cerpen

8
Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”. “Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibuu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya. Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut. Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu. Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh. Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. “Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”. “Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu

description

CERPEN

Transcript of cerpen

Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, Silahkan bu, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,kalau yang itu berapa Pak?.Yang itu 700 ribu bu, jawab saya. Harga pasnya berapa?, Tanya kembali si Ibuu. 600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah . Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?, pintanya. Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, Astaghfirullah, Allahu Akbar, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. Mak..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?, kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak., kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban.Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya., kata ibu ituKaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , Ya Allah, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa.Pak, ini ongkos kendaraannya, panggil ibu itu,sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar, kata saya.Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya.Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.

Oleh : Ust. Aidil Heryana

"Selamat datang wahai Idul Adha" apakah hanya kata itulah yang sanggup kita bahasakan untuk menyambut hari raya Idul adha? Apakah hanya itu?, Padahal seabrek hikmah yang terkandung di dalamnya, apakah kita hanya melewatinya saja atau hanya sekedar mengatahui atau yang lebih menakutkan lagi adalah tidak mengerti hikmah yang terkandung di dalamnya?, ya.. Tuhan seberapa besarkah pengetahuanku tentang agama-Mu yang Rahmatan lil 'alamin ini, padahal engkau telah memberikan ilmu kepada seluruh manusia dari mulai Nabi Adam as. hingga manusia yang menemui hari akhirat itu pun hanya setetes dari samudra ilmu-Mu, lalu di manakah letak ilmuku? Ampunkan lah aku ya Allah, aku terlalu sombong.Mungkin itulah yang menjadi seonggok perasaan yang terbersit di dalam hati kita ketika hanya mengetahui Idul Adha sebagai hari raya, hari berpesta, hari hura-hura, atau hari yang lainnya. Tidak demikian wahai anak cucu Adam, tidak sama sekali! tetapi hari yang penuh dengan hikmah, yaitu di saat pengorbanan adalah utama, di saat dimuliakannya manusia, dan di saat pengabdian bagi seorang yang benar-benar hamba,

lalu di saat manakah kita sudah mendapatkannya? Apakah kita mendapatkan ketiga-tiganya, atau hanya satu saja, atau bahkan tidak sama sekali? jangan sampai penantian selama satu tahun sia-sia, tanpa adanya pengorbanan, pemuliaan, dan penghambaan.**..****..**Ingatkah engkau wahai saudaraku, ketika Allah menyuruh Nabi Ibrahim as. menyembelih anaknya yang sangat di cintainya yaitu Nabi Ismail as. melalui mimpinya "Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik"? Ingatkah wahai kawanku ketika Nabi Ibrahim as. menyampaikannya kepada Nabi Ismail as. perihal perintah Allah SWT. untuk menyembelihnya "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"? Ingatkah wahai sahabatku ketika Nabi Ismail as. menjawab dengan hati yang penuh dengan kebijaksanaan dan kesabaran "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"Telah terbayanglah bagaimana pengorbanan Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. adalah pengabdian yang telah mencakup tiga pesona baik pengorbanan, pemuliaan, dan penghambaan. Pertama pesona pengorbanan, di mana Nabi Ibrahim as. hendak menyembelih anaknya yang sangat di cintainya bahkan anak yang sangat di tunggu kedatangannya "Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar", tetapi ketika sudah tumbuh dewasa Allah memerintahkan untuk menyembelihnya "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?". Coba kita bayangkan ketika kita berada seperti Nabi Ibrahim as. Dan Nabi Ismail as., apakah yang kita lakukan? Coba pikirkanlah sejenak.Kedua pesona pemuliaan, di mana Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. menjalankan perintah Allah SWT. walaupun itu sangat berat sekali, oleh karena Allah SWT. adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang maka Allah SWT. berfirman: "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim"" begitulah Allah SWT. menguji dan memuliakan seorang yang benar-benar shalih, karena semakin kuat Iman seseorang maka ujian pun semakin kuat, bukan kah Allah SWT. memberikan ujian sesuai dengan kemampuan seseorang. Iman itu bagaikan sebuah pohon, ketika pohon itu masih tunas maka angin yang berhembus pun kecil, tetapi ketika pohon itu semakin menjulang tinggi maka angin semakin kencang menerpanya, lalu apakah pohon itu kuat menahan terpaan angin tersebut atau sebaliknya, roboh tanpa berarti. Begitulah kiasan iman seseorang.

