Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

download Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

of 10

Transcript of Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    1/21

    PRO KONTRA RELOKASI BANDARA ADISUCIPTO

    A. PENGERTIAN BANDARA

    Bandaraataubandar udarayang juga populer disebut dengan istilah

    airportmerupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbangseperti

    pesawat udaradanhelikopterdapatlepas landasdanmendarat. Suatu

    bandar udarayang paling sederhana minimal memiliki sebuahlandasan

    pacuatau helipad( untuk pendaratan helikopter), sedangkan untuk

    bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik

    untuk operator layananpenerbanganmaupun bagi penggunanya seperti

    bangunan terminal dan hanggar.(www.manajemenbandara.blogspot.com)

    MenurutAnnex14 dari ICAO(International Civil Aviation

    Organization),Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan

    (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik

    secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan

    pergerakanpesawat.(www.icao.int)

    Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (Persero)Angkasa Pura

    Iadalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang

    merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi

    angkutan udara untuk masyarakat.(www.angkasapura1.co.id)

    B. Perkembangan Bandara

    Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah

    lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja

    tergantung arahangin. Di masa Perang Dunia I, bandara mulai dibangun

    permanen seiring meningkatnya penggunaanpesawat terbangdan landas

    pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandara mulai

    ditambahkan fasilitas komersial untuk melayanipenumpang. Sekarang,

    http://bandaraonline.com/tag/bandarahttp://bandaraonline.com/category/airporthttp://bandaraonline.com/tag/airport-2http://bandaraonline.com/category/aircrafthttp://bandaraonline.com/tag/pesawat-udarahttp://bandaraonline.com/tag/helikopterhttp://bandaraonline.com/tag/lepas-landashttp://bandaraonline.com/tag/mendarathttp://bandaraonline.com/tag/bandar-udarahttp://bandaraonline.com/tag/landasan-pacuhttp://bandaraonline.com/tag/landasan-pacuhttp://bandaraonline.com/tag/helipadhttp://bandaraonline.com/tag/penerbanganhttp://www.manajemenbandara.blogspot.com/http://bandaraonline.com/tag/annexhttp://bandaraonline.com/tag/icaohttp://bandaraonline.com/tag/pesawathttp://www.icao.int/http://bandaraonline.com/tag/angkasa-pura-ihttp://bandaraonline.com/tag/angkasa-pura-ihttp://www.angkasapura1.co.id/http://bandaraonline.com/tag/anginhttp://bandaraonline.com/tag/pesawat-terbanghttp://bandaraonline.com/tag/penumpanghttp://bandaraonline.com/category/airporthttp://bandaraonline.com/tag/airport-2http://bandaraonline.com/category/aircrafthttp://bandaraonline.com/tag/pesawat-udarahttp://bandaraonline.com/tag/helikopterhttp://bandaraonline.com/tag/lepas-landashttp://bandaraonline.com/tag/mendarathttp://bandaraonline.com/tag/bandar-udarahttp://bandaraonline.com/tag/landasan-pacuhttp://bandaraonline.com/tag/landasan-pacuhttp://bandaraonline.com/tag/helipadhttp://bandaraonline.com/tag/penerbanganhttp://www.manajemenbandara.blogspot.com/http://bandaraonline.com/tag/annexhttp://bandaraonline.com/tag/icaohttp://bandaraonline.com/tag/pesawathttp://www.icao.int/http://bandaraonline.com/tag/angkasa-pura-ihttp://bandaraonline.com/tag/angkasa-pura-ihttp://www.angkasapura1.co.id/http://bandaraonline.com/tag/anginhttp://bandaraonline.com/tag/pesawat-terbanghttp://bandaraonline.com/tag/penumpanghttp://bandaraonline.com/tag/bandara
  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    2/21

    bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam

    perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko,

    restoran, pusat kebugaran, dan lainya.

