Laporan Praktikum Cuka Apel

24
1 LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI I. Judul Percobaan : Cuka Apel II.Tujuan Percobaan : Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah apel dengan proses fermentasi. III. Dasar Teori Apel Apel adalah jenis buah-buahan, atau buah yang dihasilkan dari pohon buah apel. Buah apel biasanya berwarna merah kulitnya jika masak dan (siap dimakan), namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau kuning. Kulit buahnya agak lembek, daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di dalamnya. Orang mulai pertama kali menanam apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak daerah di dunia yang suhu udaranya lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya adalah keturunan dari Malus sieversii asal Asia Tengah, dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar). Jenis – jenis apel antara lain: 1. Apel Granny Smith Apel ini berasal dari daratan Australia yang beriklim subtropis. Namun, apel ini juga dapat tumbuh baik di Batu, Malang, Jawa Timur. Buahnya berbentuk bulat dengan pangkal dan ujung buah

Transcript of Laporan Praktikum Cuka Apel

Page 1: Laporan Praktikum Cuka Apel

1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

I. Judul Percobaan : Cuka Apel

II. Tujuan Percobaan : Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah

apel dengan proses fermentasi.

III. Dasar Teori

Apel

Apel adalah jenis buah-buahan, atau buah yang dihasilkan dari pohon buah

apel. Buah apel biasanya berwarna merah kulitnya jika masak dan (siap dimakan),

namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau kuning. Kulit buahnya agak lembek,

daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di dalamnya. Orang mulai

pertama kali menanam apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak

daerah di dunia yang suhu udaranya lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam

bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya adalah keturunan dari Malus

sieversii asal Asia Tengah, dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel

hutan/apel liar). Jenis – jenis apel antara lain:

1. Apel Granny Smith

Apel ini berasal dari daratan Australia yang beriklim subtropis. Namun, apel

ini juga dapat tumbuh baik di Batu, Malang, Jawa Timur. Buahnya berbentuk

bulat dengan pangkal dan ujung buah berlekuk dangkal. Kulit buah yang telah

matang berwarna hijau kekuningan dan dihiasi dengan bintik-bintik berwarna

putih. Pada bagian pangkalnya warna kulit ini bercampur dengan warna

cokelat kemerahan. Daging buahnya berwarna putih dengan tekstur halus dan

agak keras. Apel yang rasanya manis segar dengan aroma yang tajam ini

memiliki kandungan air yang banyak.

2. Apel Rome Beauty 

Apel ini disebut juga apel hijau atau apel Australia. Ciri khasnya terletak pada

warna kulit buah yang tetap hijau kekuningan meskipun sudah masak.

Buahnya berbentuk agak bulat dengan lekukan di bagian ujung relatif dalam.

Berat rata-rata tiap buah sekitar 175 g. Daging buah keras, bertekstur halus,

dan beraroma kuat dengan warna putih. Rasanya segar sedikit asam. Tanaman

Page 2: Laporan Praktikum Cuka Apel

2

yang umurnya sudah mencapai tujuh tahun produksinya dapat mencapai 30-40

kg per pohon per musim.

3. Apel Gala

Di Indonesia kultivar ini dijual dengan nama apel lengkeng Prancis. Apel ini

pertama kali ditemukan di New Zealand pada tahun 1934 oleh J.H. Kidd dari

Greytown. Gala hasil silangan antara kidd's orange red dengan golden

delicious. Seleksi berlangsung sampai tahun 1939. Pada tahun 1960 kultivar

itu mulai dikenal orang, meskipun nama gala baru dibuat pada tahun 1965.

Ukuran buah apel gala 61 x 58 mm. Bentuknya oblong conical. Kulitnya hijau

kemerahan dengan semburat kuning. Daging buahnya berwarna putih.

Buahnya keras, tetapi teksturnya lembut dan berair banyak. Dibandingkan red

delicious, gala terasa sedikit lebih asam. Turunan dari apel gala sudah banyak.

Contohnya imperial gala, regal prince gala, regal queen gala, galaxy gala,

scarlet gala, gala go red, dan royal gala.

