D1215068.docx · Web viewJURNAL STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN STARBUCKS COFFEE DALAM MENARIK...
Transcript of D1215068.docx · Web viewJURNAL STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN STARBUCKS COFFEE DALAM MENARIK...
JURNAL
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN STARBUCKS COFFEE
DALAM MENARIK KONSUMEN PADA KALANGAN REMAJA
DI KOTA BOGOR
Disusun Oleh:
Muhammad Sagacious Wuryono
D1215068
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
0
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN STARBUCKS COFFEE
DALAM MENARIK KONSUMEN PADA KALANGAN REMAJA
DI KOTA BOGOR
Muhammad Sagacious WuryonoTanti Hermawati
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2017
AbstractStarbucks Coffee is an eminent coffee shop was very well known, starbucks
coffee located on Botani Square Mall, Bogor. Therefore, they obtained more than 5000 transactions over the months, and reflected to the adolescent appearance who visited repeteadly a month. In spite above, the data demonstrates juvenile were prominent to stepping by through Starbucks Coffee. Hence, the main purpose of adolescent oftenly tend to visit Starbucks coffee are Communication Strategy trough product, serving, also supporting facilities.
This research study aim is to deeply learn about Marketing Communication Strategy comitted by Starbucks Coffee due of appeal interest juvenile consumer. Subsequently, this research using references and field observatory methods, also supporting data collected by observed, interview and documentation. Furthermore, sources were comitted by nine persons such as, the employees of Starbucks Coffee and involvement through adolescent itself. This study research organized qualitative descriptive and indeepth interview, who lead the main purpose of research into strategy also Marketing Communication were reflected towards appealing interest of juvenile consumer.
To sum up, this conclusion declare Starbucks Coffee have been using main strategy for instance, identify society, organize message, appoint methods and media preferences. Moreover, Starbucks Coffee has been using communication were reflected by advertising, selling promo, public relations, marketing via face-to-face, directly involved, also online. In addition, Starbucks Coffee comitted Marketing Communication Strategy onto juveline by social media such as, instagram, line, facebook and twitter in context suitable for juvenile consumer necessity.
Keywords: Communication Strategy, Marketing Communication, Juvenile Consumer.
1
Pendahuluan
Dewasa ini dunia usaha di indonesia mengalami persaiangan yang semakin
ketat di bidang usaha coffee house, hal ini terjadi karena semakin banyak coffee
house baru yang menciptakan produk dan jasa dengan jenis yang sama. kenyataan
tersebut tidak lain adalah dampak untuk merebut pangsa pasar yang ada.
Starbucks Coffee merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di Indonesia
yang memiliki lebih dari 100 cabang baik di dalam kota maupun luar kota.
Starbucks menjual banyak produk, mulai dari kopi minuman panas yang berbasis
espresso, minuman dingin, frappuccino blended coffee dan frappuccino blended
cream, makanan ringan seperti cake, puff, cookies, sampai sandwich. Selain kopi,
frappuccino dan makanan, Starbucks juga menjual mug atau gelas-gelas dan juga
tumbler. Tak ketinggalan jajanan anak- anak seperti permen lollypop pun juga
tersedia. (http://www.starbucks.co.id/about-us/company-information: Diakses
tanggal 19 Juli 2017).
Menurut Baudrillard, masyarakat tidak mengkonsumsi objek material dari
komoditi melainkan sistem atau relasi antar objek. Sekarang kebutuhan konsumen
dihubungkan dengan sebuah kategori tunggal, yakni kebutuhan atas perbedaan
atau posisi tertentu yang akan diterima individu apabila ia mengkonsumsi suatu
produk. (Kushendrawati, 2011).
Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat kota pada saat ini
mengalami perubahan gaya hidup (lifestyle). Salah satu manifestasi gaya hidup
modern saat ini adalah kebiasaan kelompok masyarakat tertentu yang nongkrong
di kafe atau coffee shop. Hal ini didukung oleh pendapat Renald Kasali, seorang
pakar di bidang pemasaran yang berkata, “Ngopi kini bukan lagi sekedar untuk
menghilangkan kantuk, tapi sebagai bagian gaya hidup, dimana coffee shop
menjadi tempat kongkow yang amat diminati” (Kellner, 2010: 23). Gaya hidup ini
sesuai dengan karakter orang Indonesia yang suka berkumpul.
