Case BPH

45
LAPORAN KASUS BENIGN PROSTAT HYPERPLASI Oleh : dr. Apresia Kharisma Lady Fadilah Pembimbing : dr. Yudi, Sp.B

description

PRESENTASI

Transcript of Case BPH

  • LAPORAN KASUS

    BENIGN PROSTAT HYPERPLASI

    Oleh : dr. Apresia Kharisma Lady Fadilah

    Pembimbing : dr. Yudi, Sp.B

  • Tinjauan PustakaBenign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah pertumbuhan berlebihan sel-sel prostat yang tidak ganas dimana kelenjar prostat membesar dengan cepat. Sebenarnya yang terjadi adalah hiperplasi kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang sebenarnya ke arah periferGambar 3.3.Hiperplasia prostat4. (A) Prostat normal: uretra (1), daerah kelenjar periuretra (2), kelenjar prostat (3). (B) Hiperplasia prostat: uretra yang terjepit (1), hiperplasia kelenjar periuretra menjadi hipertropia prostat (2), kelenjar prostat yang sebenarnya yang tertekan menjadi sebagai simpai dan disebut simpai bedah

  • Anatomi

  • Gambaran Klinis Keluhan pada saluran kemih sebelah atas (LUTS = lower urinary tract symptom) terdiri atas gejala obstruktif dan gejala iritatif.

  • Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih sebelah bawah, para ahli urologi membuat sistem skoring yang subjektif dan dapat dihitung sendiri berupa WHO PSS (prostatic symptom score).

  • PenatalaksanaanTerapi nonbedah dianjurkan bila WHO PSS tetap di bawah 15.Untuk itu dianjurkan melakukan kontrol dengan menentukan WHO PSS. Terapi bedah dianjurkan bila WHO PSS bernilai lebih dari 25 atau bila timbul obstruksi4.

  • Jenis-Jenis Prostatektomi1.TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat)Suatu operasi pengangkatan jaringan prostat lewat uretra menggunakan resektroskop, dimana resektroskop merupakan endoskop untuk pembedahan uretra yang dilengkapi dengan alat pemotong dan counter yang disambungkan dengan arus listrik.

    2.TUIP (Insisi Prostat Transuretral)Suatu prosedur dengan cara memasukkan instrumen melalui uretra. Satu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra. Cara ini diindikasikan ketika kelenjar prostat berukuran kecil (30 gram/kurang) dan efektif dalam mengobati banyak kasus BPH. Angka komplikasi lebih rendah dibanding prosedur bedah prostat lainnya.

    3.Open Prostatektomi

  • Pembedahan TerbukaPembedahan Terbuka adalah suatu tindakan enukleasi adenoma prostat melalui insisi ekstraperitoneal pada dinding bulianterior bagian bawah.

    Open prostatektomi dibagi menjadi tiga yaitu retropubic infravesica (Terence Millin), Suprapubic Transvesica/TVP (Freeyer), dan Transperineal.

  • Retropubic InfravesikaDengan cara membuat insisi abdomen rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkus pubis dan kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih.Prosedur ini cocok untuk kelenjar besar yang terletak tinggi dalam pubis.

    Keuntungan : a) Langsung melihat fossa prostat b) Tanpa membuka vesika sehingga pemasangan kateter tidak perlu selama bila membuka vesika Kerugian :a) Cara ini tidak dapat dipakai jika diperlukan tindakan lain yang harus dikerjakan dari dalam kandung kemih.

  • Suprapubik TransvesikaSalah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen. Suatu insisi dibuat ke dalam kandung kemih, dan kelenjar prostat diangkat dari atas. Keuntungan : a) Baik untuk kelenjar besar b) Banyak dikerjakan untuk semua jenis pembesaran prostat c) Kerusakan spingter eksterna minimal

    Kerugian : a) Memerlukan pemakaian kateter lebih lama sampai luka pada dinding vesica sembuh b) Sulit untuk kontrol perdarahan c) Mortality rate 1 -5 %

  • TransperinealDengan cara mengangkat kelenjar melalui insisi dalam perineum. Cara ini lebih praktis dibanding cara yang lain, dan sangat berguna untuk biopsi terbuka. Pada periode pasca operatif, luka bedah mudah terkontaminasi karena insisi dilakukan dekat dengan rectum. Keuntungan : a) Dapat langssung pada fossa prostat b) Pembuluh darah tampak lebih jelas c) Langsung biopsi untuk karsinoma

