Dampak Apel Impor

3
Mengkonsumsi buah setiap hari sangat bermanfaat untuk kesehatan. Konsumsi buah telah menjadi gaya hidup orang kebanyakan. Ada dua jenis buah yakni buah lokal dan buah impor.Namun kebanyakan dari konsumen sekarang ini lebih memilih buah impor dibanding buah lokal itu sendiri. Minat konsumen buah Indonesia terhadap buah lokal sangat rendah. Konsumen cenderung untuk membeli buah impor. Buah lokal memang kebanyakan bermutu rendah. Itulah sebabnya sedikit sekali buah lokal yang bisa masuk ke supermarket. Sebagai konsumen sering kita tertipu saat membeli buah lokal. Selain karena mutu buah lokal masih belum baik, konsumen memilih buah impor karena gengsi. Rasanya lebih bangga menenteng buah apel Washington atau peer Jianglie daripada membeli apel Malang. Lebih bangga membawa jeruk murcot daripada membeli jeruk Pontianak Penyebab utama buah lokal tidak bisa bersaing adalah kebijakan perbuahan yang tidak memihak produksi buah lokal. Seperti kebijakan di bidang pertanian lainnya yang tidak berpihak pada produksi lokal, demikian pula kebijakan perbuahan Indonesia. Pemerintah tidak membuat kebijakan yang bisa ’memproteksi’ buah lokal. Selama buah impor masih membanjiri pasar lokal, maka buah lokal tak akan mampu bersaing. Penjual apel Malang menuturkan bahwa penjualan apel impor mendominasi hingga 70% dibandingkan apel malang. Dominasi itu terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Ada beberapa masalah mengapa apel impor lebih diminati pembeli daripada apel asli Malang atau apel lokal lainnya.

description

Dampak Apel Impor Terhadap Produk Apel Lokal

Transcript of Dampak Apel Impor

Page 1: Dampak Apel Impor

Mengkonsumsi buah setiap hari sangat bermanfaat untuk kesehatan. Konsumsi buah

telah menjadi gaya hidup orang kebanyakan. Ada dua jenis buah yakni buah lokal dan buah

impor.Namun kebanyakan dari konsumen sekarang ini lebih memilih buah impor dibanding

buah lokal itu sendiri.

Minat konsumen buah Indonesia terhadap buah lokal sangat rendah. Konsumen

cenderung untuk membeli buah impor. Buah lokal memang kebanyakan bermutu rendah.

Itulah sebabnya sedikit sekali buah lokal yang bisa masuk ke supermarket. Sebagai konsumen

sering kita tertipu saat membeli buah lokal. Selain karena mutu buah lokal masih belum baik,

konsumen memilih buah impor karena gengsi. Rasanya lebih bangga menenteng buah apel

Washington atau peer Jianglie daripada membeli apel Malang. Lebih bangga membawa jeruk

murcot daripada membeli jeruk Pontianak

Penyebab utama buah lokal tidak bisa bersaing adalah kebijakan perbuahan yang tidak

memihak produksi buah lokal. Seperti kebijakan di bidang pertanian lainnya yang tidak

berpihak pada produksi lokal, demikian pula kebijakan perbuahan Indonesia. Pemerintah

tidak membuat kebijakan yang bisa ’memproteksi’ buah lokal. Selama buah impor masih

membanjiri pasar lokal, maka buah lokal tak akan mampu bersaing.

Penjual apel Malang menuturkan bahwa penjualan apel impor mendominasi hingga

70% dibandingkan apel malang. Dominasi itu terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Ada

beberapa masalah mengapa apel impor lebih diminati pembeli daripada apel asli Malang atau

apel lokal lainnya.

Pertama, harga apel impor bersaing dengan apel lokal Malang  yaitu sekitar Rp 15.000

per kilogram (kg), sedangkan apel Malang dipatok dengan harga yang sama. Selain itu

ukuran apel impor lebih menarik dan lebih besar. Kemasan apel Malang dinilai juga kalah

bagus dibandingkan apel impor. Perkara seperti ini tentu menjadi masalah bagi penjual buah

apel asli Malang atau apel lokal lainnya. Jika dibandingkan dengan apel impor, Apel Malang

memiliki rasa yang lebih enak dan kandungan gizi yang tidak kalah. Namun karena kalah

bersaing, tak jarang petani apel Malang yang kalah bersaing harus gulung tikar dan beralih

profesi menanam tanaman lain.

Akibat banyak petani apel yang beralih menanam buah, banyak petani apel yang harus

mengambil suplai apel sampai keluar daerahnya. Karena jarak pengambilan suplai apel yang

lebih jauh, pihak petani pun harus merogoh uang lebih banyak untuk ongkos transportasi.

Indonesia tidak membatasi peredaran buah impor. Buah impor bisa beredar sampai ke

pedesaan, bahkan sampai ke sentra produksi. Buah lokal kebanyakan dipanen dari alam oleh

petani sebagai kegiatan sambilan. Belum banyak petani yang benar-benar mengusahakan

Page 2: Dampak Apel Impor

buah sebagai bisnis utamanya. Karena dikerjakan sebagai sebuah kegiatan sambilan, maka

kebanyakan petani buah Indonesia tidak terdidik dalam bisnis buah. Mereka tidak

mengerti Good Agriculture Practice yang saat ini menjadi persyaratan untuk bisa masuk ke

pasar modern. Mereka juga tidak paham tentang cara panen dan paska panen. Akibatnya

mutu buah menurun drastis pada fase pasca panen dan saat pengangkutan.