Case 8 Anatomi

59
CASE “Senam Jantung Sehat” Ibu Anita, 35 tahun, adalah seorang instruktur senam yang sangat bersemangat. Hari ini adalah jadwal Ibu Anita untuk berlatih bersama ibu-ibu yang tergabung dalam perkumpulan Jantung Sehat Indonesia. Senam akan dimulai pukul 06.30 pagi. Bu Anita sudah mempersiapkan perlengkapan, serta sudah minum segelas susu hangat dan sepotong roti agar dapat beraktivitas dengan energy penuh. Setelah semua siap, Bu Anita segera menuju tempat latihan yang hanya sekitar 20 menit dari rumahnya. Tiba di tempat, sudah banyak ibu-ibu yang hadir. Lagu pengiring senam pun segera dipasang. Bu Anita segera mempersilahkan ibu-ibu untuk menempati barisan. Karena waktu sudah menunjukan hampir jam 06.30, senampun akan segera dimulai. Ibu Anita meminta ibu-ibu untuk berdiri tegak dengan dagu lurus ke muka dan tangan direntangkan, sehingga jarak antar individu cukup luas untuk melakukan gerakan senam. Setelah barisan sudah cukup tertata, doa pun dimulai, agar senam kali ini berjalan lancar. Senam pun dimulai. Ibu-ibu mengikuti setiap gerakan dengan sungguh-sungguh. Senam diawali dengan gerakan pemanasan lalu dilanjutkan dengan gerakan inti. Gerakan inti agak sulit, karena terdiri dari kombinasi gerakan. Seluruh anggota tubuh dari atas ke bawah melakukan gerakan senam masing-masing. Kepala, dimiringkan kekanan-kedepan-kekiri. Begitu berulang- 1 | Page

Transcript of Case 8 Anatomi

Page 1: Case 8 Anatomi

CASE

“Senam Jantung Sehat”

Ibu Anita, 35 tahun, adalah seorang instruktur senam yang sangat bersemangat. Hari

ini adalah jadwal Ibu Anita untuk berlatih bersama ibu-ibu yang tergabung dalam

perkumpulan Jantung Sehat Indonesia. Senam akan dimulai pukul 06.30 pagi. Bu Anita

sudah mempersiapkan perlengkapan, serta sudah minum segelas susu hangat dan sepotong

roti agar dapat beraktivitas dengan energy penuh. Setelah semua siap, Bu Anita segera

menuju tempat latihan yang hanya sekitar 20 menit dari rumahnya.

Tiba di tempat, sudah banyak ibu-ibu yang hadir. Lagu pengiring senam pun segera

dipasang. Bu Anita segera mempersilahkan ibu-ibu untuk menempati barisan. Karena waktu

sudah menunjukan hampir jam 06.30, senampun akan segera dimulai. Ibu Anita meminta ibu-

ibu untuk berdiri tegak dengan dagu lurus ke muka dan tangan direntangkan, sehingga

jarak antar individu cukup luas untuk melakukan gerakan senam. Setelah barisan sudah

cukup tertata, doa pun dimulai, agar senam kali ini berjalan lancar.

Senam pun dimulai. Ibu-ibu mengikuti setiap gerakan dengan sungguh-sungguh.

Senam diawali dengan gerakan pemanasan lalu dilanjutkan dengan gerakan inti. Gerakan inti

agak sulit, karena terdiri dari kombinasi gerakan. Seluruh anggota tubuh dari atas ke

bawah melakukan gerakan senam masing-masing. Kepala, dimiringkan kekanan-kedepan-

kekiri. Begitu berulang-ulang. Pundak diangkat keatas-diturunkan. Lengan diluruskan lalu

dilakukan fleksi pada siku dan diekstensikan kembali. Melakukan fleksi dan ekstensi pada

pergelangan tangan. Melakukan abduksi dan adduksi pada jari-jari tangan. Tubuh

dibungkukkan kearah anterior dan bergantian diarahkan posterior. Kaki digerakan

melangkah ke samping kanan dan kiri sesuai gerakan. Lutut dan pergelangan kaki pun

ikut digerakan.

Setelah semua gerakan inti selesai, lalu dilakukan gerakan pendinginan. Mereka

semua diminta menarik nafas panjang dan menghembuskan pelan-pelan sehingga bisa

merasakan udara mengalir masuk dari hidung ke paru-paru di rongga dada dan

mengeluarkannya kembali. Setelah selesai, Bu Anita dan ibu-ibu merasa sangat segar. Sendi-

sendi dan otot-otot terasa kembali bugar. Selesai doa penutup, ibu-ibu pun dapat kembali ke

rumah dan melanjutkan aktivitas masing-masing.

1 | P a g e

Page 2: Case 8 Anatomi

2 | P a g e

Gambar 1. Senam Jantung Sehat

Gambar 2. Linea Tubuh

Page 3: Case 8 Anatomi

TERMINOLOGI

3 | P a g e

Gambar 3. Anatomi superfisial

Page 4: Case 8 Anatomi

FleksiTindakan membengkokan atau keadaan dibengkokan.

Ekstensi Gerakan yang mengakibatkan dua ujung dari bagian bersambung tertarik saling

menjauh. Gerakan yang membuat bagian-bagian ekstremitas menuju atau benda

dalam keadaan lurus.

AbduksiGerakan menjauhi sumbu median, atau pada jari-jari menjauhi sumbu lengan.

AdduksiMenarik kearah median atau pada jari-jari kearah garis sumbu anggota tubuh.

AnteriorYang terletak di depan atau bagian depan.

