DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH...

126
DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH MASYARAKAT KAMPUNG PULO KE RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA JATINEGARA BARAT JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: MUHAMMAD AINURROFIQ NIM : 1112054100033 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M  

Transcript of DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH...

Page 1: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH MASYARAKAT

KAMPUNG PULO KE RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA JATINEGARA

BARAT JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

MUHAMMAD AINURROFIQ

NIM : 1112054100033

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

 

Page 2: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

 

Page 3: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

 

Page 4: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

 

Page 5: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

i

ABSTRAK

Muhammad Ainurrofiq

1112054100033

Dampak Program Relokasi Wilayah Kumuh Masyarakat

Kampung Pulo ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara

Barat Jakarta Timur

Kemiskinan di daerah perkotaan semakin dipandang serius sejalan

dengan meningkatnya angka urbanisasi. Tingginya angka urbanisasi di

perkotaan tidak diimbangi dengan tersedianya pemukiman atau perumahan

bagi masyarakat miskin di perkotaan, menimbulkan permasalahan pemukiman

kumuh di bantaran sungai. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui rencana

proyek normalisasi sungai Ciliwung, berupaya memberikan pemukiman atau

perumahan yang layak bagi masyarakat di bantaran sungai salah satunya

dengan merelokasi masyarakat Kampung Pulo ke Rusunawa Jatinegara Barat.

Proses perpindahan dari masyarakat yang bermukim di bantaran sungai

(horizontal) ke pemukiman rumah susun sederhana sewa (vertikal)

menimbulkan adanya dampak yang dialami masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan relokasi

masyarakat Kampung Pulo ke Rusunawa Jatinegara Barat dan mengetahui

dampak dari program relokasi masyarakat Kampung Pulo ke Rusunawa

Jatinegara Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini

menggunakan kumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan 6 orang informan utama.

Hasil penelitian menunjukan dalam proses pelaksanaan relokasi,

masyarakat Kampung Pulo tidak puas dengan keputusan relokasi dikarenakan

tidak adanya proses ganti rugi atas rumah yang meraka miliki. Namun

masyarakat Kampung Pulo kini mendapatkan dampak positif dari relokasi

dimana masyarakat Kampung Pulo terbebas dari bencana banjir yang sering

melanda wilayah mereka. Diperlukan kajian khusus oleh pemerintah

mengenai program relokasi dengan membuat pedoman prosedur pelaksanaan

relokasi dan juga dampak yang akan ditimbulkan terhadap masyarakat dari

program relokasi.

Kata Kunci: Dampak, Relokasi, Kampung Pulo, Rusunawa Jatinegara Barat

 

Page 6: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat serta salam juga tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW besarta para sahabat dan pengikutnya. Penulisan karya

ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana

Kesejahteraan Sosial di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi masih

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan baik dari

segala pembahasan dan tata bahasa. Hal ini disebabkan kemampuan peneliti

yang masih perlu belajar ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritikan dan saran

yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi peneliti

demi kesempurnaan skripsi ini. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak

tertuliskan, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan selaku Pembimbing yang telah sabar memberikan

bimbingan dan ilmu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

 

Page 7: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

iii

dengan baik. Suparto M. Ed, Ph D selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Hj.Nunung Khairiyah, MA selaku

Sekretaris Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmu dan arahan

dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Dosen-dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah. yang telah memberikan ilmu kepada peneliti dari awal

hingga akhir perkuliahan.

4. Dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh

Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan

keilmuan dan membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan

Utama, terima kasih karena sudah membantu memberikan referensi

buku untuk skripsi peneliti.

6. Kedua Orang Tuaku tercinta ayahanda (Alm) Zainal Arifin dan ibunda Ati

Roswati yang telah membesarkan dan mencurahkan kasih sayang, doa dan

dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga untuk

 

Page 8: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

iv

kakak-kakakku dan keponakanku tercinta yang telah mewarnai hidup

peneliti.

7. Kepada Pengelola Rusunawa Jatinegara Barat ibu Vita Nurviatin dan bapak

I Made yang telah memberikan izin peneliti melakukan penelitian di

Rusunawa Jatinegara Barat dan kepada penghuni Rusunawa Jatinegara

Barat ibu Djamilah, bapak Iwan, bapak Warji, Bang Abiyudin yang telah

bersedia meluangkan waktunya.

8. Sahabat peneliti yang telah banyak membantu dan menghibur selalu

datang ke rumah peneliti, Fauzi Rahman, Garsha Three Saputra, Fahmi

Islam, Syarivan Qomaruzzaman, Mahmud Yunus, Nuni Nuraini,

Nurfauziah Safitri, dan Ayu Sopia tetap jaga hubungan baik ini.

9. Teman-teman seperjuang di Kesejahteraan Sosial angkatan 2012

terimakasih atas dukungan serta semangatnya, semoga semuanya

sukses dan bahagia. Juga teman yang telah mendahului kami (Almh)

Vivie Meylina semoga dilapangkan kuburnya, al-fatihah.

10. Teman-teman di tempat kerja distro KDRI yang memahami

kegundahan peneliti dan memaklumi kesibukan peneliti selama

penulisan skripsi ini.

 

Page 9: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

v

Demikianlah skripsi ini peneliti buat dan peneliti persembahkan.

Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan

semua pembaca pada umumnya. Sekali lagi peneliti mengucapkan

terimakasih.

Jakarta, 15 Januari 2018

Muhammad Ainurrofiq

 

Page 10: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. vi

DAFTAR TABEL …………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1

A. Masalah Latar Belakang …………………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………… 8

1. Pembatasan Masalah ………………………………………… 8

2. Perumusan Masalah …………………………………………. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………….. 8

1. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 8

2. Manfaat Penelitian …………………………………………… 9

D. Metodologi Penelitian …………………………………………… 9

E. Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 17

F. Pedoman Penulisan ………………………………………………. 18

G. Sistematika Penulisan …………………………………………..... 18

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………… 20

A. Dampak …………………………………………………………. 20

1. Definisi Dampak ……………………………………………. 20

B. Konsep Relokasi ………………………………………………… 21

1. Pengertian Relokasi …………………………………………. 21

2. Prosedur Pelaksanaan Relokasi …………………………….. 21

3. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Dalam Pelaksanaan

Relokasi Pemukiman ……………………………………….. 22

4. Dampak Relokasi …………………………………………… 25

5. Dukungan Terhadap Pemulihan Tingkat Kehidupan

Masyarakat…………………………………………………… 26

C. Pemukiman dan Perumahan ……………………………………. 27

1. Pengertian Pemukiman dan Perumahan ……………………. 27

2. Pengertian Rumah Susun ……………………………………. 30

3. Pengertian Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) …... 31

 

Page 11: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

vii

4. Persyaratan Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa ….. 33

5. Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa …. 34

6. Pengertian Pemukiman Kumuh …………………………….. 35

7. Ciri- Ciri Pemukiman Kumuh ……………………………… 36

BAB III GAMBARAN UMUM …………………………………… 39

A. Gambaran Umum Rusunawa Jatinegara Barat ………………… 39

1. Sejarah Rusunawa Jatinegara Barat ………………………… 39

2. Profil Rusunawa Jatinegara Barat ………………………….. 40

3. Sarana dan Fasilitas Umum ………………………………… 40

4. Jumlah Penduduk Rusunawa Jatinegara Barat ……………. 42

5. Program Kegiatan Rusunawa Jatinegara Barat ……………. 43

B. Profil Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat …………. 44

1. Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) ……………………... 44

2. Tupoksi Unit Pengelola Rumah Susun …………………….. 44

3. Struktur Pengelola Rusunawa Jatinegara Barat ……………. 46

4. Sumber Daya Manusia Pengelola Rusunawa Jatinegara Barat. 47

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS ……………………. 48

A. Proses Pelaksanaan Program Relokasi Masyarakat Kampung Pulo

ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat Jakarta Timur.. 50

B. Dampak Program Relokasi Masyarakat Kampung Pulo ke

Rusunawa Jatinegara Barat ………………………………………... 63

BAB V PENUTUP …………………………………………………. 71

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 71

B. Saran …………………………………………………………….. 72

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 12: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Profil Informan …………………………………………….. 15

Tabel 3.1 Fasilitas Umum di Rusunawa Jatinegara Barat ……………. 41

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Rusunawa Jatinegara Barat …………….. 42

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Usia …………….. 42

Tabel 3.4 Sumber Daya Manusia UPRS Jatinegara Barat …………….. 47

 

Page 13: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa… 34

Gambar 4.1 Fasilitas Berdagang di Lantai 2 Rusunawa Jatinegara

Barat……………………………………………………. 59

Gambar 4.2 Fasilitas Bus Sekolah di Rusunawa Jatinegara Barat …… 60

Gambar 4.3 Ruang Dapur yang Menyatu Dengan Ruang Keluarga … 61

Gambar 4.4 Kamar Tidur di setiap Unit Rusunawa Jatinegara Barat … 62

Gambar 4.5 Fasilitas Aula dan Ruang Terbuka di Lantai 2 ………….. 67

Gambar 4.6 Jalan Baru (inspeksi) Setelah Warga di Relokasi ……….. 67

Gambar 4.7 Sungai Ciliwung yang sudah diberi Turap (seat pile) ........ 68

 

Page 14: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini istilah pembangunan telah banyak digunakan. Bagi sebagian

orang, pembangunan berkonotasi pada sebuah proses perubahan ekonomi

yang dibawa oleh proses industriliasasi. Istilah ini juga dapat mengandung

arti sebuah proses perubahan sosial yang dihasilkan dari urbanisasi, adopsi

gaya hidup modern dan perilaku masa kini. Selanjutnya, istilah ini juga

memiliki konotasi kesejahteraan yang menawarkan bahwa pembangunan

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan level

pendidikan mereka, memperbaiki kondisi pemukiman dan kesehatan

meraka.1

Kemiskinan di daerah perkotaan semakin dipandang serius sejalan

dengan meningkatnya angka urbanisasi yang pada umumnya tidak

diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja dan fasilitas pelayanan dasar

publik yang memadai bagi penduduknya, terutama penduduk kurang

mampu. Disamping itu lambatnya penurunan angka kemiskinan di daerah

perkotaan juga merupakan salah satu alasan beralihnya kemiskinan dari

daerah pedesaan ke daerah perkotaan berpotensi menjadi sumber masalah

ekonomi, sosial, lingkungan dan politik. Meskipun penduduk miskin di

daerah perkotaan mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi

daripada penduduk pedesaan, mereka tidak bisa hidup layak karena

1 James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan

Sosial (Jakarta: Ditperta Islam Departemen Agama RI, 2005), h.3.

 

Page 15: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

2

mahalnya biaya hidup didaerah perkotaan, misalnya biaya rumah tinggal,

pelayanan sosial, transportasi, pungutan tidak resmi, dan lain-lain.2

Berbeda dengan di negara maju, di negara berkembang urbanisasi tidak

selalu berbarengan dengan industrilialisasi. Ditinjau dari lajunya,

kecepatan urbanisasi di negara berkembang jauh lebih besar dibandingkan

dengan negara maju. Fenomena inilah yang disebut sebagai

overurbanization atau psedourbanization.3

Pentingnya pembangunan perumahan dan permukiman yang layak

bagi pembangunan sumber daya manusia adalah hal tak terbantahkan.

Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia. Negara

memiliki kewajiban asasi untuk menyediakan perumahan bagi warganya,

khususnya mereka yang tergolong keluarga kurang mampu. Dalam hal ini

pelayanan perumahan yang disediakan pemerintah adalah perumahan

publik atau perumahan sosial.4

Berkembanganya pemukiman kumuh adalah salah satu ciri yang

membedakan kota–kota di negara berkembang dengan kota–kota di negara

maju. Urbanisasi disinyalir sebagai faktor terkuat yang turut membentuk

meluasnya pemukiman kumuh. Pada kota besar seperti Jakarta, luasan

pemukiman cenderung stagnan karena potensi pemanfaatan ruang yang

2 Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahanya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008), h.17. 3 Nia K.Pontoh dan Iwan Kustiwan. Pengantar Perencanaan Perkotaan, (Bandung: ITB ,

2009), h.97. 4 Edi Suharto. Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta , 2013),

h.16.

 

Page 16: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

3

ada sudah optimal, namun desensitas penghuninya semakin tinggi.5

Kebanyakan di kota-kota dunia terdapat perumahan kumuh atau

perkampungan liar. Kedua hal tersebut menggambarkan kawasan yang

tertekan atau bagian dari populasi perkotaan yang tidak sepenuhnya

terintegrasi, secara sosial atau ekonomi.6

Pemerintah berusaha membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan

rakyatnya. Salah satunya memberikan perumahan yang layak bagi warga

negaranya yang tergolong tidak mampu. Pemerintah Provinsi Jakarta pun

mencanangkan program relokasi pemukiman kumuh dibantaran sungai

Ciliwung, salah satunya di pemukiman Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Program relokasi tersebut sebagai bagian dari rencana program

normalisasi sungai Ciliwung, dimana tertuang dalam Peraturan Daerah

(Perda) Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Tahun

2030 dan Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detil Tata Ruang

(RDTR), rencana sodetan untuk pembangunan danau serta perubahan

peruntukan tanah di Kampung Pulo dan Bidara Cina.7

Kampung Pulo adalah sebuah perkampungan yang terletak di

Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

wilayah yang termasuk rawan banjir karena berlokasi di sekitar bantaran

Kali Ciliwung. Setiap hujan turun, kampung selalu kebanjiran. Apalagi

5 Yayasan Sugijanto Soegijoko. Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia, (Jakarta:

Lembaga Penerbit FEUI, 2015), h.114. 6 Nia K.Pontoh dan Iwan Kustiwan. Pengantar Perencanaan Perkotaan, (Bandung: ITB,

2009), h.116. 7 Perda No 1 Tahun 2012 “ tentang Normalisasi sungai Ciliwung ’’ artikel diakses pada

tanggal 20 Oktober 2016, dari http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-daerah-nomor-1-tahun-2014-tentang-rencana-detail-tata-ruang-dan-peraturan-zonasi.pdf

 

Page 17: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

4

jika musim penghujan, warga kampung dipastikan mengungsi karena

ketinggian air bisa hingga 1,5 meter hingga 2 meter.

Kampung Pulo memiliki akar dan nilai sejarah antropologi kultural

yang kuat. Penduduk di Kampung Pulo sudah tinggal di wilayah itu sejak

tahun 1930, sebelum kemerdekaan. Pada masa kolonial Belanda, kampung

ini merupakan bagian dari kawasan Meester Cornelis. Luas Kampung Pulo

8,571 ha. Kampung Pulo dikelilingi sungai Ciliwung +-1.9 Km.

Tanah warga di Kampung Pulo adalah tanah adat yang dimiliki warga

sejak tahun 1930. Dasar kepemilikan adalah verponding Indonesia, yang

diakui dalam Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 3 (Undang-undang no

5 tahun 1960). Sebagai konsekuensi dari lahirnya Undang - Undang ini,

Pemerintah Indonesia harus mengkonversi surat-surat kepemilikan adat ke

dalam sertifikat tanah warga. Memang usaha seperti ini pernah dilakukan

pemerintah yakni melalui program Prona dan Larasita. Namun kalau de

facto sampai saat ini masih banyak warga di Kampung Pulo yang

memegang hak kepemilikan adat seperti girik, petuk pajak bumi, jual-beli

di bawah tangan, dan verponding Indonesia. Program Prona dan Larasita

sebagai bukti kegagalan pemerintah karena birokrasi yang berbelit-belit

dan biaya adminstrasi yang tinggi, meskipun diumumkan di publik,

program itu seharusnya biayanya gratis.8

8 Joko Panji Sasongko, ” Kampung Pulo Masalah Lama yang Dibiarkan Tak Selesai “,

artikel diakses pada tanggal 21 Oktober 2016

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150820164850-20-73431/kampung-pulo-masalah-lama-yang-dibiarkan-tak-selesai/

 

Page 18: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

5

Secara hukum, terutama berdasarkan asas keadilan, hak kepemilikan

adat seperti girik, petuk pajak bumi, jual-beli di bawah tangan, dan

verponding Indonesia, tidak bisa dibatalkan hanya karena warga yang

bersangkutan belum mampu meningkatkan status surat-surat tanah

tersebut menjadi sertifikat. Kalau sampai terjadi pembatalan ini, artinya

warga yang memiliki surat-surat kepemilikan adat itu tiba-tiba dianggap

tidak lagi memiliki hak atas tanah mereka sendiri, yang sebagian besar

sudah mereka miliki secara turun-temurun sejak sebelum zaman

kemerdekaan Republik Indonesia, maka ini namanya negara merampas

hak milik atas tanah warganya sendiri. Padahal Kementerian Agraria dan

Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) berkomitmen

mewujudkan tanah untuk keadilan ruang hidup bagi rakyat. Hal ini

merupakan implementasi dari Nawacita atau Sembilan Agenda Prioritas

Presiden Republik Indonesia Periode 2014-2019. Ada 518 rumah yang

akan dibongkar karena terkena proyek normalisasi di Kampung Pulo, yaitu

RW 1,2 dan 3. Pemprov DKI sudah membuatkan Rumah Susun Sewa

(Rusunawa) di Jatinegara. Warga Kampung Pulo sama sekali tidak

menolak proyek normalisasi, dan rusunawa Jatinegara Barat. Yang

dipermasalahkan warga Kampung Pulo adalah pihak Pemprov DKI,

menganggap warga Kampung Pulo sebagai penduduk liar atau warga

ilegal. Sehingga tidak ada ganti rugi apapun, karena warga dianggap tidak

punya surat-surat tanah sama sekali.9

9 I.Sandyawan Sumardi , “Mengutamakan Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat“,

artikel diakses pada 02 November 2016 https://ciliwungmerdeka.org/siaran-pers-ciliwung-merdeka-dan-mitra/

 

Page 19: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

6

Sempat terjadi insiden kericuhan antara sebagian warga Kampung Pulo

dengan Petugas Kepolisisan dan Satpol PP. Kericuhan yang terjadi di

Kampung Pulo terkait relokasi pemukiman warga ditenggarai karena

desakan sejumlah warga Kampung Pulo yang bersikukuh meminta ganti

rugi. persoalan mengenai ganti rugi sudah dikaji. Hasilnya Pemprov DKI

tidak bisa membayar tanah tersebut, karena tanah tersebut merupakan

tanah Negara.10 Setelah direlokasi dari tempat tinggalnya di bantaran

sungai Ciliwung, warga Kampung Pulo kini tinggal di permukiman "gaya

kota", di Rusunawa Jatinegara Barat. Dari 927 kepala keluarga di wilayah

Kampung Pulo hanya setengahnya sebanyak 518 kepala keluarga yang

mendapatkan Rusunawa Jatinegara Barat. Dengan di prioritaskan yang

tinggal di bantaran sungai Ciliwung dan memilki KTP DKI Jakarta.

Sedangkan setengah lainnya direlokasi ke Rusunawa Rawa Bebek dan

Rusunawa Cipinang Selatan.

Dampak dari relokasi sangatlah dirasakan oleh masyarakat yang

terkena program relokasi. Mulai dari kesulitan beradaptasi dengan

lingkungan baru berbeda lantai atau gedung, hingga kebingungan untuk

membayar uang sewa bulanan sebesar Rp.300.000/bulan. Hal itu dirasakan

oleh warga menambah beban mereka karena di rumah yang mereka

tempati sebelumnya hanya memikirkan bayar listrik dan air. Tak sedikit

warga yang membuka usaha warung untuk menambah penghasilan

walaupun keadaan di rusun Jatinegara Barat dianggap sepi.

