nyeri ulu hati(+), lemas (+)

O : TD : 110/60 mmHg, nadi : 82x/menitsuhu : 36,7oC, Pernapasan : 26 x / menit, whezzing (-/-)Nyeri tekan epigastrium (+)Lab : Pemeriksaan dahak : BTA SPS : -/-/-

Asma bronkial: A : Gejala klinis belum didapatkan perbaikan, P :

D 5% 20 tpm O2 2-4 liter Dexametason 4 x 2 Aminophilin drip/ 8jam Salbutamol 2 x1 Ventolin Nebu / 8jam

Gastropaty

A : pasien masih mengeluh nyeri ulu

hati, mual, belum ada perbaikan

P : Ranitidin 2x1

Ondansentron 2 X 8mg

Leukositosis

A : tidak ada keluhan

P: Cefotaxim 2 x 1 gr

Page 40: Asma Bronkial Dara

Follow up (22 Januari 2013)

S : sesak belum berkurang (+), batuk(+) , nyeri ulu hati(-), lemas (+)

O : TD : 100/60 mmHg, nadi : 84x/menitsuhu : 36,7oC, Pernapasan : 26 x / menit, whezzing (-/-)Nyeri tekan epigastrium (+)

Asma bronkial: A : Gejala klinis belum didapatkan

perbaikan, P :

D 5% 20 tpm O2 2-4 liter Dexametason 4 x 2 Aminophilin drip/ 8jam Salbutamol 2 x1 Ventolin Nebu / 8jam

Gastropaty

A : nyeri ulu hati tidak di rasakan

pasien, mual masih ada sudah ada

perbaikan

P : Ranitidin 2x1

Ondansentron 2 X 8mg

Leukositosis

A : tidak ada keluhan

P: Cefotaxim 2 x 1 gr

Page 41: Asma Bronkial Dara

Follow up (23 Januari 2013)

S : sesak belum berkurang (+), batuk(+) , nyeri ulu hati(-), lemas (+)

O : TD : 110/70 mmHg, nadi : 80x/menitsuhu : 36,5oC, Pernapasan : 24 x / menit, whezzing (-/-)Nyeri tekan epigastrium (-)

Asma bronkial: A : Gejala klinis belum didapatkan

perbaikan, P :

D 5% 20 tpm O2 2-4 liter Dexametason 4 x 2 Aminophilin drip/ 8jam Salbutamol 2 x1 Ventolin Nebu / 8jam Ambroxol syr 3x10cc

Gastropaty

A : tidak ada keluhan

P : -

Leukositosis

A : tidak ada keluhan

P: Cefotaxim 2 x 1 gr

Page 42: Asma Bronkial Dara

Follow up (24 Januari 2013)

S : sesak mulai berkurang sedikit(+), batuk mulai berkurang(+) , nyeri ulu hati(-), lemas (+)

O : TD : 110/70 mmHg, nadi : 80x/menitsuhu : 36,5oC, Pernapasan : 24 x / menit, whezzing (-/-)Nyeri tekan epigastrium (-)

Asma bronkial: A : gejala klinis mulai ada perbaikanP :

D 5% 20 tpm O2 2-4 liter Dexametason 4 x 2 Aminophilin drip/ 8jam Salbutamol 2 x1 Ventolin Nebu / 8jam Ambroxol syr 3x10cc

Leukositosis

A : tidak ada keluhan

P: Cefotaxim 2 x 1 gr

Page 43: Asma Bronkial Dara

Follow up (25 Januari 2013)

S : sesak berkuang(+), batuk mulai berkurang(+) , nyeri ulu hati(-), lemas (+)

O : TD : 110/60 mmHg, nadi : 82x/menitsuhu : 36,7oC, Pernapasan : 20 x / menit, whezzing (-/-)

Asma bronkial: A : gejala klinis mulai ada perbaikanP : foto thorax

D 5% 20 tpm O2 2-4 liter Dexametason 4 x 2 Salbutamol 2 x1 Ventolin Nebu 2x1

Leukositosis

A : tidak ada keluhan

P: Cefotaxim 2 x 1 gr

Page 44: Asma Bronkial Dara

Follow up (26 Januari 2013)

