Case fix Redo bag.1

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan di seluruh dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar pula stressor psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak mampu mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan jiwa skizofrenia Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguan klinis, banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Mula-mula Emil Kreaplin (18-1926) menyebutkan gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu istilah yang menekankan proses kognitif yang berbeda dan onset pada masa awal. Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh Eugen Bleuler (1857-1939), untuk menggambarkan munculnya perpecahan antara pikiran, emmosi dan perilaku pada pasien yang mengalami gangguan ini. Bleuler mengindentifikasi symptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan 4A antara lain : Asosiasi, Afek, Autisme dan Ambivalensi. 1

description

Psikiatrik

Transcript of Case fix Redo bag.1

Page 1: Case fix Redo bag.1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan di

seluruh dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa

semakin modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar pula stressor

psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena

tidak mampu mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan jiwa

skizofrenia

Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguan klinis,

banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Mula-mula Emil Kreaplin

(18-1926) menyebutkan gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu

istilah yang menekankan proses kognitif yang berbeda dan onset pada masa

awal. Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh Eugen Bleuler (1857-

1939), untuk menggambarkan munculnya perpecahan antara pikiran, emmosi

dan perilaku pada pasien yang mengalami gangguan ini. Bleuler

mengindentifikasi symptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan 4A

antara lain : Asosiasi, Afek, Autisme dan Ambivalensi.

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir 1%

penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di Amerika.

Skizofrenia lebih sering terjadi pada Negara industri terdapat lebih banyak

populasi urban dan pada kelompok sosial ekonomi rendah.

Walaupun insidennya hanya 1 per 1000 orang di Amerika Serikat, skizofrenia

seringkali ditemukan di gawat darurat karena beratnya gejala, ketidakmampuan

untuk merawat diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang bertahap.

Kedatangan diruang gawat darurat atau tempat praktek disebabkan oleh

halusinasi yamg menimbulkan ketegangan yang mungkin dapat mengancam

jiwa baik dirinya maupun orang lain, perilaku kacau, inkoherensi, agitasi dan

penelantaran

1

Page 2: Case fix Redo bag.1

Diagnosis skizofrenia lebih banyak ditemukan dikalangan sosial ekonomi

rendah. Beberapa pola interaksi keluarga dan faktor genetik diduga merupakan

salah satu faktor penyebab terjadinya skizofrenia.5 75% penderita skizofrenia

mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda

memang beresiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stressor. Kondisi

penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena

dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri

Salah satu pembagian skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik.

Skizofrenia hebefrenik disebut juga disorganized type atau “kacau balau” yang

ditandai dengan inkoherensi, affect datar, perilaku dan tertawa kekanak-

kanakan, yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri,

menunjukkan gerakan-gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan

kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial

(Dadang Hawari, 2001:64-65).

Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan

gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi

kronis dan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena

menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya.

Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya sekitar 1% dari kelompok lanjut

usia (lansia) (Dep.Kes.1992).

2

Page 3: Case fix Redo bag.1

BAB II

STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : Tn. R

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 29 tahun

Alamat : Kayu Agung

Status : Belum menikah

Pendidikan : SMA tamat

Pekerjaan : Tidak bekerja

Agama : Islam

Datang ke RSMH : 12 Agustus 2014

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Tidak mau berbicara dan suka lari dari rumah

Riwayat Gangguan Sekarang

Sejak 4 tahun yang lalu penderita mengalami perubahan sikap menjadi

sangat pendiam. Perubahan perilaku terjadi sejak penderita masuk penjara akibat

dirazia polisi tengah malam. Penderita juga suka berbicara dan tertawa sendiri,

penderita tidak nyambung saat diajak bicara. Penderita suka pergi dari rumah.

Penderita merasa seperti melihat bayangan orang yang suka mengajaknya jalan-

jalan ke lebak. Penderita juga mendengar bisikan-bisikan yang mengatainya

bodoh. Penderita kurang tidur. Saat tengah malam penderita pergi dari rumah dan

merokok. Penderita juga suka mencoret-coret dinding rumah. Penderita masih

bisa makan sendiri namun harus dengan motivasi. Penderita tidak mau mandi,

penderita mandi seminggu sekali. Penderita tidak menggunakan NAPZA dan

alkohol. Penderita belum pernah berobat sebelumnya.

