Crs Kehamilan Resiko Tinggi Nickey Poli 3
-
Upload
vino-g-albert -
Category
Documents
-
view
81 -
download
5
Transcript of Crs Kehamilan Resiko Tinggi Nickey Poli 3
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu karunia terbesar yang diberikan Tuhan
kepada para ibu. Namun, ibu hamil yang memiliki riwayat atau predisposisi
penyakit bawaan ataupun penyakit menahun cenderung mencemaskan
kehamilannya. Seperti pengidap penyakit hipertensi, diabetes, jantung dan
hepatitis B yang digolongkan sebagai ibu dengan kehamilan berisiko tinggi
(KRT). Menurut dr. Puji Ichtiarti, SpOG., dari RS Bunda, Jakarta, ibu hamil
dengan penyakit - penyakit seperti itu tidak berarti tidak boleh hamil. Kehamilan
bisa tetap berjalan lancar dan bayi yang lahir pun sehat asalkan mereka dapat
mengontrol penyakitnya dengan baik. 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan
dengan resiko tinggi, wanita dengan kehamilan resiko tinggi, mereka harus
mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam
menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi ini. 1
Setiap tahun diperkirakan sekitar 200 juta perempuan menjalani kehamilan
di seluruh dunia dan setiap saat perempuan hamil mempunyai resiko menghadapi
kematian dan komplikasi yang tidak dapat diduga, yang menyebabkan kematian
atau kesakitan bagi ibu dan bayinya. Sedikitnya 40% dari ibu hamil pernah
mengalami salah satu bentuk komplikasi dalam kurun kehamilannya, dan sekitar
15% komplikasi ini secara potensial mengancam jiwa dan membutuhkan
penanganan obstretik darurat.
Resiko dalam kesehatan ibu (kesehatan maternal) adalah kemungkinan
seorang ibu meninggal atau mengalami komplikasi serius dalam masa kehamilan
atau persalinan. Setiap ibu hamil menghadapi resiko, untuk itu pemeriksaan
teratur dan penanganan oleh tenaga kesehatan terlatih selama hamil dan persalinan
merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian, baik oleh ibu sendiri,
1 http://rizkiyana.wordpress.com/2007/06/29/kehamilan-resiko-tinggi/ Didownload
Tanggal 1 november 2008 jam. 15.00
1
suami, keluarga dan masyarakatnya. Banyak kasus komplikasi tidak dapat diduga
sebelumnya padahal komplikasi ini umumnya mengancam jiwa si ibu hamil.
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan merupakan upaya dilakukan untuk
menemukan penyimpangan - penyimpangan yang terjadi selama kehamilan ibu
secara dini. Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada
penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga
kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan
yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan
leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung
dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam
pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu
yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati
sendiri kehamilannya.
Kehamilan dapat berlangsung dengan baik jika wanita hamil berada dalam
kondisi kesehatan optimal. Untuk itu diperlukan pengawasan kehamilan yang
dikenal dengan perawatan antenatal (Pan). Pan bertujuan mempersiapkan dan
meningkatkan derajat kesehatan wanita hamil, baik fisik maupun mental untuk
menghadapi proses kehamilannya selanjutnya, persalinan, masa nifas dan masa
menyusui. Wanita hamil perlu secara periodik diperiksa keadaan gizinya,
kenaikan berat badannya selama hamil, tekanan darahnya, perkembangan
kehamilannya, letak anak, jumlah anak yang dikandung, kesejahteraan anak,
keadaan jalan lahir terutama panggul, dan kelainan-kelainan lain yang dapat
menghalangi lancarnya persalinan.
