Cerpen d hikayat

23
TUGAS Diajukan sebagai tugas perbaikan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia Disusun Oleh : NAMA : Aep Saepudin KELAS : XII IPS 3 0

Transcript of Cerpen d hikayat

Page 1: Cerpen d hikayat

TUGAS

Diajukan sebagai tugas perbaikan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

NAMA : Aep SaepudinKELAS : XII IPS 3

SMA NEGERI 4 PANDEGLANG

0

Page 2: Cerpen d hikayat

2010/2011Cerpen

Sebuah Penantian

Nadine baru saja selesai mengejakan Qiyamul lail. Nadine belum beranjak dari tempat sujudnya ia

teingat akan sahabat maya nya yang telah tidak pernah kontak lagi beberapa tahun ini.

Nadine mempunyai seorang sahabat Maya, mereka bersahabat dalam dunia maya, mereka saling

berbagi cerita dan pengalaman masing-masing.

pada bulan Ramadhan prahara itu tiba. prahara yang membuat hubungan persahabatan yang telah

dibangun hancur.....Putra ya sahabat Nadine dalam dunia maya itu mengalami kekalutan, kesedihan.

Pada saat itu Nadine tidak ada untuk memberikan Suport, pengertian dan semangat..Nadine tidak ada

disaat Putra membutuhkan uluran tangan Nadine.

sebelum Putra menghilang Putra mengirimkan sebuah pesan singkat yang mana isinya " dimana

sahabat saat sahabatnya membutuhkan uluran tangan, butuh dukungan, yang butuh perhatian....."

Nadine mengingat itu semua sebagai kealpaannya sebagai seorang sahabat, ia bukannlah seorang

sahabat yang baik.

Nadine selalu merasa sedih dan teriris hatinya saat ia mengingat itu semua.

Dalam setiap shalat ia berdoa semoga ALLAH memberikan kesempatan kepada dirinya untuk

memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan kepada sahabatnya..Walau hanya sahabat dalam

dunia maya.

Nadine yakin jika pertemuan itu akan datang, dalam hatinya yang paling dalam jika ia dan Putra akan

diprtemukan oleh ALLAH. dimana ia bisa mengucapkan 'MAAF' yang selama ini hanya bisa dipendam

dalam hati.

Dalam selesai shalat Nadine selalu berdo'a: " Ya ALLAH hamba yakin jika pertemuan hamba dan putra

bukanlah di sengaja. Engkau yang mempertemukan kami walau hanya lewat Dunia Maya. Ya ALLAH

engkau jua yang menyatukan hati kami untuk menjalin tali persaudaraan dalam bingkai persahabatan.

Ya ALLAH engkau jua yang mengetahui mana yang terbaik bagi setiap hambanya. Ya ALLAH, hamba

yakin jika pertemuan itu akan ada, pertemuan hamba dan Putra itu akan datang..Ya ALLAH, tuntunlah

hati hamba untuk tetap meyakini takdirMu.."

Cerpen

1

Page 3: Cerpen d hikayat

Hidayah Novel

Aku latiefa kebanyakan orang memanggilku tiefa. sebagai seorang muslimah aku tidak bisa

menjalankan kewajibanku dengan benar. seperti solat kadang-kadang(tidak lima waktu), puasa tidak

Full, terkadang berpakaian minim, terlalu suka game, penggemar sinichi kudo dan masih banyak lagi.

ya begitulah aku. saat diperpustakaan sekolah ku mencari novel karya ahmad tohari tapi ternyata aku

tidak menemukannya. yang aku temukan ternyata sebuah novel islami.karena tertarik aku pun

meminjamnya.rupanya di novel tersebut terdapat beberapa cerpen diantaranya, betty la fea, jatuh cinta

pada bunga, dan lain-lain yang aku kurang mengerti apa maksudnya adalah betty la fea, inti ceritanya

adalah kita harus meninggalkan nafsu duniawi. aku kurang mengerti tak kusangka aku memikirkan hal

itu sampai jam 00.00 aku tidak bisa tidur mungkin karena aku terlalu banyak meminum kopi.esoknya di

