CASE HEG
description
Transcript of CASE HEG
CASE“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
PEMBIMBING :
dr. David Allorante, Sp.OG
DISUSUN OLEH :
Ade Laksono 030.10.002
Meita Kusumo Putri 030.10.174
Runy Oktaviani Pongsitanan 030.10.242
PENDAHULUAN
Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual dan muntah. Keluhan-keluhan ini secara umum
dikenal sebagai “morning sickness.” Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena 80% perempuan hamil mengalami
mual dan muntah sepanjang hari.1 Apabila mual dan muntah yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari
atau menimbulkan komplikasi, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum.
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada
minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut
melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi hiperemesis gravidarum yang
menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan rawat inap. Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian,
tetapi angka kejadiannya masih cukup tinggi.
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum antara lain hiperemesis gravidarum
pada kehamilan sebelumnya, berat badan berlebih, kehamilan multipel, penyakit trofoblastik, nuliparitas dan
merokok.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. U
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Pebayuran Kel. Teluk
Jambe, Karawang
Suku : Sunda
Tgl Masuk RS : 9 Maret 2015
IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. D
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Alamat : Pebayuran Kel. Teluk
Jambe, Karawang
Suku : Sunda
Dilakukan secara autoanamnesis di kamar bersalin RSUD Karawang pada tanggal 09/03/2015 pukul 16.30 WIB
Keluhan Utama
Muntah sejak 3 hari
Keluhan Tambahan
Mual, pusing, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan selama kehamilan.
II. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0 mengaku hamil 3 bulan datang ke kamar bersalin RSUD Karawang dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan muntah sebanyak lebih dari 8 kali sehari, muntahan berupa cairan berwarna putih kekuningan, berisi campuran makanan dan minuman yang dimakan. Muntah bercampur darah disangkal. Setiap makan atau minum, pasien merasa mual dan memuntahkan makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Pasien mengatakan keluhan mual-mual ini sudah dirasakan sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan sejak saat itu nafsu makannya berkurang. Keluhan mual muntah ini dirasa semakin hari semakin memberat. Pasien juga mengaku terjadi penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam waktu 1 bulan terakhir, dan mengeluh adanya nyeri ulu hati sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk. Pasien mengatakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit ia juga tidak dapat bangun dari tempat tidur karena merasa lemas, dan pusing. Keluhan ini dirasa hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Buang air kecil (BAK) diakui lancar, berwarna kuning jernih. Buang air besar (BAB) juga lancar, diare atau konstipasi disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Darah Tinggi (-)
Kencing Manis (-)
Asma (-)
Alergi (-)
Riwayat operasi (-)
Riwayat sakit maag (-)
Riwayat Haid
HPHT : 23-10-2014
Taksiran Partus : 30-07-2015
Usia Kehamilan: 12 minggu
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : teratur (antara 28-30 hari)
Lama Haid : 4-6 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut per hari
Dismenorre : (-)
Riwayat Perkawinan
Status : Menikah, 1x
Usia saat menikah : 22 tahun (tahun 2014)
Lama perkawinan : Menikah selama 5
tahun hingga sekarang
Jumlah anak : Hamil pertama
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
Hamil ini
Riwayat Keluarga Berencana
Pasien tidak menggunakan KB
Riwayat Kebiasaan
Merokok (-)
Minum Alkohol (-)
Jamu-jamuan (-)
Menggunakan narkoba ataupun konsumsi obat-obatan (-)
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang (lemah, pucat)
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 92x/menit, reguler
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,4oC
ANTROPOMETRI
BB : 55 KG
TB : 165 cm
BMI : 20,20
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala dan Wajah
Kepala : Normosefali
Wajah : Tampak simetris
Mata
Kedua mata tampak cekung
Konjunctiva : Kedua konjunctiva tidak tampak pucat
Sklera : Kedua sclera tidak tampak ikterik
Pupil : Bulat, isokor, diameter 3 mm / 3 mm,
Refleks cahaya : Langsung : +/+
Tidak langsung : +/+
Leher
Deviasi trakea : (-)
Kelenjar Tiroid : Tak teraba membesar
Kelenjar getah bening leher: Tak teraba membesar
Tekanan Vena Jugularis : JVP 5 -1 cmH20
Thorax
1. Paru
Suara napas vesikuler dikedua lapang paru, tidak terdengar ronkhi atau wheezing dikedua lapang paru.