Kelompok yang ber-KRT tidak dibenarkan melahirkan di rumah, tapi
harus bersalin di rumah sakit karena di situ tersedia tenaga medis terampil dan
fasilitas pelayanan kebidanan yang cukup. Pan penting untuk mencegah
komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas. Masalah yang sering dihadapi
ialah tak ada kesadaran wanita hamil untuk datang memeriksakan dirinya pada
2
fasilitas pelayanan kebidanan. Mungkin ini karena ketidaktahuan, kemiskinan,
atau tempat tinggal terpencil. Akibatnya, sering terjadi komplikasi.2
BAB II
2 http://rizkiyana.wordpress.com/2007/06/29/kehamilan-resiko-tinggi/ Didownload
Tanggal 1 november 2008 jam. 15.00
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kehamilan Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko
lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Untuk menentukan
suatu kehamilan resiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita hamil untuk
menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-ciri yang menyebabkan dia
ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian (keadaan atau ciri
tersebut disebut faktor resiko). Faktor resiko bisa memberikan suatu angka yang
sesuai dengan beratnya resiko.3
Suatu keadaan dimanan ibu, janin atau bayi baru lahir mempunyai resiko
yang bermakna terhadap meningktanya morbiditas dan mortalitas baik sebelum
persalinan maupun setelah persalinan
Suatu kondisi dan situasi serta keadaan umum seorang ibu selama
kehamilan, persalinan ataupun nifas yang mnyebabkan ancaman pada kesehatan
dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya yang disebabkan oleh faktor non
medis dan medis
B. KEHAMILAN DENGAN RESIKO TINGGI DAPAT DIBAGI ATAS 4
GOLONGAN :4
1. Penyakit yang menyertai kehamilan
Penyakit vaskular renal
Incompatibilitas darah
infeksi
2. Penyakit kehamilan
Partus prematurus
3 Wiknjosastro,Prof.dr.Hanifa. “ilmu Kandungan”. Edisi Ketiga. Jakarta : 1999
4 http://rizkiyana.wordpress.com/2007/06/29/kehamilan-resiko-tinggi/ Didownload Tanggal 1 november 2008 jam. 15.00
4
Perdarahan kehamilan
Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dengan tuanya kehamilan
(hidramnion, gemelli, IUGR)
Kehamilan serotinus
Kelainan uterus ( bekas SC dll)
3. Riwayat obstetri yang jelek
Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak dengan
kelainan kongenital
Satu atau beberapa partus prematurus
Abortus habitualis
Infertilitas tak sengaja lebih dari 5 tahun
4. Keadaan ibu secara umum
Umur ibu terlalu tua atau terlalu muda
Paritas
Berat badan ibu
Tnggi badan ibu
Ibu yang tidak menikah
Keadaan sosio ekonomi rendah
Addiksi obat: alkohol, narkotik, tembakau
C. FAKTOR-FAKTOR KEHAMILAN DENGAN RESIKO TINGGI5
Faktor non medis yaitu : sosio ekonomi dan demografi
Faktor medis terdiri dari :
1. Riwayat persalinan
2. Status / riwayat kelainan medik ibu
3. Status obstetri saat ini
4. Kebiasaan (habitualis)
Untuk menilai dan mengidentifikasi kehamilan resiko tinggi dilakukan
dengan cara membuat daftar faktor-faktor yang ada hubungannya dengan masalah
kehamilan saat ini lalu dilakukan skoring dari masing-masing faktor tersebut
yaitu:
5 http://rizkiyana.wordpress.com/2007/06/29/kehamilan-resiko-tinggi/ Didownload Tanggal 1 november 2008 jam. 15.00
5
1. Faktor sosial ekonomi
Satus sosial ekonomi : keuangan yang tidak adekuat
Status lingkungan sosial : lingkungan rumah yang jelek, masalah
sosial yang berat.
Status perkawinan : unwanted pregnancy khususnya remaja
Kecukupan gizi yang jelek
Pekerjaan orang tua
2. Faktor demografi
Maternal age : usia ibu <16 tahun atau >35 tahun
Maternal education : pendidikan ibu < 11 tahun
Maternal height : ibu yang pendek (<5ft atau <145 cm)
Maternal weight : overweight atau underweight
3. Faktor medis
A. Riwayat obstetri sebelumnya
Riwayat infertilitas
Riwayat KET dan abortus habitualis
Grande multipara
Riwayat stillborn dan kematian neonatus
Kelainan uterus dan servik
Riwayat kehamilan kembar
Riwayat persalinan prematur
Riwayat prolonged labor
Riwayat SC
Riwayat makrosomia
Riwayat persalinan dengan forsep
Riwayat bayi dengan defisit neurologis, trauma lahir dan
malformasi
Riwayat mola dan chorio-ca
B. Kelainan medis ibu dalam kehamilan
Penyakit jantung
Penyakit paru
6
Penyakit metabolik : tiroid, diabetes mellitus
Penyakit ginjal
Penyakit gastrointestinal
Gangguan endokrin (hifofise, adrenal)
Hemoglobinopati
Gangguan neurologis
STD dan penyakit infeksi lainnya
Keganasan
Riwayat pembedahan selama kehamilan
Kelainan kongenital traktus genitalis
Mental retardation dan gangguan / kekacauan emosional
C. Status obstetri saat ini
ANC tidak ada
Rh sensitisation
Large or small gestation
Prematur
PIH
Kehamilan kembar
Hidramnion
PRM
HAP
Kelainan presentasi
Prolonged pregnancy
Kelainan fetal “fetala well being”
Anemia
D. Kebiasaan
Ibu yang pendek
Alkoholik
Drug use / abused
7
D. PENANGANAN KASUS KEHAMILAN RESIKO TINGGI6
Semua kasus kehamilan resiko tinggi seharus segera diidentifikasi dan
dilakukan perawatan baik antenatal, intranatal, postnatal serta neonatal. Secara
umum mereka tidak haru seluruhnya dilayani pada pusat-pusat spesialis dan dapat
dilayani serta dirawat pada bidan-bidan yang terlatih dibawah pengawasan pusat-
pusat kesehatan masyarakat atau praktek dokter umum. Semua kasus resiko tinggi
ini harus tercakup oleh pelaanan obstetrik. Pelayanan yang dialkuakn oleh baik
pekerja kesehatan-kesehatan memberikan suatu perawatan dasar dan skrinning
pada daerah desa, pinggiran kota maupun dikota.
