Case Report Bab i II III IV v Dafpus
-
Upload
ahmad-setyadi -
Category
Documents
-
view
240 -
download
2
description
Transcript of Case Report Bab i II III IV v Dafpus
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Diskus intervertebralis tersusun atas jaringan fibrokartilago yang berfungsi
sebagai penyangga beban, peredam kejut (shock absorber) juga memungkinkan
gerakan antar vertebra. Diskus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra
satu sama lain dari servikal sampai lumbal/sakral. Diskus ini terdiri dari dua
bagian utama yaitu anulus fibrosus dan nukleus pulposus. Dimulai dari dekade
ketiga, usia di atas 20 tahun terjadi degenerasi diskus yang ditandai dengan
perubahan ukuran dan bentuk diskus. Nukleus polpusus secara gradual akan
mengalami sedikit dehidrasi dan kadar proteoglikan akan menurun sehingga
menyebabkan diskus bertambah kaku dan bila ada gaya tekan maka akan
disalurkan ke anulus secara asimetris, akibatnya timbul robekan pada anulus dan
nukleus hingga herniasi.1
Hernia nukleus pulposus merupakan suatu keadaan dimana annulus fibrosus
beserta nukleus pulposusnya menonjol ke dalam kanalis spinalis. Hernia nukleus
pulposus penting sekali karena merupakan salah satu dari banyak penyebab nyeri
punggung bawah akibat proses degenerasi. HNP meyebabkan sekitar 40% nyeri
punggung bawah (NPB). Penderita sering mengeluh sakit punggung menjalar ke
tungkai bawah terutama saat membungkuk. Timbulnya rasa nyeri diakibatkan
penekanan pada susunan saraf tepi yang terjepit pada area tersebut. Secara umum
kondisi ini seringkali terkait dengan trauma mekanik akut, namun dapat juga
sebagai akumulasi dari beberapa trauma dalam kurun waktu tertentu.2
Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 % dari populasi. Perbandingan laki-
laki dengan perempuan adalah 5 : 1. dengan insiden puncak pada umur 30 sampai
50 tahun. Hampir 80% dari HNP terjadi di daerah lumbal. Sebagian besar HNP
terjadi pada diskus L4-L5 dan L5-S1. Sedangkan HNP servikal hanya sekitar 20%
dari insiden HNP. HNP servikal paling sering terjadi pada diskus C6-C7, C5-C6,
C4-C5. Selain pada daerah servikal dan lumbal, HNP juga dapat terjadi pada
daerah torakal namun sangat jarang ditemukan. Lokasi paling sering dari HNP
torakal adalah diskus T9-T10, T10-T11, T11-T12. Karena ligamentum
longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya,
1
2
maka protrusi diskus cenderung terjadi ke arah posterolateral, dan menyebabkan
kompresi pada radiks saraf.1
MRI merupakan gold standard untuk herniasi diskus. Disamping itu MRI
dapat mendeteksi kelainan jaringan lunak (otot, tendon, dan ligamen) serta edema
yang terjadi disekitar HNP dan mendeteksi kelainan serius lainnya seperti tumor
atau infeksi. Modalitas MRI masih merupakan pemeriksaan yang jarang terdapat
didaerah serta memerlukan biaya yang relaitif tinggi. Disamping itu terdapat
beberapa keterbatasan pada pemeriksaan MRI yaitu kontraindikasi pada penderita
yang mempunyai pacemakers cardia dan benda-benda metal didalam tubuh
penderita.1,3
Foto konvensional secara langsung tidak dapat menilai herniasi diskus,
namun dapat menggambarkan adanya degenerasi diskus dimana degenerasi diskus
merupakan awal proses terjadinya herniasi diskus. Pada foto polos tanda-tanda
degenerasi diskus meliputi penyempitan celah sendi, osteofit, vacum disc
phenomena dan sclerosis end plate. Pemeriksaan foto polos lumbosakral
merupakan pemeriksaan yang mudah dikerjakan karena hampir semua rumah
sakit daerah mempunyai pesawat x-ray konvensional dan harganya relatif murah
serta tidak terdapat kontraindikasi untuk melakukan pemeriksaan tersebut.2
3
BAB II
IDENTIFIKASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 56 tahun
Alamat : Banda Aceh
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : wiraswasta
No. RekamMedik : 0-80-17-62
Tanggal pemeriksaan : 9 April 2015
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri pada leher hingga ke daerah bahu
Keluhan Tambahan :
Tangan sulit digerakkan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada leher yang sudah dirasakan sejak
1 bulan yang lalu. Nyeri yang dirasakan semakin memberat dan menjalar hingga
ke bahu dalam 1 minggu terakhir. Nyeri semakin dirasakan ketika pasien hendak
menggerakkan lehernya. Pasien juga mengeluhkan tangan sulit digerakkan dan
juga terkadang merasa kesemutan atau kebas
Riwayat Penyakit Dahulu:
Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini,
hipertensi, diabetes melitus, asma dan alergi tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga:
4
Tidak ada yang mengalami penyakit yang sama di keluarga pasien
Riwayat Pengobatan:
Pasien pernah berobat ke dokter namun lupa apa nama obat yang pernah
diberikan dan tidak mengurangi rasa nyeri pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Kesan sakit sedang
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 oC
Kepala
Bentuk : Normocephali
Rambut : Berwarna hitam, tebal dan sukar dicabut
Wajah : Simetris (+) Kaku (-)
Mata
Konjungtiva : Pucat (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Kedudukan bola mata : ortoforia/ortoforia
Pupil : bulat isokor 3mm/3mm.
