DAFTAR ISI - · PDF fileB11 Penerapan Framework Fast Pada Pengembangan Sistem Informasi Pola...
Transcript of DAFTAR ISI - · PDF fileB11 Penerapan Framework Fast Pada Pengembangan Sistem Informasi Pola...
v
DAFTAR ISI
Kata Sambutan Ketua Pelaksana ii
Kata Sambutan Dekan Fakultas Teknologi Informasi iii
Susunan Panitia iv
Daftar Isi v
A. ALGORITHM, INTELLIGENT SYSTEM, COMPUTATIONAL
A1 Pengaruh Data Acak Pada Tingkat Kecocokan Konstruksi Struktur
Bayesian Network Dengan Menggunakan Algoritma Hybrid
Ilham 1
A2 Identifikasi DNA dengan Rantai Markov Orde Satu dan Probabilistic
Neural Network
Toto Haryanto,
Habib Rijzaani,
Muhammad Luthfi Fajar
8
A3 Penerapan Pembelajaran Terawasi Pada Algoritma Jaringan Syaraf
Tiruan Hopfield Untuk Pemanggilan Ulang Pola Huruf Kapital
Sabam Parjuangan 14
A4 Aplikasi Clustering Data Berukuran Besar dan Berdimensi Tinggi
Berdasarkan Jarak
Edo Aria Putra Mawardi,
Dyah Erny Herwindiati,
Herlina Abdullah
19
A5 Optimasi Model Pengontrol Ekson Berbasis HMM Dengan
Preprocessing Data Menggunakan Fuzzy C Mean
Binti Solihah,
Suhartati Agoes,
Alfred Pakpahan
26
A6 Identifikasi Pola Spasial Daerah Rawan Pangan Di Kabupaten Minahasa
Tenggara Menggunakan Moran’s I
Constantina A. Widi P 33
A7 Kompresi Data Untuk Menghemat Bandwidth Dengan Menggunakan
Algoritma Deflate
Angel Louren Paat,
Eko Sediyono,
Adi Setiawan
42
A8 Rekayasa Sistem Antrian dengan Disiplin Non-Preemtive Priority
Service untuk Peningkatan Pelayanan Pasien di Puskesmas
Banguntapan II
Dison Librado,
Cosmas Haryawan
47
A9 Perancangan Penterjemah Bahasa Indonesia Ke Bahasa Daerah
Dilengkapi Pemeriksaan Kalimat Ambigu
Dewi Soyusiawaty 54
A10 Penerapan Metode Eigen Window Untuk Pendeteksian Sel Darah Putih Anthony Domenico,
Lina,
Arlends Chris
62
A11 Pemanfaatan E-Konseling Diagnosa Gangguan Psikologi Klinis Masayu Jamilah, 68
vi
Wawan Nurmansyah
A12 Pembangunan M-Konseling Psikologi Klinis Rita Wiryasaputra,
Rendra Gustriansyah,
Wawan Nurmansyah
74
A13 Perancangan Program Edugame Mini Zoo Land Untuk Siswa Taman
Kanak-Kanak
Jeanny Pragantha,
Helmy Thendean,
Sindy Kosasi
79
B. INFORMATION SYSTEM
B1 Pembelajaran Sistem Kolaboratif Online Berbasis Knowledge
Construction
Puspa Setia Pratiwi 1
B2 Social Network Analysis: Collaborative Network Penyuluh Pertanian
Dalam Mendukung Program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan
Bentar Priyopradono 10
B3 Data Warehouse Sebagai Basis Analisis Data Akademik Perguruan
Tinggi
Mewati Ayub,
Tanti Kristanti,
Maresha Caroline
18
B4 Pemanfaatan Digital Technology Untuk Pembelajaran Matematika
Anak Usia Sekolah Dasar Menggunakan Teori TAM dan Otomatisasi
Sugeng Astanggo,
Jap Tji Beng,
Sri Tiatri
26
B5 Association Rules Untuk Mendukung Strategi Pelayanan Publik Dan
Sistem E-Government
Zyad Rusdi,
Dedi Trisnawarman
32
B6 Data Mart Model For Human Resources Department (Recruitment
Module)
Eka Miranda 37
B7 Perancangan E-Marketing Pada PT. Rajawali Nusindo Zulfiandri
Bayu Waspodo,
Budi Wibowo,
45
B8 Model Decision Support System Penetapan Kontribusi Pendapatan Asli
Daerah
Heru Soetanto Putra 51
B9 Perancangan Data Warehouse Pada Biro Travel PT. AKZ Dewi Wuisan,
Heru Soetanto Putra,
Evaristus Didik
Madyatmadja
59
B10 Studi Kelayakan Sistem Informasi Bank ASI berbasis Syariah di Jakarta Agung Sediyono,