4. Apel Manalagi

Apel ini disukai karena rasa daging buahnya manis walaupun belum matang

dan aromanya kuat. Teksturnya agak liat dan kurang kandungan airnya. Warna

daging buahnya putih kekuningan. Buahnya berbentuk agak bulat dengan

ujung dan pangkal berlekuk dangkal. Diameter buah antara 4-7 cm dan berat

75-160 g per buah. Kulit buah berwarna hijau muda kekuningan saat matang.

Produksi rata-rata per pohon 75 kg.

Buah apel dapat dimakan mentah secara langsung atau melalui berbagai

hidangan seperti salad buah dan custard. Jus apel juga minuman umum di seluruh

dunia. Beberapa kegunaan buah apel bagi kesehatan dan pengobatan:

1. Pencernaan: buah apel yang kaya serat membantu dalam pencernaan.

Konsumsi apel secara teratur memastikan gerakan usus halus dan membantu

dalam mencegah consitipation dan gangguan perut.

2. Anemia: buah apel berguna dalam treting anemia. Anemia adalah kekurangan

hemoglobin dalam darah yang dapat ditingkatkan dengan asupan zat besi

makanan yang kaya seperti apel.

Page 3: Laporan Praktikum Cuka Apel

3

3. Kelemahan: buah apel dikenal untuk menghilangkan kelemahan dan

menambah kekuatan dan vitalitas orang-orang lemah. Oleh karena itu, sering

diberikan kepada pasien untuk membantu mereka cepat sembuh dari penyakit

mereka. Jika ingin mendapatkan berat badan, apel harus menjadi bagian dari

diet sehari-hari. Hal ini juga membantu dalam mendetoksifikasi tubuh dan

meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

4. Perawatan gigi: makan apel membantu dalam membersihkan gigi dan gusi. Ini

mengurangi kejadian gigi berlubang pada gigi. Ketika makan apel, serat di

dalam apel membersihkan gigi, sedangkan sifat antivirus buah menjaga

bakteri dan virus pergi.

5. Penyakit jantung: buah apel menurunkan tingkat kolesterol dan karena itu

bermanfaat bagi jantung.

6. Rematik: pasien yang menderita rematik bisa mengkonsumsi apel yang sangat

berguna dalam proses penyembuhan.

7. Gangguan mata: buah apel diyakini membuat mata yang kuat dan

meningkatkan penglihatan yang bagus. Hal ini juga membantu dalam

mengobati rabun senja.

8. Perawatan kulit: menyisipkan apel dan madu atau apel dan susu bila

diterapkan pada peningkatan kulit bersinar dan sehat.

9. Membantu dalam mengobati asam urat, dan disentri. Penelitian terbaru juga

mengungkapkan bahwa apel memiliki bahan kimia seperti flavonoid dan

polifenol yang dapat membantu melawan kanker.

Cuka Apel

Cuka apel merupakan sejenis senyawa ataupun larutan yang dihasilkan dari

sari apel yang kemudian difermentasikan menggunakan sejenis ragi. Namun, agar

apel tersebut menghasilkan hasil sari ekstrak yang banyak dan juga bagus, ada

beberapa syarat yang harus dimiliki apel tersebut. Terutama kandungan zat-zat

yang terdapat di dalamnya. Ada beberapa syarat kandungan yang harus dimiliki

apel tersebut agar menghasilkan sari cuka apel yang berkualitas tinggi dan bagus.

Page 4: Laporan Praktikum Cuka Apel

4

Selain,tampilan luar dari pada apel yang harus segar, bersih, dan tampak mulus.

Ada beberapa syarat lain, yaitu :

1. Kandungan Pektin

Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang dihubungkan oleh

ikatan â -1,4 glikosidik. Sebagian gugus karboksil pada polimer pektin

mengalami esterifikasi dengan metil (metilasi) menjadi gugus metoksil.

Senyawa ini disebut sebagai Asam pektinat atau Pektin. Asam pektinat ini

bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel seperti yang

terjadi pada pembuatan selai. Pada Asam pektat, gugus karboksil Asam

galakturonat dalam ikatan polimernya tidak teresterkan. Asam pektat dalam

jaringan tanaman terdapat sebagai Kalsium (Ca) atau Magnesium pektat.

Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam pektat.

Dalam bentuk garam, Pektin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula dan

asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah Asam pektinat yang

sebagian besar gugusan karboksilnya bebas tidak teresterkan. Pektin dengan

metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua.

