Chapter Report SKINNER

16
BAB I PENDAHULUAN Kepribadian merupakan sesuatu hal yang unik dalam diri individu. Kepribadian yang dinamik merujuk kepada perubahan kualitas prilaku (karakteristik) individu, dari waktu ke waktu atau dari situasi ke situasi. Kepribadian sebagai suatu organisasi, artinya kepribadian lebih menekankan pemolaan bagian-bagian struktur kepribadian yang independent yang masing-masing baggian memilki hubungan khusus satu sam lainnya. Kepribadian sebagai system psikofisik berarti kebpribadian mencakup kebiasaan, sikap, emosi, sentiment, motif, keyakinan yang merupakan aspek psikis, sedangkan aspek fisik seperti system syaraf, kelenjar, tubuh individu secara keseluruhan. Kepribadian sebagai determinan menunjukan peranan motivasional system psikofisik yang mendaari kegiatan- kegiatan yang khas dan mempengaruhi bentuknya dan yang terakhir kepribadian sebagai sesuatu yang unik maksudnya merujuk kepada keragaman tingkah laku individu sebagai ekspresi dari pola system psikofisiknya. Kesemua unsur kepribadian yang disebutkan di atas adalah aspek-aspek yang perlu dipahami oleh guru bimbingan dan konseling yang professional guna diterapkan 1

Transcript of Chapter Report SKINNER

Page 1: Chapter Report SKINNER

BAB I

PENDAHULUAN

Kepribadian merupakan sesuatu hal yang unik dalam diri individu.

Kepribadian yang dinamik merujuk kepada perubahan kualitas prilaku (karakteristik)

individu, dari waktu ke waktu atau dari situasi ke situasi. Kepribadian sebagai suatu

organisasi, artinya kepribadian lebih menekankan pemolaan bagian-bagian struktur

kepribadian yang independent yang masing-masing baggian memilki hubungan

khusus satu sam lainnya. Kepribadian sebagai system psikofisik berarti kebpribadian

mencakup kebiasaan, sikap, emosi, sentiment, motif, keyakinan yang merupakan

aspek psikis, sedangkan aspek fisik seperti system syaraf, kelenjar, tubuh individu

secara keseluruhan. Kepribadian sebagai determinan menunjukan peranan

motivasional system psikofisik yang mendaari kegiatan-kegiatan yang khas dan

mempengaruhi bentuknya dan yang terakhir kepribadian sebagai sesuatu yang unik

maksudnya merujuk kepada keragaman tingkah laku individu sebagai ekspresi dari

pola system psikofisiknya.

Kesemua unsur kepribadian yang disebutkan di atas adalah aspek-aspek yang

perlu dipahami oleh guru bimbingan dan konseling yang professional guna diterapkan

dalam proses bimbingan dan konseling. Baik dalam memberikan pelayanan dasar

bimbingan dan konseling, pelayanan responsive maupun layanan lainnya.

1

Page 2: Chapter Report SKINNER

BAB II

PEMBAHASAN

A. ASUMSI DASAR

Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar yang kemudian asumsi kedua dan

ketiga yang ia kemukakan menjadi asumsi psikologi pada umumnya.

1. Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (Behavior is lawful). Ilmu adalah

usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan bahwa peristiwa tertentu

berhubungan secara teratut dengan peritiwa lain.

2. Tingkah laku dapat diramalkan (Behavior can be predicted). Ilmu bukan

hanya menjelaskan, tetapi juga meramalkan. Bukan hanya menangani

peristiwa masa lalu tetapi juga masa mendatang . teori yang berdaya guna

adalah yang memungkinkan dapat dilakukan prediksi mengenai tingkah laku

yang akan datang dan menguji prediksi itu.

