Case Paru
-
Upload
andhika-hadi-wirawan -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
description
Transcript of Case Paru
EFUSI PLEURA
Pembimbingdr. Yahya Sp. P.
Oleh:Didik Setiyadi (1102009082)
Isnan Wahyudi (1102009145)
KEPANITERAAN KLINIK STASE INTERNA - PARUPERIODE DESEMBER 2014 – FEBRUARI 2015
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIENNAMA : TN. AJENIS KELAMIN : LAKI-LAKIUMUR : 28 TAHUNALAMAT : GG. JENGKI RT/RW 013/010 JAKARTA UTARA
STATUS : BELUM MENIKAHSUKU : JAWAAGAMA : ISLAMPEKERJAAN : TUNA KARYATANGGAL PEMERIKSAAN: 19 JANUARI 2015
Batuk semenjak 2minggu SMRS
Demam dan
keringat malam
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Rps :
• Tuan A. datang dengan keluhan demam meriang selama 2 minggu SMRS. Batuk juga dirasakan selama 2 minggu disertai dahak yang berwarna putih dan batuk berdarah disangkal. Batuk dirasakan sepanjang hari tanpa ada waktu kapan batuknya lebih sering. Batuk dirasakan tanpa disertai dengan rasa sesak dan nyeri dada. OS adalah perokok aktif yang menghabiskan rokok > 1 bungkus per hari. OS menyangkal adanya sesak walaupun sedang berkegiatan berat. OS juga mengeluhkan tidak nafsu makan dan mual, tetapi muntah disangkal. Peneurunan berat badan diketahui oleh pasien cukup terlihat yang mana sebelum merasakan keluhan diketahui beratnya 56 kg, dan sekarang saat keluhan dirasakan beratnya menjadi 50 kg. OS memiliki riwayat penyakit maag. Selama mengalami keluhan OS juga mengeluhkan seringnya berkeringat pada malam hari dan pagi hari ketika bangun tidur. Pasien sudah meminum obat warung untuk demamnya. Riwayat meminum obat selama 6 bulan disangkal.
Riwayat penyakit dahulu :
• pasien mengaku tidak pernah merasakan sesak sebelumnya.
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat penyakit jantung disangkal.
• Riwayat penyakit ginjal disangkal.
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
di keluarga pasien tidak ada yang mengalami sakit seperti pasien. Dan tidak ada yang pernah pengobatan paru selama 6 bulan..
VITAL SIGN
Vital sign
Tekanan darah : 100/70mmhg
Frekuensi nadi : 96x/menit
Frekuensi pernafasan :24x/menit
Temperature : 38oc
Keadaan Umum :tampak tenang
BB :50 TB:161
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala
Mata, telinga,hidung, lidah dan tenggorokan dalam batas normal
• Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar, struma, trakea dan tekanan vena
jugular dalam batas normal
• Ketiak
Pembesaran kelenjar tidak ada
• Toraks anterior & posterior:
Inspeksi
statis-dinamis : normal
Simetris/ asimetris : simetris