Untuk membentuk gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi (biasanya gula)

dan harus ditambahkan asam dengan jumlah yang cocok.

2. Kandungan glukosa

Glukosa, suatu gula Monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting

yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa

merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk

alami (D-glukosa) disebut juga Dekstrosa, terutama pada industri pangan.

Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (α-D-glukopiranosa)

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah Heksosa, Monosakarida yang

mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung

gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang

disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam.

Page 5: Laporan Praktikum Cuka Apel

5

Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan

hidrogen kecuali atom ke limanya, yang terikat pada atom karbon ke enam di

luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam

kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026%

pada pH 7. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana

dalam biologi. Glukosa tidak seperti fruktosa, begitu banyak digunakan.

Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga

akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif.

3. Kandungan vitamin dan mineral

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil

yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak

dapat dihasilkan oleh tubuh. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang

enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh

enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat

bertumbuh dan berkembang secara normal. Secara garis besar, vitamin dapat

dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air

dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut

dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E,

dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan

disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Berbeda

dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin yang larut dalam air

hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang

bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin

yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian

tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh

bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin

larut air secara terus-menerus. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh

tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut

antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam

pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).

Page 6: Laporan Praktikum Cuka Apel

6

Empat hal ini merupakan kriteria yang wajib dipenuhi dalam sebuah cuka

apel, yaitu :

1. Harus berwarna keruh kecoklatan. Hal ini menunjukkan cuka apel

benar-benar terbuat dari buah apel murni yang matang pohon. Kematangan

apel ini sangat berpengaruh terhadap manfaat dan kekhasiatan dari cuka apel

itu sendiri. Jadi jika Anda beroleh cuka apel yang bening, itu berarti

kandungan apelnya sedikit dan manfaatnya pun bisa dibilang hampir tidak

ada.

2. Harus memiliki aroma khas apel dan berbau seperti tape.

Menunjukkan proses fermentasi berjalan secara alami, yaitu kurang lebih 35

hari. Jika Anda menemui cuka apel yang berbau pecing, agak busuk atau

aroma apelnya kurang terasa, itu berarti proses fermentasi yang terjadi kurang

sempurna.

3. Harus memiliki endapan " mother " dibawah botol. Endapan atau

"mother" ini mutlak harus ada. Karena ini adalah biang cuka apel. Disinilah

banyak terkandung unsur sehat yang sangat bermanfaat untuk menggempur

berbagai penyakit. Jika endapan ini tidak ada, maka cuka apel ini pantas

dipertanyakan.

4. Bersifat pekat dan tidak bisa diminum langsung. Jadi, cara

minumnya harus diencerkan dulu dengan air matang. Cuka apel yang siap saji

boleh dikonsumsi, tapi tentu berbeda manfaatnya dengan yang murni.

Beberapa kandungan nutrisi, vitamin dan mineral dalam cuka apel adalah

asam amino, kalium (potasium), magnesium, kalsium, vitamin dan beta karoten,

zat asam serta enzim dan pektin. Komponen cuka apel kaya serat dan

mengandung potasium yang berfungsi menjaga keseimbangan tingkat potasium

(sodium dalam tubuh). Cuka apel mengandung banyak nutrisi menyehatkan,

seperti beta karoten (sejenis antioksidan penengkal kanker), boron (bekerja seperti

estrogen untuk mencegah hilangnya mineral dari tulang, membantu

pendayagunaan vitamin D), kalsium (menjaga tulang dan gigi tetap kuat dan

sehat, membantu mengatur kerja jantung), berbagai enzim (membantu pencernaan

makanan), zat besi (memainkan peran di dalam sistem kekebalan tubuh dan

Page 7: Laporan Praktikum Cuka Apel

7

penting untuk kemampuan mengingat), magabesa (penting untuk menjaga tingkat

kolesterol), karbohidrat dan asam amino (mencegah pikun). Cuka apel membantu

menjaga keseimbangan asam/alkali dalam tubuh. Asam hidroklorit pada cuka apel

dapat membantu pencernaan.