Binti Solihah
64
vii
B11 Penerapan Framework Fast Pada Pengembangan Sistem Informasi Pola
Karir
Iwan Rijayana,
Dodo Prawira Pradana
69
B12 Pengembangan Sistem Informasi Akademik dengan menggunakan
Visualisasi Dashboard Sistem (SIAT)
Edi Setiawan 77
C. NETWORK, DISTRIBUTED, INSTRUMENTATION
C1 Implementasi Microcontroller Sebagai Detektor Asap Rokok Sederhana Syifaul Fuada,
Citta Anindya,
Faishol Badar,
Dian Shofiyulloh
1
C2 Perancangan Alat Pemberi Makan Binatang Otomatis Jimmy Agustian Loekito ,
Andrew Sebastian Lehman
8
C3 Pemodelan Helipad Menggunakan Microcontroller Andrew Sebastian Lehman 13
C4 Analisis Forensika Digital Pada Sony Playstation Portable Untuk
Mendukung Pembuktian Pelanggaran Hak Cipta Pada Game Console
Yudi Prayudi ,
Reza Febryan Alexandra
18
C5 Model Digital Forensic Readiness Index (DiFRI) Untuk Mengukur Tigkat
Kesiapan Institusi Dalam Menanggulangi Aktifitas Cyber Crime
Tri Widodo ,
Yudi Prayudi
24
C6 Analisis Dan Perancangan Sistem Absensi Berbasis Global Positioning
Sytem (GPS) Pada Android 4.x
Fransiskus Adikara 30
C7 Sistem Monitoring Pengatur Intensitas Cahaya, Suhu Dan Kelembaban
Ruangan Terintegrasi Berbasis Web Untuk Metode Manajemen Energi
Riki Ruli A Siregar,
Delinawati Manurung
37
C8 Analisis Perbandingan Qos Wireless Router Asus Wl-520gu, Tp Link Td-
W8101g, Dan Linksys Wrt54gl Pada Streaming Video On Demand
Reqi Rangga Raditya,
Agung Sediyono
45
C9 Pemanfaatan Cloud Computing dalam Google Maps Untuk Pemetaan
Informasi Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Minahasa Tenggara
Leonardo Refialy,
Eko Sediyono,
Adi Setiawan
52
C10 Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan FTP dan E-Learning
Server
Kori Cahyono 59
C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013
52
PEMANFAATAN CLOUD COMPUTING DALAM GOOGLE
MAPS UNTUK PEMETAAN INFORMASI ALIH FUNGSI LAHAN
DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
Leonardo Refialy1), Eko Sediyono
2), Adi Setiawan
3)
1,2)
Magister Sistem Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, 50711- Indonesia email :
;
3) Fakultas Sain dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, 50711- Indonesia email :
ABSTRACT Dalam pertanian, produksi tanaman pangan
merupakan salah satu faktor yang menentukan ketahanan
pangan suatu daerah. Paper ini membahas pemetaan
informasi alih fungsi lahan beserta indikator-indikator
melalui suatu peta digital untuk mempermudah
pengontrolan lingkungan produksi pangan. Sistem
informas peta digital yang dibangun memanfaatkan
Google Map API dan Teknologi ASP.NET dengan layanan
cloud computing yang disediakan sebagai sarana
penyimpanan Informasi hasil-hasil penelitian. Inovasi
teknologi di bidang pertanian ini dapat membantu upaya
peningkatan produksi pertanian wilayah kabupaten
Minahasa Tenggara. Informasi dan pengetahuan tentang
pertanian ini dibangun pada peta digital berbasis Cloud
Computing. Keuntungan layanan Peta digital dengan
Cloud Computing ini bermanfaat dalam mengurangi biaya
Teknologi Informasi (TI), menyederhanakan pengelolaan
layanan TI, dan mempercepat penghantaran layanan
informasi dan pengetahuan pertanian kepada
penggunanya baik itu petani maupun pemerintah
setempat, sehingga dapat meningkatkan produktifitas di
sektor petanian Minahasa Tenggara.
