Case Acites
-
Upload
nuristy-fauzia-ulhaq-pribadi -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of Case Acites
LAPORAN KASUS
ASCITES
Disusun Oleh :
Noor Isty Fauzia Ulhaq
030.10.207
Pembi
mbing :
Dr. Elhamida Gusti, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD BUDHI ASIH JAKARTA
PERIODE 19 OKTOBER 2015 – 27 DESEMBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
CAWANG, JAKARTA TIMUR
Nama Co-Ass : Noor Isty Fauzia Ulhaq
NIM : 030.10.207
Pembimbing : Dr. Elhamida Gusti, Sp.PD
I. IDENTITAS PASIEN
Nomor RM : 01000679
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 15 Tahun
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Lubang Buaya No 93 Jakarta Timur
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : -
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Ruang Perawatan : 606
Tanggal Masuk : 19 Oktober 2015 jam 01.25
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis yang dilakukan pada hari Kamis 22
Oktober 2015 di ruang perawatan lantai 6 Barat RSUD Budhi Asih.
1. Keluhan Utama :
Mual dan Muntah 1 hari SMRS
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan utama Mual dan muntah sejak 1 hari SMRS, muntah
sudah 4 kali dalam sehari dan perut terasa begah dan tidak nyaman. Pasien merasa
perutnya semakin lama semakin membesar, perut ini membesar kurang lebih 3 bulan
yang lalu namun tak terlalu dihiraukan pasien. Selain itu pasien sering mengalami
nyeri pada perutnya yang hilang timbul, bila diukur dengan VAS nilainya 4 yaitu
nyeri sedang dan sudah mengganggu aktivitas. Pasien mengaku sering sesak dan
sulit untuk tidur.
Pasien mengaku sebelum perutnya membesar pasien terjatoh dari motor lalu terdapat
nyeri dada dan perut, pada saat post kecelakaan tidak ada perdarahan dan pingsan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien menyangkal pernah menderita hal yang sama. Riwayat DM (-), dapat
Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Asma (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien menyangkal adanya anggota keluarga yang menderita hal yang sama.
5. Riwayat Kehidupan Pribadi, Sosial, dan Kebiasaan :
Pasien menyangkal bahwa merokok
6. Riwayat Pengobatan :
Paien mengaku beli obat mual di apotek namun tidak ada perubahan.
7. Riwayat Alergi :
Riwayat alergi pada pasien disangkal.
8. Riwayat Lingkungan :
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk.
9. Anamnesis menurut sistem :
Umum : Pasien sadar, tampak sakit sedang
Kulit : Tidak ada keluhan.
Kepala : Tidak ada keluhan.
Mata : Tidak ada keluhan.
THT : Tidak ada keluhan.
Leher : Tidak ada keluhan.
Thoraks : Terdapat nyeri dada (+)
Abdomen : Mual (+), muntah (-). Nyeri perut (+) Nyeri Tekan (-)
Saluran kemih : Tidak ada keluhan
Genital : Tidak ada keluhan.
Ekstremitas : Tidak ada keluhan.
III. PEMERIKSAAN FISIK (22-10-2015)
Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos mentis
- Kesan sakit : Tampak sakit sedang, lemah
- Kesan gizi : Tampak gizi kurang
Tanda-tanda Vital :
- TD : 100/70 mmHg
- N : 82 x/menit (sama kuat kanan dan kiri, isi cukup, reguler)
- RR : 24 x/menit (pernapasan Thorakoabdominal)
- S : 36,2oC (suhu axillaris)
- Antropometri : BB: 32 kg, TB: 158 cm → BMI : 12,8 (Kurusl)
Status Generalis :
KULIT
Warna kulit sawo matang, pucat (-), sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit baik, efloresensi
bermakna (-).
KEPALA
Normochepali, deformitas (-), rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata : conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflex
cahaya langsung dan tidak langsung (+/+), ptosis (-), palpebra oedem
(-).
