case 8-1
-
Upload
vita-tanjung -
Category
Documents
-
view
561 -
download
38
description
Transcript of case 8-1
CASE 8-1 Allied Office Products
Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen Pengampu : Arief Suadi, Prof. Dr., M.B.A
Disusun oleh:
Kelompok I
Anik Khoiriyah 09/288474/EK/17631
Estrella Muhasabah 12/335752/EK/19033
Evitasari 12/330776/EK/18957
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
2014
Bisnis TFC
Allied Office Products adalah perusahaan yang berspesialisasi dalam produk kertas, seperti
kertas tulis, amplop, kartu note, dan kartu ucapan. Perusahaaan ini eksis sejak tahun 1990-an.
Pada tahun 1992, perusahaan masih berspesialisasi dalam produk kertas, namun pada tahan
1998, perusahaan mengembangkan usahanya pada jasa penyimpanan,hal tersebut dilakukan
dengan motivasi untuk mendapatkan nilai tambah yang berbeda dari perusahaan lainnya. Allied
memulai kampanye untuk masuk ke dalam perusahaan kliennya melaui program yang dikenal
dengan “Total Forms Control” (TFC).
Jasa yang diberikan TFC mencakup pergudangan serta distribusi dari kertas kerja termasuk
pengendalian persediaan dan laporan penggunaan kertas. Sitem computer yang canggih
digunakan untuk memantau lembar inventory, pemakaian kertas dan aktivitas pemesanan dari
klien. Laporan yang diberikan mudah dibaca dan lengkap.
Salah satu jasa yang termasuk dari bagian jasa distribusi mereka, dikenal dengan sebutan “pick
pack” yang melatih pekerja untuk membuka seluruh karton dan mengambil kertas yang
dibutuhkan klien dengan jumlah yang tepat. Selain itu, Allied juga menawarkan “desk top
delivery,” sebuah jasa yang memberikan jasa mengantar kertas-kertas kerja untuk tiap kantor.
Lini produk Allied mencakup segalanya mulai dari computer standar, kertas printer, dan kertas
faks yang didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan usaha klien.
Sistem Akuntansi Biaya yang Digunakan
Allied menjalankan pabrik pengolahan kertas dan aktivitas TFC sebagai dua pusat laba.
Perpindahan produk pada TFC dilakukan dengan harga pasar.
Allied menjalankan usaha dengan 13 lokasi. Tidak menutup kemungkinan untuk bagian
penjualan untuk mengedarkan produk ke pihak luar. Klien yang mengikuti program manajemen
kertas kerja menyimpan kertas persediaan pada salah satu dari 10 pusat distribusi. Biaya yang
dikenakan untuk menutup ongkos gudang dan distribusi berdasarkan biaya penjualan produk
untuk bulan tersebut, tanpa memperhatikan tingkatan jasa yang diberikan pada klien tersebut.
Jika klien TFC menggunakan jasa distribusi, mereka dikenakan harga kertas yang lebih tinggi
untuk menutup biaya gudang dan distribusi sebesar 32,2 persen, biaya modal hanya pada biaya
persediaan dan pengiriman. Persentase ditentukan sesuai data keuangan aktual tahun 1990
yang berdasarkan agregat yang menutupi semua biaya. Bagian penjualan kemudian menaikkan
biaya produk dan jasa sebesar 80 persen, rata-rata.
Memahami Profitabilitas Konsumen
Menurunnya profitabilitas TFC pada Oktober 1992, General Manager John Malone mulai
mempertanyakan kelayakan biaya distribusi. Divisi ketas kerja tahun 1988 memperoleh ROI 20
ersen. Namun hasil ini terus menurun selama beberapa tahun. Hal ini terjadi karena
pembebanan biaya distribusi yang membutuhkan penelitian. Jika ada dua klien membeli produk
dengan jumlah yang sama, namun yang satu menyimpan banyak persediaan pada Allied dan
melakukan distribusi berulang-ulang, sedangkan yang lainnya tidak, namun membayar dengan
biaya yang sama. Hal ini juga diperkuat dengan penemuan bukti berkas yang keduanya
dikenakan biaya yang sama namun sangat berbeda dalam jasa yang diberikan Allied. Berkas
tersebut menyatakan bahwa pada tahun sebelumnya, pelanggan A mengajukan 364
permintaan produk dengan totak 910 baris, sementara pelanggan B meminta 790 dengan total
2500 baris. Rata-rata penyimpanan karton pelanggan A sebanyak 350, dan B sebanyak 700.
Pengiriman barang untuk pelanggan A dilakukan seminggu sekali, sedangkan pelanggan B tiga
kali dalam seminggu. Sisa persediaan bulanan rata-rata pelanggan A hanya $15.000 sedangkan
B $50.000. sebagai tambahan, pelanggan B meminta desktop delivery, sedangkan pelanggan A
tidak.
John Malone lalu meminta bantuan pada pengelola TFC Melissa Dunhill dan Direktur
Operasional Tim Cunningham. Tim mengetahui dua aktivitas utama dalam pusat distribusi,
pergudangan dari kertas-kertas serta distribusi ke klien.
Pusat Distribusi: Analisis Aktivitas
John dan Tim mengunjungi fasilitas distribusi Allied cabang di Kansas City, Missouri.