PosteriorDiarahkan kearah atau terletak di belakang.

PROBLEMS

1. Mengapa sebelum beraktivitas, dibutuhkan sarapan?

2. Bagaimana pembagian garis khayal tubuh?

4 | P a g e

Page 5: Case 8 Anatomi

3. Apa saja gerakan anatomi tubuh?

4. Apa saja bagian-bagian dari otot, tulang, sendi?

5. Apa saja dan bagaimana anatomi profunda

6. Organ-organ apa yang terdapat pada rongga toraks, abdomen, pelvis, dan cranium?

7. Apa saja yang melindungi setiap rongga dalam tubuh

8. Otot, tulang, dan sendi apa saja yang terdapat pada ekstremitas?

HIPOTESIS

1. Karena dalam aktivitas kita memerlukan energy

2. Linea sagitalis, linea transversalis, linea frontalis

3. a. abduksi

b. adduksi

5 | P a g e

Page 6: Case 8 Anatomi

c. fleksi

d. ekstensi

e. inversi

f. eversi

g. supinasi

h. pronasi

i. elevasi

j. depresi

4. a. otot : polos, lurik, jantung

b. tulang: pipa, pipih, panjang, pendek, tidak beraturan

c. sendi: putar, peluru, engsel, pelana

5. a. toraks: paru-paru, jantung

b. abdomen: lambung, usus halus, usus besar, apendiks, hati, pancreas

c. pelvis: ovarium, tuba falopi, uterus, vesica urinaria, uretra, ureter

d. cranium: otak

6. IDEM nomer 5

7. a. toraks: kulit, tulang

b. abdomen: kulit, lemak

c. pelvis: kulit, tulang

d. cranium: kulit, tulang

8. a. tulang: humerus, ulna, radius, femur, tibia, fibula

b. otot: bisep, trisep, deltoda

MEKANISME

MEKANISME UMUM

6 | P a g e

Page 7: Case 8 Anatomi

Gambar 3. Bagan

I DON’T KNOW

1. Anatomi superficial

2. Gerakan anatomi

3. Anatomi profunda

4. Alat gerak ekstremitas

7 | P a g e

Page 8: Case 8 Anatomi

5. Mekanisme pertumbuhan tulang

LEARNING ISSUE

1. Anatomi superficial:

a. Linea

b. Regio

2. Gerakan anatomi

a. Gliding movement (gerak geser)

b. Angular movement (gerak sudut)

c. Rotation (gerak kisar) : endorotasi dan eksorotasi

d. Circumduction (gerak lingkar)

3. Anatomi profunda

a. Rongga Capitis

b. Rongga Colli

c. Rongga Thoraks

d. Rongga Abdomen

e. Rongga Pelvis

4. Alat gerak ekstremitas

a. Tulang

b. Sendi

c. Otot

ANATOMI SUPER FISIALISAnatomi Tubuh Manusia

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh. Anatomi Superfisial

adalah mempelajari anatomi secara superfisialis / permukaan atas saja

Anatomi umum

8 | P a g e

Page 9: Case 8 Anatomi

Tubuh manusia pada setiap anatomi dibagi oleh planum imagination :

1. Bidang Sagital (vertikal)

2. Bidang Transversal (horizontal)

3. Bidang Coronal (frontal)

Linea-linea Anatomi

Linea anatomi adalah garis khayal yang dibuat untuk memudahkan suatu pemeriksaan

1. Rongga Thorak (dada)

A. Pada bagian anterior

- Midsternal line

- Parasternal line

9 | P a g e

Page 10: Case 8 Anatomi

- Midclavicula line

- Axillary anterior line

- Mid axillary line

- Axillary posterior line

B. Pada bagian posterior

- Vertebral line

- Scapula line

2. Rongga Abdomen (perut)

10 | P a g e

Page 11: Case 8 Anatomi

A. Pembagian dengan 4 kwardran :

- kwadran kanan atas

- kwadran kanan bawah

- kwadran kiri atas

- kwadran kiri bawah

B. Pembagian dengan 9 regio :

- Regio Epigastrica

- Regio Hipogastrica dextra dan sinistra

- Regio Lumbalis/Abdominalis lateralis dextra dan sinistra

- Umbilukalis

- Regio Pubica /hypogastrica

- Regio Inguinalis dextraa dan sinistra

11 | P a g e

Page 12: Case 8 Anatomi

Regional Anatomilum

Menguraikan struktur yang menyusun sistem organ di masing-masing regio (bagian) tubuh

manusia serta proyeksinya terhadap struktur regio lain

1. Regio Capitis (kepala)

12 | P a g e

Page 13: Case 8 Anatomi

2. Regio Colli (leher)

13 | P a g e

Page 14: Case 8 Anatomi

3. Regio Thorax (dada)

4. Regio Abdomen (perut)

14 | P a g e

Page 15: Case 8 Anatomi

5. Regio Pelvic (organ pinggang)

6. Regio Extremitas Superior

15 | P a g e

Page 16: Case 8 Anatomi

7. Regio Extremitas Inferior

GERAK ANATOMI

16 | P a g e

Page 17: Case 8 Anatomi

Alat gerak tubuh terdiri atas :

1. Tulang (alat gerak pasif)

2. Otot (alat gerak aktif)

Adanya persendian memungkinkan gerakan yang bermacam-macam. Berbagai gerak

dengan persendian dikontrol oleh kotraksi otot. Gerak dapat dibedakan atas 4 jenis :

1. Gliding movement (gerak geser)

2. Angular movement (gerak sudut)

2.1. Fleksi dan ekstensi

2.2. Abduksi dan adduksi

2.3. Elevasi dan depresi

2.4. Inverse dan eversi

2.5. Supinasi dan pronasi

2.6. Protrusi dan retrusi

3. Rotation (gerak kisar) : endorotasi dan eksorotasi

4. Circumduction (gerak lingkar)

1.GLIDING MOVEMENT (gerak geser) :

Gerakan yang paling sederhana dimana alat gerak bergeser satu terhadap

lainnya.Contoh : gerakan ossa carpaliae pada articulations carpalie.