10 Priska Sari, “ Rusuh Pengususran Kampung Pulo “, Artikel diakses pada 04 November

2016 http://www.cnnindonesia.com/focus/detail/2689/rusuh-penggusuran-kampung-pulo

 

Page 20: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

7

Menempati rumah bertipe 36 dan luas 5 x 6 meter, dengan fasilitas 2

kamar, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan ruang tamu, membuat gerak dan

aktivitas warga menjadi terbatas. Hal ini membuat beberapa warga merasa

tidak betah dan beranggapan tinggal di rumah sendiri jauh lebih baik

ketimbang di rusun.11

Namun seiring waktu berjalan warga Kampung Pulo mendapat

manfaat dari program relokasi yaitu dimana sebelumnya jika hujan

melanda terkena banjir, kini warga bisa tidur dengan tenang dan nyaman.

Selain itu tinggal di lingkungan rusun lebih bersih di banding dahulu

dimana warga biasa membuang sampah langsung ke kali, kini masalah

sampah sudah di atur. Dan juga kesehatan anak-anak menjadi lebih sehat

karena lingkungan yang bersih.

Selain itu Kampung Pulo memiliki fasilitas lengkap seperti

puskesmas, perpustakaan, mushala, dan sarana bermain anak. Berdasarkan

latar belakang diatas Peneliti tertarik untuk meneliti “Dampak Program

Relokasi Wilayah Kumuh Masyarakat Kampung Pulo Ke Rumah Susun

Sederhana Sewa Jatinegara Barat, Jakarta Timur”.

11 Gempur Surya “ Warga Rusunawa Lebih Nyaman Tinggal di Kampung Pulo “ Artikel

diakses pada 15 November 2016 http://tv.liputan6.com/read/2369481/warga-rusunawa-jatinegara-lebih-nyaman-tinggal-di-kampung-pulo

 

Page 21: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan luasnya masalah penelitian yang

ada didalamnya maka peneliti membatasi penelitian pada dampak yang

dialami masyarakat dalam program relokasi wilayah kumuh

(masyarakat Kampung Pulo ke rumah susun sederhana sewa /

Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur).

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana pelaksanaan program relokasi pemukiman kumuh di

rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta

Timur?

b. Bagaimana dampak program relokasi pemukiman kumuh ke rumah

susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta

Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

a. Untuk menggambarkan pelaksanaan program relokasi masyarakat

bantaran sungai Ciliwung Kampung Pulo ke rumah susun

sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta Timur.

 

Page 22: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

9

b. Untuk menggambarkan dampak program relokasi pemukiman

kumuh ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara

Barat, Jakarta Timur.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pemahaman pada masyarakat dan mahasiswa tentang

bagaimana pelaksanaan program relokasi wilayah kumuh dan

dampak perubahan sosial bagi masyarakat.

2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan ilmiah dan program

pemerintahan yang ada.

b. Manfaat Praktisi

Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi

pembaca dan juga sebagai bahan pembelajaran untuk menambah

referensi tentang program relokasi dan menjadi masukan bagi

pemerintah dalam kebijakan program relokasi di berbagai daerah

agar lebih baik .

D. Metodelogi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu

metode penelitian yang dihasilkan dari data-data yang dikumpulkan

dan berupa kata-kata dan merupakan suatu penelitian alamiah. Bogdan

dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif adalah prosedur

 

Page 23: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

10

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang

tertulis atau lisan dari orang-orang perilaku yang diamati.12

Menurut Creswell yang dikutip oleh Raco mendefinisikan

penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk

mengeksplorasi dan memahami suatu gejala. Untuk meneliti gejala

tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan

dengan mengajukan pertanyaan umum dan sedikit lebih luas.

Informasi yang disampaikan oleh informan kemudian dikumpulkan,

informasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa

kata atau teks tersebut kemudian dianalisis dan hasil analisis itu berupa

penggambaran atau deskripsi. Dari data-data tersebut peneliti membuat

interpretasi untuk menangkap arti yang mendalam. Hasil akhir dari

penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.13

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif (descriptive research), yaitu

penelitian yang menggambarkan atau melukiskan situasi tertentu

berdasarkan data yang diperoleh dilapangan secara terperinci sesuai

dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan.14

12 Lexi.J. Maelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), h.4. 13 Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, (Jakarta:

Grasindo), h.7. 14 Lexy. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),

h.131.

 

Page 24: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

11

2. Sumber Data

a. Data primer

Menurut Sunyoto data primer adalah data asli yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah

penelitiannya secara khusus. Pada umumnya, data primer ini

sebelumnya belum tersedia sehingga seorang peneliti harus

melakukan pengumpulan sendiri data ini berdasarkan

kebutuhannya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh

langsung oleh peneliti dengan melakukan wawancara kepada

pengelola rusunawa Jatinegara Barat dan penghuni rusunawa

Jatiengara Barat. Penelitian mencari informasi pelayanan yang

diberikan oleh pengelola dan dampak yang dirasakan oleh

penghuni setelah di relokasi ke rusunawa Jatinegara Barat.

b. Data sekunder

Menurut Sunyoto, data sekunder adalah data yang bersumber

dari catatan yang ada pada daftar kepustakaan dan sumber lainnya

yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari

dokumen, koran , dan artikel yang ada hubungannya dengan obyek

penelitian atau dapat dilakukan melalui studi dokumen ini yaitu

untuk menambah data-data yang diperlukan dalam penelitian dan

sesuai dengan ruang lingkup masalah yang peneliti tentukan.15

15 Bambang Sunyoto, metodologi Penelitian Akuntansi, (Bandung: Refika Aditama,

2013), h.21.

 

Page 25: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

12

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face

to face) dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan yang diwawancarai (interview) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Dalam hal ini peneliti melakukan

wawancara secara terstruktur dengan memberikan daftar

pertanyaan yang telah ditentukan dengan menggunkan pedoman

wawancara.16 Peneliti melakukan proses wawancara dengan Ibu

Vita Nurviatin selaku ketua pengelola rusunawa Jatinegara Barat

dan bapak I Made Pastiasa selaku kepala SATPEL pelayanan

rusunawa Jatinegara Barat. Peneliti juga melakukan proses

wawancara kepada penghuni yang terdampak relokasi Kampung

Pulo. Subjek penelitian yang peneliti wawancarai yaitu Ibu

Djamilah yang berprofesi sebagai guru, lalu, bapak warji dan

bapak Iwan yang berprofesi sebagai pedagang. Peneliti memulai

mewawancarai narasumber dari bulan Maret – Juni 2017.

b. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan secara sistematis

terhadap obyek penelitian yang diteliti dengan cara langsung dan

terencana bukan secara kebetulan.17 Dalam hal ini peneliti

melakukan pengamatan langsung, mengamati dan mendengarkan

16 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 186. 17 Winarno Suharman, Pengantar Metodelogi Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1982), h.132.

 

Page 26: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

13

dalam rangka memahami, mencari jawaban dan mencari bukti atas

bagaimana pelaksanaan program relokasi wilayah kumuh terhadap

perubahan sosial masyarakat. Peneliti melakukan pengamatan pada

failitas seperti: PAUD, klinik, masjid, Aula, dan tempat berjualan.

Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan langsung terhadap

kondisi rumah/ hunian yang ditempati oleh warga dengan cara

mendatangi rumah warga. Peneliti memulai pengamatan langsung

dari bulan Februari – Juni 2017.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen

yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang

subjek. Studi dukumen merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari

sudut pandang subjek melalui media tertulis dan dokumen

lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang

bersangkutan.18 Teknik pengumpulan data berbentuk foto dan

arsip (dokumen) yang berisikan data-data dari pengelola

rusunawa Jatinegara Barat yang dijadikan objek penelitian.

Dalam dokumentasi ini peneliti mendapatkan arsip dan

dokumentasi dari pengelola rusunawa Jatinegara Barat berupa

profil rusunawa Jatinegara Barat, struktur pengelola rusunawa

Jatinegara Barat dan data demografi penghuni rusunawa

18 Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Ilmu - Ilmu Sosial,(Jakarta:Salemba

Humanika, 2012), cet.3, h. 143.

 

Page 27: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

14

Jatinegara Barat. Peneliti juga melakukan dokumentasi berupa

foto selama melakukan penelitian di rusunawa Jatinegara Barat.

4. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan purposive sampling

yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi

informan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini

bukanlah jumlah informan, melainkan potensi setiap kasus untuk

memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang

dipelajari.19

Informan dalam penelitian ini adalah pengelola rusunawa

Jatinegara Barat dan penghuni rusunawa Jatinegara Barat yang

merupakan warga relokasi dari Kampung Pulo. Alasan peneliti

memilih pengelola rusunawa (Ketua Pengelola dan Kepala Pelayanan)

sebagai informan adalah untuk mengetahui proses pelaksaan relokasi

dan pelayan apa saja yang diberikan oleh pengelola. Dan alasan

peneliti memilih sampling penghuni rusunawa ibu Djamilah (Kepala

Sekolah PAUD), bapak Iwan Setiawan (Pedagang di rusunawa), bapak

Warji (Ketua RT), bang Abiyudin (Ketua Karang Taruna) adalah untuk

mengetahui dampak yang dirasakan masyarakat Kampung Pulo dari

program relokasi ke rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur.

19 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006), h.103

 

Page 28: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

15

Tabel 1.1

Profil Informan

5. Teknik Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan semua data yang telah diperoleh

melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan,

maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Dalam

penelitian ini, teknik analisis data yang dilakukan adalah deskriptif,

yaitu dengan menganalisis data secara komprehensif dan mendalam

sesuai dengan data yang telah peneliti kumpulkan. Analisis data yaitu

rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, penafsiran dan

verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis

dan ilmiah.

No. Informan Informasi yang dicari Jumlah

1. Ibu Vita Nurviatin dan Bapak I Made Pastiasa

(Pengelola rusunawa

Jatinegara Barat)

Gambaran proses pelaksanaan relokasi ke rusunawa, mengetahui

fasilitas dan pelayanan apa saja

yang diberikan.

2 orang

2. Bapak Iwan Setiawan dan Bapak Warji

(penghuni rusunawa,

penerima fasilitas

berjulan)

Mencari informasi dampak apa saja dalam yang dialami dari program

relokasi. Serta peran pengelola

dalam memberikan pelayanan dan

fasilitas.

2 orang

3. Ibu Djamilah

(penghuni rusunawa,

Kepala Sekolah Paud)

Mencari dampak yang dirasakan

dan peran pengelola dalam

memberikan fasilitas pelayanan

kepada anak.

1 orang

4. Bang Abiyudin (penghuni rusunawa,

Ketua Karang Taruna)

Mencari dampak apa saja yang dirasakan dari program relokasi dan

peran pemuda di rusunawa

Jatinegara Barat.

1 orang

Jumlah Informan 6 Orang

 

Page 29: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

16

6. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh data yang telah diuji

dan valid. Dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data yang diujikan

melalui diskusi atau sharing terhadap teman, referensi teori dan

melihat realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang.

Oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk

mendapatkan data yang relevan.

Buhan burgin dalam bukunya penelitian kualitatif mengatakan

bahwa dalam melakukan penelitian kualitatif seringkali menghadapi

persoalan dalam menguji keabsahan hasil penelitian, hal ini

dikarenakan banyak hal, yaitu karena 1.) alat penelitian yang

diandalkan adalah wawancara dan observasi mendukung banyak

kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol

dalam observasi partisipatif, 2.) Sumber data kualitatif yang kurang

akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.20

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki

kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan), yaitu kriterium ini

dapat menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data tersebut untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu

(Triangulasi).

20 Burhan Burgin, Penelitian Kuantitatif Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosialnya,

(Jakarta: Kencana, 2009), h.156

 

Page 30: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

17

b. Kriterium kepastian, menurut Scriven yaitu masih ada unsur

kualitas yang melekat pada konsep objektivitas. Hal itu digali dari

pengertian bahwa jika sesuatu objektif, berarti dapat dipercaya,

faktual dan dapat dipastikan.21

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta Timur dan waktu pelaksanaan

penelitian dimulai bulan Februari s.d Juni 2017.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam hal ini peneliti melakukan penelusuran atau mencari informasi

tentang karya ilmiah yang memiliki kemiripan dengan penelitian ini. Baik

di perpustakaan online, dan perpustakaan yang ada di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang pertama, peneliti melakukan tinjauan

pustaka salah pada skripsi yang ditulis oleh Doni Romdoni mahasiswa

program studi Kesejahteraan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang berjudul : “Evaluasi Dampak Program Bantuan Rumah Dinas

Tata Kota Tangerang Selatan Untuk Keluarga Berumah Tidak Layak Huni

di Kampung Sentul Ciater”. Skripsi tersebut menjelaskan tentang Program

yang dijalankan oleh Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kota

Tangerang Selatan yang bekerjasama dengan P2WKSS (Peningkatan

Peranan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera) dalam rangka mengentaskan

kemiskinan atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan

21 Ibid, hal.158

 

Page 31: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

18

keluarga tidak layak huni merupakan salah satu PMKS . Perbedaannya

penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

pada objek program yang diteliti lebih kepada dampak yang di rasakan

masyarakat dari program relokasi.

Yang kedua adalah skripsi yang ditulis oleh Zaini Mustofa mahasiswa

program studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Skripsi yang berjudul : “Evaluasi Pelaksanaan Program

Relokasi Pemukiman Kumuh (Studi Kasus: Program Relokasi

Permukiman Di Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota

Surakata)”. Skripsi tersebut berisi tentang evaluasi dan analisis dari

program relokasi pemukiman kumuh yang berada di kelurahan

Pucangsawit kecamatan Jebres kota Surakarta. Perbedaannya penelitian di

atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada dampak

yang di rasakan masyakarat program relokasi.

F. Pedoman Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan pedoman sesuai

dengan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQda tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan isi skripsi ini,

maka peneliti membuat sistematika penelitian sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

 

Page 32: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

19

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, dalam bab ini peneliti mengemukakan teori-

teori yang berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar pemikiran untuk

membahas permasalahan dalam penelitian skripsi, yang terdiri dari teori

dampak, pengertian relokasi, dan pengertian pemukiman kumuh.

BAB III Gambaran Umum, berisi tentang profil Rumah Susun

Sederhana Sewa Jatinegara Barat dan profil masyarakat Kampung Pulo.

BAB IV Hasil Temuan dan Analisis berisi temuan dan analisa mengenai

proses pelaksanaan program relokasi pemukiman kumuh dan dampak

program relokasi bagi masyarakat di Rusunawa Jatinegara Barat.

BAB V Penutup, dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan serta

saran-saran sebagai bentuk hasil dari penelitian yang dilakukan. Di akhir

peneliti memasukan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

 

Page 33: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dampak

1. Definisi Dampak

Definisi dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun

positif).22 Dampak dapat diartikan sebagai akibat atau pengaruh ketika

akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal balik antara

satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu dampak merupakan keadaan

dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain akibat

dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi.23

Menurut penjelasan diatas, peneliti juga menyimpulkan bahwa

dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik itu

positif maupun negatif) dari sebuah kegiatan. Dampak positif adalah

pengaruh yang mendatangkan akibat baik / positif. Dampak negatif

adalah pengaruh yang mendatangkan akibat buruk / negatif dari sebuah

gejala peristiwa.

22 Kamus Besar Bahasa Indonesia,2007 23 Irwan, Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal, (Yogyakarta;

Deepublish Publisher,2015),h.35.

 

Page 34: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

21

B. Konsep Relokasi

1. Pengertian Relokasi

Secara harfiah menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007)

relokasi diartikan sebagai pemindahan tempat atau pemindahan dari

suatu lokasi ke lokasi lain. Jika dikaitkan dalam konteks perumahan

dan permukimann relokasi dapat diartikan pemindahan suatu lokasi

permukiman kelokasi pemukiman yang baru.24

Menurut Hudohusodo relokasi dilakukan terhadap permukiman

lokasi permukiman yang tidak diperuntukkan bagi perumahan atau

lokasi permukiman yang rawan terhadap bencana atau bahkan yang

terkena bencana. Relokasi atau resettlement merupakan salah satu

alternatif untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang

tinggal di permukiman kumuh, status lahannya tidak legal (illegal) atau

bermukin di lingkungan yang rawan bencana untuk menata kembali

dan melanjutkan kehidupannya di tempat yang baru.25

2. Prosedur Pelaksanaan Relokasi

Program relokasi atau resettlement merupakan program yang

dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat cermat. Bank Dunia

(1999) merekomendasikan bahwa sebelum memutuskan rencana

relokasi perlu mempersiapkan kerangka rencana atau kerangka

kebijakan permukiman kembali secara matang. Program relokasi

dikembangkan atas dasar partisipatif, sehingga keputusan pemukiman

24 Kamus Besar Bahasa Indonesia,2007 25 Rahardja Adjiesasmita Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang ( Yogyakarta ; Graha

Ilmu,2013) ,h.86.

 

Page 35: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

22

kembali dibuat sendiri oleh masyarakat. Ridlo (2001) mengemukakan

bahwa prosedur yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan relokasi ada

tiga tahap, yaitu:26

1. Sosiolisasi

Pendekatan yang interaktif kepada masyarakat yang terkena

relokasi dalam rangka menginformasikan rencana program relokasi

tersebut. Pembentukan forum diskusi warga sebagai wadah untuk

menggali respon, aspirasi warga dan peran serta masrakat dalam

proyek peremajaan. Kegiatan forum diskusi ini dilakukan mulai

dari perencanaan hingga terlaksanakannya program.

2. Registrasi

Penyusunan data-data masyarakat dan pendaftaran penempatan

lokasi rumah tempat tinggal baru dengan memperhatikan aspirasi

warga.

3. Penghunian

Setelah pemindahan warga ke lokasi baru, perlu diadakan

bimbingan dan pembinaan kepada warga agar dapat menyesuaikan

dengan lingkungan permukiman yang baru.

3. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Dalam Pelaksanaan

Relokasi Permukiman

Dalam pelaksanaan relokasi ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu :

26 Ibid.,h.87.

 

Page 36: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

23

a) Perlunya koordinasi sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai

dengan evaluasi.

Masalah relokasi adalah masalah yang kompleks karena

menyangkut tiga hal, yakni kebutuhan dasar manusia akan tanah

dan tempat tinggal, ketersediaan tanah/areal untuk relokasi, dan

jaminan untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Bagi

masyarakat yang dipindahkan, kesempatan untuk berperan serta

dalam program relokasi semenjak tahap awal dan keyakinan yang

kuat bahwa program akan berjalan baik dan berhasil sesuai dengan

harapan dapat diperoleh bila masyarakat yakin bahwa program ini

dikoordinasikan dengan baik, disertai dengan akses informasi bagi

masyarakat.

b) Pemilihan Areal Relokasi.

Lokasi dan kualitas tempat relokasi baru adalah faktor penting

dalam perencanaan relokasi, karena sangat menentukan kemudahan

menuju ke lahan usaha, jaringan sosial, pekerjaan, bidang usaha,

kredit dan peluang pasar. Setiap lokasi mempunyai keterbatasan

dan peluang masing-masing. Memilih lokasi yang sama baik

dengan kawasan yang dahulu (tempatnya yang lama) dari segi

karakteristik lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi akan lebih

memungkinkan relokasi dan pemulihan pendapatan berhasil.

Idealnya, tempat relokasi baru sebaiknya secara geografis dekat

dengan tempat lama / asli untuk mempertahankan jaringan sosial

dan ikatan masyarakat yang sudah baik. Dalam proyek

 

Page 37: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

24

pembangunan perkotaan, yang sering mengakibatkan relokasi

dalam jumlah besar, dampak tersebut dapat dikurangi dengan

merelokasikan ke berbagai kawasan yang kecil dan dekat.

Dalam kasus tersebut, pemilihan tempat dan rencana relokasi

harus berdasarkan, dan diputuskan melalui musyawarah dengan

masyarakat.

c) Hak masyarakat yang akan dipindahkan

Kepada masyarakat, disampaikan informasi tentang calon

lokasi dan diberi kesempatan untuk meninjau lokasi yang sudah

dibangun sebelum secara resmi diserahkan. Hal ini diperlukan agar

masyarakat dapat menentukan pilihannya secara bebas

d) Kelengkapan fisik lokasi pemukiman kembali

Jika pilihan sudah ditetapkan, lokasi pemukiman kembali harus

dilengkapi dengan:

1) Akses jalan yang layak,

2) Saluran drainase,

3) Penyediaan air bersih,

4) Sambungan listrik,

5) Fasilitas umum, antara lain fasilitas pendidikan, tempat usaha,

tempat ibadah, pasar, lapangan olahraga, fasilitas kesehatan,

6) Kemudahan transportasi.

e) Bentuk rumah dan bangunan lain yang relevan

Masalah relokasi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan

sosial budaya, di samping masalah pemulihan kondisi psikologis.