3. Tingkah laku dapat dikendalikan (Behavior can be controlled). Ilmu dapat

melakukan antisipasi dan menentukan / membentuk sedikit / banyak tingkah

laku seseorang. skinner tidak hanya ingin tahu bagaimana terjadinya tingkah

laku, tetapi dia sangat berkeinginan untuk memanipulasinya.

Skinner menganggap, kemampuan memanipulasi kehidupan dan tingkah laku

manusia- keberhasilan mengontrol kejadian atau tingkah laku manusia- merupakan

bukti kebenaran suatu teori.

Dalam memahami dan mengontrol tingkah laku, Skinner memakai teknik

analisis fungsional tingkah laku (functional analysis of behavior); suatu analisis

tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul

mengikuti stimuli atau kondisi tertentu. Menurutnya analisis fungsional akan

menyingkap bahwa penyebab terjadinya tingkah laku sebagian besar berada di event

antecedent-nya atau berada di lingkungan.

B. JENIS – JENIS TINGKAH LAKU

2

Page 3: Chapter Report SKINNER

Skinner tidak tertarik dengan variabel struktural dari kepribadian. Menurutnya

mungkin dapat diperoleh ilusi yang menjelaskan dan memprediksi tingkah laku

berdasarkan faktor-faktor tetap dalam kepribadian, tetapi tingkah laku hanya dapat

diubah dan dikontrol dengan mengubah lingkungan. Jadi Skinner lebih tertarik

dengan aspek yang berubah-ubah dari kepribadian, dibanding aspek struktur yang

tetap. Unsur kepribadian yang dipandangnya relatif tetap adalah tingkah laku itu

sendiri, ada dua tipe tingkah laku yakni :

1. Tingkah laku responden ; respon yang dihasilkan (elicited) organisme untuk

menjawab stimulus yang secara khusus berhubungan dengan respon.

Contohnya, seeokr tikus berlari dalam sebua labirin, seorang lelak berjalan

keluar.

2. Tingkah laku operan (operant behavior) ; respon yang dimunculkan (emitted)

organisme tanpa adanya stimulus khusus yang memaksa terjadinya respon.

Contohnya seeokr anjing mengeluarkan air liur saat melihat dan mencium

makanan; seseorang berkedip kerita matanya terkena tiupan udara.

Variasi dalam intensitas tingkah laku

Bagi Skinner faktor motivasional dalam tingkah laku bukan bagian dari

elemen struktural. Dalam situasi yang sama tingkah laku seseorang bisa berbeda-beda

dalam hal kekuatan dan frekuensi. Sebagai contoh, makan tidak selalu berlangsung

dengan intensitas yang sama. orang yang lapar dan bersemangat makan banyak bukan

karena dorongan rasa laparnya yang besar, tetapi bisa jadi karena dorongan memberi

energi pada tubuh.

Menurut Skinner Variabilitas intensitas tingkah laku itu dapat dikembalikan

pada lingkungan (environmental variable). Contohnya, pada jam makan

siang,seseorang mungkin makan dengan sangat banyak karena ia tidak makan sejak

malam sebelumnya, tetapi pada sore hari ia mungkin hanya memakan snack dan kopi

karena ia baru saja makan. Variable independennya adalah kekurangan makanan atau

3

Page 4: Chapter Report SKINNER

lamanya waktu sejak terakhir kali makan; variable dependennya adalah kuantitas

yang dimakan; dan tidak ada hubungannya dengan dorongan kebutuhan atau drive.

Bagi Skinner, konsep motivasi yang menjelaskan variabilitas tingkah laku

dalam situasi yang konstan bukan fungsi dari keadaan enerji, tujuan atau jenis

penyebab semacamnya. Konsep itu secara sederhana dijelaskan melalui hubungan

sekelompok respon dengan sekelompok kejadian . penjelasan mengenai motivasi ini

juga berlaku untuk emosi.

