Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

25
DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP PERMINTAAN PARIWISATA CURUK BENOWO Disusun oleh : Atika Dzulkijiana 12020110110009 Martha Caesaratih 12020110110011

Transcript of Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

Page 1: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP PERMINTAAN PARIWISATA CURUK

BENOWO

Disusun oleh :

Atika Dzulkijiana 12020110110009

Martha Caesaratih 12020110110011

Page 2: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata pada dasarnya , mampu menjadi peran dalam pembangunan ekonomi

di Indonesia. Hal ini terkait dengan potensi keragaman nuansa alam dan budaya yang

kita miliki. Hal tersebut menjadi upaya untuk mengoptimalkan industri pariwisata serta

dalam rangka peningkatan pembangunan berkelanjutan.

Perkembangan kunjungan wisatawan asing di Indonesia selama periode 1990–

1996 rata-rata tumbuh sebesar 17,7%. Pada tahun 1990 mencapai 2,178 juta wisatawan

asing dengan perolehan devisa US$ 2,105 milyar, sedangkan pada tahun 1996 meningkat

lebih dari dua kali lipat menjadi 5,19 juta wisatawan asing dengan perolehan devisa yang

meningkat tiga kali lipat yakni sebesar US$ 6,307 milyar. Namun seiring dengan krisis

ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sektor

pariwisata mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan arus kunjungan

wisatawan juga diikuti oleh melemahnya kegiatan pariwisata. Tahun 1999 adanya

perbaikan kinerja pariwisata Indonesia dengan pertumbuhan yang kembali positip

walaupun masih relatif kecil yaitu 2,6% dengan 4,73 juta kunjungan wisatawan asing

dengan perolehan devisa sebesar US$ 4,71 milyar.

Gunn (1988) mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi yang harus

dilihat dari dua sisi yakni sisi permintaan (demand side) dan sisi pasokan (supply side),

lebih lanjut Gunn mengemukakan bahwa keberhasilan dalam pengembangan pariwisata

di suatu daerah sangat tergantung kepada kemampuan perencana dalam

mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara berimbang ke dalam sebuah rencana

pengembangan pariwisata. Untuk mencapai keberhasilan target pariwisata suatu daerah

maka diperlukan ada usaha-usaha yang dilakukan dengan mengatur sistem pariwisata

yang memadai berupa promosi dan infrastruktur serta pengembangan potensi-potensi

pariwisata.

Pariwisata juga akan memberikan dampak sosial bagi masyarakat. Dampak sosial

tersebut diharapkan memberikan output yang baik/positif. Untuk memperoleh dampak

Page 3: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

yang baik tersebut, pariwisata salah satunya harus mampu menjadi perangkat dalam

peningkatan suatu kesejahteraan. Peningkatan kesejahteraan pun akan tercipta melalui

mekanisme untuk membangun dan mengembangkan pariwisata sebagai basis sumber

pendapatan masyarakat.

Namun dalam pengembangan pariwisata tidak bisa memisahkan aspek satu dengan aspek

yang lainnya, karena karakteristik dari dunia pariwisata adalah adanya saling keterkaitan

beberapa aspek agar suatu pariwisata maju. Kegiatan pariwisata juga tidak dapat

dipisahkan dengan masalah pergerakan manusia.

Pesatnya pertumbuhan pariwisata telah menarik perhatian sejumlah besar daerah provinsi

maupun kabupaten di indonesia yang mencoba untuk menangkap porsi yang lebih besar

dari kegiatan ekonomi ini.mereka berlomba – lomba membangun infrastruktur

transportasi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah

wisatawan. Perjalanan wisata sebagai bentuk kegiatan pariwisata tersebut tentu

membutuhkan sarana dan prasarana infrastruktur. Infrastruktur meliputi akses jalan atau

transportasi yang lancar, akomodasi, atraksi atau obyek wisata, kebersihan dan kesehatan,

dan lain-lain. Ketersediaan infrastruktur akan memudahkan pengunjung untuk menuju

lokasi wisata. Jika sarana dan prasarana infratruktur buruk maka akan berdampak pada

sedikitnya jumlah pengunjung ke suatu lokasi wisata, dan apabila sarana dan prasarana

infrastruktur baik akan meningkatkan jumlah pengunjung ke suatu lokasi wisata.

