CASE I an.nanang Tyo

36
PENGESAHAN Dengan hormat , Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi periode 16 Junil 2012 - 4 Agustus 2012 dengan judul “ Leukemia Limfoblastik Akut” yang disusun oleh : Nama : Setio Leksono NIM : 0761050160 Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh : Yth. Dr.Mas Wisnuwardhana, SpA 1

Transcript of CASE I an.nanang Tyo

Page 1: CASE I an.nanang Tyo

PENGESAHAN

Dengan hormat ,

Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi

periode 16 Junil 2012 - 4 Agustus 2012 dengan judul “ Leukemia Limfoblastik

Akut” yang disusun oleh :

Nama : Setio Leksono

NIM : 0761050160

Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh :

Yth. Dr.Mas Wisnuwardhana, SpA

Pembimbing,

Dr. Mas Wisnuwhardhana, Sp.A

1

Page 2: CASE I an.nanang Tyo

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama Pasien : An. Nn

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Bulak Sana Jaya Sakti Muara Genteng

Tempat Lahir : Bekasi

Tanggal Lahir : 28 Oktober 2010

Pendidikan : -

Identitas Orang Tua

Ayah Ibu

Nama : Tn. E Ny.E

Umur : 26 tahun 23 tahun

Pendidikan : SLTA SD

Agama : Islam Islam

Pekerjaan : Wiraswasta Ibu Rumah tangga

Suku : Sunda Sunda

Hubungan dengan orang tua : Anak kandung

II. Anamnesa

Alloanamnesa dilakukan pada ibu kandung pasien pada hari jumat, 14 Juni 2012, jam

10.00 WIB.

Keluhan Utama :

Lemas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

Keluhan tambahan :

Pucat, tidak nafsu makan, BAB mencret dan berwarna hitam

2

Page 3: CASE I an.nanang Tyo

Riwayat Penyakit Sekarang :

± 7 hari SMRS menurut ibu pasien, pasien terlihat lemas, lemas dirasakan setiap saat

walaupun tidak beraktivitas. Keluhan lemas dirasakan diseluruh tubuh. Karena lemas

pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya bermain dengan teman dan

keluargannya. Selain itu pasien juga merasakan sesak napas, tidak nafsu makan, dan

terlihat pucat yang dirasakan bersamaan dengan keluhan lemas. Untuk mengurangi

keluhan orang tua pasien sudah memberikan multivitamin namun keluahan tidak

berkurang. 1 hari SMRS pasien mngeluh BAB mencret berwarna hitam, BAK normal,

batuk (-), sesak (-).

Pasien memiliki riwayat kejang sebelumnnya sebanyak 2x pada saat umur 8 bulan dan

18 bulan. Menurut orang tua pasien keluhan ini muncul pada saat pasien panas tinggi.

Pasien dirawat di rumah sakit selama 7 hari untuk keluhan ini.

Riwayat kebiasaan pribadi pasien sehari-hari bermain dengan teman sebayanya di

lingkungan tempat tinggalnya, riwayat makan-makanan jajanan disangkal, riwayat

alergi disangkal..

Riwayat Kehamilan / Kelahiran :

Kehamilan Morbiditas kehamilan Ibu pasien ketika hamil

tidak menderita penyakit

apapun.

Perawatan antenatal Ibu pasien jarang kontrol

ke dokter selama masa

kehamilan

Kelahiran Tempat kelahiran Bidan Praktek Swasta

Penolong kelahiran Bidan

Cara persalinan Normal

Masa Gestasi 36 minggu

Keadaan bayi BB : 2600 gram

PB : 47 cm

Bayi langsung menangis

dan tidak ada kelainan

bawaan.