Refleks cahaya langsung : (+/+)
Refleks cahaya tidak langsung : (+/+)
Telinga
Selaput pendengaran : tidak dinilai Lubang : lapang
Penyumbatan : -/- Serumen : +/+
Perdarahan : -/- Cairan : -/-
Mulut
5
Bibir : Sianosis (-)
Lidah : Tremor (-), hiperemis (-), papil atrofi (-)
Tonsil : Sulit dinilai
Faring : Sulit dinilai
Leher
Trakhea : Terletak ditengah, deviasi (-)
KGB : Pembesaran (-)
Kelenjar Tiroid : Pembesaran (-)
Kelenjar Limfe : Pembesaran (-)
Thoraks
Inspeksi : Simetris (+/+)
Palpasi :
Stem Fremitus Paru Kanan Paru KiriLapangan Paru Atas Stem Fremitus Normal Stem Fremitus NormalLapangan Paru Tengah Stem Fremitus Normal Stem Fremitus NormalLapangan Paru Bawah Stem Fremitus Normal Stem Fremitus Normal
Perkusi:LapanganParu Paru Kanan Paru Kiri
Lapangan Paru Atas Sonor SonorLapangan Paru Tengah Sonor SonorLapangan Paru Bawah Sonor Sonor
Auskultasi :
Suara Nafas Utama Paru Kanan Paru KiriLapangan Paru Atas Vesikuler VesikulerLapangan Paru Tengah Vesikuler VesikulerLapangan Paru Bawah Vesikuler Vesikuler
SuaraNafasTambahan ParuKanan ParuKiriLapangan Paru Atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)Lapangan Paru Tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)Lapangan Paru Bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
6
Thorak Belakang
Inspeksi : Simetris
Palpasi :
Stem Fremitus ParuKanan ParuKiriLapangan Paru Atas Normal NormalLapangan Paru Tengah Normal NormalLapangan Paru Bawah Normal Normal
Perkusi:
LapanganParu ParuKanan ParuKiriLapangan Paru Atas Sonor SonorLapangan Paru Tengah Sonor SonorLapangan Paru Bawah Sonor Sonor
Auskultasi:
Suara Nafas Pokok ParuKanan ParuKiriLapangan Paru Atas Vesikuler VesikulerLapanganParu Tengah Vesikuler VesikulerLapanganParuBawah Vesikuler Vesikuler
Suara Nafas Tambahan ParuKanan ParuKiriLapangan Paru Atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)Lapangan Paru Tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)Lapangan Paru Bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat LMCS 2 jari ke medial
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS 2 jari ke medial
Perkusi
Batas Jantung Atas : Sela iga III sinistra
Batas JantungKiri : Linea Mid Clavikula Sinistra LMCS 2 jari ke medial
Batas JantungKanan : Linea Para Sternal Dextra 2 jari ke arah lateral
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler (-), bising (-)
Abdomen
Inspeksi :Simetris (+), distensi (-)
7
Palpasi : Soepel (+), massa (-), nyeri tekan (-)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballottement (-/-)
Perkusi : Timpani(+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Dalam batas normal
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : E4M6V5
Mata : Pupil Isokor, bulat, ukuran 3 mm/3 mm
Reflek cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+)
Tanda Rangsang Meningeal :
Kaku Kuduk (-), Laseque Test (-), Kernig Sign (-)
Nervus Kranialis :
NervusCranialis Kanan Kiri
Nervus IFungsi Penciuman Tidak diperiksa Tidak diperiksaNervus II Visus Kesan Normal Kesan NormalLapangan Pandang Kesan Normal Kesan NormalMelihat warna Buta warna (-) Buta Warna (-)Nervus IIIUkuran 3mm 3mmBentuk Pupil Bulat BulatReflek Cahaya Positif PositifNistagmus Negatif NegatifStrabismus Negatif NegatifNervus III, IV, VILateral
negatif posit
Positif Positif
Atas Positif PositifBawah Positif PositifMedial Positif PositifDiplopia Negatif Negatif
8
Nervus VMembuka Mulut Baik BaikMenggigit dan mengunyah Baik BaikNervus VIIMengerutkan dahi Sulit SulitMenutup Mata Normal NormalMenggembungkan pipi Normal
Memperlihatkan gigi NormalSudut bibir Terbentuk TerbentukNervus VIIIPendengaran Baik BaikNervus IX dan XBicara JelasReflek menelan BaikNervus XIMengangkat bahu Normal NormalMemutar kepala Normal NormalNervus XIIArtikulasi lingualis BaikPosisi lidah didalam mulut Normal Menjulurkan lidah Baik
Badan
Motorik
- Gerakan Respirasi : torako abdominal
- Gerakan Columna Vertebralis : simetris
- Bentuk Columna Vertebralis : kesan simetris
Sensibilitas
- Rasa Suhu : normal
- Rasa nyeri : normal