    Kerugian : a) Impotensi b) Inkontinensia c) Bisa terkena rectum d) Perdarahan hebat e) Merusak diagframa urogenital

  • LAPORAN KASUS

  • IDENTITASNama:Tn. C.MJenis kelamin:Laki-lakiUsia:70 tahunKebangsaan:IndonesiaAgama:IslamStatus:Sudah menikahPekerjaan:Buruh Alamat:Tanjung Raja Bingin Teluk Lubuk LinggauTanggal masuk:05 Agustus 2014Tanggal pemeriksaan:06 Agustus 2014

  • ANAMNESISKeluhan Utama:Sulit untuk buang air kecil sejak kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.Riwayat Perjalanan Penyakit:Sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu, penderita merasakan sulit buang air kecil. Penderita merasakan pancaran air kencing lemah, menetes sedikit-sedikit, terasa sakit, dan harus mengedan saat kencing. Penderita mengaku masih ada sisa urin setelah kencing dan disertai perasaan tidak puas. Dalam sehari, penderita dapat berkali-kali buang air kecil dengan selang waktu - 1 jam sekali. Selain itu, penderita terbangun pada malam hari untuk kencing lebih dari 3 kali tiap malam. Penderita menyangkal mengalami demam, pusing, mual, muntah, nyeri pinggang, kencing darah dan kencing berpasir. Riwayat adanya trauma juga disangkal.Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, penderita berobat ke dokter dan dilakukan pemasangan kateter. Apabila kateter dilepaskan, penderita kembali merasakan sulit untuk buang air kecil.

  • ANAMNESISRiwayat Penyakit Dahulu:Riwayat penyakit darah tinggi dan penyakit jantung tidak ada. Riwayat penyakit kencing manis tidak ada. Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama juga tidak ada.Riwayat Penyakit dalam Keluarga:Riwayat penyakit jantung, kencing manis, dan riwayat penyakit dengan keluahan yang sama dalam keluarga disangkal oleh penderita.

  • PEMERIKSAAN FISIKSTATUS GENERALISKeadaan umum:tampak sakit sedangKesadaran:E4M6V5Tekanan darah:130/80 mmHgNadi :87 x/menitPernapasan:21 x/menitSuhu:36,7 0C

  • PEMERIKSAAN FISIKKulit : ikterik (-), sianosis (-)Kepala :Normocephali, rambut hitam dan tidak mudah rontok, sudut nasolabialis simetris.Mata:edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+), Hidung:sekret (-/-), napas cuping hidung (-/-)Mulut dan Tenggorokkan :mukosa bibir anemis (-), sianosis (-), lidah kotor (-), papil atrophi (-), tonsil T1/T1, faring hipermis (-)Telinga:nyeri tekan tragus (-/-), gg. pendengaran (-/-)

  • PEMERIKSAAN FISIKLeher :Inspeksi:simetris, massa (-)Palpasi:pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)JVP:5-2 cmH2O Thorax :Simetris, gerak napas tertinggal (-/-), pektus ekskavatum (-)Pulmo :Inspeksi:sela iga melebar (-/-), otot bantuan napas (-/-)Palpasi:vokal fremitus hemitoraks dextra = sinistraPerkusi:sonor, batas paru-hepar ICS VIAuskutasi:vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)

  • PEMERIKSAAN FISIKCor :Inspeksi:iktus kordis tidak tampakPalpasi:iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistraPerkusi:batas kiri atas:ICS II linea midclavicula sinistrabatas kanan atas : ICS II linea parasternalis dextrabatas kiri bawah : ICS V linea midclavicula sinistrabatas kanan bawah : ICS IV linea parasternalis dextraAuskultasi:S1/S2 (+) reguler, murmur (-), gallop (-)

  • PEMERIKSAAN FISIKAbdomenInspeksi:datar, lemas, massa (-)Palpasi:nyeri tekan (-), teraba massa (-), hepar-lien tidak terabaPerkusi:timpani, nyeri ketok (-)Auskultasi: bising usus (+) normalEkstremitasSuperior : akral hangat, edema (-/-) sianosis (-/-), CRT < 2 detikInferior : akral hangat, edema (-/-), pitting edema (-/-), sianosis (-/-), CRT < 2 detik

