Campak Fixx

download Campak Fixx

of 13

description

c

Transcript of Campak Fixx

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGCampak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika Serikat.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui serum darah pada 21 responden sebagai kasus dan 21 responden sebagai responden control. Didapatkan hasil kadar protein serum dengan nilai normal dan protein serum lebih. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi pada 42 responden tersebut baik. Keadaan ini dapat terjadi karena 80% responden berusia 6-14 tahun, yaitu masa sekolah. Anak usia sekolah memiliki pola makan yang selalu ingin mencoba jenis makanan baru, pemberian makanan dalam bentuk junk food baik di rumah maupun di sekolah. Makanan tersebut banyak mengandung gula, garam, lemak dan kolesterol, dan kebutuhan tinggi kalori pada anak memicu tingginya kadar albumin serum ( Muscari, M,2001 ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan gejala klinis campak. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi anak tidak cukup mampu untuk melawan infeksi virus. Pertahanan tubuh terhadap infeksi virus memerlukan pertahanan yang bersifat spesifik, sedangkan protein serum merupakan pertahan tubuh yang bersifat non spesifik. Kekebalan terhadap infeksi virus didasarkan pada pembentukan respon imun terhadap antigen khusus yang terletak pada permukaan partikel virus atau sel yang terinfeksi oleh virus. Virus akan menimbulkan respon jaringan yang berbeda dari respon terhadap bakteri pathogen. Pada infeksi virus akan terjadi infiltrasi sel berinti satu dan limfosit. Protein yang disandikan oleh virus, biasanya protein kapsid, merupakan sasaran dari respon imun. Sel yang terinveksi oleh virus dapat menjadi lisis oleh limfosit T sitotoksik yang mengenali polipeptida-poipeptida virus pada permukaan sel. Imunitas humoral akan melindungi inang terhadap infeksi ulang oleh virus yang sama (Jawetz, Melnick, Aldelbergs, 2001).Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini.1.2 RUMUSAN MASALAH1.Apa pengertian campak?2 Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?3 Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?4. Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

1.3 TUJUAN 1.Untuk mengetahui pengertian campak.2. Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak. 3. Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.4. Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.

1.4. MANFAATAdapun manfaat yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu :1. Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang membutuhkan.2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis, analitik, dan logis dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian Campak Penyakit Campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan measles Dalam bahasa Inggris. Campak, pada masa lalu dianggap sebagai suatu hal yang harus dialami oleh setiap anak, mereka beranggapan, bahwa penyakit Campak dapat sembuh sendiri bila ruam sudah keluar, sehingga anak yang sakit Campak tidak perlu diobati. Ada anggapan bahwa semakin banyak ruam keluar semakin baik. Bahkan ada upaya dari masyarakat untuk mempercepat keluarnya ruam, dan ada pula kepercayaan bahwa penyakit Campak akan berbahaya bila ruam tidak keluar pada kulit sebab ruam akan muncul dirongga tubuh lain seperti dalam tenggorokan, paru-paru, perut atau usus. Hal ini diyakini akan menyebabkan sesak napas atau diare yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit Campak adalah yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah, penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi Campak. Tanpa imunisasi, 90% dari mereka yang mencapai usia 20 tahun pernah menderita Campak. Dengan cakupan Campak yang mencapai lebih dari 90% dan merata sampai ke tingkat desa diharapkan jumlah kasus Campak akan menurun oleh karena terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity).

2.2 Masa inkubasi, Gejala Klinis dan Diagnosis Penyakit Campak2.2.1 Masa inkubasi dan Gejala KlinisMasa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :1. Stadium Kataral atau ProdromalBiasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnosa pasti terhadap penyakit campak.2. Stadium ErupsiBatuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak.3.Stadium Konvalensi atau penyembuhanErupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.