Key words cloud computing, google map API, ASP.Net
1. Pendahuluan
Informasi hasil-hasil penelitian dan inovasi teknologi
di bidang pertanian membantu upaya peningkatan
produksi komoditas pertanian, sehingga tercapai
pembangunan pertanian yang diharapkan. Dalam hal ini
Informasi dan pengetahuan tentang pertanian berupa
penyebaran informasi alih fungsi lahan di wilayah
Kabupaten Minahasa Tenggara serta faktor-faktor yang
berpengaruh dalam produksi pertanian yang relevan
memberikan informasi yang tepat guna mengontrol
lingkungan produksi pertanian.
Masalah yang akan dibahas pada naskah ini adalah
bagaimana membangun aplikasi pemetaan alih fungsi
lahan tanaman pangan di Kabupaten Minahasa Tenggara
dengan memanfaatkan google map dan google satelite
dikombinasi dengan penyediaan cloud computing. Aplikasi
ini bermanfaat bagi pengguna, baik pemerintah maupun
masyarakat petani, dalam mengetahui informasi lahan dan
alih fungsinya untuk produksi pangan, beserta faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi pertanian yang digambarkan
dalam suatu peta digital.
2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penlitian dengan judul "Developing Web_based
Tourist information Tools Using Google Map” membahas
tentang penggunaan Google Map API untuk
pengembangan aplikasi tujuan yang akan dilakukan oleh
turis atau travel agent. Aplikasi ini menyediakan tour
guide, perjalanan secara online, dan rencana perjalanan
yang akan dilakukan oleh seorang Turis. Dalam
Penelitian ini pemandu wisata menggunakan handphone
dengan layanan GPS untuk berkomunikasi dengan Google
Map dan secara real-time menyampaikan lokasi yang
akan dituju oleh turis. Rencana perjalanan yang akan
dilakukan menggambungkan tujuan perjalanan yang
spesifik dengan google Map sehingga menyajikan
rencana perjalanan yang interaktif [5].
Penelitian berikutnya berjudul “A google Map Based
Arterial Traffic Information System” yang dilakukan pada
tahun 2007. Teknologi pemetaan berbasis web dilakukan
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013 C9
53
pada sistem informasi lalulintas. Sebagian besar sistem
pemetaan hanya berfokus pada arteri atau jalan-jalan
perkotaan. Penelitian ini menyajikan real-time Google
Map Informasi Lalu lintas Arteri melaui web pada jalan
perkotaan Bellevue, Washington State. Menggunakan
Open source tools yakni Ajax untuk membuat sistem
sehinggan meminimalkan biaya pengembangan,
menggunakan desain database dan Model-
View_Controler (MVC) [11].
Penelitian dengan judul "Service-Orinted Cloud
Computing Architecture"membahas gambaran survei
asitektur Cloud Computing yang diarahkan pada Service-
Oriented Cloud Computing Architecture (SOCCA)
sehingga Cloud dapat beroperasi satu dengan yang lain.
Selai itu SOCCA juga mengusulkan desain tingkat tinggi
untuk dukungan yang lebih baik pada fitur multi_tenancy
cloud computing [9].
Penelitian oleh Eko Setia Pinardi dengan judul
"Menuju Pembangunan Berkelanjutan Melalui Cloud
Computing" membahas gambaran tentang konsep
pemanfaatan cloud computing untuk mendukung
pembangunan pertanian berkelanjutan, melalui
virtualisasi, standarisasi dan fitur mendasar dari cloud
computing. Dalam penelitian ini dijelaskan secara konsep
penerapan Cloud Computing untuk pembangunan
pertanian [8].
Penelitian dengan judul "komputasi awan (cloud
computing) Perpustakaan pertanian" yang dilakukan oleh
Akhmad Syaikhu bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang konsep penerapan cloud computing di
perpustakaan pertaninan. Sistem yang dibangun
menggunakan arsitektur cloud computing, sehingga di
masa yang akan datang perpustakaan sebagai penyedia
layanan informasi dapat memberikan layanan yang efisien
[7].
Bertolak dari beberapa penulisan di atas, paper ini
membahas pembuatan suatu model cloud computing yang
memanfaatkan google maps API dengan ASP.Net
sebagai bahasa pemrograman. ASP.Net ini
memanfaatkan tools visual studio 2012 for web dalam
pembuatan peta digital alih fungsi lahan tanaman pangan
di Minahasa Tenggara. Aplikasi yang dibuat bertujuan
untuk membantu memberikan informasi pemetaan alih
fungsi lahan tanaman pangan bagi petani maupun
pemerintah setempat dalam mengoptimalkan sektor
pertanian di wilayah Minahasa Tenggara.
