Cerebral Palsy

download Cerebral Palsy

of 12

description

syaraf

Transcript of Cerebral Palsy

Cerebral palsy (CP) adalah kelainan dari fungsi motor (berlawanan dengan fungsi mental) dan postural tone yang didapat pada umur yang dini, bahkan sebelum kelahiran. Tanda-tanda dan gejala-gejala dari cerebral palsy biasanya menunjukan diri pada tahun pertama kehidupan. Kelainan pada sistim motor ini adalah akibat dari luka-luka otak yang tidak progresif. Sistim motor tubuh menyediakan kemampuan untuk bergerak dan mengontrol gerakan-gerakan. Luka otak adalah segala kelainan dari struktur atau fungsi otak. "Tidak progresif" berarti bahwa luka tidak menghasilkan degenerasi otak yang terus menerus (berkelanjutan). Ia juga menyiratkan bahwa luka otak adalah akibat dari luka otak satu kali, yang tidak akan terjadi lagi. Apapun kerusakan otak yang terjadi pada saat luka adalah tingkat kerusakan untuk sisa kehidupan anak .Cerebral palsy mempengaruhi kira-kira satu sampai tiga dari setiap seribu anak-anak yang dilahirkan. Bagaimanapun, ia adalah lebih tinggi pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang sangat rendah dan bayi-bayi prematur. Dengan menarik, metode-metode perawatan yang baru yang berakibat pada angka kelangsungan hidup yang meningkat dari bayi-bayi dengan berat badan waktu lahir yang rendah dan prematur sebenarnya berakibat pada jumlah keseluruhan yang meningkat dari anak-anak dengan cerebral palsy. Teknologi-teknologi baru, bagaimanapun, tidak merubah angka dari cerebral palsy pada anak-anak yang dilahirkan dengan masa penuh dan berat badan yang normal. Penyebab Cerebral Palsy Istilah cerebral palsy tidak mengindikasikan penyebab atau prognosis dari anak dengan cerebral palsy. Ada banyak penyebab-penyebab yang mungkin dari cerebral palsy.Pada bayi-bayi dengan masa penuh penyebab dari cerebral palsy biasanya adalah prenatal (sebelum kelahiran) dan tidak berhubungan dengan pada kejadian-kejadian pada saat kelahiran; pada kebanyakan kejadian-kejadian ia berhubungan dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama kehamilan ketika fetus sedang berkembang didalam kandungan ibu. Kelahiran prematur adalah faktor risiko untuk cerebral palsy. Otak premature berada pada risiko perdarahan yang tinggi, dan ketika cukup parah, ia dapat berakibat pada cerebral palsy. Anak-anak yang dilahirkan prematur dapat juga mengembangkan keadaan pernapasan menyusahkan yang serius yang disebabkan oleh paru-paru yang belum dewasa dan berkembang dengan buruk. Ini dapat menjurus pada periode-periode dari oksigen yang berkurang yang diantarkan ke otak yang mungkin berakibat pada cerebral palsy. Proses otak yang dimengeti dengan buruk yang diamati pada beberapa bayi-bayi prematur disebut periventricular leukomalacia. Ini adalah penyakit dimana lubang-lubang terbentuk pada bahan putih dari otak bayi prematur. Bahan putih adalah perlu untuk pemrosesan yang normal dari sinyal-sinyal yang dipancarkan keseluruh otak, dan dari otak ke seluruh tubuh. Kelainan-kelainan bahan putih diamati pada banyak kasus-kasus dari cerebral palsy. Meskipun demikian, adalah penting untuk mengenali bahwa mayoritas yang besar dari bayi-bayi prematur, bahkan yang dilahirkan sangat prematur, tidak menderita cerebral palsy. Banyak kemajuan-kemajuan pada bidang neonatology (perawatan dan studi dari persoalan-persoalan yang mempengaruhi bayi-bayi yang baru dilahirkan) yang telah meningkatkan kelangsungan hidup dari bayi-bayi yang sangat prematur.Penyebab-penyebab penting lainnya dari cerebral palsy termasuk kecelakaan-kecelakaan dari perkembangan otak, penyakit-penyakit genetik, stroke yang disebabkan oloeh pembuluh-pembuluh darah yang abnormal atau gumpalan-gumpalan darah, atau infeksi-infeksi dari otak. Meskipun secara luas dipercayai bahwa penyebab yang paling umum dari cerebral palsy adalah kekurangan oksigen ke otak selama kelahiran (birth asphyxia), ia sebenarnya adalah penyebab yang sangat jarang dari cerebral palsy. Jika cerebral palsy adalah akibat dari birth asphyxia, bayi hampir selalu menderita neonatal encephalopathy yang parah dengan gejala-gejala selama beberapa hari pertama kehidupannya. Gejala-gejala ini termasuk: serangan-serangan, keiritasian, kerlipan-kerlipan, persoalan-persoalan memberi makan dan pernapasan, kelesuan, dan koma tergantung pada keparahan. Pada kejadian-kejadian yang jarang, kecelakaan-kecelakaan kandungan selama kelahiran-kelahiran yang terutama sulit dapat menyebabkan kerusakan otak dan berakibat pada cerebral palsy. Berlawanan dengannya, adalah sangat tidak mungkin bahwa gejala-gejala cerebral palsy akan berkembang setelah berumur beberapa tahun sebagai akibat dari komplikasi-komplikasi kandungan. Penyiksaan anak selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan dimana, pada gilirannya, dapat menjurus pada cerebral palsy. Penykisaan ini seringkali mengambil bentuk dari guncangan yang parah dari orangtua atau perawat yang frustrasi, yang menyebabkan hemorrhage (perdarahan) didalam atau tepat diluar otak. Untuk menambah persoalan lebih jauh, banyak anak-anak dengan kelainan-kelainan perkembangan berisiko untuk disiksa. Jadi, anak dengan cerebral palsy mungkin diperburuk secara signifikan atau bahkan dibunuh dengan kejadian tunggal dari penyiksaan.Meskipun dengan keberagaman dari penyebab-penyebab cerebral palsy, banyak kasus-kasus menetap tanpa penyebab yang jelas. Bagaimanapun, kemampuan yang meningkat untuk melihat struktur otak dengan magnetic resonance imaging (MRI) dan CT scans serta kemampuan-kemampuan diagnostik yang diperbaiki untuk penyakit-penyakit genetik telah membuat jumlah dari kasus-kasus semacam ini jauh lebih rendah.

