Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

19
CASE 2 Seorang anak berumur 3,5 tahun sedang makan buah anggur sambil main kejar-kejaran bersama kakaknya di dalam rumah. Anak tersebut tampak berlari sambil tertawa. Tiba-tiba anak tersebut terdiam sambil memegangi lehernya dan berusaha batuk dan tampak tegang. 1. Apa yang terjadi pada anak tersebut? Sebutkan tanda dan gejalanya? 2. Tindakan apa yang harus dilakukan terhadap anak tersebut? 3. Bagaiman teknik pengelolaan jalan nafas pada anak tersebut? Dan bagaimana penanganannya jika kasus ini terjadi pada orang dewasa? Jawab..! 1. Kemungkinan yang terjadi pada anak tersebut adalah tersedak. Sehingga menimbulkan obstruksi jalan nafas akut, yang disebabkan oleh partikel makanan (dalam kasus ini adalah anggur), muntahan, bekuan darah, atau partikel lain yang masuk dan mengobstruksi laring atau trakhea. Tanda dan gejala yang akan muncul : a. Sesak nafas (nafas tersengal-sengal) b. Anak tidak mampu berbicara c. Anak batuk-batuk hingga muntah (pada tersedak kategori ringan) 1

Transcript of Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Page 1: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

CASE 2

Seorang anak berumur 3,5 tahun sedang makan buah anggur sambil main

kejar-kejaran bersama kakaknya di dalam rumah. Anak tersebut tampak

berlari sambil tertawa. Tiba-tiba anak tersebut terdiam sambil memegangi

lehernya dan berusaha batuk dan tampak tegang.

1. Apa yang terjadi pada anak tersebut? Sebutkan tanda dan gejalanya?

2. Tindakan apa yang harus dilakukan terhadap anak tersebut?

3. Bagaiman teknik pengelolaan jalan nafas pada anak tersebut? Dan

bagaimana penanganannya jika kasus ini terjadi pada orang dewasa?

Jawab..!

1. Kemungkinan yang terjadi pada anak tersebut adalah tersedak. Sehingga

menimbulkan obstruksi jalan nafas akut, yang disebabkan oleh partikel

makanan (dalam kasus ini adalah anggur), muntahan, bekuan darah, atau

partikel lain yang masuk dan mengobstruksi laring atau trakhea.

Tanda dan gejala yang akan muncul :

a. Sesak nafas (nafas tersengal-sengal)

b. Anak tidak mampu berbicara

c. Anak batuk-batuk hingga muntah (pada tersedak kategori ringan)

d. Batuk-batuk pada anak menjadi berkurang hingga tidak batuk sama sekali

(pada kategori berat)

e. Pembuluh darah pada wajah dan leher menonjol

f. Wajah anak memerah, kemudian kebiruan dan pucat

g. Anak memegangi leher sambil berusaha bernafas

h. Lama kelamaan kulitnya menjadi keunguan/abu-abu dan pucat

i. Mengeluarkan suara-suara aneh dengan usaha keras.

j. Hingga akhirnya anak tak sadarkan diri

Untuk itu perlu tindakan efektif untuk menyelamatkan

2. Tindakan yang harus dilakukan :

Pertama-tama, perintahkan anak untuk membatukkan benda yang

menyebabkan tersedak. Batuk yang cukup kuat diperlukan untuk

1

Page 2: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

mengeluarkan benda penyebab tersedak. Bila anak masih bisa bicara, Anda

bisa lebih tenang karena umumnya mereka bisa mengeluarkan benda hanya

dengan membatukkannya. Jika dengan batuk, benda penyebab tersedak tidak

juga bisa keluar. Mintalah ia batuk sambil membungkuk atau posisi kepala

lebih rendah agar gaya gravitasi membantu ia mengeluarkan benda

tersebut.Bila tidak berhasil, berikut ini beberapa tindakan yang dapat

dilakukan untuk membebaskan sumbatan jalan nafas pada anak (Jika anak

responsif (sadar), tetapi tidak bisa bicara, bernafas, atau batuk) :

1. Lakukan penekanan perut (Manuver Heimlich)

- Berdiri dibelakang anak tersedak

- Lingkarkan tangan anda di pinggangnya. Sedikit bungkukkan dia.

- Tempatkan kepalan tangan pada perut anak, tepat di atas pusat.

- Pegang kepalan tangan anda dengan tangan lain dan tekan perut anak

dengan gerakan yang cepat ke arah dalam dan atas dengan cepat seolah

mengangkat dari lantai.

- Lanjutkan penekanan sampai benda dikeluarkan atau anak menjadi

responsif (sadar).

2. Jika anak menjadi tidak responsif

- Minta seseorang untuk memanggil bantuan medis darurat.

- Nilai keadaan anak dan mulailah RJP bila perlu.

Berdasarkan CPR dan ECC Guidelines 2005

Lokasi pemeriksaan nadi : karotis atau femoralis

Kecepatan : 100x per menit

Rasio : 30:2 (satu penyelamat), 15:2 (dua penyelamat)

Kedalaman 1/3 sampai ½ kedalaman dada

Penempatan tangan : letakkan tumit salah satu atau kedua tangan,

diantara putting

Bantu pernapasan : 12-20 kali per menit (1 napas setiap 3-5 detik)

3. Setiap kali anda membuka jalan nafas untuk memberi bantuan nafas,

lihatlah keberadaan benda di dalan tenggorok, jika ada, keluarkan.