Telinga : Normotia, nyeri tarik/ nyeri tekan (-/-), liang telinga lapang (+/+),
serumen (-/-)
Hidung : Deformitas (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), kavum nasi lapang (+/+)
Mulut : sianosis (-), bibir dan mukosa mulut tidak kering, tidak ada
efloresensi yang bermakna, oral hygiene baik, uvula letak di tengah,
tidak hiperemis, arkus faring tidak hiperemis dan tidak tampak
detritus.
LEHER
Inspeksi : KGB dan kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba
membesar.
JVP : 5+2 cm H2O
THORAKS
Inspeksi : Tidak tampak efloresensi yang bermakna, gerak pernafasan simetris,
retraksi otot-otot pernapasan (+) Pernapasan Thorakoabdominal.
Palpasi : Ictus cordis teraba setinggi ICS 5 ± 1 cm dari garis midclavicula kiri.
Perkusi : Didapatkan perkusi sonor pada kedua lapang paru.
- batas paru dengan hepar : setinggi ICS 5 linea midclavicula kanan dengan
suara redup
- batas paru dengan jantung kanan : setinggi ICS 3 hingga 5 linea sternalis
kanan dengan suara redup
- batas paru dengan jantung kiri : setinggi ICS 5, 1 cm linea midclavicula kiri
dengan suara redup
- batas atas jantung : setinggi ICS 3 linea parasternal kiri dengan suara
redup
Auskultasi :
- Jantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-) gallop (-).
- Paru : Suara napas vesikuler (-/-), wheezing (-/-), Ronki (-/-).
ABDOMEN
Inspeksi : Tidak tampak efloresensi bermakna
Auskultasi : BU (+) Normal
Perkusi : Pada saat berbaring Timpani bagian medial, redup bagian lateral. Dilakukan
pemeriksaan Shifting dullnes (+) undulasi (+)
Palpasi : tidak dapat di nilai, undulasi (+)
EKSTREMITAS
Inspeksi : Simetris, tidak tampak efloresensi bermakna, oedem (-)
Palpasi : Akral teraba hangat, oedem (-), CRT < 2 detik.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium (20/10/2015)
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Leukosit 11,7 ribu/uL 4.5-13
Eritrosit 5,3 juta/uL 4.4-5.9
Hemoglobin 13,8 g/dL 12.8-16.8
Hematokrit 43 % 40-52
Trombosit 328 ribu/uL 156-406
MCV 81 fL 80 – 100
MCH 25.9 Pg 26 – 34
MCHC 31,8 g/dL 32 – 36
RDW 15,4 % < 14
KIMIA KLINIK
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa darah sewaktu 106 mg/dL < 110
HATI
AST/SGOT 31 mU/dl < 33
ALT/SGPT 16 mU/dl < 26
Albumin 3.1 g/dl 3.2-4.5
GINJAL
Ureum 32 mg/dl < 33
Kreatinin 0,74 mg/dl < 26
ELEKTROLIT SERUM
Natrium 138 mmol/L 135-156
Kalium 4.5 mmol/L 3.6-6.5
Klorida 99 mmol/L 98-109
Dilakukan pungsi abdomen sebanyak 6 ½ liter yang berwarna
kemerahan dengan konsistensi encer.
USG
Hepar : Sulit dinilai, terdesak ke cranial
Vesica felea : baik
Lien : baik
Pancrea : baik
Aorta : baik
Ren bilateral : besar dan bentuk normal. Permukaan regular
batas cortex dan medulla jelas, sistem pelvicalises normal.
Tidak tampak batu/SOL
Buli-buli : sulit dinilai
Prostat : sulit di nilai
Tampak cairan pada intraperitoneal sangat banyak
Kesan :Ascites
V. RINGKASAN
Pasien datang dengan keluhan utama Mual dan muntah sejak 1 hari SMRS,
muntah sudah 4 kali dalam sehari dan perut terasa begah dan tidak nyaman. Pasien
merasa perutnya semakin lama semakin membesar, perut ini membesar kurang lebih 3
bulan yang lalu namun tak terlalu dihiraukan pasien. Selain itu pasien sering
mengalami nyeri pada perutnya yang hilang timbul, bila diukur dengan VAS nilainya
4 yaitu nyeri sedang dan sudah mengganggu aktivitas. Pasien mengaku sering sesak
dan sulit untuk tidur.