Suatu “check list” yang sederhana dipersiapkan untuk mereka dan diisi
untuk mengidentifikasi kasus-kasus resiko tinggi bersama dengan “medical
Officer” dari pusat kesehatan atau klinik kesehatan ibu dan anak. Pusat kesehatan
ataupun klinik kesehatan ibu dan anak itu dapat bekerja sama dengan spesialis
secara periodik yang datang dari rumah sakit pendidikan atau tidak seperti rumah
sakit kabupaten ataupun propinsi.
Pusat-pusat kesehtan, pimpinan klinik KIA bersama dengan spesialis
memutuskan kasus-kasus yang mana dapat ditatalaksana dirumah atau dipusat
kesehatan masyarakat.
Kasus-kasus dengan resiko tinggi yang nyata sebaiknya dirujuk pada pusat
pelayanan obstetrik yang lebih tinggi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penanganan kehamilan resiko
tinggi adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan tenaga bidan, perawat dan bekerja kesehatan masyarakat dalam
hal pelayanan obstetrik dasar.
6 http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/
08PenanggulanganPerinatalRisikoTinggi126.pdf/
08PenanggulanganPerinatalRisikoTinggi126.html Didownload tanggal 1 November
2008 , jam. 14.30
8
2. Penyusunan seminar secara periodik dengan partisipasi selruh unsur dalam
penanganan kasusu-kasus khusus
3. Rujukan kasus-kasus khusus ke pusat-pusat yang mempunyai tenaga
spesialis
4. Pemanfaatan sumberdaya manusia dan finasial jika diperlukan
5. Pemanfaatan laboratorium perinatologi untuk investigasi dan pelayanan
pediatrik untuk neonatus
6. Peningkatan standar pelayanan obstetrik dan pedidikan kesehatan
masyarakat
Pada kasus-kasus dengan kegagalan kehamilan sebelumnya dilakukan
investigasi sebab-sebab kegagalannya sebelum terjadi kehamilan berikutnya.
Pemeriksaan histogram pada kasus kelainan uterus. Pemeriksaan yang mnyerluruh
untuk hipertensi, penyakit ginjal atau gangguan tiroid dan jika ditemukan
kasualnya dilakukan pengobatan secara adekuat
PENILAIAN KEADAAN IBU DAN KESEJAHTERAAN JANIN
Hal ini harus dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, komplikasi penyakit ibu
harus dicari dan diobati jika diperlukan.
Pasien dengan riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya, sebaiknya dianjurkan
untuk istirahat dan hindari perjalanan jauh pada awal-awal kehamilan serta
menghindari sexual intercouse. Pemeriksaan vaginal sebaiknya dihindari pada
trimester 1.
Pasien dengan riwayat persalinan prematur, stillbirth, IUGR dan kelainan lainnya
dianjurkan dirawat dan istirahat dirumah sakit hususnya pada kelompok sosio
ekonomi jelek dimana tidak mendapatkan istirahat yang adekuat serta gizi yang
baik.
PENANGANAN DALAM PERSALINAN
Umumnya semua kasus resiko tinggi dilakukan seksio sesaria elektif sebagian
lainnya dilakukan induksi persalinan setelah janin aterm. Pada kasus terkahir ini
9
dilakukan pengontrolan yang ketat dalam menilai kemajuan persalinan dan
hipoksia janin.