Top of FormTipe-Tipe Dari Cerebral Palsy Berdasarkan pada bentuk dari gangguan motor, cerebral palsy dapat dibagi kedalam tipe-tipe: spastic cerebral palsy, choreoathetoid cerebral palsy, and hypotonic cerebral palsy. Kategori-kategori ini adalah tidak kaku, dan mayoritas dari pasien-pasien kemungkinan mempunyai campuran dari ini. Definisi Spastic Cerebral Palsy Spastic cerebral palsy merujuk pada kondisi dimana tone otot meningkat, menyebabkan postur yang kaku pada satu atau lebih anggota-anggota tubuh [lengan(-lengan) atau tungkai(-tungkai)]. Kekakuan ini dapat diatasi dengan beberapa tenaga, akhirnya memberikan jalan secara sepenuhnya dan tiba-tiba -- sangat mirip dengan pisau lipat yang dikenal. Kekejangan menjurus pada keterbatasan penggunaan dari anggota tubuh yang terlibat, sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengkoordinasi gerakan-gerakan. Seringkali kekejangan terjadi pada satu sisi tubuh (hemiparesis), namun ia juga dapat mempengaruhi keempat anggota-anggota tubuh (quadriparesis) atau dibatasi pada kedua tungkai-tungkai (spastic diplegia). Jika kondisi terjadi pada kedua tungkai-tungkai, orang itu seringkali mempunyai postur gunting, dimana tungkai-tungkai meluas dan menyilang. Diluar tone otot yang meningkat ada juga refleks-refleks tendon dalam yang meningkat, koordinasi motor yang halus dan kasar yang terganggu, kelemahan otot, dan kelelahan diantara persoalan-persoalan lain.Kekejangan seringkali adalah akibat dari kerusakan pada bahan putih otak, namun ia juga dapat disebabkan oleh kerusakan pada bahan abu-abu. Derajat kekejangan dapat bervariasi, mencakup dari ringan sampai parah. Anak-anak yang dipengaruhi secara ringan mungkin mengalami sedikit keterbatasan-keterbatasan dari fungsi mereka sementara anak-anak yang dipengaruhi secara parah mungkin mempunyai sedikit penggunaan sampai penggunaan tidak berarti dari anggota-anggota tubuh yang terpengaruh. Kekejangan, jika tidak dirawat secara benar, dapat berakibat pada contractures, yang adalah keterbatasan-keterbatasan yang permanen pada kemampuan dari gerakan sendi. Contractures dapat menjadi keterbatasan yang sangat besar pada perawatan dari anak-anak dengan cerebral palsy. Kekejangan (spasticity) dapat juga sangat menyakitkan, yang memerlukan obat untuk mengendurkan tone otot.Proses-proses dasar yang sama yang mempengaruhi kekejangan dari anggota-anggota tubuh dapat juga berakibat pada kelainan-kelainan dari gerakan dan tone otot pada sistim-sistim tubuh yang lain. Pada otot-otot dari kepala dan muka, contohnya, cerebral palsy dapat secara besar membatasi koordinasi dan produksi kemampuan bicara, bahkan jika anak itu secara sempurna mampu mengerti pembicaraan. Juga ada keterbatasan-keterbatasan dari mengunyah, menelan, dan gerakan-gerakan muka dan mata. Gejala-gejala ini dapat terutama mengganggu untuk anak-anak yang terpengaruh dan keluarga-keluarga mereka.Banyak pasien-pasien dengan spastic cerebral palsy tidak dapat mengontrol pengeluaran urin mereka. Ketidakmampuan ini bukan disebabkan oleh persoalan-persoalan pada pemikiran namun disebabkan oleh refleks-refleks yang meningkat dari kantong kemih. Ketika kantong kemih terisi pada anak-anak ini, ia seperti mengetuk padanya dengan martil (palu) refleks, jadi membuatnya berkontraksi dengan penuh semangat daripada normal dan menyebabkan tumpahnya urin. Incontinence (tidak dapat menahan kencing) ini dapat sangat memalukan, terutama pada anak yang secara kognitif