Pasien mengaku sebelum perutnya membesar pasien terjatoh dari motor lalu
terdapat nyeri dada dan perut, pada saat post kecelakaan tidak ada perdarahan dan
pingsan.
Pasien menyangkal pernah menderita hal yang sama. Riwayat DM (-), dapat
Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Asma (-) Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Tekanan darah 100/70 mmHg. Pada saat berbaring di perkusi Timpani bagian
medial, redup bagian lateral. Dilakukan pemeriksaan Shifting dullnes (+) undulasi
(+). MCH 25,9. MCHC31,8, RDW 15,4.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Asites dd Keganasan
VII. ANALISA MASALAH
1. Asites dd Keganasan
Pada kasus ini, masalah asites dd keganasan adalah dengan anamnesis Mual dan
muntah sejak 1 hari SMRS, muntah sudah 4 kali dalam sehari dan perut terasa begah
dan tidak nyaman. Pasien merasa perutnya semakin lama semakin membesar, perut
ini membesar kurang lebih 3 bulan yang lalu namun tak terlalu dihiraukan pasien.
Selain itu pasien sering mengalami nyeri pada perutnya yang hilang timbul, bila
diukur dengan VAS nilainya 4 yaitu nyeri sedang dan sudah mengganggu aktivitas.
Pasien mengaku sering sesak dan sulit untuk tidur. Dan pada pemeriksaan fisik di
dapatkan abdomen di perkusi timpani pada medial dan redup pada lateral.
Pemeriksaan shifting dullnes (+) undulasi (+) dan pada saat pengambilan pungsi
abdomen di dapatkan cairan berwarna kemerahan dan encer.
VIII. RENCANA DIAGNOSTIK
1. Hematologi lengkap
2. SGOT/SGPT
3. Albumin
4. USG
5. Sitologi cairan
IX. PENATALAKSANAAN (18/09/2015)
- Farmakologis
- IVFD Asering venflon
- Pantoprazole 1x40
- Ondansentron 3x4 mg
- Kaltopen supp k/p
- Curcuma 3x1
- Bcomp 2x1
- Spironolacton 1x100
- Non-farmakologis
- Makan makanan yang bergizi dan bernutrisi baik.
X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : ad malam
FOLLOW UP HARIAN
Tgl Subjektif Objektif Analisis Perencanaan
20/9/15 Sakit dada (+),
lemas (+) , nyeri
post pemasangan
NGT
- CM, TSS
- TD: 130/80 mmHg, N: 82 x/m, RR: 22 x/m, S: 36.2oC
- CA -/- SI -/-
- Cor : S1&2 reguler, M -, G –
- Pulmo : SN ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
- Abdomen : supel, BU (+) , acites (+) hepar dan lien tidak
dapat di nilai
- Ekstremitas : akral hangat +/+/+/+, edema -/-/-/-
- Lab (19/10) MCH: 25.9/MCHC : 31.8/ RDW: 15,4/
- Cito Pungsi abdomen
- Asites dd
sirosis
- Asites dd
keganasan
- Asering / 12 j
- Pantoprazole 1x40
- Ondansentron 3x4 mg
- Kaltopen supp k/p
21/10/1
5
Nyeri pada lua post
pungsi. Lemas (+)
Tangan kanaan
terasa panas dan
nyeri
- CM, TSS
- TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/m, RR: 20 x/m, S: 36oC
- CA -/- SI -/-
- Cor : S1&2 reguler, M -, G –
- Pulmo : SN ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
- Abdomen : supel, BU (+) normal , NTE (+)
- Ekstremitas : akral hangat +/+/+/+, edema -/-/-/-
- Post pungsi abdomen 6 ½ liter berwarna kemerahan
Cek Sitologi
- Asites dd
keganasan
- Asering / 12 j
- Pantoprazole 1x40
- Ondansentron 3x4 mg
- Kaltopen supp k/p
-
22/10/1
5
Dada sakit sedikit
hilang timbul. Perut
nyeri hilang timbul .
