Carsinoma Mammae

27
BAB I TINJAUAN PUSTAKA I. Anatomi, Fisiologi Payudara 1.1 Anatomi Payudara Glandula mammae terletak pada fasia pektoris yang meliputi dinding anterior dada. Pada anak-anak dan pria glandula mammae rudimenter. Pada wanita setelah pubertas glandula mammae membesar dan dianggap berbentuk sferis. Pada wanita dewasa muda glandula mammae terletak di atas costa II sampai VI dan rawan costanya dan terbentang dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media. Pinggir lateral atasnya meluas sampai sekitar bawah m.pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada bagian lateral atas yang keluar ke arah aksila membentuk penonjolan yang disebut penonjolan Spencer atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus yang masing-masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara. Lobulus merupakan unit sekresi mammae. Tiap lobulus terdiri atas sejumlah asinus, atau kelenjar yang berada di dalam jaringan ikat longgar dan

description

ca mamae merupakan keganasan yang sering dijumpai pada wanita

Transcript of Carsinoma Mammae

Page 1: Carsinoma Mammae

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi, Fisiologi Payudara

1.1 Anatomi Payudara

Glandula mammae terletak pada fasia pektoris yang meliputi dinding anterior

dada. Pada anak-anak dan pria glandula mammae rudimenter. Pada wanita setelah

pubertas glandula mammae membesar dan dianggap berbentuk sferis. Pada wanita

dewasa muda glandula mammae terletak di atas costa II sampai VI dan rawan costanya

dan terbentang dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media. Pinggir lateral

atasnya meluas sampai sekitar bawah m.pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada

bagian lateral atas yang keluar ke arah aksila membentuk penonjolan yang disebut

penonjolan Spencer atau ekor payudara.

Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus yang masing-masing

mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus. Di antara lobulus

tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk

payudara. Lobulus merupakan unit sekresi mammae. Tiap lobulus terdiri atas sejumlah

asinus, atau kelenjar yang berada di dalam jaringan ikat longgar dan berhubungan dengan

duktus intralobularis. Tiap asinus tersusun atas dua tipe sel yaitu epitel dan mioepitel. Sel

epitel merupakan sel sekresi. Meskipun sintesis air susu ibu hanya berlangsung selama

masa akhir kehamilan dan post-partum, sel tersebut mensekresi terus menerus berbagai

jenis glikogen protein yang dimasukkan ke dalam lumen kelenjar. Sel epitel dikelilingi

oleh sel mioepitel yang mengandung protein kontraktil yang mempunyai fungsi mekanik.

Duktus intralobularis berhubungan dengan duktus ekstralobularis. Duktus

ekstralobularis dalam satu daerah yang sama saling berhubungan membentuk duktus

subsegmental, yang saling berhubungan membentuk duktus segmental. Ini akan bermuara

ke duktus laktiferus dan sinus laktiferus yang berhubungan dengan permukaan papila

mammae melalui orifisium yang terpisah. Terdapat 15-20 duktus laktiferus, masing-

Page 2: Carsinoma Mammae

masing mengalirkan satu segmen mammae. Duktus dilapisi oleh sel epitel yang

dikelilingi oleh sel mioepitel. Stroma jaringan ikatnya lebih padat dibandingkan dengan

lobulusnya dan duktus dikelilingi oleh jaringan elastik yang membentu fungsi drainase

duktus.

Penyediaan darah ke payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior

dari a.mamaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa

a.interkostalis.

Persarafan kulit payudara bersifat segmental dan berasal dari segmen dermatom

T2 sampai T6. Segmen dermatom area ini bisa didenervasi total atau sebagian setelah

elevasi flap kulit untuk mastektomi radikal atau modifikasi. Dengan pemotongan flap

kulit dalam aksila, maka suatu cabang utama bisa dikenali dan dikorbankan. Persarafan

kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.interkostalis. Jaringan kelenjar

payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat

sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni

n.interkostobrakialis dan n.kutaneus brakius medius yang mengurus sensibilitas daerah

aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila saraf ini sukar disingkirkan

sehingga sering terjadi mati rasa di daerah tersebut.

Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar

parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran yang ke

kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar 10-90) buah kelenjar

getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari

seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar

aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke

kelenjar servikal bagian kaudal dalam di supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari

daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mamaria

interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.rektus abdominis lewat ligamentum

falsiparum hepatis ke hati, ke pleura, dan ke payudara kontralateral.

Page 3: Carsinoma Mammae

1.2 Fisiologi Payudara

Sepanjang hidupnya, pada mammae wanita terjadi perubahan fisiologis dan

patalogis yang bervariasi. Hal ini terutama berhubungan dengan variasi kadar hormon

yang terjadi sebelum, selama dan setelah reproduksi. Hormon-hormon yang

mempengaruhi perkembangan payudara adalah estrogen, progesteron, LH, FSH (Folikel

Stimulating Hormon) dan Prolaktin. Estrogen dan progesteron diproduksi oleh ovarium,

LH dan FSH disekresi oleh sel basofil yang terletak dalam glandula hypophysis anterior

sedangkan prolaktin disekresi oleh sel asidofil hypophysis.

Beberapa hari setelah lahir sebagian besar bayi baik laki-laki ataupun perempuan

menunjukkan pembesaran kelenjar payudara sedikit dan mulai mensekresi sedikit

kolostrum dan menghilang sesudah kira-kira satu minggu kemudian. Kemudian kelenjar

payudara kembali infantil, tidak aktif.

Dengan permulaan pubertas antara 10-15 tahun, areola membesar dan lebih

mengandung pigmen. Payudara pun menyerupai “cakram”. Pertumbuhan kelenjar akan

berjalan terus sampai umur dewasa hingga berbentuk sferis. Hal ini terjadi di bawah

pengaruh estrogen yang kadarnya meningkat. Terutama yang tumbuh ialah jaringan

lemak dan jaringan ikat di antara 15-20 lobus payudara. Biasanya bentuk payudara sudah

sempurna setelah menstruasi dimulai.

Pada fase menstruasi, mammae sangat sensitif terhadap perubahan kadar estrogen

dan progesteron. Stroma lobularis menjadi sangat edema karena mengalami proses

mitosis selama fase sekresi estrogen dan progesteron, sehingga sekitar hari ke-8 fase

menstruasi payudara jadi lebih besar. Pada hari ke-22 sampai ke-24 dari siklus

menstruasi, dimana kadar estrogen dan progesteron mencapai puncaknya, terjadi

pembesaran payudara yang maksimal.

Selama masa kehamilan, terjadi proliferasi dan pembesaran lobulus sebagai

persiapan sintesis dan aktivitas sekresi untuk laktasi. Pada trimester ketiga jumlah asinus

pada setiap lobulus dan ukuran lobulus menjadi sangat meningkat. Sel epitel –

laktalbumin berdiferensiasi serta mensintesis dan mensekresi air susu (kasein, dan

membran globula lemak air susu yang merupakan derivat sel permukaan luminal

mammae) merupakan petanda yang bermanfaat untuk menentukan status diferensiasi sel

Page 4: Carsinoma Mammae

mammae. Estrogen, progesteron, dan prolaktin bersama dengan hormon lain sangat

penting pada perkembangan mammae selama masa kehamilan meskipun begitu setelah

persalinan kadar estrogen dan progesteron akan menurun dan prolaktin meningkat untuk

memicu laktasi. Apabila pemberian air susu dihentikan, akan terjadi involusi stuktur

lobularis secara cepat, dan struktur mammae kembali ke struktur sebelum kehamilan.