MEMPREDIKSI DAN MERUBAH TINGKAH LAKU

PRINSIP PENGKONDISIAN DAN PEMBELAJARAN

Menurut Skinner cara yang efektif untuk mengubah dan mengendalikan

tingkah laku adalah dengan menggunakan penguatan (reinforcement), suatu strategi

kegiatan yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk terjadi atau

sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi) pada masa yang akan datang. Untuk

mengendalikan tingkah laku, terdapat dua strategi dasar yang digunakan untuk

mengubah dan mengatur konsekuensi atau penguatan yang tersedia di lingkungan

yakni :

a) Pengkondisian klasik, penelitian mengenai pengkondisian klasik pertama-

tama dilakukan oleh Ivan Pavlov. Suatu stimulus yang memunculkan

respon tertentu dioperasikan berpasangan dengan dengan stimulus lain

pada saat yang sama untuk memunculkan respon refleks. Sebagai contoh,

kita menebak seekor anjing ketika diperlihatan daging akan

mengeluarkan air liur. Kemudian, kita membunyikan bel sebelum daging

diperlihatkan. Pada mulanya, anjing hanya akan mengeluarkan air liur

ketika melihat makanan tetapi setelah beberapa kali percobaan, anjing

akan mengeluarkan air liur pada saat bell dibunyikan, meskipun sebelum

makanan disajikan.

Daging berperan sebagai penguat positif (positive reinforce) karena

kehadirannya meningkatkan peluar terjadinya respon yang dikehendaki.

4

Page 5: Chapter Report SKINNER

Apabila pemberian daging dihentikan, selama beberapa waktu anjing

tetap mengeluarkan air liur setiap mendengar bel tetapi hubungan itu

semakin melemah sampai akhirnya bel tidak lagi mengeluarkan air liur.

Hal ini disebut proses pemadaman (extinction) yang menunjukkan

perlunya penguatan berkelanjutan.

b) Pengkondisian operan, Penelitian mengenai pengkondisian operan ini

mula-mula dikembangkan oleh E.L Thorndike. Penguat tidak berkaitan

dengan menimblkan stimulus. Sebaliknya, penguat berkaitan dan

mengikuti respon. respon yang dihasilkan atau dibangkitkan oleh karena

adanya stimulus.

PENGUATAN DAN MEMBENTUK TINGKAH LAKU

1. Pengaturan penguatan

Penguatan bisa bersifat positif bisa pula negatif. Penguat positif adalah

peristiwa atau sesuatu hal yang membuat tingkah laku yang dikehendaki berpeluang

untuk diulangi atau terjadi lagi. Sebagai suatu stimulus penguat positif biasanya

disenangi sehingga organisme berusaha agar stimulus itu muncul. Sementara, penguat

negatif adalah peristiwa atau sesuatu hal yang membuat tingkah laku yang

dikehendaki tidak terjadi lagi atau peluang terjadinya lebih kecil. Biasanya

stimulusnya tidak disenangi sehingga organisme berusaha menghindar atau membuat

stimulus itu tidak muncul.

Hadiah atau hukuman tidak selalu identik dengan penguatan positif atau

negatif. Hadiah merupakan akibat dari tingkah laku, sedangkan penguatan positif

merupakan peristiwa yang menyebabkan suatu tingkah laku diulangi lagi. Jadi pada

kesimpulannya hadiah selain bisa menjadi penguat positif bisa juga menjadi penguat

negatif.

Dalam memanipulasi tingkah laku, yang penting bukan hanya bentuk

penguatannya tapi juga bagaimana pengaturan pemberian penguatannya tersebut.

5

Page 6: Chapter Report SKINNER

Penguatan yang diatur secara cermat memungkinkan untuk membentuk tingkah laku

yang diharapkan, ada beberapa tipe skedul pemberian penguatan yakni :

a) Penguat berkelanjutan (continuous reinforcement)

b) Interval tetap (fixed interval)

c) Interval berubah (variable interval)

d) Perbandingan tetap (fixed ratio)

e) Perbandingan berubah (variable ratio)

Penting untuk diingat bahwa tingkah laku yang tidak dikehendaki dapat

diperkuat tanpa sengaja, kuncinya adalah pada kesatuan atau keterdekatan penguat

dan bukan pada maksud dari pemberian penguatan.