- Rasa Raba : normal
Anggota Gerak AtasMotorik Kanan Kiri- Pergerakan Lemah Lemah
- Kekuatan 5555 5555
- Tonus positif positif
Reflek s Kanan Kiri
- Bisceps positif positif
- Trisceps positif positif
9
Anggota Gerak BawahMotorik Kanan Kiri- Pergerakan Lemah Lemah
- Kekuatan 5555 5555
- Tonus negatif negatif
Kanan Kiri
- Patella positif positif
- Achilles positif positif
- Babinski negatif negatif
- Chaddok negatif negatif
- Gordon negatif negatif
- Oppenheim negatif negatif
Sensibilitas- Rasa Suhu : kesan normal
- Rasa nyeri : normal
- Rasa Raba : normal
FungsiAutonom
BAB dan BAK lancar, tidak ada gangguan.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium ( 2 April 2015)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 11,3 14,0-17,0 g/dL
Hemotokrit 38 45-55 %
Eritrosit 5,0 4,7-6,1 103 /mm3
Trombosit 249 150-450 103 /mm3
Leukosit 5,8 4,5-10,5 103 /mm3
MCV 75 80-100 Fl
Eosinofil 4 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
10
Neutrofil Segmen 60 50-70 %
Limfosit 26 20-40 %
Monosit 10 2-8 %
Glukosa Darah Sewaktu 99 60-110 mg/dL
Ureum 21 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,88 0,67-1,17 mg/dL
Asam urat 6,3 3,5-7,2 mg/dL
Pemeriksaan MRI Servikal (7 April 2015)
11
Kesimpulan MRI servikal:
C3-4, C4-5, C5-6, C6-7: bulging disc ke posterolateral kanan kiri dengan lipping proc pada uncocervicalis
12
V. DIAGNOSIS
1. HNP C3-4, C4-5, C5-6, C6-7
VI. TERAPI :
Medikamentosa :
- Gabapentin 1x300 mg
Non Medikamentosa:
- Fisioterapi
- Tidak mengangkat beban berat
13
BAB III
DISKUSI KASUS
Tn. A berumur 56 tahun datang dengan keluhan nyeri pada leher yang sudah
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri yang dirasakan semakin memberat dan
menjalar hingga ke bahu dalam 1 minggu terakhir. Nyeri semakin dirasakan
ketika pasien hendak menggerakkan lehernya. Pasien juga mengeluhkan tangan
sulit digerakkan dan juga terkadang merasa kesemutan atau kebas.
Pada pemeriksaan status neurologis kesadaran compos mentis E4M6V5,
pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya langsung (+/+). Motorik: kekuatan otot
ekstremitas atas 5555/5555, ekstremitas bawah 5555/5555, refleks fisiologis
biseps (+/+), triseps (+/+), patella (KPR) (+/+), tendon achilles (APR) (+/+),
refleks patologis (-/-). Sensorik: kesan normal. Otonom tidak ada gangguan.
Gerakan leher terbatas.
Keadaan klinis nyeri pada leher yang ditemukan pada pasien dikenal dengan
Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yaitu
keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus hingga
keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke
dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan. HNP
mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi Diskus Intervertebralis, ruptured
disc, slipped disc, prolapsus disc.
HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak
membungkuk dan mengangkat. Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus
pulposus menurun dan diganti oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut,
diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar dibedakan dari annulus. Pemeriksaan
MRI servikalis didapatkan discus bulging C3-4, C4-5, C5-6, C6-7: bulging disc ke
posterolateral kanan kiri dengan lipping proc pada uncocervicalis. Hal ini terjadi
karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah servikal lebih kuat pada
bagian tengahnya, maka protrusi discus cenderung terjadi kearah postero lateral
yang cenderung lebih lemah, dengan kompresi radiks saraf. Myelogram mungkin
disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi
14
dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi
si diskus.
Pasien didiagnosa HNP berdasarkan adanya gejala berupa nyeri di leher
yang menjalar ke bahu. Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi
(unilateral). Gejala-gejala yang dapat timbul pada HNP cervikalis diantaranya
adalah nyeri yang dapat bersifat tajam maupun tumpul pada leher atau daerah
bahu, yang dapat memberat dengan suatu gerakan atau perpindahan posisi leher.