Oleh karena itu, dalam karya tulis ini kita akan membahas masalah pengembangan

pariwisata di Indonesia dengan sistem dan infrastruktur transportasi sebagai komponen

pengembangannya.

Permasalahan

Provinsi jawa tengah berusaha untuk memaksimalkan potensi alam daerah untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata,terutama memaksimalkan

tempat-tempat wisata yang kurang dikembangkan ataupun yang sama sekali belum

dimanfatakan potensinya.salah satu tempat yang belum dikembangkan potensinya adalah

Curug Benowo di desa kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Salah satu tantangan yang utama dalam studi dampak infrastruktur transportasi adalah

Page 4: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

perbaikan infrastruktur untuk mendukung potensi tempat pariwisata seperti kamar

mandi ,jalan menuju tempat wisata ,fasilitas pendukung ,dll .

pengelolaan tempat wisata yang kurang efektif .

keamanan yang kurang pada tempat wisata .

tempat wisata yang sulit untuk di kunjungi karena jauh dari jalan utama .

Page 5: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pariwisata

Menurut Undang – Undang pariwisata No. 9 tahun 1990 mengenai

kepariwisataan Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan

atau sebagian kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata. dengan merujuk pada

pengertian yang terkandung pada UU No.9 Bab 1 Pasal 1 tersebut, maka pariwisata

sendiri adalah sebuah kata kerja aktif dimana unsur – unsur didalamnya terdiri dari :

1. Kegiatan perjalanan, maksudnya adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan

perseorangan ataupun perkelompok. Kegiatan tersebut adalah mendatangi suatu

tempat yang dituju atau tempat wisata.

2. Dilakukan dengan sukarela maksudnya adalah tidak ada paksaan untuk wisatawan

yang datang ke tempat wisata.

3. Bersifat sementara maksudnya wisatawan yang datang hanya untuk berkunjung

tanpa menjadi penduduk daerah tersebut. Kalaupun menetap hanya beberapa hari

atau satu minggu saja.

4. Perjalanan dilakukan dengan tujuan untuk menikmati objek.

pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun

1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :

a. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan

fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan

tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan

sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata

petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

c. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri

dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,

tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Page 6: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987)

Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu

pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja

dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

Saya setuju dengan pendapat ini, namun ada beberapa di tambah yakni

menyangkut waktu yang dibutuhkan dan tujuan pariwisata itu sandiri berdasarkan

IUTO waktu yang ditetapkan untuk kegiatan yang bisa disebut pariwisata setidaknya

adalah 24 jam, dan tujuammya adalah untuk mengisi waktu senggang, bisnis,

keluarga, perutusan, dan pertemuan-pertemuan.

Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen

Femderverkehrslehre

Menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang

berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut

tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi

keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara.

Saya setuju dengan pendapat ini, karena pada dasarnya pariwisata itu motif

kegiatannya adalah untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai,

studi, kegiatan Agama, dan mungkin untuk kegiatan olahraga. Selain itu semua

kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya baik secara fisik maupun

psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama.

Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.).

Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang

mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu

sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk

sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa

yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Menurut saya walaupun Definisi yang dikemukakan oleh Prof Salah Wahab

kalimatnya terkesan berbelit-belit namun isinya sudah mengacu pada pengertian

Page 7: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

pariwisata itu sendiri. Karena memang pariwisata itu dilakukan secara sadar dalam

mendapatkan pelayanan berbeda dari biasanya baik diluar negeri maupun didalam

negeri guna mencari kepuasan.

B. Pengertian Wisatawan

Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954)

Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alas an yang sah

kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-

lamanya 6 Bulan dalam tahun yang sama.

Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan

yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang

dating berdasarakan motivasi Mengisi waktu senggang seperti bersenang, berlibur,

untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga,

peurtusan, dan pertemuan-pertemuan.

