Cha Ponpes Attaujieh

download Cha Ponpes Attaujieh

of 52

Transcript of Cha Ponpes Attaujieh

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    1/52

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Skabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, dapat

    mengenai semua golongan di seluruh dunia yang disebabkan tungau

    (Sarcoptes scabiei). Skabies merupakan 1 dari 6 penyakit terbesar parasit kulit

    epidermis yang lazim pada populasi miskin, seperti yang dilaporkan dalam

    Buletin Organisasi Kesehatan unia pada bulan !ebruari "##$, angka

    ke%adian tertinggi terdapat pada suku&suku asli di 'ustralia, 'rika, 'merika

    Selatan dan negara berkembang lainnya di dunia.

    'ngka ke%adian skabies sering ter%adi pada orangorang yang tinggal

     bersama di asilitas tertentu, seperti asilitas asrama, pondok pesantren, rumah

     %ompo, rumah sakit, ra*at inap, rumah tahanan dan asilitas lainnya. +al ini

    di sebabkan oleh kepadatan penghuni yang tinggi dapat mempengaruhi

     perkembangan skabies. enurut akigami pada tahun "##$, angka ke%adian

    skabies telah diperkirakan -## %uta kasus skabies ter%adi secara epidemi di

    rumah %ompo, rumah sakit, asilitas ra*at inap, dan lembaga lainnya.

    ondok pesantren merupakan institusi yang menyediakan beberapa

    asilitas asrama yang digunakan secara bersama, oleh karena itu santri rentan

    tertular penyakit skabies. enularan skabies dapat disebabkan oleh beberapa

    aktor. 'dapun aktor&aktor yang dapat menyebabkan ter%adinya penularan

    skabies yaitu kontak langsung (kontak kulit), misalnya ber%abat tangan, tidur 

     bersama, dan hubungan seksual. Selain itu %uga dapat melalui kontak tidak 

    langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal,dan lain&lain. enurut handa%ani pada tahun "##/ terhadap /# santri, didapatkan

    6",$0 santri yang terkena skabies. +al ini dikarenakan saling bertukar 

     pakaian, selimut, handuk dan tidur bersama serta kebiasaan santri ber*udhu

    tidak menggunakan air kran. Berdasarkan data epartemen kesehatan

    epublik 2ndonesia, pre3alensi skabies di puskesmas seluruh 2ndonesia pada

    tahun 1$4/ adalah 5,60 & 1",$50 dengan menduduki urutan ketiga dari 1"

     penyakit kulit tersering.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    2/52

    Kondisi lingkungan pesantren dan kepadatan hunian dapat

    mempengaruhi kesehatan santri, terutama diantaranya dalam penularan

    skabies. Salah satu aktor penularan skabies ini ter%adi apabila santri tidak 

     paham tentang pentingnya men%aga kebersihan lingkungan maupun

    kebersihan pribadi. ara santri perlu mengetahui bagaimana cara penularan

    skabies sehingga dapat melakukan upaya pre3enti yang tepat. Sesuai dengan

    teori a*rence 7reen yang menyatakan bah*a perilaku seseorang akan

    dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan didukung oleh

    lingkungan isik, tersedia atau tidaknya asilitas dan sarana kesehatan. Oleh

    karena itu petugas kesehatan perlu melakukan inter3ensi dalam pencegahan

    skabies dengan memberikan pemahaman yang komprehensi tentang skabies

    terhadap santri di lingkungan pesantren. 

    Santri di ondok esantren 's8ad terdiri dari santri 29, :S9 dan '9.

    Sedangkan yang menginap di esantren 's8ad sebagian besar adalah santri :S9

    yang berusia 1" sampai 15 tahun yang tergolong dalam usia rema%a. Oleh karena

    itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan santri

    mengenai skabies. 'dapun sampel penelitian berokus pada usia 1" sampai 15

    tahun yang berada pada ondok esantren 's8ad Olak Kemang Seberang Kota

    ;ambi. imana pada tahap ini, rema%a sudah mampu berpikir  secara sistematik dan

    mampu berpikir dalam memecahkan masalah sehingga rema%a lebih mudah

    menerima inormasi mengenai tindakan pencegahan dan pengobatan skabies1#,11.

    B. Tujuan

    :u%uan

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    3/52

    -. engetahui distribusi proporsi balita penderita diare berdasarkan

    higienitas orang tua di desa Kebasen *ilayah ker%a puskesmas Kebasen

     periode esember "#1-

    >. engetahui distribusi proporsi balita penderita diare berdasarkan

    kepemilikan %amban keluarga di desa Kebasen *ilayah ker%a puskesmas

    Kebasen periode esember "#1-

    5. engetahui distribusi proporsi balita penderita diare berdasarkan

    ketersediaan sumber air bersih di desa Kebasen *ilayah ker%a puskesmas

    Kebasen periode esember "#1-

    6. enganalisis hubungan antara ke%adian diare dengan tingkat pengetahuan,

    sikap, higiene perorangan, kepemilikan %amban keluarga, dan ketersediaan

    sumber air bersih di desa Kebasen *ilayah ker%a puskesmas Kebasen

     periode esember "#1-

    /. engetahui dan menganalisis aktor risiko yang paling dominan terhadap

    ke%adian diare di desa Kebasen *ilayah ker%a puskesmas Kebasen periode

    esember "#1-

    4. elakukan perencanaan, pelaksanaan, dan e3aluasi terhadap program

     pemecahan masalah berkaitan dengan aktor risiko paling dominan

    terhadap ke%adian diare di desa Kebasen *ilayah ker%a puskesmas

    Kebasen periode esember "#1-.

    C. Manfaat

    a. Bagi eneliti

    1. enambah *a*asan bagi peneliti mengenai diare pada

     balita beserta aktor&aktor risikonya.". emberikan pemahaman dan pengalaman bagi peneliti

    dalam menganalisis masalah kesehatan di masyarakat termasuk 

     pemecahannya.

     b. Bagi uskesmas

    emberikan masukan kepada puskesmas mengenai aktor&aktor yang

    mempengaruhi ke%adian diare pada balita di desa Kebasen *ilayah ker%a

     puskesmas Kebasen, khususnya bagi tenaga kesehatan dalam

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    4/52

    menyampaikan penyuluhan, sehingga dapat di%adikan dasar pertimbangan

    mengenai program lan%utan pencegahan dan untuk menekan angka

    ke%adian diare serendah mungkin

    c. Bagi asyarakat

    emberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman mengenai diare dan

    aktor&aktor risikonya.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    5/52

    II. ANALISIS SITUASI

    A. Deskripsi, Situasi, !n"isi "an #ila$a% erja Puskes&as

    1. Keadaan 7eograisKecamatan Kebasen merupakan salah satu bagian *ilayah

    Kabupaten Banyumas dengan luas *ilayah 5-$$,51 +a (5>## km").

    Kecamatan Kebasen terdiri dari 1" desa dengan batas&batas sebagai

     berikut =

    a. Sebelah $,6# +a (1$,>- 0)

     b. :anah ekarangan@ Bangunan= 1.5>",-- +a ("4,56 0)

    c. :anah :egal@ Kebun = 1.#>1,66 +a (1$,"$ 0)

    d. :anah Kebasen = 1#,4## +a (#,"# 0)

    e. :anah +utan 9egara = $16,### +a (16,$6 0)

    . :anah erkebunan akyat = 565,1## +a (1#,>> 0)

    g. ain&lain = "/>,#"5 +a (5,#$ 0)

    ". Keadaan emograi

    a. ertumbuhan enduduk.

    Berdasarkan data dari Badan usat Statistik Kecamatan

    Kebasen tahun "#1-, %umlah penduduk Kecamatan Kebasen adalah

    61.#$# %i*a terdiri dari -1.#$/ %i*a laki&laki dan "$.$$- %i*a

     perempuan yang tergabung dalam 15.65- rumah tangga@KK.

