CR - Gangguan Bipolar Dm Laras

download CR - Gangguan Bipolar Dm Laras

of 19

description

Gangguan Bipolar

Transcript of CR - Gangguan Bipolar Dm Laras

LAPORAN KASUS RAWAT JALAN

LAPORAN KASUSF31.1 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK TANPA GJALA PSIKOTIK

Dokter Pembimbing :dr. Tendry Septa, Sp.KJ

Disusun oleh :M. Rizki Darmawan M., S Ked 0918011060Laras Maranatha Tobing, S.Ked 0918011055

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGBAGIAN ILMU KESEHATAN JIWARUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG2014

I. IDENTIFIKASI PENDERITA

IDENTITAS PASIENNama: Ny. YTWUmur : 38 tahunJenis Kelamin: PerempuanPendidikan: S1Pekerjaan: -Agama: IslamSuku/Bangsa: Mongolia Alamat: Jl. Gotong Royong no.1 RT.15 imo puro, Metro Pusat Status perkawinan: Menikah, memiliki satu anak Nomor CM: 00-08-06Tanggal Pemeriksaan: 31 Desember 2013. Pukul 13.00 WIB

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS

Keadaan umum: Cukup BaikKesadaran: Compos mentisTekanan darah: 120 / 80 mmHgNadi: 80 x/menitSuhu: 36,6 CPernapasan: 20 x/menitSistem Respiratorik: dalam batas normalSistem Kardiovaskuler: dalam batas normalSistem Gastrointestinal: dalam batas normalSistem Urogenital: dalam batas normalKelainan Khusus: tidak adaB. STATUS NEUROLOGIS

Rangsang meningeal: tidak adaUrat saraf kepala: normalSistem motorik: normalSaraf vegetatif: normalFungsi luhur: normal

C. LABORATORIUM

Hb: 12,1 g/dlHt: 36%LED 1 jam: -Eritrosit: 4.200.000 sel/mm Leukosit: 5.400 sel/mmGDS: -Protein total: -SGPT/SGOT: 16/16Ureum: 26Creatinin: 1Kolesterol total: -Uric acid: -Trigliserida: - III. PEMERIKSAAN PSIKIATRI

A. AUTOANAMNESA

A1. KELUHAN UTAMA Pasien mengaku ingin menjual tanah yang diakui pasien diberikan oleh orang tuanya

A2. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT Tahun 1984Pasien mengaku sering ditampar oleh ayah kandungnya, dan pasien merasa ibunya pilih kasih terutama dalam pembagian porsi makanan, sejak saat itu pasien merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya dan pasien merasa stress. Tahun 1990Pada tahun 1990 ketika pasien duduk di bangku kelas II SMP, pasien mengaku dipermalukan oleh gurunya di depan kelas, selain itu ia juga kecewa terhadap nilai beberapa mata pelajaran di sekolah yang diperoleh yang diyakini oleh pasien tidak sesuai dengan kemampuan dia. Pasien merasa seharusnya ia mendapatkan nilai yang lebih baik, sejak itu pasien merasa stress dan suka mudah marah tanpa sebab, kemudian pasien dipindahkan sekolah ke Salatiga. Di Yogyakarta, pasien dibawa berobat ke RS Puri Nirmala oleh keluarganya dan pasien mendapatkan obat yang diminum selama satu tahun, lalu ia kembali dibawa ke Lampung dan melanjutkan pendidikannya di Metro. Tahun 1992Pasien dipisahkan dengan teman dekat lelaki pasien oleh orang tuanya, sejak saat itu pasien stress. Pasien banyak bicara dan tidak jelas. Lalu keluarga membawa pasien ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung dan dirawat selama 1 minggu. Setelah 1 minggu dirawat, pasien pulang, dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur. Tahun 2008 Pasien kembali dibawa berobat oleh keluarganya ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung dikarenakan pasien sulit tidur dan terlalu gembira. Pasien dirawat selama 2 bulan. Setelah 2 bulan dirawat, pasien pulang, dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur. Tahun 2012 (Januari) Pasien dibawa oleh keluarganya dirawat di RS. Jiwa Daerah Provinisi Lampung karena ia tidak dapat diatur, dan pasien dirawat selama 5 bulan. Tahun 2013 (Desember) Pasien dibentak oleh kakak kandungnya dikarenakan ingin menjual tanah yang diakui milik dirinya. Pasien merasa ia sangat sedih dikarenakan kakak yang paling disayanginya membentak dirinya, kemudian pasien dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa Daerah Provinisi Lampung pada tanggal 21 Desember 2013.