Hal yang menjadi pembeda penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah,
penelitian sebelumnya hanya meneliti strategi komunikasi pemasaran pada
Starbucks nya saja yang meliputi periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan personal, penjualan langsung, dan pemasaran melalui
internet Starbucks Coffee. Target khalayak pada penelitian sebelumnya adalah
2
khalayak luas. Sedangkan pada penelitian ini tidak hanya mengacu pada
periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal,
penjualan langsung, dan pemasaran melalui internet Starbucks Coffe saja, tetapi
pada target pemasaran yaitu khalayak remaja.
Terkait hal itu, dalam penelitian ini penulis pun tertarik untuk memahami
dan mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Starbucks
Coffee dalam menunjang strategi komunikasi pemasaran yang kreatif, efektif dan
efisien dalam menarik perhatian dan minat khalayak terutama pada remaja di Kota
Bogor. Maka dari itu peneliti tertarik untuk membuat penelitian skripsi dengan
judul Strategi komunikasi pemasaran Starbucks Coffee dalam menarik konsumen
pada kalangan remaja di Kota Bogor.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana strategi komunikasi pemasaran starbucks coffee dalam menarik
konsumen pada kalangan remaja di kota bogor?”
Tinjauan Pustaka
A. Komunikasi
Menurut Trenholm dan Jensen (dalam Fajar, 2009: 31), komunikasi
merupakan suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada
penerima melalui beragam saluran. Suatu proses yang mentransmisikan
pesan kepada penerima pesan melalui berbagai media yang dilakukan oleh
komunikator adalah suatu tindakan komunikasi. Selanjutnya menurut
Weaver (dalam Fajar, 2009: 32), komunikasi adalah seluruh prosedur
melalui pemikiran seseorang yang dapat mempengaruhi pikiran orang lain.
Effendy (2002: 60), menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses
penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran
dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan
sebagai panduan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik
3
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media, dengan
tujuan mengubah sikap, pandangan atau prilaku.
B. Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratus = militer;
dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jendral. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian
dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah – daerah tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2001: 7), konsep strategi
dapet didefinisikan berdasarkan 2 prespektif yang berbeda yaitu : (1) dari
perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan (intends to do), dan (2) dari
perspektif apa yang organisasi akhirny lakukan (eventually does).
C. Strategi Komunikasi
(Efendy, 2013: 300) penjelasan mengenai strategi komunikasi
berpendapat bahwa hakekatnya strategi adalah perencanaan (planning) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat onong tersebut jelas
menyatakan strategi berarti berbicara mengenai perencanaan dan
pengaturan. Tanpa perencanaan yang bai, maka sebuaj tujuan akan sulit
tercapai sesuai dengan harapan, meskipun mungkin saja tujuan yang ingin
dicapai cukup sederhana.
Perumusan strategi menurut Mc Namara merupakan perencanaan
kegiatan PR dalam menyelesaikan suatu masalah. Tahapan berikut ini lebih
singkat dan merupakan tahapan yang diperkenalkan oleh Anwar Arifin
mengenai perumusan strategi. Perumusan strategi komunikasi seperti yang
diusulkan oleh Anwar Arifin (1994: 58) terbagi atas beberapa tahapan,
yakni:
1) Mengenal khalayak
2) Menyusun pesan
3) Menetapkan metode yang dipakai
4) Seleksi dan penggunaan media
4
D. Komunikasi Pemasaran
Terence A. Shimp (2003: 4) mendefinisikan ”Komunikasi pemasaran
adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu
suksesnya pemasaran”. Komunikasi pemasaran juga dapat dipahami dengan
menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan
antar individu atau antara organisasi dengan individu.
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan
kepada public terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di
pasar (Jurnal Hadiono, 2007). Konsep komunikasi pemasaran dianggap
bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif
daripada pesaing dalam menciptakan, mengantarkan, dan
mengkomunikasikan kepada pelanggan untuk pasar yang lebih baik dan
kepada sasaran pasar yang dipilih. Tugas dari konsep komunikasi
pemasaran bukanlah mencari pelanggan yang tepat untuk produk/jasa suatu
perusahaan, melainkan menemukan produk/jasa yang tepat untuk
pelanggan.