sekolah aku terlambat seperti biasa teman-temanku bersorak "celong-celong celong telat". sambil

mengucapkan istigfar , dalam hati ku menangis mendengar ejekan mereka itu. "sabar ya fa!", santi

berusaha menghiburku. saat itu pelajaran agama kebetulan sekali sedang membahas sikap zuhud dan

tawakal.menurut buku agamaku, sikap zuhud adalah menghindari, meninggalkan, dan menjauhi

keduniawian. selain itu terdapat juga firman Allah QS: al- 'Ankabut:64 yang artinya, dan kehidupan

dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan

sebenarnya , sekiranya mereka mengetahui. jantungku berdetak kencang sekali ternyata yang selama

ini aku lakukan adalah kesalahan besar.lalu akupun mulai berubah aku melaksanakan kewajibanku

yang pertama yaitu solat 5 waktu, aku memakai kerudung saat aku di sekolah, ataupun keluar rumah,

saat bulan puasa aku puasa dengan full, Ku mulai mengaji dan aku mengajak shanti bergaul dengan

temen-teman yang soleh, aku tidak lagi mengidolakan sinichi kudo aku mulai belajar mengidolakan

Rasulullah. alhamdulillah Allah telah memberikan hidayah untukku.

TEMAN SEJATI

“Keren sekali mbak itu…” begitu dalam hatiku… yang sebenarnya sama saja dengan lelaki normal lainnya…

tertarik ketika melihat seseorang wanita yang menarik hati… Begitulah sebenarnya aku… seperti lelaki normal

2

Page 4: Cerpen d hikayat

lainnya… namun memang aku bisa menjaga sikap… bersikap dingin seolah tak perduli… sampai temanku

bilang aku tidak normal, ada yang bilang aku tidak punya nafsu… ah… terserahlah… bagiku kata-kata mereka

itu tidak penting…

Ini tidak benar… sedang aku sibuk bekerja temanku itu malah enak-enakan ngenet & chatingan… Sebenarnya

aku memahami apa yang dia lakukan… & sebenarnya aku juga turut prihatin dengan dia yang belum juga

menemukan jodoh… Tapi pun begitu akhir-akhir ini tampaknya dia sering teleponan dengan seseorang… yah…

sepertinya dia sudah dapat kenalan baru setelah putus dari pacarnya… mungkin dia mendapatkannya dari

internet… Ah… tetap saja ini waktunya kerja… aku jadi merasa jengkel dengan dia… jengkel karena memang

bukan waktunya dia melakukan itu… tapi sepertinya juga karena hal lain…

“Huah…!!!” capek sekali rasanya… capek… aku pun rebahan diatas atap… melihat langit yang hitam… dengan

angin yang berhembus kencang. Aku jadi teringat kampung halamanku… tempat yang nyaman untukku… meski

mungkin di sana aku juga tidak bisa melakukan apa-apa… masih mending di sini aku bisa berguna… bekerja

dan membantu orang lain… Heh… temanku itu sebenarnya lebih bruntung dari aku… yah… kalo dia lagi stres

dengan pekerjaan di rental ini atau masalah lain… dia bisa kabur, pulang ke kampungnya… tidak terlalu jauh jika

dibandingkan kampungku yang di seberang… dia juga masih mempunyai orang tua lengkap… sedang aku…

kedua orang tuaku sudah tidak ada… dan semoga Allah menerima mereka di surganya… amin… Ah…

sesungguhnya dia masih beruntung dibandingkan aku… sekarang dia di kamarnya sedang menelepon

kenalannya itu… seseorang yang sepertinya kini menghiburnya… sedang aku… Aku merasa langit semakin

sepi… dan angin berhembus semakin kencang dan dingin…

Aku berjalan di sudut malam… merindukan kampung halaman masa lalu… dan rasanya ingin pulang… Ah…

sandainya di sana aku ditunggu seseorang… sang pujaan hati yang kudamba… bidadari hati itu… Dalam

langkahku aku merasa ruang menembus dimensi… dan seketika aku tiba di kampung halamanku… ah…