2. Jantung
Bunyi jantung I-II normal, irama reguler, tidak terdengar split, murmur, ataupun gallop.
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar.
Palpasi : Supel, terdapat nyeri tekan epigastrium, turgor kulit 2 detik.
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang kuadran abdomen.
Auskultasi : Bising usus (+) dengan frekuensi 4x/menit.
Ekstremitas atas Dekstra Sinistra
Deformitas (-) (-)
Akral Hangat Hangat
Capillary refill time 2 detik 2 detik
Lain-lain Oedem (-) Oedem pitting (-)
Ekstremitas bawah Dekstra Sinistra
Deformitas (-) (-)
Akral Hangat Hangat
Capillary refill time 2 detik 2 detik
Lain-lain Oedem (-) Oedem pitting (-)
STATUS OBSTETRI
TFU : 3 jari diatas sympisis
DJJ : sulit dinilai dengan laenec/doppler
Inspeksi genitalia : v/u tampak tenang, tidak ada perdarahan
Inspekulo : portio livide, licin, ostium uteri tertutup
Vaginal toucher : tidak dilakukan
Laboratorium tanggal 9/3/15
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
1 Hemoglobin 11,7 g/dl 12,0 – 16,0
2 Leukosit 7,250 /µL 3,80 – 10,60
3 Trombosit 233.000 / µL 150 – 440
4 Hematokrit 33,8 % 35,0 – 47,0
5 Masa perdarahan2
Menit 1 – 3
6 Masa pembekuan 10 Menit 5 – 11
7 Golongan darah B (+)
8 HbsAg rapid Non reaktif
9 Tes kehamilan (+) / Positif Pos/Neg
10 GDS 82 mg/dl <140
a. Hematologi
b. Urinalisa fisik/kimiawiNo. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
1 Warna Kuning
2 Kekeruhan Jernih
3 pH 6,0 4,80 – 7,50
4 Protein Negatif Negatif
5 GlukosaNegatif
Negatif
6 Keton (+) 3 Negatif
7 Sedimen :
Epitel (+) 1 / lpb
Leukosit 0 – 1 / lpb <6
Eritrosit 0 – 1 / lpb <1
Kristal Negatif
Silinder Negatif
Bakteri
c. USG
CRL : 582 mm
Usia Kehamilan : 12-13 minggu
Kesan : Tampak janin tunggal hidup intrauterin, 12-13 minggu
RESUME
Pasien G1P0A0 mengaku hamil 3 bulan datang ke kamar bersalin RSUD Karawang dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan muntah sebanyak lebih dari 8 kali sehari, muntahan berupa cairan berwarna putih kekuningan, berisi campuran makanan dan minuman yang dimakan. Muntah bercampur darah disangkal. Setiap makan atau minum, pasien merasa mual dan memuntahkan makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Pasien mengatakan keluhan mual-mual ini sudah dirasakan sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan sejak saat itu nafsu makannya berkurang. Keluhan mual muntah ini dirasa semakin hari semakin memberat Pasien juga mengaku terjadi penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam waktu 1 bulan terakhir, dan mengeluh adanya nyeri ulu hati sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk. Pasien mengatakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit ia juga tidak dapat bangun dari tempat tidur karena lemas, dan pusing. Keluhan ini dirasa hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Buang air kecil (BAK) diakui lancar, berwarna kuning jernih. Buang air besar (BAB) juga lancar, diare atau konstipasi disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Keadaan umum : tampak lemah, pucat
Tanda vital : TD: 100/60mmHg, N: 80x/menit,
RR: 20x/menit, S: 36.4oC
Status generalis : terdapat nyeri tekan epigastrium,
turgor kulit 2 detik, CRT 2 detik
Status obstetri
TFU : 3 jari di atas sympisis
DJJ : sulit dinilai dengan laenec/doppler
Genitalia
Inspeksi : v/u tampak tenang, tidak ada perdarahan
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:
Keton urin : +3
USG (09/03/2015)
CRL : 318 mm Usia Kehamilan : 12-13 minggu
Kesan : Tampak janin tunggal hidup intrauterin, 12-
13 minggu
DIAGNOSIS KERJA
Hiperemesis Gravidarum pada G1P0A0 Hamil 12-13 minggu
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
Observasi keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda dehidrasi
Rawat ruangan
Cek DPL, UL, GDS, PT/OT, keton
Small frequent feeding
Terapi medikamentosa :
Hidrasi cairan IVFD RL: Dextrose 5% = 1:1 / 8 jam
Drip neurobion 1 amp dalam 500cc RL
Ranitidin 2x1 amp IV
Ondansetron 3x1 amp IV
Asam folat 1x1 po
SF 1x1 po
FOLLOW UP HARIAN(10/3/15 s/d 12/3/15)