Kondisi janin dapat dinilai dengan :
a. Fetal heart monitoring
Dengan stetoskop atau fetoskop
Monitoring elektronik
b. Keluarnya mekonium pada presentasi selain bokong
c. Pemeriksaan PH darah janin
Jika ada bukti telah terjadi hipoksia janin pada kala 1 atau kegagalan
kemajuan persalinan maka dilakukan SC. Kondisi janin dinilai segera setelah
persalinan dan dibawah perawatan pediatrik.
E. PENILAIAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
Nilai 10 atau lebih menunjukkan resiko tinggi.
FAKTOR RESIKO Skor
SEBELUM KEHAMILAN
1. Karakteristik ibu
Usia 35 tahun atau lebih atau 15 tahun atau kurang 5
Berat badan kurang dari 50 kg atau lebih dari 100 kg 5
2. Peristiwa pada kehamilan yg lalu
Kematian dalam kandungan 10
Kematian bayi baru lahir 10
Bayi premature 10
Kecil untuk masa kehamilan 10
Transfuse darah janin untuk penyakit hemolitik 10
10
Persalinan terlambat (lebih dari 42 minggu) 10
Keguguran berulang 5
Bayi besar (lebih dari 5 kg) 5
Hamil sebanyak 6 kali atau lebih 5
Riwayat eklamsi 5
Operasi sesar 5
Epilepsi atau kelumpuhan serebral pada ibu 5
Riwayat pre-eklamsi 1
Cacat bawaan pada bayi sebelumnya 1
3. Kelainan struktur
Rahim ganda 10
Kelemahan pada leher rahim 10
Panggul sempit 5
4. Keadaan medis
Tekanan darah tinggi menahun 10
Penyakit ginjal sedang sampai berat 10
Penyakit jantung berat 10
Diabetes yg tergantung kepada insulin 10
Penyakit sel sabit 10
Hasil pap smear yg abnormal 10
Penyakit jantung sedang 5
11
Penyakit tiroid 5
Riwayat tuberculosis 5
Penyakit paru-paru (misalnya asma) 5
Hasil pemeriksaan darah yg positif untuk sifilis atau hiv 5
Riwayat infeksi kandung kemih 1
Riwayat keluarga yg menderita diabetes 1
SELAMA KEHAMILAN
Obat-obatan & infeksi
pemakaian obat atau alkohol 5
Penyakit virus (misalnya campak jerman) 5
Influenza berat 5
Merokok 1
Komplikasi Medis
Pre-eklamsi sedang sampai berat 10
Pre-eklamsi ringan 5
Infeksi ginjal 5
Diabetes gestsional 5
Anemia berat 10
Infeksi kandung kemih 1
Anemia ringan 1
Komplikasi Kehamilan Pada Ibu
12
Plasenta previa 10
Pelepasan plasenta premature 10
Cairan ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak 10
Infeksi plasenta 10
Robekan pada rahim 10
Persalinan terlambat (lebih dari 42 minggu atau terlambat lebih dari 2
minggu)10
Sensitisasi rh pada darah janin 5
Bercak perdarahan 5
Persalinan premature 5
Ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan 5
Leher rahim berhenti melebar 5
Persalinan berlangsung lebih dari 20 jam 5
Mengedan lebih dari 2 jam 5
Persalinan cepat (kurang dari 3 jam) 5
Operasi sesar 5
Induksi persalinan karena alasan medis 5
Induksi persalinan 1
Komplikasi kehamilan pada bayi
Mekonium dalam cairan ketuban (hijau tua) 10
Letak bayi abnormal (misalnya letak bokong) 10
Persalinan letak bokong, dibantu seluruhnya 10
13
Kehamilan ganda (terutama 3 atau lebih) 10
Denyut jantung lambat atau sangat cepat 10
Prolapsus tali pusat 10
Berat badan kurang dari 2,75 kg 10
Mekonium dalam cairan ketuban (hijau muda) 5
Persalinan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum 5
Persalinan letak bokong, tidak dibantu atau dibantu sebagian 5
Pembiusan total pada ibu selama persalinan 5
F. PENCEGAHAN KEHAMILAN RISIKO TINGGI
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini
mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya. Diagnosa Ibu hamil
dengan kehamilan resiko tinggi jangalah diartikan dengan makna yang selalu
negatif. Dengan perawatan yang baik, 90-95% ibu hamil yang termasuk
kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan
mendapatkan bayi yang sehat.