 

Page 38: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

25

Oleh karena itu, berkaitan dengan bentuk rumah dan bangunan lain

yang relevan agar dikonsultasikan dengan masyarakat yang akan

dipindahkan agar sesuai dengan keinginan penghuni.

f) Status hak atas tanah

Terhadap tanah dan bangunan yang telah diserahterimakan

kepada masyarakat, diberikan kepastian dan perlindungan hukum

berupa hak milik. Walaupun secara resmi masyarakat sudah

menempati areal relokasi, pemantauan dan evaluasi tetap harus

dilaksanakan untuk mengetahui masih adanya kekurangan di dalam

pelaksanaannya sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan

yang diperlukan.27

4. Dampak Relokasi

Relokasi bukan hanya suatu proses pemindahan orang-orang dari

suatu lokasi, akan tetapi juga memindahkan perilaku dan identitas-

identitas dari orang-orang tersebut. Menurut Finsterbusch (1981),

individu-individu atau masyarakat merasakan dampak sosial dari suatu

kebijakan relokasi dalam 5 kategori, yaitu:28

a) Secara ekonomi, sebagai pekerja yang kehilangan atau mendaptkan

penghasilan maupun pekerjaan.

b) Secara lingkungan, sebagai penduduk yang habitatnya di ubah atau

disita.

c) Secara transportasi, sebagai pengendara atau penikmat jasa

27 Rahardja Adjiesasmita Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang ( Yogyakarta ; Graha

Ilmu,2013), h.95. 28 Ibid, h.101.

 

Page 39: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

26

transportasi yang kehilangan aksesibilitas.

d) Secara sosial, sebagai kerabat, teman anggota, yang pola sosialnya.

e) Secara psikologi, sebagai individu yang mengalami stress,

ketakutan, dan perampasan.

5. Dukungan Terhadap Pemulihan Tingkat Kehidupan Masyarakat

Relokasi memerlukan dukungan faktor nonfisik di samping

ketersediaan dan kelengkapan sarana fisik. Secara ekonomis untuk

melanjutkan atau memulai kehidupan baru, diperlukan berbagai

kemudahan atau bantuan, antara lain:

a) Bantuan kredit untuk memulai atau melanjutkan kembali usaha.

b) Pelatihan keterampilan yang dibutuhkan untuk menunjang usaha

atau pekerjaan baru.

c) Bantuan untuk pindah dan fasilitas transportasi.

Relokasi permukiman merupakan program yang dipandang sebagai

pilihan terakhir dalam upaya melakukan penataan permukiaman, hal

ini terkait dengan dampak yang sering ditimbulkan oleh program

relokasi, yakni :

a) Perumahan, struktur dan sistem masyarakat, hubungan masyarakat

dapat terganggu.

b) Sumber-sumber pendapatan termasuk pendapatan dan mata

pencaharian dapat hilang.

c) Kultur budaya dan kegotongroyongan yang ada dalam masyarakat

dapat menurun.29

29 Ibid, h.105.

 

Page 40: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

27

C. Pemukiman dan Perumahan

1. Pengertian Pemukiman dan Perumahan

Dalam Undang-Undang No.4 Tahun 1992 disebutkan tentang

pengertian dasar istilah perumahan dan pemukiman. Perumahan

dimaksudkan sebagai suatu kelompok yang memiliki fungsi

lingkungan tempat hunian yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana lingkungan. Sedangkan pemukiman, merupakan bagian dari

lingkungan hidup runag perkotaan maupun pedesaan, dan juga

memiliki fungsi sebagai lingkungan tempat hunian serta tempat

kegiatan yang mendukung penghidupan.30

Perumahan di perkotaan menjadi permasalahan yang memerlukan

penanganan dari berbagai pihak. Kondisi ini berhubungan dengan

pihak pemerintahan sebagai pengelola dan para penghuni kota sebagai

pemakai lahan. Bagi kalangan kelas menengah ke atas memerlukakan

fasilitas yang memenuhi standar hidup di perkotaan. Sedangkan bagi

masyarakat kelas bawah dan kalangan masyarakat miskin perkotaan

kebutuhan akan perumahan ini hanya sekedar tempat tinggal sederhana

bahkan di bawah standar perumahan yang layak huni. Jumlah

penduduk di perkotaan terus mengalami peningkatan karena angka

fertilitas atau masuknya migran yang datang ke perkotaan. Semakin

bertambahnya penduduk perkotaan dan keterbatasan lahan pemukiman

menjadi permasalahan dalam tata ruang kota. Penyediaan perumahan

bagi masyarakat kelas rendah kadang terkendala dengan lokasi yang

30 Raldi Hendro Koestoer, Perspektif Lingkungan Desa dan Kota; Teori dan Kasus.

(Jakarta; UI Press, 1997), h.9.

 

Page 41: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

28

jauh dari tempat kerja sehingga memerlukakan biaya transportasi dan

ketidakmampuan mereka untuk memcicil angsuran perbulannya.31

Lee, Price-Spratlen, dan Kanan (2003) menemukan bahwa

tingginya harga dan terbatasnya perumahan sosial, memburuknya

kondisi ekonomi, komposisi demografis, iklim, pergerakan komunitas

(community transience), serta jaring pengaman sosial (social safety

net) adalah faktor-faktor penentu yang bisa saja berbeda-beda

pengaruhnya di berbagai kota metropolitan dalam meningkatkan

pemukiman liar. Walaupun tidak ada sebuah faktor yang paling

berpengaruh, namun bisa ditarik beberapa kesimpulan berikut:

a. Kurangnya hunian di tengah kota untuk warga ekonomi lemah

membuat mereka sulit mendapatkan hunian layak.

b. Berkurangnya dana kesejahteraan, kesehatan, dan fungsi sosial lain

dalam program jaring pengaman sosial membuat semakin banyak

warga miskin kota yang tidak tertangani dengan baik.

c. Warga miskin kota dan tunawisma biasanya tidak memiliki nilai

politis, karena itu, program sosial bagi mereka tidak menjadi

perhatian utama.32

Dalam menangani permasalahan perumahan pemerintah

memberikan alternatif yaitu dengan pengembangan perumahan

nasional dan pengembagan real estate. Selain dua konsep perumahan

tersebut pemerintah juga menyediakan rumah susun untuk mensiasati

keterbatasan lahan di perkotaan. Kebijakan pemerintah yang ditujukan

31 Cucu Nurhayati, Sosiologi Perkotaan, h.107. 32 DK Halim, Psikologi Lingkungan,(Jakarta; Bumi Aksara, 2008),h.196.

 

Page 42: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

29

untuk membantu warga miskin kota keluar dari masalah pemukiman

liar, misalnya saja rusunawa (rumah susun sewa) dan rusunami (rumah

susun hak milik) serta hunian bersubsidi di tengah kota yang

pembangunannya diserahkan kepada para pengembang swasta.

Pembangunan rumah susun bagi masyarakat kelas rendah dan

relokasi dari “pemukiman liar” merupakan program yang disediakan

oleh pemerintah dengan pembayaran lewat kredit atau sistem angsuran

yang ringan. Namun demikian, unit-unit hunian dalam program

rusunawa dan rusunami yang tersendat-sendat jauh tertinggal oleh

jumlah pendatang. Di samping itu, rusunami yang bersubsidi di Jakarta

tidak bisa menjangkau warga miskin kota karena sebuah apartemen 1

kamar harganya berkisar 90 juta rupiah dan 150 juta rupiah untuk 2

kamar masih sangat tinggi untuk warga miskin kota dan kaum

pendatang yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Perumahan bersubsidi mungkin bisa menjadi alternatif, tetapi

program pendukung lainnya seperti pembukaan lapangan pekerjaan

dan perlindungan anak menjadi sangat penting bagi keluarga tersebut

agar mampu keluar dari kemiskinan struktural. Rumah susun ini

sebaliknya tidak menimbulkan keterasingan, dengan

mempertimbangkan lokasi tempat bermain, sekolah, pasar, dan rumah

ibadah. Program ini perlu diawasi supaya tepat sasaran bagi

masyarakat yang benar-benar membutuhkan.33

33 Cucu Nurhayati, Sosiologi Perkotaan, h.108.

 

Page 43: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

30

2. Pengertian Rumah Susun

Definisi rumah susun menurut Kamus Tata Ruang adalah

bangunan gedung bertingkat yang dibangun di suatu lingkungan, yang

terbagi di bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional di arah

horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang

masing-masing dapat dimiliki atau disewa dan digunakan secara

terpisah terutama untuk tempat hunian dilengkapi dengan benda

bersama dan tanah bersama.34

Telah banyak menjadi diskusi bahwa kebutuhan terhadap rumah

susun akan menjadi sesuatu kebutuhan di daerah-daerah perkotaan

Indonesia. Lahan yang semakin langka dan mahal di daerah perkotaan,

mendorong pembangunan perumahan dilakukan dengan konsep rumah

susun agar dapat menampung perkembangan kebutuhan masyarakat.

Dengan lahan perkotaan yang terbatas, pertumbuhan rumah secara

vertikal dipandang merupakan suatu alternatif yang tak dapat

dihindari. Untuk mendukung pemecahan kepadatan daerah yang tinggi

serta harga tanah yang semakin mahal, maka pemerintah membangun

dan mendorong pembangunan rumah susun. Akan tetapi di sisi lain,

terdapat kekhawatiran pula bahwa model-model perumahan vertikal

tersebut belum tentu cocok dengan budaya atau perilaku masyarakat

Indonesia.35

34 Ikatan Ahli Perencanaan, Kamus Tata Ruang , (Jakarta; Cipta Karya Departement PU,

1997),h.135. 35 Haryadi dan B. Setiawan. Arsitekur, Lingkungan, dan Perilaku,(Yogyakarta; Gajah

Mada University Press, 2010 ),h.103.

 

Page 44: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

31

Rusun sendiri memiliki empat jenis yakni rumah susun umum,

rumah susun khusus, rumah susun negara, dan rumah susun komersil

alias apartemen. Sedangkan Rusun umum masih terbagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami), merupakan program

pemerintah untuk rumah susun yang tingginya lebih dari 8 lantai.

Wujudnya yang mirip dengan apartemen membuat pengembang

menyebutnya sebagai apartemen bersubsidi.

b. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), memiliki tampilan

yang sama dengan rusunami, namun penghuni harus menyewa

langsung dari pengembangnya.

3. Pengertian Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) adalah rumah susun

sederhana yang disewakan kepada masyarakat perkotaan yang tidak

mampu untuk membeli rumah atau yang ingin tinggal untuk sementara

waktu misalnya para mahasiswa, pekerja temporer dan lain-lainnya.

Undang-undang yang mengatur penyelenggaraan perumahan dan

kawasan pemukiman serta rumah susun telah disempurnakan sesuai

dengan tuntutan perkembangan saat ini dan mengantisipasi

perkembangan dimasa-masa mendatang. Kedua Undang-Undang

tersebut yaitu UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

pemukiman serta UU No.20 tahun 2011 tentang Rumah Susun;

keduanya mengamanatkan tugas dan wewenang serta tanggung jawab

masing-masing pemangku kepentingan dalam berkoardinasi,

 

Page 45: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

32

berinteregrasi dan bersinergi dalam penyelenggaraan perumahan dan

kawasan pemukiman serta penyelenggaraan rumah susun.

Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh

dan pemukiman kumuh yang diatur dalam Undang-Undang salah

satunya dapat dilakukan dengan penyelanggaraan hunian vertikal atau

rumah susun. Rusunawa sebagai salah satu strategi penataan

pemukiman kumuh perkotaan membawa beberapa implikasi positif

antara lain:36

a) Membantu mengatasi permasalahan pemukiman kumuh perkotaan

dengan penerapan urban renewal atau peremajaan kota.

b) Sebagai bentuk keberpihakan kepada masyarakat berpenghasilan

rendah (MBR) yang belum atau tidak mampu memiliki rumah milik.

c) Menjamin kepastian dan keamanan tinggal (secure tenure)

terutama bagi komunitas yang semula menghuni lingkungan atau

kawasan illegal.

d) Penggunaan lahan yang efisien akan berdampak pada pelestarian

lingkuangan karena memperluas daerah resapan air dan Ruang

Terbuka Hijau (RTH), serta memberikan ruang/lahan untuk fungsi-

fungsi sosial yang bermanfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan

komunitas yang tinggal dilingkugan tersebut.

e) Teknik pembangunan fisik rusunawa telah dikembangakan

(diantaranya dengan sistem prototype dan sistem terkini) yang

36 Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Rusunawa; Komitmen

Bersama Penanganan Pemukiman Kumuh, h.22.

 

Page 46: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

33

mempercepat proses kontruksi yang dapat diandalkan dalam efisiensi

waktu, pengentasan permasalahan runtuh dan tahan gempa.

f) Bentuk bangunan vertikal menekankan pada efisiensi pemnafaatan

lahan.

g) Konsentrasi hunian yang terpusat menciptakan efisiensi dalam

investasi dan pemeliharaan infrastruktur perkotaan.

h) Radius pencapaian yang relative dekat dengan pusat kota akan

mengurangi pemborosan biaya hidup keluarga dan penghematan

energy berkaitan trasportasi.

4. Persyaratan Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa

1. Warga negara Indonesia memiliki :

a) KTP DKI Jakarta

b) surat keterangan penghasilan

c) Kartu Keluarga (KK)

d) Pas foto 3x4 (2lbr)

e) Surat keterangan belum memiliki rumah (PM1)

f) Surat Nikah.

2. Bersedia membuka rekening tabungan di BANK DKI di capem

Jatibaru.

3. Membuat surat permohonan mendapatkan hak sewa rusunawa.

4. Membuat dan menandatangani surat perjanjian sewa.

 

Page 47: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

34

5. Membuat dan menandatangani surat pernyataan kesanggupan untuk

mentaati kewajiban dan melaksanakan tata-tertib penghunian /

penyewaan rusunawa.37

5. Mekanisme Penguhian Rumah Susun Sederhana Sewa

Gambar 2.1

Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa

Dalam mekanisme penghunian rusunawa yang dikeluarkan oleh

Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI

Jakarta, masyarakat yang akan menempati rusunawa dibagi kedalam

kategori masyarakat terprogram (dalam normatif) dan masyarakat

umum. Selanjutnya, masyarakat mengikuti seleksi administrasi dengan

memenuhi persyaratan administrasi untuk mendaptkan undian unit dan

lantai. Masyarakat yang sudah mengikuti undian, melakukan

37 Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta , Proses

Penghunian Rusunawa, diakses pada tanggal 02 Februari 2017 dari

http://dpgpjakarta.com/index.php/pelayanan/proses-penghunian-rusunawa

 

Page 48: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

35

penandatanganan sewa sebelum penyerahan kunci dan menempati unit

rusunawa.

6. Pengertian Pemukiman Kumuh

Kebanyakan di kota-kota dunia terdapat perumahan

kumuh/perkampungan liar. Kedua hal tersebut menggambarkan

kawasan yang tertekan atau bagian dari populasi perkotaan yang tidak

sepenuhnya terintegrasi, secara sosial atau ekonomi. Slums adalah

kawasan yang legal, biasanya berupa rumah tua yang kondisinya

semakin memburuk, kurang terawat, terlalu padat, dan bobrok. Slums

biasanya berlokasi pada lahan yang berdekatan dengan Central

Bussiness District (CBD) atau berdekatan dengan pusat kota, walaupun

di daerah perkotaan. Squatter Settlements adalah penggunaan lahan

yang tidak sesuai izin resmi. Biasanya berlokasi di kawasan pinggiran.

Penghuni liar ini membangun rumah di kawasan yang kosong untuk

tempat berlindung dengan memanfaatkan sumber daya seadanya. Tidak

terdapat standar minimum akan sanitasi, bentuk kontruksi yang tidak

terawasi, dan kawasan yang cenderung kurang mendapatkan pelayanan

jasa lingkungan perkotaan seperti utilitas kota. Akhirnya perumahan/

pemukiman liar umumnya menjadi kawasan dengan masalah-masalah

kesehatan, juga masalah sosial ekonomi.38

Urabanisasi yang massif di negara-negara berkembang

memunculkan kaum proletar perkotaan dengan kapasitas daya saing

38 Rahardja Adjiesasmita Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang ( Yogyakarta ; Graha

Ilmu,2013) ,h.116.

 

Page 49: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

36

rendah. Karena keterbatasan itu, mereka hanya mampu menikmati

sebagian dari lapangan kerja yang ada. Kondisi kemiskinan kaum

proletar memaksa mereka untuk tinggal di kantong-kantong

pemukiman. Di kawasan ini mereka hidup serba kekurangan; air,

listrik, dan kondisi tempat tinggal yang layak. Dalam kondisi yang

serba terbatas ini, mereka lalu kembali kepada kebiasaan lama saat

masih di desa, seperti mandi dan mencuci di sungai, menjemur pakaian

di pagar, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan gejala rulalisasi.

Mereka tampak terpinggirkan, namun sesungguhnya merekalah “otot”

dan “mesin” ekonomi perkotaan. Karena merekalah yang menjadi

buruh pabrik, kuli angkut, pedagang keliling,dll. Kehidupan di

kawasan kumuh ini, meski berat tetapi mereka mampu menghadirkan

suasana gotong royong dan hidup ramah. Tidak sedikit pula

pemukiman kumuh berkembang menjadi pemukiman normal berkat

usaha warganya dalam mengelola kehidupan mereka di kawasan itu.39

7. Ciri-ciri Pemukiman Kumuh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuat kriteria,

bagaimana suatu wilayah dapat dikategorikan sebagai wilayah kumuh

atau tidak. Ada dua aspek utama yang menjadi dasar alasan

pengkategorian suatu wilayah, yakni ditinjau dari aspek fisik dan aspek

non fisik. Pada aspek fisik, suatu daerah dapat dikategorikan kumuh

jika;

a. Berpenghuni padat , yakni lebih dari 500 jiwa/Ha,

39 Cucu Nurhayati, Sosiologi Perkotaan, h.53

 

Page 50: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

37

b. Tata letak bangunan yang umumnya berada di kawasan tidak layak

huni seperti pinggir rel kereta api, bantaran sungai dan lain

sebagainya,

c. Kondisi kontruksi, umumnya bersifat tidak permanen dan kayu-

kayu bekas, kardus, terpal, plastik dan semacamnya,

d. Ventilasi yang kurang memadai,

e. Kepadatan bangunan yang tinggi,

f. Keadaan jalan yang kurang layak,

g. Sistem drainase tidak layak,

h. Persedian air bersih minim,

i. Pembuangan limbah manusia dan pembuangan sampah yang

kurang tertata rapi sehingga dapat membahayakan kesehatan warga

disekitar tempat tersebut.

Dari segi non fisik, pemukiman kumuh umumnya dicirikan dengan

dengan kondisi sosial ekonomi dalam masyarakat yang mata

pencahariannya lebih banyak tertumpu pada sektor informal dan

tingkat kedisiplinan warganya yang masih rendah.40

Penanganan pemukiman kumuh akan selalu menghadapi tantangan

sosial, ekonomi, dan budaya yang perlu diperhatikan.

1) kawasan-kawasan tersebut tumbuh melalui proses yang sangat

lama bahkan sebagian besar penghuninya sudah menetap lebih dari

10 tahun.