indahnya… Tapi sama saja… di sini juga sepi… rasanya tidak ada bedanya… aku di sana ataupun di sini…

tetap saja sepi… “Elfan…!” ah… aku terkejut… ada suara yang memanggilku… suara seorang wanita yang

terdengar lembut… Aku pun menoleh… Subhanallah… seorang wanita yang sangat cantik… seperti bidadari

yang selalu aku impikan… aku sungguh tertegun memandangnya yang tersenyum manis dan sangat

menawan… ah… bermimpikah aku…

Hari sudah pagi… aku pun bangun dengan semangat baru… hari ini giliranku piket… aku pun mengambil

sapu… dan kusapu, kebersihkan rental ini… Ah… terima kasih Bidadari… engkau telah memberiku semangat

kembali… semestinyalah aku semakin dekat denganNya… untuk menikmati setiap hembus nafas hidupku… hari

ini aku bangun dengan sebenarnya bangun… dan aku akan selalu berusaha untuk itu…

Cerpen

Pengorbanan bunda

Pagi itu mentari bangun dari peraduannya. Memberikan warna terang di langit dan mengusir gelapnya

malam. dikala semua orang tengah tertidur lelap, ada seorang wanita tua yang tak tertidur. berada di

dapur, berkutat dengan kompornya yang tak mau nyala. terbatuk-batuk ia menyiapkan barang 3

Page 5: Cerpen d hikayat

dagangannya. tak di sangka, saat seorang ibu separuh baya itu sibuk di dapur sendirian, anak

perempuannya malah tertidur pulas di kamarnya. masih menikamati inahnya mimpi, masih ditemani

empuknya bantal dan guling.

"Nak, bangun... bantu ibu di dapur..." kata ibu sambil terbatuk-batuk.Mendengar panggilan ibunya, anak

itu langsung terbangun, namun bukannya malah membantu dia malah menghardik ibunya, "Heh, ibu

tua! kamu tau tidak aku kerja sampai larut malam, jadi jangan bangunkan aku sepagi ini!" kata anak itu

seraya kembali lagi ke kamarnya."Dinda..." ibu setengah baya itu hanya membantin.

Akhirnya, pagi sudah benar-benar datang menghampiri kota itu. Si anak yang bernama Dinda pun juga

sudah bterbangun dari tidurnya yang katanya telah terganggu oleh rengekan manja ibunya."Mau ke

mana kamu nak? bukannya kamu hari ini libur...?" tanya ibunya yang tengah menjemur baju. 95% baju

yang iya cuci adalah baju anaknya.

"Aku mau pergi ke mana bukan urusan mu tahu!" hardik anaknya sekali lagi."Tapi aku ibumu, Nak."

kata ibunya mengejar si anak. "Aku berhak tau ke mana kamu pergi...""Kalau kamu sudah bisa

membuat aku bahagia dan kita punya banyak uang, kamu baru aku anggap ibu!" hardik si anak lalau

pergi.Ibunya jatuh lemas karena mendengar kata-kata naknya yang telah melukainya.

Ia merintih, bersimpuh kepada Allah memanjatkan doa kepadaNya, memohon ampunanNya, "Ya Allah,

berikan petunjuk pada hamba-Mu ini ya Allah... aku tak tau lagi apa yang harus aku lakukan pada anak

hamba... hamba telah gagal..." kata si ibu sambil meneteskan air mata.

1 hari...2 hari...3 hari...4 hari...5 hari...6 hari...7 hari...sebulan...telah satu bulan lamanya Dinda tidak

pulang ke rumah, ibunya telah mencarinya ke mana saj aia bisa, dengan bantuan Pak Rt ia terus

mencari, keluar masuk kantor polisi untuk mencari anak satu-satunya yang ia sayangi.Setelah dua

bulan lamanya, Dinda kembali ke rumahnya."Dinda, nak... kemana saja kamu? Ibu rindu kamu..." kata

Ibunya."Sudah, lepaskan aku! aku nggak suka dipeluk kamu! jauh-jauh dari aku!" kata Dinda kasar

seraya masuk ke kamarnya. ibunya mengikuti dari belakang."Kamu ke mana nak?" tanya ibunya

dengan lembut."Apa peduli mu! sudah sana keluar!" kata Dinda kasar.Siang pu berganti malam, tiba-

tiba di tengah malam yang tenag, ada suara ketukan dat\ri pintu depan.