2.1 Google Maps
Google Maps adalah layanan gratis Google yang
cukup popular (Shodiq, 2008). Kita dapat menambahkan
fitur Google Maps dalam web kita sendiri dengan Google
Maps API. Google Maps API merupakan library
JavaScript. Untuk melakukan pemrograman Google Maps
API dapat dikatakan mudah. Dalam pemrograman ini
yang dibutuhkan adalah pengetahuan tentang HTML dan
JavaScript, serta koneksi Internet. Dengan menggunakan
Google Maps API, dapat dihemat waktu dan biaya untuk
membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga
dapat memfokus diri pada data yang diperlukan. Data
atau peta lokasi di seluruh dunia menjadi urusan Google.
Program ditulis dengan Google Map API dengan
urutan sebagai berikut:
1. Memasukkan Maps API JavaScript ke dalam HTML
2. Membuat element div dengan nama map_canvas
untuk menampilkan peta. Div atau division sendiri
mempunyai fungsi menggabungkan atau membuat
group tag/element.
3. Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan
properti-properti pada peta.
4. Menuliskan fungsi JavaScript untuk membuat objek
peta.
5. Meng-inisiasi peta dalam tag body HTML dengan
event onload.
2.2 Cloud Computing
Saat ini cloud computing identik dengan internet.
Namun bila dilihat dari konsepnya, cloud juga ada pada
jaringan yang lebih kecil, seperti LAN atau MAN.
Definisikan Cloud Computing atau komputasi awan
menurut Hartig [1]:
Cloud computing can be defined as simply the sharing
and use of applications and resources of a network
environment to get work done without concern about
ownership and management of the network’s resources
and applications. With cloud computing, computer
resources for getting work done and their data are no
longer stored on one’s personal computer, but are
hosted elsewhere to be made accessible in any location
and at any time.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi
penerapan teknologi ini, antara lain:
1) Ini adalah sebuah model layanan berbasis Internet
untuk menampung sumberdaya sebuah perusahaan.
Artinya sebuah perusahaan tak perlu lagi memiliki
atau mendirikan infrastruktur lantaran sudah ada
perusahaan lain yang menyediakan “penampung” di
cloud alias Internet.
2) Sebuah perusahaan tak perlu lagi mengalokasikan
anggaran untuk pembelian dan perawatan
infrastruktur dan software.
3) Perusahaan pun tak perlu memiliki pengetahuan
serta merekrut tenaga pakar dan tenaga pengontrol
infrastruktur di “cloud” yang mendukung mereka.
National Institute of Standards and Technology (NIST),
Information Technology Laboratory memberikan dua
buah catatan mengenai pengertian cloud computing.
Pertama, cloud computing masih merupakan paradigma
yang berkembang. Definisi, kasus penggunaan, teknologi
C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013
54
yang mendasari, masalah, risiko, dan manfaat akan terus
disempurnakan melalui perdebatan baik oleh sektor
publik maupun swasta. Definisi, atribut, dan karakteristik
akan berkembang dan berubah dari waktu ke waktu.
Kedua, industri Cloud Computing merupakan ekosistem
besar dengan banyak model, vendor, dan pangsa pasar.
Definisi ini mencoba untuk mencakup semua pendekatan
berbagai cloud [3]. Dari kedua catatan tersebut NIST
mendefinisikan cloud computing sebagai model untuk
memungkinkan kenyamanan, on-demand akses jaringan
untuk memanfaatkan bersama suatu sumberdaya
komputasi yang terkonfigurasi (misalnya, jaringan, server,
penyimpanan, aplikasi, dan layanan) yang dapat secara
cepat diberikan dan dirilis dengan upaya manajemen yang
minimal atau interaksi penyedia layanan. Model cloud
computing mendorong ketersediaan dan terdiri dari lima
karakteristik, tiga model layanan, dan empat model
penyebaran [4].
Karakteristik Cloud computing
NIST mengidentifikasi lima karakteristik penting dari
cloud computing [3] sebagai berikut:
1. On-demand self-service. Pengguna dapat memesan
dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan
penyedia layanan, misalnya dengan menggunakan,
sebuah portal web dan manajemen interface.
Pengadaan dan perlengkapan layanan serta
sumberdaya yang terkait terjadi secara otomatis pada
penyedia.
2. Broad network access. Kemampuan yang tersedia
melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme
standar, yang mengenalkan penggunaan berbagai
platform (misalnya, telepon selular, laptop, dan PDA).