    ;umlah penduduk terbanyak tahun "#1- adalah penduduk desa

    ?indaga yaitu sebanyak 1#.114 %i*a, sedangkan %umlah penduduk 

    terendah ada di desa :umiyang sebanyak 1.>/6   %i*a. Kepadatan

     penduduk Kecamatan Kebasen pada tahun "#1- adalah 1.1-1 %i*a@km", kepadatan tertinggi ada di desa ?indaga dengan tingkat

    kepadatan sebesar ".#>5@km".

     b. :ingkat endidikan

    :abel ".". ;enis endidikan menurut ;enis Kelamin

     9o ;enis endidikan;enis Kelamin

    ;umlahaki&laki erempuan

    1 :idak@Belum :amat

    S@2

    /.4#6 /.466 15.6/"

    " :amat S@2 $.$6# 1#.1$/ "#.15/

    - S:@Sedera%at -.>41 ".4-6 6.-1/

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    6/52

    > S:'@Sedera%at 1.$$/ 1.>-" -.>"$

    5 iploma 222 -$" -11 /#-

    6 ""4## >664>

    :ingkat pendidikan masyarakat Kebasen di dominasi dengan

    tamat S atau 2 dengan %umlah "#.15/ %i*a. asyarakat yang

     berpendidikan hingga %en%ang uni3ersitas memiliki %umlah yang sedikit

    yaitu >#6 %i*a. +al ini menun%ukkan bah*a tingkat pendidikan

    masyarakat Kebasen cukup rendah.

    a. ata encaharian

    Berdasarkan data dari Badan usat Statistik Kecamatan

    Kebasen tahun "#1-, mata pencaharian atau %enis peker%aan penduduk di Kecamatan Kebasen 1# besar yaitu petani (-#,640),

     buruh tani (>",6/0), pengusaha (#,6"0), buruh industri (>,>50),

     buruh bangunan (6,#40), pedagang (>,>10), pengangkutan

    (1,1$0), 9S (1,4#0), 'B2 (#,"60), pega*ai B dengan

     %umlah bayi mati sebanyak "# bayi. 'ngka Kematian Bayi ('KB)

    di Kecamatan Kebasen sebesar 1$,/ per 1### lahir hidup, sehingga

    'KB dilaporkan sebesar 1$,/. Sedangkan 'KB tahun "#1" sebesar 

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    7/52

    /,6 sehingga dapat disimpulkan bah*a ter%adi kenaikan 1",1 dari

    tahun sebelumnya. +al ini disebabkan sebagian besar penyebab

    kematian bayi baru lahir adalah BB dengan bayi lahir kurang

     bulan dan kelainan kongenital, dimana hal ini tidak dapat dihindari

    dan bukan dari tenaga penolong. ;ika dibandingkan dengan 22S

    "#1" 'KB di Kecamatan Kebasen terhitung masih rendah ( 22S

    "#1" A ># per 1### kelahiran hidup ). :ingginya angka kematian

     bayi menun%ukan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi

     baru lahir disebabkan oleh masih rendahnya akses dan kualitas

     pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pelayanan kesehatan

    ibu dan anak ") 'ngka Kematian 2bu

    'ngka Kematian 2bu ('K2) di Kecamatan Kebasen pada

    tahun "#1- berdasarkan roil Kesehatan uskesmas Kebasen yaitu

    sebesar # orang. engan demikian kualitas pelayanan untuk 

    kesehatan ibu hamil dan melahirkan cukup baik didukung dengan

    sarana dan prasarana yang semakin baik, dan adanya tim poned

    yang siap "> %am.

    -) 'ngka Kematian Balitaada tahun "#1- %umlah balita $$> anak, dengan kematian

     balita 1/ anak. engan demikian angka kematian balita di tahun

    "#1- sebesar 1/,1 per 1## kelahiran hidup. ada tahun "#1- ada

     peningkatan angka kematian balita sebesar /,6. +al ini dikarenakan

    angka kematian bayi yang cukup tinggi dan sulit untuk dihindari,

    karena sebagian kematian disebabkan karena BB dan kelainan

    kongenital ini menun%ukkan program kesehatan anak di Kecamatan

    Kebasen masih kurang baik, terutama dalam hal promoti dan

     pre3enti.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    8/52

    -/ orang luka ringan, luka berat 4 orang dan tidak ada korban

    meninggal.

    'ngka ke%adian kecelakaan lalu lintas pada tahun "#1-,

    dibanding tahun "#1" mengalami peningkatan. +al ini

    dimungkinkan karena semakin mudahnya orang untuk memiliki

    sepeda motor dan semakin banyaknya pengendara sepeda motor 

    dan kurang sadarnya pengendara motor dalam disiplin lalu lintas.

     b. orbiditas

    1) enyakit alaria

    :ahun "#1- kasus alaria di Kecamatan Kebasen, ter%adi

    kasus malaria positi sebanyak > kasus atau angka kesakitan

    malaria ('2) sebesar #,#45 per 1### penduduk. Sedangkanke%adian kasus malaria positi pada tahun "#1" sebanyak 4 kasus

    atau angka kesakitan malaria ('2) sebesar #,1 per 1### penduduk.

    engan demikian di Kecamatan Kebasen ter%adi penurunan

    ke%adian kasus malaria positi pada tahun "#1- dibanding tahun

    "#1". +al ini dikarenakan kesadaran dari masyarakat terhadap

    kesehatan lingkungan sudah cukup baik dan petugas uskesmas

    sudah lebih akti dalam pelaksanaan promosi dan pre3enti 

    terhadap kesehatan lingkungan dan pencegahan dari penyakit

    malaria. aerah endemik di Kecamatan Kebasen adalah esa

    Kalisalak.

    ") :B aru

    itemukan kasus baru :B paru B:' positi sebanyak -#

    kasus dengan perkiraan %umlah kasus B:' positi sebanyak 65

    kasus. engan demikian angka penemuan penderita :B paru B:'

     positi sebesar >6,150. ibanding periode yang sama pada tahun"#1" ditemukan kassus baru B:' positu sebanyak "# kasus

    dengan perkiraan %umlah kasus B:' positi sebanyak 6# kasus

    dengan ? sebesar --,-$0. engan demikian ada peningkatan

    ? padatahun "#1- dibanding tahun "#1".

    -) emam Berdarah engue (B)

    ;umlah kasus B di Kecamatan Kebasen pada tahun "#1-

    sebanyak 4 kasus dengan angka kesakitan B sebesar 1-,1 per 

    1##.### penduduk. Sedangkan pada tahun "#1" %umlah kasus B

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    9/52

    sebanyak > kasus dengan angka kesakitan /,1 per 1##.###

     penduduk. engan demikian, ter%adi peningkatan kasus B. +al

    ini dapat disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran masyarakat

    tentang kesehatan lingkungan untuyk melakukan pencegahan

    dengan kegiatan S9 secara rutin dan berkesinambungan dan

    diperlukan upaya lebih dari pemegang program dalam promosi dan

     pre3enti dan meningkatkan ker%asama lintas program dan lintas

    sektor dalam penggerakan S9.

    >) iare

    Berdasarkan data tahun "#1- angka ke%adian penyakit diare sebesar 

    /4. 'ngka ke%adian diare mengalami penurunan dari tahun "#1" %umlah angka ke%adian diare sebanyak "64 kasus. i%umpai

     penderita yang meninggal akibat diare di esa Kalisalak.

    5) 2neksi Saluran ernapasan 'kut

    Berdasarkan data uskesmas, angka ke%adian 2S' tahun

    "#1- sebanyak 1>51, dan tidak semua dari %umlah itu tertangani

    dengan baik. :ahun "#1" ditemukan kasus $## kasus, hal ini

    menun%ukkan peningkatan angka ke%adian 2S' di daerah layanan

    kesehatan uskesmas Kebasen.

    6) Status 7izi

    Berdasarkan proil kesehatan uskesmas Kebasen tahun

    "#1", %umlah bayi di Kecamatan Kebasen sebanyak 1.#5" bayi dan

     balita sebanyak 5.1">. Bayi yang mendapat 3itamin ' sebanyak 

    1."#" bayi dan balita yang mendapat dua kali 3itamin ' sebanyak 

    -.4"5 balita. ;umlah tersebut telah memenuhi target standar 

     pelayanan minimal propinsi ;a*a :engah tahun "#11./) enyakit :idak enular 

    Kasus enyakit :idak enular (:) di Kecamatan

    Kebasen tahun "#11 dan "#1" berdasarkan roil Kesehatan

    uskesmas Kebasen "#1" disa%ikan dalam tabel berikut=

    :abel ".-. ata enyakit :idak enular tahun "#11 dan "#1"

     9o 9ama enyakit :idak enular "#11 "#1"

    1 iabetes mellitus() $1 1"1

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    10/52

    " enyakit %antung dan pembuluh

    darah (;)

    >6 1#1/

    - 'sma bronchial -/$ 1/#

    > Kecelakaan lalu lintas ># 1$

    Berdasarkan tabel ".-., maka kasus dan ; pada tahun

    "#1" mengalami peningkatan %ika dibandingkan tahun "#11

    ". elayanan Kesehatan asar 

    elayanan Kesehatan 2bu dan 'nak 

    1) elayanan K>

    asa kehamilan merupakan masa yang ra*an kesehatan, baik 

    kesehatan ibu yang mengandung maupun %anin yang dikandungnya

    sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara

    teratur. +al ini dilakukan guna mencegah gangguan sedini mungkin

    dari segala sesuatu yang membahayakan kesehatan ibu dan %anin yang

    dikandungnya.