Terjadi cervical radiculopathy, yaitu nyeri yang menjalar dari legan hingga jari-
jari tangan. Rasa tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari bahu hingga jari-jari
tangan. Namun dapat juga herniasi terjadi dan menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan bilateral, gangguan dapat berupa nyeri dan kelemahan pada
kedua tangan dan kaki (tetraplegi).
Pada pasien dilakukan terapi konservatif. Tujuan terapi konservatif adalah
mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisik pasien dan melindungi dan
meningkatkan fungsi tulang punggung secara keseluruhan. Perawatan utama
untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan untuk
nyeri dan anti inflamasi diikuti dengan terapi fisik. Penderita yang mengalami
kerusakan yang progresif butuh waktu untuk terus mendapat perawatan lebih
lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan. Terapi konservatif meliputi
tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal. Lama yang
dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan menyebabkan otot
melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktifitas biasa. Terapi
konservatif juga meliputi pemberian medikamentosa seperti Analgetik dan
NSAID, Pelemas otot, Opioid, Kortikosteroid oral, dan analgetik ajuvan.
Pemakaian kortikosteroid masih menjadi kontroversi namun dapat
dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi. Bisa juga
dilakukan terapi nonfarmakologis pada pasien berupa pemasangan cervical
collar/bracing, rehabilitasi fisik (traksi dan latihan), tirah baring, dan ice and heat
therapy. Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf
sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang.
15
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia Nucleus Pulposus Cervicalis (HNP Cervicalis) atau Cervical Disc
Herniation adalah rupturnya atau penonjolan (bulge) annulus fibrosus pada diskus
intervertebralis cervikalis sehingga isi diskus atau nukleus pulposus keluar
(herniasi) dan menekan radix saraf pada foramina intervertebralis atau medula
spinalis pada kanalis vertebralis sehingga menyebabkan nyeri radikuler sepanjang
daerah yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit tersebut.3
2.2 Epidemiologi
Kejadian HNP cervikalis merupakan kejadian HNP terbanyak kedua setelah
HNP lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita HNP di Indonesia.
Secara umum kejadian HNP bertambah seiring dengan pertambahan usia, namun
pada HNP cervikalis sekitar 60% penderita berada pada kelompok usia 30-40
tahun. Lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan yaitu sekitar 2:1. 4-6
2.3 Anatomi Vertebra Cervikalis
Tulang belakang manusia (vertebra) merupakan salah satu struktur
penopang tubuh yang tersusun dari 33 ruas vertebra, yaitu: 7 ruas vertebra
cervikalis, 12 ruas vertebra thorakalis, 5 ruas vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra
sakralis, dan 4 ruas coccigeus yang saling menyatu.7
Sumber: www.MedlinePlusMedicalEncyclopedia.com
Gambar 2.1 Vertebra
16
Vertebra cervikalis merupakan penyusun vertebra yang berada tepat di
bawah tulang tengkorak (Skull), yang terdiri dari 7 ruas, yaitu cervikalis-1 (C1)
hingga cervikalis-7 (C7), yang masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda.8
Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 2.2 Letak dan Posisi Vertebra Cervikalis
Secara umum seperti struktur vertebra yang lain, vertebra cervikalis juga
tersusun dari struktur yang berupa tulang (bone) dan jaringan lunak (soft tissues).
Struktur yang berupa tulang termasuk diantaranya adalah bagian corpus dan
processus-processus. Sedangkan jaringan lunak berupa diskus intervertebralis,
ligamen-ligamen, dan persendian.9
Sumber: www.e-anatomy.com
Gambar 2.3 Vertebra Cervikalis
17
Tulang vertebra ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebra
yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalis posterior. Diskus invertebralis menyusun seperempat
panjang columna vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan
lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi
sebagai bantalan sendi dan shock absorber agar columna vertebralis tidak cedera
