Catur Guru

download Catur Guru

of 4

Transcript of Catur Guru

PENGERTIAN CATUR GURU: Catur Guru terdiri dari dua kata yaitu: Catur artinya empat dan Guru artinya guru. Jadi Catur Guru adalah empat guru yang harus dihormati di dalam mencari kesucian serta keutamaan hidup. Untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat Hindu tidak terlepas dari disiplin dalam setiap tingkah laku kita sehari- hari lebihlebih terhadap catur kang Sinangguh Guru. Kata Guru dalam bahasa Sanskerta berarti berat. Dalam Agama Hindu ada 4 yang dianggap guru adalah: Bagian-bagian dari Catur Guru yaitu: a. Guru Rupaka adalah orang tua kita di rumah yaitu ayah dan ibu. Orang tua sangat berjasa karena telah merawat kita dari kecil hingga dewasa. Jasa itulah yang menyebabkan kita mempunyai tiga hutang yaitu hutang badan, hutang jasa dan hutang hidup. Kalau kita menjadi Guru Rupaka. Sebagai orang tua, kita sejatinya adalah guru bagi anak-anak kita. Sebagai guru, orang yang patut digugu dan ditiru, orang tua seharusnya menjadi panutan bagi anak-anaknya. Orang tua harus bisa menjadi role model dalam kehidupan sehari-hari. Setiap perbuatan yang dilakukan dihadapan anak-anaknya akan menjadi contoh bagi mereka. Pada saat kita menyuruh anak agar tidak nonton TV, apakah kita sudah bisa mengendalikan diri untuk juga tidak nonton TV? Kita menyuruh anak untuk rajin membaca buku, sementara kita sendiri jarang, bahkan tidak pernah terlihat membaca buku di hadapan anak-anak. Bagaiamana kita bisa mengharapkan anak-anak bisa dengan serta merta menjadi rajin membaca buku? Yang dibutuhkan anak-anak dari orang tuanya adalah panutan, bukan sekadar ucapan.Mereka membutuhkan figur yang bisa dijadikan suri tauladan bagi kehidupannya sehari-hari. Kalau kita mengharapkan anak-anak mau mempelajari ajaran-ajaran Hindu di rumah, maka sebagai orang tua, kita juga harus memberi contoh dengan ikut mempelajari buku-buku keagamaan. Dalam urusan pendidikan agama kita tidak boleh hanya menyerahkan kepada

guru di sekolah atau pun guru-guru di sekolah agama (minggu) di Pura. Kita sebenarnya bisa berperan sebagai guru agama bagi mereka. b. Guru Pengajian adalah guru yang mengajar di sekolah. Guru sangat berjasa kepada kita karena telah mendidik dan mengajarkan kita berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menjadikan kita menjadi orang yang memiliki masa depan yang cerah. Kita wajib hormat kepada Guru Pengajian karena beliau adalah Pahlawan dalam pendidikan. Kalau kita sebagai guru di sekolah, peran guru di sekolah ataupun dosen di kampus sangatlah besar dalam mendidik putera-puteri bangsa Indonesia. Di tangan para guru yang disebut Guru Pengajian inilah nasib bangsa Indonesia ke depan ditumpukan. Semua anak didik sejatinya mempunyai potensi diri yang luar biasa dahsyat, tanpa batas. Batas-batas yang ada dalam diri mereka sebenarnya diciptakan sendiri oleh mereka melalui system keyakinan yang dianutnya sejak kecil. Guru di sekolah diharapkan jangan menambah batas-batas ini lagi, melainkan membantu untuk mengikis batas-batas tersebut. Seorang guru harus bisa merangsang tumbuhnya kreativitas anak didik. Di samping itu, guru juga harus bisa mengembangkan kreativitas yang sudah dimiliki anak didik. Sikap guru haruslah ramah. Sudah tidak jamannya lagi, seorang guru ditakuti muridnya. Sebaliknya, guru harus bisa menjadi sosok yang dirindukan murid. Sosok yang dicintai muridnya. Untuk bisa menjadi pribadi yang demikian, seorang guru pertamatama harus mencintai pekerjaannya sebagai guru. Dengan demikian, dia bekerja secara totalitas, penuh pengabdian, bahkan bisa mencintai sepenuhnya anak didik sebagaimana dia mencintai anak kandungnya di rumah. Seorang guru hendaknya senantiasa bisa mendoakan keberhasilan murud-muridnya. c. Guru Wisesa adalah pemerintah. Dalam mengikuti kegiatan aguron-guron (belajar di sekolah), pemerintah telah menyediakan kita gedung sekolah dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Pak Polisi, Pak Camat, Pak Gubernur adalah termasuk guru Wisesa. Guru Wisesa mengatur dan melayani hidup kita agar aman dan sejahtera.

Pemerintah sebagai Guru Wisesa sebaiknya adalah orang yang benarbenar bisa memerintah rakyatnya dengan baik. Pemerintah seyogyanya dapat menjadi inspirator, serta bisa menjadi tauladan bagi rakyatnya. Segala gerakgerik harus mencerminkan sikap yang bisa digugu dan ditiru masyarakatnya. Pemerintah juga harus bisa menjadi sosok yang dicintai dan sekaligus mencintai rakyatnya. d. Guru Swadhyaya adalah Sang Hyang Widhi. Segala kebutuhan makhluk semua terpenuhi oleh-Nya. Beliau adalah maha pengasih dan penyayang. Demikian pula alam semesta ini begitu indah dan menakjubkan. Semua itu berkat kebesaran Sang Hyang Widhi. Semua uraian di atas masih dalam persepektif bagaiamana seharusnya kita bersikap terhadap para guru yang dikenal dalam ajaran Hindu. Selanjutnya, marilah kita bahas dari perspektif guru itu sendiri. Contoh-contoh sikap bhakti kepada Catur Guru, yaitu: a. Contoh sikap bhakti kepada Guru Rupaka, antara lain: Menghormati orang tua Menuruti nasehat orang tua Rajin membantu orang tua bekerja Berpamitan pada orang tua ketika akan pergi b. Contoh sikap bhakti kepada Guru Pengajian, antara lain: Mengikuti pelajaran dengan tertib, tekun dan disiplin Mentaati tata tertib sekolah Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan ikhlas Mentaati nasehat guru Hormat kepada guru

c. Contoh sikap bhakti kepada Guru Wisesa, antara lain: Rela berkorban demi membela negara dan bangsa Membayar pajak tepat waktu

Mematuhi perundang-undangan yang berlaku Taat terhadap peraturan lalu lintas

d. Contoh sikap bhakti kepada Guru Swadhyaya, antara lain: Melakukan persembahyangan (Tri Sandhya) Berdoa sebelum melakukan kegiatan Meyakini kebesaran Tuhan Selalu bersyukur atas karunia-Nya

Referensi http://ajaranhindu.blogspot.com/2009/07/tri-kang-sinengguh-guru.html http://mahadewi2.blogspot.com/2011/05/catur-guru.html