Case Tinea Kruris

34
PRESENTASI KASUS “TINEA KRURIS” Disusun Oleh : Kenaz Fauzie Pembimbing : dr. Rudianto Sutarman Sp.KK

Transcript of Case Tinea Kruris

Page 1: Case Tinea Kruris

PRESENTASI KASUS “TINEA KRURIS”

Disusun Oleh :Kenaz Fauzie

Pembimbing :dr. Rudianto Sutarman Sp.KK

Page 2: Case Tinea Kruris

PRESENTASI KASUS

Identifikasi•Nama : An. AP•Umur : 16 Tahun•Agama : Islam•Alamat : Cibeber•Pekerjaan : Pelajar SMA•Tanggal berobat : 14 Juli 2014

Page 3: Case Tinea Kruris
Page 4: Case Tinea Kruris

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien datang ke poli kulit RSUD Cilegon dengan keluhan terdapat bercak merah kehitaman pada kedua lipat paha yang dirasakan sejak 1 minggu terakhir.

• Awalnya bercak tersebut timbul secara tiba – tiba dan hanya sedikit.

• Pasien merasa gatal dan perih pada lokasi bercak tersebut.

• Pasien mengaku gatal tersebut dirasakan terutama saat bangun tidur.

• Pasien mengaku sering menggaruk di tempat yang terasa gatal sehingga bercak merah kehitaman semakin meluas.

Page 5: Case Tinea Kruris
Page 6: Case Tinea Kruris
Page 7: Case Tinea Kruris

Pemeriksaan Fisik

Page 8: Case Tinea Kruris
Page 9: Case Tinea Kruris
Page 10: Case Tinea Kruris

Pemeriksaan Anjuran

Kerokan KOH ( menemukan Hifa )

Page 11: Case Tinea Kruris
Page 12: Case Tinea Kruris
Page 13: Case Tinea Kruris

Prognosis

Ad vitam : ad bonamAd functionam : ad bonamAd sanactionam : dubia ad bonamAd cosmeticum : ad bonam

Page 14: Case Tinea Kruris

TINJAUAN PUSTAKA

TINEA KRURIS

Page 15: Case Tinea Kruris

DEFINISI• Sinonim : Eczema marginatum, Dhobi

itch, Jockey itch, Crotch itch• Infeksi jamur dermatofita pada kulit lipat

paha, genitalia, sekitar anus dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah.

Page 16: Case Tinea Kruris

EPIDEMIOLOGI

• Kebanyakan terjadi pada dewasa, pria lebih banyak daripada wanita. • Penyakit ini terutama paling banyak

terdapat di daerah tropis pada musim panas yang menyebabkan banyak berkeringat• Lingkungan yang kotor berpengaruh

terhadap angka kejadian penyakit ini.

Page 17: Case Tinea Kruris

ETIOLOGI• Trichopyhton rubrum (90%)• Epidermophython fluccosum, Trichophyton mentagrophytes (4%)• Trichopyhton tonsurans (6%).

Page 18: Case Tinea Kruris

PATOFISIOLOGI• Jamur menghasilkan keratinase yang mencerna —

> memudahkan invasi ke stratum korneum. • Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-

cabangnya didalam jaringan keratin yang mati —> menghasilkan enzim keratolitik —> berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan.

• Pertumbuhan dengan pola radial di stratum korneum —> menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan batas yang jelas dan meninggi (ringworm).

• Reaksi kulit semula berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu reaksi peradangan.

Page 19: Case Tinea Kruris

MANIFESTASI KLINIS Gejala subyetif :

Rasa gatal yang hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong dan dapat sampai genital, semakin hebat terutama saat berkeringat.

Gejala obyektif :Bercak eritematosa Batas tegas Central healing ditengahnyaBagian tepi lebih aktifBag tepi → papula, vesikel, atau pustule. Kronik → hiperpigmentasi disertai skuama.

Page 20: Case Tinea Kruris

DIAGNOSTIK

Page 21: Case Tinea Kruris
Page 22: Case Tinea Kruris

PENATALAKSANAANObat topikal Obat sistemik

• Golongan Azol- Clotrimazole (Lotrimin, Mycelec)- Mikonazole (icatin, Monistat-derm)- Econazole (Spectazole)- Ketokonazole (Nizoral)- Oxiconazole (Oxistat)- Sulkonazole (Exelderm)

• Golongan Alinamin- Naftifine (Naftin)- Terbinafin (Lamisil)

• Golongan Benzilamin- Butenafine (mentax)

• Golongan lainnya- Siklopiroks (Loprox)- Haloprogin (halotex)- Tolnaftate

• Ketokonazole200mg/hari selama 2-4 minggu

• ItrakonazoleDosis dewasa 200mg, anak 5mg/hari selama 1 minggu.

• GriseofulvinDewasa 500mg, anak 10-25 mg/kg/hari selama 2-4 minggu

• TerbinafineDewasa 250 mg/hari, anak dengan BB:- 12-20kg :62,5mg/hari - 20-40kg :125mg/ hari - >40kg:250mg/ hari selama 2 minggu

Page 23: Case Tinea Kruris

DIAGNOSIS BANDING

• Tinea Kruris• Eritrasma• Psoriasis fleksura• Kandidosis intertriginosa• Dermatitis Kontak Alergi karena karet

celana • Dermatitis Seboroik Intertriginosa

Page 24: Case Tinea Kruris

TINEA KRURIS• Keluhan : rasa gatal saat berkeringat• Predileksi : daerah lipat paha, genitalia, sekitar

anus, bokong, perut bagian bawah.• UKK : Bercak eritematosa yang berbatas tegas,

dengan skuama diatasnya, bagian tepi lebih aktif. Bagian tepi dapat berupa vesikel, pustula atau papula. Pada keadaan kronik, lesi dapat berupa bercak hitam disertai skuama.