IV. Alat dan Bahan

Alat

1. Pisau

2. Kompor

3. Panci

4. Blender

5. Kain saring

6. Baskom

7. Timbangan

8. Botol

Bahan

1. Apel ½ kg

2. Gula 125 gr

3. Air 1,5 liter

4. Ragi roti

V. Prosedur Percobaan

1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis dan

dihaluskan. Apel yang telah dihaluskan tersebut direbus dengan air

sampai mendidih.

2. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula.

Biarkan selama 30 menit agar aroma buah apel keluar.

3. Kemudian angkat dan saring airnya. Setelah dingin

sari apel dimasukkan ke dalam botol.

4. Tutup botol kaca rapat-rapat agar tidak terjadi

kontaminasi dari luar.

5. Biarkan sari apel dingin dalam botol kaca, lalu

tambahkan ragi, dan tutup kembali agar proses fermentasi terjadi dan

terbentuk alkohol.

Page 8: Laporan Praktikum Cuka Apel

8

6. Tunggu 1–2 minggu hingga terbentuk alkohol,

kemudian buka tutup botol dan gantikan dengan kain kasa agar terjadi

fermentasi anaerob.

7. Fermentasikan lagi selama kurang lebih 2 minggu.

Hal ini berguna untuk memhuat kualitas cuka berada pada pH asam 3–4.

Semakin lama fermentasi dilakukan, maka semakin baik kualitas cuka

yang diperoleh.

8. Setelah cuka apel siap dikemas, lakukan pasteurisasi

untuk mematikan mikroba pembentuk asam. Cuka apel siap untuk

digunakan.

VI. Hasil Pengamatan

Buah apel hijau diiris tipis-tipis lalu dihaluskan dengan menggunakan blender,

kemudian ditambahkan air dan direbus sampai mendidih. Dari hasil pemanasan

diperoleh sari buah apel yang berwarna kuning kecoklatan dan beraroma asam,

kemudian gula dimasukkan dan diaduk-aduk selama 30 menit. Reaksinya adalah

seabagai berikut : Gula Etanol Cuka apel.

Setelah didinginkan, sari buah apel yang berwarna kuning kecoklatan dan

berasa asam disaring atau dipisahkan dari rebusan apelnya. Sari apel dimasukkan

dalam botol, diberi ragi ± 1 gram.

Sebelum fermentasi :

Kegiatan Kondisi Hasil pegamatan

Perebusan irisan apel yang halus Hingga suhu mendidih Aroma apel mulai tercium

Penambahan gula pasir Kompor dimatikan Larutan berbau menyengat

Penambahan ragi roti Suhu kamar Ragi mengendap didasar botol

Page 9: Laporan Praktikum Cuka Apel

9

VII.Reaksi

Persamaan reaksi kimianya:

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan : 118 kJ/mol)

Dijabarkan menjadi : Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) +

Karbon dioksida + Energi (ATP)

Fermentasi pada cuka apel dilakukan dengan 2 tahap yaitu, fermentasi alkohol dan

fermentasi asam asetat (asetilasi). Pada fermentasi alkohol, beberapa mikroba

mengalami peristiwa pembebasan energi karena asam piruvat diubah menjadi

asam asetat dan CO2 selanjutnya asam asetat diubah menjadi alkohol. Reaksinya:

a. Gula (C6H12O6) → asam piruvat (glikolisis)

b. Dekarboksilasi asam piruvat : Asam piruvat → asetaldehid + CO2.

c. Asetaldehid oleh alkohol dehidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).

2 CH3CHO + 2 NADH2 → 2 C2H5OH + 2 NAD

Reaksi diatas menjadi :

C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + ATP

Pada fermentasi asam asetat, berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini

dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.

Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh

fermentasi alkohol secara anaerob. Jika diberikan oksigen yang cukup, bakteri-

bakteri ini dapat memproduksi cuka dari sari buah apel. Reaksinya adalah sebagai

berikut : aerob

Page 10: Laporan Praktikum Cuka Apel

10

C6H12O6 →2 C2H5OH 2 CH3COOH + H2O + 116 kal

Proses fermentasi menjadi cuka adalah suatu proses yang panjang yang diawali

oleh senyawa berbahan dasar jenis gula (karbihidrat) melalui proses yang disebut

dengan glikolisis yang kemudian diubah menjadi produk akhir adalah :

Piruvat → Asetalaldehid →Alkohol → Cuka

VIII. Pembahasan

Pada percobaan kali ini adalah mengenai cuka apel. Pemilihan buah apel

yang baik untuk diolah menjadi cuka apel adalah jenis apel yang berwarna hijau

dan rasanya lebih asam. Hal ini bertujuan agar rasa dan aroma khas dari buah apel

lebih dominan sehingga tidak meninggalkan cita rasa buah apel aslinya. Ragi yang

digunakan pada proses pembuatan cuka apel adalah ragi roti. Ragi roti yang

digunakan mengandung mikroorganisme agar proses fermentasi dapat terjadi.

