Case Report HT Gr II
description
Transcript of Case Report HT Gr II
STATUS UJIAN
KEDOKTERAN KELUARGA
HIPERTENSI
DISUSUN OLEH :
Toby Hadinata Wiranegara
(1061050015)
PEMBIMBING :
dr. Made Shanti A
KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PERIODE 10 NOVEMBER – 13 DESEMBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2014
STATUS KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
STATUS PASIEN
Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Kelurahan Klender III
Nomor Rekam Medis : 1229 / 12
Pasien ke : 12
DATA ADMINISTRASI
Tanggal 25 November 2014 Diisi oleh : Toby Hadinata Wiranegara NIM : 1061050015
Pasien Keterangan
Nama Ny. Sri Suparti
Umur 61 Tahun
Alamat Klender III – blok K
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan Menikah Suami meninggal
Telah diobati sebelumnya Sudah Tidak teratur
Alergi obat Tidak
System pembayaran BPJS 0001790020754
Data Pelayanan
Anamnesis (dilakukan secara auto anamnesis)
A. Keluhan Utama
Sakit kepala
B. Keluhan Tambahan
Leher belakang kaku
C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala yang dirasakan di kepala bagian belakang sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu. Namun kini keluhan semakin berat dirasakan. Keluhan sakit
kepala yang dirasakan pasien terasa seperti nyut-nyutan yang hilang timbul. Pasien menyangkal
pusing yang berputar-putar. Menurut pasien keluhan muncul tiba-tiba. Pasien sebelumnya
beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dengan baik, tetapi sejak munculnya keluhan sakit kepala,
pasien tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan baik. Sehingga pasien membutuhan
pembantu rumah tangga harian. Pasien sering mengalami keluhan seperti ini dan ketika muncul
keluhan, pasien hanya beristirahat untuk menguranginya, namun keluhan dapat muncul berulang-
ulang. Pasien merasa keluhannya terasa semakin berat saat pasien melakukan aktivitasnya
sebagai ibu rumah tangga, stress karena mengurus kedua cucunya seorang diri saat pagi hingga
sore hari, kurang istirahat, dan setelah makan makanan yang asin dan berlemak. Pasien awalnya
saat berusia 22 tahun tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, lalu saat melahirkan anak
ke-2 pasien mulai mengidap tekanan darah tinggi dengan hasil 140/100 mmgHg dan dianjurkan
untuk rutin periksa tekanan darah. Pasien telah diberi obat antihipertensi oleh oleh dokter namun
pasien lupa nama obatnya dan cukup lama tidak meminum obatnya secara teratur hingga 7 tahun
yang lalu saat suami pasien meninggal karena penyakit jantung, pasien mulai rutin untuk periksa
tekanan darah dengan hasil 180/120 mmHg, pasien mengontrol tekanan darahnya sekali dalam
seminggu dan mengatakan rutin minum obat, namun sejak 1 tahun terakhir pasien mulai
merasakan sakit kepala. Pasien sebelumnya sudah pernah mendapat edukasi untuk mengubah
pola makan, namun pasien masih membandel untuk makan ikan asin dan minum kopi sekali
sehari. Penurunan berat badan yang drastis, gangguan panca indera dan bicara disangkal.