Pada masa menopause, efek estrogen dan progestrogen fungsi ovarium berhenti

dan dimulai involusi progresif. Regresi ke epitel atrofi atau hipoplastik jelas di dalam

duktus dan lobulus serta stroma diganti dengan jaringan fibrosa periduktus padat. Timbul

dilatasi jalinan duktus laktiferus dalam lobulus terisolasi. Asinus lobulus kehabisan epitel

toraksnya serta bisa membesar dan membentuk makrokista. Pada pemeriksaan, payudara

senilis atau pasca menopause sering asimetris dengan ketidakteraturan komponen lobulus

dan pembentukan kista dalam ukuran bervariasi. Karena kandungan lemak dan

fibrostoma periduktus penyokong terdepresi, maka payudara tua menjadi suatu struktur

pendulosa, homogen dengan kehilangan bentuk dan konfigurasi.

II. Karsinoma Mammae

2.1 Etiologi

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan

tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai

suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh

Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of

Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

2.2 Insidensi dan Epidemiologi

Karsinoma mamae pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah karsinoma

servik uterus. Di Amerika Serikat karsinoma mamae merupakan 28% kanker pada wanita

kulit putih, dan 25% pada wanita kulit hitam.

Kurva insiden-usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang

sekali ditemukan pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia

Page 5: Carsinoma Mammae

44-66 tahun. Insidensi karsinoma mammae pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada

perempuan. Karsinoma mamae merupakan neoplasma spesifik pada wanita dan

merupakan sebab utama kematian akibat kanker dalam wanita pada berusia 40-44 tahun.

Karsinoma mamae suatu penyakit yang lazim terjadi. Saat ini sekitar 1 dari setiap

14 wanita (7 persen) akan menderita karsinoma mamae. Lima puluh persen wanita ini

akan meninggal karena penyakit ini. Walaupun belakangan ini wanita melaporkan massa

mencurigakan lebih dini ke dokternya, namun angka mortalitas tetap tinggi dan

berhubungan langsung dengan stadium penyakit saat diagnosis.

2.3 Faktor Resiko

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang

menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.

Beberapa faktor resiko tersebut adalah:

1. Usia

Seperti pada banyak jenis kanker, insidensi menurut usia naik sejalan dengan

bertambahnya usia.

2. Keluarga

Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita kanker payudara

dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya

menderita kanker payudara. Kemungkinan ini lebih besar bila ibu atau saudara kandung

itu menderita kanker bilateral atau pramenopause.

Wanita yang pernah ditangani karsinoma payudaranya, memang mempunyai

resiko tinggi mendapat karsinoma di payudara lain.

3. Hormonal

Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan

hormon. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak

diselingi oleh perubahan hormonal pada kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang

Page 6: Carsinoma Mammae

tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan

kanker.

4. Riwayat Menstruasi

Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 11 tahun, menopause setelah usia 55

tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.

Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara.

Demikian pula dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat

menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara.

5. Riwayat pemakaian kontrasepsi

Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang

tergantung pada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa

lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan.

Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga

sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika

pemakaiannya lebih lama.

6. Obesitas pasca menopause

Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai factor resiko kanker payudara

kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obesitas.

7. Pemakaian alkohol

Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya

kanker payudara.

8. Bahan kimia

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai

estrogen (yang terdapat pada pestisida dan produk industri lainnya) mungkin

meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

Page 7: Carsinoma Mammae

9. Penyinaran

Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa

kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

10. Faktor resiko lainnya

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus

besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya

kanker payudara.

2.4 Patofisiologi

Transformasi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut

transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel

menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang

disebut karsinogen yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar

matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu

karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,

menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik

menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.

Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu

diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan

suatu karsinogen).