A3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Riwayat cedera kepala dan kejang disangkal

A4. RIWAYAT PENYAKIT FISIK & PEMAKAIAN OBAT TERLARANGMenurut pasien, selama ini pasien tidak pernah mengkonsumsi zat-zat psikoaktif. Pasien juga menyatakan bahwa dia tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan merokok.

A5. RIWAYAT PRAMORBIDa. Riwayat kehamilan dan persalinanPasien tidak mengetahui.b. Riwayat bayi dan balitaPasien tidak mengetahui.c. Riwayat anak dan remajaPasien merupakan anak yang aktif, manja dan ingin selalu diperhatikan. Pasien mengaku mudah bergaul dengan teman sebayanya. Pasien mulai berobat dengan gangguan suasana perasaan.

A6. RIWAYAT PENDIDIKAN SD: SD, tamat 6 tahun. SMP: SMP Xaverius Teluk Betung, SMP Satwa Wacana Salatiga, dan SMP Kartika Tamat Metro tamat 3 tahun SMA : Tamat sekolah 3 tahun Sarjana: Mengaku tamat sarjana ISIPPasien mengaku selalu mendapatkan peringkat teratas di kelasnya.

A7. RIWAYAT AGAMA

Pasien mengaku beragama islam sejak menikah (usia 28 tahun), sebelumnya pasien mengaku menganut agama katolik yang merupakan kepercayaan kedua orang tua kandungnya.

A8. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL

Sebelum ia mengalami gejala psikiatria sangat aktif dalam kegiatan sehari-hari, namun setelah mengalami gangguan pasien menjadi penyendiri dan mudah marah.A9. RIWAYAT PELANGGARAN HUKUM

Pasien mengaku tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian.

A10. RIWAYAT PEKERJAAN

Pasien belum pernah bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga.

A11. RIWAYAT PERKAWINAN

Pasien pernah menikah sekali pada tahun 2004 dan memiliki seorang anak. Pada awal pernikahannya pasien hidup harmonis dengan suaminya, namun setelah melahirkan, penyakitnya menjadi lebih sering kambuh. Pasien juga menambahkan suaminya mengalami skizofrenia. Ia sering dimarahi dan pernah ingin ditusuk oleh suaminya. Hal ini membuat ia dan suaminya berpisah.

A12. RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak keenam dari 6 bersaudara. Sejak usia 3 bulan, ia dibesarkan oleh orang tua angkat. Ia mempunyai seorang kakak dan seorang adik angkat. Ia hidup dengan ekonomi yang pas-pasan karena orang tua angkatnya mengalami kebangkrutan. Hubungan pasien baik dengan orang tua angkatnya.

Pada usia 13 tahun, pasien baru mengetahui statusnya sebagai anak angkat. Sejak sakit ini, pasien dikembalikan kepada orang tua kandungnya karena masalah ekonomi untuk pengobatannya. Pasien mengaku orang tua kandungnya adalah orang yang kaya. Hubungan pasien dengan keluarga kandungnya tidak begitu harmonis. Pasien merasa orang tua kandungnya pilih kasih dan tidak pernah mendengarkannya.

Pasien memiliki seorang anak laki-laki. Namun, sejak kecil ia tidak mengenalkan dirinya sebagai orang tua. Ia menganggap lebih baik menjadi sahabat bagi anaknya karena takut anaknya malu dengan keadaan dirinya sebagai orang gila. Pasien merasa anaknya tetap menyayanginya.