Riwayat kencing manis dan keluhan seperti sering haus, sering lapar dan sering berkemih pada
malam hari disangkal. Nyeri dada dan sesak pada dada secara berulang disangkal. Tidak ada
riwayat benturan atau cedera kepala sebelumnya. Di dalam keluarga pasien, ibu pasien, suami
pasien dan anak ke-2 pasien memiliki tekanan darah tinggi. Pasien merupakan anak pertama dari
enam bersaudara. Pasien menyukai sekali makan makanan yang asin dan berlemak juga minum
kopi susu sekali sehari. Pasien setiap pagi olahraga naik sepeda kurang lebih 15 menit. Pasien
tidak memiliki riwayat merokok maupun minum minuman beralkohol. Pasien mengaku sejak 7
tahun terakhir saat kehilangan suaminya, pikiran pasien terasa berat terutama dikarenakan saat
pagi hingga sore hari pasien mengurus cucu-cucunya sendirian karena mantu dan anak ke-5
sedang bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan anak ke-3 pasien bekerja di
Malaysia dan pulang ke Indonesia 3 bulan sekali, dan warung pasien ditutup karena rugi.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga pasien, ibu pasien, suami pasien, dan anak ke-2 pasien memiliki tekanan
darah tinggi. Pasien merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Ayah, ibu, suami, dan anak
pertama pasien telah meninggal. Ibu pasien dan suami pasien meninggal karena penyakit
jantung. Saat ini pasien tinggal bersama dengan anaknya yang ke-5, mantu dari anak ke-3 dan
kedua anak dari mantunya.
DATA ANGGOTA KONTAK SERUMAH
No
.
Nama Umur Status Jenis Kelamin Pekerjaan Riwayat Penyakit
1. Sri 61 tahun Janda Perempuan Ibu rumah
tangga
Hipertensi grade II
2. Desi 29 tahun Anak Perempuan Swasta Sehat
3. Reni 32 tahun Mantu Perempuan Swasta Sehat
4. Mutiara 3 tahun Cucu Perempuan Playgroup Sehat
5. Tirel 18 bulan Cucu Laki-laki Belum sekolah Sehat
E. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya sekitar 10 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan sejak melahirkan anak ke-2 pasien sudah mulai menderita hipertensi pada tahun
1990. Penurunan berat badan yang drastis, gangguan panca indera dan bicara disangkal. Riwayat
kencing manis dan keluhan seperti sering haus, sering lapar dan sering berkemih pada malam
hari disangkal. Nyeri dada dan sesak pada dada secara berulang disangkal. Tidak ada riwayat
benturan atau cedera kepala sebelumnya. Pasien pernah dirawat di rumah sakit karena
mengalami perdarahan hebat saat melahirkan anak pertama dan menyebabkan kematian pada
anak pertama.
F. Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi
: Meninggal
: Hipertensi
: Pasien
: Perempuan
: Laki - laki
Keterangan
Pasien menyukai sekali makan makanan yang asin dan berlemak juga minum kopi susu sekali
sehari. Pasien setiap pagi olahraga naik sepeda kurang lebih 15 menit. Pasien tidak memiliki
riwayat merokok maupun minum minuman beralkohol. Pasien mengaku sejak 7 tahun terakhir
saat kehilangan suaminya, pikiran pasien terasa berat terutama dikarenakan saat pagi hingga sore
hari pasien mengurus cucu-cucunya sendirian karena mantu dan anak ke-5 sedang bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan anak ke-3 pasien bekerja di Malaysia dan pulang ke
Indonesia 3 bulan sekali, dan warung pasien ditutup karena rugi.
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama dengan anaknya yang ke-5 yang berusia 29 tahun, mantu dari anak ke-3
yang berusia 32 tahun serta dengan kedua anak dari mantunya seorang perempuan yang berusia 3
tahun dan seorang laki-laki yang berusia 18 bulan. Dulu suami pasien bekerja membuka sebuah
warung, sejak suami pasien meninggal warung menjadi rugi dan ditutup. Namun saat ini, pasien
dinafkahi oleh anak ke-3 yang bekerja di Malaysia, mantu dari anak ke-3 yang bekerja sebagai
karyawan PT, dan anak ke-5 yang bekerja sebagai karyawan bank.
Pasien tinggal di rumah pribadi dengan pencahayaan sinar matahari kurang (tidak dapat
membaca tanpa adanya cahaya) dan ventilasi udara yang kurang (10-15% dari luas lantai)
terdapat diruang tamu. Pasien tinggal di rumah bertingkat 2, luas rumah pasien sekitar 70 m2.