3. Resource pooling. Penyatuan sumberdaya komputasi
yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa
konsumen menggunakan model multi-penyewa,
dengan sumberdaya fisik dan virtual yang berbeda,
ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai
dengan permintaan konsumen. Ada rasa kemandirian
lokasi bahwa pelanggan umumnya tidak memiliki
kontrol atau pengetahuan atas keberadaan lokasi
sumberdaya yang disediakan, tetapi ada kemungkinan
dapat menentukan lokasi di tingkat yang lebih tinggi
(misalnya, negara, negara bagian, atau datacenter).
Contoh sumberdaya termasuk penyimpanan,
pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan mesin
virtual.
4. Rapid elasticity. Kemampuan dapat dengan cepat dan
elastis ditetapkan.
5. Measured Service. Sistem cloud computing secara
otomatis mengawasi dan mengopti-malkan
penggunaan sumberdaya dengan memanfaatkan
kemampuan pengukuran (measuring) pada beberapa
tingkat yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya,
penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan account
pengguna aktif). Penggunaan sumberdaya dapat
dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya
memberikan transparansi bagi penyedia dan konsumen
dari layanan yang digunakan.
Sedangkan tiga jenis model layanan dijelaskan oleh
NIST pada Gambar 1:
Gambar 1 Karakteristik Cloud Computing [3]
1. Cloud Software as a Service (SaaS). Kemampuan
yang diberikan kepada konsumen untuk menggunakan
aplikasi penyedia dapat beroperasi pada infra-struktur
awan. Aplikasi dapat diakses dari berbagai perangkat
klien melalui interface seperti web browser (misalnya,
email berbasis web). Konsumen tidak mengelola atau
mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari
termasuk jaringan, server, sistem operasi,
penyimpanan, atau bahkan kemampuan aplikasi
individu, dengan kemungkinan pengecualian terbatas
terhadap pengaturan konfigurasi aplikasi pengguna
tertentu.
2. Cloud Platform as a Service (PaaS). Kemampuan
yang diberikan kepada konsumen untuk menyebarkan
aplikasi yang dibuat konsumen atau diperoleh ke
infrastruktur cloud computing menggunakan bahasa
pemrograman dan peralatan yang didukung oleh
provider. Konsumen tidak mengelola atau
mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari
termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau
penyimpanan, namun memiliki kontrol atas
penyebaran aplikasi dan memungkinkan aplikasi
melakukan hosting konfigurasi.
3. Cloud Infrastructure as a Service (IaaS).
Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk
memproses, menyimpan, koneksi jaringan, dan
komputasi sumberdaya penting lainnya, dimana
konsumen dapat menyebarkan dan menjalankan
perangkat lunak secara bebas, dapat mencakup
sistem operasi dan aplikasi. Konsumen tidak
mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan
yang mendasari tetapi memiliki kontrol atas sistem
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013 C9
55
operasi, penyimpanan, penyebaran aplikasi, dan
mungkin kontrol terbatas komponen jaringan yang
pilih (misalnya, firewall host).
Model penyebaran cloud computing menurut NIST
terdiri dari empat model [3], yaitu:
1. Private cloud. Awan swasta. Infrastruktur awan yang
semata-mata dioperasikan bagi suatu organisasi. Ini
mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga
dan mungkin ada pada on premis atau off premis.
2. Community cloud. Awan komunitas. Infrastruktur
awan digunakan secara bersama oleh beberapa
organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang
telah berbagi concerns (misalnya, misi, persyaratan
keamanan, kebijakan, dan pertimbangan kepatuhan).
Ini mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak
ketiga dan mungkin ada pada on premis atau off
premis.
3. Public cloud. Infrastruktur awan yang dibuat
tersedia untuk umum atau kelompok industri besar
dan dimiliki oleh sebuah organisasi yang menjual
layanan awan.
4. Hybrid cloud. Awan Hibrid. Infrastruktur awan
merupakan komposisi dari dua atau lebih awan
(swasta, komunitas, atau publik) yang masih entitas
unik namun terikat bersama oleh standar atau
kepemilikan teknologi yang menggunakan data dan
portabilitas aplikasi (e.g., cloud bursting for load-
balancing between clouds).
Komponen Cloud Computing
Ada tiga komponen dasar cloud computing dalam
topologi yang sederhana menurut Velte [13] yaitu clients,
datacenter, and distributed servers. Ketiga komponen
dasar tersebut memiliki tujuan dan peranan yang spesifik
dalam menjalankan operasi cloud computing.
Gambar 2 Tiga Komponen Cloud Computing [13]
Komponen lain dari cloud computing adalah Cloud
Applications yang memanfaatkan cloud computing dalam
hal arsitektur aplikasi. Sehingga pengguna tidak perlu
menginstal dan menjalankan aplikasi dengan menggunakan
komputer.