Bauran komunikasi pemasaran selalu dikaitkan dengan sejumlah
penyampaian pesan tentang: barang, jasa pelayanan, pengalaman, kegiatan,
orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas
cakupan kegiatan pemasaran ini tidak lepas dari peran komunikasi. Karena
pada dasarnya, bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk-
bentuk media penyaluran pesan, dan pesan itu sendiri. Pentingnya
pemahaman tentang komunikasi ini ditujukan agar informasi yang
disampaikan dapat memberikan dampak yang diinginkan dan mencapai
sebuah kesamaan kehendak. (Soemanegara, 2012: 2).
Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari enam
model komunikasi dalam pemasaran, yaitu: Advertising (periklanan), Sales
Promotion (promosi penjualan), Public Relations (Hubungan Masyarakat),
5
Personal Selling (penjualan personal), Direct Selling (penjualan langsung),
dan Internet Marketing (penjualan melalui internet).
E. Konsumen
Kebanyakan pakar ekonomi mengasumsikan bahwa konsumen
merupakan pembeli ekonomis, yakni orang yang mengetahui semua fakta
dan secara logis membandingkan pilihan yang ada berdasarkan biaya dan
nilai manfaat yang diterima untuk memperoleh kepuasan terbesar dari uang
dan waktu yang mereka korbankan (McCarthy & Perreault, 1995: 198).
Kotler & Keller (Sutrisno, dkk 2006) mendefinisikan konsumen
sebagai seseorang yang membeli dari orang lain. Banyak perusahaan yang
tidak mencapai kesuksesan karena mengabaikan konsep konsumen.
Konsumen, saluran distribusi, dan pasar adalah ojek biaya yang memiliki
keragaman pada produk. Konsumen dapat mengkonsumsi aktivitas yang
digerakkan oleh konsumen yaitu frekuesni pengiriman, penjualan dan
dukungan promosi. Sehingga untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan
untuk melayani konsumen dengan tingkat kebutuhan yang berbeda-beda,
perusahaan memperoleh informasi yang berguna dalam penetapan harga,
penentuan bauran konsumen dan peningkatan profitabilitas.
F. Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan
psikologis, dan perubahan sosial. Remaja sering kali didefinisikan sebagai
periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa usia
belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu
seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya.
(Kartini Kartono, 1995: 148) “masa remaja disebut pula sebagai
penghubung antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa”. Pada periode
ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan
fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual. Disisi lain
6
Sri Rumini dan (Siti Sundari, 2004: 53) “menjelaskan masa remaja adalah
masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa”.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Artinya
adalah penggambaran secara kualitatif fakta, data atau obyek material yang bukan
berupa rangkaian angka, melainkan berupa ungkapan bahasa atau wacana (apa
pun itu bentuknya) interpretasi yang tepat dan sistematis. (Wibowo, 2011: 43).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistic atau dengan
cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukan kehidupan
masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, penrgerakan sosial,
dan hubungan kekerabatan. (Ghony dan Almanshur, 2012: 25).
Subyek penelitian ini adalah pihak perusahaan Starbucks Coffee. Subyek
yang dimaksud adalah pihak yang dapat memberikan informasi seluas-luasnya
dan sedalam-dalamnya tentang proses komunikasi pemasaran yang dilakukan
perusahaan Starbucks Coffee. Obyek penelitian ini adalah komunikasi pemasaran
yang dilakukan oleh perusahaan Starbucks Coffee dalam menarik konsumen pada
kalangan remaja.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung melalui subjek
penelitian. Peneliti akan melakukan teknik wawancara secara mendalam (indeepth
interview) dalam penelitian ini, wawancara yang akan dilakukan tentunya
berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
Starbucks Coffee sebagai informan, wawancara tersebut dilakukan untuk
mewujudkan kebutuhan peneliti dalam melengkapi data penelitian. Data sekunder
adalah data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan dukungan data
primer yang telah didapatkan. Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan data sekunder ialah melalui observasi lapangan dan dokumentasi.
Melalui kedua jenis data di atas yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini,
maka dapat disimpulkan, peneliti melibatkan diri secara langsung mengikuti
7
aktivitas serta tahapan-tahapan yang ada pada subjek dan objek peneliti yang
ditentukan.
Sajian dan Analisis Data
Pada bab ini akan peneliti akan menyajikan data informan dan informasi
mengenai strategi komunikasi pemasaran Starbucks Coffee dalam menarik
konsumen remaja di Kota Bogor.