2. Generalisasi dan diskriminasi

Generalisasi stimulus merupakan proses timbulnya respon dari stimulus yang

mirip dengan stimulus yang mestinya menimbulkan respon itu. Sedangkan

diskriminasi stimulus merupakan kemampuan untuk membedakan stimulus, sehingga

stimulus itu tidak diberi respon, walaupun mirip dengan stimulus yang diberi

penguatan. Generalisasi dan diskriminasi stimulus sangat penting dalam proses

belajar karena keduanya berperan sebagai sarana yang memungkinkan organisme

untuk mengetahui dan mengidentifikasi hal-hal baru.

3. Tingkah laku kontrol diri

Pengertian kontrol diri ini bukan mengontrol kekuatan di dalam ‘self’, tetapi

bagaimana ‘self’ mengontrol variabel-variabel luar yang menentukan tingkah laku.

Tingkah laku tetap ditentukan oleh variabel luar, namun dengan berbagai cara kontrol

diri berikut pengaruh variabel itu dapat diperbaiki, diatur dan dikontrol :

a) Memindah/menghindar (removing/avoiding)

b) Penjenuhan (satiation)

c) Stimuli yang tidak disukai (aversive stimuli)

d) Memperkuat diri (self-reinforcement)

4. Superstitious behavior

6

Page 7: Chapter Report SKINNER

Suatu respon dapat berhubungan dengan penguatnya secara kebetulan, tanpa

menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas. Walaupun respon itu tidak nyata-

nyata menghasilkan penguatan yang dimaksud, tapi ternyata hubungannya sangat

kuat. Tingkah laku semacam itu disebut tingkah laku takhyul atau superstitious

behavior. Contohnya, atlet tenis yang selalu memakai raket lama yang dianggap

membuatnya menang, atau penyanyi yang mengantungi saputangan lusuh yang ia

anggap membawa keberuntungan dan membuat ia tidak gugup saat tampil.

C. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Konsep perkembangan kepribadian dalam pengertian menuju kematangan,

realisasi diri, transendensi dan unitas kepribadian tidak diterima oleh Skinner.

Memang ada kematangan fisik yang membuat orang menjadi berubah, lebih peka

dalam menerima stimulus dan lebih tangkas dan tanggap dalam merespon. Urutan

kematangan fungsi fisik yang sifatnya universal sesungguhnya memungkinkan

penyusunan periodisasi perkembangan kepribadian, namun tidak dilakukan Skinner

karena dia memandang pengaruh eksternal lebih dominan dalam membentuk tingkah

laku individu.

D. EVALUASI

Berbagai ide dan pemikiran Skinner dianggap terlalu radikal sehingga banyak

pengembangannya yang telah diperhalus. Dan bentuk yang lebih halus tersebut

ternyata diterima secara luas. Publik harus mengakui bahwa teori behaviorisme paling

berhasil dalam mendorong penelitian di bidang psikologi dibandingkan dengan

pendekatan teoretis lainnya. Berikut ini lima kritik terpenting terhadap teori Skinner :

1. Teori Skinner tidak menghargai harkat kemanusiaan. Manusia bulankah

mesin atau robot yang diatur oleh lingkungan semata, manusia memiliki

kesadaran untuk bertingkah laku dengan bebas dan spontan.

7

Page 8: Chapter Report SKINNER

2. Generalisasi dari tingkah laku merpati mematuk makanan menjadi tingkah

laku manusia yang sangat kompleks dianggap terlalu jauh atau luas.

Konsep pengkondisian dianggap terlalu menyederhanakan permasalahan.