    C. PENGOPRASIAN BANDAR UDARA

    Fungsi bandara merupakan tempat lepas landas, mendarat pesawat

    udara, dan pergerakan di darat pesawat udara. Disamping itu Bandar udara

    merupakan simpul dari system transportasi udara. Perencanaan,

    pembangunanan dan pengoperasian suatu Bandar udara harus memenuhi

    ketentuan keselamatan penerbangan yang secara internasional tercantum

    dalamAnnex 14 Convention on International Civil Aviation (Vol I : Aerodrome

    dan Vol II : Heliport)

    Ketentuan ini diadopsi dalam ketentuan nasional berupa Keputusan

    Menteri Perhubungan Nomor 47 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi

    Bandar Udara dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

    terkait lainnya.

    Pengoperasian Bandar udara sesuai ketentuan keselamatan

    penerbangan dimaksudkan untuk menjamin keselamatan pengoperasian

    pesawat udara di Bandar udara. Berkaitan dengan hal tersebut,

    Penyelenggara Bandar udara mempunyai kewajiban, sesuai ketentuan

    dalamCASR (Civil Aviation Safety Regulation) 139 : Aerodrome, yaitu :

    1. Memenuhi standar dan ketentuan terkait pengoperasian Bandar

    udara, termasuk arahan Ditjen Pehubungan Udara yang disampaikan

    secara tertulis;

    2. Mempekerjakan personil pengoperasian Bandar udara yang memiliki

    kualifikasi/ kompetensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

    dalam jumlah yang memadai;

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    3/21

    3. Menjamin Bandar udara (aerodrome) dioperasikan dan dipelihara

    dengan tingkat perhatian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    4. Mengoperasikan dan memelihara Bandar udara sesuai denganprosedur yang terdapat dalam Aerodrome Manual.

    Ditjen Perhubungan Udara melakukan pembinaan dalam pengoperasian

    Bandar udara berupa penerbitan Sertifikat Operasi Bandar Udara bagi

    Bandar udara yang telah memenuhi kewajiban tersebut di atas, serta

    melakukan pengawasan berupa audit atau inspeksi secara berkala.

    Secara luas termasuk dalam pengertian Bandar udara (aerodrome)

    adalah heliport (tempat atau struktur yang digunakan untuk lepas landas,

    mendarat dan pergerakan di darat helicopter).

    Penyelenggara Bandar Udara, antara lain adalah Badan Usaha

    Kebandarudaraan (PT. Angkasa Pura I dan II), Ditjen Perhubungan Udara

    (Unit Pelaksana Teknis Ditjen Perhubungan Udara), Pemerintah Daerah

    Propinsi dan Kabupaten/ Kota, serta Badan Hukum Indonesia.

    C. DASAR HUKUM PENGOPERASIAN BANDAR UDARA

    Standar dan ketentuan berkaitan dengan pengoperasian bandar udara,

    termasuk pengoperasian heliport, yaitu:

    1. Undang-Undang No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;

    2. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan

    Keselamatan Penerbangan;

    3. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;

    4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 47 Tahun 2002 tentang

    Sertifikat Operasi Bandar Udara;

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    4/21

    5. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/100/XI/1985

    tentang Peraturan Tata Tertib Bandara;

    6. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/13/II/1990 tentangStandar Rambu Terminal Bandar Udara;

    7. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/21/I/1995 tentang

    Standar Sistem Pemanduan Parkir Pesawat Udara (Aircraft Docking

    Guidance System/ ADGS)

    8. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/04/I/1997 tentangSertifikasi Kecakapan Pemandu Parkir Pesawat Udara, Sertifikasi

    Operator Garbarata dan Sertifikasi Kecakapan Operator Peralatan

    Pelayanan Darat Pesawat Udara.

    9. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/130/VI/1997

    tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Helideck.

    10. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/94/IV/1998 tentang

    Persyaratan Teknis dan Operasional Fasilitas Pertolongan Kecelakaan

    Penerbangan dan Pemadan Kebakaran;

    11. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/57/IV/1999 tentang

    Pemindahan Pesawat Udara Yang Rusak di Bandar Udara;

    12. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/112/VI/1999

    tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Elevated Heliport;

    13. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/140/VI/1999

    tentang Prosedur Kendaraan Darat dan Pergerakannya Di Sisi Udara;

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    5/21

    14. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/262/X/1999

    tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Surface Level

    Heliport;

    15. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/345/XII/1999

    tentangSertifikat Kecakapan Petugas dan Teknisi Perawatan Kendaraan

    PKP-PK serta Petugas Salvage;