A. Sajian Data
Sajian data yang akan dijabarkan pada bab ini berdasarkan data
primer, yaitu wawancara secara mendalam (indeepth interview) kepada
pihak internal Starbucks Coffee, dan konsumen remaja Starbucks Coffee.
Sedangkan, data sekunder sebagai pendukung pengumpulan data primer
diperoleh langsung dari observasi langsung, dokumentasi dan data stastistik
sosialisasi Starbucks Coffee.
1. Data Informan
Narasumber pada penelitian ini merupakan pihak internal perusahaan
Starbucks Coffee yakni, store manager Starbucks Coffee, dan barista
Starbucks Coffee yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, serta
berjumlah empat orang.
Selain informan di atas yang merupakan pihak internal dari
perusahaan Starbucks Coffee, peneliti juga memperoleh informasi kepada
beberapa konsumen remaja Starbucks Coffee berdomisili di Bogor sebagai
pihak eksternal, serta berjumlah lima orang.
2. Data Penelitian
Pada bab ini peneliti akan menyajikan data informan dan informasi
mengenai strategi komunikasi pemasaran oleh Starbucks Coffee untuk
menarik minat konsumen remaja di Kota Bogor. Dari hal tersebut menjadi
sebuah alasan yang mendasari peneliti untuk mengetahui lebih jauh
mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Starbucks
Coffee kepada khalayak remaja.
8
Dari hal tersebut maka sajian data dibagi menjadi dua yaitu rumusan
strategi dan bauran komunikasi pemasaran. Untuk rumusan strategi yang
dilakukan oleh Starbucks Coffee adalah sebagai berikut:
a) Mengenal Khalayak
Starbucks Coffee memang melakukan pendekatan-pendekatan
khusus kepada konsumen remaja sebagai acuan untuk lebih
mengenal calon konsumen remaja lainya, apabila perusahaan
Starbucks Coffee sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh
pelangganya maka Starbucks Coffee akan dengan lancarnya untuk
menarik khalayak remaja yang belum banyak mengetahui tentang
Starbucks Coffee.
b) Menyusun Pesan
Kita mengetahui bahwa bahasa atau pesan harus disampaikan
dengan tepat, karena bila tidak, maka komunikasi bisa saja salah
dalam menginterprestasikan tujuan pesan komunikasi. Seperti yang
disampaikan Efendy (2013: 37) bahwa tujuan pesan komunikasi
terdiri atas isi pesan yang akan disampaikan. Isi pesan yang akan
disampaikan dapat berupa bahasa yang disampaikan.
c) Menetapkan Metode Yang Dipakai
Seperti yang diketahui bahwa proses metode yang digunakan
oleh Starbucks Coffee tidak mungkin terjadi apabila tidak ada cara
yang tepat seperti mempengaruhi khalayaknya dengan
menginformasikan bahwa ada promo-promo dan produk baru yang
bisa dimanfaatkan komunikator sebagai penyampaian pesan kepada
khalayak konsumen terutama pada khalayak remaja. Agar
komunikasi berjalan dengan lancer dan maksimal, dibutuhkan
komunikator yang mampu mengkondisikan sebagaimana mestinya
dan dapat diterima oleh komunikanya.
d) Seleksi dan Penggunaan Media
Seleksi dan penggunaan media komunkasi yang bisa
digunakan oleh perusahaan Starbucks Coffee dapat berbagai macam
pilihan, setiap perusahaan dapat memilih media mana yang paling
9
efektif dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Saat ini Starbucks
Coffee menggunakan beberapa media yaitu kedalam media tulisan
atau cetak, visual, aural, dan audio visual, selain itu Starbucks
Coffee juga lebih mengutamakan menggunakan media elektronik
seperti media internet dan media sosial sebagai sarana
mempublikasikan produknya kepada remaja.