S : sesak (-), batuk kadang(-) , nyeri ulu hati(-), lemas (-)

O : TD : 110/70 mmHg, nadi : 78x/menitsuhu : 36,5oC, Pernapasan : 20 x / menit, whezzing (-/-)

Asma bronkial: A : gejala klinis ada perbaikanP :

D 5% 20 tpm O2 2-4 liter Dexametason 2 x 1 Salbutamol 2 x1 Ambroxol syr 3x10cc

Leukositosis

A : tidak ada keluhan

P: analyzer ulang

Cefotaxim 2 x 1 gr

Page 45: Asma Bronkial Dara

Terimakasih

Page 46: Asma Bronkial Dara
Page 47: Asma Bronkial Dara
Page 48: Asma Bronkial Dara

Tinjauan Pustaka

Page 49: Asma Bronkial Dara

Definisi Asma

Penyakit paru dengan karakteristik obstruksi saluran napas yang reversibel (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi saluran napas, dan peningkatan respons saluran napas terhadap berbagai rangsangan (hipereaktivitas).

Page 50: Asma Bronkial Dara

PREVALENSI

Pada masa kanak-kanak ditemukan prevalensi anak laki-laki berbanding anak perempuan 1,5:1, tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa menopause perempuan lebih banyak dari laki-laki.

Umumnya prevalensi asma anak lebih tinggi dari dewasa, tetapi ada pula yang melaporkan prevalensi dewasa lebih tinggi dari anak. Angka ini juga berbeda-beda antara satu kota dengan kota yang lain di negara yang sama. Di Indonesia prevalensi berkisar antara 5-7 %.

Prevalensi asma dipengaruhi oleh banyak faktor,: antara lain :

jenis kelamin

umur pasien

status atopi

faktor keturunan

faktor lingkungan

Page 51: Asma Bronkial Dara

GINA Report 2008

Faktor-fakor yang mempengaruhi asma

Page 52: Asma Bronkial Dara

klasifikasi

Mc Connel dan Holgate membagi asma dalam 3 kategori, yaitu asma ekstrinsik, asma instrinsik, dan asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruksi kronik.

Asma alergik (ekstrinsik) Terutama munculnya pada waktu kanak-kanak, mekanisme serangannya melalui reaksi alergi tipe I terhadap alergen.

Asma non-alergik (instrinsik) bila tidak ditemukan tanda-tanda reaksi hipersensitivitas terhadap alergen.

Page 53: Asma Bronkial Dara

patofisiologiPenyempitan saluran napas ternyata tidak merata di seluruh bagian paru. Ada daerah yang kurang mendapat ventilasi, terjadi hipoksemia.

Hipoksemia yang berlangsung lama menyebabkan asidosis metabolik dan konstriksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan shunting yang akibatnya memperburuk hiperkapnia.

penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan gangguan ventilasi berupa hipoventilasi, ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak serta dengan sirkulasi darah paru, dan gangguan difusi gas di tingkat alveoli. 

Page 54: Asma Bronkial Dara
Page 55: Asma Bronkial Dara

Inflamasi saluran napas

• Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN. Intervensi pengobatan dengan anti-inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma.

kerusakan epitel

Page 56: Asma Bronkial Dara

Gambaran klinis

serangan episodik batuk mengi sesak napas.

rasa berat di dada Pilek atau bersin.

Batuk tanpa disertai mengi, dikenal dengan istilah cough variant

ashtma.

Pemeriksaan spirometri sebelum

dan sesudah bronkodilator atau

uji provokasi bronkus dengan metakolin.

Pada asma alergik, sering hubungan antara

pemajanan alergen dengan gejala asma

Asma akibat pekerjaan. Gejala biasanya memburuk

pada awal minggu dan membaik menjelang akhir

minggu.