bila terjadi trauma.5
Diskus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage
Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari
nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat
mengjungkit ke depan dan ke belakang di atas yang lain, seperti pada flexi dan
ekstensi columna vertebralis. Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun
nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Stabilitas vertebra
tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta dua
jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif).5
Sumber: www.google.com
18
Gambar 2.4 Diskus Intervertebralis (terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus Pulposus)
Sumber: www.google.com
Gambar 2.5 Ligamentum Penyokong Vertebra
Vertebra Cervikalis I (V.C1)
Vertebra cervikalis I disebut juga dengan tulang atlas. Terletak tepat di
bawah tulang tengkorak. Ciri khas pada tulang ini adalah tidak memiliki corpus,
sehingga hanya berupa arcus anterior dan posterior. Pada masing-masing arcus
anterior terdapat fovea articularis superior yang berhubngan dengan condilus
occipitalis. Sedangkan yang berhubungan dengan vertebra cervikalis II adalah
facies artikularis posterior atau disebut juga fovea dentis. Pada medio sagital
terdapat tuberculum anterior dan posterior. Dan memiliki foramen vertebralis
yang besar.5,10
Sumber: www.google.com
Gambar 2.6 Vertebra Cervikalis I (Atlas), Dilihat dari Kranial (kiri) dan Kaudal (kanan)
19
Vertebra Cervikalis II (V. C2)
Vertebra cervikalis II disebut juga tulang axis yang ditandai oleh adanya
epistropheus. Ciri khas lain pada cervikalis II ini adalah adanya dens atau
processus odontoid. Memiliki corpus vertebra yang kecil, apex dentis yang
disertai facies articularis anterior dan facies articularis posterior. Facies articularis
lateralis berhubungan dengan facies articularis inferior tulang atlas. Serta
processus spinosus yang tidak selalu bercabang dua.5,10
Sumber: www.google.com
Gambar 2.7 Vertebra Cervikalis II (Axis) Dilihat dari Ventral (kiri) dan Dorsal
(kanan)
Sumber: www.google.com
Gambar 2.8 Atlas dan Axis pada Potongan Sagital
Vertebra Cervikalis III-VI (V. C3-C6)
Vertebra cervikalis III-VI memiliki komponen dan bentuk yang sama, yaitu
masing-masing memiliki Corpus vertebrae arcus vertebrae yang terdiri dari
pedicle dan lamina, processus articularis superior yang menghadap ke posterior,
20
processus articularis inferior yang menghadap ke anterior, incisura vertebralis
superior dan inferior, processus spinosus yang bercabang dua, sepasang processus
transversus pada sisi lateral, serta foramen vertebralis.10
Sumber: www.google.com
Gambar 2.9 Vertebra Cervikalis III-VI
Vertebra Cervikalis VII (V. C7)
Merupakan ruas terakhir dari vertebra cervikalis. Secara umum komponen
dan bentuknya sama dengan C3-C6, hanya ciri khas pada ruas ini adalah
processus spinosusnya panjang (prominent).10,11
Sumber: www.googe.com
Gambar 2.10 Vertebra Cervikalis VII
2.4 Etiologi dan Faktor Predisposisi
Hal yang dapat menyebabkan HNP cervikalis adalah:
Trauma
Biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Trauma pada vertebra
cervikal dapat terjadi akibat adanya gerakan tiba-tiba pada daerah
leher, misalnya whiplash injury.12
21
Proses Degeneratif
Terjadi pada kelompok usia yang lebih tua. Proses degeneratif menyebabkan
perubahan komponen penyusun diskus intervertebralis menjadi lebih tidak
elastis atau kaku sehingga apabila mendapatkan beban yang berlebihan
atau tiba-tiba menyebabkan isi diskus keluar atau scara langsung menyebabkan
trauma pada vertebra cerikalis.13
Faktor risiko yang dapat menyebabkan HNP cervikalis diantaranya
adalah:1,2,13
1. Genetik, individu dengan riwayat genetik kelainan vertebra (skoliosis,
spondilolistesis, dan ankylosing spondilitis) lebih mudah terjadi HNP.
2. Kebiasaan beraktivitas dengan posisi tubuh yang tidak tepat, misalnya men-
gangkat beban berat dengan menopangkan pada kepala, dan lain-lain.
3. Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, alkohol, kurang gizi, kurang olah
raga, yang akan berakibat penurunan kualitas tubuh sehingga lebih mudah ter-
jadi kerusakan pada vertebra.