    16. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/75/III/2001 tentang

    Persyaratan Teknis Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara

    (Ground Support Equipment);

    17. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/11/2001 tentang

    Standar Marka dan Rambu pada Daerah Pergerakan Pesawat Udara di

    Bandar Udara;

    18. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 93 Tahun 2001 tentang

    Persyaratan Badan Hukum Indonesia Sebagai Pelaksana Pengujian

    Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support

    Equipment/ GSE);

    19. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/28/IV/2003 tentang

    Sertifikat Kecakapan Pelayanan Pendaratan Helikopter (Helicopter

    Landing Officer/ HLO);

    20. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/76/VI/2005 tentang

    Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan No. 47 Tahun

    2002 tentang Sertiikasi Operasi Bandara.

    D. PERSONIL PENGOPERASIAN BANDAR UDARA

    Setiap penyelenggara bandara wajib mempekerjakan personil

    pengoperasian bandar udara yang memiliki kualifikasi dan kompetensi

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    6/21

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kualifikasi dan kompetensi personil

    pengoperasian bandar udara dibuktikan dengan Sertifikat Tanda

    Kecakapan Personil (STKP/SKP) yang masih berlaku. STKP/ SKP ini harus

    dibawa setiap menjalankan kegiatannya dan dapat ditunjukkan setiap kali

    dilakukan inspeksi.

    1. STKP/ SKP pengoperasian bandar udara, termasuk heliport yang

    diterbitkan oleh Ditjen Perhubungan Udara antara lain:

    2. STKP Operator Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara

    (Ground Support Equipment/ GSE);

    3. STKP Pemandu Parkir Pesawat Udara (Marshalling);

    4. STKP Apron Movement Controller;

    5. STKP Helicopter Landing Officer.

    E. PERALATAN DAN FASILITAS BANDAR UDARA

    Setiap peralatan dan fasilitas yang dioperasikan pada bandar udara

    harus dipelihara sehingga memenuhi standar yang berlaku. Inspeksi

    terhadap bandara/ aerodrome untuk memastikan bahwa bandara/

    aerodrome dapat melayani pesawat udara dengan selamat, terutama pada

    keadaan :

    1. Setelah terjadi angin kencang, badai dan cuaca buruk lainnya;

    2. Segera setelah terjadinya kecelakaan atau insiden pesawat udara di

    aerodrome;

    3. Saat diminta oleh Ditjen Perhubungan Udara.

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    7/21

    Adapun yang dimaksud dengan peralatan dan fasilitas bandar udara

    adalah:

    1. Fasilitas pergerakan pesawat udara, antara lain landas pacu(runway), jalan penghubung landas pacu (taxiway), dan apron;

    2. Alat bantu visual di bandara/ aerodrome, antara lain marka, rambu

    dan tanda yang ada di runway, taxiway dan apron;

    3. Alat bantu visual berupa lampu di aerodrome dan sekitarnya

    termasuk lampu untuk halangan (obstacle) yang ada di sekitar bandara(aerodrome).

    Untuk menunjang pelayanan pesawat udara di darat, pada beberapa

    bandara tersedia peralatan penunjang operasi darat pesawat udara (ground

    support equipment/ GSE). Setiap jenis peralatan yang dioperasikan harus

    sesuai peruntukannya dan wajib memenui persyaratan teknis dan

    spesifikasi fungsionalnya yang dibuktikan dengan Sertifikat Kelaikan

    Operasi yang diterbitkan oleh Ditjen Perhubungan Udara. Jenis peralatan

    dan persyaratan sertifikat kelaikan operasi diatur di dalam Keputusan

    Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/75/III/2001 tentang Peralatan

    Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara(Ground Support Equipment/

    GSE).

    Pengujian kelaikan peralatan dapat dilimpahkan kepada pihak ketiga

    (Badan Hukum Indonesia) yang telah mendapatkan Sertifikat Persetujuan

    dari Ditjen Perhubungan Udara. Syarat dan tata cara bagi Badan Hukum

    Indonesia untuk mendapatkan Sertifikat Persetujuan sebagaimana diatur

    dalam Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 93 Tahun 2001 tentang

    Persyaratan Badan Hukum Indonesia Sebagai Pelaksana Pengujian

    Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground SupportEquipment/ GSE);

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    8/21

    Peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara yang dioperasikan

    pada suatu bandara dapat diusahakan oleh pihak di luar bandara. Ijin

    pengusahaannya dikeluarkan oleh penyelenggara bandara.