    ;umlah ibu hamil sebanyak 11-5 ibu hamil, adapun ibu hamil

    yang mendapat pelayanan K&> adalah sebesar 1#1# atau 44,$40 ibu

    hamil. ibandingkan tahun "#1" yang mendapat pelayanan K&>

    se%umlah 1#/" atau $/,10, pelayanan K> mengalami penurunan

    sebesar 4,1"0.

    ") ertolongan ersalinan oleh :enaga Kesehatan (9akes)

    Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir 

    sebagian besar ter%adi pada masa prsalinan. +al ini disebabkan oleh

     pertolongan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

    mempunyai kompetensi proesional.

    ;umlah ibu bersalin tahun "#1- sebanyak 1#4- orang.

    ibanding tahun "#1" %umlah persalinan yang ditolong nakes 1#-5

    dari ibu bersalin 1#-6 orang.

    :arget standar pelayanan minimal untuk pertolongan persalinan

    oleh tenaga kesehatan tahun "#1- sebesar $#0 dengan target

    kebupaten tahun "#15 1##0. engan demikian cakupan persalinan

    tenaga kesehatan Kecamatan kebasen tahun "#1" sudah memenuhi

    standar pelayanan minimal.

    -) Bayi dengan Berat Badan ahir endah (BB)

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    11/52

    ;umlah bayi baru lahir hidup sebanyak $$> bayi dengan berat

     badan lahir rendah (BB) sebanyak >6 bayi atau >,50 dari bayi yang

    lahir.

    >) elayanan Keluarga Berencana;umlah pasangan

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    12/52

    mendadak dan bukan disebabkan karena ruda paksa. :ahun "#1- tidak 

    ditemukan kasus '! di *ilayah uskesmas Kebasen.

    ") encegahan dan emberantasan :B aruKasus :B B:' positi yang diobati di uskesmas kebasen yaitu -#

    orang, dengan %umlah sembuh "1 orang atau mencapai /#,#0.

    Standar pelayanan minimal untuk kesembuhan penderita :B B:'

     positi (D450). engan demikian kesembuhan penderita di Kecamatan

    kebasen dibanding dengan S masih belum tercapai. 2ni dikarenakan

     penderita kurang disiplin dalam minum obat, dan pengobatan tidak 

    tuntas.

    -) encegahan dan emberantasan enyakit 2S'

    Berdasarkan data uskesmas Kebasen tahun "#1", perkiraan

     pneumonia balita sebanyak >$# anak sedangkan yang ditemukan dan

    ditangani sebanyak "- anak atau >,/0. ari %umlah kasus tersebut

    semua kasus pneumonia yang ditemukan seluruhnya (1##0) ditangani

    dengan baik.Standar pelayanan minimal "#1# untuk balita pneumonia

    yang ditangani sebesar 1##0.

    Berdasarkan data dari petugas 2S' uskesmas kebasen yang

    terhimpun, perkiraan kasus pneumonia balita sebanyak $$ anak 

    sedangkan yang ditemukan dan ditangani sebanyak / anak atau /,#0.

    >) encegahan dan emberantasan enyakit +2E&'2S

    :idak ditemukan kasus +2E di uskesmas Kebasen tahun "#1-.

    5) encegahan dan emberantasan enyakit B

    ;umlah kasus B di Kecamatan Kebasen pada tahun "#1-

    sebanyak 4 kasus dengan angka kesakitan B sebesar 11-,10

    sedangkan pada tahun "#1" sebanyak > kasus dengan angka kesakitan

    B sebesar /,10 per 1##.### penduduk. engan demikian ter%adi

     peningkatan kasus B pada tahun "#1- dibanding tahun "#1". +al

    ini dapat disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk 

    melakukan pencegahan dengan kegiatan pemberantasan sarang

    nyamuk (S9) secara rutin dan berkesinambungan dan diperlukan

    upaya lebih dari pemegang program dalam promoti dan pre3enti.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    13/52

    6) engendalian enyakit alaria

     :ahun "#1- kasus alaria di Kecamatan Kebasen sebanyak >

    kasus atau angka kesakitan malaria ('2) sebesar #,#45 per 1###

     penduduk. Sedangkan ke%adian malaria positi pada tahun "#1"

    sebanyak 4 kasus. engan demikian di kecamatan kebasen tahun "#1-

    ter%adi penurunan ke%adian kasus malaria positi. aerah endemik di

    Kecamatan Kebasen adalah esa Kalisalak.

    /) engendalian Eektor 

    Kegiatan pengendalian 3ektor untuk nyamuk yang dilakukan

    secara rutin adalah dengan gerakan S9, abatisasi,  fogging   dan

     penyuluhan. 9amun langkah yang paling eekti adalah S9. ;umlah

    rumah atau bangunan yang ada dan diperiksa sebanyak 464" rumah,

    yang terbukti bebas %entik yaitu sebanyak /1"- rumah.

    5. embinaan Kesehatan ingkungan dan Sanitasi asar 

    1) elayanan Kesehatan ingkungan

    ;umlah institusi yang terdiri dari sarana kesehatan, sarana

     pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran di Kecamatan Kebasen

    yang dibina kesehatan lingkungannya sebanyak "$# buah dan yang

    dibina sebanyak "11 buah (/",40). Standar pelayanan minimal untuk 

    institusi yang dibina "#1" sebesar /#0 dengan demikian institusi

    yang dibina sebesar /#0.

    ") elayanan +igiene Sanitasi :empat&:empat

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    14/52

    ;umlah rumah di Kecamatan Kebasen tahun "#1" sebanyak 

    15.6/# rumah, dan yang diperiksa adalah /.4$- rumah dan -./6/

    rumah (>/,/0) diantaranya memenuhi syarat kesehatan. :arget

    standar pelayanan minimal "#1" untuk rumah sehat sebesar 650

    III. IDENTI(IASI PE)MASALAHAN DAN P)I*)ITAS MASALAH

    A. Daftar Masala%an ese%atan Puskes&as e+asen

    asalah adalah kesen%angan antara harapan dan kenyataan sehingga

    menimbulkan rasa tidak puas. alam memutuskan adanya masalah,

    diperlukan tiga syarat yang harus dipenuhi, antara lain=

    1. 'danya kesen%angan

    ". 'danya rasa tidak puas

    -. 'danya rasa tanggung %a*ab untuk menanggulangi masalah (:immreck,

    "##>).

    Kepanitraan 2lmu Kesehatan asyarakat (2K) di uskesmas Kebasen

    mengidentiikasi permasalahan dari segi morbiditas penyakit di *ilayah

    uskesmas Kebasen.

    B. Penentuan Pri!ritas Masala% Ber"asarkan Met!"e Tertentu-

    enentuan prioritas masalah di esantren 't&:au%ieh (esantren

    'ndalusia) esa andegan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas

    adalah berdasarkan laporan dari pihak pesantren ke pihak uskesmas

    Kebasen. aporan tersebut men%elaskan bah*a ter%adi ke%aian luar 

     biasa(KB) yaitu terdapat kasus penyakit skabies dalam %umlah besar. ari

     %umlah santri sebanyak "4# santri yang trdiri atas 1$> santri laki&laki dan 46

    santri perempuan. ari %umlah tersebut hampir 1##0 terkena penyakit

    skabies. Ke%adian luar biasa ini ter%adi secara turun temurun dan

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    15/52

    diperlukannya pendekatan kepada pihak pengelola maupun santri untuk 

    memutus rantai penularan kasus skabies di esantren 't&:au%ieh (esantren

    'ndalusia) esa andegan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.