2.ANGULAR MOVEMENT (gerak sudut) :

Gerakan yang membentuk sudut dalam bidang sagital, terdiri atas :

2.1. Fleksi dan ekstensi

Fleksi berarti menekukkan bagian tertentu atau mengecilkan sudut antara

bagian-bagian tubuh. Ekstensi berarti meluruskan suatu bagian atau menambah

besarnya sudut antara bagian-bagian tubuh. Pada telapak kaki disebut dorsifleksi dan

17 | P a g e

Page 18: Case 8 Anatomi

plantarfleksi yang berarti membengkokkan dan meluruskan. Ayunan ke belakang

lebih lanjut disebut hiperekstensi.

2.2. Abduksi dan adduksi

Abduksi berarti menjauhi bidang median tubuh dalam koronal. Adduksi

berarti menggerakkan ke arah bidang median dalam bidang koronal. Pada jari,

abduksi berarti merentangkan terpisah, sedangkan adduksi berarti menyatukan.

18 | P a g e

Page 19: Case 8 Anatomi

2.3. Elevasi dan depresi

Elevasi berarti gerakan mengangkat, depresi berarti gerakan menurunkan.

Contohnya : gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi), juga

gerakan pundak keatas (elevasi) dan ke bawah (depresi).

19 | P a g e

Page 20: Case 8 Anatomi

2.4. Inversi dan eversi

Inversi berarti memiringkan telapak kaki ke dalam (medial), Eversi berarti

memiringkan telapak kaki ke luar (lateral). Juga perlu diketahui untuk istilah inversi

dan eversi hanya untuk wilayah di pergelangan kaki.

2.5. Supinasi dan pronasi

Supinasi berarti rotasi lateral lengan bawah dan tangan sehingga telapak

tangan menghadap ke depan (ventral), seperti pada posisi anatomis. Pronasi ialah

rotasi medial lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke

belakang (dorsal). Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan

untuk wilayah pergelangan tangan saja.

20 | P a g e

Page 21: Case 8 Anatomi

2.6. Protrusi dan retrusi

Protrusi (protraksi) berarti menggerakkan rahang bawah ke depan (ventral).

Retrusi (retraksi) berarti menggerakkan rahang bawah ke belakang (dorsal).

3.ROTATION (gerak kisar)

Rotasi berarti menggerakkan bagian tubuh sekeliling poros panjangnya. Terdiri dari :

Endorotasi dan eksorotasi

Rotasi medial (endorotasi) memutarkan permukaan depan (ventral) ke medial, dan

rotasi lateral (eksorotasi) memutarkan permukaan tersebut ke lateral.

21 | P a g e

Page 22: Case 8 Anatomi

4.CIRCUMDUCTION (gerak lingkar)

Sirkumduksi berarti gerak sirkular extremitas atau bagiannya dengan mempersatukan

berturut-turut gerak fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi yang membentuk kerucut khayalan

dengan puncak kerucut pada sendi.

22 | P a g e

Page 23: Case 8 Anatomi

ANATOMI PROFUNDA

Anatomi Profunda mempelajari anatomi dengan cara menguraikan bagian-bagian

tubuh dengan proses deseksi, sehingga kita dapat mempelajari secara detail dan rinci serta

organ tubuh dan kelainan yang didapat oleh manusia.

23 | P a g e

Page 24: Case 8 Anatomi

1. Regio Capitis (kepala)

24 | P a g e

Page 25: Case 8 Anatomi

25 | P a g e

Page 26: Case 8 Anatomi

1. Otak

2. Mata

3. Rongga hidung (sinus paranasales)

4. Telinga

5. Rongga mulut

6. Gigi geligi

7. Langit-langit

26 | P a g e

Page 27: Case 8 Anatomi

8. Otot-otot lidah

2. Regio Colli (leher)

1. Tenggorok

2. Kelenjar tiroid

3. Kerongkongan

3. Regio Thorax (dada)

27 | P a g e

Page 28: Case 8 Anatomi

1. Glandula phyroidea

2. Lobus superior pulmonis dekstri

3. Lobus superior pulmonis sinistri

4. Lobus medius pulmonis dekstri

5. Lobus inferior pulmonis sinistri

6. Thymus

7. Cor (Jantung)

8. Pericardium (tepi potongan)

9. Diaphragma

10. Trachea

11. Oesophagus

4. Regio Abdomen (perut)

28 | P a g e

Page 29: Case 8 Anatomi

1. Hepar (lobus sinister)

2. Gaster

3. Colon transversum

4. Colon ascending

5. Colon descending

6. Intestinum tenue (Jejunum)

7. Intestinum tenue (Illeum)

8. Appendiks

9. Pancreas

10. Duodenum

11. Limfa

5. Regio Pelvic (organ pinggang)

29 | P a g e

Page 30: Case 8 Anatomi

1. Colon sigmoideum

2. Vesica urinaria

3. Uterus

4. Ureter

5. Ren

6. Kelenjar supraneral

7. Genitalia

8. Rectum

ALAT GERAK EKSTREMITAS

A. TULANG

30 | P a g e

Page 31: Case 8 Anatomi

Tulang adalah jaringan hidup yang stukturnya berubah jika mendapatkan tekanan.