utuh.Definisi Choreoathetoid Cerebral Palsy Choreoathetoid cerebral palsy berhubungan dengan gerakan-erakan yang abnormal, tidak terkontrol, menggeliat dari lengan-lengan dan/atau tungkai-tungkai. Berbeda dari spastic cerebral palsy, orang-orang dengan choreoathetoid cerebral palsy mempunyai beragam tone otot seringkali dengan tone otot yang berkurang (hypotonia). Contractures dari anggota-anggota tubuh adalah kurang umum. Gerakan-gerakan yang abnormal diaktifkan oleh stres, serta oleh reaksi-reaksi emosi yang normal seperti tertawa. Segala usaha untuk melakukan gerakan-gerakan yang sukarela, misalnya menjulurkan lengan dalam usaha untuk menjangkau obyek mungkin berakibat pada banyak gerakan-gerakan yang tidak sukarela pada lengan-lengan, tungkai-tungkai, batang tubuh, dan bahkan muka. Ada tipe-tipe yang berbeda dari gerakan-gerakan yang abnormal. Dua dari yang paling umum adalah penyakit gerakan choreoathetotic dengan kontraksi-kontraksi yang cepat, tidak teratur, tidak dapat diprediksi dari individu atau kelompok-kelompok otot kecil dan dystonia dengan postur abnormal yang gigih namun tidak permanen dari beberapa bagian-bagian tubuh (lengan-lengan, tungkai-tungkai, batang tubuh) yag disebabkan oleh kontraksi-kontraksi otot yang abnormal. Penyakit dystonic juga mempengaruhi otot dari ekspresi (ungkapan) muka, menelan, deglutition dan kemampuan bicara, berakibat pada kekurangan-kekurangan fungsional yang parah. Gerakan-gerakan ini dapat menjadi cukup melemahkan dan sangat besar membatasi kemampuan anak untuk banyak tugas-tugas motor. Lebih jauh, gerakan-gerakan adalah serupa pada latihan yang konstan, dengan demikian menyebabkan anak yang terpengaruh untuk me-metabolisme jumlah yang besar dari kalori-kalori. Choreoathetoid cerebral palsy seringkali berhubungan dengan kerusakan pada sturktur-struktur otak yang khusus yang terlibat dalam kontrol gerakan -- basal ganglia. Seperti spastic cerebral palsy, derajat dari keparahan gejala seringkali bervariasi, dari yang dipengaruhi dengan ringan sampai dengan yang parah.Definisi Hypotonic Cerebral Palsy Hypotonia adalah tone otot yang berkurang. Bayi atau anak dengan hypotonic cerebral palsy nampak terkulai -- seperti rag doll (boneka-boneka dari potongan-potongan kain). Pada masa kanak-kanak dini, hypotonia dapat dengan mudah terlihat oleh ketidakmampuan dari bayi untuk memperoleh segala kontrol kepala ketika ditarik oleh lengan-lengan ke posisi duduk (gejala ini seringkali dirujuk sebagai kepala yang ketinggalan). Anak-anak dengan hypotonias yang parah mungkin mempunyai kesulitan yang paling besar dari semua anak-anak dengan cerebral palsy dalam mencapai tonggak-tonggak ketrampilan motor dan perkembangan kognitif yang normal.Hypotonic cerebral palsy seringkali adalah akibat dari kerusakan otak yang parah atau bentuk-bentuk cacad. Dipercayai bahwa hypotonic cerebral palsy adalah akibat dari luka atau bentuk cacad pada tingkat perkembangan otak dini yang menyebabkan spastic atau choreoathetoid cerebral palsy. Hypotonia pada masa kanak-kanak adalah penemuan yang umum pada banyak kondisi-kondisi neurological, yang mencakup dari kelainan-kelainan yang sangat ringan sampai penyakit-penyakit neurodegeneratif atau otot yang parah atau bahkan fatal. Adalah penting untuk mencatat bahwa banyak anak-anak dengan spastic cerebral palsy melewati keadaan yang singkat dari menjadi sedikit banyak hypotonic pada kehidupan awalnya, sebelum menghadirkan sindrom sepenuhnya.