40 Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A ,dkk. Wanita dan Kesehatan; Perilaku Kesehatan

Wanita Di Pemukiman Kumuh (Jakarta; LEMLIT UIN Syarif Hidayatullah, 2003) h. 27

 

Page 51: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

38

2) alasan bertempat tinggal di permukiman kumuh terkait erat dengan

dengan isu sosial dan ekonomi. Kedekatan dengan tempat kerja

menjadi alasan utama rumah tangga pemukiman kumuh dalam

memilih tempat tinggal.

3) kawasan pemukiman kumuh nyatanya juga dapat memberikan

kontribusi positif yang cukup signifikan bagi perkembangan sosial

dan ekonomi kota. Selain sebagai tempat tinggal murah bagi para

pegawai menengah dan rendah, juga menawarkan berbagai produk

dan jasa kebutuhan sehari-hari yang terjangkau oleh para pegawai

tersebut sehingga mampu bertahan hidup di kota. Pada gilirannya,

pola tersebut akan mampu menunjang sektor formal dan menjadi

unsur kunci berputarnya perekonomian kota.41

41 Yayasan Sugijanto Soegijoko. Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia, (Jakarta:

Lembaga Penerbit FEUI, 2015), h.116

 

Page 52: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

39

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Rusunawa Jatinegara Barat

1. Sejarah Rusunawa Jatinegara Barat

Rusun susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat

dibangun pada tahun 2013. Rusunawa Jatinegara Barat dibangun oleh

Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat diatas tanah

milik Pemda Provinsi DKI Jakarta. Peletakan batu pertama oleh

Gubernur Provinsi DKI Jakarta (Joko Widodo) pada tanggal 31

Desember 2013. Pembanguanan rusunawa Jatinegara Barat dilanjutkan

oleh kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta,bapak Basuki Tjahaja

Purnama. Pembangunan rusunawa Jatinegara Barat ditujukan untuk

warga terdampak program relokasi sungai Ciliwung secara tepat

sasaran. Rencana normalisasi tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda)

Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Tahun

2030 dan Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detil Tata

Ruang (RDTR), rencana sodetan untuk pembangunan danau serta

perubahan peruntukan tanah di Kampung Pulo dan Bidara Cina.

 

Page 53: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

40

2. Profil Rusunawa Jatinegara Barat

a) Alamat Rusun : Jl. Jatinegara Barat No.142 Kelurahan

Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara

Kota Administrasi Jakarta Timur.

b) Motto : Rusunku hijau terang bersih

c) Luas Area : 7460 m²

d) Jumlah Tower : 2 Tower ( Tower A dan Tower B )

e) Jumlah Lantai : Masing-masing 16 Lantai

f) Jumlah Unit : 518 unit hunian

3. Sarana dan Fasilitas Umum

Berikut adalah penjelasan mengenai sarana dan fasilitas umum di

rusunawa Jatinegara Barat yang meliputi sarana di setiap unit rusunawa

dan fasilitas umum kesehatan, pendidikan, tempat peribadatan, dan tempat

usaha.42

a. Sarana di Rusunawa Jatinegara Barat :

Setiap unit hunian di rusunawa Jatinegara Barat memiliki luas 30 m²,

yang terdiri dari :

a) 2 Kamar Tidur

b) 1 Kamar Mandi

c) Ruang Tamu,

d) Dapur,

e) Balkon

f) Exhaust Fan

42 Arsip dan dokumentasi pengelola rusunawa Jatinegara Barat. 23 Maret 2017.

 

Page 54: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

41

b. Fasilitas Umum di Rusunawa Jatinegara Barat :

Tabel dibawah ini menjelaskan fasilitas yang tersedia di rusunawa

Jatinegara Barat.43

Tabel 3.1

Sumber data: Demografi Penghuni Rusunawa Jatinegara

Barat

43 Arsip dan dokumentasi pengelola rusunawa Jatinegara Barat. 23 Maret 2017.

NO. SARANA/PRASARANA JUMLAH

1. Klinik 1

2. Poliklinik Gigi 1

3. Ruang Posyandu 1

4. Mesjid 1

5. Taman 1

6. Paud 1

7. Perpustakaan 1

8. Ruang PKK 1

9. AULA 1

10. Tempat Berjualan 3

11. Tempat Parkir Motor 2

12. ATM 1

 

Page 55: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

42

4. Jumlah Penduduk Rusunawa Jatinegara Barat

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin44

Tabel 3.2

SSumber data: Demografi Penghuni Rusunawa Jatinegara

Barat

Berdasarkan tabel 3.2 diatas menjelaskan bahwa jenis kelamin

laki-laki berjumlah 1141 jiwa dan jenis kelamin perempuan

berjumlah 1039 jiwa. Dengan jumlah total penduduk 2180 jiwa.

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Usia45

Tabel 3.3

No Kategori Total

1. PAUD 65 orang

2. SD 248 orang

3. SMP 136 orang

4. SMA/SMK 86 orang

5. Lansia 263 orang

Sumber data: Demografi Penghuni Rusunawa Jatinegara Barat

Berdasarkan tabel 3.3 diatas menjelaskan bahwa untuk kategori

usia pada usia PAUD berjumlah 65 orang, usia SD berjumlah 248

44 Arsip dan dokumentasi pengelola rusunawa Jatinegara Barat. 23 Maret 2017. 45 Arsip dan dokumentasi pengelola rusunawa Jatinegara Barat. 23 Maret 2017.

No. Penduduk Total

1. Jenis Kelamin Laki-laki 1141 Jiwa

2. Jenis Kelamin Perempuan 1039 Jiwa

Jumlah Penduduk 2180 Jiwa

 

Page 56: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

43

orang, usia SMP berjumlah 136 orang, usia SMA/SMK 86 orang,

dan usia lansia berjumlah 263 orang.

5. Program Kegiatan Rumah Susun Jatinegara Barat

Kegiatan yang sudah dilaksanakan di Rusunawa Jatinegara Barat.

Berbagai macam kegiatan di Rusunawa Jatinegara Barat, antara lain:46

a) Kegiatan Pemberdayaan (Membuat Kue, Tanaman Hidroponik,

Budidaya Lele, Taman Hati PKK)

b) BAKSOS (Pembagian Sembako, Pelayanan Kesehatan Gratis)

c) Kegiatan Pelayanan (Perubahan KK,KTP Rusun, Pembuatan Rek.

Bank DKI, Pembuatan BPJS, Imunisasi, Digitalisasi Arsip)

d) Sosialisasi (Penyuluhan Kesehatan, Penyuluhan Narkoba,

Penanggulangan HIV AIDS)

e) Kegiatan Pelatihan (Damkar, Komputer)

f) Kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel oleh Pelajar SMA 8 Jakarta)

g) Kegiatan Warga (Kerja Bakti, Senam Aerobik)

46 Arsip dan dokumentasi pengelola rusunawa Jatinegara Barat. 23 Maret 2017.

 

Page 57: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

44

B. Profil Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat

1. Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS)

Unit Pengelola Rumah Susun merupakan Unit Pelaksana Teknis

Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan

pengelolaan rumah susun. Unit Pengelola Rumah Susun dipimpin oleh

seorang Kepala Unit yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas.

2. Tupoksi Unit Pengelola Rumah Susun

Unit pengelola rumah susun mempunyai tugas melaksanakan

pengelelolaan rumah susun. Unit pergelola rumah susun

menyelenggarakan fungsi sebagai pengelola diantaranya: 47

a) Penyusunan rencana strategis dan remcana kerja dan anggaran /

Rencana bisnis anggaran Unit Pengelola Rumah Susun;

b) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan

anggaran / rencana bisnis anggaran Unit Pengelola Rumah

Susun;

c) Penyusunan standar dan prosedur pelayanan pengelolaan Rumah

susun;

d) Pemantauan, monitoring dan evaluasi kelaikan penghunian /

penggunaan rumah susun;

e) Pengelolaan retribusi penghunian/penggunaan rumah susun

f) Pelaksanaan pengembangan teknis pengelolaan rumah susun

47 Studi Kepustakaan, Website http://dpgpjakarta.com/index.php/ukpd/unit-pengelola-

rumah-susun-uprs Artikel di akses pada tanggal 09 April 2017

 

Page 58: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

45

g) Pemeliharaan dan perawatan kebersihan, keindahan dan

keamanan lingkungan rumah susun;

h) Pelaksanaan inventarisasi dan seleksi para calon penghuni

rumah susun;

i) Pelaksanaan bimbingan, penyuluhan dan konsultasi teknis bagi

calon atau penghuni rumah susun;

j) Pengawasan, pengendalian dan penertiban penghunian satuan

rumah susun baik dari segi peruntukan maupun dari segi status

haknya;

k) Pengelolaan prasarana dan sarana rumah susun;

l) Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Unit

Pengelola Rumah Susun;

m) Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang

Unit Pengelola Rumah Susun;

n) Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Unit

Pengelola Rumah Susun;

o) Pengelolaan teknologi informasi Unit Pengelola Rumah Susun;

p) Pengelolaan kearsipan Unit Pengelola Rumah Susun; dan

q) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan

fungsi Unit Pengelola Rumah Susun.

 

Page 59: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

46

3. Struktur Pengelola Rusunawa Jatinegara Barat

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UPRS JATINEGARA BARAT

KEPALA UPRS JATINEGARA BARAT

Dra. Vita Nurviatin, M.AP

KA.SUBBAG TATA USAHA

Sarkim

Sukarya, SE

KA.SUBBAG KEUANGAN

Dewi Peniati, SIP

KA.SATPEL PELAYANAN

I Made Pastiasa, SE,M.Si

KA.SATPEL PRASARANA DAN SARANA

Suhartono, ST

KA.SATUAN PELAKSANA PENERTIBAN

M. Adam Prasetya, SE

STAFF

Wawan Gunawan

PENGURUS BARANG

Eriwasman

BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU

Pujiarti

BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU

Agustianto Abdullah

 

Page 60: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

47

4. Sumber Daya Manusia Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara

Barat

Tabel 3.4

Jabatan Existing

PNS

10 PNS

CPNS

-

Administrasi

6 PHL

Keamanan

13 PHL

Teknisi

12 PHL

Kebersihan

18 PHL

Sumber data: Struktur Pengelola Rusunawa Jatinegara Barat

Berdasarkan tabel 3.4 diatas menjelaskan bahwa Sumber daya

manusia untuk jabatan PNS berjumlah 10 PNS, administrasi berjumlah

6 PHL, keamanan berjumlah 13 PHL, teknisi berjumlah 12 PHL, dan

kebersihan berjumlah 18 PHL.48

48 Arsip dan dokumentasi pengelola rusunawa Jatinegara Barat. 23 Maret 2017.

 

Page 61: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

48

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

Kampung Pulo adalah sebuah perkampungan yang terletak di

Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Kampung Pulo disebut kampung adat karena memiliki nilai sejarah yang

turun temurun. Kampung Pulo termasuk wilayah yang rawan banjir karena

berlokasi di bantaran sungai Ciliwung. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mencanangkan program normalisasi sungai Ciliwung dan merelokasi

pemukiman kumuh di bantaran sungai Ciliwung salah satunya di

pemukiman Kampung Pulo, Jakarta Timur. Rencana normalisasi tertuang

dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana

tata Ruang Wilayah Tahun 2030 dan Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Rencana Detil Tata Ruang (RDTR), rencana sodetan untuk pembangunan

danau serta perubahan peruntukan tanah di Kampung Pulo dan Bidara

Cina.

Dampak dari proyek normalisasi sungai Ciliwung membuat sebagian

warga yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung khususnya warga di

Kampung Pulo harus di relokasi ke rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat. Rusun susun sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat dibangun pada tahun 2013 oleh Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat diatas tanah milik Pemda Provinsi DKI

Jakarta. Pembangunan rusunawa ini sejalan dengan program pemerintah

sebagai komitmen dalam forum dunia (MDGs), yaitu Indonesia bebas

 

Page 62: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

49

pemukiman kumuh pada tahun 2020. Komitmen itu diperkuat dengan

landasan hukum lahirnya UU Nomor 20 tahun 2011 yang mengamanatkan

tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing pemangku

kepentingan dalam berkordinasi, berintegrasi dan bersinergi dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman serta

penyelenggaraan pemukiman kumuh. Pembagian tugas dan wewenang

masing – masing pemangku kepentingan adalah untuk mendukung

pembangunan rusunawa, sehingga output dan outcome dari

penyelenggaraan rusunawa ini dapat tercapai sesuai dengan apa yang

sudah direncanakan. Hal ini juga disampaikan oleh Kepala SATPEL

Pelayanan Pengelola Rumah Rusun Jatinegara Barat, bapak I Made

Pastiasa sebagai berikut:

“Awalnya ini konsep dari Pemerintah Pusat yaitu mencanangkan

1000 tower rumah susun. Provinsi DKI Jakarta yang paling banyak

mengambil karena permasalahan sosial paling tinggi seperti;

kebanjiran dan kepadatan penduduknya yang tinggi. Karena sering

banjir itulah makanya diadakan proyek normalisasi sungai Ciliwung.

Dan kebutuhan akan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah

(MBR) adalah kewajiaban Pemerintah, bagaimana caranya

pemerintah mampu memberikan rumah tinggal yang nyaman untuk

warga yang kurang mampu. Akhirnya dibangunlah rumah susun

Jatinegara Barat, sebagai imbas dari relokasi warga di Kampung

Pulo yang terkena dampak proyek normalisasi sungai Ciliwung. Dari

segi pembiayaan karena daerah tidak sanggup maka dibangunlah dari

Pusat, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat." 49

Dari hasil wawancara diatas dapat diartikan bahwa yang mendasari

program relokasi adalah proyek normalisasi sungai Ciliwung, dimana

49 Wawancara pribadi dengan bapak I Made Pastiasa selaku kepala SATPEL Pelayanan

UPRS Jatinegara Barat, Jakarta 14 Juni 2017.

 

Page 63: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

50

masyarakat Kampung Pulo yang berada di bantaran sungai Ciliwung

sering dilanda banjir pada saat musim hujan tiba, maka di bangunlah

rusunawa Jatinegara Barat sebagai rumah tinggal yang nyaman bagi warga

kurang mampu. Dalam proses pembangunan rusunawa Jatinegara Barat,

adanya kordinasi dan integrasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah (Provinsi DKI Jakarta) sejalan dengan komitmen yang ada dalam

UU Nomor 20 tahun 2011 tentang tugas dan wewenang pemangku

kepentingan untuk saling membantu pembangunan rusunawa. Di bangun

pada akhir tahun 2013 kemudian pembangunan rusunawa Jatinegara Barat

selasai pada bulan Juni 2015 di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat dan dikelola oleh Dinas Perumahan dan Gedung

Pemerintah Daerah Provinsi Jakarta. Selanjutnya rencana relokasi

masyarakat Kampung Pulo tertuang dalam Instruksi Gubernur No 68

tahun 2014 yang dikeluarkan oleh bapak Basuki Tjahaya Purnama (Ahok)

yang menjadikan dasar hukum melakukan proses eksekusi rumah warga

dengan mengunakan 2500 aparat gabungan Satpol PP dan TNI/Polri dalam

menggusur/ merelokasi masyarakat Kampung Pulo.

A. Proses Pelaksanaan Program Relokasi Masyarakat Kampung Pulo ke

Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat, Jakarta Timur

Pelaksananaan program relokasi dalam konteks perumahan dan

pemukiman relokasi dapat diartikan pemindahan suatu lokasi permukiman

ke lokasi pemukiman yang baru. Sesuai dengan pembahasan pada Bab II

halaman 42, relokasi atau resettlement merupakan salah satu alternatif

untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tinggal di

 

Page 64: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

51

permukiman kumuh, status lahannya tidak legal (illegal) atau bermukim di

lingkungan yang rawan bencana untuk menata kembali dan melanjutkan

kehidupannya di tempat yang baru. Dalam proses pelaksanaan relokasi,

menurut ridlo (2001) proses pelaksanaan relokasi ke dalam tiga tahapan,

yaitu:

1. Sosialisasi

Proses sosialisasi dalam rencana merelokasi masyarakat Kampung

Pulo adalah proses awal dalam tahapan pelaksanaan relokasi.

Diperlukan pendekatan yang interaktif kepada masyarakat yang

terkena dampak relokasi dalam rangka menginformasikan rencana

program agar berjalan baik dan sesuai dengan harapan.

Dalam pelaksanaan relokasi masyarakat Kampung Pulo sendiri

sudah melalui proses sosialisasi sejak era Gubernur DKI Jakarta bapak

Joko Widodo (Jokowi). Pada saat itu bapak Jokowi menjanjikan

adanya proses ganti rugi untuk setiap rumah warga yang terdampak

proyek normalisasi sungai Ciliwung. Hingga pembangunan rusunawa

Jatinegara Barat dilanjutkan oleh Gubernur selanjutnya oleh bapak

Ahok dan selesai pada tahun 2015, masyarakat terdampak relokasi

tidak mendapatkan apa yang sebelumnya di janjikan oleh bapak

Jokowi, yaitu ganti rugi. Hal tersebut diungkapkan oleh ibu Djamilah

sebagai berikut:

“Awal mulanya kita emang dari dulu mau direlokasi gajadi

terus, awalnya kita perjanjian dengan pak Jokowi. Pak Jokowi

menjanjikan jangankan rumah pohon didepan rumah yang sekecil

pot dibayar. Awalnya ya boleh lah dikit (diganti rugi),ganti lagi

jadi kerohiman, ternyata kerohiman tidak jadi kita dikasih SP

 

Page 65: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

52

pertama.SP pertama ke SP kedua jaraknya 1 bulan, dari SP kedua

ke SP ketiga 1 minggu langsung dibongkar.”50

Dalam kutipan wawancara diatas juga dijelaskan pemberian surat

peringatan (SP) melalui tiga tahap, dengan rentan waktu kurang lebih

satu bulan. Keinginan warga untuk mendapatkan ganti rugi sesuai janji

bapak Jokowi (kemudian menjadi Presiden) tidak dapat terelisasikan.

Hal itu dikarenakan sikap bapak Ahok (Gubernur DKI Jakarta) yang

memvonis bahwa masyarakat di Kampung Pulo dinyatakan

penghuni/warga liar dikarenakan tidak memeliki sertifikat rumah.

Seperti penjelasan bapak Iwan Setiawan sebagai berikut:

“Awalnya tuh sekitar pas puasa akhir Juni (2015) kalo ga

salah. Kita warga diajak sosialisasi di Kecamatan (Jatinegara).

Kita disana divonis kita tuh penghuni liar dan harus digusur

karena ga punya sertifikat. Dari situ kita resah apalagi pas tau

peta (bidang/zonasi) mana aja yang kena gusur. Ko ya ga sesuai

janji dulu pak Jokowi katanya mau ganti rugi. Sampai tgl 19

Agustus (2015) kamis malam Bechoe pada datang, besoknya

rumah warga mulai digusur saya sama warga juga bentrok dengan

Satpol PP, ada dari aparat ngeprovokasi terus juga berlebihan itu

ada Polisi sama TNI emang kita teroris?”51

Hal ini juga diperkuat dari pernyataan bapak Warji sebagai berikut:

“Pada awalnya itu program pak Jokowi waktu beliau jadi

Gubernur. Pada waktu itu beliau menjanjikan pergantian ganti

rugi. Pak Jokowi pada waktu itu mengatakan tidak akan ada yang

dirugikan, beliau juga mengatakan jangankan kandang ayam

pohon pun akan diganti rugi. Tapi setalah beliau naik jadi

Presiden dan diteruskan sama pak Ahok ternyata janji-janji pak

Jokowi tidak diteruskan oleh pak Ahok. Akhirnya terjadilah

pembongkaran dan penggusuran yang tidak ada ganti rugi sama

sekali. Bahkan kami sangat miris dikatakan sama pak Ahok kami

semua warga liar. Yang menjadi patokan kampung liar ini apa?

Padahal kami hidup di Kampung Pulo sudah berpuluh-puluh

50 Wawancara pribadi dengan ibu Djamilah selaku penghuni Rusunawa Jatinegara Barat,

Jakarta, 25 April 2017. 51 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan selaku penghuni Rusunawa

Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 66: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

53

tahun, sudah turun-temurun. Bahkan sebelum kemerdekaan pun

Kampung Pulo sudah ada. Makanya saya tidak habis pikir yang

dikatakan warga liar dan warga legal tuh yang mana kan.