S Mual (+), muntah 4 kali sejak datang ke RSUD Karawang, berisi campuran makanan dan minuman, berwarna kekuningan, pusing (+), nyeri pada ulu hati (+), mulai bisa makan dan minum sedikit, BAK lancar berwarna kuning jernih, belum BAB
O
Keadaan umum :
Compos mentis, tampak sakit sedang
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan fisik :
Status Generalis :
Kepala : Konjunctiva pucat : -/- Sklera ikterik -/- Mata tampak cekung
Leher : Tak tampak kelainan
Toraks : S1 normal, S2 normal, irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Tampak datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem ekstremitas -/-
Status Obstetri :
Tfu : 3 jari di atas sympisis DJJ : sulit dinilai dengan laenec/doppler V/U: tampak tenang
A Hiperemesis Gravidarum pada G1P0A0 Hamil 12-13 minggu
P
- Observasi keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda dehidrasi- USG Konfirmasi- Small frequent feeding- Terapi medikamentosa : Hidrasi cairan IVFD RL: Dextrose 5% : KaEn Mg 3 = 1:1:1/ 8 jam Drip neurobion 1 amp dalam 500cc RL Ranitidin 2x1 amp IV Ondansetron 3x1 amp IV Asam folat 1x1 po SF 1x1 po
Tanggal 10 Maret 2015
S Mual (+) namun sudah berkurang, muntah (+) 1x/hari, pusing (-), nyeri pada ulu hati (+), BAK lancar berwarna kuning jernih, belum BAB
O
Keadaan umum :
Compos mentis, tampak sakit sedang
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan fisik :
Status Generalis :
Kepala : Konjunctiva pucat : -/- Sklera ikterik -/- Mata tidak tampak cekung
Leher : Tak tampak kelainan
Toraks : S1 normal, S2 normal, irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Tampak datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem ekstremitas -/-
Kulit : Turgor kulit baik
Status Obstetri :
Tfu : 3 jari di atas sympisis DJJ : sulit dinilai dengan laenec/doppler V/U: tampak tenang
A Hiperemesis Gravidarum pada G1P0A0 Hamil 12-13 minggu
P
- Observasi keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda dehidrasi- Small frequent feeding- Terapi medikamentosa : Hidrasi cairan IVFD RL: Dextrose 5% : KaEn Mg 3 = 1:1:1/ 8 jam Drip neurobion 1 amp dalam 500cc RL Ranitidin 2x1 amp IV Ondansetron 3x1 amp IV Asam folat 1x1 po SF 1x1 po
Urinalisis kimawi
No Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
1 Keton (+) 1 Negatif
Laboratorium
Tanggal 11 Maret 2015
S Mual (+), muntah (-), pusing (-), nyeri pada ulu hati (+), BAK lancar berwarna kuning jernih, belum BAB
O
Keadaan umum :
Compos mentis, tampak sakit sedang
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan fisik :
Status Generalis :
Kepala : Konjunctiva pucat : -/- Sklera ikterik -/- Mata tidak tampak cekung
Leher : Tak tampak kelainan
Toraks : S1 normal, S2 normal, irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Tampak datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem ekstremitas -/-
Kulit : Turgor kulit baik
Status Obstetri :
Tfu : 3 jari di atas sympisis DJJ : sulit dinilai dengan laenec/doppler V/U: Tampak tenang
A Hiperemesis Gravidarum pada G1P0A0 Hamil 12-13 minggu
P
- Observasi keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda dehidrasi- Small frequent feeding- Terapi medikamentosa diganti oral : Ranitidin 2x1 tab po Asam folat 1x1 tab po Sulfas ferosus 1x1 tab po Vitamin B kompleks 1 x 1 tab po- Boleh pulang
Hematologi
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
1 Hemoglobin 11,9 g/dl 12,0 – 16,0
2 Leukosit 7,200 /µL 3,80 – 10,603 Trombosit 236.000 / µL 150 – 440
4 Hematokrit 33,9 % 35,0 – 47,0Urinalisis kimiawi
1 Keton Negatif Negatif
Laboratorium
Tanggal 12 Maret 2015
ANALISA KASUS
Telah dirawat seorang pasien perempuan, berusia 27 tahun pada tanggal 9 Maret 2015 dengan :
HIPEREMESIS GRAVIDARUMa. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisikc. Pemeriksaan penunjang
ANAMNESIS
Wanita, 27 tahun, G1P0A0, mengaku hamil 3 bulan
Mual dan muntah selama 3 hari SMRS yang dirasakan semakin memberat. Dialami sejak awal kehamilan, namun makin lama makin parah. Muntah lebih dari 8x/hari. Muntah berisi makanan dan minuman yang dimakan.