    F. PROSEDUR PENGOPERASIAN BANDAR UDARA

    Setiap bandar udara yang dioperasikan, wajib memiliki sertifikat operasi

    bandar udara. Salah satu persyaratan untuk mendapatkan Sertifikat, pada

    bandar udara yang melayani pesawat udara dengan kapasitas tempat

    duduk lebih dari 30 (tigapuluh) tempat duduk, adalah tersedianya

    Pertunjuk Pengoperasian Bandara/ Aerodrome (Aerodrome Manual).

    Aerodrome Manual disusun oleh Penyelenggara Bandara dalam format yang

    telah diatur di dalam Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 76 Tahun

    2005 (CASR 139 : Aerodrome). Aerodrome Manual berisi informasi mengenai

    lokasi bandar udara, informasi mengenai bandar udara yang harus

    organisasi penyelenggara bandar udara dan prosedur pengoperasian bandar

    udara.

    Penyelenggara wajib mengoperasikan bandar udara sesuai dengan prosedur

    dalam Aerodrome Manual. Segala penyimpangan terhadap Aerodrome

    Manual harus dilaporkan kepada Dirjen Perhubungan Udara.

    Prosedur pengoperasian bandar udara yang harus dimuat dalam

    Aerodrome Manual, meliputi 17 (tujuh belas) prosedur dan langkah-langkah

    keselamatan sebagai berikut:

    1. Aerodrome reporting;

    2. Akses ke daerah pergerakan pesawat udara;

    3. Aerodrome Emergency Plan;

    4. Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran;

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    9/21

    5. Inspeksi terhadap daerah pergerakan pesawat udara dan obstacle

    limitation surface;

    6. Sistem kelistrikan dan alat bantu visual;

    7. Pemeliharaan daerah pergerakan pesawat udara;

    8. Keselamatan kerja di aerodrome;

    9. Manajemen pengoperasian apron;

    10. Manajemen keselamatan di apron;

    11. Pengawasan pergerakan kendaraan di sisi udara;

    12. Manajemen gangguan binatang liar;

    13. Pengawasan halangan;

    14. Pemindahan pesawat udara yang rusak;

    15. Penanganan bahan berbahaya;

    16. Operasi pada jarak pandang rendah;

    17. Perlindungan terhadap lokasi radar dan alat bantu navigasi yang

    terdapat di bandara.

    G. SEKILAS BANDARA ADI SUCIPTO DIY

    a) Sejarah

    Bandara Adisutjipto adalah bandar udara yang terletak di Sleman,

    Daerah Istimewa Yogyakarta. Bandar udara Adisutjipto awalnya di bangun

    sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Udara. Bandar udara ini dulu

    dinamakan Maguwo, sesuai dengan nama desa tempatnya berada

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    10/21

    Maguwoharjo. Pangkalan udara Maguwo dibangun sejak tahun 1940 lalu

    dipergunakan oleh Militaire Luchtvaart pada tahun 1942.

    Pada tahun 1942 kota Jogjakarta diduduki oleh Tentara Jepang dan

    pangkalan udara Maguwo di ambil alih Tentara Jepang dari Pemerintah

    Hindia Belanda. Bulan November 1945 lapangan terbang beserta

    fasilitasnya dapat di kuasai oleh Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jogjakarta

    Timur yang di pimpin oleh Bapak Umar Slamet. Pada Tahun 1945

    Pangkalan Udara Maguwo di ambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia

    dan dijadikan Pangkalan Angkatan Udara untuk mempertahankan

    kemerdekaan Republik Indonesia. Lapangan terbang ini digunakan untuk

    operasional pesawat-pesawat AURI, serta untuk latihan terbang bagi Kadet

    sekolah penerbang di Maguwo yang di pimpin oleh Agustinus Adisutjipto.