4. Vibrational Stress
5. Aging, kejadian HNP cervikalis meningkat seiring dengan peningkatan usia.
2.5 Patogenesis
HNP cervikalis terjadi akibat keluarnya komponen nukleus pulposus dari
diskus intervertebralis cervikalis yang menekan radix saraf atau medula spinalis
sehingga menimbulkan iritasi pada saraf yang tertekan tersebut.1-4,12,13
Herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi akibat perubahan penyusun
komponen-komponen diskus intervertebralis, atau trauma. Diskus intervertebralis
terdiri dari nukleus pulposus yang tersusun dari komonel gel dan anulus fibrosus
dengan kolagen sebagai penyusunnya. Pada proses degeneratif komponen gel
nukleus pulposus dan kolagen dari anulus fibrosus lambat laun akan berkurang
sehingga diskus intervertebralis yang seharusnya elastis dan befungsi sebagai
bantalan atau shock absorber menjadi kaku.1-4,12,13
Pada keadaan normal, apabila tubuh menerima beban, oleh gel nukleus
pulposus diskus intervertebralis beban tersebut akan disebarkan ke segala arah
22
sehingga vertebra dan tubuh tetap pada posisi seimbang dan tidak terjadi prolaps
atau keluarnya nukleus pulposus dari diskus. Namun pada keadaan degeneratif,
kondisi nukleus pulposus yang tidak lagi berupa gel tidak dapat menyebarkan
beban ke segala arah, namun hanya arah tertentu saja, sehingga nukleus pulposus
akan menonjol ke arah tertentu saja, dan pada kondisi yang berat dapat sampai
menembus anulus fibrosus dan menimbulkan penekanan pada radix maupun
medula spinalis.12,13
Pada kasus trauma, beban atau gerakan yang tiba-tiba akan menimbulkan
efek kejut bagi diskus intervertebralis, sehingga beban tidak dapat diterima secara
imbang dan tidak dapat disebarkan ke segala arah, atau trauma tersebut secara
lagsung merusak anulus fibrosus sehingga dapat menyebabkan keluarnya nukleus
pulposus.13
Sumber: www.aafp.org
Gambar 2.11 Mekanisme Terjadinya HNP
23
Sumber: www.neckpainsupport.com
Gambar 2.12 HNP Cervikalis pada Trauma (trauma menyebabkan kerusakan pada
anulus fibrosus sehingga nuleus pulposus keluar)
2.6 Derajat dan Tipe
Sesuai dengan anatominya, radix saraf cervikalis akan keluar melalui
foramina intervertebralis yang terletak lateral dari kolumna vertebra, dan medula
spinalis terletak pada kanalis vertebralis yang terletak di sebelah posterior dari
kolumna vertebralis. Karena pada sebelah posterior terdapat ligamen longitudinal
posterior yang tebal, herniasi dari diskus intervertebralis paling sering terjadi ke
arah postero-lateral dan menekan radix saraf, sehingga gajala yang ditimbulkan
bersifat radikuler unilateral.6
24
Sumber: www.google.com
Gambar 2.13 HNP Menekan Radix Saraf dan Menimbulkan Iritasi pada Radix
Sumber: www.google.com
Gambar 2.14 HNP Cervikalis Menekan Medula Spinalis
Derajat HNP:1,2,4,14
Disc Degeneration, terjadi perubahan komposisi anulus pulposus sehingga
apabila ada beban nukleus pulposus menonjol ke salah satu sisi dengan anulus
fibrosus masih intak, dan belum terjadi herniasi.
Prolapse atau Bulging Disc atau Protrution Disc, terjadi penonjolan nukleus
pulposus dan anulus fibrosus, anulus fibrosus dan ligamen longitudinal poste-
rior masih utuh, sudah terjadi herniasi dan mulai terjadi penekanan pada radix
atau medula spinalis.
25
Extrusion, terjadi ruptur anulus fibrosus, sehingga gel nukleus pulposus
keluar dari diskus intervertebralis, tetapi ligamen longitudinal posterior masih
intak.
Sequestration atau Sequestered Disc, telah terjadi ruptur ligamen longitudi-
nal posterior, sehingga gel nukleus pulposus keluar melewati celah ligamen
menuju ke kanalis spinalis.
Sumber: www.google.com
Gambar 2.15 Derajat HNP
Sumber: www.google.com
Gambar 2.15 Derajat HNP (a. Normal; b. Degeneration; c. Prolapse atau Bulging;
d. Extrusion; e&f. Sequestered)
2.7 Manifestasi Klinik
HNP cervikalis paling sering terjadi pada segmen vertebra C5-C6, C6-C7,
dan C4-C5. Hal ini terjadi karena pada vertebra tersebut (C5-C6 dan C6-C7)
merupakan daerah yang paling banyak menerima beban diantara vertebra cervikal
yang lain dan yang paling banyak mengalami pergerakan. Apabila terjadi herniasi
pada C5-C6 maka radix yang tertekan adalah radix C6, sedangkan apabila terjadi
26
herniasi pada C6-C7, efek yang terjadi adalah gangguan pada radix C7, dan
seterusnya. 4,6
Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi (unilateral). Gejala-
gejala yang dapat timbul pada HNP cervikalis diantaranya adalah nyeri yang dapat
bersifat tajam maupun tumpul pada leher atau daerah bahu, yang dapat memberat
dengan suatu gerakan atau perpindahan posisi leher. Terjadi cervical
radiculopathy, yaitu nyeri yang menjalar dari legan hingga jari-jari tangan. Rasa
tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari bahu hingga jari-jari tangan. Namun
dapat juga herniasi terjadi dan menekan medula spinalis sehingga terjadi
gangguan bilateral, gangguan dapat berupa nyeri dan kelemahan pada kedua
tangan dan kaki (tetraplegi).4
Beberapa gejala yang dapat muncul pada HNP cervikalis adalah sesuai
dengan radix yang terkena, yaitu:4
C4-C5 (gangguan pada radix C5), terjadi kelemahan pada muskulus del-
toideus dan nyeri pada bahu
C5-C6 (gangguan pada radix C6), terjadi kelemahan pada muskulus biseps
dan wrist ekstensor, nyeri yang disertai rasa tebal dan kesemutan pada ibu jari
tangan
C6-C7 (gangguan pada radix C7), terjadi kelemahan pada muskulus triceps
dan ekstensor jari-jari tangan, nyeri menjalar yang disertai rasa tebal dan ke-
semutan dari muskulus triseps hingga jari tengah
27
Sumber: www.google.com
Gambar 2.16 Persarafan Radix Cervikalis
2.8 Diagnosis
Anamnesis
28
Menanyakan kepada pasien tentang gejala yang muncul dan mencari faktor
risiko maupun penyebab yang mungkin. Seperti bagaimana sifat gejala yang
muncul, hal-hal yang memperberat dan memperingan gejala, hingga pengobatan
yang telah dilakukan. Ditanyakan juga tentang riwayat penyakit atau trauma
sebelumnya dan riwayat penyakit keluarga serta riwayat sosial dan kebiasaan-
kebiasaan penderita.1
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan neurologis
secara obyektif dan untuk menentukan letak herniasi yang terjadi.