Keluhan nyeri uluhati sejak 5 hari SMRS
Tidak nafsu makan, lemas, mengganggu aktivitas sehari-hari
Penurunan berat badan
Pada pasien dalam kasus ini, terdapat gejala-gejala Hiperemesis Gravidarum yang sesuai
dengan kepustakaan
Terjadi mual dan muntah yang terjadi pada trimester pertama kehamilan
Dirasakan semakin hari semakin bertambah parah
Mengakibatkan :
Gangguan asupan nutrisi secara oral
Gangguan gizi
Hambatan aktivitas sehari-hari
Terdapat tanda-tanda dehidrasi.1
Muntah yang terjadi pada wanita hamil disebabkan oleh karena banyak faktor
yang mempengaruhi :
↑ kadar human chorionic gonadotropin (hCG) menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen merangsang mual dan muntah.
↑ kadar hormon progesteron pada kehamilan berakibat pada melemahnya kontraksi otot polos saluran pencernaan pergerakan motilitas pencernaan berkurang terjadi refleks muntah setiap kali makan.
Nyeri uluhati :
Muntah yang berlebihan iritasi pada mukosa lambung ditambah dengan motilitas
usus yang berkurang pada wanita hamil pemaparan mukosa lambung terhadap asam
lambung lebih lama nyeri epigastrium.
Tanda-tanda dehidrasi
PEMERIKSAAN FISIK KU/Kesadaran : lemah, pucat / CM
Tanda vital : TD 110/70 mmHg, N 88x/menit,
RR 18x/menit, S 36,7oC
Mata : tampak cekung (+/+)
Abdomen : nyeri tekan epigastrium (+),
turgor kulit 2 detik
Ekstremitas : CRT 2 detik
Status obstetrik
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, TFU teraba 3 jari diatas simfisis
Auskultasi : DJJ sulit dinilai dengan Laenec/doppler
Pemeriksaan Dalam
I : v/u tenang, tidak tampak keluar cairan dari
vagina, perdarahan aktif (-)
Io : portio livid, licin, ostium tertutup
VT : tidak dilakukan
Usia kehamilan 12
minggu
Tanda kehamilan
Lab :
Tes kehamilan (+)
Keton urin (+++) positif
USG tanggal 9 Februari 2015 :
CRL : 582 mm
Usia Kehamilan : 12-13 minggu
Kesan : Tampak janin tunggal hidup intrauterin, 12-13 minggu
Pada kasus hiperemesis gravidarum yang cukup berat pasien tidak dapat makan atau minum sama sekali cadangan karbohidrat dalam tubuh akan
habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi jaringan
sebagai akibatnya lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak
dapat dioksidasi dengan sempurna terjadi penumpukan
asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik, dan aseton
ketosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PRINSIP TATALAKSANA Observasi keadaan umum, tanda vital,
tanda-tanda dehidrasi
Rawat ruangan
Cek DPL, UL, GDS, PT/OT, keton
Terapi medikamentosa :
Hidrasi cairan IVFD RL: Dextrose 5% = 1:1 / 8 jam
Drip neurobion 1 amp dalam 500cc RL
Ranitidin 2x1 amp IV
Ondansetron 3x1 amp IV
Asam folat 1x1 po
SF 1x1 po
Terapi edukasi :
Small frequent feeding, yaitu mengonsumsi makanan dan minuman sedikit namun sering, bertujuan untuk membantu mengurangi gejala mual dan muntah.