Pasien memiliki 5 kamar tidur. 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. 4 di lantai 2 dan 1
kamar tidur di lantai dasar, kamar tidur tidak memiliki ventilasi karena menggunakan AC. Lantai
rumah pasien terbuat dari keramik, atap rumah terbuat dari genteng, langit-langit rumah pasien
tampak terawat. Sumber air yang digunakan adalah air PAM. Septic tank berjarak lebih dari 10
meter dari sumber air. Setiap hari pasien membuang sampah ke pembuangan sampah yang
letaknya kurang lebih 30 meter dari rumah pasien. Saat ini pasien adalah ibu rumah tangga.
Pasien memiliki 1 buah mobil tua tahun 1980. Pendapatan keluarga pasien dalam sebulan sekitar
Rp. 5.000.000,- per bulan yang didapat dari anak ke-3, mantu dari anak ke-3 dan anak ke-5.
Pasien dalam sebulan darah menghabiskan kurang lebih Rp. 4.500.000,- untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, bayaran air dan listrik selama sebulan dan sisa uangnya terkadang dipakai
untuk kebutuhan yang tidak terduga, sehingga pasien mengaku bahwa ia belum bisa menyisihkan
uangnya untuk ditabung.
Hubungan sosial pasien dengan keluarga harmonis dan baik, begitu juga dengan tetangga rumah
pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vita termasuk status gizi
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Tinggi Badan : 150 cm
Berat badan : 58 kg
IMT : BB/(TB2) = 58 / (1,5x1,5) = 25,77
Kriteria :
Kurang : < 18,5
Normal : 18,5-22,9
Lebih : >23
Pra obes : 23 – 24,9
Obese Kelas I : 25-29,9
Obese Kelas II: > 30
Status gizi : Obese kelas I
Tanda vital :
Tekanan darah: 180/120 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,7 oC
B. Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya langsung
+/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm,
isokor, lensa jernih +/+
Telinga : Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada serumen, sekret -/-
Hidung : Tidak ada deformitas, cavum nasi lapang/ lapang, konka eutrofi, tidak
hiperemis, sekret -/-, krusta -/-
Tenggorokan : Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring hiperemis,
tonsil hiperemis, T1-T1
Gigi dan mulut: bibir tidak sianosis, lidah di tengah, gusi tidak tampak hiperemis, tidak
ada karies gigi
Leher : JVP 5 – 2 cm, trakea di tengah, kelenjar tiroid dalam batas normal
KGB : Suprasternal : -/-
Colli anterior : -/-
Colli posterior : -/-
Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris
Perkusi : Paru kiri dan kanan sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari di bawah areola mamae sinistra
Perkusi : Batas Paru hati: ICS 6 garis mid klavikula dextra
Batas Paru Lambung: ICS 7 garis axilaris anterior sinistra
Batas Jantung kanan: ICS 4 garis parasternal sinistra
Batas Jantung kiri: ICS 5 garis midclavicula sinistra
Kesan : Tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : S1=S2, reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : tampak datar, umbilikus tidak menonjol, distensi vena (-), gerakan
hiperperistaltik (-), jejas (-), kelainan kulit (-), baji (-).
Auskultasi : Bising usus (+), normal 5x/menit
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi : Hepar, limpa tidak teraba membesar, nyeri tekan epigastirum (-), defence
muscular (-), balotement -/-.
Pemeriksaan Urologi
Inspeksi : suprapubik tampak datar, hiperemis (-)
Palpasi : nyeri tekan suprapubik (+)
Perkusi : pekak, nyeri ketuk suprapubik (+), nyeri ketok costovertebra (-/-)
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-).