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat
diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi. Jadi semakin dini masalah dideteksi,
semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun
bayi. Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan
normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.
14
Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan
ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan
dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga hiduplah dengan cara
yang sehat (hindari rokok, alcohol, dll),serta makan makanan yang bergizi sesuai
kebutuhan anda selama kehamilan.
Pencegahan kehamilan risiko tinggi dapat dilakukan ?
- Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke
Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa
kehamilan.
- Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
- Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
- Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
Pemerintah dan penyedia pelayanan kesehatan harus menganggap setiap
kehamilan adalah suatu hal yang istimewa, dan semua perempuan harus dapat
mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas, melalui :
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kaum perempuan dan
keluarganya terhadap resiko komplikasi yang dapat dialami oleh semua
perempuan, sehingga mereka mampu melakukan hal yang benar dan tepat
bila komplikasi itu benar terjadi.
Mendekatkan pelayanan kesehatan kepada keluarga, khususnya
perempuan, termasuk tenaga kesehatan terlatih, penanganan komplikasi
dan rujukan yang memadai, serta penanganan pertama yang cepat dan
tepat untuk setiap komplikasi sebelum dapat mencapai pelayanan
kesehatan yang lebih baik (seperti Rumah sakit).
Menciptakan suatu jaringan komunikasi dan transportasi yang
menghadirkan tenaga kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit serasa dekat
15
dengan masyarakat sehingga setiap ibu yang mengalami komplikasi dapat
memperoleh pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan memadai.
Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan reproduksi semua kaum
perempuan melalui pencegahan dan pengobatan setiap masalah yang dapat
memberikan kontribusi terhadap buruknya kondisi kesehatan
reproduksinya.
16
BAB III
STATUS OBSTETRI
I. SUBJEKTIF ( Anamnesis )
1. Biodata
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. B
Umur : 31 th Umur : 40 th
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Paritas : 4
Alamat :Cimahpar RT 06/06
Cikatomas
Telp/HP : -
2. Tanggal Masuk : 27 Oktober 2008 ( Poli OBGIN )
3. Keluhan Utama : Kontrol kehamilan dengan riwayat fistel
Ibu G5P4A0 merasa hamil 8 bulan datang ke RSUD Tasikmalaya untuk
kontrol kehamilan. Ibu masih merasakan adanya gerakan janin. Ibu tidak
mengeluh adanya mules – mules serta keluar cairan ataupun darah dari jalan
lahir.
Ibu kontrol ke RSUD karena ibu pernah disarankan oleh dokter dari
RSHS yaitu jika hamil harus melahirkan di RS, hal ini dikarenakan ibu pernah
menjalani operasi fistel sebelumnya ( tanggal 21 Juni 2007 ) sehingga menurut
keterangan dokter, ibu tidak bisa melahirkan secara normal melainkan harus
operasi di RS. Ibu mengatakan fistel muncul setelah ibu menjalani operasi
17
sesar pada kehamilan yang ketiga. Keluhan seperti tidak bisa menahan BAK
dan BAK lewat vagina dirasakan ibu setelah operasi sesar dan hal ini dialami
ibu selama ± 10 tahun, ibu tidak segera operasi untuk mengatasi fistel nya
dikarenakan tidak mempunyai biaya.
Anamnesis Tambahan :
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke-5, tidak pernah keguguran
sebelumnya, namun anak kedua meninggal pada waktu beberapa hari sebelum
lahir dan anak ke tiga meninggal 3 hari setelah dilahirkan (SC), dimana
sebelum di sesar ibu dicoba ditolong oleh seorang paraji, karena tidak lahir-
lahir ibu kemudian dibawa ke RS . Ibu mengetahui tentang kehamilannya dari
seorang bidan.