    BAB I

    E)AN/A *NSEPTUAL MASALAH

    A. Tinjauan Pustaka

    0. Definisi

    Skabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah

    menular dari manusia ke manusia, dari he*an ke manusia atau

    sebaliknya, dapat mengenai semua ras yang disebabkan oleh tungau

    (kutu atau mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas

     Arachnida. Sarcoptes ( arui "##5). Sarcoptes scabiei adalah kutu yang

    transparan, berbentuk o3al, pungggungnya cembung, perutnya rata dan

    tidak bermata. Skabies mudah menyebar baik secara langsung atau

    melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung

    melalui ba%u, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah

    dipergunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat

    tungau sarcoptesnya. Skabies hanya dapat diberantas dengan memutus

    rantai penularan dan memberi obat yang tepat ( arui "##5).

    1. Pen$e+a+

    Sarcoptes scabiei termasuk  filum Arthopoda , kelas Arachnida,ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. ada manusia disebut Sarcoptes

     scabiei var. hominis. Secara morologik merupakan tungau kecil,

     berbentuk o3al, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. :ungau

    ini transient, ber*arna putih, kotor, dan tidak bermata. 5# mikron F "5# -5# mikron, sedangkan

    yang %antan lebih kecil, yakni "## "># mikron F 15# "## mikron.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    16/52

    :ungau betina mampu membuat tero*ongan pada stratum korneum "&-

    mm @ hari dengan memproduksi bertelur >#&5# butir (istya*an, "#1#).

    2. /a&+aran klinik  

    enyakit skabies memiliki > ge%ala klinis utama,yaitu sebagai berikut.

    a. ruritus nokturna, atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan

    akti3itas tungau yang lebih tinggi dalam suhu lembab sehingga

    menimbulkan rasa gatal.

     b. Scabies dapat menyerang manusia secara kelompok. enyakit ini

    amat mudah menular melalui pemakaian handuk, ba%u maupun

    seprai secara bersama&sama. Sehingga komunitas yang tinggal

     bersama seperti santri pondok pesantren dan panti asuhan memiliki

    resiko tinggi. Skabies mudah menyerang daerah yang tingkat

    kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.

    c. :ero*ongan&tero*ongan di ba*ah lapisan kulit (kanalikuli), yang

     berbentuk lurus atau berkelok&kelok. ;ika ter%adi ineksi skunder oleh

     bakteri, maka akan timbul gambaran pustul (bisul kecil) dan

    membuat gambaran tero*ongan men%adi bias. Kanalikuli ini berada

     pada daerah lipatan kulit yang tipis, seperti sela&sela %ari tangan,

    daerah sekitar kemaluan (pada anak), siku bagian luar, kulit sekitar 

     payudara, bokong dan perut bagian ba*ah.

    7ambar 1. Sarcoptes scabiei var. hominis betina (Strong, "#1#)

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    17/52

    d. enemukan kutu pada pemeriksaan kerokan kulit secara

    mikroskopis, merupakan diagnosis pasti penyakit ini (istya*an,

    "#1#).

    3. Diagn!sis

    itegakkan dari anamnesis, maniestasi klinik dan pemeriksaan

     penun%ang ditemukan - dari > kriteria sebagai berikut=

    a.7atal malam hari

     b. :erdapat pada sekelompok orang (lebih dari satu)

    c.redileksi dan morologis khas

    d. itemukan :ungau S.scabies

    1. Pe&+antu Diagn!sis

    a. encari tungau dengan menelusuri tero*ongan lalu dicongkel pada

     bagian u%ung (papul atau 3esikel) dengan %arum kemudian diperiksa

     pada mikroskop cahaya.

     b. engan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar 

    kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.

    c. engan membuat biopsi irisan lalu diperiksa dengan mikroskop

    cahaya.

    d. engan membuat biopsi eksisional dan diperiksa dengan pe*arnaan

    +.G

    e. enggunakan u%i tinta cina yang diteteskan pada muara kanalikuli

    (Strong, "#1#)

    2. Pre"ileksi

    Sela %ari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusar,

     paha bagian dalam, genitalia pria, dan pantat. ada bayi = kepala,

    telapak tangan dan kaki.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    18/52

    3. Efl!resensi 4 Sifat

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    19/52

    Peng!+atan8

    Banyak sekali obat&obatan yang tersedia di pasaran. 9amun, ada

     beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lainH tidak berbau, eekti 

    terhadap semua stadium kutu (telur, lar3a maupun kutu de*asa), tidak 

    menimbulkan iritasi kulit, %uga mudah diperoleh dan murah harganya.

    Sistemik 

    a.'ntihistamin klasik sedati ringan untuk mengurangi gatal, misalnya

    kloreniramin maleat #.-> mg@kg BB - F sehari.

     b. 'ntibiotik bila ditemukan ineksi sekunder misalnya ampisilin,

    amoksisilin, eritromisin.

    :opikal

    Obatan&obatan yang dapat digunakan antara lain=

    1. Salep " >, biasanya dalam bentuk salep atau krim.

    Kekurangannya, obat ini menimbulkan bau tak sedap (belerang),

    mengotori pakaian, tidak eekti membunuh stadium telur, dan

     penggunaannya harus lebih dari - hari berturut&turut.

    1.Gmulsi benzil&benzoas "# "50

    Gekti terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama - hari

     berturut&turut. Kekurangannya, dapat menimbulkan iritasi kulit.

    ".7ameFan 10

    :ermasuk obat pilihan karena eekti terhadap semua stadium kutu, mudah

    digunakan, serta %arang menimbulkan iritasi kulit. 9amun obat ini tidak 

    dian%urkan bagi *anita hamil, maupun anak diba*ah usia 6 tahun, karena

     bersiat toksik terhadap susunan sara pusat. emakaiannya cukup satu kalidioleskan seluruh tubuh. apat diulang satu minggu kemudian bila belum

    sembuh.

    >. Krotamiton 1#0, termasuk obat pilihan karena selain memiliki eek 

    antiskabies, %uga bersiat anti gatal.

    5. ermetrin +?l 50, eektiitasnya seperti 7ameFan, namun tidak terlalu

    toksik. enggunaannya cukup sekali, namun harganya relati mahal

    (Strong,"#1#).

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    20/52

    Selain menggunakan obat&obatan (kurati), yang tidak kalah penting untuk 

    diperhatikan adalah upaya promoti dan pre3enti yaitu dengan peningkatan

    kebersihan diri dan lingkung'n. !al ini dapat dilakukan dengan cara=

    1. encuci bersih bahkan sebagian ahli mengan%urkan merebus handuk,

    seprai maupun ba%u penderita skabies, kemudian men%emurnya hingga

    kering.

    ". enghindari pemakaian ba%u, handuk, seprai secara bersama&sama.

    -. engobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terineksi

    untuk memutuskan rantai penularan.

    >. enghilangkan aktor predisposisi, antara lain dengan penyuluhan

    mengenai higiene perorangan dan lingkungan.

    5. embersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal dan menerapkan standar 

    rumah sehat sehingga diharapkan mampu menekan pertumbuhan kutu

     penyebab penyakit.

    6. enghindari kontak dengan orang yang didiagnosis atau terkena skabies.

    9. Pe&antauan

    ian%urkan kontrol 1 minggu kemudian, bila ada lesi baru obat

    topikal dapat diulang kembali.

    B. erangka !nsep

    C. Hip!tesis

    :erdapat pengaruh aktor sosial budaya, perilaku, pengetahuan, status gizi,

     pengetahuan dan lingkungan di esantren 't&:au%ieh (esantren 'ndalusia)

    esa andegan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas 

    Sosial Budaya

    erilaku, Status gizi

    engetahuan

    ingkungan

    Kasus Skabies

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    21/52

    BAB

    MET*D*L*/I PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Setelah menin%au lebih lan%ut pada rumusan masalah dan tu%uan

     penelitian, maka pada penelitian ini peneliti memakai metode penelitian

    kualitati dengan paradigma enomologi. akni penelitian kualitati yang

     bermaksud untuk memahami enomena tentang apa yang dialami oleh sub%ek 

     penelitian misalnya perilaku, persepsi, moti3asi, tindakan, dan lain&lain secara

    holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata&kata dan bahasa, pada

    suatu konteks khusus yang dilami dan dengan memanaatkan berbagai metode

    ilmiah. (oleong, "##5)

    endapat oleong menempatkan penelitian kualitati, sebagai metode

    yang kontekstual artinya apa yang diteliti terbatas pada ruang dan *aktu.