Ketiga pesona penghambaan, penghambaan Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. adalah penghambaan yang benar-benar hamba, karena sebagai seoarang hamba haruslah menjalankan perintah majikannya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, begitulah hal yang tercermin dari kedua hamba Allah SWT. yang sangat taat ini. Ketika penghambaan itu benar-benar mencapai puncaknya maka akan datanglah kenikmatan kasih sayang Allah SWT. kepada hambanya "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar"Dari ketiga pesona di atas lah maka peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada hari Raya Haji. Bukan menyembelih manusia tetapi menyembelih hewan kurban seperti domba, Sapi, Unta atau sejenisnya. Tiada kata yang terucap di alat indra pengecap sebuah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan inayah-Nya. Masya Allah, walhamdulillah.Oleh karena itu sudah selayaknya lah kita sebagai seorang yang benar-benar hamba Allah SWT. untuk berkurban demi kemakmuran dan kejayaan Islam, dan hal ini pun akan mengikat perasaan di antara kaum Muslimin untuk saling memberi dan saling membantu agar terciptalah hubungan horizontal yang indah dan penuh dengan kebahagiaan.Tiada kata untuk tidak berkurban, walaupun belum bisa berkurban dalam artian menyembelih hewan kurban, tetapi alangkah indahnya jika kita berkurban dalam artian yang berbeda yaitu berkurban jiwa, harta, dan waktu demi agama yang mulia ini, yaitu agama Islam. Wallahu 'Alam.**..****..**http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/pesan-tersirat-di-balik-pesona-idul-adha/452805186041Diposkan oleh 45498romdani di 15.05 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Berbuat baik kepada orang tua (BIRRUL WALIDAIN) Resep kebahagian hidup kita di dunia bahkan di akhirat adalah Birrul walidain atau Berbuat baik kepada kedua orang tuayang artinya memperlakuan kedua orang tua dengan sebaik-baiknya, bisa dengan harta, badan, pangkat, kedudukan, dan sebagainya. Termasuk pula berbuat baik kepada mereka adalah mengatakan ucapan yang baik kepada keduanya.Dalam sebuah ayat Alquran surat Al isra ayat 23 Allah berfirman Telah mewajibkan Tuhan _mu agar kalian tidak menyembah selain Dia ( Alloh), dan supaya berbuat baik Kepada ibu bapak dan dalam sebuah ayat lain Bersyukurlah engkau kepada Ku dan kepada kedua orang tua mu ( Lukman : 14 ). Kalau kita perhatikan pada ayat pertama perintah beribadah kepada Alloh dan perintah Birrul walidain ( berbuat baik kepada kedua orang Tua ) diletakkan berdampingan serangkai di dalam suatu ayat. Pada ayat kedua surat lukman pun perintah bersyukur kepada Alloh di dampingkan dengan perintah bersyukur kepada orang tua, hal ini mengindikasikan bahwa seolah Alloh berkata Bahwa kalian tidak cukup beribadah , bertauhid dan beriman kepada ku tanpa kalian berbuat baik pada orang tuamu, dan tidak cukup kalian bersyukur kepadaku tanpa bersyukur kepada kedua orang tua. Begitu agung nilai Birrul walidain hingga melebihi dari amalan jihad fi sabilillah . Seorang sahabat bertanya kepada Rosululloh saw Ya rosul amalan apa yang paling di cintai Alloh? nabipun menjawab Sholat pada waktunya, sahabat bertanya kembali Kemudian apalagi ya Rosul ?. Nabi menjawab Birrul walidain ( berbuat baik kepada orang tua ) , sahabat bertanya lagi Apalagi ya Rosul ? Nabi menjawab Jihad Fisabilillah.Kita telah tahu bahwa amalan Jihad fi sabillah merupakan amalan wajib yang paling mulia yang balasannya adalah surga dan orang berjihad fisabilillah di sebut sebagai pahlawan dunia akherat dan mati sebagai suhada, namun Amalan tersebut masih dibawah Amalan Birrul walidain , mengapa demikian ? sebelum berjuang fisabililah wujud manusia yang pertama berasal dari ibu yang melahirkan, dia tidak akan menjadi pejuang tanpa pemeliharaan orang tua , tanpa asuhan ibu bapaknya sejak kecil hingga dewasa. Sembilan bulan kita didalam kandungan dan melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawa antara hidup dan mati. Ketika Alloh melepas`kita kedunia malalui kelahiran , ibu kita selalu menemani , didekap dengan dekapan kasih sayang, ibu merawat kita sampai menjadi anak yang mandiri. Dari menyusui, merawat, memandikan, memberi makan dan lainnya. Yang boleh dibilang sangat sulit untuk dilakukan oleh seorang ayah.

HAK-HAK YANG WAJIB DILAKSANAKAN SEORANG ANAK KEPADA KEDUA ORANG TUA 1. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai AllahMentaati kedua orang tua hukumnya wajib bagi seorang anak . Haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya.Adapun jika bukan dalam perkara yang mendurhakai Allah, wajib mentaati kedua orang tua selamanya dan ini termasuk perkara yang paling diwajibkan. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendurhakai apa saja yang diperintahkan oleh kedua orang tua. 2. Merendahkan Diri dan berbicara lemah lembut Di Hadapan KeduanyaBerbicara dengan lemah lembut kepada nya,tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua ,tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului mereka, atau mendahului urusan mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka. menghindari ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti hati kedua orang tua, walaupun dengan bahasa isyarat . Termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua adalah senantiasa membuat mereka senang dengan melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah Swt ,Oleh karena itu, berbicaralah kepada mereka berdua dengan ucapan yang lemah lembut dan baik serta dengan lafazh yang bagus.3.Menyediakan Makanan yang baikMenyediakan makanan yang baik kepada kedua orang tua, terutama jika orang tua kita memberi mereka makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga.4. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka InginkanSeorang anak jangan bersikap bakhil (Pelit) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat baik kepadanya. Siang jadi malam malam jadi siang orang tua kita membanting tulang merawat dari kecil hingga dewasa.5 Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai MerekaSalah satu bakti anak terhadap orang tua juga adalah mencintai dan berbuat baik kepada para kerabat, teman teman orang tua dan menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka.6.Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang LainMencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya. Para Sahabat bertanya: Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya? Beliau menjawab: Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya. (HR. Bukhari no. 5973 dan Muslim no. 90, dari Ibnu Amr radhiyallahu anhu)Perbuatan ini merupakan perbuatan dosa yang paling buruk.Orang-orang sering bergurau dan bercanda dengan melakukan perbuatan yang sangat tercela ini. Biasanya perbuatan ini muncul dari orang-orang rendahan dan hina.Untuk itu mari kita mengharapkan berkah dari orang tua kita terutama ibu kita yang melahirkan kita dengan memperlakukan mereka dengan baik agar kita memperoleh kebahagian didunia dan akherat.