Top of Form

Bottom of Form

(Mesin Pencari Google)

Website ini dijualharga nego

Cerebral Palsy

Definisi Cerebral Palsy Campuran Banyak (kemungkinan kebanyakan) anak-anak dengan cerebral palsy mempunyai banyak gejala-gejala dengan kombinasi-kombinasi dari beragam bentuk-bentuk dari cerebral palsy. Contohnya, anak-anak dengan spastic cerebral palsy sering berlanjut mempunyai head lag (kepala yang ketinggalan), yang adalah wakil dari hypotonia. Anak-anak dengan choreoathetoid atau hypotonic cerebral palsy seringkali mempunyai refleks-refleks tendon dalam yang meningkat, yang menyarankan beberapa kekejangan (spasticity).Kondisi-Kondisi Lain Yang Berhubungan Dengan Cerebral Palsy Karena cerebral palsy adalah indikasi dari kerusakan pada atau malfungsi dari otak, adalah masuk akal bahwa gejala-gejala lain yang berhubungan dengan disfungsi otak dapat hadir pada anak-anak yang terpengaruh dengan cerebral palsy. Kenyataannya penyakit-penyakit lain, selain disfungsi-disfungsi motor yang telah digambarkan, adalah hampir selalu terlihat pada pasien-pasien ini. Beberapa dari mereka seperti kemampuan bicara yang buruk, penyakit-penyakit menelan, mengeluarkan air liur, dan koordinasi motor halus atau kaar yang buruk adalah akibat dari penyakit motor yang mempengaruhi otot-otot yang spesifik yang terlibat pada fungsi-fungsi itu. Kondisi-kondisi lain adalah hasil-hasil dari luka-luka yang bersamaan pada area-area dari otak selain area-area motor. Ketidakmampuan-ketidakmampian kognitif, adakalanya dirujuk sebagai penundaan perkembangan, seringkali dihubungkan dengan cerebral palsy. Sampai dengan 50% dari pasien-pasien dengan cerebral palsy mempunyai ketidakmampuan-ketidakmampian kognitif. Bagaimanapun, banyak dari anak-anak ini dapat dididik dan dipimpin ke kehidupan-kehidupan yang produktif. Adalah juga sama pentingnya untuk mencatat bahwa banyak anak-anak dengan gangguan motor yang parah yang disebabkan oleh cerebral palsy, seperti kasusnya dengan banyak anak-anak dengan bentuk choreoathetotic atau diplegic dari cerebral palsy, adalah hanya terganggu secara intelektual dengan ringan atau sama sekali tidak. Virtually all testing of a young child's cognitive development involves some sort of motor activity on the part of the child. If a child is capable of complex thoughts, but incapable of motor activity, the observer will not be able to detect his or her mental aptitude. Therefore, one must be very careful in assigning labels to patients with cerebral palsy. Certain features, however, are more likely to be associated with significant cognitive disabilities in the patient with cerebral palsy. These include extensive damage occurring on both sides of the brain, children with spastic quadriplegia, microcephaly (small head size), a documented genetic disorder, and a documented prenatal infection.Seizures adalah penemuan yang umum pada pasien-pasien dengan cerebral palsy. Barangkali sepertiga dari semua pasien-pasien cerebral palsy mempunyai seizures. Seizures disebabkan oleh aktivitas elektrik yang abnormal dari neuron-neuro di otak. Otak yang rusak atau cacad adalah lebih cenderung pada seizures. Lebih dari itu, ketidakmampuan kognitif seringkali dihubungkan dengan epileptic seizures.The symptoms of seizures can vary depending on where in the brain they originate. Generalized seizures engage the entire cerebral cortex at once, while partial seizures only involve part of the cerebral cortex. Often, generalized seizures begin as partial seizures but spread throughout the brain rapidly. Generalized seizures may take the form of true convulsions ("grand mal"), in which