    Selain itu %uga ia men%abarkan bah*a penelitian kualitati memusakan pada

    interaksi simbolik dan proses serta hasil yang berupa deskripsi kata&kata,

     berbeda dengan kuantitati yang menekankan pada angka.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    22/52

    B. )uang Lingkup erja

    esantren 't&:au%ieh (esantren 'ndalusia) esa andegan, Kecamatan

    Kebasen, Kabupaten Banyumas

    C. P!pulasi Sa&pel

    1. opulasi

    opulasi target pada penelitian ini adalah seluruh santri Kabupaten

    Banyumas. opulasi ter%angkau adalah *arga esantren 't&:au%ieh

    (esantren 'ndalusia) esa andegan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten

    Banyumas

    ". Sampel

    '. Besar sampel

    Besar sampel diambil dengan keseluruhan %umlah santri yang sesuai

    kriteria inklusi dan kriteria eksklusi di esantren 't&:au%ieh (esantren

    'ndalusia) esa andegan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten

    Banyumas. Sampel yang diambil sebanyak $# sampel yang terdiri atas

    1# pengelola, ># santri laki&laki dan ># santri perempuan. 

    B. etode pengambilan sampel

    :eknik pemilihan inorman dalam penelitian ini adalah dengan

     purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

    sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. ertimbangan

    ini,misalnya orang tersebutt dianggap yang paling tahu tentang apa

    yang diharapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    23/52

    memudahkan peneliti men%ela%ahi ob%ek@ situasi sosial. urposi3e

    sampling diambil berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

    ?. Kriteria inklusi dan Gksklusi

    Kriteria 2nklusi=

    a. Bersedia men%adi sub%ek penelitian dengan menandatangai lembar 

     persetu%uan men%adi sub%ek penelitian setelah membaca lembar 

    informed consent. 

     b. Berdomisili di esantren 't&:au%ieh (esantren 'ndalusia) esa

    andegan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas

    Kriteria eksklusi=

    a. :idak engisi data kuesioner secara lengkap

     b. :idak Kooperati dalam melakukan tahap *a*ancara dan

     pengisian kuesioner 

    D. aria+el Penelitian

    1.Eariabel terikat = Kasus Skabies

    1. Eariabel bebas = erilaku, Status gizi,

    ingkungan, dan Sosial Budaya

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    24/52

    E. Definisi *perasi!nal

    Ta+el 5.0. Definisi *perasi!nal

    aria+el eterangan Skala

    erilaku 9ominal

    Status gizi 9ominal

    ingkungan 9ominal

    :ingkat

    engetahuan

     9ominal

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    25/52

    Sosial

    Budaya

     9ominal

    Kasus

    Skabies

     9ominal

    (. Instru&en Penga&+ilan Data

    a. Obser3asi

    Obser3asi merupakan metode pengumpuan data dengan melakukan

     pengamatan secara langsung terhadap masalah&masalah yang diteliti.

    enurut Sutrisno +adi (dalam Sugiyono, "##$= "#-) mengemukakan

     bah*a, obser3asi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

    yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dan menurut

    oleong ("##5=1/5) obser3asi berguna untuk mengoptimalkan

    kemampuan peeliti dari segi positi, kepercayaan, perhatian, perilaku tak 

    sadar, kebebasan dan sebagainya. alam obser3asi ini, peneliti akan ter%un

    langsung kelapangan mengamati dan memperoleh data, dimana peneliti

     bersikap pasi, yaitu peneliti tidak terlibat dan tidak ikut berperan secara

    akti dalam kegiatan yang diamati. eneliti akan mekakukan obser3asi

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    26/52

    langsung di esantren 't&:au%ieh (esantren 'ndalusia) esa andegan,

    Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.

     b. Ia*ancara endalam

    Ia*ancara mendalam yaitu proses memperoleh keterangan untuk tu%uan

     penelitian dengan cara tanya %a*ab sambil bertatap muka antara

     pe*a*ancara dengan inorman, dengan atau tanpa menggunakan panduan

    ( guide) *a*ancara. ;adi, peneliti dalam melakukan *a*ancara akan

    memepersiapkan pedoman *a*ancara untuk inorman yang telah

    diketahui dan pertanyaan yang digunakan akan berkembang sesuai dengan

    kondisi dilapangan.

    c. okumentasi

    etode ini merupakan catatan peristi*a yang berlaku berupa tulisan,

    gambar atau oto, maupun karya seseorang. Sugiyono ("##/=">#)

    mengatakan Jstusi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

    metode obser3asi dan *a*ancara dalam penelitian kualitati.

    Berdasarkan pendapat Sugiyono tersebut dokumen merupakan salah satu

    aspek untuk memperkuat kredibilitas penelitian kualitati.

    /. Su&+er Data

    a. ata rimer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak 

    inorman tentang masalah yang diungkapkan dan diperoleh dari hasil

    *a*ancara atau obser3asi atau pengamatan yang biasa disebut data asli.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    27/52

     b. ata Sekunder adalah data dengan mengutip dari sumber lain , yaitu dari

    literatur&literatur dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. ata

    ini sebagai pelengkap dari data primer yang dikumpulkan dari buku

     panduan atau literatur yang ada.

    H. Met!"e Analisis Data

    eneliti menggunakan model analisis data interakti yang

    disampaikan oleh athe* B. illes dan '. ichael +uberman, (dalam

    Sugiyono, "##/=">6) mengemukakan bah*a, aktiitas dalam analisis sata

    kualitati dilakukan dengan secara interakti dan berlangsung secara terus

    menerus sampai tuntas, sehingga data yang dihasilkan sudah %enuh.

    endapat tersebut %elas semakin diperkuat bah*a analisis data

    kualitati dilakukan secara berulang&ulang dalam setiap tahap penelitian,

    sehingga inormasi yang dihasilkan 3alid.

    odel analisis interakti iles dan +uberman terbagi men%adi tiga

    komponen yaitu reduksi data, penya%ian data, dan penarikan kesimpulan.

    Berikut model analisis interakti iles dan +uberman=

    7ambar 1. odel 'nalisis 2nterakti iles dan +uberman ("##/="#)

    engumpulan

    enya%ian ataeduksi ata

    enarikan Kesimpulan

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    28/52

    engacu pada gambar diatas, dapat di%elaskan masing&masing komponen

    yaitu sebagai berikut=

    a. eduksi data yaitu merangkum , memilih hal&hal yang pokok dicari

    tema, dan polanya.

     b. enya%ian data yaitu mengorganisir data dan menyusun dalam pola

    hubungan tertentu sehinggaakan mudah dipahami.

    c. enarikan kesimpulan yaitu menarik %a*aban atas masalah yang

    sedang diteliti.

    Komponen&komponen diatas tidak selalu berdiri sendiri, namun

    akan saling berkaitan dan berulang terus menerus. Saling keterkaitan inilah

    yang dinamakan analisis interakti.

    I. ali"itas Data

    ada dasarnya 3aliditas data digunakan untuk mengu%i apakah

    laporan penelitian yang ditulis oleh peneliti sesuai dengan kondisi ob%ek 

    yang diteliti (Sugiono, "##/="6/). Sehingga 3aliditas data sangatlah

     penting untuk memberikan sebuah kepercayaan terhadap khalayak pada

     penelitian yang peneliti lakukan.

    ada penelitian ini, peneliti memakai model triangulasi untuk 

    mendapatkan data yang 3alid. :riangulasi sendiri adalah teknik 

     pemeriksaan keabsahan data yang memanaatkan sesuatu yang lain diluar 

    data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

    data itu. oleong ("##5=--#) membagi triangulasi men%adi tiga %enis

    yaitu=

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    29/52

    a. :riangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik 

    dera%at kepercayaan suatu inormasi yang diperoleh melalui

    *aktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitati. +al

    tersebut dapat dilakukan dengan cara=

    1) embandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

    *a*ancara,

    ") embandingkan apa yang dikatakan orang didepan

    umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,

    -) embandingkan apa yang dikatakan orang&orang tentang

    situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya

    sepan%ang *aktu,

    >) embandingkan keadaan dan perspekti seseorang

    dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti

    rakyat biasa, orang yang berpendidikan, orang berada,

    maupun pemerintahan, dan

    5) embandingkan hasil *a*ancara dengan isi suatu

    dokumen yang berkaitan.

     b. :riangulasi metode,yaitu mengecek dera%at kepercayaan

     penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengambilan data dan

     pengecekan dera%at kepercayaan beberapa sumber data dengan

    metode yang sama.

    c. :riangulasi teori yaitu membandingkan akta dengan teori.