Sedangkan kami semua disitu fasilitas pemerintah kami punya

semua; kita bayar PBB, listrik masuk, telepon masuk, bahkan KTP

pun kami DKI.”52

Pada saat proses eksekusi atau penggusuran berlangsung sempat

juga terjadi ketegangan antara warga dengan aparat Satpol PP

ditambah TNI dan Polri. Banyak warga yang menyayangkan

pengamanan yang berlebihan pada saat proses tersebut berlangsung,

sehingga rentan memunculkan provokasi dan membuat warga semakin

emosi.

Dari hasil wawancara diatas, peneliti menyimpulkan proses

pemindahan masyarakat Kampung Pulo ke Rusunawa Jatinegara Barat

tidak disertai dengan proses musyawarah dan dialog yang seimbang.

Hal ini dikarenakan dalam proses relokasi masyarakat Kampung Pulo

tidak banyak dilibatkan dalam memberikan aspirasi atau apa yang

menjadi keinginan masyarakat itu sendiri. Proses musyawarah dan

dialog yang seimbang diperlukan guna meminimalisir bentrok atau

rasa ketidakpuasan pada saat proses relokasi berlangsung.

2. Registrasi

Proses registrasi adalah rencana renyusunan data-data masyarakat

dan pendaftaran penempatan unit untuk masyarakat terdampak relokasi

Kampung Pulo. Pada pembahasan Bab II halaman 53-54 tentang

persyaratan penghunian rusunawa dan mekanisme penghunian

52 Wawancara pribadi dengan bapak Warji selaku penghuni Rusunawa Jatinegara Barat,

Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 67: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

54

rusunawa yang menjadi pedoman dalam standar dan prosedur

penghunian oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta,

bahwa berdasarkan hasil wawancara tidak ada persyaratan khusus

dalam proses penghunian di rusunawa. Hal tersebut terjadi karena

status warga Kampung Pulo dalam program relokasi ke rusunawa

Jatinegara Barat adalah sebagai warga terprogram, sehingga proses

pendataan dilakukan oleh Pemprov DKI pada saat itu. Seperti yang

disampaikan oleh Abiyuddin sebagai berikut:

“Engga ada syarat, sebenernya kalo kita pindah ke rusunawa

ini ya karena keterpaksaan, rumah kita udah ga ada.”53

Seperti juga disampaikan oleh ibu Vita Nurviatin selaku kepala

Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Jatinegara Barat sebagai berikut:

“Tidak ada syarat untuk menempati rusun disini karena rusun

disini untuk masyarakat relokasi (Kampung Pulo) bukan untuk

umum, jadi terprogram. Kita sendiri yang mendata pada saat

masyarakat mengambil nomor undian unit (rusunawa), setalah

masyarakat pindah ke rusun kita buatkan KTP dan KK sesuai

dengan alamat rusun.”54

Hal tersebut juga disampaikan oleh bapak I Made Pastiasa selaku

Kepala SATPEL Pelayanan Pengelola Rumah Rusun Jatinegara Barat

sebagai berikut:

“Yang tinggal di rusun kan kategori masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR) dan dari relokasi (Kampung Pulo)

jadi tidak ada syarat dengan kata lain rusunawa ini tepat sasaran

bagi warga yang terkena relokasi.”55

53 Wawancara pribadi dengan Abiyudin selaku penghuni Rusunawa Jatinegara Barat,

Jakarta, 09 Juni 2017. 54 Wawancara pribadi dengan ibu Vita Nurviatin selaku Ketua UPRS Jatinegara Barat,

Jakarta 14 Juni 2017. 55 Wawancara pribadi dengan bapak I Made Pastiasa selaku kepala SATPEL Pelayanan

UPRS Jatinegara Barat, Jakarta 14 Juni 2017.

 

Page 68: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

55

Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa rusunawa Jatinegara Barat ini diperuntukan bukan untuk umum,

melainkan untuk masyarakat terprogram (relokasi Kampung Pulo).

Pengelola juga mengkliam bahwa peruntukan rusunawa untuk

masyarakat terdampak relokasi (terprogram) tepat sasaran, karena

penghuni rusunawa Jatinegara Barat dikategorikan sebagai masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR) berdasarkan kategori pekerjaannya

yaitu sektor informal. Selanjutnya dalam proses registrasi, setelah

pengelola mendata masyarakat yang terkena relokasi, masyarakat

Kampung Pulo melakukan penarikan nomor undian sebagai syarat

mendapatkan unit di rusunawa Jatinegara Barat. Seperti penjelasan

bapak Iwan Setiawan sebagai berikut:

“Penempatan ngambil nomor, bahkan di lantai 4 ada yang

muda-muda, di lantai 16 juga ada yang sudah tua. Alhamdullilah

saya dapat lantai 3 (bawah) ditambah ada orang tua saya juga kan

sudah faktor umur.”56

Pengambilan nomor undian ini dilakukan secara acak dimana

warga yang tinggal bersebelahan dengan tetangga sebelumnya belum

tentu tinggal bersebelahan kembali. Bagi warga yang memiliki orang

tua sudah berusia lanjut (rentan) mendapatkan unit di lantai bawah

adalah merupakan suatu keuntungan, karena walaupun setiap lantai

memliki fasilitas empat (4) buah lift namun alasan aksebilitas dan

kenyamanan pada kelompok usia rentan yang tinggal di unit dengan

56 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan selaku penghuni Rusunawa

Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 69: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

56

hunian vertikal akan menimbulkan masalah baru seperti takut akan

ketinggian. Selanjutnya dalam penempatan unit rusunawa terdapat

kendala dimana ada unit yang diisi lebih dari 8 jiwa per unitnya. Ini

menjadi kendala dimana warga hanya menempati hunian seluas 5 x 6

meter. Hal itu dikarenakan proses pengantian rumah dengan unit

rusunawa menggunakan peta bidang (relokasi) dan dihitung perkepala

keluarga. Seperti dijelaskan oleh bapak Iwan Setiawan sebagai berikut:

“Yang nempatin disini tuh di rusunawa ini ga transparan,

Yang rumahnya keserempet dikit bisa dapet unit, dia rumahnya

keserempet bisa bangun lagi (di Kampung Pulo) dia kontrakin

buat bayar sini, tapi yang habis total hanya dapet 1 unit. Ini kan

hitunganya perkepala keluarga..”57

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan oleh bapak I Made

Pastiasa selaku Kepala SATPEL Pelayanan Pengelola Rumah Rusun

Jatinegara Barat sebagai berikut:

“Sebenarnya kita tidak selektif banget dalam kategori

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ini. Banyak warga

yang masih punya rumah di Kampung Pulo, karena proses

kepindahan mereka pindah kan menggunakan peta bidang. Di peta

bidang 1 meter rumah mereka kena, maka tetap akan dapat ganti.

Berdeda dengan proses relokasi daerah lain itu rekomendasi pak

Lurah langsung dengan kenyataan lapangan. Proses pergantian

unit disini juga sesuai dengan atas nama pemilik rumah disitu.

Sehingga jika ada unit (rusun) yang lebih dari 8 jiwa kita

usahakan cari yang kosong atau tidak ditempati. Karena kan kalau

banyak juga tidak layak huni.”58

Berdasarkan pernyataan diatas proses penempatan unit rusunawa

disesuaikan dengan nama pemilik rumah yang direlokasi. Pengelola

57 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan selaku penghuni Rusunawa

Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017. 58 Wawancara pribadi dengan bapak I Made Pastiasa selaku kepala SATPEL Pelayanan

UPRS Jatinegara Barat, Jakarta 14 Juni 2017.

 

Page 70: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

57

rusunawa Jatinegara Barat juga mengakui jika unit rusun dihuni oleh

lebih dari 8 jiwa akan menjadi tidak nyaman dan kurang layak

ditempati. Untuk itu pengelola melakukan terus proses pendataan dan

penempatan unit rusun yang kosong atau tidak ditempati sebagai

tambahan unit.

3. Penghunian

Dalam proses relokasi tahapan yang terakhir adalah tahap

penghunian, dimana masyarakat terdampak relokasi akan melanjutkan

kehidupan yang baru. Dukungan pemerintah pada tahap pasca relokasi

sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kampung Pulo. Proses awal

penghunian di rusunawa Jatinegara Barat banyak dari warga yang

kesulitan untuk memindahkan barang – barang mereka dari Kampung

Pulo ke rusnawa Jatinegara, tidak adanya bantuaan (biaya pemindahan)

dan fasilitas transportasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

dikarenakan jarak yang sebenarnya tidak jauh kurang lebih 1 kilometer.

Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selain

membuka posko pendataan juga membantu mengamankan barang di

depan lobby rusunawa Jatinegara Barat. Hal ini dilakukan karena proses

pemindahan warga banyak dilakukan serentak pada saat setelah rumah

mereka di Kampung Pulo di gusur atau rata dengan tanah. Seperti

dijelaskan oleh bapak Iwan Setiawan yang mengambarkan proses pasca

relokasi sebagai berikut:

“Kita langsung dipindahin, pindah aja tanpa ada biaya dari

Pemprov DKI, biaya sendiri kita keluarin. Sampai temen saya

 

Page 71: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

58

bawa gerobak dia bawa barang saya, kita bayar pakai kusen,

pintu, lemari. Biar temen kan itungannya tenaga, nah kalo di

bongkar paksa gitu kita pakai apa bayarnya? Dari Kampung Pulo

kemari cukup jauh juga ada yang habis Rp.200.000 – Rp.300.000,-

”59

Pasca relokasi tidak sedikit warga yang mengalami kesulitan

beradaptasi dan masih tidak terima tinggal di rusunawa Jatinegara

Barat. Proses awal penempatan juga banyak warga yang kesulitan

memulai kehidupan barunya karena banyak warga yang bekerja pada

sektor informal dan juga pekerja serabutan. Hal tersebut memicu

timbulnya stress dan resistensi pada warga.

Seperti diungkapkan oleh bapak Warji yang menggambarkan

proses awal penghunian sebagai berikut:

“Ada yang ngasih modal sama temen, karena mungkin ngelihat

saya setengah stress, jadi saya gunakan buat dagang siomay lalu

saya punya tambahan dagang kopi dan minuman air.”60

Tetapi, kini warga sudah banyak yang mulai menerima proses

relokasi ke rusunawa Jatinegara Barat, banyak warga yang mulai

melanjutkan kehidupannya dengan berdagang dengan memanfaatkan

fasilitas yang disediakan pengelola rusunawa Jatinegara Barat.

59 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan selaku penghuni Rusunawa

Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017. 60 Wawancara pribadi dengan bapak Warji selaku penghuni Rusunawa Jatinegara Barat,

Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 72: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

59

Gambar 4.1

Fasilitas berdagang di lantai 2 rusunawa Jatinegara Barat

Sumber : Hasil observasi langsung di rusunawa Jatinegara Barat

Selain fasilitas untuk berdagang pengelola juga memberikan

pelayanan kebersihan, kesehatan, dan keamanan untuk setiap

penguninya. Pengelola rusunawa Jatinegara Barat juga memberikan

jaminan sosial berupa; Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Rusun, BPJS

dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai dengan alamat rusunawa

jatinegara Barat. Seperti penjelasan bapak I Made Pastiasa selaku

Kepala SATPEL Pelayanan Pengelola Rumah Rusun Jatinegara Barat

sebagai berikut:

“Cukup banyak untuk fasilitas dan pelayanan. Dari fasilitas

kebersihan kita layani, keamanan kita berikan, dari pelayanan

BPJS kita kasih, KJP semua warga rusun (anak-anak usia sekolah)

kita kasih KJP walaupun punya kendaraan untuk KJP semua

warga rusun harus punya, ada kartu Rusun bisa dipakai untuk

Busway gratis, lalu bisa masuk gratis untuk tempat hiburan miliki

Pemda DKI, dan transportasi kita ada bus sekolah untuk antar-

jemput.”61

61 Wawancara pribadi dengan bapak I Made Pastiasa selaku kepala SATPEL Pelayanan

UPRS Jatinegara Barat, Jakarta 14 Juni 2017

 

Page 73: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

60

Gambar 4.2

Fasilitas Bus Sekolah di rusunawa Jatinegara Barat

Sumber : Hasil observasi langsung di rusunawa Jatinegara Barat

Semua fasilitas dan pelayanan sosial yang diberikan Pemerintah

bertujuan memberikan kelayakan fisik tempat tinggal dan peningkatan

kesejahteraan bagi masyarakat terdampak relokasi. Selain fasilitas bus

sekolah gratis untuk antar-jemput anak – anak sekolah dari rusunawa

Jatinegara Barat, pengelola juga memberikan kartu rusun yang dapat

digunakan penghuni rusunawa Jatinegara Barat untuk naik bus

Transjakarta (busway) secara gratis.62

Seperti yang telah dijelaskan dalam pemaparan Bab II hal 40

tentang fasilitas dan utilitas perkotaan, standar kelayakan hunian

rusunawa Jatinegara Barat sudah memenuhi standar tersebut, dimana

rusunawa Jatinegara Barat memiliki utilitas seperti; air, listrik,

pembuangan limbah drainase dan pengumpulan sampah. Di setiap

62 Hasil Observasi di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta, 23 Maret 2017.

 

Page 74: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

61

unit rusun juga terdapat; 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, ruang

keluarga, exhaust fan dan balkon.63

Gambar 4.3

Ruang dapur yang menyatu dengan ruang keluarga

Sumber : Hasil observasi langsung di rusunawa Jatinegara Barat

Ruang dapur yang menyatu dengan ruang keluarga membuat

setiap penghuni harus menata barang mereka sesuai dengan luas unit.

Selain itu terdapat 2 kamar disetiap unit rusunawa Jatinegara Barat

dengan ukuran yang berbeda 3 x 3 meter dan 3 x 2 meter pada setiap

unitnya.

63 Hasil Observasi di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 75: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

62

Gambar 4.4

Kamar tidur di setiap unit rusunawa Jatinegara Barat

sumber : Hasil observasi langsung di rusunawa Jatinegara Barat

Berdasarkan hasil observasi peneliti, masyarakat Kampung Pulo

mendapatkan manfaat yang paling utama dari program relokasi yaitu

terbebas dari banjir, karena rumah mereka yang dulunya berada dekat

dengan bibir sungai Ciliwung sering terdampak banjir apabila musim

hujan tiba.64

Seperti penjelasan dari ibu Vita Nurviatin selaku kepala Unit

Pengelola Rumah Susun (UPRS) Jatinegara Barat sebagai berikut:

“Perubahan pertama, mereka gak kena banjir lagi. Kedua,

mereka ini hunian yang cukup layak dengan 2 kamar tidur dan

semua disubsidi disini. Kalo dari rumah sehat udah sehat, cuma

perlu waktu buat pola perilakunya aja supaya tidak buang sampah

sembarangan lagi di sungai.”65

64 Hasil Observasi di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017. 65 Wawancara pribadi dengan ibu Vita Nurviatin selaku Ketua UPRS Jatinegara Barat,

Jakarta 14 Juni 2017.

 

Page 76: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

63

B. Dampak Program Relokasi Masyarakat Kampung Pulo ke Rusunawa

Jatinegara Barat

Proses relokasi masyarakat Kampung Pulo ke rusunawa Jatinegara

Barat sudah berlangsung dari tahun 2015. Namun, dampak dari program

relokasi sudah dapat dirasakan. Dari segi ekonomi adalah dampak yang

paling terasa karena berhubungan dengan kesejahteraan warga yang

terdampak relokasi, seperti yang dikeluhkan oleh beberapa warga yang

bekerja pada sektor informal. Dimana warga merasa kesulitan untuk

membayar biaya sewa unit dan ditambah pengeluaran air dan listrik. Jika

biasanya pengeluaran (di tempat sebelumnya ) yang dibutuhkan sekitar

Rp.100.000 – Rp.200.000 per bulan, kini bisa menjadi Rp.600.000 per

bulan. Hal itu disebabkan karena warga diharuskan membayar sewa unit

rusun sebesar Rp.300.000 perbulan dan juga beban listrik dan air (PAM)

yang biayanya bisa sampai Rp.300.000 perbulan juga tergantung

pemakaian. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Iwan Setiawan sebagai

berikut:

“Disini kita ngirit-ngirit aja bisa Rp600.000,- untuk biaya sewa

sama listrik sama air. Dulu di Kampung Pulo Rp100.000,- juga cukup

untuk listrik doang.”66

Hal tersebut juga diperkuat pernyataan oleh bapak Warji sebagai

berikut:

“Disini kan kamar Rp300.000,- ditambah listrik dan air kurang

lebih Rp600.000,- lah. Kalo di rumah kami (dahulu) kan air pompa,

jadi ya hanya bayar listrik saja sesuai pemakaian.”67

66 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan selaku penghuni Rusunawa

Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 77: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

64

Terjadinya penambahan pengeluaran untuk biaya listrik dan air

dikarenakan kondisi sebelumnya warga Kampung Pulo untuk kebutuhan

air bersih mempunyai pompa (Air) sedangkan di rusun warga

menggunakan air (PAM), serta ada tambahan biaya kebersihan dan

keamanan.68

Kendala tersebut juga diungkapkan oleh ibu Vita Nurviatin selaku

kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Jatinegara Barat sebagai

berikut:

“Kendalanya itu pertama, kan ini rusun sewa setiap bulan kita

tarik perbulan itu Rp.300.000,- karena kan disini itu banyak sektor

ekonomi informal seperti; Gojek, buruh panggul, pedagang dimana

mereka cari kebutuhan untuk makan sehari-hari. Untuk kebutuhan lain

belum bisa terpenuhi sehingga banyak yang nunggak. Kedua, untuk

kegiatan seperti pemberdayaan dan pelatihan kita gabisa sendiri juga

butuh kerjasama dengan SKPD yang lain, Lalu yang ketiga, tingkat

partsipasi warga yang agak kurang, jadi mereka tuh mindset nya

masih banyak yang belum move on.”69

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan penghuni rusun, Pengelola

melakukan peran pemberdayaan pelatihan ekonomi seperti; tata boga,

handycraft, servis motor, servis hp. Pelatihan tersebut berdasarkan minat

warga pada saat mengisi data kependudukan. Namun seiring waktu bentuk

pelatihan tersebut terdapat kendala yaitu minimnya tingkat partisipasi

warga. Padahal dengan diadakannya pelatihan pengelola berharap warga

bisa berdaya dan lebih sejahtera.

67 Wawancara pribadi dengan bapak Warji selaku penghuni Rusunawa Jatinegara Barat,

Jakarta, 17 April 2017. 68 Hasil Observasi di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017. 69 Wawancara pribadi dengan ibu Vita Nurviatin selaku Ketua UPRS Jatinegara Barat,

Jakarta 14 Juni 2017.