Page 57: Asma Bronkial Dara

Alur diagnostik

Diagnosis asma didasarkan pada riwayat penyakit,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada riwayat penyakit akan

dijumpai keluhan batuk, sesak, mengi, atau rasa berat di dada. Tetapi kadang-kadang pasien

hanya mengeluh batuk-batuk saja yang umumnya timbul pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani.

Adanya penyakit alergi yang lain pada pasien maupun keluarganya seperti rinitis alergi, dermatitis atopik membantu diagnosis asma.

Gejala asma sering timbul pada malam hari, tetapi dapat pula muncul sembarang waktu.

Pemeriksaan Fisik

•Penemuan tanda pada pemeriksaan fisik pasien asma, tergantung dari derajat obstruksi saluran napas. •Ekspirasi memanjang•mengi•hiperinflasi dada•pernapasan cepat •sianosis dapat dijumpai pada pasien asma

Page 58: Asma Bronkial Dara

Pemeriksaan penunjang• Dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

bronkodilator hirup (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik beta. Peningkatan VEP1 atau KVP sebanyak 20% menunjukkan diagnosis asma.

Spirometri

• Hipereaktivitas bronkus , dilakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi dengan histamin, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam hipertonik.

Uji Provokasi Bronkus

•Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden, dan Spiral Curschmann, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium Aspergillus fumigatus.

Pemeriksaan Sputum

•Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan asma dari bronkitis kronik. Pemeriksaan ini dapat juga dipakai sebagai patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis kortikosteroid yang dibutuhkan paien asma.

Pemeriksaan Eosinofil Total

•Menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, atelektasis dan lain-lain.

Foto Dada

• Pada fase awal serangan, terjadi hipoksemia dan hipokapnia (PaCO2 < 35 mmHg) kemudian pada stadium yang lebih berat PaCO2 justru mendekati normal sampai normo-kapnia. Selanjutnya pada asma yang sangat berat terjadinya hiperkapnia (PaCO2 ≥ 45 mmHg), hipoksemia, dan asidosis respiratorik.

Analisis Gas Darah

Page 59: Asma Bronkial Dara

penatalaksanaan

Mencegah Ikatan Alergen IgE

• Hiposensitisasi, dengan menyuntikkan dosis kecil alergen yang dosisnya makin diharapkan tubuh akan membentuk IgG (blocking antibody) yang akan mencegah ikatan alergen dengan IgE pada sel mast. Efek hiposensitisasi pada orang dewasa saat ini masih diragukan.

Mencegah Penglepasan Mediator

• Natrium kromolin paling efektif untuk asma anak yang penyebabnya alergi, meskipun juga efektif pada sebagian pasien asma instrinsik dan asma karena kegiatan jasmani. Obat golongan agonis beta 2 maupun teofilin selain bersifat sebagai bronkodilator juga dapat mencegah penglepasan mediator.

Melebarkan Saluran Napas dengan Bronkodilator

• Simpatomimetik: 1). Agonis beta 2 (salbutamol, terbutalin, fenoterol, prokaterol) merupakan obat-obat terpilih untuk mengatasi serangan asma akut. Dapat diberikan secara inhalasi melalui MDI (Metere Dosed Inhaler) atau nebulizer; 2). Epinefrin diberikan subkutan sebagai pengganti agonis beta 2 pada serangan asma yang berat.

• Aminofilin,Kortikosteroid,Antikolinergik (ipatropium bromida)

Mengurangi Respons dengan Jalan Meredam Inflamasi Saluran Napas

Page 60: Asma Bronkial Dara

Berdasarkan pengobatan farmakologis sistemik anak tangga, maka menurut berat ringannya gejala, asma dapat dibagi menjadi 4 derajat;

Asma intermiten

•Gejala intemiten (kurang dari sekali seminggu)•Serangan singkat (beberapa jam sampai hari)•Gejala asma malam kurang dari 2 kali sebulan•Di antara serangan pasien bebas gejala dan fungsi paru normal•Nilai APE dan VEP1 > 80% dari nilai prediksi, variabilitas < 20 %.•Obat yang dapat dipakai agonis beta 2 hirup, obat lain tergantung intensitas serangan, bila berat dapat ditambahkan kortikosteroid oral