    Berdasarkan pen%elasan diatas, maka peneliti menggunakan

    triangulasi sumber dengan tiga %alan yaitu=

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    30/52

    1) embandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

    *a*ancara.

    ") embandingkan keadaan dan perspekti seseorang dengan

     berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat

     biasa, orang yang berpendidikan, orang berada, maupun

     pemerintahan, dan

    -) embandingkan hasil *a*ancara dengan isi suatu

    dokumen yang berkaitan.

    >)

    :. #aktu "an Te&pat

    Kegiatan dilaksanakan pada=

    :anggal = 1#&-# ;anuari "#1>

    :empat = esantren 't&:au%ieh (esantren 'ndalusia) esa andegan,

    Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas

    BAB I

     HASIL DAN ANALISIS PEN;EBAB MASALAH

    A. Hasil

    0. Analisis Uni

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    31/52

    dengan metode  semi closed . Kuesioner yang disebarkan kepada "4

    responden.

    arakteristik )esp!n"en

    Ta+el 6.0. arakteristik )esp!n"en

    aria+el (rekuensi =

    :enis ela&in

      aki&laki

      erempuan

    14

    1#

    54,-

    >1./

    Usia

      C"1 tahun

    "1&-# tahun

      -1&># tahun  >1&5# tahun

      51&6# tahun

      61&/# tahun

    L /# tahun

    "

    -

    51#

    1

    -

    >

    /.1

    1#./

    1/.$-5./

    >."

    1#./

    1>.-

    Sumber= ata primer, "#11

    +asil penelitian pada responden menun%ukkan bah*a distribusi

    responden menurut %enis kelamin terdiri dari 14 orang (54.-0) laki&laki

    dan 1# orang (>1./0) perempuan. Kelompok usia yang paling banyak 

    men%adi responden adalah kelompok usia >1&5# tahun dengan %umlah

    responden sebanyak 1# orang (-5,/0). Kelompok usia yang paling sedikit

    men%adi responden adalah kelompok usia 51&6# tahun sebanyak 1 orang

    (>."0).

    1. Pr!p!rsi asus TB "an N!n asus TB

    engisian kuesioner dilakukan oleh "4 orang responden, 1> di

    antaranya merupakan pasien :B aru. ada penelitian ini digunakan

    metode case control   dengan menggunakan metode total sampling pada

    area yang kasus :B paling banyak dan menggunakan control sebanyak 

    kasus pada area tersebut.

    2. Analisis Bi

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    32/52

    A. Hu+ungan antara Perilaku "engan eja"ian asus TB Paru

    'nalisis bi3ariat hubungan antara perilaku dengan ke%adian

    kasus :B aru terlihat pada tabel 6."

    Ta+el 6.1. Hu+ungan antara Perilaku "engan eja"ian asus TB

    Paru

    Ke%adian Kasus :B aru :otal

    Kasus :B Kontrol

    erilaku

    Baik -

    (1#,/0)

    1-

    (>6.>0)

    16

    (5/./0)

    Buruk 

    11

    (-$.-0)

    1

    (-.60)

    1"

    (>".$0)

    :otal1>

    (5#0)

    1>

    (5#0)

    "4

    (1##0)

     p A #,###

    engu%ian terhadap data (tabel 6.".) yang diperoleh memenuhi

    syarat u%i chi-square  dengan hasil statistik   menun%ukkan p A #,###,

    dengan demikian nilai p lebih kecil dari M (M A #,#5). +asil u%i

    koeisien kontingensi adalah #,545 dan nilai odd ratio adalah #.#"1.

    +asil penelitian ini secara statistik menun%ukkan terdapat hubungan

    yang bermakna antara erilaku dengan Ke%adian Kasus :B aru.

    B. Hu+ungan antara Status /i>i "engan eja"ian asus TB Paru

    'nalisis bi3ariat hubungan antara Status 7izi dengan Ke%adian

    Kasus :B aru terlihat pada tabel 6.-.

    Ta+el 6.2. Hu+ungan antara Status /i>i "engan eja"ian asus

    TB Paru

    Ke%adian Kasus :B aru :otal

    Kasus :B Kontrol

    Status 7izi

    Baik "

    (/.10)

    11

    (-$.-0)

    1-

    (>6.>0)

    Buruk 

    1"

    (>".$0)

    -

    (1#./0)

    15

    (5-.60)

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    33/52

    :otal1>

    (5#0)

    1>

    (5#0)

    "4

    (1##0)

     p A #,##1

    engu%ian terhadap data (tabel 6.-.) yang diperoleh memenuhi

    syarat u%i chi-square dengan hasil u%i menun%ukkan p A #,##1, dengan

    demikian nilai p lebih kecil dari M (M A #,#5). +asil penelitian ini

    secara statistik menunukkan terdapat hubungan antara status gizi

    dengan ke%adian kasus :B aru.

    C. Hu+ungan antara Lingkungan "engan eja"ian asus TB Paru

    'nalisis bi3ariat hubungan antara lingkungan dengan ke%adian

    kasus :B aru terlihat pada tabel 6.>.

    Ta+el 6.3. Hu+ungan antara Lingkungan "engan eja"ian asus

    TB Paru

    Ke%adian Kasus :B aru :otal

    Kasus :B Kontrol

    ingkungan

    Sehat5

    (1/.$0)

    11

    (-$.-0)

    16

    (5/.10)

    Kurang

    Sehat

    $

    (-".10)

    -

    (1#./0)

    1"

    (>".$0)

    :otal1>

    (5#0)

    1>

    (5#0)

    "4

    (1##0)

     p A #,#""

    engu%ian terhadap data (tabel 6.>.) yang diperoleh memenuhi

    syarat u%i chi-square  dengan hasil u%i statistik p A #,#"" dengan

    demikian nilai p lebih besar dari M (M A #,#5). ;adi, hasil penelitian ini

    secara statistik menun%ukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna

    secara statistik antara ingkungan dengan Ke%adian Kasus :B aru.

    D. Hu+ungan antara Pen"apatan "engan eja"ian asus TB Paru

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    34/52

    'nalisis bi3ariat hubungan antara endapatan dengan Ke%adian

    Kasus :B aru terlihat pada tabel 6.5.

    Ta+el 6.5. Hu+ungan antara Pen"apatan "engan eja"ian asus

    TB Paru

    Ke%adian Kasus :B aru :otal

    Kasus :B Kontrol

    endapatan

    Baik #

    (#0)

    >

    (1>.-0)

    >

    (1>.-0)

    Buruk 1>

    (5#0)

    1#

    (-5./0)

    ">

    (45./0)

    :otal

    1>

    (5#0)

    1>

    (5#0)

    "4

    (1##0)

     p A #,#$4

    engu%ian terhadap data (tabel 6.5.) yang diperoleh tidak 

    memenuhi syarat u%i chi-square  karena terdapat dua sel memiliki

    expected  count  C 5, sehingga nilai yang digunakan adalah nilai !isherNs

    GFact :est. +asil !isherNs GFact :est menun%ukkan p A #,#$4 dengan

    demikian nilai p lebih besar dari M (M A #,#5). +asil penelitian ini

    secara statistik menun%ukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna

    antara pendapatan dengan ke%adian kasus :B aru.

    E. Hu+ungan antara Tingkat Pen"i"ikan "engan eja"ian asus TB

    Paru

    'nalisis bi3ariat +ubungan antara :ingkat endidikan dengan

    Ke%adian Kasus :B aru terlihat pada tabel 6.6.