Sedangkan ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di

Negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan

karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa

disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.

C. Pengertian Kepariwisataan.

Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata.

Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata hendaknya memenuhi syarat sapta

pesona pariwisata, yaitu :

1. AMAN

Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman,

tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas dari :

a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan,  pemerasan,

penodongan, penipuan dan lain sebagainya.

b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya.

Page 8: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang

baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lift, alat

perlengkapan rekreasi atau olah raga.

d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan

tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat dan lain

sebagainya.

Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk milik

(barang) wisatawan.

2. TERTIB

Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap

orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi

dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan

masyarakat, misalnya :

a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada

waktunya.

b. Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau

membeli sesuatu yang diperlukan.

c. Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapih.

d. Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat.

e. Informasi yang benar dan tidak membingungkan.

3. BERSIH

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan

suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan

akan merasa betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat

seperti :

a. Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-tempat umum,

seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buangair

kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain

sebagainya.

Page 9: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

b. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat.

c. Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang bersih seperti sendok, piring,

tempat tidur, alat olah raga dan lain sebagainya.

d. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau tidak

sedap dan lain sebagainya

4. SEJUK

Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk,

nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar

ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan

kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya. Untuk itu hendaklah

kita semua :

a. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijaun yang

telah dilakukan masyarakat maupun pemerintah.

b. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan memelopori agar masyarakat

setempat melaksanakan kegiatan penghijauan dan memelihara kebersihan,

menanam berbagai tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk hiasan

maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga, melakukan penanaman

poho/tanaman rindang di sepanjang jalan di lingkungan masing-masing di

halaman sekolah dan lain sebagainya.

c. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian lingkungan.

d. Menghiasi ruang belajar/kerja, ruang tamu, ruang tidur dan tempat lainnya dengan

aneka tanaman penghias atau penyejuk.

e. Memprakarsai berbagai kegiatna dan upaya lain yang dapat membuat lingkungan

hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.

5. INDAH

Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap

dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata

warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras,

sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.

Page 10: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari

lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya

manusia.

Karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat

dinikmati oleh umat manusia.

6. RAMAH TAMAH

Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang

menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.

Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita

ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikat. Ramah,

merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu

menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah

ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara

terus.

7. KENANGAN

Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan

seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat

berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak

menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan

wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah

yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat pula diciptakan

dengan antara lain :

a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat dan

ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya

bangunan serta dekorasinya.

b. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni tari,

seni suara dan berbagai macam upacara.

Page 11: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

c. Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian

yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan salah satu daya tarik yang

kuat dan dapat dijadikan jati diri (identitas daerah).

d. Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah bermutu

tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau mempunyai arti

tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang ke suatu

tempat atau daerah atau Negara.

D. Infrastruktur dalam Pariwisata

 Tersedianya sarana infrastruktur  yang memadai seperti : sarana angkutan

(laut, darat dan udara), jalan raya, jembatan dan pos serta telekomunikasi yang baik,

maka arus wisatawan ke daerah-daerah tujuan wisata dapat berjalan dengan baik dan

lancar. Hal ini akan mempengaruhi kecenderungan arus wisatawan tersebut menjadi

stabil dan menuju pada peningkatan. Dampak positif lain yang dapat dicapai adalah

terbukanya daerah-daerah wisata yang terisolir serta mobilitas penduduk ikut

meningkat.

Page 12: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

BAB III

METODE PENELITIA

Hipotesa

Berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah, maupun tujuan dalam penelitian

ini maka dapat diajukan beberapa hipotesa, yaitu:

1. Obyek wisata alam di Kabupaten Semarang

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa

data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait dan metode survei dengan penelitian

yang menitikberatkan pada survei instansional yang didukung dengan observasi

lapangan untuk mengetahui potensi internal dan eksternal, penekan analisisnya

menggunakan data sekunder, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Semarang. Adapun hal yang

menjadi dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah :

1. Daerah penelitian ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata alam yang

berpotensi untuk dikembangkan.