Skema pohon keluarga :(kandung)(angkat)

Keterangan:: Laki-laki : Wanita: pasien

A13. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien tidak memiliki pekerjaan, dengan statusnya sebagai orang gila tidak ada yang menerimanya bekerja. Namun, sebelum masuk rumah sakit, ia mengaku pernah berinvestasi dan menyewakan rumah.

B. AUTOANAMNESIS

Dilakukan pada hari Senin, tanggal 31 Deseember 2013 pukul 14.00 WIB.Autoanamnesa kepada pasien dilakukan oleh M. Rizki Darmawan M, S.Ked dan Laras Maranatha L.T, S.Ked.

T : Siang mba saya laras yang ini rizki. kami dokter muda disini, mau ngobrol sebentar bisa?J:Bisa. Mau ngobrol disini (di ruang rawat) apa mau di luar ? Di luar aja ya sebab di dalam panas.T: iya boleh mba. Silahkan duduk. Nama mba siapa?J: Yulia Titi Wijaya, kamu boleh panggil Tiwi, Wiwi, Yuli atau whatever lah supaya akrab (benar)T: Umurnya mba Yuli sekarang berapa ya?J: 38 tahun, tapi masih keliatan muda kan? Pasti kalian berfikir saya seumuran kalian kan? (tertawa) (benar)T: memang mba Yuli lahir tanggal berapa?J: tanggal 11 Juni 1976 (benar)T: mba tinggalnya dimana?J: Metro (Benar)T: Terakhir sekolah atau kuliah?J: Kuliah sarjana ISIP dengan IPK 3,34 T: Mba Yuli biasanya kalau sehari hari kerjanya apa?J : ibu rumah tangga ajah, paling masak, ama beres-beres. (benar)T: mba yuli dari kapan disini ?J: sejak tanggal 21 Desember 2013 (benar)T: Mba Yuli tau atau tidak kenapa dibawa kesini ?J: Iya tau, jadi waktu itu gue mau ngejual tanah gue yang dikasih sama bokap gue, terus gue dimarahin sama abang gue, setelah dimarahin gue sedih banget sampe badan gue tremor. Gue paling gak bisa dimarahin sama orang yang paling gue sayang. Buat gue, hal tersedih adalah dimarahin orang yang paling gue sayang dan yang paling gue sayang itun adalah abang gue T: yang membawa Yuli kesini siapa?J: Semua keluarga. Jadi ceritanya waktu itu gue mau ke bandung, gue udah packing terus tiba-tiba ditengah jalan gue dibilang mau dianter ke Rumah Sakit Jiwa. Gue langsung teriak-teriak gak mau, habis itu gue langsung nyanyi lagu rohani kenceng-kenceng dan pelung koko yang bentak gue tadi sambil bisikin koko Yuli sayang banget sama koko dari situ koko gue keluar air mata.T: dulu pernah diceritain ga lahirnya mba Yuli gimana?J: gak taulah lupa..T: dulu pernah ga kebentur atau pingsan gitu?J: ga kayaknyaT: Mba Yuli tau kalau mba yuli sakit ?J: Iya tau, gue sakit bipolar kini manik kan ? gue juga tau kalo Penyakit gue gak bisa sembuh. T: Mba Yuli tau apa bipolar kini manik ? Tau dari siapa ?J: Tau, jadi bipolar kini manik itu kadang-kadang sedih sekali, Kadang sangat bahagia iya kan ? gue tau dari dokter gue dari kecil dan searching di internetT: Mba Yuli bisa cerita gimana awalnya mba yuli sakit ?J : Iya, catet ya.. Jadi awalnya pas gue umur 13 tahun gue mulai sakit. Waktu itu gue masih SMP, sebenernya yang buat gue sakit adalah keluarga gue sendiri. Waktu kecil ayah kandung gue suka namparin gue, ya dari situ gue sakitT: Memang Yuli ada berapa ayah ?J: Gue belum cerita ya? Jadi gue dititipin ke orang tua angkat gue dari kecil tapi semenjak gue sakit gue dibalikin lagi ke orang tua kandung gue. T: Mba Yuli sering kambuh ? kalau kambuh karena