Page 8: Carsinoma Mammae

2.5 Klasifikasi

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Non-invasif karsinoma

o Non-invasif duktal karsinoma

o Lobular karsinoma in situ

2. Invasif karsinoma

o Invasif duktal karsinoma

Papilobular karsinoma

Solid-tubular karsinoma

Scirrhous karsinoma

Special types

Mucinous karsinoma

Medulare karsinoma

o Invasif lobular karsinoma

Adenoid cystic karsinoma

karsinoma sel squamos

karsinoma sel spindel

Apocrin karsinoma

Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia

Tubular karsinoma

Sekretori karsinoma

Lainnya

3. Paget's Disease

2.6 Gejala

Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter. Benjolan

ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat

diraba benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya.

Page 9: Carsinoma Mammae

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari

jaringan payudara disekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki

pinggiran yang tidak teratur.

Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan

dengan mudah dibawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada

dinding dada atau kulit disekitarnya.

Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau

borok dikulit payudara. Kadang kulit di atas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit

jeruk (peau d’ orange).

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan;

1.Benjolan atau massa di ketiak

2.Perubahan ukuran atau bentuk payudara

3.Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning

sampai hijau, mungkin juga bernanah)

4.Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola

(daerah berwarna coklat tua disekeliling puting susu)

5.Payudara tampak kemerahan

6.Kulit disekitar puting susu bersisik

7.Puting susu tertarik kedalam atau terasa gatal

8.Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.

Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan

lengan atau ulserasi kulit.

2.7 Pemeriksaan Fisik

a.Massa tumor: ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksir atau tidak terfiksir kekulit

atau dinding dada

b.Perubahan kulit: kemerahan, oedem, peau d’orange, dimpling, nodul satelit, ulserasi

c.Perubahan putting susu: tertarik, kemerahan, erosi, krusta, perubahan warna,

cairan(discharge) hemoragis atau tidak

d.Status kelenjar getah bening

Page 10: Carsinoma Mammae

KGB axilla: jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain atau sekitar, suspek

jinak atau ganas

KGB intraklavikula

KGB supraklavikula

e.Kelainan-kelainan berhubungan dengan metastasis

Sakit tekan dan sakit ketuk tulang-tulang

Kelainan paru-paru

Kelainan berhubungan dengan system saraf sentral.

2.8 Diagnosis

Dasar diagnosis kanker mammae

1.Dasar diagnosis klinis

Tumor pada mammae yang tumbuh progesif dengan tanda-tanda infiltrasi dan atau

metastasis

2.Dasar diagnosis patologi

Tumor dengan tanda-tanda keganasan.

12 Pemeriksaan Penunjang Klinis

Pemeriksaan radiologis

1.Mammografi / USG mammae

2.X-foto thoraks

3.Kalau perlu:

Tulang-tulang – Bone scan

USG abdomen – CT scan

Pemeriksan laboratorium

1.Rutin: darah lengkap, urin

2.Gula darah: puasa dan 2 jam pp

3.Enzym: alkali fosfatase, LDH

4. Hormon reseptor: ER, PR

5. Kalau perlu: aktivitas estrogen / vaginal smear

Page 11: Carsinoma Mammae

Pemeriksaan sitologis

1.FNA dari tumor

2.Cairan kista

3.Cairan pleura

4.Sekret puting susu(2).

2.9 Staging (Penentuan Stadium Kanker)

Pada sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node

atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh.

Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga

sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,

penilaian TNM sebagai berikut:

← T (tumor size), ukuran tumor:

o T 0: tidak ditemukan tumor primer

o T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

o T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

o T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

o T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau

dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau

bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar

tumor utama

← N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):

o N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional aksilla

o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau

pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

Page 12: Carsinoma Mammae

← M (metastasis), penyebaran jauh:

o M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

o M 0: tidak terdapat metastasis jauh

o M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian

digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

← Stadium 0: T0 N0 M0

← Stadium 1: T1 N0 M0

← Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

← Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0

← Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0

← Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

← Stadium III C: Tiap T N3 M0

← Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

2.10 Penatalaksanaan

Modalitas Terapi

- Operasi- Radiasi- Kemoterapi- Hormonal terapi- Molecular targetting therapy (biology therapy)