Menghindari makanan yang bersifat merangsang, seperti makanan pedas dan berlemak.
Tujuan terapi yang pertama pada pasien dengan hiperemesi gravidarum adalah untuk memperbaiki keadaan umum
pasien dan mengatasi dehidrasi,
Pada pasien ini, awalnya diberikan terapi parenteral sehingga keluhan mual, muntahnya berkurang. Cairan yang diberikan untuk rehidrasi ialah
infuse RL : Dextrose 5% = 1:1/8 jam.
Cairan dextrose diberikan karena diharapkan tubuh akan mempergunakan karbohidrat sebagai sumber energi.
Neurobion mencegah mual dan muntah sekaligus untuk mencegah terjadinya Ensefalopati Wernicke.
Ondansentron merupakan antagonis 5-HT3 yang bekerja pada sistem saraf SSP dan perifer. Target utama zat ini adalah SSP
mengurangi mual yang dialami pasien, meningkatkan pengosongan lambung.
Ranitidin mengurangi produksi asam lambung
Asam folat merupakan suplemen bagi ibu hamil karena merupakan vitamin yang membantu dalam pembentukan tulang
belakang janin.
PRINSIP TATALAKSANA
Penilaian keberhasilan terapi pasien dengan hiperemesis gravidarum dilakukan secara klinis dan laboratoris.
Secara klinis, keberhasilan terapi dapat dinilai dari penurunan frekuensi mual dan muntah, frekuensi dan intensitas mual, serta perbaikan tanda-tanda vital dan dehidrasi.
Sedangkan parameter pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dapat dilakukan pemeriksaan perbaikan dari gambaran ketonuria, ataupun perbaikan apabila terdapat gangguan asam-basa dan elektrolit.
Pada pasien dalam kasus ini :
Hari pertama dan kedua perawatan, terapi yang diberikan masih dilanjutkan secara parenteral oleh karena pasien masih mengeluh adanya mual dan muntah, meski frekuensi muntah telah berkurang.
Pada hari ketiga perawatan, pasien sudah tidak mengeluh mual, maupun muntah. Dari pemeriksaan klinis pun sudah tidak didapatkan tanda-tanda dehidrasi, serta dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil pemeriksaan keton urin telah negatif, menandakan telah terjadi perbaikan kondisi pada pasien
Sehingga pengobatan diganti secara per oral, dan pasien dapat dipulangkan.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Hiperemesis gravidarum (HG) adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan.3
EPIDEMIOLOGI
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70 % wanita hamil dalam 16 minggu pertama, kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual dan muntah dan 44% mengalami muntah – muntah.
Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan.
ETIOLOGI
a. Hormon
b. Psikogenik
c. Alergi atau imunologi (masuknya villi chorealis ke sirkulasi maternal)
d. Penurunan motilitas gaster
e. Helicobacter pylori
FAKTOR RESIKO
Kehamilan sebelumnya dengan hiperemesis gravidarum
Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda
Faktor organik : yaitu masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
Alergi : sebagai respon jaringan ibu terhadap anak
Faktor psikologis,
Perubahan Metabolisme, Biokimia, dan Sirkulasi
Tidak adekuatnya asupan makanan menyebabkan kekurangan glikogen. Suplai energi, simpanan lemak dipecah. Karena karbohidrat yang rendah, terdapat oksidasi tidak lengkap dari lemak dan akumulasi badan keton dalam darah. Aseton biasanya diekskresikan melalui ginjal dan pernapasan. Selain itu, terjadi pula peningkatan metabolisme protein dari jaringan endogen sehingga terjadi ekskresi berlebihan dari nitrogen nonprotein dalam urine.
Hilangnya air dan garam melalui muntah menyebabkan penurunan natrium, kalium, dan klorida plasma. Klorida urine mungkin dibawah normal 5 mg/liter atau mungkin tidak ada. Disfungsi hepar menyebakan asidosis dan ketosis sehingga terjadi peningkatan urea darah dan asam urat, hipoglikemia, hipoproteinemia, hipovitaminosis, dan hiperbilirubinemia.