- CM, TSS
- TD: 120/ 80 mmHg, N: 78 x/m RR: 20 x/m S: 36,2oC
- CA -/- SI -/-
- Cor : S1&2 reguler, M -, G –
- Pulmo : SN ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
- Abdomen : supel, BU(+) normal , Asites (-) shifting dullnes (-)
- Ekstremitas : akral hangat +/+/+/+, edema -/-/-/-
- Asites dd
keganasan
- Asering / 12 j
- Pantoprazole 1x40
- Ondansentron 3x4 mg
- Kaltopen supp k/p
- B complex 2x1
- Curcuma 3x1
23/10/1
5
Dada sakit sedikit
hilang timbul. Perut
nyeri hilang timbul .
- CM, TSS
- TD: 120/ 80 mmHg, N: 78 x/m RR: 20 x/m S: 36,2oC
- CA -/- SI -/-
- Cor : S1&2 reguler, M -, G –
- Pulmo : SN ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
- Abdomen : supel, BU(+) normal , Asites (+) LP : 65 shifting
dullnes (+)
- Ekstremitas : akral hangat +/+/+/+, edema -/-/-/-
Albumin
- USG
- Asites dd
keganasan
- Asering / 12 j
- Pantoprazole 1x40
- Ondansentron 3x4 mg
- Kaltopen supp k/p
- B complex 2x1
- Curcuma 3x1
24/10/1
5
Dada sakit sedikit
hilang timbul. Perut
nyeri hilang timbul .
merasa perut makin
- CM, TSS
- TD: 120/ 80 mmHg, N: 80 x/m RR: 20 x/m S: 36,2oC
- CA -/- SI -/-
- Asites dd
keganasan
- Asering / 12 j
- Pantoprazole 1x40
- Ondansentron 3x4 mg
membesar - Cor : S1&2 reguler, M -, G –
- Pulmo : SN ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
- Abdomen : supel, BU(+) normal , Asites (+) LP : 68 shifting
dullnes (+)
- Ekstremitas : akral hangat +/+/+/+, edema -/-/-/-
- Lab Albumin :3.1
USG
-
- Kaltopen supp k/p
26/10/1
5
Mual (+), demam (-) - CM, TSS
- TD: 110/ 70 mmHg, N: 82 x/m RR: 18 x/m S: 36,2oC
- CA -/- SI -/-
- Cor : S1&2 reguler, M -, G –
- Pulmo : SN ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
- Abdomen : supel, BU(+) normal , Asites (+) LP : 73 shifting
dullnes (+)
- Ekstremitas : akral hangat +/+/+/+, edema -/-/-/-
- USG :
- Asites dd
keganasan
- IVFD Asering
venflon
- Pantoprazole 1x40
- Ondansentron 3x4 mg
- Kaltopen supp k/p
- Curcuma 3x1
- Bcomp 2x1
- Spironolacton 1x100
- Pasien boleh pulang
ASITES
I. DefinisiAsites adalah keadaan patologis berupa terkumpulnya cairan dalam rongga peritoneal
abdomen. Asites biasanya merupakan tanda dari proses penyakit kronis yang mungkin sebelumnya bersifat subklinis.
II. PengelompokanBerdasarkan jumlahnya ada tingkatan: Grade 1: Sedang, hanya tampak pada pemeriksaan USG Grade 2: dapat terdeteksi dengan pemeriksaan puddle sign dan shifting dullness Grade 3: tampak dari pemeriksaan inspeksi, dapat dikonfirmasi dengan tes undulasiSecara klinis dikelompokkan menjadi eksudat dan transudat: Asites eksudatif:
Biasanya terjadi pada proses peradangan (biasanya infektif, misalnya pada tuberculosis) dan proses keganasan. Eksudat merupakan cairan tinggi protein, tinggi LDH, ph rendah (<7,3), rendah kadar gula, disertai peningkatan sel darah putih.
Beberapa penyebab dari asites eksudatif: keganasan (primer maupun metastasis), infeksi (tuberkulosis maupun peritonitis bakterial spontan), pankretitis, serositis, dan sindroma nefrotik.