  • PEMERIKSAAN FISIKSTATUS LOKALISUrologikus:Regio Costo Vertebrae Angle Dextra et SinistraInspeksi : bulging (-/-)Palpasi :ballotement (-/-)Perkusi:nyeri ketok (-/-)Regio SuprapubicInspeksi :bulging (-), scar (-)Palpasi :nyeri tekan (-)Regio Genetalia EksternaInspeksi:MUE normal, terpasang kateter uretra No. 16F, urin jernih,darah (-), pus (-)

  • Regio Anal

    Inspeksi: Tidak ada luka dan tidak tampak adanya benjolanPalpasi: Nyeri tekan (-).Rectal toucher : Tonus sfingter ani cukup, ampula rekti tidak kolaps, mukosa rectum licin, teraba massa di jam 12, kenyal, permukaan licin, simetris, batas atas tidak dapat diraba, sulcus medianus tidak teraba, batas lateral teraba pembesaran 3-4 cm.Handscoon : feces (-), darah (-), lendir (-).

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan EKG

  • DIAGNOSIS BANDING

    Temuan KlinisBPHCa ProstatStriktur UretraUrolitiasis KasusKesulitan berkemih++/-+++Pancaran kemih menurun++/-+++Frekuensi kemih abnormal++/-+++Berkemih tidak lampias++/-+++Disuria++/-+++Urin keluar menetes diakhir berkemih++/-+++Pancaran kemih bercabang--+--Hematuria-+/-++/--Nyeri pelvis-+/-+--Nocturia+---+Urgensi+---+Mengedan saat miksi+---+Riwayat trauma--+--Hasil colok duburTeraba prostat simetris, konsistensi kenyalTeraba prostat asimetris, konsistensi keras--Teraba prostat simetris, konsistensi kenyal

  • DIAGNOSIS KERJABenign Prostatic Hyperplasia

  • PENATALAKSANAANMedikamentosaIVFD RL/D5% gtt XV/menit (makro)Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr IV (skintest)Kateterisasi dengan kateter No.16F

    Tindakan operasiRencana prostatektomi terbuka dengan pendekatan suprapubik transvesika.

  • Follow UP08 Agustus 2014s/ - pasien mengeluh nyeri pada luka operasi dan nafsu makan menuruno/ - Tekanan darah:110/70 mmHg - Nadi: 84 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CM- Luka bekas operasi tampak tenang. DC 3 way (+), drainase (+). Urin kuning bercampur darah.a/ Post-op open prostatektomi hari ke 1th/ - IVFD RL/D5% (1:1) gtt XV/menit (makro) + drip Tramadol 50 mg- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr IV (skintest)- Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg (iv)- Kateterisasi dengan kateter No.16f- Drain 100cc

  • 09 Agustus 2014s/ - Nyeri pada luka operasi berkurango/ - Tekanan darah:110/70 mmHg - Nadi: 86 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CM- DC 3 way (+), drainase (+),Urin kuning bercampur darah.a/ Post-op open prostatektomi hari ke 2 th/ - IVFD RL/D5% (1:1) gtt XV/menit (makro) + drip Tramadol 50 mg- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr IV (skintest)- Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg (iv)- Kateterisasi dengan kateter No.16f- Drain 10cc

  • 10 Agustus 2014s/ - Nyeri pada luka operasi berkurango/ - Tekanan darah:130/90 mmHg - Nadi: 85 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CM - DC 3 way (+), drainase (+),Urin kuning bercampur darah.a/ Post-op open prostatektomi hari ke 3th/ - IVFD RL/D5% (1:1) gtt XV/menit (makro) + drip Tramadol 50 mg- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr IV (skintest)- Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg (iv)- Kateterisasi dengan kateter No.16f- Drain 10cc

  • 11 Agustus 2014s/ - Tidak adao/ - Tekanan darah:120/80 mmHg - Nadi: 80 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CM - DC 3 way (+), drainase (+),Urin kuning bercampur darah.a/ Post-op open prostatektomi hari ke 4th/ - IVFD RL/D5% (1:1) gtt XV/menit (makro) + drip Tramadol 50 mg- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr IV (skintest)- Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg (iv)- Kateterisasi dengan kateter No.16f- Drain 10cc