the entire body jerks in a rhythmic fashion, or the form of absences ("petit mal"), which interrupt the patient's activities for a brief period, but does not cause a fall. Other forms of generalized seizures can occur in the cerebral palsy patient. Atonic seizures cause the patient to slump suddenly to the ground or forward in their chair, resembling a marionette in which the puppeteer suddenly cut the strings. Tonic seizures are just the opposite and cause the entire body to suddenly stiffen. Both tonic and atonic seizures can result in drop attacks in which the patient falls to the ground, often resulting in injury. Partial seizures may involve the jerking of the arm and leg on the same side of the body. Alternatively, they may be associated with strange sensory phenomena, such as flashing lights, or emotions, such as fear, depending on where in the brain the seizure occurs. Kekurangan-kekurangan penglihatan seringkali terlihat. Beberapa dari mereka, contohnya, strabismus ("mata yang malas") dapat dikoreksi dengan prosedur-prosedur operasi pada otot-otot dari mata-mata. Beberapa dapat dikoreksi dengan kacamata-kacamata (yang mungkin sulit dilakukan pada anak-anak yang tidak kooperatif). Pada anak-anak yang lain kekurangan-kekurangan penglihatan adalah akibat dari luka-luka otak pada area-area otak yang berhubungan dengan penglihatan, menyumbang anak kebutaan (cortical blindness) bahkan jika mata-mata mereka sendiri adalah sangat normal. Pada saat ini tidak ada perawatan untuk memperbaiki kondisi ini.Anak-anak dengan cerebral palsy dapat mempunyai penyakit-penyakit kemampuan bicara dari banyak tipe-tipe. Beberapa, seperti pengejaan kata yang buruk (dysarthria), adalah akibat dari gangguan dari mekanisme kemampuan bicara peripheral (koordinasi bibir-bibir, lidah, atau palate yang buruk). Pada keadaan-keadaan yang lain ada luka otak di gray matter dari otak yang mengontrol mekanisme pusat dari kemampuan bicara (aphasia).Adalah sulit bagi anak-anak dengan cerebral palsy untuk menambah berat badan dan seringkali mempunyai pertumbuhan yang tertunda. Ini adalah akibat dari beberapa faktor-faktor termasuk penyakit-penyakit feeding, gastroesophageal reflux, dan pada beberapa kejadian-kejadian, contohnya, anak-anak dengan penyakit-penyakit choreoathetotic, konsumsi kalori yang berlebihan. Di sisi lain, obesity (kegemukan) dapat menjadi persoalan pada anak-anak dengan cerebral palsy yang mempunyai mobilitas yang terbatas. Cerebral palsy (CP) merupakan "istilah" yang digunakan untuk mengembangkan suatu kelompok kelainan neurologis yang mengenai system syaraf motorik atau kontrol gerakan (gangguan gerak) yang bersifat kronik (menahun) yang terjadi pada awal tahun kehidupan dan tidak memburuk seiring dengan waktu (menetap). Istilah cerebral merujuk pada kelainan di belahan otak besar dan palsy menggambarkan setiap kelainan / gangguan dari sistem kontrol gerak tubuh (otak) sehingga kelainan ini tidak disebabkan oleh problem-problem pada otot atau saraf tepi. Gejala CP sangat bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Beberapa penderita CP disertai gangguan lain seperti kejang, retardasi mental, gangguan pendengaran / penglihatan dan lain sebagainya, sehingga menyebabkan intervensi yang diberikan berbeda antara satu penderita dangan penderita lainnya. Sehingga penanganan harus dilakukan secara dini yang melibatkan beberapa profesi antara lain dokter (ahli saraf, ahli bedah tulang, ahli anak, ahli rehabilitasi dll), psikolog dan therapis serta dukungan keluarga yang secara keseluruhan diikutsertakan dalam perencanaan, penentuan dan pelaksanaan terapi.