3

Page 4: CASE I an.nanang Tyo

Riwayat Perkembangan :

Pertumbuhan gigi I : 7 bulan

Psikomotor :

Tengkurap : 2,5 bulan

Duduk : 7 bulan

Berdiri : 12 bulan

Berjalan : 15 bulan

Bicara : 12 bulan

Riwayat makanan

Umur

(bulan)

ASI/PASI Buah/biscuit Bubur susu Nasi Tim

0-2 *

2-4 * *

4-6 * * *

6-8 * * * *

8-10 *

10-12 *

Riwayat imunisasi

Ibu pasien lupa kapan tepatnya dan imunisasi apa saja yang diberi, ia hanya merasa

imunisasi yang diberikan pada pasien dimulai pertama kali setelah pasien lahir dan

imunisasi DPT + polio sebanyak 3 kali.

a. BCG : 1 bulan

b. DPT : 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan

c. Polio : 0 bulan, 1 bulan, 4 bulan

d. Campak : -

e. Hepatitis B : 0 bulan, 3 bulan

Kesan : Imunisasi dasar PPI tidak lengkap

4

Page 5: CASE I an.nanang Tyo

Riwayat Penyakit yang pernah diderita

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Peny. Jantung -

Cacingan - Diare Sering Peny. Ginjal -

Deman

berdarah

- Kejang 2x

(8 bln

&18

bln)

Peny. Darah -

Deman

tifoid

- Kecelakaan - Radang Paru -

Otitis - Morbili - Tuberculosis -

Parotitis - Operasi - Asma -

III. Pemeriksaan Fisik

Tanggal 14 Juni 2012, jam 10.00 WIB.

Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat

Tanda Vital

√ Kesadaran : Composmentis

√ Frekuensi Nadi : 120 x/ menit

√ Tekanan Darah : tidak diukur

√ Frekuensi Pernafasan : 34 x/ menit

√ Suhu Tubuh : 370 C

Data Antropoemetri

√ Berat Badan : 9 kg

√ Panjang Badan : 76 cm

Kepala

√ Bentuk : Normocephali

√ Rambut : Rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata

√ Mata : Pupil isokor, RCL (+)/(+), RCTL (+)/(+), sklera tidak ikterik,

konjungtiva anemis

√ Telinga : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-

√ Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-), nafas cuping

5

Page 6: CASE I an.nanang Tyo

hidung (-/-)

√ Mulut : mukosa bibir lembab,mukosa faring tidak hiperemis, tonsil

T2-T2

Leher : KGB teraba membesar

Thoraks

√ Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi supraclavicula (-),

Retraksi intercostal (+), retraksi subcostal (-)

√ Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri

√ Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

√ Auskultasi : Pulmo: BND eksperium memanjang, rhonki +/+, whezing +/+

Cor : BJ I & II normal, mumur -, gallop –

Abdomen

√ Inspeksi : Perut tampak datar

√ Auskultasi : Bising Usus (+) N

√ Palpasi : Supel, hepar BH 1 1/3, BH 2 1/3, lien teraba membesar s

schuffner 2, NT (+)

√ Perkusi : Timpani, NK (-)

Kulit : Ikterik (-), ekimosis (+) ekstrimitas superior dan inferior.

Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), capillary refil >2 detik,

tugor cukup

IV. Pemeriksaan Penunjang

JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

14 Juni 2012

HEMATOLOGI LENGKAP

LED

Jumlah leukosit

Darah Tepi :