Sedangkan untuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
Starbucks Coffee adalah sebagai berikut:
a) Periklanan
Untuk mempromosikan produk Starbucks Coffee terutama di
wilayah Kota Bogor, Starbucks Coffee memanfaatkan iklan di media
elektronik dan media cetak serta media luar ruang yang dimana
ketiganya saling mengisi dan menyempurnakan sehingga bisa
menjangkau sasaran konsumen yang dituju yaitu khalayak remaja.
b) Promosi Penjualan
Promosi penjualan digunakan oleh Starbucks Coffee sebagai
sarana untuk meningkatkan penjualan pada khayalak terutama para
khalayak remaja. Secara keseluruhan teknik-teknik promosi
penjualan yang dibuat oleh perusahaan Starbucks Coffee merupakan
teknik pemasaran yang berdampak pada jangka waktu yang sangat
pendek. Malah terkadang penjualan Starbucks Coffee meningkat
selama kegiatan promosi penjualan berlangsung. Promosi Penjualan
yang digunakan Starbucks Coffee dalam bentuk komunikasi
pemasaran khususnya kepada remaja dapat dikatakan mampu
meruntuhkan loyalitas konsumen remaja terhadap produk kopi lain
dikarenakan promosi penjualan yang dilakukan oleh Starbucks
Coffee adalah hal yang unik dan sesuai dengan pasara konsumen
remaja.
c) Hubungan Masyarakat
Fungsi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan
Starbucks Coffee yaitu menjadi sponsor berbagai event yang
10
diadakan oleh sekolah, maupun kampus di wilayah Kota Bogor.
Meskipun kebijakan Starbucks Coffee untuk menentukan apakah
akan menjadi sponsor acara atau tidak merupakan kebijakan
Starbucks Coffee pusat akan tetapi pelaksanaanya tetap dilaksanakan
oleh Starbucks Coffee regional Kota Bogor. Selain itu Starbucks
Coffee melakukan fungsi hubungan masyarakat melalui customer
care yang bisa diakses di official website Starbucks Coffee.
d) Pemasaran Tatap Muka
Konsep pemasaran tatap muka yang dilakukan oleh Starbucks
Coffee mall Botani Square Bogor yakni dengan melayani pembelian
secara langsung di store Starbucks Coffee Mall Botani Square
Bogor. Di store Starbucks Coffee Mall Botani Square Bogor sendiri
melayani pembelian produk berupa minuman dan tumblr dengna
berbagai macam jenisnya yang akan dilayani oleh para barista
Starbucks Coffee.
e) Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung yang dilakukan oleh Starbucks Coffee
kepada konsumen remaja yaitu dengan mengirim email dan
melalui line yang akan dikirim oleh pihak Starbucks Cofee bagi
para konsumen setianya yang berisi tentang informasi seputar
promo-promo Starbucks Cofee. Setiap konsumen yang
mengaktifkan Starbucks card, maka email para konsumen akan
otomatis terdeteksi didalam server Starbucks Coffee, dari situlah
Starbucks Coffee bisa memanfaatkan pemasaran langsung dengan
cara mengirim email kepada konsumen setianya.
f) Pemasaran Melalui Internet
Pemasaran melalui internet yang dilakukan oleh Starbucks
Coffee yaitu Starbucks Coffee mempunyai website yang dapat
diakses selama 24 jam, selain itu juga pemasaran melalui internet
yang dilakukan oleh Starbucks Coffee adalah Starbucks Coffee
memiliki fitur yang mempermudah para konsumenya atau
khalayak remaja untuk mengakses informasi seputar produk-
11
produk Starbucks Coffee. Fitu ini adalah berupa aplikasi Starbucks
Indonesia yang dapat diunduh melalui platform android dan ios.
B. Analisis Data
Salah satu langkah dalam proses penelitian adalah melakukan analisis
data agar mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data yang
dilakukan oleh peneliti dalam sub bab ini untuk mengetahui bagaimana
strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Starbucks Coffee dalam
menarik konsumen pada kalangan remaja di Kota Bogor. Berikut ini adalah
analisis data perumusan strategi yang dilakukan oleh Starbucks Coffee:
a) Mengenal Khalayak
Starbucks Coffee menerapkan strategi komunikasi dengan
menetapkan beberapa kriteria khusus bagi sasaran komunikasinya yaitu
khalayak remaja. Startegi komunikasi pemasaran Starbucks Coffee
yang targetnya adalah khalayak remaja yang tinggal di wilayah Kota
Bogor, lalu penetapan sasaran komunikasi yang dilakukan oleh
Starbucks Coffee dalam menarik minat khalayak remaja disebut dengan
sasaran komunikasi potensial.