Asites transudatif:Terjadi pada sirosis akibat hipertensi portal dan perubahan bersihan (clearance) natrium
ginjal, juga bisa terdapat pada konstriksi perikardium dan sindroma nefrotik. Transudat merupakan cairan dengan kadar protein rendah (<30g/L), rendah LDH, pH tinggi, kadar gula normal, dan sel darah putih kurang dari 1 sel per 1000 mm³.
Beberapa penyebab dari asites transudatif: sirosis hepatis, gagal jantung, penyakit vena oklusif, perikarditis konstruktiva, dan kwasiokor.
III. PatofisiologiAda 3 kondisi yang memungkinkan terjadinya asites, yaitu:
Hipoalbumin Retensi natrium dan air
ada tiga teori yang menyebabkan, yaitu underfill, overflow, dan vasodilatasi perifer Sintesis dan aliran limfe yang meningkat
IV. Gambaran KlinisPada asites derajat sedang sulit untuk dideteksi, tapi pada derajat yang lebih berat bisa
menimbulkan distensi abdomen. Pasien dengan asites biasanya akan mengeluh perutnya yang bertambah berat dan tekanan yang meningkat, yang berakibat terjadinya napas pendek (shortness of breath) karena keterbatasan gerak dari diafragma.
Dari pemeriksaan fisik, ada tiga pemeriksaan yang dapat dilakukan berdasar jumlah cairan asites. Pada asites yang minimal dapat dilakukan pemeriksaan puddle sign, untuk derajat yang
lebih berat dapat dilakukan pemeriksaan shifting dullness dan tes undulasi (pada asites yang berjumlah 1,5 sampai 2 liter).
V. Pemeriksaan Penunjang Analisa cairan asites
Untuk memeriksa warna, kadar protein, hitung sel bakteri, dan keganasan. Asites biasanya berwarna kekuningan pada sirosis, kemerahan pada keganasan, dan keruh pada infeksi. Hitung leukosit adalah >250 PMN/mL pada peritonitis bakterialis. Pemeriksaan sitologi bisa menegakkan diagnosis keganasan. Pada pankreatitis juga bisa terjadi asites, jadi amilase harus diukur.
USG abdomenDigunakan untuk mengukur ukuran hati (kecil pada sirosis), tanda-tanda hipertensi portal
(splenomegali), dan lebamya vena portal dan vena hepatika (untuk menyingkirkan dugaan trombosis vena hepatika dan sindrom Budd-Chiari). Juga bermanfaat untuk menemukan kelainan fokal (mengarahkan dugaan ke keganasan diseminata) dan untuk diagnosis tumor intraabdomen (misalnya tumor ovarium).
Tes darahTes biokimia dan tes fungsi hati untuk mencari penanda sirosis hepatis (kadar albumin
rendah, hiperbilirubinemia, kenaikan enzim hati, trombositopenia, dan lain-lain). Pemeriksaan penanda tumor jika ada dugaan keganasan (terutama α-fetoprotein untuk hepatoma, CA 125 untuk kanker ovarium)
VI. Tatalaksana Asites eksudatif: obati penyakit yang mendasari
Peritonitis bakterialis: diberikan antibiotik. Pada asites dengan kadar protein rendah bisa diberikan antibiotik profilaksis.
Pada keganasan: obati keganasan yang menjadi penyebab (paling sering kanker ovarium). Umumnya harus dilakukan parasentesis terapeutik untuk mengurangi gejala. Pintasan peritovena dengan pembedahan (shunt LeVeen) jarang dilakukan.
Asites transudatifDiberikan pengobatan untuk penyakit dasar, dan dapat dipertimbangkan untuk
melakukan:- restriksi cairan dan garam,biasanya cukup dengan restriksi cairan sampai l-I,5/hari dan
diet tanpa tambahan garam- pemberian diuretik, umumnya digunakan spironolakton dengan atau tanpa furosemid- parasentesis terapeutik untuk asites refrakter (yaitu asites yang tidak merespons terhadap
terapi diuretik atau mengalami efek samping yang tak bisa dihindari, hiponatremia, ensefalopati, dan lain-lain). Indikasi parasentesis: asites permagna, ada edema tungkai, derajat Child B (pada sirosis hepatis), protombin >40%, bilirubin serum <10, trombosit >40.000, serum kreatinin <3.