OPERASI

Jenis operasi untuk terapi :

- BCS (Breast Conserving Surgery)- Simple mastektomi- Modified radikal mastektomi- Radikal mastektomi

RADIASI

- Primer

Page 13: Carsinoma Mammae

- Adjuvan- Paliatif

KEMOTERAPI

- Harus kombinasi : CMF, CAF – CEF, Taxane + Doxorubicin, Cepacetabin

HORMONAL

- Ablative : bilateral ovarektomi- Additive : tamoxifen- Optional : aromatase inhibitor, GnRH

Sebelum merencanakan terapi kaesinoma mammae, diagnosis klinis dan

histopatologik serta tingkat penyebarannya harus diperhatikan dulu. Diagnosis klinis

harus sama dengan diagnosis histopatologik. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk

tingkat penyebaran penyakit, disusunlah rencana terapi dengan mempertimbangkan

manfaat dan mudarat setiap tindakan yang akan diambil.

Untuk mendapat diagnosis histologik, biasanya dilakukan biopsi sehingga

tindakan ini dapat dianggap sebagai tindakan pertama pada pembedahan mammae. Biopsi

bisa dilakukan secara insisi, eksisi, ataupun dengan sediaan beku.

Pada kanker payudara stadium I dan II pengobatannya adalah dengan radikal

mastektomi atau modified radikal mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi

adjuvan. Jika KGB axilla mengandung metastase maka diberikan terapi radiasi dan

kemoterapi adjuvan. Stadium IIIa adalah dengan simple mastektomi dengan radiasi dan

kemoterapi adjuvan. Stadium IIIb dan IV, sifat pengobatannya adalah palliatif, yaitu

terutama untuk mengurangi penderitaan dari pasien dan memperbaiki kulalitas hidup.

Untuk stadium IIIb atau yang dinamakan locally advanced pengobatan utama adalah

radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu hormonal terapi dan kemoterapi.

Stadium IV pengobatan bersifat sistemik dengan hormonal dan kemoterapi.

Page 14: Carsinoma Mammae

2. 11 Penyaringan

Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting

untuk dilakukan penyaringan.

Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:

1.SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan

benjolan pada stadium dini

2.Mammografi

Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang

abnormal pada payudara.

3.USG payudara

Digunakan untuk membedakan kista (kantong berisi cairan) dengan benjolan

padat

4. Termografi

Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.

2.12 Pencegahan

Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli

kanker percaya bahwa diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian

kanker.

Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini kanker payudara lebih mudah diobati

dan masih bisa disembuhkan jika masih pada stadium dini. SADARI, pemeriksaan

payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat

untuk mendeteksi kanker secara dini.

Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa

mengurangi resiko kanker payudara, yaitu tamoksifen dan raloksifen. Keduanya adalah

anti estrogen di dalam jaringan payudara.Tamoksifen telah banyak digunakan untuk

mencegah kekambuhan pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker

payudara. Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.

Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau

kedua payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita

Page 15: Carsinoma Mammae

yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah

diangkat karena kanker) .

Page 16: Carsinoma Mammae

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym, Kanker Payudara, www.medicastore com.htm,2005

2. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Bedah, RSUD Dr. Sutomo, FKU Unair,

1994

3. Standar Pelayanan Medis, RSU Dr Sarjito,penerbit Medika FKU UGM,Jogjakarta

4. Sjamsuhidayat, R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC, Jakarta, 2005

5. Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta, 1995

6. Snells R.S, Anatomi Klinik, bagian I, edisi 3, EGC, Jakarta, 1997

7. Sarwono, P.Ilmu Penyakit Kandungan, edisi ke-2, cetakan ke-3, Yayasan Bina

Pustaka, Jakarta, 1999

8. Underwood.J.C.E. Patologi: Umum dan Sistemik, Edisi II, Volume 2, EGC, Jakarta,

2000

Page 17: Carsinoma Mammae

BAB II

ILUSTRASI KASUS

Seorang pasien wanita, Ny. N, 75 tahun, dirawat di bangsal bedah RSUD. Prof.