Tulang terdiri dari sel sel, serabut, dan matriks. Tulang bersifat keras oleh matriks

ekstraselulernya mengalami kalsifikasi dan mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat

adanya serabut serabut organik.

Tulang mempunyai fungsi protektif misalnya, tengkorak dan columna vetebralis

melindungi otak dan medulla spinalis dari cedera. Sternum dan iga iga melindungi visera

rongga thorax dan abdomen bagian atas. Tulang juga berperan sebagai pengungkit, seperti

pada tulang panjang ekstrimitas. Tulang juga merupakan penyimpanan garam kalsium.

Sumsum tulang belakang berfungsi membentuk sel sel darah dan melindungi darah.

Tulang terdiri atas dua tipe yaitu tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang

kompakta bermassa padat sedangkan tulang spongiosa terdiri dari anyaman trabekula.

Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan terhadap tekanan dan tarikan yang

mengenai tulang.

KLASIFIKASI

1. Tulang Panjang

Ditemukan pada ektremitas. Panjang lebih besar daripada lebarnya. Tulang ini

memiliki corpus berbentuk tubular diaphysis dan biasanya dijumpai epiphysis pada

ujung ujungnya. Selama pertumbuhan, diaphysis dipisahkan dengan epiphysis oleh

cartilago epiphysis. Bagian diaphysis yang terletak berdekatan dengan cartilage

epiphysis disebut metaphysic. Corpus mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah

yang berisi sumsum tulang (medulla ossium). Bagian luar corpus terdiri atas tulang

kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan ikat yaitu periosteum. Ujung-ujung

tulang panjang terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang

kompakta. Facies articularis ujung ujung tulang diliputi oleh cartilago hialin. Contoh

tulang panjang yaitu humerus, femur, ossa metacarpi, ossa metatarsal,

phalanges).

2. Tulang Pendek

Tulang tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki. Bentuk tulang ini

umumnya segiempat dan terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis

tipis tulang kompakta. Tulang pendek diliputi periosteum dan facies articularis yang

31 | P a g e

Page 32: Case 8 Anatomi

diliputi oleh cartilage hialin. Contoh tulang pendek, os scaphoideum, os lunatum,

talus, dan calcaneus.

3. Tulang Pipih

Tulang pipih ditemukan pada tempurung kepala. Bagian dalam dan luar tulang

ini terdiri atas lapisan tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan oleh selapis

tulang spongiosa disebut diploe. Contoh tulang pipih yaitu os frontale dan os

parietale. Scapula juga termasuk tulang ini meskipun bentuknya irregular.

4. Tulang Irreguler

Kelompok tulang tulang yang tidak disebutkan dalam jenis jenis diatas. Di

bagian luar tersusun atas selapis tipis tulang kompakta dan bagian dalamnya dilapisi

selapis tipis tulang spongiosa. Contoh tulang irregular tulang tulang tengkorak,

vertebrae, dan os coxae.

5. Tulang Sesamoid

Merupakan tulang-tulang kecil yang ditemukan pada tendo tendo tertentu,

tempat terdapat pergeseran tendo pada permukaan tulang. Sebagian besar tulang

sesamoid tertanam di dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago.

Tulang sesamoid terbesar yaitu patella, yang terdapat pada tendo musculus quadriceps

femoris. Contoh lain dapat ditemukan pada tendo musculus flexor pollicis brevis

dan musculus flexor hallucis brevis. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi

friksi pada tendo dan merubah arah tarikan tendo.

Jejas pada Permukaan Tulang

Permukaan tulang menunjukkan berbagai jejas atau irregularitas. Bila terdapat

perlekatan fascia, ligamentum, tendo, dan aponeurosis, tulang akan menjadi menonjol atau

kasar. Permukaan tulang yang kasar ini tidak dijumpai pada waktu lahir. Jejas ini timbul pada

waktu pubertas dan secara progesif akan menjadi lebih nyata pada waktu dewasa. Tarikan

struktur fibrosa ini menyebabkan periosteum menonjol dan dibawahnya terjadi endapan

tulang baru.

Sumsum Tulang

Sumsum tulang terdapat di dalam cavitas medullaris tulang panjang dan tulang

pendek serta substantia spongiosa tulang pipih dan tulang irregular. Pada waktu lahir, semua

sumsum tulang dalam tubuh berwarna merah dan hematopoeitik. Aktivitas pembentukan

darah lambat laut berkurang dengan bertambahnya usia dan sumsum tulang merah (medulla

32 | P a g e

Page 33: Case 8 Anatomi

ossium rubra) akan digantikan oleh sumsum tulang kuning (medulla ossium flava). Pada usia

7 tahun sumsum kuning mulai tampak pada tulang tulang distal ektremitas. Pergantian

sumsum ini lambat laun bergerak kea rah proksimal sehingga pada saat dewasa sumsum

merah hanya terdapat pada tengkorak, columna vertebralis, dinding thorax, tulang tulang

gelang bahu dan punggal, serta caput humeri dan caput femoris.