Cloud Platform merupakan layanan berupa platform
komputasi yang berisi infrastruktur perangkat keras dan
perangkat lunak. Biasanya mempunyai aplikasi bisnis
tertentu dan menggunakan layanan PaaS sebagai infra-
struktur aplikasi bisnisnya.
Cloud Storage melibatkan proses penyampaian
penyimpanan data sebagai sebuah layanan.
Cloud Infrastructure merupakan penyampaian
infrastruktur komputasi sebagai sebuah layanan.
Model Implementasi Cloud Computing
Model implementasi Cloud web alih lahan tanaman
pangan Minahasa dapat dilihat pada Gambar
Gambar 3. Model implementasi Cloud, Google Map
Pada Gambar 3, dijelaskan bahwa model implementasi
cloud computing web alih fungsi lahan tanaman pangan di
Minahasa menggunakan model Cloud Software as a
Service (SaaS). Dasar 3 komponen pengembangan cloud
yakni clients, datacenter, and distributed servers
digunakan dalam pembuatan aplikasi. Aplikasi dapat
diakses dari perangkat client melalu jenis web browser
yang dimiliki oleh client. Client menerima aplikasi
yang telah disediakan pada cloud (google Map dan
Web Server), sehingga konsumen tidak perlu
mengendalikan infrastruktur awan termasuk server,
storage, dan jaringan. Maping alih lahan tanaman
pangan Minahasa yang diambil dari google map
ditampilkan berdasarkan cluster dari tiap-tiap daerah
dan terdapat 12 kecamatan yang dimapingkan pada
daerah Minahasa.
3. Pemanfaatan Google Map dan Google
Satelite untuk Pemetaan Informasi
Tanaman Pangan di Minahasa Tenggara.
Dalam data yang dihimpun BPS Minahasa tenggara,
terdapat LuasTanam, Produksi, Rata-rata produksi dari
tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Minahasa tenggara.
Gambar 4 dan Gambar 5 merupakan interface dari Peta
Pemetaan Tanaman Pangan Kabupaten Minahasa
Tenggara.
C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013
56
Gambar 4. Google Maps Daerah Minahasa Tenggara
Gambar 5. Google Satelite Daerah Minahasa Tenggara
Tabel 1. Luas, Prooduksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut
Kecamatan. 2011
No Kecamatan Luas
Tanam
Luas
Panen Produksi
(Ha) (Ha) (Ton)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Ratatotok 42 37 184
2 Pusomaen 615 524 1.759
3 Belang 735 672 3.616
4 Ratahan 935 868 4.613
5 Pasan 572 403 2.071
6 Ratahan Timur 232 152 776
7 Tombatu 1.322 1.106 5.993
8 Tombatu Timur 1.735 1.535 8.165
9 Tombatu Utara 974 751 3.842
10 Touluaan 680 408 2.073
11 Touluaan Selatan 65,51 243 48,4312
12 Silian Raya 618 500 2.493
Jumlah/Total 8.425 7.007 35.838
2010 7.206 6.512 32.303
2009 8.882 7.788 34.417
Tabel 2. Luas, Prooduksi dan Rata-rata Produksi Jagung Menurut
Kecamatan. 2011
No Kecamatan Luas
Tanam
Luas
Panen Produksi
Rata2
Produks
i
Sub District
Area
Planted
Area
Harvested
Productio
n
Yield
Rate
(Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ratatotok 1,37 1,267 4,241 33,47
2 Pusomaen 1,483 1,397 4,684 33,53
3 Belang 1,712 1,634 5,503 33,68
4 Ratahan 957 828 2,775 33,52
5 Pasan 805 721 2,417 33,53
6 Ratahan Timur 812 729 1,443 33,52
7 Tombatu 603 523 1,753 33,52
8
Tombatu
Timur 906 828 2,775 33,52
9 Tombatu Utara 631 574 1,924 33,52
10 Touluaan 627 538 1,803 33,51
11
Touluaan
Selatan 503 452 1,515 33,52
12 Silian Raya 401 335 1,123 33,53
Jumlah/Total 10,81 9,826 31,956 33,56
2010 10,746 9,26 28,088 30,33
2009 10,197 8,976 27,329 30,35
Tabel 3.Luas, Prooduksi dan Rata-rata Produksi ubi kayu Menurut