    Ta+el 6.6. Hu+ungan antara Tingkat Pen"i"ikan "engan eja"ian

    asus TB Paru

    Ke%adian Kasus :B aru :otal

    Kasus :B Kontrol

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    35/52

    :ingkat

    endidikan

    Baik 6

    ("5.>0)

    $

    (-".10)

    1>

    (5#0)

    Buruk 4

    ("4.60)

    5

    (1/.$0)

    1>

    (5#0)

    :otal 1>(5#0)

    1>(5#0)

    "4(1##0)

     p A #,"56

    engu%ian terhadap data (tabel 6.6.) yang diperoleh memenuhi

    syarat u%i Chi-Square  dengan didapatkan hasil statistik adalah p A

    #,"56 dengan demikian nilai p lebih besar dari M (M A #,#5). +asil

     penelitian ini menun%ukkan tidak terdapat hubungan secara statistik 

    antara :ingkat endidikan dengan Ke%adian Kasus :B aru.

    B. Pe&+a%asan

    0. Hu+ungan antara Perilaku "engan eja"ian asus TB Paru

    +asil penelitian di Karang 9anas, Kecamatan Sokara%a, Kabupaten

    Banyumas terhadap "4 responden didapatkan persentase >",$0 (1")

    responden dengan prilaku baik dalam usaha pencegahan penularan :B

     paru ke orang lain, serta didapatkan sebanyak 16 responden (5/,10)

    dengan perilaku yang buruk dalam usaha pencegahan :B paru ke orang

    lain.

    i "engan eja"ian asus TB Paru

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    36/52

    +asil penelitian di esa Karang 9anas, Kecamatan Sokara%a,

    Kabupaten Banyumas terhadap "4 responden didapatkan persentase 5-,60

    (15) responden yang memiliki status gizi buruk, serta didapatkan sebanyak 

    1- responden (>6,>0) dengan status gizi baik.

    ) responden dengan pendapatan buruk (di ba*ah

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    37/52

    didapatkan sebanyak > responden (1>,-0) dengan pendapatan buruk (di

     ba*ah 6,>0 (1-) responden dengan pendidikan buruk, serta didapatkan

    sebanyak 15 responden (5-,60) dengan pendidikan baik sesuai an%uran

     pemerintah yaitu *a%ib bela%ar $ tahun.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    38/52

    Tuberkulosis

    Paru

    Status Gizi

    PerilakuPengetahuan

    PendidikanPenyuluhan

     Tingkat Pendidikan

    EkonomiPetugas Kesehatan

    Perilaku

    Pengetahuan

    Penyuluhan

    ter%adi karena aktor pengetahuan dan ekonomi. Selain itu, aktor erilaku

    dapat ter%adi karena aktor pengetahuan.

    !aktor pengetahuan diantaranya adalah keadaan masyarakat yang

    tidak tahu tentang pola diet gizi yang baik, kurangnya pengetahuan tentang

    makanan&makanan bergizi, serta masyarakat tidak tahu bah*a status gizi yang

     baik berpengaruh terhadap ke%adian kasus :B aru. Selain itu, pengetahuan

    tentang penyakit :uberkulosis aru itu sendiri dan cara penularan serta

     pencegahannya sangat penting diketahui untuk mengurangi angka ke%adian

    kasus :B aru.

    !aktor ekonomi yang dapat menyebabkan rendahnya status gizi pada

    sub%ek penelitian terkait dengan pendapatan yang cenderung rendah. Selain

    itu, tingkat pendidikan dari sub%ek penelitian %uga masih sangat rendah.

    /a&+ar 6.0. Analisis Fish Bone

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    39/52

    !aktor yang berkontribusi paling besar terhadap rendahnya perilaku

    yang baik dan benar dalam mengurangi ke%adian kasus :B aru adalah terkait

    dengan tingkat aktor pengetahuan. Oleh karena itu, penulis akan melakukan

    inter3ensi terhadap buruknya perilaku sub%ek penelitian melalui proses

    edukasi terhadap sub%ek.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    40/52

    -. endekatan secara intens ke pihak pengelola dengan menggunakan  focus

     group discussion

    >. emberian lealet tentang skabies dan cara penularannya..

    5. embentukan oskestren(os Kesehatan esantren) yang mandiri dan

     berungsi sebagai penga*asan terhadap pemutusan rantai penularan

    skabies.

    B. Penentuan Alternatif Terpili%

    emilihan prioritas alternati pemecahan masalah harus dilakukan

    karena adanya keterbatasan baik dalam sarana, tenaga, dana, serta *aktu.

    Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pemilihan prioritas pemecahan

    masalah adalah metode einke. etode ini menggunakan dua kriteria yaitu

    eektiitas dan eisiensi %alan keluar.

    Gektiitas %alan keluar meliputi besarnya masalah yang dapat diatasi,

    kelanggengan selesainya masalah, dan kecepatan penyelesaian masalah.

    Gisiensi %alan keluar dikaitkan dengan biaya yang diperlukan dalam

    menyelesaikan masalah. Skoring eisiensi %alan keluar adalah dari sangat

    murah (1), hingga sangat mahal (5).

    Ta+el 7.0. riteria "an Sk!ring Efekti

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    41/52

    rioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode einke

    adalah sebagai berikut=

    Ta+el 7.1. Pri!ritas Pe&e'a%an Masala% Met!"e )einke

    No

    Daftar lternatif  !alan "eluar

    #fekti$itas

    #%siensi

    M&I&V'

    rutan

    Prioritas

    Masalah

    M I V '

    1 Penyuluhan tentang

    skabies$ cara

    penularan$

    pengobatan$ cara

    pencegahan skabies$

    perilaku hidup bersih

    dan sehat$ dan

    sanitasi lingkungan%

    * +, +

    2 Pengobatan &asal

    Skabies

    * +, +

    3 Pendekatan secara

    intens ke pihak

    pengelola dengan

    menggunakan focus

    group discussion

    * * +* -

    Pemberian lea'et

    tentang skabies dan

    * +, +

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    42/52

    cara penularannya

    # Pembentukan

    Poskestren (Pos

    Kesehatan Pesantren)

    yang mandiri dan

    ber*ungsi sebagai

    penga+asan

    terhadap pemutusan

    rantai penularan

    skabies%

    * +, +

    Berdasarkan hasil perhitungan prioritas pemecahan masalah

    menggunakan metode einke, didapat prioritas pemecahan masalah, yaitu

     pendekatan secara instens ke pihak pengelola dengan menggunakan okus

    group discussion. 9amun dikarenakan kegiatan&kegiatan tersebut

    dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan dan rencana yang dilakukan oleh

    uskesmas Kebasen, maka semua pemecahan masalah dilakanskan sebagai

    tindakan pemecahan permasalahan pada pemutusan rantai penularan skabies.

    BAB III

    )ENCANA E/IATAN DAN LAP*)AN HASIL PELASANAAN

    A. Latar Belakang

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    43/52

    :B aru ialah suatu penyakit ineksi kronik %aringan paru yang

    disebabkan oleh basil  $%cobacterium tuberculosae. Sebagian besar basil

     $%cobacterium tuberculosae masuk ke dalam %aringan paru melalui airborne

    infection dan selan%utnya mengalami proses yang dikenal sebagai okus primer 

    dari 7hon.

    +ampir 1# tahun lamanya 2ndonesia menempati urutan ketiga

    sedunia dalam hal %umlah penderita :uberkulosis (:B). ada tahun "#1",

    mengalami penurunan peringkat ke peringkat E dan masuk dalam $ilestone

    atau pencapaian kiner%a satu tahun kementerian kesehatan (:2,"#1").

    Berdasarkan data badan kesehatan dunia (I+O) pada tahun "##/ menyatakan

     %umlah penderita :B di 2ndonesia sekitar 5"4.### orang atau berada di posisi

    tiga dunia setelah 2ndia dan ?hina. aporan I+O tahun "##$ mencatat

     peringkat 2ndonesia menurun ke posisi E dengan %umlah penderita :B sebesar 

    >"$.### orang. ima 9egara dengan %umlah terbesar kasus insiden pada tahun

    "##$ adalah 2ndia, ?hina, 'rika Selatan, 9igeria dan 2ndonesia (I+O,

    "#1#).

    'ngka ke%adian yang tinggi dan sulitnya mengatasi masalah :B paru di

    2ndonesia membuat penulis tertarik untuk mengangkat kasus :B paru di

    *ilayah ker%a uskesmas 2 Sokara%a untuk dilakukan analisis dalam aporan

    Communit% &ealth Anal%sis (?+').

    +asil analisis bi3ariat penelitian J

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    44/52

    :uberkulosis aru di esa Karang 9anas, Kecamatan Sokara%a Kabupaten

    Banyumas.