Asma persisten ringan

•Gejala lebih dari 1x seminggu, tetapi kurang dari 1x per hari•Serangan mengganggu aktivitas dan tidur•Serangan asma malam lebih dari 2x/sebulan•Nilai APE atau VEP1 antara >80% dari nilai prediksi, variabilitas 20-30 %.•Obat yang digunakan setiap hari obat pencegah, agonis beta 2 bila perlu

Asma persisten sedang• Gejala setiap hari• Serangan mengganggu aktivitas dan

tidur• Serangan asma malam lebih dari 1x

seminggu• Setiap hari menggunakan beta 2 agonis

hirup• Nilai APE atau VEP1 antara 60- 80% dari

nilai prediksi, variabilitas >30 %.• Obat yang dipakai setiap hari obat

pencegah (kortikosteroid hirup) dan bronkodiltor kerja panjang.

Asma persisten berat• Gejala terus-menerus, sering mendapat

serangan• Gejala asma malam sering• Aktivitas fisis terbatas karena gejala asma• Nilai APE atau VEP1 < 60% dari nilai prediksi,

variabilitas >30 %.• Obat yang dipakai setiap hari obat pencegah,

dosis tinggi, kortikosterois hirup, bronkodilator kerja panjang, kortikosteroid jangka panjang.

• Merencanakan pengobatan asma akut (serangan asma) untuk gejala asma akut serta bila diberikan sebelum kegiatan jasmani

• Berobat secara teratur

Page 61: Asma Bronkial Dara

TREATMENTKlinik / IGD

Nilai derajat serangan (1)

Tatalaksana awal nebulisasi -agonis 1-3x, selang 20 menit (2)

nebulisasi ketiga + antikolinergik jika serangan berat, nebulisasi 1x (+antikoinergik)

Serangan ringan(nebulisasi 1x, respons baik, gejala hilang)

observasi 1-2 jam jika efek bertahan,

boleh pulang jika gejala timbul lagi

perlakukan sebagai serangan sedang

Serangan sedang(nebulisasi 2-3x, respons parsial)

berikan oksigen (3) nilai kembali derajat

serangan, jika sesuai dgn serangan sedang, observasi di Ruang Rawat Sehari

pasang jalur parenteral

Boleh pulang bekali obat -agonis

hirupan / oral) Jika sudah ada obat

pengendali, teruskan jika infeksi virus sbg

pencetus, dpt diberi steroid oral

dalam 24-48 jam kontrol ke Klinik R. jalan utk reevaluasi

Serangan berat(nebulisasi 3x, respons buruk)

sejak awal berikan O2

saat / di luar nebulisasi pasang jalur parenteral nilai ulang klinisnya, jika

sesuai dgn serangan berat, rawat di Ruang Rawat Inap

Foto Rontgen toraksRuang Rawat Sehari

oksigen teruskan berikan steroid oral nebulisasi tiap 2 jam bila dalam 8-12 jam

perbaikan klinis stabil boleh pulang

jika dalam 12 jam klinis tetap belum membaik, alih rawat ke Ruang Rawat Inap

Ruang Rawat Inap oksigen teruskan atasi dehidrasi & asidosis jika ada steroid IV tiap 6-8 jam nebulisasi tiap 1-2 jam aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan jika membaik dlm 4-6x nebulisasi, interval jadi 4-6 jam jika dlm 24 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang jika dgn steroid & aminofilin parenteral tidak membaik, bahkan timbul Ancaman henti napas, alih rawat ke Ruang Rawat Intensif

Catatan :1. Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulasi cukup 1x langsung dgn -agonis + antikolinergik2. Jika tdk ada alatnya, nebulisasi dpt diganti dgn adrenalin subkutan 0,01 ml/kgBB/kali maksimal 0,3 ml/kali3. Utk serangan sedang & terutama berat, oksigen 2-4 L/mnt diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi

Page 62: Asma Bronkial Dara

pencegahan

Faktor-faktor pencetus pada asma yaitu: Infeksi virus saluran napas: influenza Pemajanan terhadap alergen tungau, debu rumah, bulu

binatang. Pemajanan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi. Kegiatan jasmani: lari. Ekspresi emosional takut, marah, frustasi. Obat-obat aspirin, penyekat beta, anti-inflamasi non-

steroid. Lingkungan kerja: uap zat kimia. Polusi udara: asap rokok. Pengawet makanan; sulfit.