Pemeriksaannya seperti memeriksa sistem motorik, sensorik, dan refleks-refleks
yang ada pada regio yang dipersarafi oleh radix cervikalis maupun medula
spinalis segmen vertebra cervikalis, sehingga dapat diketahui gejala tersebut
kemungkinan merupakan akibat dari adanya herniasi atau kelainan yang lain.1,2,15
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
antara lain:1,2,6,15-17
1. X-Ray, posisi AP (anteroposterior), Lateral, dan Obliq. Pemeriksaan penun-
jang awal yang dapat dilakukan untuk melihat adanya penyempitan diskus in-
tervertebralis dan foramina intervertebralis pada HNP. Selain itu juga untuk
menyingkirkan kemungkinan penyebab yang lain misalnya tumor, infeksi,
spondilolistesis, fraktur, atau osteoarthritis.
2. Computed Tomography Scan (CT Scan), dapat menunjukkan struktur tulang
dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat menunjukkan dengan jelas
proses herniasi.
Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com
Gambar 2.17 Gambaran HNP pada CT Scan
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI), merupakan gold standart pemeriksaan
29
untuk HNP. Karena dapat menunjukkan lebih jelas keadaan soft tissue dari-
pada CT Scan, sehingga gambaran herniasi diskus dapat terlihat jelas.
Sumber: www.google.com
Gambar 2.18 Gambaran HNP pada MRI
4. Myelography, merupakan suatu pemeriksaan X-ray dengan kontras yang da-
pat menunjukkan adanya stuktur yang menekan radix dan medula spinalis
seperti HNP, tumor, ataupun spur.
Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com
Gambar 2.18 Gambaran HNP pada Myelography
2.9 Penatalaksanaan
Prinsip terapi pada kasus HNP adalah meredakan nyeri, mengembalikan
fungsi sarafnya, dan mencegah kekambuhan. Terapi berupa konservatif dan
pembedahan atau kombinasi keduanya. Pemilihan terapi dilakukan berdasarkan
gejala dan stadium HNP yang terjadi.17
Non-Surgical Treatment (Konsrvatif)1,2,4,6,,15,17-19
Non-Farmakologis, antara lain:
- Cervical collar/bracing
- Rehabilitasi fisik (traksi dan exercise)
- Bed Rest
- Ice and Heat Therapy
30
Farmakologis, antara lain:
- Antiinflamasi (NSID, steroid injeksi)
- Analgesik
- Muscle Relaxan
Surgical Treatment1,2,4,15-17
Discectomy (Anterior Cervical Discectomy and Fusion)/ACDF
Yaitu membuka dan membuang diskus intervertebralis yang terjadi herniasi
dari arah anterior cervikal, kemudian tempat yang kosong tersebut dapat
dilakukan bone grafting dan selanjutnya dilakukan platting untuk
menyatukan kedua segmen vertebra.
Sumber: www.ALeadigExpertinPediatricandAdult Spinalsurgery.com
Gambar 2.19 Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF)
Posterior Cervical Laminoforaminotomy
Yaitu dengan cara melakukan insisi pada bagian posterior cervikalis
(laminotomy) yang kemudian menuju ke foramina intervertebralis untuk
mengevkuasi diskus intervertebralis yang terjadi herniasi.
31
Sumber: www.wiki.com
Gambar 2.20 Posterior Cervical Laminoforaminotomy
2.10 Komplikasi
Komplikasi pada kasus HNP cervikalis dapat terjadi apabila tidak diterapi
dengan baik dan tuntas. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah
gangguang saraf permanen, nyeri kronik, paralisis, dan gangguan postur tubuh
yang permanen.6
2.11 Prognosis
Prognosis dari HNP cervikalis bergantung pada keadaan masing-masing
penderita, stadium yang terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab.