Ketinggalan bernafas : kiri
Sela iga : normal
Ictus cordis : tidak terlihat
Venectasi : tidak
• PALPASI
• PERKUSI
Stem femitus Paru Kanan Paru Kiri
Lap. Atas Normal Menurun
Lap. Tengah Normal Menurun
Lap. Bawah Normal Menurun
Stem femitus Paru kanan Paru Kiri
Lap. Atas Sonor Redup
Lap. Tengah Sonor Redup
Lap. Bawah sonor Redup
• AUSKULTASI
Paru Kanan Paru Kiri
Lap. Atas Vesikuler Melemah
Lap. Tengah Vesikuler Melemah
Lap. Bawah vesikuler Melemah
Suara Tambahan Paru kanan Paru Kiri
Lap. Atas - -
Lap. Tengah - -
Lap. Bawah - -
Jantung
Inspeksi : tidak terlihat ictus kordis
Palpasi : teraba ictus kordis
Perkusi :
• Batas Jantung Atas : sulit dinilai
• Batas Jantung Kiri : sulit dinilai
• Batas Jantung Kanan : ICS V Linea
Parasternalis Dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II
Abdomen
Inspeksi : simetris, pembesaran (-),
vena collateral (-), ascites (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
hepar/ lien/ ren > tidak teraba
Perkusi : pekak hepar (-)
Auskultasi : peristaltik (+)
Ekstremitas
• Superior: - edema (- /-), sianosis (-)
- clubbing finger (-)
• Inferior: - edema (-/-), sianosis (-)
- clubbing finger (-)
HEMATOLOGI Ditemukan RujukanHemoglobin 10.8 g/dl 13-16 g/dlLeukosit 7.300 /ul 5,000-10,000 /ulHematokrit 32% 40-48%Trombosit 288.000 /ul 150,000-400,000 /ulHITUNG JENIS LEUKOSIT
Ditemukan Rujukan
Basophil - 0-1 %Eosinophil - 1-3 %Batang - 2-6 %Segment 76 % 50-70 %Limfosit 17 % 20-40 %Monosit 7 % 2-8 %LED 99 mm/Jam <15 mm/JamEritrosit 4,06 Juta/UL 4,5-5,5 Juta/UL
KIMIA KLINIK Ditemukan Rujukan
Bilirubin Total 6,4 g/dl 6,0-8,7 g/dl
Albumin 2,9 g/dl 3,5-5,2 g/dl
Globulin 3,5 mg/dl 2,5-3,1 mg/dl
SGOT 33,6 U/L <37 U/L
SGPT 44,4 U/L <40 U/L
LIQUOR / PLEURA / SENDI / LCSPeriksa Pleura / Asites Ditemukan Rujukan
MakroskopisWarna Kuning Kejernihan Keruh Bekuan +
MikroskopisJumlah sel 1.060 Hitung Sel PMN 10 Hitung Sel MN 90
KimiaProtein - <500 mg/dlGlukosa 91 Rivalta +
SEROBIOLOGIBTA 3x Ditemukan Rujukan
BTA sewaktu - -BTA pagi - -BTA Sewaktu - -Pewarnaan Gram SEL LEUKOSIT 0.1 SEL EPITEL +
KUMAN BATANGGram Positif Tidak diteukan Gram Negatif Ditemukan
KUMAN COCUSGram Positif Tidak Ditemukan KUMAN DIPLOCOCUS Tidak Ditemukan KUMAN TETRACOCUS Tidak Ditemukan
• Diagnosa banding :
tumor paru
TB paru
• Diagnosa kerja
Efusi pleura sinistra
Terapi :
• IVFD RL 11 TPM
• Cefotaxime 1gr 3 x I
• Rantin 50mg 2 x I
• OBH 3 x IIC
Tanggal 20 januari pagi pengobatan di atas dihentikan setelah dilakukan punksi pleura dengan hasil sero xantochrome (kuning) sebanyak ± 900 CC dengan kejernihan keruh.