Pernyataan diatas sesuai apa yang dikemukakan oleh Onong
(2013: 35) yaitu Kita perlu mempelajari siapa yang menjadi sasaran
komunikasi kita dalam hal ini adalah khalayak. Setelah organisasi
mengetahui siapa saja khalayak, agar tujuan pesan komunikasi dapat
sampai dan diterima oleh khalayak. Terdapat dua faktor yang harus
diperhatikan pada diri khalayak yaitu yang pertama faktor kerangka
referensi, faktor ini berkisar antara latar belakang pendidikan, gaya
hidup, norma, ideology, pengalaman komunikan khalayak. Yang kedua
adalah faktor situasi dan kondisi, situasi komunikasi saat komunikan
akan menerima pesan dan keadaan fisik dan psikis komunikan saat
mereka menerima pesan.
b) Menyusun Pesan
Menyusun pesan disini adalah pemilihan media komunikasi,
konten informasi yang diberikan oleh Starbucks Coffee oleh khalayak
12
remajanya melalui komunikasi langsung dan tidak langsung.
Komunikasi secara langsung dengan konsumen remaja yang terjadi
dilakukan di store Starbucks Coffee sendiri yang menggunakan barista
sebagai perantaranya. Melalui penerapan tersebut dapat menghasilkan
interaksi, tatap muka, dan Tanya jawab antara kedua belah pihak untuk
memperoleh informasi sesuai apa yang dibutuhkan oleh khalayak
remaja mengenai informasi seputar Starbucks Coffee.
Komunikasi tidak langsung dilaksanakan dengan melibatkan
media elektronik yang paling digunakan adalah media sosial, media
cetak, dan media luar ruang. Beberapa media tersebut diharapkan
mampu memberikan kecukupan kebutuhan informasi. Pernyataan ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilbur Schramm selanjutnya
mengemukakan apa yang disebut dengan Availability (mudahnya
diperoleh) dan Contrast (kontras) kedua hal ini adalah menyangkut
dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi (sign of communication)
dan penggunaan medium. (Arifin, 1994 : 69).
c) Menetapkan Metode Yang Dipakai
Seperti yang diketahui bahwa proses metode yang digunakan oleh
Starbucks Coffee tidak mungkin terjadi apabila tidak ada cara yang
tepat seperti mempengaruhi khalayaknya dengan menginformasikan
bahwa ada promo-promo dan produk baru yang bisa dimanfaatkan
komunikator sebagai penyampaian pesan kepada khalayak konsumen
terutama pada khalayak remaja. Agar komunikasi berjalan dengan
lancer dan maksimal, dibutuhkan komunikator yang mampu
mengkondisikan sebagaimana mestinya dan dapat diterima oleh
komunikanya.
Isi pesan yang digunakan oleh perusahaan Starbucks Coffee
berupa informasi yang secara umum dapat diterima dan dipahami oleh
khalayak remaja. Seperti yang diungkapkan oleh McQuail (2011: 223)
mengungkapkan bahwa dalam skema faktualitas ini merujuk pada
kriteria kebenaran dan relevansi. Kriteria tersebut menjadi ukuran
13
dalam kebutuhan laporan, akurasi, dan niat untuk tidak menyesatkan
khalayak.
d) Seleksi dan Penggunaan Media
Seleksi dan penggunaan media disini adalah sebagai peranan
komunikator bagaimana perusahaan Starbucks Coffee dapat
memerankan sebagai komunikator untuk menginformasikan yang
berisikan tentang informas tentang Starbucks Coffee dan juga promo-
promo yang telah berlangsung Berdasarkan hal tersebut, Starbucks
Coffee menggunakan 2 media yaitu media cetak dan elektronik, untuk
media cetak Starbucks Coffee sangat jarang menggunakan media cetak
sebagai sarana untuk mempublikasikan kepada remaja karena remaja
kurang tertarik dengan publikasi melalui media cetak.
Hal diatas sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Efendy (302:
2003) yang menyatakan bahwa: Komunikasi bermedia (immediate
communication), pada umumnya banyak dipergunakan untuk
komunikasi informatif , karena tidak begitu ampuh untuk ,merubah
perilaku, kelemahan komunikasi ini adalah tidak persuasif , sebaliknya
kekuatan nya dapat mecapai komunikan yang besar.