3

Page 4: Case fix Redo bag.1

a. Riwayat penyakit dahulu

- Penderita tidak pernah mengalami kondisi seperti ini sebelumnya.

b. Riwayat hidup premorbid

Bayi : lahir normal, cukup bulan

Anak : pendiam, kurang bergaul

Remaja : pendiam, kurang bergaul

Dewasa : pendiam, kurang bergaul

c. Riwayat perkembangan organobiologi

- Riwayat kejang (-)

- Riwayat demam tinggi yang lama (-)

- Riwayat trauma kepala (-)

- Riwayat asma (-)

- Riwayat sakit ginjal (-)

d. Riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang

Riwayat mengonsumsi alkohol dan NAPZA tidak ada.

e. Riwayat pendidikan

SMA tamat.

f. Riwayat pekerjaan

Bekerja di counter HP.

g. Riwayat perkawinan

Belum menikah.

h. Keadaan sosial ekonomi

Kurang.

4

Page 5: Case fix Redo bag.1

i. Riwayat keluarga

- Tidak ada keluarga pasien dengan keluhan maupun penyakit yang

sama dengan pasien.

- Pedigree:

A. AUTOANAMNESIS

Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 12 Agustus 2014 pukul 10.00

s.d. 11.00 WIB di Poli Jiwa RSMH dengan menggunakan Bahasa Indonesia

dan bahasa daerah. Sebelum wawancara dimulai pasien tampak bengong.

Pemeriksa Pasien Interpretasi

(Psikopatologi)

“Assalamu’alaikum, Redo”

(pemeriksa tersenyum

sambil menatap mata

pasien dan mengajak

bersalaman)

“Wa’alaikumsalam”

(Pasien menatap mata

pemeriksa dan

menyambut tangan

pemeriksa)

- Kompos mentis- Perhatian ada- Kontak mata ada- Kontak fisik ada- Kontak verbal

ada

“Kami dokter muda di sini,

kita ngobrol sebentar

ya ,Do ?”

“Ya”

“Redo kesini sama siapa?” “Nenek”

“Berapa umurnya

sekarang?”

“29” - Daya ingat baik- Orientasi tempat,

5

Page 6: Case fix Redo bag.1

waktu, dan orang baik

“Redo tinggal dimana ?” (Pasien tidak menjawab)

“Redo tahu ga sekarang

ada di mana?”

“rumah sakit”

“Apa keluhan Redo dibawa

kesini?”

“Dak tau, dibawa kesini

aku” (menunjuk nenek

dan adiknya)

Daya konsentrasi

kurang

“Apa yang Redo rasakan

sekarang?”

“Katek”

“Redo ado dak denger

bisikan-bisikan?”

(Pasien bergumam tidak

jelas)

“Redoo, Redo ada denger

bisikan dak?”

“yoo”

“Dibisikin apa Redonya? “Dio galak ngomong aku

nih bodoh (dilanjutkan

perkataan yang kurang

jelas)”

Asosiasi longgar, irelevan

“Redo ada suka ngeliat

bayangan orang ga?”

“Katek”

“Redo katanya suka pergi

dari rumah ya?”

“Idak jugo”

“Kata nenek Redo, Redo

galak pergi dari rumah,

kemana?”

“Jalan-jalan bae, diajak

kawan aku”

“Kawan siapa?” “Ado kawan aku” (saat

itu nenek menggelengkan

kepalanya tidak setuju)

“Redo pernah masuk

penjara ya? Cak mano

dalam penjara itu? Ada yg

galak nganggu Redo dak?”

(Pasien terlihat

mengingat-ingat) “hmm,

katek. Cuma

makanannya be dak

6

Page 7: Case fix Redo bag.1

lemak” (dilanjutkan

perkataan yang kurang

dapat dipahami)

“Redo punya mama tiri ya?

Cakmano sama mama

tirinya?”

Pasien menjawab tidak

jelas dan tidak

nyambung.

“Redo ado galak minum-

minum dak?”

Pasien geleng-geleng

kepala

“Kalau ngobat pernah dak

Redo?”

Pasien diam sejenak lalu

menggelengkan

kepalanya.