Semua permukaan tulang kecuali permukaan yang membentuk persendian, diliputi

oleh lapisan jaringan fibrosa yang tebal disebut periosteum. Periosteum mengandung banyak

pembuluh darah dan sel sel yang terletak lebih dalam bersifat osteogenesik. Periosteum

khususnya berhubungan erat dengan tulang pada tempat perlekatan otot, tendo, dan

ligamentum. Berkas berkas serabut kolagen yang dikenal sebagai serabut sherpey berjalan

dari periosteum ke tulang bawahnya. Periosteum menerima banyak persarafan dan sangat

peka.

B. SENDI (Junctura)

Tempat pertemuan dua tulang atau lebih, baik terjadi pergerakan maupun tidak.

KLASIFIKASI

Menurut jaringan jaringan yang terdapat tulang :

Junctura Fibrosa

Permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa, sehingga pergerakannya

pun sedikit. Derajat pergerakan tergantung panjang serabut kolagen yang menghubungkan

tulang.

Contoh → sutura tengkorak, articulatio tibiofibularis inferior.

Junctura Cartilaginea

Terdapat dua tipe yaitu : tipe primer dan sekunder.

Junctura Cartilaginea Primer, tulang-tulang nya disatukan oleh selempeng cartilage hialin.

Tidak dapat melakukan pergerakan.

Contoh → persatuan antara epiphysis dan diaphysis pada sebuah tulang yang sedang tumbuh

dan hubungan antara iga pertama dan manubrium sterni

33 | P a g e

Page 34: Case 8 Anatomi

Junctura Cartilaginea Sekunder, sendi kartilaginosa yang tulang tulangnya dihubungkan

oleh cartilago fibrosa dan facies articularis-facies articularisnya diliputi oleh selapis tipis

cartilago hialin. Dapat melakukan sedikit pergerakan.

Contoh → sendi antara corpus vertebrae dan symphisis pubis.

Junctura Synovialis

Facies articularis tulang tulang diliputi oleh selapis tipis cartilago hialin dan ujungnya

dipisahkan oleh rongga. Memungkinkan pergerakan yang luas. Rongga sendi dibatasi oleh

membran synovialis, yang terbentang dari pinggir facies articularis yang satu ke facies

articularis yang lain. Membran synovialis dilindungi permukaan luarnya oleh membran

fibrosa yang kuat disebut capsule articularis. Facies asrticularis mendapatkan pelumas dari

cairan kental yang disebut synovia (cairan sinovial), yang dihasilkan oleh membrana

synovialis. Pada junctura synovialis tertentu seperti articulatio genus di antara facies

articularisnya terdapat discus atau potongan fibrocartilago disebut discus articularis.

Bantalan lemak ditemukan pada beberapa sendi synovial dan terletak diantara

membrana synovialis dan capsula fibrosa pada tulang. Contohnya ditemukan pada articulatio

coxae dan articulatio genus.

Luas pergerakan junctura synovialis ditentukan oleh bentuk tulang yang membentuk

sendi, struktur anatomi yang mengikuti pergerakannya (misalnya paha berhadapan dengan

dinding anterior abdomen pada fleksi panggul) dan adanya ligamentum fibrosa yang

menghubungkan tulang tulang. Kebanyakan ligamentum terletak diluar capsula articularis,

tetapi pada articularis genus beberapa ligamentum penting seperti ligamentum cruciatum,

terletak di dalam capsula.

Junctura synovialis dapat dikelompokkan berdasarkan pada bentuk facies

articularisnya dan tipe pergerakan yang dapat dilakukan :

1. Articulatio plana (sendi plana)

Permukaan sendinya hampir rata atau rata. Sehingga memungkinkan adanya

pergeseran antar tulang. Contoh, articulatio sternoclavicularis dan articulatio

acromioclavicularis.

2. Ginglymus (sendi engsel)

Sendi ini menyerupai engsel pintu sehingga memungkinkan adanya gerak fleksi dan

ekstensi. Contoh, articulatio genus dan articulatio talocrularis.

34 | P a g e

Page 35: Case 8 Anatomi

3. Articulatio Trochoidea (sendi pasak)

Pada sendi ini terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligamentum

bertulang. Hanya memungkinkan gerak rotasi. Contoh, articulatio atlantoxialis dan

articulatio radioulnaris superior.

4. Articulatio Condyloidea

Sendi ini memiliki dua permukaan konveks yang bersendi dengan permukaan konkaf.

Gerakan yang mungkin dilakukan adalah fleksi, ektensi, abduksi, adduksi, serta

sedikit rotasi. Contoh, articulariones metacarpophalangeae dan articulariones

interphalangeae manus.

5. Articulatio Ellipsoidea

Pada sendi ini facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan facies

articularis konkaf elips. Gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dapat dilakukan

kecuali rotasi. Contoh, articulatio radiocarpalis.

6. Articulatio Sellaris (sendi pelana)

Pada sendi ini facies articularis berbentuk konkafokonveks yang saling berlawanan

dan mirip pelana kuda. Sendi ini dapat melakukan gerakan ekstensi, fleksi, abduksi,

adduksi serta rotasi. Contoh, articulatio carpometacarpalis pollicis.

7. Articulatio Spheroidea (sendi peluru)

Padi sendi ini, kepala sendi yang berbentuk seperti bola pada satu tulang cocok

dengan lekuk sendi yang berbentuk socket pada tulang yang lain. Susunan ini

memungkinkan pergerakan yang luas termasuk fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,

rotasi medial serta rotasi lateral dan sirkumduksi. Contoh, articulatio humeri dan

articulation coxae.