apa ? dari umur 13 tahun itu sering sakit ?J: Iya catet ya, jadi gue itu umur 13 kambuh, 14 sembuh, 15 kambuh, 16 sembuh, 17 sakit, 18 sembuh, terus dari tahun 1995-2004 sembuh kambuh lagi setelah melahirkan karena sebenernya gue kan gak boleh hamil sama dokter udah gitu gue ngelahirinnya gak disesar berarti gue makin besar dong kemungkinan gue buat kambuh, udah gitu suami gue skizofrenia juga, kan skizofrenia bisa mencetuskan gangguan bipolar iya kan ? biasanya gue paling sering kambuh setelah putus cinta apalagi waktu sama Noe letto.T: Noe letto ? artis ?J: Iya, tau kan ? Yang nyanyi lagu (menyanyi lagu letto) itu kan liriknya gue yang ngarang makanya di albumnya itu ada tulisan kepada jiwa yang sakit, itu gue.T: selama sekolah ada ga masalah? J: Pernah waktu gue SMP kelas 2 gue dipermalukan sama guru bahasa lampung gue di depan kelas cuma gara-gara gue nanya susu terus gue dipanggil ke depan kelas dari situ gue stress gue kambuh lagi sakitnya (stressor).T: mba dewi sudah menikah?J: sudah tahun 2004 udah 10 tahun, tapi suami gue skizofrenia juga T: mba dewi sudah punya anak?J: sudah satu orang laki-lakiT: sekarang hubungan dengan suami mba gimana?J: udah ga pernah ketemu lagi soalnya dia sakit juga, anak gue aja tinggalnya sama orang tua gue T: Kalau anak Yuli gimana? Dia tau Yuli ibunya?J: Gak, dia kalo kesini panggil gue tante. Gue gak mau anak seperti ayah ataupun ibunya. Gue mau jadi sahabat dia aja, gue cukup memperhatikan dia dari jauh dan jadi temen cerita gue. Buat gue yang terpenting anak gue hidup bahagia di masa depan (mata berkaca-kaca)T: mba Yuli sempet kerja?J: ngga, kan gue gila (stresor)T: kalau mba dengan kakak-kakak mba sering ribut ga?J: enggakT: kalau dengan tetangga gimana mba? Baik-baik ga?J: gini ya prinsipnya gue ga akan marah kalo orang itu gak macem- macem sama gue, kalo dia macem-macem y ague marahT: dirumah dulu ada orang yang sakit kayak Yuli ga? (familly history)J: ada kakaknya mamah gue sakit juga dia skizofrenia (herediter)T: mba Yuli selama disini apa yang dirasakan?J: Senang punya teman teman tapi kangen dengan orang tua tiri gue karena dia lebih perhatian sama gue. (mood baik)T: mba kayanya ga suka ngerokok ya?J: ga bisa saya (rokok -)T: kalo minum kayanya enggak pernah..J: ga pernah, ga suka. (alkohol -)T: kalo obat obat-obatan gitu juga, ama ngirup aibon gamungkin lah yah.J: ga pernah saya kaya gitu gitu.. (psikotropika -)T: mba pernah denger bisikan-bisikan gak?J: ga pernah.(halusinasi akustik -)T: kalau liat seperti bayangan atau setan gitu pernah ga mba?J: ga pernah juga (halusinasi visual -)T: pernah mencium bau-bauan tapi ga ada sumber baunya?J: ga pernah (halusinasi olfaktorik -)T: kalau ngerasa ada yang jalan-jalan di kulit?J: ga pernah (halusinasi taktil -)T: pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau ga mba? J: ngga..T: mba dewi ngerasa punya kelebihan ga dibanding orang lain?J: iya gue lebih pinter disbanding kakak-kakak gue, orang gue ranking terus dari SD. IPK gue aja 3,34, gue suka belajar bahasa inggris yang baukunya tebel-tebel (Waham kebesaran)T: lalu merasa ada orang lain yang ingin berbuat jahat ga sama mba yuli?T: terimakasih mbaJ: ya terimakasih