Dalam sistem sirkulasi, dapat terjadi hemokonsentrasi sehingga terjadi peningkatan persentase hemoglobin, jumlah sel darah merah dan nilai hematokrit. Selain itu, terdapat jumlah sel darah putih dengan peningkatan eosinofil. Selain itu, terjadi pengurangan cairan ekstraseluler.7
PATOFISIOLOGI
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.(2). Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.(,2)
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Di samping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.(,2)
MANIFESTASI KLINIS
Hiperemesis gravidarum bermanifestasi antara minggu 4 dan 10 dan menghilang pada minggu 20 kehamilan.5 Puncaknya terjadi pada antara minggu 8 dan minggu
12. Hanya pada kasus yang sangat jarang, berlanjut hingga trimester kedua.6
Emesis gravidarum Hiperemis gravidarum
Mual dan muntah dikeluhan melewati
20 minggu pertama kehamilan
Mual dan muntah mengganggu aktivitas sehari-
hari
Tidak mengganggu aktivitas sehari-hari
Mual dan muntah menimbulkan komplikasi
(ketonuria, dehidrasi, hipokalemia penurunan
berat badan)
Tidak menimbulkan komplikasi patologis
HIPEREMESIS GRAVIDARUM BERDASARKAN BERAT RINGANNYA GEJALA
• Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkatan 1
• Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi 100-140x permenit, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Dapat pula tercium aseton dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.(1,)
Tingkatan II
• Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.3 Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Dapat terjadi ikterus, sianosis, ganggguan jantung, bilirubin, dan proteinura dalam urin.3
Tingkatan III
KRITERIA DIAGNOSIS
1• Amenore yang disertai muntah hebat sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu
2• Anamnesis : Tenggorokan terasa kering dan terus-menerus merasa haus, kulit menjadi keriput (dehidrasi), berat badan mengalami penyusutan
3• Fungsi vital : nadi meningkat 100x permenit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
4
• Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan munurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide)
5• Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kehamilan, kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola hidatidosa.
6• Laboratorium : penurunan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda keton dan proteinuria.
DIAGNOSIS BANDING
Apendisitis akut
Obstruksi usus
Keracunan makanan
Hepatitis
Hernia hiatus
Hipertiroidisme
Kehamilan mola
Pankreatitis
Penyakit ulkus peptida
Pielonefritis
Kolik renal
PENCEGAHAN
Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.2,3
TATALAKSANA
PROGNOSIS
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.(2,3)
Literatur lain menyebutkan, prognosis hiperemesi gravidarum umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.(3)
KOMPLIKASI
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan asam-basa
Ketosis
Sindrom Mallory Weiss
Resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
DAFTAR PUSTAKA1. Saifuddin A, Ravhimhadhi T, Wiknjosastro G. Kelainan gastrointestinal. Hiperemesis gravidarum.
Dalam: Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Edisi keempat. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009. hal 814-818
2. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC; 2004.
3. Bagian obstetri & ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Obstetri patologi. Edisi 1984. Bandung: Penerbit & Percetakan Elstar Offset; 1984; p.84-9.
4. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams obstetrics. 23rd Edition. New York: McGraw Hill; 2010.
5. Evans AT. Manual of obstetrics. 7th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
6. Philip B. Hyperemesis gravidarum: Literature review. Wisconsin Medical Journal 2003; 102(3); p.46-51.
7. Duta DC. Textbook of obstetrics. 6th Edition. Calcutta: New Central Book Agency; 2009.
8. Jueckstock JK, Kaetner R, Mylonas I. Managing hyperemesis gravidarum: a multimodal challenge. BMC Medicine; 2010; 8: 46.
9. Sonkusare S. Hyperemesis gravidarum: A Review. Malaysia: Med J Malaysia; 2008; 63 (3).
10. Arsenault MY, Lane CA. The management of nausea and vomiting of pregnancy. Canada: J Obstet Gynaecol Can; 2002; 24(10); p.817-23.
11. Sheehan P. Hyperemesis gravidarum: Assessment and management. Australia: Australian Family Physician; 2007; 36 (9).