Mikroorganisme yang digunakan adalah Saccharomyces Sp.

Cuka apel ini dibuat dari sari buah apel yang ditambahkan dengan gula

dan ragi roti. Sari buah apel disini dibuat dari buah apel yang diiris tipis-tipis yang

kemudian dihaluskan dan ditambahkan dengan aquadest yang kemudian

dipanaskan diatas kompor. Proses pemanasan apel dilakukan hingga mendidih,

proses ini dilakukan untuk mengambil sari atau kandungan yang terdapat dalam

buah apel sampai aroma khas dari buah apel dapat dirasakan oleh indra

penciuman. Larutan ini harus sering diaduk agar lebih banyak sari apel yang

terlarut. Setelah mendidih, sari buah apel ini kemudian ditambahkan dengan gula

dan dipanaskan lagi sampai tercium aroma apelnya. Gula ini harus benar-benar

larut dalam larutan. Gula yang ditambahkan bertujuan agar proses fermentasi

dapat berjalan lebih efektif pada saat penambahan mikroba sehingga aroma apel

dapat keluar lebih banyak. Selain itu juga dibutuhkan dalam proses fermentasi,

dimana glukosa akan diubah menjadi etanol dan selanjutnya diproses untuk

membentuk asam asetat (cuka apel).

Setelah rebusan apel dipisahkan dari larutannya, larutan yang masih panas

didinginkan terlebih dahulu. Pada waktu didinginkan, larutan ini direndam di

Bakteri Asam Cuka Asam CukaGlukosa

Page 11: Laporan Praktikum Cuka Apel

11

dalam air dan sekali-sekali air yang digunakan untuk merendam larutan ini diganti

bila airnya sudah panas. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses

pendinginan. Pendinginan ini bertujuan agar proses fermentasi dapat berlangsung,

karena apabila masih panas maka bakteri pada ragi akan mati dan asam yang

diinginkan tidak terbentuk. Setelah dingin, larutan disaring agar sisa-sisa apel

yang tidak berubah menjadi larutan dapat diambil. Proses penyaringan

menggunakan kain saring dan didapat sari apel yang kita inginkan.

Sari apel dimasukkan ke dalam botol dan diberi ragi. Bakteri yang terdapat

diragi adalah Saccharomyces cereviseae. Botol harus ditutup rapat-rapat agar

proses fermentasi tidak terkontaminasi udara bebas atau zat lain pada lingkungan

sekitar, karena proses ini merupakan proses anaerob (tidak memerlukan oksigen)

yang menghasilkan gas CO2. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya

gelembung-gelembung gas kecil yang merupakan gas CO2 setelah penambahan

ragi roti pada larutan sari apel ini. Proses pembuatan cuka apel adalah fermentasi

anaerob, maka proses penutupan untuk pembuatan cuka apel ini ditutup rapat

sehingga dipakailah tutup yang rapat sebagai penutup botol tempat cuka apel

berada.

Ada beberapa kriteria yang wajib dipenuhi dalam cuka apel, yaitu harus

berwarna keruh kecoklatan, memiliki aroma khas apel dan berbau seperti tape,

harus memiliki endapan " mother " dibawah botol serta bersifat pekat dan tidak

bisa diminum langsung. Kriteria yang pertama adalah arus berwarna keruh

kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa cuka apel benar-benar terbuat dari buah