Kecamatan. 2011
No Kecamatan Luas
Tanam
Luas
Panen Produksi
Rata2
Produksi
(Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ratatotok 30 24 322 134
2 Pusomaen 18 15 198 132
3 Belang 30 21 283 135
4 Ratahan 17 15 204 136
5 Pasan 18 14 186 133
6
Ratahan
Timur 25 20 264 132
7 Tombatu 32 27 364 135
8
Tombatu
Timur 25 19 251 132
9
Tombatu
Utara 30 25 332 133
10 Touluaan 75 69 904 131
11
Touluaan
Selatan 61 55 742 135
12 Silian Raya 45 39 519 133
Jumlah/Total 406 343 4,569 133
2010 384 278 3,686 132
2009 327 250 3,25 130
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013 C9
57
Tabel 4. Luas, Prooduksi dan Rata-rata Produksi Padi Ladang
Menurut Kecamatan. 2011
No Kecamatan
Luas
Tana
m
Luas
Panen Produksi
Rata2
Produksi
(Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ratatotok 150 102 268 26,28
2 Pusomaen 65 49 121 24,70
3 Belang 70 63 160 25,40
4 Ratahan 42 37 92 24,87
5 Pasan 50 44 122 27,73
6
Ratahan
Timur 70 66 167 25,31
7 Tombatu 150 135 334 24,25
8
Tombatu
Timur 70 55 138 2,5.1
9
Tombatu
Utara - - - -
10 Touluaan 60 42 103 24,53
11
Touluaan
Selatan 250 227 600 26,44
12 Silian Raya - - - -
Jumlah/Total 977 820 2,105 25,68
2010 630 510 1,532 30,03
2009 1,202 972 3,033 31,2
Pada Tabel 1,2, 3 dan 4 diatas dapat dilihat data
kuantitatif Luas Tanam, Luas Tanam, Rata-rata Produksi
dari tanaman pangan Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung,
Ubi Kayu pada kecamatan-kecamatan di Minahasa
Tenggara.
Gambar 6. Data Poligon Kecamatan Minahasa Tenggara
Pada Gambar 6, dapat dilihat data poligon-poligon
wilayah kecamatan-kecamatan di kabupaten Minahasa
Tenggara. Poligon-poligon dalam shape file Minahasa
Tenggara.shp dilihat dengan menggunakan map browser
sebagai tools melihat data poligon wilayah kabupaten
Minahasa Tenggara.
Tabel 5. Data Kesesuaian Lahan (Sumber: BPS Minahasa Selatan
2012)
Kecamatan Persyaratan Ekologi Tumbuh Tanaman Total
Radiasi
(%)
Tekstur
Tanah
pH Salinitas
dan
Sodisitas
Kemiringan
Lereng (%)
Ratahan 54,1 Agak
kasar
7,1 5 25
Pusomaen 54,1 Sedang 7,3 4 30
Belang 54,1 Agak
halus
5,6 6 11
Ratatotok 54,1 Kasar 6,4 4 15
Tombatu 54,1 Sedang 7,3 4 42
Touluaan 54,1 Agak
halus
7,5 4 20
Tombatu
Utara
54,1 Sedang 7,3 5 52
Tombatu
Timur
54,1 Sedang 7,3 5 48
Touluaan
Selatan
54,1 Agak
halus
7,6 5 23
Silian Raya 54,1 Kasar 6,6 4 28
Ratahan
Timur
54,1 Agak
kasar
7 4 28
Pasan 54,1 Kasar 6,9 6 14
Tabel 5 menunjukan data kesesuaian lahan dengan
beberapa indikator yang mempengaruhi tingkat produksi
tanaman pangan di daerah Minahasa Tenggara.
Pembuatan peta digital alih lahan tanaman pangan wilayah
Minahasa Tenggara dengan google maps dengan
pemrograman ASP.Net berbasis layanan cloud computing
mempunyai beberapa tujuan yang terkait pengembangan
pertanian yakni dalam hal penyebaran informasi teknologi
dan hasil-hasil penelitian pertanian melalui
pengembangan jaringan informasi dengan memanfaatkan
cloud computing services pada google map dengan
teknologi ASP.Net dalam pemograman serta Visual Studio
2012 for web sebagai tools dalam pembuatan peta digital
alih lahan tanaman pangan. Faktor penyebaran informasi
menjadi salah satu hal yang bermanfaat dalam sektor
pertanian dalam hal ini dimaksudkan dalam penyebaran
alih fungsi lahan tanaman pangan. Berbagai jenis informasi
pertanian dalam format yang beragam tentunya menjadi
sumber rujukan yang sangat berharga bagi pencari
informasi.