STABILITAS SENDI

Stabilitas sendi tergantung pada 3 faktor, yaitu :

a. Bentuk, ukuran, dan susunan facies articularis

b. Ligamentum

c. Tonus otot sekitar sendi

Permukaan Sendi

Bentuk tulang berpengaruh pada stabilitas sendi, contohnya pada struktur “ball and

socket” articulatio coxae dan “motise” pada articulatio talocrularis. Tetapi ada pula sendi

35 | P a g e

Page 36: Case 8 Anatomi

yang bentuk sendi nya kurang atau tidak berpengaruh pada stabilitas sendi. Contohnya,

articulatio calcaneocuboidea, dan articulatio genus.

Ligamentum

Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi yang berlebihan, tetapi apabila

peregangan terjadi pada waktu yang cukup lama, ligamentum fibrosa akan teregang.

Contonya adalah ligamentum pada sendi sendi yang membentuk lengkung kaki tidak dengan

sendirinya menyokong beban berat badan. Apabila tonus otot yang biasanya menyokong

lengkung kaki terganggu akibat kelelahan, ligamentum akan meregang dan lengkung kaki

akan turun sehingga terjadi kaki datar.

Sebaliknya ligamentum elastika akan kembali ke panjang semula sehabis meregang.

Ligamen elastika tulang tulang pendengaran berperan dalam menyokong sendi dan

mengembalikan tulang tulang ke posisi semula setelah melakukan pergerakan.

Tonus Otot

Pada kebanyakan sendi, tonus otot merupakan faktor utama yang mengatur stabilitas

sendi, misalnya tonus otot otot pendek di sekitar articulatio humeri mempertahankan caput

humeri yang berbentuk setengah bulat pada cavitas glenoidalis scapulae. Tanpa kerja otot

otot ini, hanya dibutuhkan sedikit tenaga untuk menyebabkan terjadinya dislokasio sendi.

Articulatio genus merupakan sendi yang sangat tidak stabil tanpa aktivitas tonus musculus

quadriceps femoris. Sendi antara tulang tulang kecil yang membentuk lengkung kaki

sebagian besar disokong oleh tonus otot otot tungkai bawah yang tendonya berinsersio pada

tulang tulang kaki.

C. Otot

Terdapat tiga jenis otot yaitu otot skelet, otot polos, otot jantung.

Otot Skelet

Otot skelet adalah otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka; kadang-kadang

otot ini disebut otot volunter dan tersusun dari serabut otot lurik. Otot skelet mempunyai

perlekatan dua atau lebih. Perlekatan yang geraknya paling sedikit disebut orgio, dan

pergerakannya paling banyak adalah insersio. Dalam keadaan yang berbeda-beda, derajat

36 | P a g e

Page 37: Case 8 Anatomi

mobilitas tempat perlekatan mungkin terbalik, oleh karena itu istilah origo dan insersio dapat

dipertukarkan.

Bagian yang paling berotot disebut venter. Ujung-ujung melekat pada tulang,

kartilago atau ligamentum dengan perantaraan pita jaringan fibrosa yang disebut tendo

(gambar 1-10). Kadang-kadang otot yang gepeng dilekatkan oleh selapis jaringan fibrosa

yang tipis tetapi kuat disebut aponeurosis. Raphe adalah ujung tendo serabut oto yang

gepeng dan saaling bertautan

37 | P a g e

Page 38: Case 8 Anatomi

Struktur Interna Otot Skelet

Serabut-serabut otot

dipersatukan oleh jaringan areolar yang halus, dan menebal pada permukaan sehingga

membentuk selubung fibrosa, epimysium. Masing-masing serabut otot tersusun secara

sejajar atau miring terhadap sumbu otot (gambar 1-11). Oleh karena pada berkontraksi, otot

memndek sepertiga sampai setengah dari panjangnya saat istirahat, maka otot yang

serabutnya sejajar dengan garis tarikkan akan mempunyai derajat pergerakan yang lebih

besar dibandingkan dengan otot yang serabutnya berjalan miring. Contoh otot yang

serabutnya tersusun sejajar adalah musculus sternocleidomastoideus, musculus rectus

abdominis dan musculus sartorius

Otot-otot yang serabutnya berjalan miring terhadap garis tarikan dinamakan otot

pennatus (bentuknya mirip bulu) (gambar 1-11). Otot unipennatus adalah otot yang

tendonya terletak sepanjang satu sisi otot dan serabut ototnya berjalan morong kearah tendo

tersebut. (contohnya, musculus extensor digitorum longus). Otot bipennatus adalah otot

yang tendonya terletak ditengah-tengah otot dan serabut ototnya berjalan ke arah tendo ini

dari dua sisi (contohnya, musculus rectus femoris). Otot multipennatus (a) mungkin terdiri

atas serangkaian otot-otot bipennatus yang tersusun berderetan satu dengan lain (contoh

serabut acromialis musculus deltoideus) atau (b) mungkin mempunyai letak tendo di pusat

dan serabut-serabut otot berjalan konvergen ke arah tendo tersebut dari berbagai sisi,

(contohnya, musculus tibialis anterior) .

Dilihat dari volume otot, biasanya otot pennatus mempunyai lebih banyak serabutnya

yang sejajar dan oleh karena itu lebih kuat; dengan perkataan lain: jangkauan gerak diperkecil

untuk mendapatkan kekuatan otot yang lebih besar.

Kerja dan Tonus Otot Skelet

38 | P a g e

Page 39: Case 8 Anatomi

Satu unit motorik terdiri atas satu neuron motorik pada subtantia grisea cornu atau

columna anterior medulla spinalis dan semua serabut otot yang dipersarafinya (gambar 1-12).