apel murni yang matang dipohon. Kematangan apel ini sangat berpengaruh

terhadap manfaat dan kekhasiatan dari cuka apel itu sendiri. Jadi jika cuka apel

yang dihasilkan bening, itu berarti kandungan apelnya sedikit dan manfaatnya pun

bisa dibilang hampir tidak ada. Kriteria yang kedua adalah harus memiliki aroma

khas apel dan berbau seperti tape. Menunjukkan proses fermentasi berjalan secara

alami, yaitu kurang lebih 35 hari. Jika cuka apel yang dihasilkan berbau pecing,

agak busuk atau aroma apelnya kurang terasa, itu berarti proses fermentasi yang

terjadi kurang sempurna. Kriteria yang ketiga adalah harus memiliki endapan

(mother) dibawah botol. Endapan (mother) ini mutlak harus ada. Karena ini

Page 12: Laporan Praktikum Cuka Apel

12

adalah biang cuka apel. Disinilah banyak terkandung unsur sehat yang sangat

bermanfaat untuk menggempur berbagai penyakit. Kriteria yang keempat yaitu

bersifat pekat dan tidak bisa diminum langsung, sehingga cara minumnya harus

diencerkan dulu dengan air matang. Cuka apel yang siap saji boleh dikonsumsi,

tapi tentu berbeda manfaatnya dengan yang murni.

Penyajian apel dalam bentuk cuka berkaitan dengan pengoptimalan zat

yang terkandung dalam buah apel. Melalui proses fermentasi, kandungan

nutrisinya bertambah kaya, terutama enzim dan asam amino. Dalam pembuatan

cuka apel ini, alat-alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu menggunakan

air, selanjutnya disterilkan menggunakan air panas atau dengan mengkukus alat-

alat yang akan digunakan. Hal ini dilakukan agar larutan tidak mengandung

mikroorganisme lain yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi dan bila

ada salah satu yang tidak steril, maka proses fermentasi ini tidak akan berhasil.

Page 13: Laporan Praktikum Cuka Apel

13

IX. Kesimpulan

1. Cuka apel adalah salah satu produk yang dihasilkan dari buah apel

melalui proses fermentasi menggunakan Saccharomyses cerevisiae.

2. Dalam proses pembuatan asam asetat dari apel ini melalui tahapan

glukosa menjadi alkohol kemudian dikonversi menjadi asam asetat.

3. Apel yang bagus untuk dibuat menjadi cuka apel adalah apel yang

mengandung banyak kandungan glukosa atau yang mengandung banyak

kandungan gula, misalnya apel Malang.

4. Proses fermentasi pada percobaan ini harus terhindar dari lingkungan

sekitar dan dengan suhu rendah/suhu kamar. Sehingga tidak akan

mengganggu ataupun juga bisa membunuh bakteri pada ragi yang dapat

menyebabkan proses fermentasi menjadi gagal.

5. Fermentasi yang dilakukan termasuk dalam fermentasi anaerob karena

setelah penambahan mikroba, cuka apel ditutup dengan rapat untuk

mengkondisikan agar tidak ada oksigen.

6. Penambahan gula pasir bertujuan untuk membantu agar proses

fermentasi dapat berlangsung lebih efektif pada saat penambahan

mikroba, dimana glukosa akan diubah menjadi etanol dan selanjutnya

diproses agar terbentuk asam asetat (cuka apel).

7. Fermentasi pada cuka apel dilakukan dengan 2 tahap yaitu, fermentasi

alkohol dan fermentasi asam asetat (asetilasi). Pada fermentasi alkohol,

beberapa mikroba mengalami peristiwa pembebasan energi karena asam

piruvat diubah menjadi asam asetat dan CO2 selanjutnya asam asetat

diubah menjadi alkohol.

Page 14: Laporan Praktikum Cuka Apel

14

X. Daftar Pustaka

Dahlan, H.M.Hatta. 2011. Penuntun praktikum Teknologi Bioproses.

Laboratorium Teknologi Bioproses: Universitas Sriwijaya.

Prawirahartono, S. 1991. Pelajaran SMA Biologi. Erlangga: Jakarta.

Ratna Djuita. 1990. Penuntun praktikum Mikrobiologi. Laboratorium

Mikrobiologi : Fakultas Teknik Unsri.

Volk dan Wheeler, “Mikrobiologi Dasar I “.1993, Erlangga,Jakarta.

Page 15: Laporan Praktikum Cuka Apel

15

XI. Gambar Alat

Pisau

Kompor

Panci

Blender

Baskom

Timbangan

Page 16: Laporan Praktikum Cuka Apel

16

Botol