4. Riwayat Kelahiran Persalinan dan Nifas yang lalu
NO THN TEMPAT
LAHIR
USIA
KHMLN
JENIS
PSLN
PENLNG PENY KES
ANAK
NIFAS
1. 1987 Rumah 9 BLN
(aterm)
Spontan Paraji - +
( 3 hari PP )
TAK
2 1990 Rumah 9 BLN
(aterm)
Spontan Paraji - IUFD TAK
3 1998 RS 9 BLN
(aterm)
SC Dokter - +
( 3 hr post
SC )
TAK
4 2006 RS 9 BLN
(aterm)
Spontan Bidan - +
( 2 hari PP )
TAK
5 HAMIL SEKARANG
5. Riwayat Kahamilan Sekarang
G5P4A0
HPHT : 5 Maret 2008
TP : 12 Desember 2008
ANC : 2 x ke Bidan
18
6. Riwayat Penyakit dan Operasi yang dialami
Asthma ( - ) Paru ( - ) Liver ( - )
Jantung ( - ) Ginjal ( - ) Dll
Operasi : Ibu pernah menjalani operasi SC pada tahun 1998
Ibu pernah menjalani operasi fistulorafi pada tahun 2007
Riwayat Kontrasepsi : Ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi
sebelumnya
II. OBJEKTIF ( Pemeriksaan Fisik )
1. Status Praesens
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kasadaran : Kompos Mentis
Barat Badan : 60 cm
Tinggi Badan : 152 cm
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 24 x / menit
Suhu : 36,5 0C
Kepala :
Muka : Normochepali
Mata :
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
19
Mulut : dalam batas normal, gigi geligi
lengkap
Lidah : tidak ada kelainan
Leher : tidak ada kelainan, JVP tidak meningkat
Dada :
Jantung :
I = tidak tampak iktus kordis
P = teraba iktus kordis di ICS 5 MCS
P = batas jantung normal
A = BJ I, II murni, gallop (-), murmur (-)
Paru :
I = simetris
P = vokal fremitus simetris kira dan kanan
P = Sonor kiri dan kanan
A = suara nafas vesikuler, Ronkhi (-), wheezing (-)
Areola Mammae : melebar, hiperpigmentasi
Putting susu (nipple): menonjol
Perut :
Luka parut ( Bekas Operasi ) : ada
Striae Gravidarum : ada
Genitalia : tidak ada kelainan
Ekstremitas :
Atas : akral hangat, edema (-/-)
Bawah : akral hangat, edema (+/+) , Refleks (+/+)
20
2. Status Obstetrik
TFU = 31 cm
TBBA = 2430 – 2790 gram
Palpasi : LEOPOLD
I : Teraba bagian lunak, hampir bulat, tidak melenting
II : Teraba bagian agak keras memanjang dikiri dan
bagian- bagian kecil dikanan
III :Teraba bagian keras, bulat dan melenting,
konvergen.
His : -
Auskultasi : BJA = 136 x / menit
Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan
V/V :..............................................
Portio :..............................................
Ø :..............................................
KET :..............................................
KEP :..............................................
Pemeriksaan Panggul : Tidak di lakukan
Promontorium : Teraba / tidak teraba
Conjungata Diagonalis...... cm
Conjungata Vera............... cm
Linea innominata : Teraba seluruhnya / sebagian
Dinding samping panggul : Konvergen / Divergen
Spina ischiadica : Menonjol / Tidak menonjol
21
Os sacrum : Konkav / Lurus
Arkus Pubis : Cukup luas / tidak
Kesan Panggul : -
Pemeriksaan penunjang
LAB : -
USG : Janin tunggal hidup, letak kepala, cairan ketuban cukup,
jenis kelamin perempuan umur kehamilan 32 – 33 minggu
CTG : -
III.ASSESSMENT ( Diagnosis )
G5P4A0 hamil 32 minggu 5 hari (HPHT) dan 32-33 minggu (USG), dengan
riwayat SC 10 tahun yang lalu + riwayat fistulorafi 1 tahun yang lalu +
kehamilan resiko tinggi e.c.riwayat obstetric jelek, janin tunggal hidup
presentasi kepala.
IV. PLANNING ( Rencana Tindakan / Pengobatan )
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
Menganjurkan ibu untuk kontrol kehamilan 2 x dalam seminggu
Menganjurkan agar melakukan pemeriksaan KTG, Test TORCH
Memberitahukan ibu bahwa ia harus melahirkan di RS
Memberitahukan kepada ibu bahwa jika terdapat tanda-tanda persalinan
seperti mules-mules, keluar cairan ataupun darah dari jalan lahir untuk
segera ke RS
Menyarankan ibu untuk makan dan minum yang adekuat
Rencana Operasi SC elektif saat usia kehamilan ibu 37-38 minggu
22
BAB IV
PEMBAHASAN CASE REPORT
IV.1. PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosa ibu dengan riwayat obstetric jelek , pada pasien
ini sudah benar ?