Dari analisis data tersebut dapat dilihat bahwa rumusan strategi
dan komunikasi pemasaran berhubungan satu sama lain. Di dalam
rumusan strategi terdapat komponen-komponen yang termasuk
kedalam komponen-komponen komunikasi pemasaran. Rumusan
strategi dan komunikasi pemasaran memiliki komponen-komponen
yang saling berkaitan satu sama lain. Dari hal tersebut perumusan
strategi dan komunikasi pemasaran merupakan proses penyusunan
langkah-langkah pemasaran ke depan yang dimaksudkan untuk
membangun visi dan misi perusahaan, menetapkan tujuan strategis,
serta merancang strategi komunikasi pemasaran untuk mencapai tujuan
tersebut dalam rangka menarik pelanggan.
14
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi
pemasaran Starbucks Coffee dalam menarik konsumen remaja, dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut: mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan
metode yang dipakai, dan seleksi dan penggunaan media. Strategi Komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Starbucks Coffee adalah sebagai berikut:
1. Mengenal Khalayak
Untuk mengenal khalayak remajanya Starbucks Coffee mempelajari
dahulu siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi.
2. Menyusun Pesan
Tindakan yang dilakukan oleh Starbucks Coffee dalam menyusun
pesan adalah dengan cara mensosialisasikan dan mempublikasikan
produk-produknya secara terus menerus hingga akhirnya banyak
pelanggan remaja yang tertarik untuk mencoba produk-produk dari
Starbucks Coffee.
3. Menetapkan Metode Yang Dipakai
Menetapkan metode yang dipakai oleh Starbucks Coffee sebagian
besar menggunakan media sosial untuk melakukan komunikasi pemasaran
kepada khalayak terutama pada remaja.
4. Seleksi dan Penggunaan Media
Saat ini Starbucks Coffee menggunakan beberapa media yaitu
kedalam media tulisan atau cetak, visual, aural, dan audio visual, selain itu
Starbucks Coffee juga lebih mengutamakan menggunakan media
elektronik seperti media internet dan media sosial.
Saran
Setelah menjabarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti mencoba
untuk memberikan saran secara keseluruhan. Agar strategi komunikasi
pemasaran Starbucks Coffee lebih maksimal maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Hendaknya strategi komunikasi pemasaran lebih ditingkatkan lagi agar
informasi tentang produk Starbucks Coffee dapat segera ditangkap oleh
khalayak remaja, sehingga khalayak remaja akan lebih mengerti tentang
15
produk yang sedang dipasarkan. Misalnya saja dengan meningkatkan
intensitas publikasi di media.
2. Ada lebih baik jika Starbucks Coffee mengadakan evaluasi promo-promo
produk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan promosi ini. Selain
itu, evaluasi juga diperlukan untuk menentukan kebijakan promosi
selanjutnya berkaitan dengan kelangsungan promosi produk Starbucks
Coffee.
3. Pengalokasian promosi melalui media cetak, elektronik, dan media luar
ruang dalam porsi yang lebih besar, sehingga khalayak remaja mengetahui
tentang promo-promo Starbucks Coffee.
4. Starbucks Coffee sebaiknya selalu aktif mengadakan komunikasi (memantau) dengan konsumen remaja Starbucks Coffee untuk mengetahui bagaimana keungglan produk dan sekaligus mengetahui apa saja kekuranganya, sehingga konsumen tidak merasa ditinggalkan begitu saja dan mereka akan tetap loyal.
Daftar PustakaArifin, A. (1994). Strategi Komunikasi. Bandung: CV. Amrico.A. Shimp, T (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran.Terpadu. Jilid I ( edisi 5), Jakarta: Erlangga.Effendy, O.U. (2013). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.Ghony D dan Almanshur F. (2012). Metodologi Penelitian kualitatif. JogJakarta:
Ar‐Ruzz Media.Hardiono, D. (2007). Konsesus Penatalaksanaan Kejang Demam. Unit Kerja
Koordinasi Neurologi : Ikatan Dokter Anak Indonesia.Kartini K. (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : CV
Mandar Maju.Kotler, P dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua
Belas, Jilid 2, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.McCarthy dan Perreault. (1995). Pemasaran, Sebuah Ancangan Manajerial
Global. (Alih bahasa: Maulana A.). Binarupa Alisara, Jakarta.McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Soemanagara. (2012). Strategic Marketing Communication. Bandung: Alfabeta.Stoner, F dan Gilbert. (2001). Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Grafindo Persada.
16