C. STATUS PSIKIATRIKUS

1. Deskripsi Umumi. Penampilan Seorang perempuan memakai seragam RSJ, baju kaos orange motif polos dan celana panjang hitam, perawakan gemuk, kulit kuning langsat, rambut sepinggang tampak lembab tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih.

ii. Tingkah laku dan aktivitas psikomotorMondar-mandir, sebentar duduk sebentar ingin berdiri, bercerita disertai gerakan anggota tubuh.iii. Sikap terhadap pemeriksaKooperatif, cenderung seduktif

2. Mood dan afeki. Mood: elevated moodii. Afek: luasiii. Kesesuaian: sesuai

3. BicaraBicara spontan, cepat, flight of idea, artikulasi jelas, kuantitas cukup, volume besar, kualitas lebih banyak cenderung ingin mendominasi.

4. Gangguan Perseptual : tidak ada

5. Pikirani. Proses atau bentuk pikiran: ii. Isi pikiran: tidak ada gangguan

6. Sensorium dan kognisai. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran: cukup baikii. Orientasi tempat: tidak ada orang: tidak ada waktu: tidak adaiii. Daya ingat segera: kurang baik jangka pendek: baik jangka menengah: baik jangka panjang: baikiv. Konsentrasi: baikv. Pikiran abstrak: cukup baikvi. Sumber informasi dan intelegensia: luas7. Kontrol impuls: cukup baik8. Pertimbangan dan tilikan: derajat 49. Kejujuran: sulit dinilai

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien TN. YTW, 38 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan diri baik. Dibawa ke RS. Jiwa dengan keluhan ingin menjual tanah milik orang tuanya. Pasien mengaku dibentak oleh kakak kandungnya karena ingin menjual tanah. Sejak saat itu pasien merasa sangat sedih, susah tidur, dan mudah marah tanpa sebab. Pasien merasa dirinya pintar dan bangga jika diperhatikan oleh orang lain.

Pasien juga merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya terutama dalam pembagian porsi makanan, ia merasa kakaknya lebih disayang dibandingkan dengan dirinya. sering menangis dan merenung bila setelah sholat dan saat berdoa. Diakui pasien, dia ingat tentang kematian kedua orang tuanya. Menurut istri pasien hal tersebut hanya berlangsung beberapa hari saja.

Pada status mental didapatkan: pada gambaran umum, perawatan diri baik, bersikap kooperatif selama wawancara. Mood elasi (hipertim), Afek, appropriate, serasi. Bicara spontan dan lancar, logorrhea, volume keras. Proses pikir flight of ideas. Isi pikir terdapat gagasan yang berlebihan dan waham kebesaran. Tidak ada halusinasi. Penilaian realita terganggu, dengan tilikan derajat 3.

V. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pikiran yang bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.

Aksis IBerdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis, dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik dan penggunaan zat psikoaktif.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien. Didapat: pasien banyak bicara, sering marah, cenderung berlebihan, pekerjaannya terganggu, mengalami masalah dengan orang-orang disekitarnya, pernah mengalami periode depresi; mood elasi (hipertim) dan afek luas, serasi; logorrhea; proses pikir flight of ideas; dan terdapat waham kebesaran. Perilaku pasien dalam menjawab pertanyaan terkadang hiperaktif. Sehingga berdasarkan PPDGJ-III, diagnosis F 31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik dapat ditegakkan.

Didiagnosis banding dengan Skizoafektif tipe manik (PPDGJ-III diagnosis F25.0), karena onset timbulnya skizofrenia yang bersamaan dengan gangguan afektif belum dapat diketahui dengan jelas. Aksis IIPada pasien didapatkan memiliki suatu rasa kepercayaan diri yang besar (misalnya, merasa paling pintar dibandingkan sadara kandungnya). Pasien mengaku bahwa ia adalah "spesial" memiliki IQ 141. Pernyataan tersebut merupakan ciri kepribadian narsisistik.