• Pengobatan dilanjutkan dengan :
• Rifampisin 500mg
• Isoniazid 300mg
• Pyrazinamide 100mg
• Etambutol 100mg
• B 6 3 x 1
• Prednisone :
• 4 x 2 selama 3 hari
• 3 x 2 selama 3 hari
• 2 x 2 selama 3 hari
• 2 x 1 selama 3 hari
• 1 x 1 selama 3 hari
• Oxygen canal 4 L/menit
• Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
• Initial planing
• Edukasi
• Menghentikan kebiasaan merokok
• Minum obat secara teratur
• Kontrol secara teratur
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
FISIOLOGI
DEFINISI
Akumulasi cairan
Kavum Pleura
Lebih dari 10-20 cc
ETIOLOGI
Mekanisme sebagai berikut memainkan peran dalam pembentukan efusi pleura:
1. Perubahan permeabilitas membran pleura (misalnya, radang, keganasan, emboli paru)
2. Pengurangan tekanan onkotik intravaskular (misalnya, hipoalbuminemia, sirosis)
3. Peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan pembuluh darah (misalnya, trauma, keganasan, peradangan, infeksi, infark paru, obat hipersensitivitas, uremia, pankreatitis)
4. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam sirkulasi sistemik dan / atau paru-paru (misalnya, gagal jantung kongestif, sindrom vena kava superior)
5. Pengurangan tekanan dalam ruang pleura, mencegah ekspansi paru penuh (misalnya, atelektasis yang luas, mesothelioma)
6. PENURUNAN DRAINASE LIMFATIK ATAU PENYUMBATAN LENGKAP, TERMASUK OBSTRUKSI DUKTUS TORAKS ATAU PECAH (MISALNYA, KEGANASAN, TRAUMA)
7. PENINGKATAN CAIRAN PERITONEAL, DENGAN MIGRASI DI DIAFRAGMA MELALUI LIMFATIK ATAU CACAT STRUKTURAL (MISALNYA, SIROSIS, DIALISIS PERITONEAL)
8. PERPINDAHAN CAIRAN DARI EDEMA PARU KE PLEURA VISERAL
9. PENINGKATAN TEKANAN ONKOTIK DI CAIRAN PLEURA YANG PERSISITEN MENYEBABKAN ADANAYA AKUMULASI CAIRAN DI PLEURA
10.PEMBENTUKAN CAIRAN YANG BERLEBIHAN, KARENA RADANG (TUBERKULOSIS, PNEUMONIA, VIRUS, BRONKIEKTASIS, ABSES AMUBA SUBFRENIK YANG MENEMBUS KE RONGGA PLEURA), KARENA TUMOR DAN TRAUMA
GEJALA KLINIS
Dispnea
Batuk
Demam
Nyeri dada seperti tertekan
1. Anamnesis dan gejala klinis
Keluhan utama penderita adalah nyeri dada sehingga penderita membatasi pergerakan rongga dada dengan bernapas pendek atau tidur miring ke sisi yang sakit. Selain itu sesak napas terutama bila berbaring ke sisi yang sehat disertai batuk batuk dengan atau tanpa dahak. Berat ringannya sesak napas ini ditentukan oleh jumlah cairan efusi. Keluhan yang lain adalah sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
2. Pemeriksaan fisis
Pada pemeriksaan fisik toraks didapatkan dada yang terkena cembung selain melebar dan kurang bergerak pada pernapasan. Fremitus vokal melemah, redup sampai pekak pada perkusi, dan suara napas lemah atau menghilang. Jantung dan mediastinum terdorong ke sisi yang sehat. Bila tidak ada pendorongan, sangat mungkin disebabkan oleh keganasan
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS3. Pemeriksaan radiologik
Pemeriksaan radiologis mempunyai nilai yang tinggi dalam mendiagnosis efusi pleura, tetapi tidak mempunyai nilai apapun dalam menentukan penyebabnya. Secara radiologis jumlah cairan yang kurang dari 100 ml tidak akan tampak dan baru jelas bila jumlah cairan di atras 300 ml.
Foto toraks dengan posisi posterioe anterior akan memperjelas kemungkinan adanya efusi pleura masif. Pada sisi yang sakit tampak perselubungan masif dengan pendorongan jantung dan mediastinum ke sisi yang sehat.