C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013
58
4. Kesimpulan
Informasi pertanian merupakan hal penting dalam
pengembangan sektor pertanian. Dalam proses
penyebaran informasi pertanian yaitu dalam studi kasus
alih lahan wilayah minahasa tenggara, dibangun suatu
model cloud computing pada google map API yang
diimplementasi dalam peta digital alih lahan tanaman
pangan yang diharapkan tepat waktu dan relevan
memberikan informasi yang bermanfaat kepada petani
dan pemerintah Kabupaten Minahasa tenggara serta
dapat juga dikembangkan dalam suatu WebGis sebagai
sarana informasi yag dapat bermanfaat kepada pihak-pihak
yang terlibat dalam proses produksi dan diharapkan
mampu meningkatkan tingkat produksi tanaman pangan.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dirjen
DIKTI atas pendanaan yang diberikan melalui hibah
penelitian Tim Pascasarjana tahun anggaran 2013.
REFERENSI [1] Hartig, K (2008) What is Cloud Computing?, Cloud
Computing Journal available at: http://cloudcomputing. sys-
con.com/node/579826
[2] Mark-Shane E. Scale (2009) Cloud Computing and
Collaboration. Library Hi Tech News, Vol. 26 Iss: 9, pp.10 -
13).
[3] Mell, P and Grance T (2009) NIST Definition of Cloud
Computing v15.
[4] Mell, P and Grance T (2009) Presentation on Effectively
and Securely Using the Cloud Computing Paradigm v26.
Available at : http://csrc.nist.gov/groups/SNS/cloud-
computing/cloud-computing-v26.ppt
[5] Bing Pana; John C. Crottsa; Brian Mullerb. (2007).
"Developing Web-Based Tourist Information Tools Using
Google Map". Department of Hospitality and Tourism
Management College of Charleston, USA, 2007
[6] Akhmad Syaikhu. (2010). "Komputasi Awan (CLOUD
COMPUTING) Perpustakaan Pertanian". Jurnal Pustakawan
Indonesia Volume 10 No. 1.2010
[7] Akhmad Syaikhu. (2010). "Komputasi Awan (CLOUD
COMPUTING) Perpustakaan Pertanian". Jurnal Pustakawan
Indonesia Volume 10 No. 1.2010
[8] Pinardi, Eko Setia. (2011). "Menuju Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan Melalui Cloud Computing". STEI
ITB Puslitbang Tanaman Pangan–Badan Litbang Pertanian.
2011
[9] Wei-Tek Tsai; Xin Sun; Janaka Balasooriya. (2010)
"Service-Oriented Cloud Computing Architecture",
Department of Computer Science Arizona State University
(USA), Department of Computer Science and Technology,
Tsinghua University, Beijing (China)
[10] Yao-Jan Wu; Yinhai Wang; and Dalin Qian. (2007) "A
Google-Map-Based Arterial Traffic Information System".
Proceedings of the 2007 IEEE Intelligent Transportation
Systems Conference Seattle, WA, USA, 2007.
[11] BPS Minahasa Selatan, 2012. Minahasa Tenggara Dalam
Angka, 2012.
[12] Spinola, M (2009) An Essential Guide to Possibilities and
Risks of Cloud Computing: a Pragmatic Effective and Hype
Free Approach for Strategic Enterprise Decision Making.
[13] Velte, Anthony T.; Toby J. Velte, Ph.D.; Robert Elsenpeter.
(2010). “Cloud Computing: A Practical Approach”.
McGraw-Hill: New York. 20 Elsenpeter. (2010).
Leonardo Refialy, memperoleh gelar sarjana di bidang
komputer pada Fakultas Teknologi Informasi UKSW pada
tahun 2013, saat ini sedang menyelesaikan studi di magister
studi di Magister Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya
Wacana
Eko Sediyono, memperoleh gelar Sarjana Statistika dari Fakultas
MIPA Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985. Kemudian
tahun 1993 memperoleh gelar Magister Komputer dari Fakultas
Ilmu Komputer, Universitas Indonesia Jakarta. Doktor Ilmu
Komputer di peroleh tahun 2006 pada universitas yang sama.
Jabatan akademik Guru Besar di bidang Ilmu Informatika di
peroleh di UKSW pada tahun 2008. Saat ini menjabat sebagai
ketua program studi Magister Sistem Informasi, Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Adi Setiawan, memperoleh gelar Sarjana Matematika dari UGM
tahun 1991, Master di bidang Matematika diperoleh di Vrije
Universiteit Amsterdam pada tahun 1997, dan doktor diperoleh
di Vrije Universiteit pada tahun 2007. Saat ini sebagai dosen
pada prodi Matematika Fakultas Sains dan Matematika UKSW