"Tok...Tok...Tok...!""Iya...iya..." jawab ibu yang pasing mengenakan mukenah, lalu ia membuka

pintunya. "Iya?""Benar di sini rumah Dinda?" tanya orang yang berperawakan besar itu."Iya, benar..."

kata ibu ragu-ragu."Dia punya hutang dengan kami, kalian harus membayar hutangnya malam ini juga,

kalau tidak, terpaksa, Dinda harus di jual...!' kata orang itu sambil menyeringai."Dijual? jangan...

jangan... kami yakin kami bisa melunasinya... berapa hutangnya?" tanya ibu, suaranya

bergetar."1.500.000 rupiah! kalian bisa bayar?" kata orang itu."hm... kami yakin kami bisa bayar... "

kata ibu, tatapannya mulai mengiba.

"Hahaha... sudahlah, aku yakin kau tak akan bisa bayar hutang anamu! jika kau jual rumah ini saja tak

akan bisa melunasi hutang mu!" kata orang itu."Ada apa sih ribut?" tanya Dinda dari dalam."Oh, ini dia

4

Page 6: Cerpen d hikayat

si Putri Dinda...hahahaha" kata orang itu meledek."Siap ini Dinda? kata nya kamu punya hutang?"

tanya ibu."Iya, aku punya... aku memang harus pergi... kamu diem aja!" kata Dinda."Tidak, lebih baik

ibu saja, ibu tidak mau merusak masa depan kamu. lagian, ibu juga masih bisa kerja." kata ibu

berusaha untuk membela anaknya."Tidak, kamu ngga ada urusan dalam hal ini!" bentak Dinda."Ok...

udah ada yang bisa berangkat?" tanya laki-laki itu."Baik," ibu pun mulai berjalan mengikuti laki-laki

misterius itu."Aku sayang kamu, Nak... jaga dirimu baik-baik..." kata ibu untuk terakhir kaliya."Ibu,

maafkan aku, aku telah bersalah, maafkan aku...""Aku telah memaafkan mu, sejak dulu nak..." kata ibu

sambil tersenyum.Akhirnya, hanya sesal yang dirasa Dinda, namun, di dalam hati kecilnya, dia selalu

bersyukur karena telah diberikan ibu semulia ibunya.

Cerpen

Gara-gara mencuri

Ada 3 orang anak, Brian, Zadi, dan Data. Mereka sama-sama nakal, tapi sebenernya cuma Brian yang

nakal, yang lain cuma kena pengaruh jahatnya.

Suatu hari, mereka jajan di kantin sekolah lantai 2. Di sini makanannya emang enak (pernah masuk

wisata kuliner versi majalah sekolah). Karena lapar sehabis pelajaran, mereka langsung makan.

Mereka ngambil sate 4, usus 4, nasi 2 piring, es teh 2 (banyak amat ?).

5

Page 7: Cerpen d hikayat

Dasar ! Setelah itu mereka langsung cabut dan hanya bayar nasi dan sate 1. Berarti sisanya gak

dibayar ! Dasar maling !Perbuatan mereka dilihat oleh Andreas (yang sudah tobat waktu main di

'Pencuri Tobat').

Andreas tidak mau kejadian seperti dirinya terulang lagi, makanya ia memperingatkan mereka di luar

kantin. "Hei, kalian bertiga, belum bayar 'kan ? Ayo bayar dulu !" "Alah, kamu ngapain sih !"sikut Zadi.

"Kalau mau, bayarin kita ya. Ha...ha...ha" ejek Brian.

Mereka pergi. Andreas cuma bisa marah dalam hati, sambil berdo'a supaya mereka diingatkan

Allah.Apa yang terjadi ? Sesampainya di rumah badan Brian gatel-gatel. Data sakit perut. Dan Zadi

paling parah, ia mengalami kecelakaan motor, untung tidak sampai parah.