Blast

Promielosit

Mielosit

-

400 ribu

4 %

0

0

mm

ribu/ml

<15

5 - 10

6

Page 7: CASE I an.nanang Tyo

Metamielosit

Basofil

Eosinofil

Batang

Segment

Limfosit

Monosit

Jumlah eritrosit

Hemoglobin

Hematokrit

Jumlah Trombosit

GDS

Na

K

Cl

15 Juni 2012

Na

K

Cl

Ca

Leukosit

0

0

1

1

8

84

2

1,4

5,3

14,5

68

104

128

5

88

155

3

112

8,2Tak terhitung

%

%

%

%

%

%

juta/ml

gr/dl

%

ribu/ml

mg/dl

mmol/L

mmol/L

mmol/L

mmol/L

mmol/L

mmol/L

mg/dL

ribu/ml

<1

1 – 3

2 – 6

50 – 70

20 – 40

2 – 8

4 – 5

12 – 14

37 – 47

150 – 400

60 – 110

135 - 145

3,5 – 5,0

94 – 111

135 - 145

3,5 – 5,0

94 – 111

8,9-10,1

5 - 10

V. Diagnosa Kerja

Suspek Leukemia Akut

VI. Diagnosa Banding

ALL

AML

VIII. Penatalaksanaan

- Rawat Inap

- O2 : 2 Lpm/menit

7

Page 8: CASE I an.nanang Tyo

- Diet : Puasa

- IVFD : - Transfusi PRC 170 cc dalam serial, + Bicnat 25 Meq

`` - RL 8 tetes/menit

- MM/ : - Meropenem 2 x 400 mg (IV)

- Bicnat 2 x 2,5 Tab (PO)

- Ranitidin 2 x 0,5 cc (IV)

- Allopurinol 2 x 100 mg (PO)

IX. PROGNOSIS

Ad Vitam : ad Malam

Ad Fungsionam : ad Malam

Ad Sanationam : ad Malam

X. FOLLOW UP

Tanggal S O A P

14 Juni

2012

Jam

08.00

Lemas, sesak

napas, pucat,

BAB hitam

KU : TSB

KS : CM

N : 100 x/mnt

S : 36,50C

P : 34x/mnt

Mata : RCL +/+,RCTL

+/+, CA+/+, SI-/-

Mulut : mukosa bibir

lembab,mukosa

faring tidak

hiperemis, tonsil

T1-T1

Leher : KGB teraba

membesar

Cor : SIS2 reg, m -, g -

Paru : Sn ves, rh-/-, wh

Leukemia

limfositik

kronik

eksaserbasi

akut.

- Rawat Inap

- O2 : 2 Lpm/menit

- Diet : Puasa

-IVFD : 2 line

Transfusi PRC 170 cc

dalam serial, + Bicnat

25 Meq + Na 3 %

20cc

KA EN 3A

20 tetes/menit

MM/ :

Meropenem 2x400 mg (IV)

Bicnat 2 x 2,5 Tab (PO)

Ranitidin 2 x 0,5 cc (IV)

Allopurinol 2x100 mg (PO)

8

Page 9: CASE I an.nanang Tyo

-/-

Abd : Perut tampak datar

BU (+) N,

Supel, hepar Bh I

1/3, BH II 1/3 dan

lien teraba

schuffner 3, NT

(+),Timpani, NK(-)

Eks : Akral hangat, cap

refil > 2 detik

15 Juni

2012

08.00

Lemas, sesak

napas, BAB

masih hitam

KU : TSB

KS : CM

N : 126x/mnt

S : 37,60C

P : 36x/mnt

Mata : RCL +/+,RCTL

+/+, CA+/+, SI-/-

Mulut : mukosa bibir

Kering, mukosa

faring

hiperemis, tonsil

T2-T2

Leher : KGB teraba

membesar

Cor : SIS2 reg, m -, g -

Paru : Sn ves, rh-/-, wh

-/-

Abd : Perut tampak datar

BU (+) N,

Supel, hepar Bh I

1/3, BH II 1/3 dan

lien teraba

schuffner 3, NT

Leukemia

limfositik

kronik

eksaserbasi

akut.

- Rawat Inap

- O2 : 2 Lpm/menit

- Diet : Puasa

-IVFD : 2 line

Transfusi PRC 170 cc

dalam serial, + Bicnat

25 Meq

RL 8 tetes/menit

MM/ :

Meropenem 2x400 mg (IV)

Bicnat 2 x 2,5 Tab (PO)

Ranitidin 2 x 0,5 cc (IV)

Allopurinol 2x100 mg (PO)

9

Page 10: CASE I an.nanang Tyo

(+),Timpani, NK(-)

Eks : Akral hangat, cap

refil > 2 detik

sianosis (-)

15 Juni

2012

17.20

15 Juni

2012

Kejang

Kejang

KU : TSB

KS : Somnolen

N : 140 x/mnt

S : 370C

P : 38x/mnt

Mata : RCL +/+,RCTL

+/+, CA-/-, SI-/-

Mulut : mukosa bibir

lembab,mukosa

faring tidak

hiperemis, tonsil

T2-T2

Leher : KGB teraba

membesar

Cor : SIS2 reg, m -, g -

Paru : Sn ves, rh +/+, wh

+/+.