TANDA DAN GEJALA

Pola / tipe gangguan motorik pada cerebral palsy (CP) ada beberapa kelompok yang secara umum, berdasarkan klinik dapat dibedakan sebagai berikut : Monoplegi : kelemahan pada satu anggota gerak Hemiplegi : kelemahan pada anggota gerak atas (lengan) dan bawah (tungkai) pada satu sisi Paraplegi : kelemahan pada kedua tungkai Quadriplegi : kelemahan pada seluruh anggota gerak (lengan dan tungkai) yang sama beratnya Diplegia : Kelemahan pada seluruh anggota gerak (lengan dan tungkai) dimana lengan lebih ringan daripada tungkai.Masih terdapat perbedaan pendapat antara beberapa ahli dalam hal pengelompokan ini secara universal, namun hal ini tidak mempengaruhi dalam diagnosis dan pengelolaannya yang artinya bahwa diagnosis dan intervensi ditentukan berdasarkan temuan klinis yang ada.

Kelemahan pada CP pada umumnya bersifat "kaku" (spastik) (7% - 80%) hal ini sesuai dengan gangguan otak yang mengelola fungsi motorik. Selain tipe yang "kaku" dapat juga dijumpai adanya gangguan gerak yaitu terdapat gerakan-gerakan tak terkendali (athetosis) atau gerakan yang terpaku (distonia) yang djumpai pada 10% - 20% penderita CP. Bila daerah otak kecil yang terganggu akan ditemukan gejala gangguan keseimbangan (ataksia) yang dijumpai pada 5% - 10% penderita CP. Namun seringkali ditemukan CP yang bentuk campuran, mungkin antara bentuk "kaku" (spastik) dengan athetosis atau ataksia atau bentuk kombinasi yang lain.

Spektrum gangguan motorik pada CP adalah bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Tentu saja akan lebih mudah mendeteksi bila dijumpai secara klinik adanya kelainan neurologis dan atau kelainan medis lain secara nyata (derajat sedang sampai berat) daripada yang derajat ringan. Bentuk yang ringan seringkali tidak jelas secara pemeriksaan klinis (subklinis) seringkali dijumpai adanya penyimpangan dan keterlambatan perkembangan motorik. Sehingga perlu diwaspadai kemungkinan CP bila dijumpai adanya perkembangan motorik yang terlambat atau tidak sesuai dengan yang umum (menyimpang).

Contoh keterlambatan perkembangan motorik antara lain : belum dapat tengkurap dari posisi terlentang sampai umur 8 bulan tidak dapat duduk sampai umur 16 bulan tidak dapat merambat sampai 16 bulan tidak dapat berjalan sampai umur 18 bulan

Contoh penyimpangan perkembangan motorik: bayi yang merangkak sebelum duduk bayi yang dalam posisi terlentang ditarik kedua tanganya, ia tidak duduk tapi langsung berdiri. Kadang-kadang ditemukan anak yang berjalan dengan ujung jari kaki, terutama 2 tahun pertama, hal ini dapat normal dan dapat abnormal. Dsb.