Alhamdulillah, Allah SWT masih memberi mereka hidayah-Nya. Mereka bertiga sadar semua itu akibat

perbuatan mereka. Finally, mereka membayar sisa uang yang belum mereka bayar.Sekian...Tolong

masukannya ya.

Hikayat

PUTRI MELATI WANGI

Di sebuah kerajaan, ada seorang putri yang bernama Melati Wangi. Ia seorang putri yang cantik dan pandai. Di rumahnya ia selalu menyanyi. Tetapi sayangnya ia seorang yang sombong dan suka menganggap rendah orang lain. Di rumahnya ia tidak pernah mau jika disuruh menyapu oleh ibunya. Selain itu ia juga tidak mau jika disuruh belajar memasak. "Tidak, aku tidak mau menyapu dan memasak nanti tanganku kasar dan aku jadi kotor",kata Putri Melati Wangi setiap kali disuruh menyapu dan belajar memasak.Sejak kecil Putri Melati Wangi sudah dijodohkan dengan seorang pangeran yang bernama Pangeran Tanduk Rusa. Pangeran Tanduk Rusa adalah seorang pangeran yang tampan dan gagah. Ia selalu berburu rusa dan binatang lainnya tiap satu bulan di hutan. Karena itu ia dipanggil tanduk rusa.Suatu hari, Putri Melati Wangi berjalan-jalan di taman. Ia melihat seekor kupu-kupu yang cantik sekali warnanya. Ia ingin menangkap kupu-kupu itu tetapi kupu-kupu itu segera terbang. Putri Melati Wangi terus mengejarnya sampai ia tidak sadar sudah masuk ke hutan. Sesampainya di hutan, Melati Wangi

6

Page 8: Cerpen d hikayat

tersesat. Ia tidak tahu jalan pulang dan haripun sudah mulai gelap. Akhirnya setelah terus berjalan, ia menemukan sebuah gubuk yang biasa digunakan para pemburu untuk beristirahat. Akhirnya Melati Wangi tinggal digubuk tersebut. Karena tidak ada makanan Putri Melati Wangi terpaksa memakan buah-buahan yang ada di hutan itu. Bajunya yang semula bagus, kini menjadi robek dan compang camping akibat tersangkut duri dan ranting pohon. Kulitnya yang dulu putih dan mulus kini menjadi hitam dan tergores-gores karena terkena sinar matahari dan duri.Setelah sebulan berada di hutan, ia melihat Pangeran Tanduk Rusa datang sambilmemanggul seekor rusa buruannya. "Hai Tanduk Rusa, aku Melati Wangi, tolong antarkan aku pulang," kata Melati Wangi. "Siapa? Melati Wangi? Melati wangi seorang Putri yang cantik dan bersih, sedang engkau mirip seorang pengemis", kata Pangeran Tanduk Rusa. Ia tidak mengenali lagi Melati Wangi. Karena Melati Wangi terus memohon, akhirnya Pangeran Tanduk Rusa berkata," Baiklah, aku akan membawamu ke Kerajaan ku". Setelah sampai di Kerajaan Pangeran Tanduk Rusa. Melati Wangi di suruh mencuci, menyapu dan memasak. Ia juga diberikan kamar yang kecil dan agak gelap. "Mengapa nasibku menjadi begini?", keluh Melati Wangi. Setelah satu tahun berlalu, Putri Melati Wangi bertekad untuk pulang. Ia merasa uang tabungan yang ia kumpulkan dari hasil kerjanya sudah mencukupi. Sesampainya di rumahnya, Putri Melati Wangi disambut gembira oleh keluarganya yang mengira Putri Melati Wangi sudah meninggal dunia.Sejak itu Putri Melati Wangi menjadi seorang putri yang rajin.Ia merasa mendapatkan pelajaran yang sangat berharga selamaberada di hutan dan di Kerajaan Pangeran Tanduk Rusa.Akhirnya setahun kemudian Putri Melati Wangi dinikahkan dengan Pangeran Tanduk Rusa. Setelah menikah, Putri Melati Wangi dan Pangeran Tanduk Rusa hidup berbahagia sampai hari tuanya.