DR. M.A Hanafiah Batusangkar sejak tanggal 1 Februari 2010 dengan :

Keluhan Utama : benjolan yang sudah menjadi tukak pada payudara kiri bagian atas

sejak 1 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Benjolan pada payudara kiri bagian atas sejak 1 tahun yang lalu.

- Benjolan awalnya kecil (sebesar kelereng), makin lama makin membesar, saat ini

benjolan sebesar bola pimpong.

- Benjolan sudah berubah menjadi borok atau tukak dan mengeluarkan darah dan

nanah sejak ± 3 bulan yang lalu.

- Benjolan diraba nyeri sejak ± 4 bulan terakhir.

- Keluar cairan berupa darah dan nanah dari puting susu tidak ada.

- Rasa berat pada payudara (+).

- Terdapat benjolan pada lipat ketiak kiri sebesar kelereng dan tidak teraba nyeri.

- Riwayat sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu.

- Riwayat batuk berdarah sejak 1 bulan yang lalu.

- Riwayat nyeri pada tulang (-)

- Riwayat mual muntah (-)

- Riwayat rasa perih pada ulu hati (-)

- Riwayat Nyeri kepala (-)

- Riwayat menstruasi pertama kali pada usia 15 tahun teratur setiap bulannya dan

berhenti menstruasi pada usia 47 tahun.

- Riwayat perkawinan (+) pada usia

- Riwayat kehamilan, persalinan dan menyusui (-)

- Riwayat pemakaian kontrasepsi (-)

- Riwayat pernah mendapat radiasi pada bagian leher dan dada (-)

Page 18: Carsinoma Mammae

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien pernah dirawat di RSUD Prof. DR. M.A Hanafiah, SM Batusangkar pada

tahun 2007 dan dilakukan tindakan biopsi. Hasil biopsi tidak diketahui

dikarenakan hilang oleh keluarga.

- Pasien tidak pernah menderita tumor pada daerah lain sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Keluarga pasien pernah menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit Berat

Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif (CMC)

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Nafas : 34 x/menit

Suhu : 36,5 oC

Status Generalisata

Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Thorax

Jantung : Irama teratur dan bising jantung tidak ada

Paru : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Distensi (-), Bising Usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik

Status Lokalis

Regio Mammae Sinistra :

Inspeksi : Payudara kiri dan kanan tidak simetris, tampak benjolan (+), tanda

radang (-), skin dimple (-), nodul satelit (-), peau d’ orange (-), retraksi

Page 19: Carsinoma Mammae

puting (-), discharge pada puting susu (-), venektasi (-), ulserasi (+),

dinding bergaung, pinggir merah, isi cairan kekuning-kuningan

Palpasi : Teraba benjolan dengan konsistensi padat di medial dan lateral atas,

batas tegas, permukaan tidak rata, jumlah satu, terfiksir, ukuran 15x10x3

cm, nyeri tekan (+)

Regio KGB Axilla

Ditemukan adanya bejolan sebesar telur puyuh, permukaan rata, konsistensi padat kenyal,

terfiksir ke jaringan di bawahnya. Nyeri tekan (+).

Regio Supraklavikula dan Infraklavikula

Tidak ditemukan pembesaran KGB pada inspeksi dan palpasi.

Laboratorium

Hb : 7,8 gr/dl

Ht : 24 %

Leukosit : 11.900

Trombosit: 480.000

GDR : 139 mg/dl

Pemeriksaan Penunjang :

- Rontgen foto thoraks : tampak gambaran multiple coin lessions

Diagnosis kerja : Tumor Mammae Sinistra Susp. Ganas T4N1M1

Terapi :

- Khemotheraphy

Prognosis

Quo ad vitam : malam

Quo ad sanam : malam