2

Page 3: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Heimlich Manuver

.

3.Teknik pengelolaan jalan nafas pada anak dan penanganan kasus pada

orang dewasa

Airway Manajement ialah memastikan jalan napas terbuka. Menurut The

Commite on Trauma: American College of Surgeon (Yayasan Essentia Medica,

1983: 20; Hendrotomo, 1986: 497) tindakan paling penting untuk keberhasilan

resusitasi adalah segera melapangkang saluran pernapasan, yaitu dengan cara:

1) Tripel airway maneuver

2) Maneuver heimlich.

I. Triple Airway Manuever

Pada Triple Airway Manuever terdapat tiga perlakuan yaitu:

Kepala ditengadahkan dengan satu tangan berada di bawah leher, sedangkan

tangan yang lain pada dahi. Leher diangkat dengan satu tangan dan kepala

ditengadahkan ke belakang oleh tangan yang lain

 Menarik rahang bawah ke depan, atau keduanya, akan mencegah obtruksi

hipofaring oleh dasar lidah. Kedua gerakan ini meregangkan jaringan antara

laring dan rahang bawah.

 Menarik/mengangkat dasar lidah dari dinding faring posterior.

II. Manuever Heimlich

Manuever Heimlich (The Committee on Trauma: American College of

Surgeon (Yayasan Essentia Medica, 1983: 22) ini merupakan metode yang

3

Page 4: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

paling efektif untuk mengatasi obstruksi saluran pernapasan atas akibat

makanan atau benda asing yang terperangkap dalam faring posterior atau

glotis.

Korban menjadi pucat yang diikuti dengan bertambahnya sianosis, anoksia

dan kematian. Pada kondisi tersebut di atas, maneuver dapat dilaksanakan

dengan posisi penolong berdiri atau berbaring.

a. Korban dalam keadaan sadar.

Penolong berdiri di belakang korban dan memeluk pinggang korban

dengan kedua belah tangan, kepalan salah satu tangan digenggam oleh

tangan yang lain. Sisi ibu jari kepalan penolong menghadap abdomen

korban diantara umbilikus dan thorak. Kepalan tersebut ditekankan

dengan sentakan ke atas yang cepat pada abdomen korban. Penekanan

tersebut tidak boleh memantul, dan pada waktu di puncak tekanan perlu

diberi waktu untuk menahan 0.5 - 1 detik dan setelah itu tekanan dilepas,

perbuatan ini harus diulang-ulang beberapa kali. Naiknya diafragma

secara mendadak menekan paru-paru yang dibatasi oleh dinding rongga

dada, meningkatkan tekanan intrathoracal dan memaksa udara serta

benda asing keluar dari dalam saluran pernapasan.

b. Korban dalam keadaan tidak sadar.

Korban berbaring terlentang dan penolong berlutut melangkahi panggul

korban. Penolong menumpukan kedua belah tanggannya dan meletakkan

pangkal salah satu telapak tangan pada abdomen korban, kemudian

melaksanakan prosedur yang sama pada posisi berdiri.

Airway Management merupakan tahapan awal PPGD. Untuk menilai

airway, terdapat 3 tahapan, yaitu:

Look (lihat sumbatan pada jalan napas, daerah bibir, dan

pengembangan dada)

Listen (dengar suara napas)

Feel (rasakan hembusan napas)

4

Page 5: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

1. Pengelolaan Jalan Napas (Airway Management) Tanpa Alat

Pengertian: tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas

dengan tetap memperhatikan kontrol servikal

Tujuan: membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara

ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh

Pengkajian Jalan Napas :

L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela

iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran

L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan

F = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi

penolong

Gambar:  Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara

simultan. Cara ini dilakukan untuk memeriksa jalan nafas

dan pernafasan.

Tindakan

1. Membuka jalan nafas dengan proteksi servikal

a. Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)

b. Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)

c. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)

5

Page 6: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya

dilakukan maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah

gerakan leher.

Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan

teknik Cross Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk

yang disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah.

Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut

dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.

Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu

adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas

(apneu)

Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara

melalui mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada

sumbatan pada jalan nafas dan

dilakukan Maneuver Heimlich.

Gambar: Pemeriksaan sumbatan jalan nafas di daerah mulut dengan menggunakan

teknik cross finger

Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan):

Mendengkur (snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara

mengatasi: chin lift, jaw thrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring,

pemasangan pipa endotrakeal.

Berkumur (gargling), penyebab: ada cairan di daerah hipofaring. Cara

mengatasi: finger sweep, pengisapan/suction.

6

Page 7: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasinya dengan

cricotirotomi dan trakeostomi.

2. Membersihkan jalan nafas

Sapuan jari (finger sweep)

Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada

rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah, muntahan,

benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.

Cara melakukannya :

Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher)

kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah bila otot

rahang lemas (maneuver emaresi)

Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkus

dengan sarung tangan/kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut dengan

gerakan menyapu.