3. Gabungan pendekatan nomotetik dan idiografik dalam penelitian dan

pengembangan teori banyak menimbulkan masalah seputar metodologis.

4. Pendekatan Skinner dalam terapi tingkah laku secara umum dikritik hanya

mengobati simptom dan mengabaikan penyebab internal mental dan

fisiologis. Kritik itu mengklaim bahwa sering terjadi substitusi simptom;

munculnya simptom baru mengganti simptom (tingkah laku yang tidak

dikehendaki) yang hilang.

BAB III

IMPLIKASI TEORI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PEMAHAMAN MENGENAI TINGKAH LAKU BERMASALAH

Pandangan Skinner mengenai perilaku bermasalah menginspirasi dunia

kesehatan mental (termasuk psikologi dan konseling) dalam memahami perilaku

menyimpang pada individu sehingga dapat mengidentifikasi dinamika kepribadian

yang terbentuk dalam diri individu tersebut. Tentu saja pemahaman semacam itu

membantu dalam menentukan bentuk penanganan yang diperlukan dalam

menyelesaikan permasalahan individu yang menjadi klien atau konseli.

Skinner berpendapat bahwa tingkah laku bermasalah berkembang dengan

prinsip yang sama dengan tingkah laku normal. Karena itu tingkah laku bermasalah

8

Page 9: Chapter Report SKINNER

dapat diganti dengan tingkah laku normal dengan cara sederhana yakni memanipulasi

lingkungan. Konsep impuls id yang tertekan, inferiority complexes, anxiety, ego

defense, identity crises, konflik ego-superego, dianggap sebagai penjelasan yang

mengkhayal. Kelainan tingkah laku menurut Skinner merupakan kegagalan belajar

membuat seperangkat respon yang tepat. Kegagalan itu dapat berupa :

1. Kekurangan tingkah laku (behavior deficit)

2. Kesalahan penguatan (schedule reinforcement error)

3. Kesalahan memahami stimulus (failure in discriminating stimulus)

4. Merespon secara salah (inapropriate set of response)

Dapat disimpulkan bahwa tingkah laku bermasalah harus dipahami melalui

sejarah penguatan yang diterima seseorang. Tingkah laku bersejaran itu dapat diganti

dengan cara sederhana yakni dengan memanipulasi penguatan pada lingkungan,

mengikuti prinsip-prinsip pengkondisian responden dan operan.

B. TEKNIK-TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU

Dalam ranah psikoterapi behaviorisme menyumbang andil besar yakni dengan

adanya modifikasi tingkah laku (behavior modification). B-mod adalah senjata atau

strategi untuk mengubah tingkah laku abnormal atau bermasalah.

Teknik-teknik modifikasi yang sudah diperbaiki dan disempurnakan dapat

diaplikasikan pada proses konseling behavioral baik terhadap kelompok maupun

individual, tentu saja dengan menyesuaikan nilai-nilai terapeutik yang terdapat dalam

teknik behavior modification dengan prinsip-prinsip dan hakekat konseling.

Berbagai teknik B-mod yang dapat diterapkan dalam layanan bimbingan dan

konseling antara lain :

1. Pembanjiran (Flooding)

2. Terapi aversi

9

Page 10: Chapter Report SKINNER

3. Pemberian hadiah atau hukuman secara selektif (selective reward and

punishment)

4. Latihan keterampilan sosial (social skill training)

5. Kartu berharga (token economy)

6. Terapi obat-obatan (Skinner box)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sujanto dkk. (1982). Psikologi kepribadian. Jakarta : Aksara baru.

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press

Feist, Jess & Gregory J. Feist. (2006). Theories Of Personality (Six ed.). New York:

McGraw Hill

Hall, Calvin S. & Garder Lindey. (1985). Introduction to Theories of Personality.

Canada: John Wiley & Son, Inc.

Suryadi, Sumabrata. (1996). Pikologi kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

10

Page 11: Chapter Report SKINNER

11