Gejala lain yang sering membuat problema adalah kontrol yang buruk pada otot-otot mulut dan lidah sehingga sering "ngeces" yang dapat menyebabkan iritasi kulit yang juga berdampak sosial akan terisolir dari kelompoknya . Kesulitan makan dan mengunyah akibat gangguan motorik pada mulut, menyebabkan asupan makanan yang buruk yang menyebabkan pertumbuhan gisi tak tercukupi, sehingga menyebabkan rentan terhadap infeksi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

GANGGUAN MEDIS LAIN

Banyak penderita CP yang tidak dijumpai adanya gangguan medis lain yang menyertai, namun demikian gangguan yang melibatkan otak dan mengakibatkan kerusakan fungsi motorik dapat menyebabkan kejang dan gangguan perkembangan intelektual, pemusatan perhatian, aktifitas dan perilaku serta penglihatan dan pendengaran.

Gangguan medis yang dihubungkan dengan CP adalah:

- Gangguan mental

Pada umumnya dijumpai pada kelompok tipe kaku yang kuadriplegi. Sepertiga dengan gangguan mental ringan, sepertiga gangguan mental sedang sampai berat dan yang sepertiga sisanya tanpa gangguan mental (normal).

- Kejang atau Epilepsi

Hampir 50% penderita CP disertai kejang. Bila kejang terjadi tanpa ada pemicu seperti demam, disebut epilepsi. Jenis epilepsi dapat bervariasi munkin dapat berupa kejang seluruh tubuh (kejang umum) atau kejang parsial (tidak seluruh tubuh), Seringkali pada pemeriksaan EEG (rekam otak) dijumpai ada kelainan.

- Problem pertumbuhan dan perkembangan

Derajat gangguan pertumbuhan mulai dari ringan sampai berat, seringkali dijumpai pada tipe kaku kuadriplegi.

- Gangguan pendengaran dan penglihatan.

Sebagian penderita CP mengalami juling (Strabismus), dimana mata tidak dalam satu posisi akibat perbeclaan pacla otot mata kiri clan kanan. Bila ticlak ditangani akan mengganggu fungsi penglihatan. Pada beberapa kasus perlu dilakukan tindakan operasi untuk koreksi strabismus. Pada anak CP tipe Hemiplegia biasanya mengalami gangguan penglihatan sesisi (hemianopia) sehingga anak akan melihat dengan baik pada pandangan lurus, namun tidak dapat melihat pada pandangan samping dari mata yang mengalami kelainan tersebut.Ganguan pendengaran lebih sering terjadi pada penderita CP daripada populasi pada umumnya.

- Sensasi dan persepsi abnormal.

Pada anak dengan CP dapat mengalami gangguan untuk merasakan sensasi sederhana seperti raba atau nyeri. Mereka juga mengalami kesulitan identifikasi obyek dengan meraba (stereognosia), sehingga mereka sulit mengalami suatu obyek ditangannya tanpa melihat obyek tersebut.

PENYEBAB

Cerebral palsy bukan suatu penyakit dengan sebab tunggal, seperti cacar air atau campak. Kelompok tersebut mempunyai problem yang sama yaitu pada kontrol motorik namun kemungkinan mempunyai penyebab yang berbeda. Pada saat seorang dokter akan menegakkan suatu diagnosis cerebral palsy, mereka akan melihat kelainan klinisnya, riwayat medis ibu dan anak tersebut serta awal terjadinya (Onset) kelaian tersebut. Data di Amerika menunjukkan bahwa 10 - 20 persen anak CP mendapatkannya setelah lahir (diduga didapatkan prosentase yang lebih tinggi pada negara miskin), disebut sebagai CP yang didapat. CP yang didapat ini akibat kerusakan otak pada beberapa bulan atau tahun pertama kehidupan, antara lain akibat infeksi otak oleh bakteri maupun virus (meningitis, ensefanitis), cedera pada kepala (kecelakaan lalu lintas, jatuh, penganiayaan), penyakit sel darah dsb. CP bawaan sudah terlihat pada saat lahir walaupun mungkin baru terdeteksi beberapa bulan setelah kelahiran. Pada sebagian besar kasus penyebab CP bawaan tidak diketahui secara pasti. Beberapa penelitian menunjukkan beberapa kondisi pada kehamilan, persalinan dapat mengakibatkan kerusakan pusat motorik pada fase perkembangan otak.