Gambar: Tehnik finger sweep

3. Mengatasi sumbatan nafas parsial

Dapat digunakan teknik manual thrust:

Abdominal thrust

7

Page 8: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Chest thrust

Back blow

Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan :

Gelisah oleh karena hipoksia

Gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug)

Gerak dada dan perut paradoksal

Sianosis

Kelelahan dan meninggal

Prioritas utama dalam manajemen jalan nafas adalah JALAN NAFAS

BEBAS!

Pasien sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas bebas

Beri oksigen bila ada 6 liter/menit

Jaga tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke depan,

posisi leher netral

Nilai, apakah ada suara nafas tambahan.

8

Page 9: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Gambar:  Pasien tidak sadar dengan posisi terlentang, perhatikan jalan

nafasnya! Pangkal lidah tampak menutupi jalan nafas

Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas.

Tempatkan korban pada tempat yang datar. Kepala dan leher korban

jangan terganjal.

Chin Lift

Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan

Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang

dagu pasien kemudian angkat.

Head Tilt

Dlilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien. Tidak boleh

dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.

Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke

bawah sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang

dan lidahpun terangkat ke depan.

Gambar: Tangan kanan melakukan  Chin lift ( dagu diangkat), dan tangan kiri

melakukan Head tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.

9

Page 10: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Jaw thrust

Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga

barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas

Gambar: Manuver Jaw thrust dikerjakan oleh orang yang terlatih mengatasi

sumbatan parsial/sebagian. Digunakan untuk membebaskan sumbatan

dari benda padat.

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)

Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.

Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati (daerah

subdiafragma – abdomen).

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi berdiri atau

duduk

Caranya : penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari

pinggang korban dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan

satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban,

sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang erat

kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut

dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah

dan gerakan yang jelas.

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi tergeletak

(tidak sadar)

Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka

ke atas. Penolong berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu

tangan pada perut korban di garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh

di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan

10

Page 11: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat

ke arah atas.

Berdasarkan ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi

terbaring tidak dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung

melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada yang dilakukan

sendiri

Pertolongan terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas.

Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di

atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu

dengan kuat, beri tekanan ke atas kearah diafragma dengan gerakan

yang cepat, jika tidk berhasil dapat dilakukan

tindakan dengan menekan perut pada tepi

meja atau belakang kursi

Gambar:  Abdominal Thrust dalam posisi berdiri

Back Blow (untuk bayi)

Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak

efektif atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada

punggung korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang

punggung/vertebrae)

11

Page 12: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Gambar:  Back blow pada bayi

Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)

Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada

dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis

imajinasi antara kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar,

tidurkan terlentang, lakukanchest thrust, tarik lidah apakah ada benda

asing, beri nafas buatan.

2. Pengelolaan Jalan Napas (Airway Management) dengan Alat

Cara ini dilakukan bila pengelolaan jalan nafas tanpa alat tidak berhasil

dengan sempurna dan fasilitas tersedia.

Peralatan dapat berupa :

a. Pemasangan Pipa (tube)

Dipasang jalan nafas buatan dengan pipa, bisa berupa pipa orofaring

(mayo), pipa nasofaring atau pipa endotrakea tergantung kondisi korban.

Penggunaan pipa orofaring dapat digunakan untuk mempertahankan jalan

nafas tetap terbuka dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke

belakang yang dapat menutup jalan nafas terutama bagi penderita tidak

sadar

Pemasangan pipa endotrakea akan menjamin jalan nafas tetap terbuka,

menghindari aspirasi dan memudahkan tindakan bantuan pernafasan

b. Pengisapan benda cair (suctioning)

Bila terdapat sumbatan jalan nafas oleh benda cair. Pengisapan dilakukan

dengan alat bantu pengisap (pengisap manual atau dengan mesin)

12

Page 13: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

Pada penderita trauma basis cranii maka digunakan suction yang keras

untuk mencegah suction masuk ke dasar tengkorak

Gambar : Suctioning

c. Membersihkan benda asing padat dalam jalan nafas

Bila pasien tidak sadar terdapat sumbatan benda padat di daerah

hipofaring maka tidak mungkin dilakukan sapuan jari, maka digunakan

alat Bantu berupa : laringoskop, alat pengisap, alat penjepit.

d. Membuka jalan nafas

Dapat dilakukan krikotirotomi atau trakeostomi

Cara ini dipilih bila pada kasus yang mana pemasangan pipa endotrakeal

tidak mungkin dilakukan, dipilih tindakan krikotirotomi dengan jarum.

Untuk petugas medis yang terlatih, dapat melakukan krikotirotomi

dengan pisau atau trakeostomi.

e. Proteksi servikal

Dalam mengelola jalan nafas, jangan sampai melupakan control

servikal terutama pada multiple trauma atau tersangka cedera tulang

leher.

Dipasang dari tempat kejadian. Usahakan leher jangan banyak bergerak.

Posisi kepala harus “in line” (segaris dengan sumbu vertikal tubuh).

13

Page 14: Penyelesaian case tersedak (Keperawatan Gawat Darurat I )

14