4. Torakosentensis
Tujuan torakosentesis (punksi pleura) di samping sebagai diagnostik juga sebagai terapeutik (dapat digunakan sebagai sample analisa cairan pleura)
• Obati penyakit yang mendasarinya
Hemotoraks
Jika darah memasuki rongga pleura hempotoraks biasanya dikeluarkan melalui sebuah selang. Melalui selang tersebut bisa juga dimasukkan obat untuk membantu memecahkan bekuan darah (misalnya streptokinase dan streptodornase). Jika perdarahan terus berlanjut atau jika darah tidak dapat dikeluarkan melalui selang, maka perlu dilakukan tindakan pembedahan
Kilotoraks
Pengobatan untuk kilotoraks dilakukan untuk memperbaiki kerusakan saluran getah bening. Bisa dilakukan pembedahan atau pemberian obat antikanker untuk tumor yang menyumbat aliran getah bening.
PENATALAKSANAAN
Empiema
Pada empiema diberikan antibiotik dan dilakukan pengeluaran nanah. Jika nanahnya sangat kental atau telah terkumpul di dalam bagian fibrosa, maka pengaliran nanah lebih sulit dilakukan dan sebagian dari tulang rusuk harus diangkat sehingga bisa dipasang selang yang lebih besar. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk memotong lapisan terluar dari pleura (dekortikasi).
Pleuritis TB
Pengobatan dengan obat-obat antituberkulosis (rimfapisin, inh, pirazinamid/etambutol/streptomisin) memakan waktu 6-12 bulan. Dosis dan cara pemberian obat seperti pada pengobatan tuberkulosis paru. Pengobatan ini menyebabkan cairan efusi dapat diserap kembalai, tapi untuk menghilangkan eksudat ini dengan cepat dapat dilakukan torakosentesis. Umumnya cairan diresolusi dengan sempurna, tapi kadang-kdang dapat diberikan kortikosteroid secara sistematik (prednison 1 mg/kgbb selama 2 minggu, kemudian dosis diturunkan).
PENATALAKSANAAN
• Torakosentesis
• Chest tube
• Pleurodesis
Komplikasi
• Infeksi
• Fibrosis
Prognosis pada efusi pleura bervariasi sesuai dengan etiologi yang mendasari kondisi itu. Namun pasien yang memperoleh diagnosis dan pengobantan lebih dini akan lebih jauh terhindar dari komplikasi daripada pasien yang tidak memedapatkan pengobatan dini.
Efusi ganas menyampaikan prognosis yang sangat buruk, dengan kelangsungan hidup rata-rata 4 bulan dan berarti kelangsungan hidup kurang dari 1 tahun. Efusi dari kanker yang lebih responsif terhadap kemoterapi, seperti limfoma atau kanker payudara, lebih mungkin untuk dihubungkan dengan berkepanjangan kelangsungan hidup, dibandingkan dengan mereka dari kanker paru-paru atau mesothelioma.
Efusi parapneumonic, ketika diakui dan diobati segera, biasanya dapat di sembuhkan tanpa gejala sisa yang signifikan. Namun, efusi parapneumonik yang tidak terobati atau tidak tepat dalam pengobatannya dapat menyebabkan fibrosis konstriktif.
PROGNOSIS
DISKUSI KASUS
Literatur Perbandingan
Kasus
• Sesak• Demam• Batuk• Rasa berat di dada
anamnesis • Tidak sesak• Demam• Batuk• Tidak ada rasa
berat di dada
• Dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggal
• Vokal fremitus menurun
• Perkusi dull sampal flat
• Bunyi pernafasan menurun sampai menghilang
• Pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat dapat dilihat atau diraba pada treakhea
Pemeriksaan fisis
• Dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggal
• Vokal fremitus menurun
• Perkusi dull sampal flat
• Bunyi pernafasan menurun sampai menghilang
Literatur Perbandingan
Kasus
• Tergantung Etiologi Terapi •Rifampisin 500mg•Isoniazid 300mg•Pyrazinamide 100mg•Etambutol 100mg•B 12 3 x 1•Prednisone :
4 x 2 selama 3 hari3 x 2 selama 3 hari2 x 2 selama 3 hari2 x 1 selama 3 hari1 x 1 selama 3 hari
Oxygen canal 4 L/menit
TERIMA KASIH