 

Page 78: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

65

Seperti penjelasan oleh ibu Vita Nurviatin selaku kepala Unit

Pengelola Rumah Susun (UPRS) Jatinegara Barat sebagai berikut:

“Pemberdayaan ekonomi warga rusun. Dengan cara memberikan

pelatihan, tata boga, handycraft, servis motor, servis hp. Dengan

mereka dilatih diharapkan punya ilmunya dan bisa home industry di

rumah. Partisipasinya masih kurang, kesininya kita bentuk Tim

Pendamping Mandiri(TPM), kita bentuk kordinator tiap lantai, nanti

mereka kordinasi dengan RT dan RW.”70

Dari segi sosial dampak yang terasa adalah proses interaksi dimana

hampir seluruh penghuni rusunawa Jatinegara Barat mendapatkan tetangga

baru, seperti dijelaskan sebelumnya dalam proses penghunian dimana

masyarakat Kampung Pulo mengikuti proses pengundian nomor untuk

menempati unit di rusunawa Jatinegara Barat. Hal ini menambah sedikit

kendala pada awal proses interaksi, karena tak jarang masyarakat yang

tinggal di Kampung Pulo sebelumnya sudah bertetangga sejak puluhan

tahun yang lalu. Proses interaksi di rusunawa Jatinegara Barat dirasakan

ada hambatan dikarenakan pola perilaku masyarakat yang kurang

berinteraksi dan bersosialisasi. Masyarakat disini (rusunawa) memilih

untuk menutup pintu apabila sudah naik ke rumah mereka. Seperti

dijelaskan oleh bapak Warji mengenai proses interaksi di rusunawa

sebagai berikut:

“Kalau di Kampung Pulo masyarakat sering ngobrol dengan yang

lain, disini di rusun berkurang. Dulu kan kita sering bertegur sapa,

kalau disini begitu kita naik pada tutup pintu semua, kecuali paling

ngobrol di warung kopi. Kalo disini seperti di rumah sakit aja bang

tinggal nunggu yang besuk (jengguk), jadi kita kaya orang sakit

nungguin yang besuk (jengguk) siapa yang mau datang.”71

70 Wawancara pribadi dengan ibu Vita Nurviatin selaku Ketua UPRS Jatinegara Barat,

Jakarta 14 Juni 2017. 71 Wawancara pribadi dengan bapak Warji selaku penghuni Rusunawa Jatinegara Barat,

Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 79: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

66

Hal ini dipertegas oleh pernyataan bapak Iwan Setiawan sebagai

berikut:

“Kalo untuk keakraban beda sama di Kampung Pulo, disini ma

jangan di bilang kampung rusunawa, tapi kampung-kampungan,

bahkan RW nya, RW-RW an.Masing- masing kok kehidupan

disini.Saya kan sama ibu saya ya, kadang-kadang dia bingung keluar

pintu liat tembok, kalau disana kan keluar pintu samping teras bisa

ngobrol sama tetangga.”72

Bagi para pemuda proses interaksi tidak mengalami masalah yang

berarti. Adanya suatu wadah komunitas bagi pemuda di rusunawa

Jatinegara memudahkan proses interaksi sesama pemuda. Terbentuknya

organisasi Karang Taruna atas inisiatif pemuda di rusunawa Jatinegara

Barat. Selain sebagai bentuk interaksi sosial mereka, Karang Taruna juga

menjaga kegiatan budaya mereka agar tetap tumbuh di rusunawa

Jatinegara Barat. Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Karang Taruna

Abiyudin sebagai berikut:

“Awal-awal iya kesusahan (interaksi) khususnya untuk pemuda ya.

Karena pindahan sini tuh ada dari Kampung Pulo dalem, tengah, dan

luar. Karena inisiatif dari teman-teman bikin Karang Taruna, ya

Alhamdulillah.”73

72 Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan selaku penghuni Rusunawa

Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017. 73 Wawancara pribadi dengan Abiyudin selaku penghuni Rusunawa Jatinegara Barat,

Jakarta, 09 Juni 2017.

 

Page 80: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

67

Gambar 4.5

Fasilitas Aula dan ruang terbuka di lantai 2

Sumber : Hasil observasi langsung di rusunawa Jatinegara Barat

Pengelola memfasilitasi kegiatan karang taruna dengan sebuah aula

dan ruang terbuka yang berada di lantai 2. Aula juga digunakan apabila

ada kegiatan musyawarah antar warga ataupun acara yang memerlukan

gedung tersebut.74

Dari segi lingkungan program relokasi masyarakat Kampung Pulo ke

rusunawa Jatinegara Barat, juga berdampak pada lingkungan di bantaran

sungai Ciliwung menjadi lebih tertata.

Gambar 4.6

Jalan baru (inspeksi) setelah warga di relokasi ke rusunawa

Jatinegara Barat

Sumber : Hasil observasi langsung di rusunawa Jatinegara Barat

74 Hasil Observasi di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta, 17 April 2017.

 

Page 81: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

68

Foto diatas adalah jalan baru (inspeksi) selebar 6 meter yang

menjadikan masyarakat Kampung Pulo di relokasi ke rusunawa Jatinegara

Barat. Jalan baru tersebut di bangun pada saat seluruh rumah warga sudah

rata dengan tanah. Akses jalan baru ini biasa dipakai masyarakat sebagai

jalan alternatif apabila jalan menuju Jatinegara Barat macet. Pada saat

musim hujan tiba jalan baru ini biasa digunakan mesin dan mobil pompa

untuk menyedot banjir di jalan Jatinegara Barat dan meengalirkannya ke

sungai Ciliwung.

Gambar 4.7

Sungai Ciliwung yang pinggirnya sudah diberi turap (seat pile)

Sumber : Hasil observasi langsung di rusunawa Jatinegara Barat

Pembangunan dinding (Turap) sungai Ciliwung selain berfungsi untuk

menormalisasi arus sungai agar lancar, juga berfungsi sebagai pencegah

banjir.

 

Page 82: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

69

Berdasarkan pemaparan penelitian diatas tentang dampak program

relokasi masyarakat Kampung Pulo ke rusunawa Jatinegara Barat, peneliti

membaginya kedalam dampak positif dan dampak negatif, diantaranya:

1. Dampak positif

a) Masyarakat Kampung Pulo mendapatkan hunian rumah yang

layak, jika sebelumnya masyarakat Kampung Pulo tinggal

dipinggiran sungai Ciliwung kini mereka bisa tinggal dengan

hunian yang sesuai dengan standar perkotaan.

b) Masyarakat Kampung Pulo kini lebih teratur dan tidak kumuh

dalam menempati tempat tinggal dengan tingkat kepadatan

penduduk yang telah diatur.

c) Masyarakat Kampung Pulo sering dilanda banjir apabila musim

hujan tiba, kini mereka bisa merasakan bebas banjir karena hunian

rusunawa di bangun secara vertikal.

d) Masyarakat Kampung Pulo mendapatkan jaminan sosial yang

lengkap (KJP,KJS, BPJS, Sembako Murah, dan Kartu Rusun).

e) Masyarakat Kampung Pulo mendapatkan fasilitas pelayanan

seperti; kesehatan, kebersihan, dan keamanan di rusunawa

Jatinegara Barat.

2. Dampak Negatif

a) Masyarakat Kampung Pulo harus mengeluarkan biaya tambahan

dalam pengeluaran kebutuhan mereka, karena status sewa pada

rusunawa.

 

Page 83: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

70

b) Masyarakat Kampung Pulo tidak mendapatkan ganti rugi

(kompensasi) atas bangunan yang telah mereka tempati puluhan

tahun.

c) Masyarakat Kampung Pulo harus kehilangan status kepemilikan

rumah mereka karena dianggap sebagai “penghuni liar” dan harus

menempati unit (rusunawa) dengan membayar sewa.

 

Page 84: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

71

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak perubahan sosial program

relokasi masyarakat Kampung Pulo ke rusunawa Jatinegara Barat melalui

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, peneliti menyimpulkan sebagai

berikut:

A. Kesimpulan

1. Dalam proses pelaksanaan relokasi mulai dari proses sosialisasi, tidak

adanya musyawarah yang berimbang membuat masyarakat Kampung

Pulo tidak puas dengan keputusan relokasi. Keinginan masyarakat

untuk mendapat kompensasi atas rumah mereka tidak menemukan

kesepakatan dan diputuskan sebagai penghuni liar. Hal tersebut

memicu kericuhan pada saat proses eksekusi rumah meraka, dan juga

membuat kecewa masyarakat atas keputusan tersebut. Dalam proses

relokasi diperlukan adanya kajian khusus dan mendalam mengenai

dampak apa yang akan terjadi selanjutnya.

2. Dampak langsung proses relokasi ke rusunawa Jatinegara Barat

dirasakan oleh masyarakat Kampung Pulo, jika pada sebelumnya

mereka memiliki rumah tinggal, kini mereka harus kehilangan asset

yang paling berharga bagi mereka yaitu kepemilikan rumah. Namun

sesuai dengan tujuan utama dari relokasi adalah upaya Pemerintah

Provinsi DKI untuk memberikan tempat tinggal yang layak dan bebas

banjir. Seiring waktu manfaat relokasi dapat dirasakan terutama pada

 

Page 85: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

72

saat musim hujan tiba, penghuni rusunawa kini bisa terbebas banjir

dan melanjutkan kehidupan mereka. Penghuni rusunawa juga

mendapat pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan, dan transportasi.

Seperti: Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), BPJS,

dan Kartu Rusun.

B. Saran

1. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan mempunyai pedoman

prosedur dalam program relokasi agar bisa digunakan jika akan

melakukan program relokasi kembali, dengan memperhatiakan hak

dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat terdampak.

2. Diharapkan pengelola lebih menata fasilitas berjualan di lantai bawah

menjadi kantin rusunawa agar dapat meningkat pendapatan para

penghuni.

3. Penambahan fasilitas sarana olahraga seperti lapangan bulu tangkis

atau lapangan voli dengan memanfaatkan lahan yang ada.

4. Adanya penyaluran kerja ke perusahaan dari program pelatihan seperti

servis motor dan Handphone.

5. Untuk penghuni rusunawa Jatinegara Barat untuk fokus menata masa

depan, dengan memanfaatkan pelayanan (kesehatan gratis, jaminan

pendidikan, transportasi, sembako murah, program pemberdayaan dan

pelatihan) yang disediakan pengelola.

 

Page 86: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

73

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Adisasmita, Rahardja. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang.

Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013.

Burgin, Burhan. Penelitian Kuantitatif Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosialnya. Jakarta: Kencana, 2009.

Halim, DK, Psikologi Lingkungan,. Jakarta; Bumi Aksara, 2008.

Haryadi dan Setiawan, B. Arsitekur, Lingkungan, dan Perilaku.

Yogyakarta; Gajah Mada University Press, 2010.

Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif Ilmu - Ilmu Sosial.

Jakarta:Salemba Humanika, 2012.

Ikatan Ahli Perencanaan, Kamus Tata Ruang. Jakarta; Cipta Karya

Departement Pekerjaan Umum, 1997.

Irwan,S.Pd, M.Si, Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas

Lokal. Yogyakarta; Deepublish Publisher, 2015.

Koestoer, Raldi Hendro. Perspektif Lingkungan Desa-Kota; Teori dan

Kasus. Jakarta; UI Press, 1997.

Maelong, J, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Midgley, James. Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam

Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Ditperta Islam Departemen Agama

RI, 2005.

Nurhayati, Cucu. Sosiologi Perkotaan. Jakarta; UIN Press, 2013.

Pontoh, K, Nia dan Kustiwan, Iwan. Pengantar Perencanaan Perkotaan. Bandung : ITB , 2013.

Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: Grasindo, 2010.

Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2008.

Suharman, Winarno. Pengantar Metodelogi Ilmiah. Bandung: Tarsito,

1982.

 

Page 87: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

74

Suharto, Edi. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung :

Alfabeta , 2013.

Sunyoto, Bambang. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Refika

Aditama, 2013.

Yayasan Sugijanto Soegijoko. Bunga Rampai Pembangunan Kota

Indonesia. Jakarta : URDI dan Yayasan Sugijanto Soegijoko ,

2015.

B. SUMBER SKRIPSI

Romdoni, Doni. Evaluasi Dampak Program Bantuan Rumah Dinas Tata

Kota Tangerang Selatan Untuk Keluarga Berumah Tidak Layak

Huni di Kampung Sentul Ciater. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah

dan Komunikasi. Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Mustofa, Zaini. Evaluasi Pelaksanaan Program Relokasi Pemukiman

Kumuh (Studi Kasus: Program Relokasi Permukiman di Kelurahan

Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta). Skripsi S1

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

C. SUMBER JURNAL

Sepriansyah, Mustianto. Relokasi Pemukiman Penduduk Bantaran Sungai

Karang Mumus di Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Pemerintahan,

Uuniversitas Mulawarman Vol 2, no. 2,2014.

D. SUMBER UNDANG – UNDANG

Undang – Undang No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

pemukiman.

Undang – Undang No.20 tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Tahun 2030.

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2014 tentang

Rencana Detil Tata Ruang (RDTR).

Instruksi Gubernur No. 68 tahun 2014 tentang penataan dan penertiban di sepanjang kali, saluran dan jalan ispeksi.

 

Page 88: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

75

E. WEBSITE

Sasongko Panji Joko, ” Kampung Pulo Masalah Lama yang Dibiarkan

Tak Selesai “, artikel diakses pada tanggal 21 Desember 2016 dari

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150820164850-20-

73431/kampung-pulo-masalah-lama-yang-dibiarkan-tak-selesai

I.Sandyawan Sumardi , “Mengutamakan Keadilan dan Kesejahteraan

Masyarakat“, artikel diakses pada 02 November 2016

https://ciliwungmerdeka.org/siaran-pers-ciliwung-merdeka-dan-

mitra

Priska Sari, “ Rusuh Pengususran Kampung Pulo “, Artikel diakses pada 04 November 2016

http://www.cnnindonesia.com/focus/detail/2689/rusuh-

penggusuran-kampung-pulo

Gempur Surya “ Warga Rusunawa Lebih Nyaman Tinggal di Kampung

Pulo “ Artikel diakses pada 15 November 2016

http://tv.liputan6.com/read/2369481/warga-rusunawa-jatinegara-

lebih-nyaman-tinggal-di-kampung-pulo

Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta ,

Proses Penghunian Rusunawa, diakses pada tanggal 02 Februari

2017 dari http://dpgpjakarta.com/index.php/pelayanan/proses-penghunian-rusunawa

Studi Kepustakaan, Website

http://dpgpjakarta.com/index.php/ukpd/unit-pengelola-rumah-susun-uprs

F. HASIL WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan Ketua Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara

Barat ibu Vita Nurviatin. Jakarta, 14 Juni 2017.

Wawancara pribadi dengan Kepala SATPEL Pelayanan Rumah Susun Jatinegara Barat bapak I Made Pastiasa. Jakarta, 14 Juni 2017.

Wawancara pribadi dengan penghuni rusunawa Jatinegara Barat ibu Djamilah. Jakarta, 25 April 2017.

Wawancara pribadi dengan penghuni rusunawa Jatinegara Barat bapak

Iwan Setiawan. Jakarta, 17 April 2017.

Wawancara pribadi dengan penghuni rusunawa Jatinegara Barat bapak Warji. Jakarta, 25 April 2017.

 

Page 89: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

76

Wawancara pribadi dengan penghuni rusunawa Jatinegara Barat bapak Abiyudin. Jakarta, 09 Juni 2017.

G. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan pada fasilitas di rusunawa Jatinegara Barat, 23 Maret

2017.

Hasil pengamatan pada kondisi hunian di rusunawa Jatinegara Barat, 17 April 2017.

Hasil pengamatan pada sarana tempat berjualan di rusunawa Jatinegara Barat, 09 Juni 2017.

H. SUMBER LAINNYA

Arsip dan dokumen pengelola rusunawa Jatinegara Barat.

Database demografi penghuni rusunawa Jatinegara Barat.

Modul rusunawa 2012, Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Cipta

Karya.

 

Page 90: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 91: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

 

Page 92: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

 

Page 93: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

 

Page 94: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan : Pengelola Rusunawa Jatinegara Barat

Nama :

Jenis Kelamin :

Jabatan :

Waktu wawancara :

Tempat Wawancara :

Pertanyaan

1. Apa latar belakang berdirinya rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat?

2. Apakah ada persyaratan untuk menempati rumah sususn sederhana

sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat?

3. Fasilitas dan pelayanan apa yang diberikan oleh unit pengelola rumah

susun?

4. Kegiatan apa yang di berikan oleh pengelola Rusunawa? Seperti apa

tingkat partisipasi warga terhadap kegiatan di sekitar Rusunawa?

5. Apa saja yang menjadi kendala warga Rusunawa yang diketahui oleh

pengelola?

6. Apa solusi yang dilakukan oleh pengelola dalam menerima keluhan

tersebut?

 

Page 95: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

7. Bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh pengelola dengan warga

Rusunawa Jatingera Barat?

8. Bagaimana skema pengelolaan anggaran dana di Rusunawa Jatinegara

Barat?

9. Perubahan apa yang terjadi di masyarakat/warga yang di ketahui oleh

pengelola Rusunawa Jatinegara Barat?

10. Bagaimana harapan ibu/bapak terhadap warga dalam menempati dan

menjalani hidup di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

Jakarta, - Juni - 2017,

Informan,

( )

 

Page 96: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan : Penghuni Rusunawa Jatinegara Barat

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

Pekerjaan :

Waktu wawancara :

Pertanyaan

1. Apakah ibu/bapak asli berasal dari wilayah Kampung Pulo?

2. Bagaimana awal mula ibu mengikuti proses relokasi yang diadakan

oleh pemprov DKI?

3. Bagaimana perasaan ibu/bapak dengan status kepemilikan sewa

terhadap rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat?

4. Berapa biaya pengeluaran yang ibu keluarkan sebelum dan sesudah

relokasi?

5. Apa yang ibu/bapak lakukan untuk menutupi pengeluaran biaya sewa

rumah susun?

6. Bagaimana proses interaksi dan adaptasi ibu dengan warga yang lain di

rumah susun?

7. Dimana ibu bisa mendapatkan layanan kesehatan dari rumah susun?

 

Page 97: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

8. Apakah ada perubahan signifikan setelah bapak/ibu pindah kesini baik

dari segi sosial dan ekonomi?

9. Layanan apa saja yang diberikan oleh pengelola unit rumah susun?

10. Bagaimana peran pengelola rumah susun sebagai pemberi pelayanan?

11. Apakah fasilitas di rumah susun Jatinegara Barat sudah cukup

memuaskan?

12. Setelah pindah ke rusun, perubahan-perubahan apa saja yg dialami?

13. Apa saja kendala yang ibu alami selama menjadi penghuni rumah

susun?

14. Keberatankah ibu/bapak dengan program relokasi dari pemukiman

bantaran sungai ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

15. Bagaimana harapan ibu/bapak terhadap program relokasi ke rumah

rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat?

Jakarta,

Informan,

( )

 

Page 98: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

PEDOMAN OBSERVASI

1. Melakukan observasi sarana dan fasilitas di Rusunawa Jatinegara Barat.

2. Melakukan observasi kondisi tempat tinggal di Rusunawa Jatinegara

Barat.

3. Melakukan observasi kondisi fasilitas berjulan penghuni Rusunawa

Jatinegara Barat.

 

Page 99: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

TRANSKRIP WAWANCARA

Dampak Perubahan Sosial Masyarakat Program Relokasi Wilayah Kumuh

(Masyarakat Kampung Pulo Ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat,

Jakarta Timur)

Identitas Informan

Nama : Dra. Vita Nurviatin, M.AP

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan/jabatan : Kepala UPRS Jatinegara Barat

Hari dan Tanggal : 14 - Juni - 2017

Waktu Wawancara : 09.30 WIB

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Apa latar belakang berdirinya

rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Latar belakang adanya normalisasi

kali Ciliwung, rumah yang padat

penduduknya di Kampung Pulo akan

direlokasi ke rusun ini. Jadi rusun ini

dibangun diatas lahan Pemda hanya

yang membangun dibawah Dirjen

Cipta Karya, Kementerian Perumahan

Rakyat.”

2. Apakah ada persyaratan untuk

menempati rumah sususn

sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Tidak ada syarat untuk menempati

rusun disini karena rusun disini untuk

masyarakat relokasi (Kampung Pulo)

bukan untuk umum, jadi terprogram.

Kita sendiri yang mendata pada saat

masyarakat mengambil nomor undian

unit (rusunawa), setalah masyarakat

pindah ke rusun kita buatkan KTP dan

KK sesuai dengan alamat rusun.”

3. Fasilitas dan pelayanan apa yang

diberikan oleh unit pengelola

“Fasilitas banyak ada klinik,

PAUD,perpustakaan,tempat

berkumpul. Busway gratis untuk

seluruh penghuni rusun, bis sekolah

 

Page 100: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

rumah susun? gratis, KJP dan KJS kita urusin.”