2. Daerah penelitian ini memiliki kondisi Topografi yang bergunung, alami dan

atraktif yang menarik dan berhawa sejuk.

3. Kedudukan obyek wisata alam dan kemajuan pembangunan pariwisata di

Kabupaten Semarang akan dapat berfungsi sebagai pendorong bagi pembangunan

wilayah di Kabupaten Semarang.

b. Teknik pengumpulan data

Jika pengumpulan data sekunder dirasa masih kurang dan belum mencukupi

maka dilakukan pengumpulan data primer dengan cara terjun langsung ke lapangan

dengan melakukan observasi untuk mendukung atau melengkapi data yang ada.

Seperti sarana dan prasarana menuju lokasi obyek, fasilitas pendukung obyek dan

kondisi obyek. Adapun macam-macam data yang dikumpulkan adalah sebagai

berikut:

Page 13: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

1. kondisi fisik dan daerah penelitian yang meliputi letak dan luas, batas diperoleh

dari Pemerintah Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

2. Infrastruktur, meliputi jaringan listrik, sarana air bersih, transportasi dan

komunikasi, pelayanan sosial ekonomi yang diperoleh dari data primer melalui

kuesioner pengunjung.

c. Teknik Pengolahan dan Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

sekunder dengan teknik skoring. Skoring digunakan untuk menentukan klasifikasi

tingkat potensi obyek wisata yang dimulai dengan tahapan:

1. Pemilihan indikator dan variable penelitian

indikator dan variable penelitian berdasarkan kriteria penilaian potensi obyek dan

daya tarik wisata yang ada pada RIPPDA Kabupaten Semarang yang dikombinasikan

dengan alat ukur sendiri, dan menyesuakain kondisi kepariwisatan daerah.

2. Skoring

3. Klasifikasi masing-masing obyek Klasifikasi dilakukan dengan cara mengurangi

jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan dibagi tiga sehingga akan

diperoleh interval. Selanjutnya jumlah klas yang diinginkan yaitu 3 (tiga)

klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Pengklasifikasian dilakukan berdasar skor

variabel penelitian dan skor masing-masing obyek wisata, yaitu antara lain :

K = a – b

u

Page 14: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

Variabel Penelitian dan Skor Potensi Obyek Wisata (Potensi Eksternal)

Potensi ekstenal Variabel Kriteria Skor

1. Aksesbilitas a. Waktu tempuh

terhadap ibu

kota kabupaten

-Waktu tempuh antar

obyek dengan ibukota

kabupaten antara >60

menit

- waktu tempuh antar

obyek dengan ibukota

kabupaten antara 30-60

menit

- waktu tempuh antar

obyek dengan ibukota

kabupaten < 30 menit

1

2

3

b. Ketersediann

angkutan umum untuk

menuju lokasi obyek

wisata

- Tidak tersedia angkutan

umum untuk menuju

lokasi obyek

- Tersedianya angkutan

umum menuju lokasi

obyek, tidak reguler

- Tersedianya angkutan

umum menuju

lokasi obyek, bersifat

reguler

1

2

3

c. Prasarana menuju

obyak wisata sarana

- tidak tersedia prasarana

jalan menuju lokasi obyek

- Tersedia prasarana jalan

menuju lokasi obyek,

kondisi kurang baik

- tersedia jalan menuju

1

23

Page 15: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

lokasi obyek, kondisi baik

(aspal)

2. Fasilitas penunjang

obyek

d. ketersediaan

fasilitas pemenuhan

kebutuhan fisik/dasar

dilokasi obyek wisata:

1. makan/minum

2. penginapan

3. bangunan untuk

menikmati obyek

- tidak tersedia

- tersedia 1-2 jenis

fasilitas

- tersedia lebih dari 2 jenis

fasilitas

1

2

3

e. Ketersediaan

fasilitas pemenuhan

kebutuhan sosial

wisatawan dilokasi

obyek:

1. taman terbuka

2. fasilitas seni dan

budaya

- tidak tersedia

- tersedia hanya 1- 2 jenis

fasilitas

- tersedia lebih dari 2 jenis

fasilitas

1

2

3

3.Fasilitas

pelengkap

f. Ketersediaan

fasilitas pelengkap

yang terdiri dari:

1. tempat parkir

2. toilet

3. pusat informasi

4.soufenir shop

- tidak tersedia

- Tersedia 1-2 fasilitas

- Tersedia 3-4 jenis fasilitas

1

2

3

Page 16: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Menurut data kuesioner dan pengumpulan data obyek wisata curug Benowo yang

diperoleh dari Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, peneliti

dapat mengetahui kondisi fisik dan daerah penelitian yang meliputi letak dan luas serata

batas.

a. Letak

Obyek wisata curug Benowo terletak di Desa Kalisidi Kecamtan Ungaran Barat

Kabupaten Semarang. Luas Desa Kalisidi sekitar 795,5 Ha, yang terdiri dari sawah

1/2 irigasi sebesar 52,5 Ha, sawah tadah hujan sebesar 141,3 Ha, tanah tegalan

sebesar 175,7 Ha, pemukiman penduduk sebesar 90 Ha, perkebunan swasta sebesar

310 Ha, dan bengkok dan kas desa sebesar 45,8 Ha.

b. Batas

Batas Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang sebelah selatan

adalah Gunung Ungaran, sebelah Timur adalah Desa Keji, sebelah Barat adalah

Kabupaten Kendal, dan sebelah Utara adalah Kota Semarang.

c. Infrastruktur

Jaringan listrik di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

sudah cukup memadai sampai ke wilayah terpencil. Sarana air bersih di Desa

tersebut sudah mencukupi kebutuhan penduduk di Desa Kalisidi. Sementara untuk

fasilitas-fasilitas yang ada di obyek wisata curug Benowo belum cukup memadai

misalnya, aksesbilitas untuk menuju ke curug benowo sendiri masih berupa jalan

setapak dan hutan lebat.

Page 17: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)

Kendala yang dihadapi oleh Desa Kalisidi diantaranya adalah

1. Belum baiknya infrastruktur jalan dan jembatan

2. Saluran irigasi pertanian belum baik

3. Terbatasnya fasilitas publik

4. Belum adanya jalan usaha tani/ produksi

5. Terbatasnya pendampingan usaha peternakan berbasis masyarakat

6. Kebutuhan permodalan dengan skema bunga ringan

7. Belum terjalinnya kemitraan dengan swasta dan pemerintah

Infrastruktur yang terdapat di wilayah Desa Kalisidi Kecamtan Ungaran Barat

Kabupaten Semarang selama ini belum menunjang karena fasilitas yang ada di lokasi

obyek wisata curug Benowo belum tersedia seperti ketersediaan angkutan umum,

prasarana jalan menuju obyek wisata yang masih belum memadai untuk

pengembangan pariwisata di curug Benowo, sementara untuk jalan menuju ke curug

benowo hanya ada jalan setapak yang sangat berbahaya ,pengunjung harus berjalan

hati-hati untuk dapat menuju curug benowo, karena lokasi yang berbahaya dan

memerlukan pengamanan yang ketat. Akses untuk menuju lokasi sangat mengerikan

karena jalan sempit dan tidak ada pagar, dikelilingi jurang dan sungai. Jika hujan

lebat,maka jalan akan licin dan rawan untuk tertimpa pohon atau terjatuh ke jurang

atau sungai. Untuk transportasi juga hanya mengantar sampai ujung desa,dari ujung

desa ke lokasi curug tidak ada angkutan umum. Karena dari pemerintah setempat

tidak menyediakan angkutan umum untuk ke lokasi obyek wisata. Banyak

pengunjung menggunakan kendaraan pribadi diantaranya motor pribadi dan ojek

menuju lokasi . Kemudian komunikasi juga sulit karena sinyal tidak menjangkau

secara lancar.

Page 18: Dampak Infrastruktur Terhadap Permintaan Pariwisata Curuk Benowo (Autosaved)