Pada otot bokong yang besar seperti musculus gluteus maximus, yang tidak memerlukan

pengaturan yang baik, satu neuron motorik dapat menyarafi sebanyak 200 serabut otot.

Sebaliknya, pada otot-otot kecil tangan atau otot-otot ekstrinsik bola mata yang

membutuhkan pengaturan yang baik, sebuah serabut saraf hanya menyarafi beberapa serabut

otot.

Waktu istirahat setiap otot skelet berada pada dalam keadaan sedikit kontraksi. Keadaan ini

disebut tonus otot. Oleh

karena serabut otot tidak berada

dalam keadaan sepenuhnya

kontraksi atau sepenuhnya

relaksasi, dengan tanpa

masa tenggang, maka beberapa

serabut otot di dalam

sebuah otot selalu berada di dalam kontraksi penuh. Untuk memungkinkan keadaan ini dan

untuk menghindari kelelahan, kelompok-kelompok dalam unit yang berbeda, yang menyarafi

serabut otot yang berbeda bekerja dalam waktu yang berbeda. Hal ini dimungkinkan dari

impuls saraf yang dari neuron motorik di cornu anterior subtantia grisea medulla spinalis

tidak timbul serempak.

39 | P a g e

Page 40: Case 8 Anatomi

Pada dasarnya tonus otot tergantung pada integritas lengkung refleks monosinaps

sederhana yang terdiri dari atas dua neuron motorik di dalam susunan saraf (gambar 1-13).

Derajat regangan pada otot dideteksi oleh ujung-ujung sensoris yang peka disebut muscle

spindle atau tendon spindle. Impuls saraf berjalan di dalam serabut aferen neuron yang

masuk ke dalam medulla spinalis. Di sini, serabut aferen bersinaps dengan motor neuron

yang ada di cornu anterior subtantia grisea, yang selanjutnya mengirimkan impuls melalui

akson-aksonnya ke serabut-serabut otot (gambar 1-13). Bila lintasan eferen atau aferen

lengung reflex sederhana ini dapat terpotong, otot akan kehilangan tonusnya segera dan

menjadi flaksid. Pada palpasi, otot yang flaksid terasa seperti masaa adonan yang telah

kehilangan daya tariknya. Otot dengan cepat berubah menjadi atrofi dan mengecil.derajat

aktivitas sel-sel motorik cornu anterior yang mempengaruhi tingginya tonus otot tergantung

pada jumlah impuls

saraf yang diterima oleh

sel-sel ini dari neuron-

neuron lain di dalam

system saraf.

Pergerakkan otot

dilakukan dengan

mengaktifkan sejumlah

unit otot motorik dan

pada waktu yang

berasamaan mengurangi

kereaktifan unit

mototrik dari otot-otot

yang bekerja

berlawanan atau antagonis. Bila dibutuhkan kekuatan maksimum, seluruh unit motorik itu

akan bekerja.

Semua pergerakan merupakan hasil kerja koordinasi banyak otot. Namun, untuk

mengerti kerja otot diperlukan pengetahuan mengenai masing-masing otot.

40 | P a g e

Page 41: Case 8 Anatomi

Sebuah otot dapat bekerja melalui empat cara berikut:

1. Penggerak utama: sebuah otot adalah penggerak utama apabila otot tersebut

merupakan otot utama atau amggota kelompok utama yang bertanggung jawab untuk

pergerakkan tertentu. Contohnya ialah musculus quadriceps femoris yang merupakan

penggerak utama pada pergerakkan ekstensi sendi lutut (gambar 1-14).

2. Antagonis: setiap otot yang kerjanya berlawanan dari penggerak utama adalah

antagonis. Contohnya ialah musculus biceps femoris yang bekerja berlawanan dengan

musculus quadriceps femoris pada pergerakkan ekstensi sendi lutut (gambar 1-14).

Sebelum penggerak utama dalam berkontraksi, otot antagonis harus berada dalam

keadaan relaksasi yang seimbang; yang dihasilkan oleh inhibisi refleks saraf.

3. Fiksator: otot ini merupakan otot yang berkontraksi secara isomerik (contohnya,

kontraksi yang meningkatkan tonus tetapi tidak menimbulkan gerakan) untuk

menstabilka origo otot penggerak utama sehingga dapat bekerja secara efisien.

Contohnya ialah otot-otot yang melekatkan gelang bahu pada batang badan yang

berkontraksi sebagai fiksator untuk memungkinkan musculus deltoideus bekerja pada

articulation humeri (gambar 1-14).

4. Sinergis: pada banyak tempat dalam tubuh, otot penggerak utama melewati beberapa

sendi sebe;um otot itu mencapai sendi tempat pergerakan utama terjadi. Untuk

mencegah terjadinya pergerakkan ynag tidak diinginkan pada sendi-sendi yang

dilewati tersebut, sekelompok otot yang disebut otot-otot sinergis berkontraksi dan

menstabilkan sendi-sendi tersebut. Contohnya ialah otot-otot fleksor dan ekstensor

pergelangan tangan yang berkontraksi memfiksasi sendi pergelangan tangan, sehingga

memungkinkan otot-otot panjang fleksor dan ekstensor jari-jari bekerja secara efisien

(gambar 1-14).

Istilah-istilah ini digunakan untuk kerja otot tertentu selama pergerakan tertentu;

banyak otot yang bekerja sebagai penggerak utama, antagonis, fiksator, atau sinergis,

tergantung pada pergerakkan apa saja yang akan dilakukan.