2. Apa pada pasien ini termasuk dalam kehamilan dengan resiko
tinggi ?
3. mengapa perlu dilakukan pemeriksaan KTG pada pasien ini ?
4. mengapa perlu dilakukan pemeriksaan TORCH pada pasien ini ?
5. apakah pada pasien ini bisa melakukan persalinan pervaginam ?
6. mengapa persalinan pada kehamilan yang ketiga pada pasien ini
dengan cara SC ?
7. Apakah penanganan pada persalinan yang keempat pada pasien ini
benar ?
8. mengapa pada pasien ini terjadi fistula vesiko vagina ?
9. bagaimana penanganan fistula vesikovagina pada pasien ini ?
10. Edukasi apa saja yang bisa diberikan pada pasien ini ?
23
IV.2. PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosa ibu dengan riwayat obstetric jelek , pada
pasien ini sudah benar ?
Diagnosa riwayat obstetric jelek pada pasien ini menurut kami sudah
benar, karena pada riwayat kelahiran persalinan dan nifas yang lalu tertera :
- anak I meninggal setelah 3 hari post partum dikarenakan tiba-tiba
badan panas meninggal
- anak II meninggal di dalam kandungan (beberapa hari sebelum partus
ibu tidak merasakan gerakan anak) dikarenakan oleh sebab yang
tidak jelas
- anak III meninggal 3 hari post SC , yang sebelumnya dicoba ditolong
oleh paraji karena tidak ada kemajuan persalinan dibawa ke RS
SC
- anak IV meninggal 2 hari post partum badan panas meninggal
2. Apa pada pasien ini termasuk dalam kehamilan dengan resiko
tinggi ?
Kriteria kehamilan resiko tinggi menurut literatur7 dibagi dalam beberapa
kategori. Kategori yang sesuai pada pasien ini adalah :
7 http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=17&iddtl=569
Didownload Tanggal 1 November 2008 jam. 14.00
24
- Penyakit yang menyertai kehamilan adanya riwayat fistulorafi
akibat fistulo vesico vaginal
- Adanya riwayat obstetri yang jelek kematian sebelum persalinan 1x
dan kematian bayi beberapa hari setelah persalinan sebanyak 3x
- Keadaan ibu secara umum keadaan sosi ekonomi rendah.
Kriteria kehamilan dengan resiko tinggi pada ibu ini juga sesuai dengan
TABEL PENILAIAN KEHAMILAN DENGAN RESIKO TINGGI :
- Peristiwa kehamilan yang lalu :
o Kematian anak dalam kandungan point : 10
o Kematian bayi baru lahir point : 10
o Riwayat SC point : 5
__________ +
25
untuk hasil yang lebih dari 10 termasuk dalam kehamilan dengan
resiko tinggi.
3. mengapa perlu dilakukan pemeriksaan KTG pada pasien ini ?
Karena adanya kehamilan resiko tinggi dengan riwayat obsteri yang jelek
pada pasien ini, maka menurut kami, pada pasien ini perlu dilakukan pemeriksaan
KTG. Menurut literatur, KTG merupakan salah satu alat elektronik yang
digunakan untuk melihat kesejahteraan janin (Kesejahteraan janin artinya janin
dalam keadaan hidup sehat dan tidak sakit, selamat, terbebas dari ancaman),
melalui penilaian pola denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan
adanya kontraksi ataupun aktifitas janin dalam rahim.
25
4. mengapa perlu dilakukan pemeriksaan TORCH pada pasien
ini ?
kami merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan TORCH pada ibu ini
karena pasien ini mempunyai riwayat anak meninggal dalam kandungan sebanyak
1 x dan meninggal beberapa hari post partum sebanyak 3x, dimana penyebabnya
tidak diketahui. Menurut kami kemungkinan salah satu penyebabnya adalah
infeksi TORCH.
Sesuai dengan literatur8 TORCH adalah penyakit infeksi menular yang
menyerang ibu hamil sehingga menyebabkan kelainan pada janin yang
dikandungnya berupa abortus atau cacat bawaan.
Penyebab : Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus, Herpes simpleks.
Infeksi TORCH menyebabkan :
1. Pada trimester pertama
Abortus
Kelainan kongenital yang berat
2. Pada trimester kedua dan ketiga
Partus prematurus
Kelainan pada organ-organ seperti mata, testis, paru dan jantung
3. infertilitas idiopatik
5. apakah pada pasien ini bisa melakukan persalinan pervaginam ?
menurut kami, pada pasien ini tidak bisa dilakukan persalinan pervaginam
karena: pada pasien ini termasuk dalam kehamilan dengan resiko tinggi :
- adanya riwayat obstetrik yang jelek
- adanya riwayat operasi fistulorafi 1 th yang lalu, sehingga jika
dilakukan partus pervaginam ditakutkan akan terjadi fistel kembali.