    Pada tanggal 29 Juli1947 pesawat Dakota VT-CLA yang dikemudikan

    oleh Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto ditembak jatuh oleh

    pesawat Belanda. tahun 1950 lapangan terbang Maguwo beserta fasilitas

    pendukungnya seperti pembekalan diserahkan kepada AURI. Dengan

    adanya pertumbuhan dan perubahan pemerintahan pangkalan udara

    Maguwo mengalami perubahan nama yang di sesuaikan dengan dinamika

    fungsi dan peranan TNI AU. Berdasarkan keputusan kepala staff Angkatan

    Udara No.76 Tahun 1952 Tanggal 17 Agustus 1952 nama pangkalan udara

    Maguwo diubah menjadi pangkalan udara Adisutjipto.

    Semenjak tahun 1959 Bandara Adisutjipto dijadikan untuk Akademi

    Angkatan Udara (AAU) Republik Indonesia .Tahun 1964 Direktorat Jenderal

    Perhubungan Udaradengan keputusannya dan atas persetujuan Angkatan

    Udara Indonesia, Pelabuhan Udara AdiSutjipto Jogjakarta menjadi

    pelabuhan udara Gabungan Sipil dan Militer. Pada tahun 1972 dilakukan

    perluasan Terminal Sipil yang pertama. Selanjutnya pada tahun 1977

    dilakukan perluasan terminal lagi karena volume penerbangan makin

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    11/21

    meningkat. Pada tanggal 1 April 1992, sesuai dengan PP Nomor 48 Tahun

    1992, Bandar Udara Adisutjipto secara resmi masuk ke dalam pengelolaan

    Perum Angkasa Pura I. Tanggal 2 Januari 1993 statusnya dirubah menjadi

    PT (PERSERO) Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Adisutjipto sesuai

    Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1993. (http://adisutjipto-

    airport.co.id/sejarah#sthash.fLEmrYVD.dpuf)

    b) Relokasi

    Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan menilai kondisi Bandara

    Adisutjipto Yogyakarta sekarang termasuk darurat, karena sudah tidak bisadikembangkan lagi.

    "Tidak banyak yang bisa dilakukan di Bandara Adisutjipto.

    Penambahan Terminal B yang sekarang, sudah maksimal.

    Pengembangan lain sudah tidak bisa. Tingkatkan kebersihan saja,

    Jalan satu-satunya, ya harus segera pindah, Dikatakan, selama ini

    pemerintah pusat terus mendukung proses rencana pembangunan

    bandara baru. Namun pihak yang berperan penting dalam tahap ini

    adalah Pemda DIY. "AP I mau bangunnya kapan, kami selalu siapmendukung. Tapi paling cepat bandara baru bisa dimanfaatkan 3-4

    tahun lagi" (Kedaulatan Rakyat 14 maret 2013)

    Presiden Joko Widodo ingin agar lalu-lintas penerbangan sipil,

    terkhusus di utara Pulau Jawa, ditata dengan memanfaatkan ruang udara

    di selatan Pulau Jawa untuk meningkatkan keselamatan dan kapasitas

    penerbangan. Dalam rapat di Kantor Presiden Jakarta, Jumat, Jokowi

    memimpin langsung rapat khusus tentang itu. Hadir Sekretaris Kabinet,

    Pramono Anung, Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, dan Wakil Kepala

    Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito.

    Anung, kepada pers, menyatakan, mengatakan jalur utara Pulau Jawa

    sudah sangat padat dengan penerbangan Jakarta-Surabaya yang ada di

    urutan ke-11 terpadat di dunia, dengan 170 pergerakan wahana terbang

    http://adisutjipto-airport.co.id/sejarah#sthash.fLEmrYVD.dpufhttp://adisutjipto-airport.co.id/sejarah#sthash.fLEmrYVD.dpufhttp://adisutjipto-airport.co.id/sejarah#sthash.fLEmrYVD.dpufhttp://adisutjipto-airport.co.id/sejarah#sthash.fLEmrYVD.dpuf
  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    12/21

    perjam, sekitar tiga pergerakan wahana terbang permenit. Artinya harus

    ada pola perubahan untuk pengaturan ini, tadi diusulkan untuk

    pangkalan-pangkalan udara tidak semuanya terkonsentrasi di Jawa,

    sehingga latihannya tidak semua di Jawa, seperti Madiun, Yogyakarta,

    Malang.