41 | P a g e

Page 42: Case 8 Anatomi

Persarafan Otot Skelet

Trunkus saraf menuju ke sebuah otot merupakan saraf campuran, kira-kira 60%

merupakan saraf motoris dan 40% saraf sensoris, dan juga mengandung beberapa serabut

saraf otonom simpatis. Saraf masuk ke otot kurang lebih pada pertengahan kedalaman otot,

sering dekat pinggir; tempat masuk ini dikenal sebagai titik motoris. Susunan ini

memungkinkan otot bergerak dengan pengaruh minimum dari trunkus saraf.

Ada dua jenis serabut motoris: serabut alfa yang lebih besar berasal dari sel-sel

besar di cornu anterius subtantia grisea, dan serabut gama yang berasal dari sel-sel yang

berasal dari sel-sel kecil di medulla spinalis. Masing-masing serabut bermielin dan berakhir

dengan membelah menjadi banyak cabang, dan masing-masing berakhir pada motor end

plate sebuah serabut otot (gambar 1-13). Setiap serabut otot mempunyai paling sedikit satu

motor end plate; serabut yang lebih panjang mempunyai motor end plate lebih banyak.

42 | P a g e

Page 43: Case 8 Anatomi

Serabut sensoris bermielin dan berasal dari ujung sensoris khusus yang terletak

dalam otot atau tendo disebut muscle spindle atau tendo spindle. Ujung-ujung ini

dirangsang oleh regangan otot yang mugkin terjadi selama kontraksi aktif atau akibat

regangan pasif. Fungsi serabut sensoris ini adalah sebagai penghantar informasi ke system

saraf pusat mengenai derajat tonus otot. Hal ini penting untuk mempertahankan tonus otot,

postur tubuh, dan melakukan gerakkan volunter yang terkoordinasi.

Serabut simpatis merupakan serabut yang tidak bermielin dan menuju ke otot polos

di dalam dinding pembuluh darah yang mendarahi otot. Fungsinya adalah mengatur aliran

darah ke otot.

Penamaan otot skelet

Masing-masing otot diberi nama sesuai dengan bentuk, ukuran, jumlah caput atau

venter, posisi, kedalaman, tempat perlekatan, atau fungsinya. Beberapa contoh dari nama otot

dapat dilihat pada tabel 1-1.

43 | P a g e

Page 44: Case 8 Anatomi

Otot polos

Otot polos terdiri atas sel-sel panjang berbentuk gelendong yang tersusun dalam

berkas atau lembaran. Otot yang ada pada saluran-saluran di dalam tubuh berfungsi

mendorong isi saluran keluar. Pada sitem pencernaan, otot polos juga menybabkan makanan

dapat bercampur seluruhnya dengan enzim pencernaan. Kontraksi serabut-serabut

longitudinal membawa dinding saluran menjauhi isi saluran ke arah proksimal. Gerakan

mendorong dengan cara seperti ini disebut peristaltis.

Pada organ penyimpan seperti vesica urinaria atau uterus, serabut-serabut tersusun

tidak beraturan dan saling berikatan yang satu dengan lainnya. Kontraksinya lambat, terus

menerus, dan menyebabkan isi organ terdorong ke luar. Pada dinding pembuluh darah,

serabut-serabut otot polos tersusun sirkular dan berperan mengubah diameter lumen,

Tergantung pada organ, serabut otot polos mungkin dapat berkontraksi akibat

regangan lokal serabut, impuls saraf otonom, atau stimulasi hormon.

Otot jantung

Otot jantung terdiri atas serabut otot lurik yang bercabang-cabang dan satu dengan

lainnya saling berhubungan. Otot ini membentuk myocardium jantung. Serabut-serabutnya

cenderung tersusun dalam bentuk ulir dan spiral, dan otot ini mempunyai sifat kontraksi yang

spontan dan berirama. Serabut otot jantung khusus membentuk system konduksi jantung.

Otot syaraf otonom yang berakhir pada nodus system konduksi jantung dan

myocardium.

44 | P a g e

Page 45: Case 8 Anatomi

MEKANISME PERTUMBUHAN

TULANG

Proses pembentukan tulang merupakan proses penulangan, yaitu perubahan tulang

rawan menjaditulang keras, Osifikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Osifikasi kondral, yaitu pembentukan tulang keras dari tulang rawan

Contoh: tulang pipa dan tulang pendek

b. Osifikasi desmal, yaitu pembentukan tulang keras dari jaringan mesenkim.

Contoh: tulang pipih

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, biladaerah tersebut banyak

mengandung pembuluh darah akan membentukosteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan

membentukkondroblas.Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan(kartilago).

Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium dibagian tengah batang tulang rawan, merangsang

sel-sel perichondriumberubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisantulang

kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam

tulang rawan di daerahdiafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawanmembesar

kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan

demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-seltulang

rawan ini

Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) danpelarutan dari zat-zat

interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan denganmasuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga

terbentuklah ronggauntuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah

epiphisesehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa.Dengan demikian masih

tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yangberperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang

rawan di antaraepifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.Selama pertumbuhan, sel-sel tulang

45 | P a g e

Page 46: Case 8 Anatomi

rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti

dengantulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetapsedangkan tulang akan tumbuh

memanjang. Pada pertumbuhan diameter(lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan

olehosteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yangbersamaan osteoblas di periosteum

membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

DAFTAR PUSTAKA

Snell, Richard S. 1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Atlas Anatomi Manusia, Sobotta . Jakarta: EGC

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC

www.google.com (gambar)

46 | P a g e