Abd : Perut tampak datar

BU (+) N,

Supel, hepar dan

lien tidak teraba

membesar, NT(-),

Timpani, NK (-)

Eks : Akral hangat, cap

refil > 2 detik,

sianosis (-)

KU Memburuk

Dilakukan Resusitasi

Leukemia

limfositik

kronik

eksaserbasi

akut.dengan

komplikasi

ensefalopati

DD/

Imbalance

elektrolit

MM :

Diazepam 4,5 i.v

Konsul dr. Dina , Sp.A :

- Penthal 75 mg i.v

8 Jam kemudian :

- Penthal 2x45 mg i.v

(selama 2 hari)

Selanjutnya :

- Penthal 2x25 mg i.v

10

Page 11: CASE I an.nanang Tyo

21.00 selama + 30 mnt

- Pasien Meningga

Dunia Pukul

22.00 WIB

XI. Penatalaksanaan

- Rawat Inap

- O2 : 2 Lpm/menit

- Diet : Puasa

- IVFD : - Transfusi PRC 170 cc dalam serial, + Bicnat 25 Meq

`` - RL 8 tetes/menit

- MM/ : - Meropenem 2 x 400 mg (IV)

- Bicnat 2 x 2,5 Tab (PO)

- Ranitidin 2 x 0,5 cc (IV)

- Allopurinol 2 x 100 mg (PO)

XI. Analisa Kasus

Seorang anak laki-laki umur 1 tahun 8 bulan, BB 9 Kg, PB 76 cm dirawat di RSUD

Bekasi sejak tanggal 15 Juni 2012 dengan diagnosa kerja Leukemia limfositik kronik

eksaserbasi akut..

Anamnesa:

± 7 hari SMRS menurut ibu pasien, pasien terlihat lemas, lemas dirasakan setiap saat

walaupun tidak beraktivitas. Keluhan lemas dirasakan diseluruh tubuh. Karena lemas

pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya bermain dengan teman dan

keluargannya. Selain itu pasien juga merasakan sesak napas, tidak nafsu makan, dan terlihat

pucat yang dirasakan bersamaan dengan keluhan lemas. Untuk mengurangi keluhan orang

tua pasien sudah memberikan multivitamin namun keluahan tidak berkurang. 1 hari SMRS

pasien mngeluh BAB mencret berwarna hitam, BAK normal, batuk (-), sesak (+).

Pasien memiliki riwayat kejang sebelumnnya sebanyak 2x pada saat umur 8 bulan dan 18

bulan.

11

Page 12: CASE I an.nanang Tyo

Pemeriksaan fisik:

Tanda Vital

√ Kesadaran : Composmentis

√ Frekuensi Nadi : 120 x/ menit

√ Tekanan Darah : tidak diukur

√ Frekuensi Pernafasan : 34 x/ menit

√ Suhu Tubuh : 370 C

Mata : Konjungtiva anemis

Abdomen : Hepato splenomegali

KGB : Pembesaran KGB (+)

Kulit : Ekimosis (+)

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik:

Dari anamnesis dan pemeriksaan fifik pada kasus An. A umur 1 tahun 8 bulan dengan berat 9

kg, ditemukan gejala anemia berupa konjungtiva anemis, lemas dan sesak napas disertai

keadaan lemas, selain itu didapatkan gambaran ekimosis, perdarahan saluran cerna, hepato

splenomegali, pembesaran KGB generalisata sesuai dengan teori gajala ini masuk dalam

kriteria diagnosis Leukemia Akut, tetapi dalam kasus pasien didiagnosa Leukemia

Limfoblastik kronik dengan eksaserbasi akut.