    Dia tidak menyebut orang yang mengusulkan hal itu. Ia

    menambahkan, ke depan akan ada beberapa yang akan direlokasi di luar

    Jawa, seperti di Kalimantan dan Papua. Indonesia memiliki beberapa

    bandara enklav sipil atau bandara yang merupakan pangkalan udara TNI

    AU yang juga digunakan untuk penerbangan sipil. Bandara-bandara itu

    adalah Bandara Adi Soemarmo di Solo, Bandara Adi Soetjipto di Yogyakarta,

    Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Bandara Ahmad Yani di

    Semarang, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Husein Sastranegara di

    Bandung, dan Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang. Bandara-bandara

    itu memakai landas pacu yang sama dengan landas pacu bagi pesawat

    terbang TNI AU.

    Merunut pada sejarah pendirian, terlebih dulu berdiri pangkalan

    udara (utama) TNI AU baru kemudian dikembangkan ke arah pemanfaatan

    sebagai bandara sipil. Contoh adalah Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim

    Perdanakusuma, di Jakarta Timur, yang sejak awal memang dirancang

    dengan fungsi utama pangkalan udara VIP dan pengamanan Ibukota

    Jakarta.

    Demikian juga dengan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sucipto,

    Yogyakarta, yang menjadi cikal-bakal pendirian TNI AU pada 1946. Di

    sanalah para penerbang TNI AU dididik dan dilatih. Posisi Pangkalan Udara

    Utama TNI AU mirip dengan dermaga Ujung, di Surabaya, bagi TNI AL.Dermaga Ujung yang kini di dalam lingkungan Komando Armada Indonesia

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    13/21

    Kawasan Timur TNI AL menjadi "identitas" dan "rumah" TNI AL walau dia

    berdiri di Tegal, Jawa Tengah, pada 1945. (www.viva.com)

    Gambar 1.1 Peta Relokasi Bandara Adi Sucipto

    H. PRO DAN KONTRA PEMBANGUNAN BANDARA BARU

    Proses pengadaan tanah untuk pembangunan bandar udara di

    Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpaksa dihentikan

    http://www.viva.com/http://www.viva.com/
  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    14/21

    untuk sementara. Hal itu menyusul putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

    Yogyakarta, yang membatalkan Surat Keputusan Gubernur DI Yogyakarta

    tentang penetapan lokasi pembangunan bandara di Kulon Progo.

    Seperti diberitakan, majelis hakim PTUN Yogyakarta yang diketuai

    Indah Tri Haryanti dengan hakim anggota Sarjoko dan Umar Dani

    membatalkan Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 68/KEP/2015

    tentang Penetapan Lokasi Pembangunan untuk Pengembangan Bandara

    Baru di DIY. Majelis hakim menilai SK itu bertentangan dengan Peraturan

    Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

    (RTRW) DIY Tahun 2009-2029. Sebab, Perda RTRW DIY sama sekali tidak

    menyebut rencana pembangunan bandara di Kulon Progo. Aturan itu juga

    tidak menyebut adanya rencana pemindahan Bandara Adisutjipto ke tempat

    lain hingga tahun 2029.

    Namun MA mengabulkan kasasi dari Pemprov Yogjakarta dimana

    Pembangunan bandara baru Yogyakarta yang sempat terhenti akhirnya

    dapat dilanjutkan kembali menyusul dikabulkannya permohonan kasasi

    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Mahkamah Agung (MA). Meski

    salinan putusan belum resmi dikeluarkan, namun website resmi MA telah

    memuat putusan tersebut. Pejabat Humas PTUN Yogyakarta Umar Dani

    menjelaskan amar putusan kabul yang tercantum dalam rilis dalam website

    tersebut menjelaskan permohonan pemohon kasasi dikabulkan. "Putusan

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    15/21

    kasasi dengan nomor register 456 K/TUN/2015 itu keluar pada Rabu

    (23/9/15) pekan lalu. Isinya, MA mengabulkan permohonan kasasi

    Gubernur DIY atas putusan PTUN Jogja.

    Bandara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta sudah cukup lama

    berada dalam kondisi jenuh, baik di sisi darat maupun di sisi udaranya.