Bawah : Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-)
Tulang belakang : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Neurologi : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan refleks :
- Refleks fisiologis: ++/++
- Refleks patologis : -/-
- Rangsang Meningen : -/-
- Kekuatan motorik : 55555 55555
55555 55555
Anus dan rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan (karena tidak ada indikasi)
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan (karena tidak ada indikasi)
Status Lokalis : -
C. Pemeriksaan Penunjang (yang dianjurkan)
EKG
Pemeriksaan Lab darah (kolesterol normal < 200 mg/dL)
Pemeriksaan gula darah
o Gula darah sewaktu normal 70 – 115 mg/dL
o Gula darah puasa normal < 70 – 110 mg/dL
o Gula darah post prandial normal < 140 mg/dL
HbA1C normal : 4,0- 6,0 %
Pemeriksaan fungsi ginjal
o Ureum normal 10 – 50 mg/dL
o Kreatinin normal 0,6 – 1,1 mg/dL
PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
DIAGNOSTIK HOLISTIK
A. ASPEK PERSONAL
Keluhan utama : Sakit kepala Kekhawatiran : Pasien khawatir sakit kepala yang dirasakan akan semakin berat. Harapan : Pasien berharap agar keluhannya hilang dan dapat beraktivitas
kembali.
B. ASPEK KLINIS
Diagnosa kerja : Hipertensi grade II (JNC VII) Status gizi : Obese kelas I Terapi : Captopril 25 mg, 2x1; Nifedipine 10 mg, 2x1; Antalgin 3x1;
Diazepam 2x1.
C. ASPEK RESIKO INTERNAL
Usia pasien diatas 60 tahun yang sudah memasuki usia lanjut. Pasien memiliki banyak pikiran (stress) karena mengurus kedua cucunya seorang diri
saat pagi hingga sore hari, kurang istirahat. Pasien menyukai makan makanan yang asin dan berlemak.
D. ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN
Pasien memiliki banyak pikiran, karena stress mengurus kedua cucunya seorang diri dan merasa khawatir.
E. DERAJAT FUNGSIONAL
Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.
RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN
No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran WaktuSasaran yang
diharapkan
1 Aspek Personal Evaluasi :
-Keluhan, kekhawatiran
dan harapan pasien.
Edukasi :
Memberikan informasi
mengenai penyakit yang
dialami pasien, penyebab,
gejala klinis, pengobatan,
prognosis, serta
pencegahannya.
Menyakinkan pasien
bahwa penyakitnya
diberikan pengobatan dan
memberi edukasi untuk
meminum obat secara rutin
Pasien
dan
Keluarga
Pasien
40 menit - Keluhan dan
kekhawatiran
keluarga pasien
dapat berkurang.
- Pasien dan keluarga
dapat mengerti
tentang penyakit,
pencegahan dan
pengobatan atas
penyakit yang
dialami pasien.
2 Aspek Klinis
Hipertensi
Grade II
Evaluasi :
- Pemeriksaan tanda vital
dan fisik umum.
Terapi
Pasien 1
minggu
- Pasien benar-benar
menjalankan
terapinya dengan
baik dan benar.
Medikamentosa :
Captopril 25 mg,
2x1;
Nifedipine 10 mg,
2x1
Antalgin 3x1;
Diazepam 2x1
Edukasi:
Menginformasikan
cara minum obat
Melanjutkan
kebiasaan olahraga
3 Aspek Risiko
Internal
Usia pasien di
atas 60 tahun
dan memasuki
usia lanjut
Pasien stress
karena
mengurus kedua
cucunya seorang
diri saat pagi
hingga sore hari,
Edukasi :
Memberitahukan kepada
pasien untuk menjaga gaya
hidup pasien, mengatur
pola makan serta olahraga
pasien. Memberitahukan
risiko risiko penyakit yang
muncul pada usia lanjut.
Memberitahukan kepada
pasien untuk terbuka
terhadap keluarga, agar
dapat memberikan solusi
untuk membantu menjaga
kedua orang cucunya.
Pasien
dan
keluarga
pasien.
40 Menit Pasien memiliki
kesadaran untuk
memperbaiki gaya
hidup pasien.
kurang istirahat.
Pasien
menyukai
makan makanan
yang asin dan
berlemak.
Memberikan informasi
mengenai penyakit yang
dialami pasien, penyebab,
gejala klinis, pengobatan,
prognosis, serta
pencegahannya.