Hikayat

Mengecoh Monyet

Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawasbertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan."Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas."Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib.""Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu."Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkanadalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan AbuNawas menambahkan.Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dankeajaiban binatang raksasa itu.Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karenabegitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilikmonyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa sajayang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu.Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat monyet itu

7

Page 9: Cerpen d hikayat

mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Monyet itu tetap menggeleng-gelengkankepala.Melihat kegigihan monyet itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia majuuntuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang itu Abu Nawas bertanya,"Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng."Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyetitu tetap menggeleng."Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyetitu mulai ragu."Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut AbuNawas mulai mengancam. Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk.Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka iamendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyetitu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik monyet itu malubukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini iamelatih monyetnya mengangguk-angguk.Bahkan ia mengancam akan menghukum berat monyetnya bila sampai bisadipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduliapapun pertanyaan yang diajukan.Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harussanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti harisebelumnya, banyak para penonton tidak sanggup memaksa monyet itumenggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya,Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama."Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk."Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk."Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu Nawas. Monyet itutetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannyadaripada Abu Nawas.Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas."Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk ."Baiklah, bolehkah kugosokselangkangmu dengan balsam?" Monyet itumengangguk.Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu. Tentu saja monyet itumerasa agak kepanasan dan mulai-panik.Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusanitu juga berisi balsam."Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?"Abu Nawas mulai mengancam. Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupaancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambilmundur beberapa langkah.Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkansayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik.Ah, jangankan seekor monyet, manusia paling pandai saja bisa dikecoh AbuNawas!

8

Page 10: Cerpen d hikayat

Hikayat

manusia bertelur

Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas. Namun perangkap-perangkap yang selama ini dibuat semua bisa diatasi dengan cara-cara yang cemerlang oleh Abu Nawas. Baginda Raja tidak putus asa. Masih ada puluhan jaring muslihat untuk menjerat Abu Nawas.Baginda Raja beserta para menteri sering mengunjungi tempat pemandian air hangat yang hanya dikunjungi para pangeran, bangsawan dan orang-orang terkenal. Suatu sore yang cerah ketika Baginda Raja beserta para menterinya berendam di kolam, beliau berkata kepada para menteri, "Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas.""Apakah itu wahai Paduka yang mulia ?" tanya salah seorang menteri."Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian datang lebih dini besok sore. Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karena aku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita." kata Baginda Raja memberi pengarahan. Baginda Raja memang sengaja tidak menyebutkan tipuanapa yang akan digelar besok.Abu Nawas diundang untuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri di pemandian air hangat yang terkenal itu. Seperti yang telah direncanakan, Baginda Raja dan para meriteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir telur ayam. Delapan belas butir dibagikan kepada para menterinya. Satu butir untuk dirinya sendiri. Kemudian Baginda memberi pengarahan singkat tentang apa yang telah direncanakan untuk menjebak Abu Nawas.Ketika Abu Nawas datang, Baginda Raja beserta para menteri sudah berendam di kolam. Abu Nawas melepas pakaian dan langsung ikut berendam. Abu Nawas harap-harap cemas. Kira-kira permainan apa lagi yang akan dihadapi. Mungkin permainan kali ini lebih berat karena Baginda Raja tidak memberi tenggang