    Dengan posisinya sebagai bandara terpadat ketiga di Pulau Jawa serta

    kapasitas terminal yang sudah tak mungkin lagi dikembangkan, bandara

    ini sudah memenuhi semua syarat untuk segera pindah.Data pergerakan

    lalu lintas udara menyebutkan bahwa kapasitas bandara yang didesain

    hanya untuk 1,2 juta penumpang per tahun harus menampung 2 kali

    jumlah tersebut atau sekitar 2,4 juta penumpang di tahun 2003. Sejak itu,

    pergerakan penumpang Bandara Adi Sutjipto terus tumbuh rata-rata 11%,

    tapi kapasitas yang ada tidak berubah.

    Jalan panjang rencana pembangunan bandara baru Yogyakarta telah

    melewati berbagai studi kelayakan hingga penentuan lokasi, proses

    sosialisasi kepada warga, masa penyampaian keberatan atas rencana

    pembangunan, hingga penerbitan Izin Penetapan Lokasi (IPL) dengan

    dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur No 68/KEP/2015 tentang

    IPL Bandara di Temon, Kulonprogo pada 31 Maret 2015. Namun proses

    tersebut sempat terhenti sejak Juni 2015 menyusul putusan majelis hakim

    Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jogja yang mencabut IPL

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    16/21

    pembangunan tersebut. Pencabutan itu merupakan respons atas gugatan

    Wahana Tri Tunggal (WTT) yang menolak pembangunan bandara. Gubernur

    DIY, Sri Sultan HB X, kemudian mengajukan permohonan kasasi kepada

    MA.

    Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah DIY Dewo Isnu Broto Imam Santoso

    menjelaskan bahwa kasasi diajukan karena proses penerbitan IPL Bandara

    sudah sesuai dengan prosedur dan aturan perundang-undangan, yakni

    Undang-Undang (UU) No.2/2012 tentang Pengadaan Tanah bagi

    Pembangunan untuk Kepentingan Umum."Perkara yang menyangkut

    kepentingan umum hanya melalui dua tingkatan pengadilan, yakni

    pengadilan tingkat pertama dan jika ada yang mengajukan banding bisa

    langsung kasasi ke MA.

    Sementara itu sejumlah pihak yang berkepentingan masih menunggu

    salinan putusan MA yang mengabulkan kasasi Gubernur DlY tersebut.

    "Biasanya MA akan mengirimkan ke pengadilan tingkat pertama dan oleh

    PTUN disampaikan ke pemohon dan termohon," jelas Dewo. Senada

    dengannya,Pimpinan Proyek Bandara Internasional Kulonprogo Sujiastono

    mengatakan belum mendapatkan salinan putusan tersebut. "Jadi

    kepastiannya kami masih menunggu," ujarnya. (sumber :

    http://www.angkasapura1.co.id)

    Perubahan Sosial

    http://www.angkasapura1.co.id/http://www.angkasapura1.co.id/
  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    17/21

    Perubahan sosial akibat kebijakan relokasi Bandara Adi Sucipto di

    Desa palihan Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo dipilih pemerintah

    sebagai upaya alternatif untuk menggantikan bandara Adi Sucipto yang

    berlokasi di Kabupaten Sleman karena sudah dianggap tidak layak pakai.