Permasalahan yang dijelaskan oleh manajer cabang, Wilbur Smith adalah cara lain untuk
menyimpan atau mengeluarkan barang-barang yang dititipkan atau disimpan pelanggan selain
di gudang yang juga menyimpan karton-karton permintaan pelanggan. Tim juga mewawancarai
penyedia gudang, Rick Foshmire, memaparkan bahwa fokusnya adalah melayani jasa
pengiriman, pick pack dan desk top delivery, berdasarkan wawancara tersebut, diketahui
bahwa desk top delivery benar-benar melelahkan pegawai. Wawancara terakhir dilakukan
bersama Hazel Nutley yang bekerja sebagai operator data entry Allied selama 17 tahun. Dari
keseluruhan wawancara tersebut, Tim memisahkan distribusi menjadi enam aktivitas, yaitu:
Menambah nilai penyimpanan $1,550
Penanganan permintaan 1,801
Seleksi persediaan dalam gudang 761
Aktivitas pick pack 734
Data entry 612
Desk top delivery 250
Total $5,708
Tim memperkirakan hal berikut untuk tahun 1992 berdasarkan informasi historis dan trend saat
ini untuk contoh lima gudang:
- Rata-rata, lima pusat distribusi ini tersebar di seluruh negara dan memiliki rata-rata
350.000 karton (sebagian besar karton berukuran standar)
- Mereka memproses sekitar 310.000 permintaan tahun 1992
- Tiap permintaan rata-rata memiliki 2,5 baris
- Sekitar 90 persen baris meminta aktivitas pick-pack
- Biaya modal tahun 1992 sekitar 13 persen
Penentuan Harga Berdasarkan Jasa
Seluruh tim manajemen, termasuk Doug Kingsley, CFO pada divisi usaha kertas, telah
memahami penyebab biaya dalam jasa distribusi, dan merasa seharusnya ada cara yang lebih
baik dalam menetapkan tariff dari jasa distribusi agar TFC lebih menguntungkan. Cara yang
diusulkan adalah Penentuan Harga Berdasarkan Jasa-Services Based Pricing (SBP).
Sebagai cara untuk memahami profitabilitas pelanggan, manajemen TFC mengolah kembali
informasi yang ada dalam pangkalan data menurut biaya hasa yang benar-benar dipakai,
sementara biaya penjualan dan produksi seperti sebelumnya. Karena sebagian besar
keuntungan berasal dari sedikit berkas, pihak manajemen memikirkan untuk memperbaiki
profitabilitas dan berpikir untuk langkah berikutnya. Mereka juga memikirkan masalah apa yang
mungkin penting untuk keseluruhan profitabilitas TFC.
Pertanyaan
1. Using the information in the text and in Exhibit 5, calculate “ABC”-based services costs for
the TFC business?
- storage charge = $1,550,000/ 350,000 cartons= $ 4.43 per carton
-requistion handlings charge = $ 1,801,000/ 310,000 requistions= $ 5.81 per requistion
-basic warehouse stock selection = $761,000/310,000 x 2.5= $0.98 per line
-charge “ pick pack” activity = $ 734,000/ 310,000 x 2.5 x 0.9= $ 1.05
-charge “ desk top” = $250,000/8,500= $ 29.41
2. Using your new costing system, calculate distribution services costs for “Costumer A” and
“Costumer B.”
* Customer A
storage charge = $4.43 x 350 cartons= $ 1,550.5
requistion handling = $ 5.81 x 362 requistions= $ 2,114.84
basic warehouse stock = $ 0.98 x 910 lines= $ 891.8
data entry = $ 0.79 x 910 lines= $ 718.9
charge” pick pack “ = $ 1.05 x 910 lines= $ 955.5
freight charge = $ 2,250
cost of inventory = 13% x $ 15,000= $ 1,950
total = $ 10,431.54
* Customer B
storage charge = $4.43 x 700 cartons= $ 3,101
requistion handling = $ 5.81 x 790 requistions= $ 4,589.9
basic warehouse stock = $ 0.98 x 2,500 lines= $ 2,450
data entry = $ 0.79 x 2,500 lines= $ 1,975
charge” pick pack “ = $ 1.05 x 2,500 lines= $ 2,625
charge “ desk top” = $ 29.41 x 26 desktop= $ 764.66
freight charge = $ 7,500
cost of inventory = 13% x $ 50,000= $ 6,500
extra charging after 9 months= 1,5% x 3 bulan x $ 7000= $ 315
total = $ 29,330.56
3. What inference do you draw about the profitability of these two customers?
Mengenai profitabilitas kedua pelanggan tersebut, diketahui bahwa pelanggan A menggunakan cost
yang lebih sedikit untuk service yang disediakan oleh Allied apabila dibandingkan dengan pelanggan
B. Apabila pembebanan biaya service berdasarkan ABC, pelanggan B berpotensi memberikan Allied
revenue yang lebih besar. Allied akan mempertahankan pelanggan B bahkan meningkatkan
pembeliannya, berdasarkan jumlah pembelian pelanggan B yang lebih banyak. Tidak menutup
kemungkinan pelanggan A akan pergi meninggalkan Allied dan berpindah ke supplier lain, karena
pelanggan A memiliki ketergantungan yang rendah terhadap service yang diberikan Allied.
4. Should TFC implement the SBP pricing system?
Haruskah TFC mengimplementasikan sitem Penentuan Harga Berdasarkan Jasa?
5. What managerial advice do you have for Allied about the Total Forms Control (TFC)
business? How does Exhibit 1 relate to this question?
Apa saran manajerial yang Anda miliki untuk Allied mengenai usaha Total Forms Control?
Bagaimana hubungan Gambar 1 dengan pertanyaan ini?