Captopril - Farmako (P.ismu)

8
ACE Inhibitor : CAPTOPRIL CAPTOPRIL Acepress, Captensin, Captopril. INTERAKSI Alkohot. Obat anti inflamasi terutama indometasin. KONTRAINDIKASI Penderita yg hipersensitif terhadap FARMAKODINAMIKA Kaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin II terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga EFEK SAMPING Ruam kulit, sakit kepala, lelah/letih, gatal2, demam, hipertensi yg bersifat sementara, REAKSI YANG MERUGIKAN Proteinuria. Neutropenia/ agranulositosis. Hipotensi. EFEK TERAPEUTIK Untuk hipertensi yg ringan sampai berat&PJK. Dpt dipakai tersendiri/bersama diuretic. Kategori DOSIS Dewasa : D: PO: M: 12,5-25 mg, b.i.d., t.i.d. R : 25-50mg, t.i.d. Maks : 450mg/hari. FARMAKOKINETIK Absorbsi : cepat Distribusi : - Metabolisme : - Eliminasi : Ginjal:35%. 40-50% dlm bentuk tdk

description

lin

Transcript of Captopril - Farmako (P.ismu)

Page 1: Captopril - Farmako (P.ismu)

ACE Inhibitor : CAPTOPRIL

Kunci : D : Dewasa; A : Anak-anak; PO : Per Oral; IV : Intraven; M : Dosis mula-mula; R : Dosis rumatan; SR : Bentuk obat sustained-release; PRN : Jika perlu; MAO : Penghambat mono amin oksidase.

CAPTOPRILAcepress, Captensin, Captopril.

INTERAKSIAlkohot.Obat anti inflamasi terutama indometasin.

KONTRAINDIKASIPenderita yg hipersensitif terhadap kaptopril/penghambat ACE lainnya.

FARMAKODINAMIKAKaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin II terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal mensekresi natrium&cairan serta mensekresi kalium.

FARMAKOKINETIKAbsorbsi : cepatDistribusi : -Metabolisme : -Eliminasi : Ginjal:35%. 40-50% dlm bentuk tdk berubah.

EFEK TERAPEUTIKUntuk hipertensi yg ringan sampai berat&PJK. Dpt dipakai tersendiri/bersama diuretic. Kategori kehamilan C.

EFEK SAMPINGRuam kulit, sakit kepala, lelah/letih, gatal2, demam, hipertensi yg bersifat sementara, gangguan saluran pencernaan, kehilangan sensasi rasa.

REAKSI YANG MERUGIKANProteinuria.Neutropenia/agranulositosis.Hipotensi.Retensi kalium ringan.

DOSISDewasa : D: PO: M: 12,5-25 mg, b.i.d., t.i.d.R : 25-50mg, t.i.d.Maks : 450mg/hari.

Page 2: Captopril - Farmako (P.ismu)
Page 3: Captopril - Farmako (P.ismu)

CAPTOPRIL

Disusun untuk memenuhi tugas Farmakologi

Dosen : Drs. Ismu Djatmiko, Apt

Disusun oleh :

Berlin Agusatina S.2220111865

IA

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMOYOGYAKARTA

Juli, 2012

Captopril (Capoten)

Page 4: Captopril - Farmako (P.ismu)

Nama Dagang :

1. Acepress 8. Lotensin2. Captensin 9. Metropil3. Captopril Hexpharm 10. Otoryl4. Captopril Landson 11. Scantensin5. Dexacap 12. Tensicap6. Farmoten 13. Vapril7. Forten

Kemasan dan Nomor Registrasi :

Bentuk : Tablet

Captopril 12,5 mg tablet, kotak 10 strip @ 10 tabletNo.Reg. GKL9720916010C1

Captopril 25 mg tablet, kotak 10 strip @ 10 tablet No.Reg. GKL9320916 010 A1

Captopril 50 mg tablet, kotak 10 strip @ 10 tabletNo.Reg. GKL93209160108

Efek Terapeutik / Indikasi :

Untuk hipertensi yang ringan sampai berat dan payah jantung kongestif. Dapat dipakai tersendiri atau bersama diuretic. Kategori kehamilan C.

Efek Samping :

Ruam kulit, sakit kepala, lelah/letih, gatal-gatal, demam, angiodema, hipertensi yang bersifat sementara, gangguan saluran pencernaan, kehilangan sensasi rasa.

Efek yang Merugikan :

Page 5: Captopril - Farmako (P.ismu)

Kaptopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5% penderita dan pada 1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat tejadi sindroma nefrotik serta membran glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8 bulan pengobatan maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urin sebelum dan setiap bulan selama 8 bulan pertama pengobatan.

Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentikan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam, faringitis) pemberian kaptopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia.

Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan kaptopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah. Hipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis kaptopril atau diuretiknya.

Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan dengan hati-hati.

Efek lain yang pernah dilaporkan: umumnya asthenia, gynecomastia.

Kardiovaskular : cardiac arrest, cerebrovascular accident/insufficiency, rhythm disturbances, orthostatic hipotension, syncope.

Dermatologi : bullous pemphigus, erythema multiforme exfoliative dermatitis. Gastrointestinal : pankreatitis, glossitis, dispepsia. Hepatobiliary : jaundice, hepatitis, kadang-kadang nekrosis, cholestasis. Metabolit : symptomatic hyponatremia. Musculoskeletal : myalgia, myasthenia. Nervous/psychiatric : ataxia, confusion, depression, nervousness, somnolence. Respiratory : bronchospasm, eosinophilic pneumonitis, rhinitis, blurred vision,

impotence.

Seperti ACE inhibitor lainnya dapat menyebabkan sindroma termasuk: myalgia, arthralgia, interstitial nephritis, vasculitis, peningkatan ESR.

Kontra Indikasi :

Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat ACE lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya).

Interaksi Obat :

Page 6: Captopril - Farmako (P.ismu)

Alkohot. Obat anti inflamasi terutama indometasin. Suplemen potassium atau obat yang mengandung potassium. Obat-obat berefek hipotensi.

Farmakokinetik :

Setelah pemberian secara oral captopril secara cepat diabsorpsi dan adanya makanan dalam saluran gastrointestinal berkurang 30-40%. Dalam periode 24 jam lebih dari 95% dosis yang diabsorpsi dieliminasi ke dalam urin dan 40-50%nya dalam bentuk tidak berubah.

Farmakodinamika :

Kaptopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk memproduksi angiotensin I yang besifat inaktif. "Angiotensin Converting Enzyme" (ACE), akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan merupakan vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal.

Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan, serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik 'afterload' maupun 'pre-load', sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan reflek takikardia.

Dosis / Takaran :

Dewasa:

Hipertensi : Dosis awal adalah 12,5 mg-25 mg, 2-3 kali sehari.

Bila setelah 2 minggu belum diperoleh penurunan tekanan darah, maka dosis dapat ditingkatkan sampai 50 mg, 2-3 kali sehari.

Gagal jantung : Dosis awal adalah 25 mg, 3 kali sehari, sebaiknya dimulai dengan 12,5 mg, 3 kali sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Captopril - Farmako (P.ismu)

Adrian, Thaufik (2010). Carbamazepine (Antikonvulsan) Dalam Terapi Epilepsi Sebagai Penyebab Eritema Multiformis Mayor. Laporan Kasus, Medan.

www.farmasiku.com Apotik Online Kimia Farma Pramudianto, Arlina (2010). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 10.

UBM Medika , Jakarta