4. Kegiatan apa yang di berikan oleh

pengelola Rusunawa? Seperti apa

tingkat partisipasi warga terhadap

kegiatan di sekitar Rusunawa?

“Pemberdayaan ekonomi warga

rusun. Dengan cara memberikan

pelatihan, tata boga, handycraft,

servis motor, servis hp. Dengan

mereka dilatih diharapkan punya

ilmunya dan bisa home industry di

rumah. Partisipasinya masih kurang,

kesininya kita bentuk Tim

Pendamping Mandiri(TPM), kita

bentuk coordinator tiap lantai, nanti

mereka kordinasi dengan RT dan

RW.”

5. Apa saja yang menjadi kendala

warga Rusunawa yang diketahui

oleh pengelola?

“Kendalanya itu pertama, kan ini

rusun sewa setiap bulan kita tarik

perbulan itu Rp.300.000,- karena kan

disini itu banyak sektor ekonomi

informal seperti; Gojek, buruh

panggul, pedagang dimana mereka

cari kebutuhan untuk makan sehari-

hari. Untuk kebutuhan lain belum bisa

terpenuhi sehingga banyak yang

nunggak. Kedua, untuk kegiatan

seperti pemberdayaan dan pelatihan

kita gabisa sendiri juga butuh

kerjasama dengan SKPD yang lain,

Lalu yang ketiga, tingkat partsipasi

warga yang agak kurang, jadi mereka

tuh mindset nya masih banyak yang

belum move on.”

6. Apa solusi yang dilakukan oleh

pengelola dalam menerima keluhan

tersebut?

“Solusinya untuk pemberdayaan dan

pelatihan kita mengusahakan agar

SKPD berkelanjutan, jadi kebanyakan

kan dari SKPD hanya sampai

pelatihan, seharusnya

berkesinambungan sampai ke

pemberian modal dan pemasaran.”

7. Bagaimana pendekatan yang

dilakukan oleh pengelola dengan

warga Rusunawa Jatingera Barat?

“Pendekatannya sih kita kalau rapat

kordinasi RT,RW kita ingatkan yuk

kita sama-sama maju bergerak, kita

kan sudah tinggal di rusun jangan

lihat lagi kebelakang. Paling kita

kasih motivasi agar Jatinegara Barat

bisa maju dengan aktif di pelatihan.

 

Page 101: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Dan kita juga dibantu dengan TPM,

makanya sekarang setiap kegiatan

cepet tersampikannya.”

8. Bagaimana skema pengelolaan

anggaran dana di Rusunawa

Jatinegara Barat?

“Kita kan Pemprov jadi kita

pengelolaan tata keuangan daerah

dibawah Pemprov. Kalo pengelolaan

kita usulkan kan kalo APBD dibuka

kebutuhan apa, usulan apa. Termasuk;

kebersihan, keamanan, teknisi,

administrasi, dan pemeliharaan

rusunawa.”

9. Perubahan apa yang terjadi di

warga yang di ketahui oleh

pengelola Rusunawa Jatinegara

Barat?

“Perubahan pertama, mereka gak kena

banjir lagi. Kedua, mereka ini hunian

yang cukup layak dengan 2 kamar

tidur dan semua disubsidi disini. Kalo

dari rumah sehat udah sehat, cuma

perlu waktu buat pola perilakunya aja

supaya tidak buang sampah

sembarangan lagi di sungai.”

10. Bagaimana harapan ibu/bapak

terhadap warga dalam menempati

dan menjalani hidup di rumah

susun sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Harapannya warga bisa berdaya dan

bayar sewanya tidak menunggak, dan

mereka mematuhi tata aturan yang

ada disini. Kan kita ada aturanya nih,

karena ini mereka menempati asset ini

kan milik Pemda DKI, jadi mau gak

mau,suka gak suka harus mau diatur,”

 

Page 102: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

TRANSKRIP WAWANCARA

Dampak Perubahan Sosial Masyarakat Program Relokasi Wilayah Kumuh

(Masyarakat Kampung Pulo Ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat,

Jakarta Timur)

Identitas Informan

Nama : I Made Pastiasa, SE,M.Si

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan/jabatan : KA SATPEL Pelayanan

Hari dan Tanggal : 14 - Juni - 2017

Waktu Wawancara : 10.00 WIB

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Apa latar belakang berdirinya

rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Awalnya ini konsep dari Pemerintah

Pusat yaitu mencanangkan 1000 tower

rumah susun. Provinsi DKI Jakarta

yang paling banyak mengambil

karena permasalahan sosial paling

tinggi seperti; kebanjiran dan

kepadatan penduduknya yang tinggi.

Karena sering banjir itulah makanya

diadakan proyek normalisasi kali

Ciliwung. Dan kebutuhan akan rumah

bagi masyarakat berpenghasilan

rendah (MBR) adalah kewajiaban

Pemerintah, bagaimana caranya

pemerintah mampu memberikan

rumah tinggal yang nyaman untuk

warga yang kurang mampu. Akhirnya

dibangunlah rumah susun Jatinegara

Barat, sebagai imbas dari relokasi

warga di Kampung Pulo yang terkena

dampak proyek normalisasi kali

Ciliwung. Dari segi pembiayaan

karena daerah tidak sanggup maka

dibangunlah dari Pusat, dibawah

 

Page 103: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat."

2. Apakah ada persyaratan untuk

menempati rumah sususn

sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Yang tinggal di rusun kan kategori

masyarakat berpenghasilan rendah

(MBR) dan dari relokasi (Kampung

Pulo) jadi tidak ada syarat dengan

kata lain rusunawa ini tepat sasaran

bagi warga yang terkena relokasi.”

3. Bagaimana skema kepemilikan

unit di Rusunawa Jatinegara Barat?

“Sebenarnya kita tidak selektif banget

dalam kategori masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR) ini.

Banyak warga yang masih punya

rumah di Kampung Pulo, karena

proses kepindahan mereka pindah kan

menggunakan peta bidang. Di peta

bidang 1 meter rumah mereka kena,

maka tetap akan dapat ganti.

Berdeda dengan proses relokasi

daerah lain itu rekomendasi pak Lurah

langsung dengan kenyataan lapangan.

Proses pergantian unit disini juga

sesuai dengan atas nama pemilik

rumah disitu. Sehingga jika ada unit

(rusun) yang lebih dari 8 jiwa kita

usahakan cari yang kosong atau tidak

ditempati. Karena kan kalau banyak

juga tidak layak huni.”

4. Fasilitas dan pelayanan apa yang

diberikan oleh unit pengelola

rumah susun?

“Cukup banyak untuk fasilitas dan

pelayanan. Dari fasilitas kebersihan

kita layani, keamanan kita berikan,

dari pelayanan BPJS kita kasih, KJP

semua warga rusun (anak-anak usia

sekolah) kita kasih KJP walaupun

punya kendaraan untuk KJP semua

warga rusun harus punya, ada kartu

Rusun bisa dipakai untuk Busway

gratis, lalu bisa masuk gratis untuk

tempat hiburan miliki Pemda DKI,

dan transportasi kita ada bis sekolah

untuk antar-jemput.”

5. Kegiatan apa yang di berikan oleh

pengelola Rusunawa? Seperti apa

“Kita kasih pelatihan seperti yang di

bilang ibu (Vita) ada HP, Montir yang

menurut minat mereka. Kemarin

sudah berlangsung pelatihan Montir

 

Page 104: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

tingkat partisipasi warga terhadap

kegiatan di sekitar Rusunawa?

dari 20 peserta, tersisa 5 peserta.

Kesadaran untuk berubah menjadi

mandiri ini sangat minim”

6. Apa saja yang menjadi kendala

warga Rusunawa yang diketahui

oleh pengelola?

“Yang pertama, kesadaran akan

kebersihan. Sampah sendiri saja susah

untuk dibawa turun, mengepel

halamannya aja susah karena mereka

mikirnya ada petugas

kebersihan,mereka sudah bayar. Yang

kedua, kepedulian mereka untuk

bayar kewajiban ke Pemda sangat

minim, kewajiban mereka untuk bayar

sangat kurang, padahal ada aja yang

bisa membeli motor baru, dalam

artian masih mampu.”

7. Apa solusi yang dilakukan oleh

pengelola dalam menerima keluhan

tersebut?

“Upaya yang kita lakukan banyak,

kita kasih pemberitahuan masing-

masing penghuni melalui RT/RW kita

beritahukan, sampai langkah

penyegelan sesuai dengan yang ada di

Pergub karena tunggakannya banyak,

ada.”

8. Bagaimana pendekatan yang

dilakukan oleh pengelola dengan

warga Rusunawa Jatingera Barat?

“Kita fasilitasi dengan SKPD terkait

dengan mengadakan pelatihan agar

mereka mandiri punya usaha sendiri

dan bisa meningkatkan

kesejahteraannya.”

9. Perubahan apa yang terjadi di

warga yang di ketahui oleh

pengelola Rusunawa Jatinegara

Barat?

“Perubahan pola hidup sehat ada,

kalau dulu kan buang sampah dan

buang air besar di kali, banyak juga

yang bersyukur bebas dari bencana

banjir.”

10. Bagaimana harapan ibu/bapak

terhadap warga dalam menempati

dan menjalani hidup di rumah

susun sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Warga bener-bener mau mengikuti

aturan yang ada karena kan

pemerintah sudah berusaha

memberikan hunian yang layak dan

nyaman bagi warga. Dan juga mau

membayar sewa. Karena pemerintah

juga kan sudah mensubsidi untuk

disini disubsidi 80%. Jadi termasuk

tarif sosial paling rendah dibanding

 

Page 105: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

rumah susun yang lain.”

 

Page 106: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

TRANSKRIP WAWANCARA

Dampak Perubahan Sosial Masyarakat Program Relokasi Wilayah Kumuh

(Masyarakat Kampung Pulo Ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat,

Jakarta Timur)

Identitas Informan

Nama : Djamilah

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 48 Tahun

Alamat : Tower A lantai 6 no.9

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Sekolah PAUD Seroja (Rusunawa Jatinegara

Barat)

Hari dan Tanggal : 25 - April - 2017

Waktu Wawancara : 10.30 WIB

Tempat Wawancara : PAUD Seroja

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

16. Apakah ibu/bapak asli berasal dari

wilayah Kampung Pulo?

“Ya, saya asli dari Kampung Pulo.

Dari sejak lahir. Orang tua saya disini

sejak saya lahir.”

17. Bagaimana awal mula ibu/bapak

mengikuti proses relokasi yang

diadakan oleh pemprov DKI?

“Awal mulanya kita emang dari dulu

mau direlokasi gajadi terus, awalnya

kita perjanjian pak Jokowi. Pak

Jokowi menjanjikan jangankan rumah

pohon didepan rumah yang sekecil

pot dibayar. Awalnya ya boleh lah

dikit (diganti rugi),ganti lagi jadi

kerokhiman, ternyata kerokhiman

tidak jadi kita dikasih SP pertama.SP

pertama ke SP kedua jaraknya 1

bulan, dari SP kedua ke SP ketiga 1

minggu langsung dibongkar.”

18. Bagaimana perasaan ibu/bapak “Tadinya kita sih ga terima,

 

Page 107: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

dengan status kepemilikan sewa

terhadap rumah susun sederhana

sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat?

penggusuran ga dibayar, apalagi

rumah saya ukuran 12x15 meter

hanya di ganti 1 unit. Ya kita kan

terpaksa bayar mau tinggal dimana

lagi”

19. Berapa biaya pengeluaran yang ibu

keluarkan sebelum dan sesudah

relokasi?

“Yah kalo dulu kita cuma bayar listrik

sama air, kalau sekarang kan

tambahan biaya rumah.”

20. Apa yang ibu/bapak lakukan untuk

menutupi pengeluaran biaya sewa

rumah susun?

“Yah alhamdullilah sih kita ada aja

rezeki dari anak karena 2 udah kerja,

1 masih SMP. Saya kan sebelum

disini di Pulo juga saya guru PAUD”

21. Bagaimana proses interaksi dan

adaptasi ibu dengan warga yang

lain di rumah susun?

“Awalnya kita masih seperti minyak

dan air, saya merasa kepemilikannya

warga sini masih pada jauh. Seakan-

akan meluap emosi, apa aja dirusak.”

Tapi sekarang Alhamdulillah sudah

banyak yang pasrah nerima.”

22. Dimana ibu bisa mendapatkan

layanan kesehatan dari rumah

susun?

“Kita ada klinik dibawah, tapi kalo

darurat bisa dapat rujukan ke

Puskesmas Kecamatan atau Rumah

Sakit daerah sini (Jatinegara).”

23. Apakah ada perubahan signifikan

setelah bapak/ibu pindah kesini

baik dari segi sosial dan ekonomi?

“Yah perubahan kalo ekonomi dulu

kita cuma bayar listrik sama air, kalau

sekarang kan kita bayar rumah. Kita

awalnya kan kalo di kampung terbuka

pintunya, disini kita di atas sepi

ketutup semua. Awalnya kita ga kenal

sama tetangga karena kan baru semua

diacak, kita kan gak tau keluarnya

kapan masuknya kapan. Tapi

alhamdullilah sekarang sih sudah

kenal bisa berbaur.”

24. Layanan apa saja yang diberikan

oleh pengelola unit rumah susun?

“Ya bagus untuk pengelola, karena

menyadiakan tempat untuk PAUD

ini.”

25. Bagaimana peran pengelola rumah

susun sebagai pemberi pelayanan?

“Ya bagus ya kebetulan kan saya juga

di PKK sebagai sekretaris, jadi kalo

ada kegiatan di luar rumah susun kita

dilibatkan. Mereka juga memberikan

informasi untuk pelatihan-pelatihan

 

Page 108: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

untuk siapa saja yang mau ikut.”

26. Apakah fasilitas di rumah susun

Jatinegara Barat sudah cukup

memuaskan?

“Ya untuk fasilitas PAUD sendiri

sudah cukup kan kita dapat CSR juga

dari Rotari.”

27. Setelah pindah ke rusun,

perubahan-perubahan apa saja yg

dialami?

“Ya alhamdulilah sekarang sudah

enggak banjir lagi. Ditambah lebih

bersih dan tertata walaupun di dalam

ada yang bocor-bocor juga bangunan

unitnya. Terus saya juga bisa buka

PAUD seperti dulu di Kampung

Pulo.”

28. Apa saja kendala yang ibu alami

selama menjadi penghuni rumah

susun? Dan Kepala Sekolah

PAUD?

“Ya kendala banyak, mulai mainan

anak-anak banyak yang rusak sama

anak SMP padahalkan mainan disini

buat anak Balita. Terus disini kita ga

nuntut, kalau anak-anak datang kan

mereka bayar 2.000,- kalo ga bayar

kita ga nuntut, yang penting anak-

anak mau sekolah.”

29. Keberatankah ibu/bapak dengan

program relokasi dari pemukiman

bantaran sungai ke rumah susun

sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Iya Alhamdulillah saya sudah bisa

nerima. Karena kan mau gak mau

kehidupan harus berjalan.”

30. Bagaimana harapan ibu/bapak

terhadap program relokasi ke

rumah rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Harapannya ya mudah-mudahan kita

lebih maju, kedepannya untuk

masyarakat sini jangan gontok-

gontokan dibelakangan gitu.

Pengengnya kita bersama-sama untuk

membangun dan merapikan rusun.”

 

Page 109: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

TRANSKRIP WAWANCARA

Dampak Perubahan Sosial Masyarakat Program Relokasi Wilayah Kumuh

(Masyarakat Kampung Pulo Ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat,

Jakarta Timur)

Identitas Informan

Nama : Iwan Setiawan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 42 tahun

Alamat : Tower A lantai 3 no.15

Pekerjaan/Jabatan : Pedagang ( Soto Betawi )

Hari dan Tanggal : 17 - April - 2017

Waktu Wawancara : 11.30 WIB

Tempat Wawancara : Tempat berdagang fasilitas rumah susun

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Apakah ibu/bapak asli berasal dari

wilayah Kampung Pulo?

“Iya saya asalnya di Kampung Pulo,

orang tua saya dari tahun 1938 di

Pulo, saya dari lahir disini.”

2. Bagaimana awal mula ibu/bapak

mengikuti proses relokasi yang

diadakan oleh pemprov DKI?

“Awalnya penggusuran tuh sekitar pas

puasa awal Juni (2015) kalo ga salah.

Kita warga diajak sosialisasi di

Kecamatan (Jatinegara). Kita disana

divonis kita tuh penghuni liar dan

harus digusur karena ga punya

sertifikat. Dari situ kita resah apalagi

pas tau peta (bidang/zonasi) mana aja

yang kena gusur. Ko ya ga sesuai janji

dulu pak Jokowi katanya mau ganti

rugi. Sampai tgl 19 Agustus (2015)

kamis malam Bechoe pada datang,

besoknya rumah warga mulai digusur

saya sama warga juga bentrok dengan

 

Page 110: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Satpol PP, ada dari aparat

ngeprovokasi terus juga berlebihan itu

ada Polisi sama TNI emang kita

teroris?”

3. Bagaimana proses penghunian awal

setelah di relokasi?

“Kita langsung dipindahin, pindah aja

tanpa ada biaya dari Pemprov DKI,

biaya sendiri kita keluarin. Sampai

temen saya bawa gerobak dia bawa

barang saya, kita bayar pakai kusen,

pintu, lemari. Biar temen kan

itungannya tenaga, nah kalo di

bongkar paksa gitu kita pakai apa

bayarnya? Dari Kampung Pulo kemari

cukup jauh juga ada yang habis

Rp.200.000 – Rp.300.000,-”

4. Seperti apa proses penempatan

untuk mendapatkan unit di

rusunawa Jatinegara Barat?

“Penempatan ngambil nomor, bahkan

di lantai 4 ada yang muda-muda, di

lantai 16 juga ada yang sudah tau.

Alhamdullilah saya dapat lantai 3

(bawah) ditambah ada orang tua saya

juga kan sudah faktor umur.”

5. Berapa biaya pengeluaran yang ibu

keluarkan sebelum dan sesudah

relokasi?

“Disini kita ngirit-ngirit aja bisa

600.000,- untuk biaya sewa sama

listrik sama air. Dulu di Kampung

Pulo 100.000,- juga cukup untuk

listrik doang.”

6. Apa yang ibu/bapak lakukan untuk

menutupi pengeluaran biaya sewa

rumah susun?

“Ya kita dagang, orang dagang sama

orang kerja kan beda. Disini gak dagang 2 hari aja kita mikir buat

bayar besok gimana.”

7. Bagaimana proses interaksi dan

adaptasi ibu dengan warga yang

lain di rumah susun?

“Kalo untuk keakraban beda sama di

Kampung Pulo, disini ma jangan di

bilang kampung rusunawa, tapi

kampung-kampungan, bahkan RW

nya, RW-RW an.Masing- masing kok

kehidupan disini.Saya kan sama ibu

saya ya, kadang-kadang dia bingung

keluar pintu liat tembok, kalau disana

kan keluar pintu samping teras bisa

ngobrol sama tetangga. Dulu kalo

pulang dari pasar kita biasa

nongkrong duduk – duduk di pinggir

 

Page 111: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

sungai, sekarang ma ya disini aja

ngobrolnya (tempat berdagang) kalo

di atas kan ga bisa.”

8. Bagaimana perasaan ibu/bapak

dengan status kepemilikan sewa

terhadap rumah susun sederhana

sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Bagi kita berat, yang bagi kita ga

biasa ngontrak,ko tiba-tiba orang

betawi bisa ngontrak! Kita tinggal

disini seperti naik taksi, begitu buka

pintu argo berjalan. Mungkin warga

Kampung Pulo yang digusur kalo

diganti buat sakit hati masih bisa.”

9. Layanan apa saja yang diberikan

oleh pengelola unit rumah susun?

“Ya layanan apa ya.. Ya paling kita

minta buat berdagang (tempat),

karena kan kita dulu disana dagang.

Alhamdulilah dikasih walau dulu kita

coba dagang depan rusun (trotoar)

tapi malah mau digusur satpol PP.