Beberapa keadaan tersebut adalah :

I . Faktor-faktor ibu dan lingkungan AIDS d1l. Status kesehatan ibu Obat / zat yang dikonsumsi ibu : alcohol, rokok, terpapar radiasi dsb.2. Persalinan berat bayi lahir rendah Asfiksia, akibat persalinan tindakan atau persalinan abnormal Perdarahan intrakranial Bayi yang mengalami "kuning" saat lahir Gangguan pembuluh darah dan sel-sel darah

FAKTOR RESIKO

Beberapa peneliti melalui pengamatannya mengemukakan bahwa terdapat beberapa keadaan yang meningkatkan kemungkinan terjadinya CP, yang disebut sebagai faktor resiko, yaitu :- letak sungsang- komplikasi persalinan dan kelahiran- skor Apgar yang rendah- berat badan lahir rendah dan prematuritas- kelahiran kembar - kelainan sistem saraf, misal lahir dengan ukuran kepala lebih kecil dari normal - - perdarahan pada saat kehamilan - ibu menderita hipertiroid, retardasi mental atau kejang - kejang pada bayi baru lahir.

PENGELOLAAN

Tujuan pengelolaan pada penderita CP memperbaiki kemampuan anak sehingga dapat menjalani hidup mendekati kehidupan normal. Tidak ada standar terapi yang ditetapkan. Sehingga pengelolaan ini dilakukan oleh tim kerja profesional dibidangnya.

Anggota tim tersebut dapat meliput :- dokter (spesialis saraf, spesialis anak, spesialis bedah tulang , spesialis jiwa) dsb. - fisiotherapis- okupasitherapis- speech therapis (terapi wicara)- pekerja sosial- psikolog dsb.

Orang tua penderita dan keluarga atau pengasuhnya merupakan anggota utama dalam tim, dan mereka akan terlibat langsung semua perencanaan, membuat keputusan dan penerapan/pelaksanaan terapi yang akan dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga merupakan hal yang penting bagi seorang anak penderita CP untuk dapat mencapai keberhasilan terapi dalam waktu jangka panjang. Sehingga membantu anak CP dapat mencapai usia lebih dewasa dengan seminimal mungkin ketergantungan terhadap orang lain.

Jenis terapi yang dilakukan dapat dikelompokkan sebagai berikut :1 . Rehabilitasi Medik: - fisioterapi (terapi fisik) - terapi okupasi - terapi wicara

Tujuan utama adalah untuk memperbaiki pola gerakan, fungsi bicara dan bahasa serta tugas-tugas praktis sehari-hari. Terapi Fisik biasanya dimulai pada usia satu tahun, dan dengan tujuan utama mencegah kelemahan dan gangguan pada otot yang dapat menyebabkan pengecilan otot akibat tidak dilakukan aktivitas dan memperbaiki atau menghilangkan kontraktur yang akan menyebabkan otot menjadi kaku dan dalam posisi abnormal. Kontraktur merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi pada anak CP. Tujuan yang lain adalah memperbaiki perkembangan motoriknya. Pada terapi okupasi anak akan dilatih untuk melakukan kegiatan sehari-had seperti makan, minum, berpakaian, atau mandi, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pengasuhnya.

Terapi Wicara membantu anak mempelajari berkomunikasi secara bervariasi tergantung tingkat gangguan bicara dan bahasanya

2. Terapi perilaku

Terapi ini dilengkapi terapi rehabilitasi, yang dilakukan oleh seorang psikolog. Bimbingan emosional dan psikologikal mungkin dibutuhkan pada setiap usia yang seringkali mengalami masa-masa sulit pada usia remaja sampai dewasa muda.

3. Terapi obat (medikamentosa)

Dokter biasanya memberikan pengobatan medikamentosa pada kasus-kasus CP yang disetai kejang yang bertujuan mencegah kejangnya. Obat lain yang mungkin diberikan adalah obat untuk mengontrol spastisitas (kekakuan otot) yang biasanya diberikan dalam rangka persiapan operasi. Bila terjadi gerakan-gerakan abnormal seringkali akan diberikan obat-obatan untuk mengontrol gerakan abnormal tersebut.

4. Terapi Okupasi

Operasi seringkali direkomendasikan bila terjadi kontraktur yang berat yang menyebabkan gangguan gerakan, terutama gerakan berjalan. Atau operasi untuk mengurangi spastisitasnya (kekakuan otot