III. PEMERIKSAAN

A. STATUS INTERNUS

1) Keadaan Umum

Sensorium : kompos mentis terganggu

Frekuensi nadi : 86 x/menit

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Suhu : 36,50C

Frekuensi napas : 18 x/menit

2) Sistem kardiovaskuler : dalam batas normal

3) Sistem respiratorik : dalam batas normal

4) Sistem gastrointestinal : dalam batas normal

5) Sistem urogenital : dalam batas normal

6) Sistem muskuloskeletal : dalam batas normal

7) Sistem integument : dalam batas normal

8) Kelainan khusus : tidak ada

B. STATUS NEUROLOGIKUS

1) Urat syaraf kepala (panca indera) : tidak ada kelainan

7

Page 8: Case fix Redo bag.1

2) Gejala rangsang meningeal : tidak ada

3) Gejala peningkatan tekanan intracranial : tidak ada

4) Mata

Gerakan : baik ke segala arah

Persepsi mata : baik, diplopia tidak ada, visus normal

Pupil : bentuk bulat, sentral, isokor, Ø 2mm/2mm

Refleks cahaya : +/+

Refleks kornea : +/+

Pemeriksaan oftalmoskopi : tidak dilakukan

5) Motorik

Fungsi MotorikLengan Tungkai

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Luas luas luas luas

Kekuatan 5 5 5 5

Tonus Eutoni eutoni eutoni eutoni

Klonus - - - -

Refleks fisiologis + + + +

Refleks patologis - -

6) Sensibilitas : normal

7) Susunan syaraf vegetatif: tidak ada kelainan

8) Fungsi luhur : tidak ada kelainan

9) Kelainan khusus : tidak ada

C. STATUS PSIKIATRIKUS

KEADAAN UMUM

a. Sensorium : kompos mentis terganggu

b. Perhatian : adekuat

c. Sikap : kurang kooperatif

d. Inisiatif : kurang

e. Tingkah laku motorik : hipoaktif

8

Page 9: Case fix Redo bag.1

f. Ekspresi fasial : datar

g. Verbalisasi : kurang jelas

h. Cara bicara : lancar

i. Kontak psikis

Kontak fisik : ada

Kontak mata : ada

Kontak verbal : ada

KEADAAN KHUSUS (SPESIFIK)

a. Keadaan afektif

Afek : Terbatas

Mood : eutimik

b. Hidup emosi

Stabilitas : stabil

Dalam-dangkal : normal

Pengendalian :

terkendali

Adekuat-Inadekuat : adekuat

Echt-unecht : echt

Skala diferensiasi : menyempit

Einfuhlung : bisa

dirabarasakan

Arus emosi : lambat

c. Keadaan dan fungsi intelektual

Daya ingat : baik

Daya konsentrasi : kurang

Orientasi orang/waktu/tempat : baik

Luas pengetahuan umum : sesuai

Discriminative judgement : relatif terganggu

Discriminative insight : relatif terganggu

Dugaan taraf intelegensi : IQ rata-rata

Depersonalisasi dan derealisasi : tidak ada

d. Kelainan sensasi dan persepsi

9

Page 10: Case fix Redo bag.1

Ilusi : tidak ada

Halusinasi : Ada, visual dan auditorik

e. Keadaan proses berpikir

Psikomotilitas : lambat

Mutu : sulit dipahami

Arus pikiran

- Flight of ideas : tidak

ada

- Inkoherensi : tidak

ada

- Asosiasi longgar : ada

- Sirkumstansial : tidak

ada

- Tangensial : tidak

ada

- Terhalang (blocking) : tidak

ada

- Terhambat (inhibition) : tidak

ada

- Perseverasi : tidak

ada

- Verbigerasi : tidak

ada

Isi pikiran

- Waham : tidak ada

- Pola Sentral : tidak ada

- Fobia : tidak ada

- Konfabulasi : tidak ada

- Perasaan inferior : tidak ada

- Kecurigaan : tidak ada

- Rasa permusuhan/dendam: tidak ada

- Perasaan berdosa/salah : tidak ada

- Hipokondria : tidak ada

- Ide bunuh diri : tidak ada

- Ide melukai diri : tidak ada

- Lain-lain : tidak ada

Pemilikan pikiran

- Obsesi : tidak ada

- Aliensi : tidak ada

10

Page 11: Case fix Redo bag.1

Bentuk pikiran

- Autistik : ada

- Simbolik : tidak

ada

- Dereistik : tidak

ada

- Simetrik : tidak

ada

- Paralogik : tidak

ada

- Konkritisasi : tidak

ada

- Overinklusif : tidak

ada

11