Semakin ringan stadium, dan dini serta tepat terapinya, prognosis semakin bagus
dan angka kekambuhan menurun. Begitu juga sebaliknya.6
2.12 Diagnosis Banding
Diagnosis banding HNP cervikalis diantaranya adalah:6
Spondilosis Cervikalis, yaitu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan
usia lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami kemu-
nduran (degenerasi).
32
Sumber: www.google.com
Gambar 2.21 Spondilosis Cervikal
Spondilolistesis, merupakan salah satu bentuk kelainan tulang belakang (ver-
tebra) dimana salah satu atau beberapa segmen vertebra berada lebig anterior
daripada segmen vertebra di bawahnya.
Sumber: www.google.com
Gambar 2.22 Spondilolistesis
Canal Stenosis, merupakan penyempitan kanalis spinalis (vertebra) yang bi-
asanya terjadi akibat proses degeneratif.
Sumber: www.google.com
Gambar 2.23 Canal Stenosis
Abses atau Tumor, adanya massa yang berupa abses atau tumor pada daerah
sekitar vertebra cervikalis yang menekan saraf cervikal sehingga menim-
33
bulkan gejala mirip HNP cervikalis.
Discitis, adalah keradangan yang terjadi pada diskus intervertebralis yang
disebabkan oleh inokulasi hematogen atau post operasi spinal.
Sumber: www.google.com
Gambar 2.24 Discitis
Osteomyelitis, adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan struk-
tur sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.
Sumber: www.google.com
Gambar 2.25 Osteomyelitis
2.12 Pencegahan
Terjadinya HNP cervikalis dapat dicegah dengan cara merubah faktor risiko
yang dapat dirubah, seperti pola hidup yang sehat, kebiasaan yang baik untuk
kesehatan tulang belakang, seperti tidak membebani kepala dengan beban berat,
dan menghindari trauma leher.1,2,17
BAB V
34
KESIMPULAN
Kejadian HNP cervikalis merupakan kejadian HNP terbanyak kedua setelah
HNP lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita HNP di Indonesia.
Secara umum kejadian HNP bertambah seiring dengan pertambahan usia, namun
pada HNP cervikalis sekitar 60% penderita berada pada kelompok usia 30-40
tahun. HNP umunya terjadi pada vertebra yang banyak mengalami pergerakan di
antaranya C5-6, C6-7, L4-5, dan L5 S1.
Penderita sering mengeluh nyeri pada leher yang menjalar ke bahu. Standar
baku pemeriksaan HNP adalah MRI. Terapi didasakan pada gejala klinis dan
radiologi. Pilihan terapi meliputi terapi konservatif dan operatif, bila suatu HNP
menekan radiks dan spinal cord maka harus dilakukan tindakan operatif.
DAFTAR PUSTAKA
35
1. Back Pain & Spine Physicians. 2012. Explaining Spinal Disorders: Cervical
Disc Herniation. Colorado Comprehensive Spine Institute. Colorado.
www.spine-institute.com
2. Sasso Rich C, MD; Traynelis Vincent, MD. 2012. Cervical Herniated Disc or
Rupture Disc: From Diagnosis to Treatments. www.spine-universe.com
3. Cervical Disc Herniation: Condition Treated. 2012. San Diego. www.spine-
institute.com
4. Umana Cindya Y, SPT. 2012. Cervical Disc Herniation. www.wiki.com
5. Nurekawati. 2011. Referat HNP. SMF Ilmu Penyakit Saraf. Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
6. Spinal Disc Herniation. 2013. www.wikipedia.com
7. Skeletal Spine. 2012. www.MedinePlusMedicalEncyclopedia.com//htm
8. Cervical Vertebra. 2013. www.wikipedia.com
9. Micheav Antoine, MD; Hoa Denis, MD. 2009. Section: Anatomy of The Spine
and The Spinal Cord. www.e-anatomy.com
10. Njoto Ibrahim, dr., M.Hum., M.Ked., PA. 2013. Anatomi II: Vertebra
Cervikalis. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
11. www.cervicalspineanatomy.com
12. Gill Nav B.Sc, DC. 2008. The Causes of Severe Neck Pain Resulting from
Cervical Radiculopathy. www.neckpainsupport.com
13. Humpreys Craig S, MD; Eck Jason C, MS. 1999, American Family Physicion
Journal on: Clinical Evaluation & Treatment Option for Herniated Disc
14. Pate Deborah, DC, DACBR. 1999. Radiographic Terms for Disc Herniating
Dynamic Chiropractic Journal. Vol.31. No.6
15. Alanay Ahmet, dr., Prof. 2011. Cervical Disc Hernia (Neck hernia).
www.ALeadingExpertinPediatricandAdultSpineSurgery.com
16. Herniated Cervical Disc. 2006. North American Spine Society Public Educa-
tion Series. Pages: 3. www.spine.org
17. Finch Greg, FRACIS. Herniatd Cervical Discs-a Summary.pdf
18. Herniated Cervical Disc. www.BuffaloNeuroSurgeryGroup.com