Kesan tidak sesuai dengan teori

Dari laboratorium:

Pada pemeriksaan didapatkan jumlah leukosit 400.000 /ml, blast 4 % , neutropenia pada

apusan darah tepi, eritrosit 1,46 juta, Hb 5,3 gr/dL, Ht 14,5 %, dan trombosit 68 ribu/ml

Berdasarkan teori leukositosis, neutropenia, trombositopenia, penurunan Hb dan eritrosit

dengan blast positif pada apusan darah tepi menggambarkan Diagnosa Leukemia

Dari diagnosa kerja:

Hiperleukositosis

Suspek Leukemia Akut

12

Page 13: CASE I an.nanang Tyo

Leukostasis Serebral

Hiponatremia

Hipernatremia

Dari terapi:

Terapi yang diberikan pada kasus mengarah kepada terapi suportif yang dilakukan untuk

memperbaiki keadaan umum pasien seblum masuk ke dalam terapi leukemia sesuai dengan

protokol penanganan leukemia.

Pada teori terapi suportif diberikan untuk memperbaiki keadaan umum sebelum masuk

kedalam kemoterapi dan pada saat terapi dengan kemoterapi gagal remisi

Namun pada terapi dalam alkalisasi dengan Bicnat seharusnya dilakukan pemeriksaan AGD

terlebih dahulu.

Kesan : Terapi yang diberikan sesuai dengan teori

Penyebab Kematian :

Hiperleukositosis (400.ribu/ml(kegawatdaruratan hematologic)

Sudah mendapatkan terapai hidrasi, alkalinisasi, pemberian allopurinol

Namun tidak berhasil

Kemungkinan sudah terjadi leukostasis serebral & diperberat dengan

imbalance elektrolit Kejang Meninggal

13

Page 14: CASE I an.nanang Tyo

14

Page 15: CASE I an.nanang Tyo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN

A.Definisi

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum

tulang dan limfa (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau

akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang

normal. Proliferasi juga terjadi di hati, limpa, dan nodus limfatikus. Terjadi invasi organ non

hematologis seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.

Leukemia limfositik akut (LLA) sering terjadi pada anak-anak. Leukemia tergolong akut bila

ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut

merupakan keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah

normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-

organ lain. Leukemia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi dari sel tua

dan sel muda (Tejawinata, 1996).

Selain akut dan kronik, ada juga leukemia kongenital yaitu leukemia yang ditemukan

pada bayi umur 4 minggu atau bayi yang lebih muda.

B.Etiologi

Penyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar karena virus (virus

onkogenik).

Faktor lain yang berperan antara lain:

1. Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat

sulfat), infeksi (virus dan bakteri).

2. Faktor endogen seperti ras

3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus

leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).

Faktor predisposisi:

1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell

leukimia-lymphoma virus/HTLV)

2.Radiasi ionisasi: lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya

3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti

15

Page 16: CASE I an.nanang Tyo

neoplastik.

4.Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

5. Faktor herediter misalnya pada kembar satu telur

6.Kelainan kromosom (kromosom Philadelphia)

Jika penyebab leukimia disebabkan oleh virus, virus tersebut akan mudah masuk ke dalam

tubuh manusia jika struktur antigen virus tersebut sesuai dengan struktur antigen manusia.

Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh terutama

kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh(antigen jaringan). Oleh WHO,

antigen jaringan ditetapkan dengan istilah HL-A (human leucocyte locus A). Sistem HL-A

individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehingga peranan faktor ras dan keluarga

sebagai penyebab leukemia tidak dapat diabaikan.

C. Patofisiologi

Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya

berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karena terjadinya

kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut

kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah

tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan

sel darah normal.

Terdapat dua mis-konsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia, yaitu:

1. Leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering ditemukan pada

leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Hal ini diakibatkan karena produksi yang

dihasilkan adalah sel yang immatur.

2. Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah normal atau jaringan

vaskuler. Destruksi seluler diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekuensi

kompetisi untuk mendapatkan elemen makanan metabolik.

D.Klasifikasi Leukimia

1.Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid;

monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok

usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan

16

Page 17: CASE I an.nanang Tyo

leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

2.Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)

LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel

normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang

individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda

dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,

peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

3.Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis

pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau

penanganan penyakit.

4.Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki

lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15tahun.

LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan

perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

Staging ALL Menurut FAB (French-American-British)

1. ALL-L1: sel seragam (homogenous), dengan ukuran kecil, basofil sedikit sampai sedang.

2. ALL-L2: sel bervariasi (hetrogenous), berukuran besar, berinti 1 atau lebih dan jumlah basofil yang bervariasi

3. ALL-L3: sel seragam (homogenous) besar, inti reguler dengan vakuola (gelembung-seperti fitur)

Staging ALL Menurut WHO

WHO merekomendasikan bahwa klasifikasi FAB ditinggalkan, karena

klasifikasi morfologis tidak memiliki relevansi klinis atau prognostik. Itu bukan

pendukung penggunaan klasifikasi immunophenotypic disebutkan di bawah ini.

1 - Akut lymphoblastic leukemia / limfoma Sinonim: Mantan Fab L1/L2

i. Prekursor B akut lymphoblastic leukemia / limfoma. Cytogenetic subtipe:

o t (12; 21) (p12, Q22) TEL/AML-1

17

Page 18: CASE I an.nanang Tyo

o t (1; 19) (Q23; p13) PBX/E2A

o t (9; 22) (q34; Q11) ABL / BCR

o T (V, 11) (V; Q23) V / MLL

ii. Prekursor T leukemia lymphoblastic akut / limfoma

2 - leukemia Burkitt / limfoma Sinonim: Mantan FAB L3

3 - leukemia akut Biphenotypic

Gambar 1.

Proses Pembentukan sel darah

(Hematopoesis)

E.Tanda dan Gejala

1.Anemia

Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang

memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin,

turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia

mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.

2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi

Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan

tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat

bekerja secara optimal.

18

Page 19: CASE I an.nanang Tyo

3. Perdarahan

Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi,

hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.Perdarahan ini

dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah,

perdarahan dapat terjadi secara spontan.

4. Penurunan kesadaran

Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai

gangguan seperti kejang sampai koma.

5. Penurunan nafsu makan

6.Kelemahan dan kelelahan fisik

Gambar 2

Patogenesis Leukemia

F.Gambaran Klinis

1. Anak kelihatan pucat.

2. Demam.

3. Anemia.

19

Page 20: CASE I an.nanang Tyo

4. Perdarahan: ptekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi.

5. Kelemahan.

6. Nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan.

7. Purpura.

8. Pembesaran hepar dan lien.

9. Gejala tidak khas: sakit sendi atau tulang karena infiltrasi sel-sel ganas.

10. Jika terdapat infiltrasi ke dalam susunan saraf pusat, dapat ditemukan tanda meningitis.

11. Peningkatan cairan cerebrospinal mengandung protein.

12. Penurunan glukosa.

G. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis yang

kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast

(menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia).

Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari

sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).

Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari

jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.70 – 90%

dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK) menunjukkan kelainan kromosom yaitu

kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph 1).

50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

mempunyai kelainan berupa:

- Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid

- Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid

(2n+a)

- Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)

- Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan merupakan

kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil.

Untuk menentukan pengobatannya harus diketahui jenis kelainan yang

ditemukan. Pada leukemia biasanya didapatkan dari hasil darah tepi berupa

limfositosis lebih dari 80% atau terdapat sel blast. Juga diperlukan pemeriksaan

dari sumsum tulang dengan menggunakan mikroskop elektron akan terlihat

adanya sel patologis.

20

Page 21: CASE I an.nanang Tyo

H. Penatalaksanaan

Program terapi

Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal yaitu:

1.Memperbaiki keadaan umum (suportif) dengan tindakan:

- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi.

- Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³,

maka diperlukan transfusi trombosit.

- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

2. Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya

tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Induksi untuk mencapai remisi, obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering

disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud

untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal

sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.

Intensifikasi dilakukan selama 8 minggu segera setelah penderita mengalami

pemuliah baik klinis maupun laboratories dan mencapai remisi komplit, yaitu dengan

cara pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi

dan mengurangi sel pokok (stem cell) leukemia.

Profilaksis SSP selama kurang lebih 12 minggu yaitu, mencegah penyebaran sel-sel

abnormal ke sistem saraf pusat

Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi

yang dilakukan selama 2-3 tahun.

3 fase Pelaksanaan Kemoterapi:

1. Fase Induksi

Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi

Cyclophosphamide 1200 mg/m2 i.v pada 1 hari pertama, daunorubicin 45 mg/m2/hari pada

hari 1-3 pertama, vyncristine 2mg i.v, kortikosteroid (prednison) 60mg/m2/hari, L

Asparaginase 6000 IU/m2 SK.. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit

21

Page 22: CASE I an.nanang Tyo

berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang

dari 5%.

2.Fase Intensifikasi

Pada fase ini diberikan 6- mercaptopurine 60mg/m2/hari PO 1-14 hari, intratekal

methotrexate 15 mg, cyclophosphamide 1000 mg/m2 i.v pada 1 hari pertama. Vyncristin 2mg

i.v , L asparaginase 6000 IU/m2 dimulai hari ke 15

3. Fase profilaksis sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi terapui radiasi intra cranial, methotrexate, cytarabine, dan

hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak.Terapi irradiasi

cranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

4.Terapi Rumatan

Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan

mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, dilakukan

pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika

terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat

dikurangi.

22

Page 23: CASE I an.nanang Tyo

Tabel 2a dan 2b Protokol Penatalaksanaan ALL 2006

Prognosis

Prognosis Leukemia limfoblastik akut, antara lain :

1. Jumlah leukosit awal lebih dari 50.000 /m3

2. Umur pasien saat didiagnosis

3. Jenis Kelamin

4. Respon terapi pada saat pemberian terapi inisial, dilihat melalui BMP jumlah sel Blast

5. Kelainan jumlah kromosom, dilihat dari indeks DNA

6. Fenotipe imunologis

Faktor Prognosis Buruk Prognosis Baik

Usia <1,5 th atau > 10 th 1,5 th -10 th

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jumlah Leukosit awal >50.000 /mm3 <50.000 /mm3

Imunofenotip Pro-B,B,T Common, pre B

23

Page 24: CASE I an.nanang Tyo

Ploidi Non hiperploidi Hiperploidi

Sitogenetik t(4;11), t(9;22) T(12;21)

Blast darah tepi hari ke-8 >1000/mm3 <1000/mm3

Remisi Setelah Induksi Tak remisi Tercapai Remisi

DNA Indeks >1.16 ≤1.16

Tabel 1. Dikutip dari Tornqvist M, Ehrenberg L. Estimation of Cancer Risk Caused by

Environmental Chemical Based On In Vivo Dose Measurement. J eviron Pathol Toxocol

Oncol 2001

24

Page 25: CASE I an.nanang Tyo

DAFTAR PUSTAKA

1. Permono.B, Ratwita M. Leukemia Limfoblastik Akut. Dikutip dari (http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-xjkr243.html) diakses pada 30 Juni 2012

2. Simon. N, Meadow.R. Lecture Note Pediatrika. Edisi Ke 7. BAB. 21 Penyakit Neoplastik. Hal. 223-225. 2003. Erlangga

3. Thomas W. McLean, Marcia M. Wofford . Essential Of Pediatri. Nelson. Chapter 155 Hal 737-740. 2007. Elsevier

4. Tornqvist M, Ehrenberg L. Estimation of Cancer Risk Caused by Environmental Chemical Based On In Vivo Dose Measurement. J eviron Pathol Toxocol Oncol 2001

25