Kalo dari kesehatan iya udah ada

klinik, kalo sakit ke klinik.”

10. Apakah ada perubahan signifikan

setelah bapak/ibu pindah kesini

baik dari segi sosial dan ekonomi?

“Jelas ada, kalau disini dari segi

ekonomi yang ga biasa dagang

dulunye di Kampung Pulo, disini pada

mulai usaha dagang, karena buat

bayar rumah itu. Dari segi

pengeluaran juga kita kan pasti

bertambah.”

11. Apakah fasilitas di rumah susun

Jatinegara Barat sudah cukup

memuaskan?

“Kalo untuk fasilitas mah oke bagus,

karena punya Ahok saya tau lah

kualitasnya, walaupun diluarnya

bagus dalem temboknya retak-retak.”

12. Apa saja kendala yang ibu alami

selama menjadi penghuni rumah

susun?

“Ya kita mikir buat bayar bangunan,

airnya, listriknya.”

13. Keberatankah ibu/bapak dengan

program relokasi dari pemukiman

bantaran sungai ke rumah susun

sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Yang nempatin disini tuh di

rusunawa ini ga transparan, Yang

rumahnya keserempet dikit bisa dapet

unit, dia rumahnya keserempet bisa

bangun lagi (di Kampung Pulo) dia

kontrakin buat bayar sini, tapi yang

habis total hanya dapet 1 unit. Ini kan

hitunganya perkepala keluarga.Yah

lebih baik dibuatkan saja kampung

deret seperti janji pak Jokowi dulu.”

 

Page 112: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

14. Bagaimana harapan ibu/bapak

terhadap program relokasi ke

rumah rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Harapan saya kalau bisa di jalan baru

yang udah jadi (jalur alternative

sebelah sungai Ciliwung) dibalikan

kampung deret. Janji jokowi kan mau

dibuatkan kampung deret, daripada

jalan gak kepake. Jangan kalinya aja

yang dirapihin, manusianya juga

dirapihin.”

 

Page 113: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

TRANSKRIP WAWANCARA

Dampak Perubahan Sosial Masyarakat Program Relokasi Wilayah Kumuh

(Masyarakat Kampung Pulo Ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat,

Jakarta Timur)

Identitas Informan

Nama : Warji

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 50 Tahun

Alamat : Tower A lantai 10 no.04

Pekerjaan/Jabatan : Dagang (Ketua RT 03)

Hari dan Tanggal : 17 - April - 2017

Waktu Wawancara : 11.30 WIB

Tempat Wawancara : Tempat berdagang fasilitas rumah susun

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Apakah ibu/bapak asli berasal dari

wilayah Kampung Pulo?

“Saya pendatang asli Brebes, beristri

orang Betawi menatap di Kampung

Pulo mulai tahun 1983.”

2. Bagaimana awal mula ibu/bapak

mengikuti proses relokasi yang

diadakan oleh pemprov DKI?

“Pada awalnya itu program pak

Jokowi waktu beliau jadi Gubernur.

Pada waktu itu beliau menjanjikan

pergantian ganti rugi. Pak Jokowi

pada waktu itu mengatakan tidak akan

ada yang dirugikan, beliau juga

mengatakan jangankan kandang ayam

pohon pun akan diganti rugi. Tapi

setalah beliau naik jadi Presiden dan

diteruskan sama pak Ahok ternyata

janji-janji pak Jokowi tidak diteruskan

oleh pak Ahok. Akhirnya terjadilah

pembongkaran dan penggusuran yang

tidak ada ganti rugi sama sekali.

 

Page 114: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Bahkan kami sangat miris dikatakan

sama pak Ahok kami semua warga

liar. Padahal kami hidup di Kampung

Pulo sudah berpuluh-puluh tahun,

sudah turun-temurun. Bahkan

sebelum kemerdekaan pun Kampung

Pulo sudah ada. Makanya saya tidak

habis pikir yang dikatakan warga liar

dan warga legal tuh yang mana kan.

Sedangkan kami semua disitu fasilitas

pemerintah kami punya semua; kita

bayar PBB, listrik masuk, telepon

masuk, bahkan KTP pun kami DKI.”

3. Bagaimana perasaan ibu/bapak

dengan status kepemilikan sewa

terhadap rumah susun sederhana

sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Kami semua disini kan bukan

keinginan kami, kami semua disini

adalah dipaksa dan terpaksa.

Dipaksanya karena rumah kami

dipakai pelebaran kali dan fasilitas

umum (jalan baru). Terpaksanya

karena kami sudah tidak punya rumah

lagi.”

4. Berapa biaya pengeluaran yang ibu

keluarkan sebelum dan sesudah

relokasi?

“Disini kan kamar Rp.300.000,-

ditambah listrik dan air kurang lebih

Rp.600.000,- lah. Kalo di rumah kami

(dahulu) kan air pompa, jadi ya hanya

bayar listrik saja sesuai pemakaian.”

5. Bagaimana proses penghunian

bapak selama awal mula

menempati rumah susun?

“Ada yang ngasih modal sama temen,

karena mungkin ngelihat saya

setengah stress, jadi saya gunakan

buat dagang siomay lalu saya punya

tambahan dagang kopi dan minuman

air.”

6. Bagaimana proses interaksi dan

adaptasi bapak dengan warga yang

lain di rumah susun?

“Kalau di Kampung Pulo masyarakat

sering ngobrol dengan yang lain,

disini di rusun berkurang. Dulu kan

kita sering bertegur sapa, kalau disini

begitu kita naik pada tutup pintu

semua, kecuali paling ngobrol di

warung kopi. Kalo disini seperti di rumah sakit aja bang tinggal nunggu

yang besuk (jengguk), jadi kita kaya

orang sakit nungguin yang besuk

(jengguk) siapa yang mau datang.”

 

Page 115: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

7. Apa yang ibu/bapak lakukan untuk

menutupi pengeluaran biaya sewa

rumah susun?

“Ya saya masih termasuk kuat untuk

mencari nafkah, walaupun saya masih

kerja serabutan, masih ada jualan

siomay sama istri saya, kan beda

pedagang sama pekerja kantoran gak

nentu penghasilannya.”

8. Apakah ada perubahan signifikan

setelah bapak/ibu pindah kesini

baik dari segi ekonomi?

“Kita disini bukannya enggak

bersyukur ya, cuma sama juga bohong

hasil (dagangan) buat bayar

kontrakan, bukan buat nabung buat

masa depan malah buat kontrakan.”

9. Layanan apa saja yang diberikan

oleh pengelola unit rumah susun?

“Kesehatan kita dapat, klinik ada dari

jam 09.00 sampai jam 16.00. Yang

namanya BPJS, KJP, udah di program

dari dulu juga dapat, yang ga digusur

juga dapat. Makanya pak Ahok bilang

gimana gak enak jadi penghuni rusun

dapat BPJS, KJP, mereka yang ga

digusur juga dapat.”

10. Bagaimana peran pengelola rumah

susun sebagai pemberi pelayanan?

“Alhamdulilah masih ada

kebijakannya dari pengelola untuk

tindakan penertiban nunggak bayar,

paling disuruh dicicil dan bayar tepat

waktu, belum ada pengusiran. Tapi

kita tetap was-was kan itu ada di

peraturan untuk pengusiran/penertiban

yang nunggak bayar.”

11. Apakah fasilitas di rumah susun

Jatinegara Barat sudah cukup

memuaskan?

“Sebenernya sih fasilitas disini

fasilitas untuk orang kost yang belum

berumah tangga atau pengantin baru.

Kalau untuk yang sudah berumah

tangga ga cukup disini ukuran 5x6

meter. Waktu kita di Kampung Pulo

kita kan rumahnya ada lantai 2 nya,

cukup 1 ruangan, 2 kamar tidur, 1

kamar mandi dan dapur.”

12. Setelah pindah ke rusun,

perubahan-perubahan apa saja yg

dialami?

“Kalo masalah banjir, banjir di

Kampung Pulo adalah banjir yang

membawa berkah. Yang dikatakan

tenang, nyaman, tentram gak ada

disini. Yang dikatakan tenang,

nyaman, tentram itu apabila kita

merasa memiliki. Ya mudah-

 

Page 116: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

mudahnya jadi rusunami, saya

berharap sama Gubernur nanti

insyallah (Pak Anies).”

13. Apa saja kendala yang ibu alami

selama menjadi penghuni rumah

susun?

“Kendalanya adalah disini

kemampuan untuk membayar sewa

rusun, keberatan untuk membayar.

Karena mayoritas yang tinggal disini

buruh serabutan (pekerja informal).”

14. Keberatankah ibu/bapak dengan

program relokasi dari pemukiman

bantaran sungai ke rumah susun

sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Kalo bebas biaya apalagi rusunami

(rumah susun sederhana sewa milik)

tidak keberatan, yang saya harap kan

saya punya masa depan buat anak

cucu kita (kepemilikan).”

15. Bagaimana harapan ibu/bapak

terhadap program relokasi ke

rumah rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Harapan saya mudah-mudahan

Gubernur baru jadi (Pak Anies) ini

bisa jadi rusunami ( rumah susun hak

milik).”

 

Page 117: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

TRANSKRIP WAWANCARA

Dampak Perubahan Sosial Masyarakat Program Relokasi Wilayah Kumuh

(Masyarakat Kampung Pulo Ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat,

Jakarta Timur)

Identitas Informan

Nama : Abiyudin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 26 tahun

Alamat : Tower A lantai 15 no.13

Pekerjaan/jabatan : Wiraswasta / Ketua Karang Taruna

Hari dan Tanggal : 09 - Juni - 2017

Waktu Wawancara : 09.30 WIB

Tempat Wawancara : Tower A lantai 15

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Apakah abang asli berasal dari

wilayah Kampung Pulo?

“Saya asli Kampung Pulo, kalo kita

tinggal dari kecil. Orang tua sejak

nikah di Kampung Pulo.”

2. Bagaimana awal mula abang

mengikuti proses relokasi yang

diadakan oleh pemprov DKI? Dan

apakah ada syarat dalam

menempati rusunawa Jatinegara

Barat?

“Engga ada syarat, sebernernya kalo

kita pindah ke rusunawa ini ya karena

keterpaksaan, rumah kita udah ga

ada.”

3. Bagaimana perasaan abang dengan

status kepemilikan sewa terhadap

rumah susun sederhana sewa

(Rusunawa) Jatinegara Barat?

“Perasaan saya mungkin sama dengan

yang lain ya berat lah bang. Kita ini

kan korban penggusuran yang udah

digusur tanpa pergantian sepeserpun,

sementara kita disuruh pindah ke

rusun dengan membayar sebulan

Rp.300.000,- belum termasuk listrik

 

Page 118: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

sama air. Berat lah bagi mereka

(warga Kampung Pulo) karena

mayoritas kan kerjanya di pasar.”

4. Berapa biaya pengeluaran yang

abang keluarkan sebelum dan

sesudah relokasi?

“Sebulan bisa Rp.600.000,- lah, yang

dulu cuma bayar Rp.200.000,-“

5. Bagaimana proses interaksi dan

adaptasi abang dengan warga yang

lain di rumah susun?

“Awal-awal iya (kesusahan),

khususnya untuk pemuda ya. Karena

pindahan sini tuh ada dari Kampung

Pulo dalem, tengah, dan luar. Karena

inisiatif dari teman-teman bikin

karang taruna, ya Alhamdulillah.”

6. Untuk kegiatan karang taruna itu

seperti apa aja?

“Kegiatan karang taruna kan

sebenarnya dibentuk buat kegiatan

sosial ya bang, cuman anak-anak

punya inisiatif banyak kaya kesenian,

pencak silat, hadroh, tari-tarian, seni

Betawi. Kaya semalem aja kita baru

ngadain pawai obor memperingati

nuzuul qur-an. Ya Alhamdulillah aktif

lah.”

7. Apakah ada perubahan signifikan

setelah abang pindah kesini dari

segi budaya?

“Kalo dari budaya mah ya gak ada

bang, pindah juga cuma berapa meter

dari pemukiman kita dahulu, paling

ada sedikit yang masing-masing

individu masuk-keluar-kunci, masuk-

keluar-kunci.”

8. Layanan apa saja yang diberikan

oleh pengelola unit rumah susun?

“Untuk pemuda sendiri kan butuh

sarana olahraga lapangan bulu

tangkis, lapangan futsal ga ada.

Karena Rusun kan sempit ya, paling

mereka main di luar nyewa sendiri.”

9. Bagaimana peran pengelola rumah

susun sebagai pemberi pelayanan?

“Kalo dari segi kepemudaan kurang

lah, mereka tuh cuma ayo-ayo udah

ditinggal. Maaf-maaf nih setiap kita

kegitan ga pernah minta ke pengelola

kaya tadi malam pawai obor, ya anak-

anak inisiatif aja ke warga ga ada

minta ke pengelola.”

10. Apakah fasilitas di rumah susun

Jatinegara Barat sudah cukup

“Fasilitas saya rasa masih kurang

untuk pemuda, baru hanya ada

 

Page 119: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

memuaskan? aula,taman terlalu kecil untuk kita

ngumpul ya.”

11. Apa saja kendala yang abang alami

selama menjadi ketua karang

taruna?

“Kalo untuk kendala ga ada, konflik

juga ga ada. Temen-temen itu akur-

akur aja. Kalo didalem sini adem-

adem aja.”

12. Bagaimana harapan abang terhadap

program relokasi ke rumah rumah

susun sederhana sewa (Rusunawa)

Jatinegara Barat?

“Harapanya untuk pengelola pemuda

ini lebih diprioritasin lah untuk

fasilitas, dari kegiatan jangan cuma

nyuruh-nyuruh kegiatan doang, tapi

ditinggal.”

 

Page 120: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Hasil Pengamatan

Hari : Jumat

Tanggal : 16 Desember 2016

Pada hari Jumat 16 Desember 2016, peneliti berencana melakukan

penelitian di rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Peneliti datang ke

rusunawa Jatinegara Barat pada pukul 09.00 WIB dengan maksud

memberikan surat izin penelitian. Peneliti disambut baik oleh Kepala

SATPEL Pelayanan bapak I Made, dan peneliti menjelaskan maksud

kedatangan peneliti. Setelah menjelaskan maksud kedatangan untuk izin

penelitian, peneliti di persilahkan untuk datang kembali menunggu follow

up surat konfirmasi dari Kepala Pengelola UPRS Jatinegara Barat. Pada

saat hendak pulang, peneliti di ajak berkeliling oleh security bapak Edho

di rusunawa Jatinegara Barat. Peneliti di ajak melihat parkiran motor,

halaman belakang yang diperuntukan untuk budidaya tanaman air dan

juga arena bermain PAUD. Peneliti di ajak melihat kondisi lantai 2

sampai dengan lantai 16. Hingga kemudiam pada tanggal 18 Desember

surat rekomendasi penelitian disetujui oleh Kepala Pengelola ibu Vita

Nurviatin.

 

Page 121: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Hari : Kamis

Tanggal : 23 Maret 2017

Pada hari Kamis, peneliti datang ke rusunawa Jatinegara Barat

dengan maksud mencari target informan atau narasumber. Setelah

peneliti mendapatkan target informan, peneliti melihat kondisi fasilitas

seperti: PAUD, Poliklinik, dan Poli Gigi. Untuk Fasilitas kesehatan

peneliti melihat fasilitas disini sudah cukup bagus dan nyaman. Dokter

yang berjaga hampir tiap hari kerja memudahkan penghuni rusunawa

mendapatkan pelayanan kesehatan. Fasilitas pendidikan bagi anak usia

dini juga cukup baik, ada PAUD yang di bangun dari CSR Rotary Group,

dan ada TPA yang dibangun dari swadaya masyarakat. Di rusunawa

Jatinegara Barat juga memiliki sebuah masjid yang dapat menampung

hingga 100 jamaah. Di rusunawa Jatinegara Barat juga terdapat sebuah

perpustakaan, namun sayang pada saat peneliti hendak melihat pintunya

terkunci. Peneliti juga melihat 1 (satu) buah bus sekolah dan 1 (satu)

buah mini bus sekolah untuk mengantar jemput anak- anak di rusunawa

Jatinegara Barat.

 

Page 122: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Hari : Senin

Tanggal : 17 April 2017

Pada hari Senin tanggal 17 April 2017, peneliti datang ke rusunawa

Jatinegara Barat dengan maksud melakukan wawancara dan melihat

kondisi tempat tinggal penghuni. Peneliti melakukan wawancara dengan

bapak Iwan Setiawan yang berprofesi sebagai pedagang soto betawi.

Bapak Iwan tinggal dengan 5 anggota keluarga di rumah yang dia

tempati. Dia tinggal di lantai 3 dengan ibunya, 2 (dua) kakak kandung,

istri, dan seorang anak. Menempati hunian dengan ukuran 5 x 6 meter

membuat bapak Iwan harus mengatur barangnya cukup, karena barang

bawaan bapak Iwan juga lumayan banyak terutama alat buat memasak.

Kondisi di rumah yang bapak Iwan tempati memang terlihat layak

meskipun ada beberapa titik di kamar mandi yang bocor dan ada

keretakan. Balkon untuk menjemur pakai seluas 1x 1 meter digunakan

oleh bapak Iwan untuk menyimpan barang yang tidak terpakai,

sedangkan untuk menjemur dibuatkan tali yang lebih tinggi. Ruang

dapur yang menyatu dengan ruang TV membuat istri bapak Iwan

kesulitan untuk masak, walaupun ada exhaust fan, tidak jarang istrinya

membuka pintu pada saat memasak. Walaupun bapak Iwan tidak punya

kamar sendiri, tetapi bapak Iwan masih beruntung karena 2 kamar

tersebut cukup untuk ibu, istri dan anaknya tidur. Karena masih ada

keluarga yang lebih dari 8 jiwa menempati rusunawa dengan kamar yang

terbatas.

 

Page 123: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

Hari : Jumat

Tanggal : 09 Juni 2017

Pada hari Jumat tanggal 09 Juni 2017, peneliti datang ke rusunawa

Jatinegara Barat dengan maksud untuk melihat sarana tempat berjualan

yang disediakan oleh pihak pengelola. Di rusunawa Jatinegara Barat

terdapat 3 tempat sarana berjualan 2 titik berada di lantai 2 yaitu di blok

A dan Blok B, dan 1 titik berada di pintu masuk rusunawa Jatinegara

Barat. Pada sarana berdagang yang berada di blok B terdapat 3 penjual

makanan / jajanan untuk anak – anak. Makanan yang dijual bervariasi

dari sosis bakar, seblak, hingga es krim. Sedangkan pada sisi blok A

penjual lebih banyak menjual produk seperti warung dan juga bahan

pokok sehari – hari. Lalu peneliti melajutkan pengamatan pada sarana

berjulan yang berada di dekat pintu masuk. Pedagang disini rata – rata

menjual makan siap santap seperti: baso, soto betawi, siomay, soto mie,

dan juga minuman. Kondisi pedagang disini menggunakan tenda dan

bangku seadanya. Akses yang dekat pintu memudahkan pembeli untuk

masuk membeli dagangan mereka.

 

Page 124: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

DOKUMENTASI

(Sumber : dokumentasi peneliti)

Keterangan : Kondisi rumah/unit hunian di rusunawa Jatinegara Barat.

Terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 balkon, dapur

dan ruang tamu yang tidak dipisah/ sekat.

 

Page 125: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

(Sumber : dokumentasi peneliti)

Keterangan : Terdapat beberapa fasilitas dan sarana yang diberikan oleh

pengelola Rusunawa Jatiengara Barat diantaranya: Mesjid,

Aula, PAUD, dan Sarana berdagang.

 

Page 126: DAMPAK PROGRAM RELOKASI WILAYAH KUMUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41310/1/MUHAMMAD...Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi . ... Kemiskinan

(Sumber : dokumentasi peneliti)

Keterangan : Rusunawa Jatinegara Barat, jalan ispeksi baru dan kondisi

sungai Ciliwung setelah masyarakat Kampung Pulo di

relokasi.