    Berdasarkan rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) Kabupaten

    Kulon Progo Nomer 1 Tahun 2012. Setelah melalui proses panjang, akhirnya

    bandara resmi akan dibangun di Kabupaten Kulon Progo. Pembangunan

    merupakan isu yang sensitif bagi masyarakat dan dapat memicu terjadinya

    perubahan sosial masyarakat. Hal tersebut dapat terjadi ketika kebijakan

    masih dalam wacana kebijakan. Tidak adanya upaya sosialisasi yang

    sinergis antara pemerintah daerah semakin membuat situasi menjadi

    semakin rumit. Masyarakat mengganggap pemerintah lamban dan tidak

    solutif. Perubahan sosial diteliti menggunakan metode fenomenologi dengan

    pendekatan evaluasi bebas tujuan yaitu penelitian tidak berfokus pada

    apakah proyek atau kebijakan berhasil mencapai tujuannya namun lebih

    pada efek samping yang terjadi atas kebijakan tersebut. Kebijakan relokasi

    bandara belum diimplementasikan pembangunannya dan ketika kebijakan

    tersebut masih dalam level wacana telah menimbulkan perubahan sosial

    dalam masyarakat di Desa Palihan. Perubahan tersebut menyentuh aspek

    perubahan nilai, norma dan kepercayaan yang ditandai oleh terjadinya pro

    dan kontra dalam masyarakat dan memicu terjadinya konflik, terjadinya

    fragmentasi sosial yang ditandai dengan adanya kelompok-kelompok sosial

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    18/21

    masyarakat yang pada perkembangannya kelompok-kelompok sosial

    tersebut dapat menimbulkan konflik bagi masyarakat dan juga adanya

    perubahan perekonomian masyarakat. Perubahan tersebut ditandai dengan

    munculnya aktivitas ekonomi baru yaitu pelatihan usaha yang nantinya

    dipersiapkan masyarakat untuk menghadapi rencana pembangunan

    bandara. Adanya pro dan kontra merupakan hal yang mutlak dapat terjadi

    karena masyarakat memiliki rasionalitas yang berbeda terhadap kebijakan

    pemerintah. Masyarakat yang kontra terhadap pembangunan bandara

    beranggapan adanya pembangunan tersebut dapat menghilangkan mata

    pencaharian masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan

    buruh tani. Masyarakat merasa belum siap jika harus kehilangan lahan

    dan tidak memiliki keahlian lain selain bertani karena profesi sebagi petani

    sudah berlaku turun-temurun. Masyarakat yang pro terhadap

    pembangunan bandara menganggap adanya pembangunan bandara dapat

    membawa kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan menambah

    aktifitas perekonomian masyarakat. Dalam perkembangannya, adanya pro

    dan kontra semakin meruncing pada konflik masyarakat. Adanya

    demonstrasi menuntut kejelasan pemerintah daerah terkait rencana

    pembangunan bandara dan isu kenaikan harga tanah juga menjadi hal

    yang tidak dapat dihindari lagi.

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    19/21

    Jadi saran bagi pemerintah ialah dengan mengadakan audiensi,

    sosialisasi dan juga proses pembebasan tanah dengan perjanjian yang adil

    dan tidak merugikan masyarakat. Karena urgensi pembangunan bandara

    Kulonprogo dinilai merupakan langkah yang baik karena Bandar Adi

    Sucipto sudah tidak dapat dikembangkan lagi. Apabila sudah terjadi

    kesepakatan maka akan terciptanya pembangunan bandara yang memberi

    manfaat baik kepada pemerintah maupun masyarakat sehingga nantinya

    dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat dan pemrov DIY sehingga

    kesejahteraan dapat tercipta.

    a)dalam hukum dan pemerintahan

    Asas ketertiban Penyusunan peraturan dalam relokasi bandara

    haruslah memperhatikan keadaan dalam masyarakat. Supaya nantinya

    keberadaan bandara tidak hanya untuk kepentingan beberapa golongan

    saja. Menurut Drs. H. Bambang Setyadi, M.Si (Drs. H.Bambang Setyadi,

    M.Si jurnal Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan No.2,2007:3)

    peraturan yang baik haruslah didasarkan pada dua hal, antara lain:

    a.asas-asas pembentukan peraturan daerah, asas-asas itu antara lain:

    a)Kejelasan tujuan

    b)Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat

    c)Kesesuaian antara jenis dan muatan

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    20/21

    d)Dapat dilaksanakan

    e)Kedayagunaan dan kehasilgunaan

    f)Kejelasan rumusan

    g)Keterbukaan

    Selain itu dalam materi muatan perda haruslah mengandung

    asas-asas sebagai berikut, antara lain:

    b)Asas pengayoman

    c)Asas kemanusiaan

    d)Asas kebangsaan

    e)Asas kekeluargaan

    f)Asas kenusantaraan

    g)Asas bhineka tunggal ika

    h)Asas keadilan

    i)Asas kesamaan dan kepastian hukum

    j)Asas keseimbangan,keserasian dan keselarasan

    k)Asas lain sesuai substansi perda yang bersangkutan

  • 7/26/2019 Pro Kontra Relokasi Bandara Adisucipto

    21/21