Aksis IIITidak ada

Aksis IVMemiliki masalah dengan kakak kandungnya. Pasien kecewa dikarenakan kakak kandungnya membentak pasien oleh karena pasien ingin menjual tanah yang diakui miliknya.

Aksis VPenilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis : F 31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik DD/ F 25.0 Skizoafektif tipe manikAksis II: Kesan ciri kepribadian narsisistikAksis III: Tidak adaAksis IV: Bertengkar dengan kakak kandungnyaAksis V: GAF 70 61 (saat ini) GAF 60 51 (HLPY)

VII. TERAPI

Psikofarmaka Carbamazepin 2 x 200 m Asam valproat 3 x 250 mg Risperidone 2 x 3 mg

Psikoterapi Terhadap pasien Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya sehingga pasien dapat mengenali keadaannya Mendorong pasien untuk minum obat secara teratur dengan mengajarkan manfaat dari obat-obatan yang diberikan Bila pasien berobat jalan, dianjurkan agar selalu rutin kontrol ke poliklinikTerhadap keluarga Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga dan pentingnya rutinitas minum obat dalam proses kesembuhan pasien Mendorong suami agar lebih berperan dalam kesembuhan pasien, misalnya dalam mengawasi minum obat, atau menjenguk sesekali bila pasien dirawat.

VIII. PROGNOSA

Quo ad vitam: bonam Quo ad functionam: dubia ad malam Quo ad sanationam: dubia ad malam

IXDISKUSI

Pada pasien ditegakkan diagnosis gangguan afektif bipolar, epidose kini manik dengan gejala psikotik, dengan diagnosis banding skizoafektif tipe manik. Hal ini disesuaikan dengan PPDGJ III, di mana episode sekarang memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik:

Gangguan ini ditandai oleh episode berulang (sekurang kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi) . Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.

Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan. Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide ide perihal kebesaran/ grandiose ideas dan terlalu optimistik. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran. Pada pasien ini dapat diberikan terapi :

KarbamazepinPada pasien ini dapat diberikan karbamazepin yang dapat digunakan untuk bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik (antikonvulsan) dan sebagai mood modulator. Saat ini karbamazepin merupakan antiepilepsi utama di Amerika Serikat. Karbamazepin juga dapat digunakan sebagai antimania dan terapi profilaksis. Indikasi penggunaan terapeutik penggunaan karbamazepin adalah :- Epilepsi- Gangguan bipolar (mania, depresi)- Skizofrenia dan gangguan skizoafektif- Gangguan depresif- Gangguan pengendalian impulsKarbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam 3 atau 4 dosis dan ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir minggu pertama pengobatan. Seperempat dari jumlah pasien yang diobati mengalami efek samping gejala intoksikasi akut karbamazepin dapat berupa stupor atau koma, kejang dan depresi nafas.

ValproatValproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan cepat diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali diperkenalkan sebagai obat anti epileptik yang efektif di tahun 1963. Di samping itu valproat dan karbamazepin telah terbukti efektif dalam terapi gangguan bipolar.

Indikasi pemberian asam valproat adalah :- Epilepsi- Gangguan bipolar- Gangguan skizoafektifAsam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250 per 5 ml. Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan. Dosis dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3 sampai 6 hari. Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati, ruam kulit dan allopesia.

RisperidonRisperidon sebagai antipsikotik atipikal pada pasien ini dengan pertimbangan efektivitasnya dalam mengatasi gejala positif maupun gejala negatif yang sama baik serta efek samping yang lebih kecil disbanding antipsikotik tipikal. Penggunaan antipsikotik atipikal kini merupakan lini pertama untuk mengaasi gejala psikotik. Obat ini tidak memiliki efek samping ekstrapiramidal, kecil kemungkinan dalam peningkatan berat badan dan lebih kecil dalam menyebabkan terjadinya sindrom metabolik. Dosis terapi risperidon adalah 2-8 mg yang setara dengan dosis haloperidol 5-20 mg, dengan dosis efektif 6 mg/hari.

0

18