4 Aspek
psikososial,
Keluarga dan
Lingkungan
Pasien
Edukasi:
Tetap menjalin hubungan
baik dengan anggota
keluarga.
Pasien
dan
keluarga
pasien
1 minggu Hubungan pasien
dengan keluarga tetap
terjalin baik dan
harmonis.
TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnostik holistik dan rencana selanjutnya
Pertemuan ke-1
25 November
2014
Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjalin hubungan
yang baik dengan pasien.
2. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan
mempersiapkan alat yang akan dipergunakan.
3. Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan.
4. Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien.
5. Melakukan anamnesis mulai dari identitas sampai riwayat psikososial
ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik.
6. Membuat diagnostik holistik pada pasien.
7. Menyusun penatalaksanaan masalah yang dialami pasien dan
keluarga.
Pertemuan ke-2
28 November
2014
Pertemuan Ketiga
3 Desember 2014
Intervensi yang diberikan:
1. Memberi tentang penyakit, faktor resiko dan cara pencegahan
2. Memberikan semangat, dan menenangkan pikiran pasien
3. Memberitahukan bahwa obat yang diberikan diminum secara rutin
4. Mengedukasi gaya hidup pasien.
Intervensi yang diberikan:
1. Melakukan anamnesis untuk mengevaluasi penyakit pasien
2. Memeriksa kembali keadaan fisik pasien untuk mengevaluasi
penyakit pasien
3. Mengevaluasi intervensi yang diberikan sebelumnya.
4. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan.
5. Memantau terus pasien agar obat diminum rutin dan sampai habis
Intervensi yang diberikan :
1. Memeriksa kembali keadaan fisik pasien untuk mengetahui apakah
sudah menjadi lebih baik atau belum
2. Mengevaluasi intervensi yang diberikan sebelumnya
3. Memotivasi agar minum obat teratur, tetap menjaga kesehatan,, rajin
untuk minum air putih, menjaga kebersihan serta mengatur pola
makan yang baik.
Menganjurkan untuk kontrol kembali ke puskesmas.
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama
Diagnostik holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Aspek personal: Sakit kepala. Pasien khawatir keluhan sakit kepala yang dirasakan akan
semakin berat. Pasien berharap agar keluhannya segera hilang dan dapat beraktivitas
dengan normal kembali.
Aspek Klinis : Hipertensi Grade II
Diagnosa gizi : Obese kelas I
Aspek Resiko Internal : Usia pasien di atas 60 tahun yang sudah memasuki usia lanjut;
Pasien memiliki banyak pikiran (stress) karena mengurus kedua cucunya seorang diri saat
pagi hingga sore hari; kurang istirahat; Pasien menyukai makan makanan yang asin dan
berlemak.
Aspek psikososial dan lingkungan : Pasien memiliki banyak pikiran, karena stress
mengurus kedua cucunya seorang diri dan merasa khawatir.
Derajat fungsional : derajat satu yaitu pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan
masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien:
Pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk menjaga pola hidupnya dengan baik (diet
rendah garam, mengurangi makanan berlemak, berolahraga ringan secara teratur dan
banyak mengkonsumsi air putih)
Pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk beristirahat cukup dan datang kembali ke
Puskesmas segera setelah obatnya habis dan kontrol tekanan darah.
Pasien dan keluarga dapat diajak kerja sama dalam menyelesaikan masalah kesehatan
pasien.
Pasien dalam keadaan ekonomi dan emosional yang cukup, pasien sedang dalam kondisi
yang banyak menyita tenaga dan pikiran
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
Memonitor gaya hidup dan kebiasaan pasien serta konsumsi gizi pasien
Memonitor pengobatan pasien
Tetap memberi informasi untuk minum air putih yang cukup dan tidak boleh terlalu rutin
minum kopi
Melanjutkan olahraga seperti senam lansia dan melakukan aktivitas jasmani ringan seperti
jalan pagi.
Dokumentasi Kegiatan