CSS Obstruksi Jalan Napas

download CSS Obstruksi Jalan Napas

of 5

description

Anestesiologi

Transcript of CSS Obstruksi Jalan Napas

CSSOBSTRUKSI JALAN NAPAS

Oleh :Nining Satriani 130112130662Sukhdeep Singh130112132501Ryan Aulianur masih prosesRizka Desti Ayuni130112140003Adrianshah Sudarmin 130112140009Muhammad Dilga Caesario 130112140014Azis Satrio Wibowo 130112140016Ari Sri Wulandari130112140020Crynl Teo Jia Ying130112142001Gowri A/P Santherasegaran 130112142006Alameloo Mangai A/P G. 130112142008Rima Christa Ulin130112159001

Preseptor :Dedi Fitri Yadi, dr., Sp.An,M.Kes.

BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARANRSUP DR. HASAN SADIKINBANDUNG2015

Definisi Jalan nafas adalah saluran tempat dilewatinya udara dan oksigen sebelum mencapai paru paru, meliputi struktur anatomi yang berawal dari hidung dan mulut lalu menuju laring dan trakea Obstruksi jalan nafas dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, yaitu hipoksemia. Ia merupakan pembunuh utama penderita gawa darurat. Saat ventilasi tidak tercapai, kematian otak dapat terjadi dalam hitungan menit. Gangguan atau obstruksi jalan nafas adalah suatu keadaan tersumbatnya saluran pernapasan sebagian atau seluruhnya. Sumbatan jalan nafas dapat disebabkan oleh : Penurunan KesadaranPenurunan kesadaran dapat disebabkan oleh tindakan anestesi, kondisi koma, trauma kepala,radang otak dan obat-obatan. Suatu penyakitPenyakit yang dapat mengakibatkan obstruksi jalan napas diantaranya adalah laryngitis dan edema laring Trauma atau kecelakaanSeperti trauma maksilofasial atau pada jalan napas. Benda asing Dapat disebabkan oleh darah,muntahan, atau makanan.

Penyebab sumbatan jalan nafas yang paling sering adalah: lidah yang jatuh menutupi hipofaring atau epiglotis yang jatuh menutupi rima glotis, adanya muntahan, darah, sekret atau benda asing dan trauma daerah maksilo fasial. Pada kondisi tidak sadar, otot-otot pada tubuh seseorang akan relaksasi termasuk otot-otot pada lidah. Hal ini akan mengakibatkan lidah jatuh menutupi faring sehingga jalan napas akan tertutup. Gejala dan tanda dari gangguan jalan nafas sebenarnya mudah untuk didiagnosa, sebagai berikut : Untuk obstruksi jalan nafas penuh, penolong tidak dapat mendengar dan merasakan aliran udara pada mulut dan hidung pasien/korban. Ketika pasien masih bernafas terlihat retraksi otot-otot pernafasan pada regio interkostal dan supraklavikular. Untuk obstruksi parsial dapat dilihat dari ada atau tidaknya snoring, crowing, gurgling dan wheezing. Status konstitusi (toksisitas,demam,denyut nadi) Hypoxemia : stimulasi simpatetik Dengkuran Air liur yang menetes Batuk Kemampuan bicara Takipneu Sentakan trakea (tracheal tug) saat inspirasi Tarikan otot bantu pernapasan saat inspirasi Pergerakan yang tidak simetris antara dinding dada dan abdomen Pasien sianosis dan atau pingsan Hypercarbia : somnolence

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami sumbatan jalan napas atau tidak, dapat dikenali dengan beberapa cara, yaitu :1. Lihat (look)Yang pertama dilihat adalah ada atau tidaknya perubahan status mental seseorang. Keadaan hipoksemia akan mengakibatkan agitasi, sementara hiperkabia akan mengakibatkan obtundasi. Selain itu, perlu dilihat bagaimana pergerakan napas seseorang. Pada seseorang dengan sumbatan jalan napas akan terlihat pola respirasi seesaw seperti pada gambar dibawah ini.

Ada atau tidaknya restraksi otot-otot pernapasan, debris (darah,muntahan,dan lainnya) perlu diperhatikan. Pasien dengan sumbatan jalan napas sering menimbulkan gejala sianosis.2. Dengar (listen)Apabila suara pasien terdengar normal pada saat berbicara menunjukkan bahwa tidak ada sumbatan pada jalan napas pasien. Pasien dengan sumbatan jalan napas seringkali menimbulkan terdengarnya suara tambahan seperti snoring,gurgling, stridor, atau crowing.3. Raba (feel)Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah bagaiman hawa napas pasien, ada atau tidaknya krepitasi yang mungkin timbul akibat adanya fraktur maksilofasial, apakah trakea mengalami deviasi atau tidak, dan ada atau tidaknya hematoma.

Selain dengan ketiga cara diatas, terdapat beberapa pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya sumbatan jalan napas, seperti : Pulse oximetri CO2 detector (capnograf) Gas darah Foto Thoraks