  • 12 Agustus 2014s/ - Tidak adao/ - Tekanan darah:130/80 mmHg - Nadi: 84 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CM - DC 3 way (+), drainase (+),Urin kuning bercampur darah.a/ Post-op open prostatektomi hari ke 5th/ - IVFD RL/D5% (1:1) gtt XV/menit (makro) + drip Tramadol 50 mg- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr IV (skintest)- Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg (iv)- Kateterisasi dengan kateter No.16f- Drain 70 cc

  • 13 Agustus 2014s/ - Tidak adao/ - Tekanan darah:130/80 mmHg - Nadi: 84 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CM - DC 3 way (+),Urin kuning.a/ Post-op open prostatektomi hari ke 6th/ - Cefadroxil 2 x 500 mg (p.o)Asam mefenamat 3 x 500mg (p.o)

  • 14 Agustus 2014s/ - Tidak adao/ - Tekanan darah:130/80 mmHg - Nadi: 84 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CM - DC 3 way (+),Urin kuning.a/ Post-op open prostatektomi hari ke 7th/ - Cefadroxil 2 x 500 mg (p.o) - Asam mefenamat 3 x 500mg (p.o) - Kateter dilepas

  • 15 Agustus 2014s/ - Tidak adao/ - Tekanan darah:120/80 mmHg - Nadi: 84 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,5 C - KU: sedang - KS: CMa/ Post-op open prostatektomi hari ke 8th/ - Cefadroxil 2 x 500 mg (p.o) - Asam mefenamat 3 x 500mg (p.o) - Pasien boleh pulang

  • Rencana post operasiKontrol paling lambat 6 minggu pasca operasi untuk mengetahui kemungkinan terjadi penyulit.Kontrol selanjutnya setelah 3 bulan untuk mengetahui hasil akhir operasi.

    PrognosisQuo ad vitam : bonam.Quo ad functionam : dubia.

  • ANALISIS KASUS

  • BPHCa. ProstatStriktur UretraUrolitiasisLaki-laki dengan usia 70 tahun,Sulit BAK, pancaran air kencing lemah, menetes sedikit-sedikit, nyeri saat BAK, harus mengedan, masih ada sisa urin, tidak lampias, kencing berkali-kali, kencing malam hari > 3 kali, kateter dilepas sulit kencing kembaliPada usia > 50 tahunPada usia < 45 tahun, dengan riwayat traumaRiwayat penyakit yang sama, keluhan kencing berpasir, atau ada batu

  • Regio CVARegio Suprapubic Regio genetalia eksternaBulging (-/-), ballotement (-/-), nyeri ketok (-/-)Bulging (-), scar (-), nyeri tekan (-)MUE normal, terpasang kateter No. 16 F, urin jernih, darah (-), pus (-)Hidronefrosis disingkirkanRectal Toucher

    Tonus sfingter ani cukup, ampula rekti tidak kolaps, mukosa rectum licin, teraba massa di jam 12, kenyal, permukaan licin, simetris, batas atas tidak dapat diraba, sulcus medianus tidak teraba, batas lateral teraba pembesaran 3-4 cm.Ca Prostat dapat disingkirkan

  • Rectal ToucherPembesaran prostat cenderung jinakCa Prostat dapat disingkirkanDiagnosis ditegakkan :Benign Prostatic Hyperplasia

  • Benign Prostatic Hyperplasia

    IVFD RL/D5% gtt XV/menit (makro)Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr IV (skintest)Kateterisasi dengan kateter No.16F

    Rencana : Prostatektomi terbuka dengan pendekatan suprapubik transvesika

  • DAFTAR PUSTAKAIkatan Ahli Urologi Indonesia. 2003. Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesia. Diunduh dari: http://www.iaui.or.id/. Diakses pada 1 Oktober 2012; 00:18. Amalia R. 2007. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak. Tesis, Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.Snell RS. 2006. Pelvis: Bagian II Cavitas Pelvis, Prostata. Dalam: Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Terjemahan oleh: Sugiharto, L. EGC, Jakarta, Indonesia, hal. 350-352; 372-374.Sjamsuhidajat R., de Jong W. 2005. Bagian III: Tindakan Bedah Organ dan Sistem Organ, Prostat. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC, Jakarta, Indonesia, hal. 782-786.Purnomo BB. 2009. Hiperplasia Prostat. Dalam: Dasar-dasar Urologi. Edisi 2. Sagung Seto, Jakarta, Indonesia, hal 69-85.

  • TERIMA KASIH

    *