Adakalanya gejala lebih sering terjadi pada musim tertentu. Yang perlu diketahui adalah faktor-faktor pencetus serangan. Dengan mengetahui faktor pencetus, kemudian menghindarinya, maka diharapkan gejala asma dapat dicegah.

Page 63: Asma Bronkial Dara

komplikasi

Pneumotoraks Pneumomediastinum dan emfisema

subkutis Atelektasis Aspergillosis bronkopulmoner alergik Gagal napas Bronkitis Fraktur iga

Page 64: Asma Bronkial Dara

Pengobatan Asma Menurut GINA (Global Initiative for Asthma)

• Termasuk golongan ini yaitu obat-obat anti-inflamasi dan bronkodilator kerja panjang (long acting).Dengan pengobatan antiinflamasi jangka panjang ternyata perbaikan gejala asma, perbaikan fungsi paru serta penurunan reaktivitas bronkus lebih baik bila dibandingkan bronkodilator.

• Termasuk golongan obat pencegah adalah kortikosteroid hirup, kortikosteroid sistemik, natrium kromolin, natrium nedokromil, teofilin lepas lambat (TLL), agonis beta 2 kerja panjang hirup (salmaterol dan formoterol) dan oral,dan obat-obat anti alergi.

Pencegah (controller)

• Obat penghilang gejala yaitu obat-obat yang dapat merelaksasi bronkokonstriksi dan gejala-gejala akut yang menyertainya dengan segera. Termasuk dalam golongan ini yaitu agonis beta 2 hirup kerja pendek (short acting), kortikosteroid sistemik, antikolinergik hirup, teofilin kerja pendek, agonis beta 2 kerja pendek. Agonis beta 2 hirup (fenoterol, salbutamol, terbutalin, prokaterol) merupakan obat terpilih untuk gejala asma akut serta bila diberikan sebelum kegiatan jasmani, dapat mencegah serangan asma karena kegiatan jasmani. Agonis beta 2 hirup juga dipakai sebagai penghilang gejala pada asma episodik.

Penghilang gejala (reliever).

Penyuluhan kepada pasien

Penilaian derajat

beratnya asma

Pencegahan dan pengendalian

faktor pencetus serangan

Perencanaan obat-obat

jangka panjang

Page 65: Asma Bronkial Dara
Page 66: Asma Bronkial Dara
Page 67: Asma Bronkial Dara

PENGOBATAN ST. ASMATIKUS

1. Posisi setengah duduk2. O2 : 3 - 4 L/menit dg kanula hidung3. Cairan : 2 - 4 L / hari4. Nebulaizer

5. Kortikosteroid : metilprednisolon 30-60mgIV tiap 6 jam dpt dipertahankan 5-10 hari bila gejala sudah teratasi, dpt diberi metilprednisolon oral dosis 3 X 4 mg .

6. Aminofilin infus : 5-6 mg/kg BB bolus perlahan IV dilanjutkan dg dosis pemeliharaan = 0,2 - 0,8 mg/BB/jam

Obat lain : Antikolinergik

Page 68: Asma Bronkial Dara

KAPAN PASIEN DIRUJUK?

1.Pasien dengan risiko tinggi kematian karena asma

2.Serangan asma berat APE < 60 % nilai prediksi

3.Respons bronkodilator tidak segera, dan bila ada respons hanya bertahan < 3 jam

4.Tidak ada perbaikan dalam waktu 2-6 jam setelah pengobatan kortikosteroid

5.Gejala asma makin memburuk.