Page 25: Case Tinea Kruris

ERITRASMA• Keluhan : Rasa panas seperti terkena cabai• Predileksi : Lipat paha, ketiak, daerah

intergluteal dan lipatan submamae. • UKK : Lesi berukuran sebesar milier sampai

plakat. Lesi eritroskuamosa, berskuama halus kadang terlihat merah kecoklatan. Variasi ini bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita. Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginose. Lesi tidak menimbul dan tidak terlihat vesikulasi. • Fluororesensi merah bata yang

khas dengan sinar wood.

Page 26: Case Tinea Kruris

PSORIASIS FLEKSURA• Keluhan : Gatal tingan atau rasa panas• Predileksi : daerah lipatan, bagian tubuh yang

sering terkena gesekan atau tekanan seperti lutut, siku dan punggung, daerah fleksor.• UKK : Makula eritematosa yang merata berbatas

tegas dengan skuama yang tebal, kasar, berlapis berwarna putih dan transparan seperti mika di atasnya, bentuk bulat/lonjong, ukuran bervariasi dari milier sampai plakat dan sebagian berkonfluensi menjadi polisiklik, lesi membesar secara sentrifugal dan biasanya simetris.

Page 27: Case Tinea Kruris

KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA• Keluhan : Gatal hebat, kadang disertai rasa

panas seperti terbakar.• Predileksi : Daerah lipatan seperti inguinal,

aksila dan lipat payudara, bokong, daerah umbilicus.• UKK : Lesi berupa bercak eritematosa,

berskuama, basah dan berbatas tegas yang dikelilingi oleh lesi satelit berupa vesikel atau pustula atau bula. Bila pecah akan meninggalkan daerah erosif dengan tepi kasar tanpa peninggian lesi.

Page 28: Case Tinea Kruris

DERMATITIS KONTAK ALERGI KARENA KARET CELANA

• Keluhan : Rasa gatal yang amat sangat yang hampir keseluruh tubuh/bagian tubuh yang terkena.• UKK : Biasanya timbul lambat, batas tidak jelas,

lebih luas daripada kulit yang terkena, daerah yang lebih peka timbul lebih cepat, rasa gatal. Reaksi terbatas pada orang yang peka dengan intensitas kelainan dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu dan frekuensi timbulnya reaksi. • Efloresensinya berupa bercak

eritema dan edema yang bentuknya sesuai dengan daerah yang tersensitisasi

Page 29: Case Tinea Kruris

DERMATITIS SEBOROIK INTERTRIGINOSA

• Predileksi : Aksila, infra-mamae, umbilicus, lipat paha dan glutea.• Efloresensi : Makula eritematosa dengan

di atasnya terdapat skuama yang berminyak dan berwarna kekuning-kuningan. Selanjutnya timbul fisura dan sering disertai infeksi sekunder.

Page 30: Case Tinea Kruris

PENCEGAHAN

Edukasi kepada pasien di rumah :• Anjurkan agar menjaga daerah lesi tetap kering.• Bila gatal, jangan digaruk karena garukan dapat

menyebabkan infeksi.• Jaga kebersihan kulit dan kaki bila berkeringat keringkan

dengan handuk dan mengganti pakaian yang lembab.• Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat

menyerap keringat seperti katun, tidak ketat dan ganti setiap hari.

• Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas.

Page 31: Case Tinea Kruris

KOMPLIKASI

• Tinea cruris dapat terinfeksi sekunder oleh candida atau bakteri yang lain. • Pada infeksi jamur yang kronis dapat

terjadi likenifikasi dan hiperpigmentasi kulit.

Page 32: Case Tinea Kruris

PROGNOSIS

• Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.

Page 33: Case Tinea Kruris

DAFTAR PUSTAKA• Budimulja Unandar., Mikosis, Dalam Djuanda, Adhi., Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. FK UI. Jakarta. 2005. Pages : 89-105• Siregar R.S., Atlas berwarna saripati penyakit kulit, edisi

kedua. Jakarta: EGC. 2005. Pages: 32-33• Price S.A., Wilson L.M., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta. EGC. 2005. Pages: 1449-1450• Kerdel F.A., Jimenez-Acosta A., Dermatology: Just the fact.

USA: McGraw-Hill Inc. 2003. • Katzung B.G., Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi VI. Jakarta.

EGC. 1997. Pages: 973-975• Mansjoer A., Suprohaita., Wardhani W.I., Setiowulan W.,

Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta. Media Aesculapius. FK UI. 2000. Pages: 93-100

• Djuanda, A., Sani, A., Azwar, A., Handaya, Almatsier, M., Setiabudy, R., Firmansyah, R., Ismael, S., 2009, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, 8th ed, PT. InfoMaster lisensi dari CMPMedica, Jakarta

• Mulyono, 1986, Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin, 1st ed, Meidian Mulya Jaya, Jakarta

Page 34: Case Tinea Kruris

TERIMA KASIH