8 http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=17&iddtl=569
Didownload Tanggal 1 November 2008 jam. 14.00
26
6. mengapa persalinan pada kehamilan yang ketiga pada pasien ini
dengan cara SC ?
persalinan pada kehamilan yang ketiga pada pasien ini dengan cara SC
karena sebelumnya sudah dicoba ditolong oleh paraji, karena tidak ada kemajuan,
pasien lalu dibawa ke RS, dan di RS pasien dilakukan SC.
7. Apakah penanganan pada persalinan yang keempat pada pasien
ini benar ?
Penanganan pada persalinan yang ke empat pada pasin ini menurut kami
tidak benar, karena semenjak setelah SC pasien ini terjadi fistulo vesiko vaginal
( anamnesa : keluar kencing dari jalan lahir yang tidak bisa ditahan ”Beser” )
jika dilakukan persalinan pervagian dikhawatirkan akan dapat memperbesar
lubang fistulo vesiko vaginal. Hal ini terbukti menurut anamnesa semenjak
persalinan tersebut ibu ”Beser” semakin parah.
8. mengapa pada pasien ini terjadi fistel vesiko vagina ?
pada pasien ini terjadi fistel vasico vaginal, menurut kami dikarenakan
oleh adanya partus lama ( di paraji ) obstucted labor nekrosis jaringan
antara vesika urinaria dengan vagina tekanan yang lama oleh kepala janin
(terepit antara tulang-tuang kepala dengan tulang pubis ). apabila jaringan yang
terkena cukup luas dan tidak dapat diatasi sendiri oleh mekanisme penyembuhan
sel, maka akan terjadi fistula.
9. bagaimana penanganan penanganan fistel vesikovagina pada
pasien ini ?
pada saat didiagnosa adanya fistula vesiko vaginal, pasien ini sudah
disarankan oleh dokter untuk dilakukan operasi di RS Hasan Sadikin Bandung,
tetapi dikarenakan alasan ketiadaan biaya maka pasin mengurungkan niat tersebut.
27
Baru pada tahun 2007 pasien dioperasi, dan sampai saat ini pasien sudah tidak
mengeluhkan adanya “Beser” lagi. Menurut kami, penanganan fistula pada pasien
ini sudah benar.
10. Edukasi apa saja yang bisa diberikan pada pasien ini ?
a. Menganjurkan ibu untuk kontrol kehamilan 2 x dalam seminggu
b. Memberitahukan ibu bahwa ia harus melahirkan di RS
c. Memberitahukan kepada ibu bahwa jika terdapat tanda-tanda persalinan
seperti mules-mules, keluar cairan ataupun darah dari jalan lahir untuk
segera ke RS
d. Menyarankan ibu untuk makan dan minum yang adekuat
e. Menganjurkan ibu agar selalu menjaga personal higiene
28
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi FK UNPAD Bandung.Edisi 1983.Bandung: 1983
Cunningham, F. Gary.2005. “Obstetri Williams”. Edisi 21.Jakarta
Wiknjosastro,Prof.dr.Hanifa. “ilmu Kandungan”. Edisi Ketiga. Jakarta : 1999
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/21/personal-higiene/, Didownload tanggal
1 November 2008, pukul 20.00 WIB
http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-tmhanafiah.pdf , Didownload tanggal
1 November 2008, pukul 20.05 WIB
http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=17&iddtl=573 ,
Didownload tanggal 1 November 2008, pukul 20.00 WIB
http://mamapapa.dagdigdug.com/2008/05/23/hello-world/ , Didownload tanggal 1
Noember 2008, pukul 19.00 WIB
http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=17&iddtl=569
Didownload Tanggal 1 November 2008 jam. 14.00
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/
08PenanggulanganPerinatalRisikoTinggi126.pdf/
08PenanggulanganPerinatalRisikoTinggi126.html Didownload tanggal 1
November 2008 , jam. 14.30
29
http://rizkiyana.wordpress.com/2007/06/29/kehamilan-resiko-tinggi/ Didownload
Tanggal 1 november 2008 jam. 15.00
30