9

Page 11: Cerpen d hikayat

waktu untuk berpikir.Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas. Beliau berkata, "Hai Abu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dalam permainan kami""Permainan apakah itu Paduka yang mulia ?" tanya Abu Nawas belum mengerti."Kita sekali-kali melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang. Sebagai manusia kita mesti bisa dengan cara kita masing-masing." kata Baginda sambil tersenyum."Hamba belum mengerti Baginda yang mulia." kata Abu Nawas agak ketakutan."Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam dan barang siapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus dihukum!" kata Baginda.Abu Nawas tidak berkata apa-apa. Wajahnya nampak murung. la semakin yakin dirinya tak akan bisa lolos dari lubang jebakan Baginda dengan mudah. Melihat wajah Abu Nawas murung, wajah Baginda Raja semakin berseri-seri."Nan sekarang apalagi yang kita tunggu. Kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing-masing." perintah Baginda Raja.Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satu persatu dengan menanting sebutir telur ayam. Abu Nawas masih di dalam kolam. ia tentu saja tidak sempat mempersiapkan telur karena ia memang tidak tahu kalau ia diharuskan bertelur seperti ayam. Kini Abu Nawas tahu kalau Baginda Raja dan para menteri telah mempersiapkan telur masing-masing satu butir. Karena belum ada seorang manusia pun yang bisa bertelur dan tidak akan pernah ada yang bisa.Karena dadanya mulai terasa sesak. Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan kemudian naik ke atas. Baginda Raja langsung mendekati Abu Nawas.Abu Nawas nampak tenang, bahkan ia berlakau aneh, tiba-tiba saja ia mengeluarkan suara seperti ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa heran."Ampun Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri." kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat."Kalau begitu engkau harus dihukum." kata Baginda bangga."Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas memohon."Apalagi hai Abu Nawas." kata Baginda tidak sabar."Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri. Sebenarnya kalau hamba mau bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka hamba tidak bertelur. Hanya ayam betina saja yang bisa bertelur. Kuk kuru yuuuuuk...!" kata Abu Nawas dengan membusungkan dada.Baginda Raja tidak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yang semula cerah penuh kemenangan kini mendadak berubah menjadi merah padam karena malu. Sebab mereka dianggap ayam betina.Abu Nawas memang licin, malah kini lebih licin dari pada belut. Karena merasa malu, Baginda Raja Harun Al Rasyid dan para menteri segera berpakaian dan kembali ke istana tanpa mengucapkan sapatah kata pun.Memang Abu Nawas yang tampaknya blo'on itu sebenarnya diakui oleh para ilmuwan sebagai ahli mantiq atau ilmu logika. Gampang saja baginya untuk membolak-balikkan dan mempermainkan kata-kata guna menjatuhkan mental lawan-lawannya.

10

Page 12: Cerpen d hikayat

Hikayat

Botol Ajaib

Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda selalu

memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas

yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana.

Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah

senyuman.

"Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku

kena serangan angin." kata Baginda Raja memulai pembicaraan.

"Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil." tanya

Abu Nawas.

"Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya."

kata Baginda.

Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak

memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung

bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar

angin.

Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin.

Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat.

Sedangkan angin tidak.

Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas

pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak

11

Page 13: Cerpen d hikayat

begitu sedih. Karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan

merupakan suatu kebutuhan. la yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang

jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia

yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan

terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol

sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.

Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk

menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari

terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Abu

Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap.

Mungkin sudah takdir; kayaknya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman

karena gagal melaksanakan perintah Baginda. la berjalan gontai menuju istana.

Di sela-sela kepasrahannya kepada takdir ia ingat sesuatu, yaitu Aladin dan

lampu wasiatnya.

"Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri. la

berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah ia secepat

mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian menuju istana. Di pintu

gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal

karena Baginda sedang menunggu kehadirannya.

Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas.

"Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai Abu Nawas?"

"Sudah Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas dengan muka berseri-seri sambil

mengeluarkan botol yang sudah disumbat. Kemudian Abu Nawas menyerahkan

botol itu.

Baginda menimang-nimang botol itu.

"Mana angin itu, hai Abu Nawas?" tanya Baginda.

"Di dalam, Tuanku yang mulia." jawab Abu Nawas penuh takzim.

"Aku tak melihat apa-apa." kata Baginda Raja.

"Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu

angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu." kata Abu Nawas

menjelaskan. Setelah tutup botol dibuka Baginda mencium bau busuk. Bau

kentut yang begitu menyengat hidung.

"Bau apa ini, hai Abu Nawas?!" tanya Baginda marah. "Ampun Tuanku yang

mulia, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena

hamba takut angin yang hamba buang itu keluar maka hamba

12

Page 14: Cerpen d hikayat

memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol." kata Abu Nawas

ketakutan.

Tetapi Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk

akal. Dan untuk kesekian kali Abu Nawas selamat.

13