    Berdasarkan hasil pemilihan alternati pemecahan masalah dengan

    menggunakan etode ienke, tentang :B paru, komplikasi :B paru,

    mana%emen :B aru, dan memberikan inter3ensi berupa edukasi terkait

    dengan mana%emen pola gizi seimbang dalam konsumsi makanan sehari&hari

    diperlukan untuk mencegah ter%adinya ke%adian kasus :B aru lebih banyak 

    lagi.

    B. Tujuan

    0. Tujuan U&u&

    emberikan inormasi tentang tentang :B paru, komplikasi :B paru,

    mana%emen :B aru, dan memberikan inter3ensi berupa edukasi terkait

    dengan mana%emen pola gizi seimbang dalam konsumsi makanan sehari&

    hari di esa Karang 9anas Kecamatan Sokara%a Kabupaten Banyumas.

    1. Tujuan %usus

    '. emberikan inormasi kepada masyarakat tentang penyakit :B aru

    B. emberikan inormasi tentang ola 7izi Seimbang dalam konsumsi

    sehari&hari.

    C. Bentuk "an Materi egiatan

    Kegiatan akan dilaksanakan disa%ikan dalam bentuk penyuluhan dengan

    materi tentang tentang :B paru, komplikasi :B paru, mana%emen :B aru,

    dan memberikan inter3ensi berupa edukasi terkait dengan mana%emen pola

    gizi seimbang dalam konsumsi makanan sehari&hari. Kegiatan ini disisipkan

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    45/52

     pada kegiatan +alal Bihalal esa Karang 9anas yang diselenggarakan oleh

    emerintah esa.

    D. Sasaran

    Kader Kesehatan esa Karang 9anas, Kecamatan Sokara%a Kabupaten

    Banyumas se%umlah ># peserta.

    E. Pelaksanaan

    0. Pers!nil

    enanggung %a*ab = dr. Sugeng ahadi (reseptor apangan).

    embimbing = 9anang, 'md. an 9ining, 'md (Bidan esa)

    elaksana = 2 7ede Ketut 'lit S.9

    embicara = aras yah ermaningtyas

    1. #aktu "an Te&pat

    +ari = inggu

    :anggal = " September "#1"

    Iaktu = #$.## 1#.## I2B

    :empat= 'ula Balai esa Karang 9anas

    (. )en'ana Anggaran

    1. ateri = p. 5#.###,##

    ". ealet = p. 15.###,##

    -. oorprize = p. 5#.###,##

    >. Konsumsi = p. 16#.###,##

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    46/52

    ;umlah = p. "/5.###,##

    /. E

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    47/52

    Karang 9anas. erata penilaian kuesioner pre test  yang diisi oleh seluruh

     peserta adalah 6,##.

    ". G3aluasi roses

    a. Sasaran

    ari target mendapatkan sasaran penyuluhan sebanyak ># orang,

    ternyata didapatkan peserta melebihi target yakni se%umlah 56 orang.

    +al ini diperkirakan terkait hadirnya tokoh masyarakat yang turut

    mendukung acara penyuluhan dan +alal Bihalal.

     b. Iaktu

    :erdapat beberapa kendala yang ter%adi selama %alannya acara

     penyuluhan. enyuluhan baru dimulai pukul #$."# I2B karena harus

    menunggu kumpulnya mayarakat yang men%adi *akil dari masing&

    masing dusun. Setelah penyuluhan selesai, panitia membagikan lealet

    tentang :B aru saat peserta penyuluhan pulang sebagai media yang

    dapat digunakan peserta penyuluhan untuk menyampaikan inormasi

    yang sudah didapatkan ke masyarakat sekitar tempat tinggal.

     b. 'nggaran

    'nggaran yang dihabiskan ketika acara adalah se%umlah p. 11#.###,&.

    +al ini lebih rendah dari rencana karena konsumsi ternyata ditanggung

    sepenuhnya oleh pemerintah desa terkait acara +alal Bihalal erangkat

    esa dan asyarakat esa Karang 9anas.

    -. G3aluasi Output

    +asil penilaian kuesioner  post test   yang diisi oleh peserta

     penyuluhan menun%ukkan adanya peningkatan rerata dari 6,## men%adi

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    48/52

    6,/5. +al tersebut menun%ukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta

     penyuluhan setelah mendapatkan materi tentang :B aru dan

    mana%emennya serta pengelolaan gizi seimbang. Selain itu masyarakat

    tampak puas terkait pelaksanaan penyuluhan yang interakti dan menarik 

    serta disertai door pri'e. 

    BAB I?

    )ENCANA E/IATAN DAN LAP*)AN HASIL PELASANAAN

    0. esi&pulan

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    49/52

    a. +asil analisis permasalahan kesehatan komunitas yang ter%adi di

    uskesmas 1 Sokara%a adalah :B aru yang diokuskan sebagai

     prioritas permasalahan.

     b. !aktor yang didapatkan dari hasil prioritas masalah dan analisis

    kesehatan komunitas yang paling berpengaruh di esa Karang 9anas

    Kecamatan Sokara%a adalah !aktor erilaku dan Status 7izi terhadap

    ke%adian :B aru.

    c. 'lternati pemecahan masalah yang diprioritaskan untuk masalah

    tersebut adalah penyuluhan.

    d. 2nter3ensi yang dilakukan menghasilkan peningkatan pengetahuan

    masyarakat esa Karang 9anas yang diukur dari nilai hasil Post "est 

    yang lebih baik dibandingkan hasil  Pre "est   sebelum dilakukan

     penyuluhan.

    1. Saran

    a. enyuluhan dapat men%adi metode eekti untuk menurunkan angka

    ke%adian :B aru di Kecamatan Sokara%a pada umunya dan esa

    Karang 9anas pada khususnya.

     b. erlu digalakkan promosi kesehatan di esa Karang 9anas khususnya

    dan Kecamatan Sokara%a pada umumnya untuk mengurangi angka

    ke%adian :B aru di Iilayah ker%a uskesmas 1 Sokara%a.

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    50/52

    DA(TA) PUSTAA

    'chmadi,. "##5. $anaemen Pen%akit #erbasis )ila%ah. ;akarta = Kompas

    edia

    'riin. "##5. iagnosis :uberkulosis dan !aktor isiko :erkait Iilayah.

    '3ailable rom=

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    51/52

    http=@@library.usu.ac.id@do*nload@k@paru&arlina0"#gusti.pd. etrie3ed at

    1 September "#1".

    Barnes. "##-. olecular Gpidemiology o :uberculosis. '3ailable rom= $@1"@11>$. etri3ed at 1

    September "#1".??. "##4. iagnostic Standards and ?lassiication o :uberculosis. '3ailable

    rom= "5@p####>"5.asp.

    etrie3ed at 1 September "#1". 1>"=/"5&/-5.

    epkes. "##/. edoman 9asional enanggulanganan :uberkulosis Gdisi ".

    ;akarta = epartemen Kesehatan 2.

    epkes, "##$. edoman 9asional enanggulangan :uberkulosis. '3ailable rom=

    -P+SGSS2A/e6e-"-a5>e41/c51a6#-a-c1#-1$5. etrie3ed

    at 1 September "#1".

    !ahmi 'chmadi, "&$$#H 1##1&1##".

    http://content.nejm.org/cgi/content/short/349/12/1149http://content.nejm.org/cgi/content/short/349/12/1149http://wonder.cdc.gov/wonder/PrevGuid/p0000425/p0000425.asphttp://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2009-trisdianit-10043&PHPSESSID=7ef6e323a54e817c51a603fa3c103195http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2009-trisdianit-10043&PHPSESSID=7ef6e323a54e817c51a603fa3c103195http://www.textbookofbacteriology.net/tuberculosis.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/tuberculosis.htmlhttp://content.nejm.org/cgi/content/short/349/12/1149http://wonder.cdc.gov/wonder/PrevGuid/p0000425/p0000425.asphttp://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2009-trisdianit-10043&PHPSESSID=7ef6e323a54e817c51a603fa3c103195http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2009-trisdianit-10043&PHPSESSID=7ef6e323a54e817c51a603fa3c103195http://www.textbookofbacteriology.net/tuberculosis.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/tuberculosis.html

  • 8/17/2019 Cha Ponpes Attaujieh

    52/52

    LAMPI)AN