2.2.2Diagnosis penyakit campakDiagnosis dapat di tegakkan dengan : anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit seperti adanya kontak dengan penderita)yaitu :1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk Pilek, harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili (artinya kemungkinan penyakit lain yang mirip campak, misal : german measles,eksentema subitum,infeksi virus lain).2. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.3. Dapat disertai diare dan muntah.4. Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : Epitaksis, petekie, ekimosis. 5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi Campak. Pemeriksaan laboratorium Meliputi :1.Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni, Dimana jumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relative.2.Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian. Biakan virusVirus Campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan yang kuat, apabila berada diluar tubuh manusia virus Campak akan mati. Pada temperatur kamar virus Campak kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3 5 hari. Tanpa media protein virus Campak hanya dapat hidup selama 2 minggu dan hancur oleh sinar ultraviolet. Virus Campak termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile karena selubungnya terdiri dari lemak pada suhu kamar dapat mati dalam 20% eter selama 10 menit, dan 50% aseton dalam 30 menit.Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel darah yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama selama masa demam campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. selama stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan mukosa hidung.Sebelum dilarutkan vaksin campak disimpan dalam keadaan kering dan beku, relative stabil dan dapat disimpan di freezer atau pada suhu lemari es (2-8C; 35,6-46,4F ) secara aman selama setahun atau lebih. Vaksin yang telah dipakai harus dibuang dan jangan dipakai ulang.2.3. Cara Penularan Penyakit Campak

Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satu-satunya reservoir penyakit Campak . Virus Campak berada disekret nasoparing dan di dalam darah minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat setelah timbulnya ruam. Penularan terjadi melalui udara, kontak langsung dengan sekresi hidung atau tenggorokan dan jarang terjadi oleh kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi dengan sekresi hidung dan tenggorokan. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah : Bayi berumur lebih dari 1 tahun Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

2.4. Penyebab Penyakit Campak

Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk golongan paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan begaris tengah 140 mm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein, didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur heliks nukleoprotein yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, sa tu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.2.5. Epidemiologi Penyakit Campak

Epidemiologi penyakit Campak mempelajari tentang frekuensi, penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2.5.1. Distribusi Frekuensi Penyakit Campak a. Orang Campak adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi anak-anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja. Penyebaran penyakit Campak berdasarkan umur berbeda dari satu daerah dengan daerah lain, tergantung dari kepadatan penduduknya, terisolasi atau tidaknya daerah tersebut. Pada daerah urban yang berpenduduk padat transmisi virus Campak sangat tinggi.b. Tempat Berdasarkan tempat penyebaran penyakit Campak berbeda, dimana daerah perkotaan siklus epidemi Campak terjadi setiap 2-4 tahun sekali, sedangkan di daerah pedesaan penyakit Campak jarang terjadi, tetapi bila sewaktu-waktu terdapat penyakit Campak maka serangan dapat bersifat wabah dan menyerang kelompok umur yang rentan.12 Berdasarkan profil kesehatan tahun 2008 terdapat jumlah kasus Campak yaitu 3424 kasus di Jawa barat, di Banten 1552 kasus, di Jawa tengah 1001 kasus.c. Waktu Dari hasil penelitian retrospektif oleh Jusak di rumah sakit umum daerah Dr. Sutomo Surabaya pada tahun 1989, ditemukan Campak di Indonesia sepanjang tahun, dimana peningkatan kasus terjadi pada bulan Maret dan mencapai puncak pada bulan Mei, Agustus, September dan oktober.2.5.2. Determinan Penyakit CampakFaktor-faktor yang menyebabkan tingginya kasus Campak pada balita di suatu daerah adalah : a. Faktor Host 1. Status Imunisasi Balita yang tidak mendapat imunisasi Campak kemungkinan kena penyakit Campak sangat besar. Dari hasil penyelikan tim Ditjen PPM & PLP dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tentang KLB penyakit Campak di Desa Cinta Manis Kecamatan Banyuasin Sumatera Selatan (1996) dengan desain cross sectional, ditemukan balita yang tidak mendapat imunisasi Campak mempunyai risiko 5 kali lebih besar untuk terkena campak di banding balita yang mendapat Imunisasi2. Status Gizi Balita dengan status gizi kurang mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit Campak dari pada balita dengan gizi baik. Menurut penelitian Siregar (2003) di Bogor, anak berumur 9 bulan sampai dengan 6 tahun yang status gizinya kurang mempunyai risiko 4,6 kali untuk terserang Campak disbanding dengan anak yang status gizinya baik.b. Faktor Environment 1. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Desa terpencil, pedalaman, daerah sulit, daerah yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan khususnya imunisasi, daerah ini merupakan daerah rawan terhadap penularan penyakit Campak.

2.6. Komplikasi Penyakit Campak Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh secara umum, sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak diinginkan adalah terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematiaan pada balita. Keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis, Bronchopneumonia dan Enteritis.

2.6.1. Bronchopneumonia Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia. Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran pernafasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.

2.6.2. Otitis Media Akut Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga tengah. Gendang telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus terjadi otitis media purulenta.

2.6.3. Ensefalitis Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi, biasanya terjadi pada hari ke 4 7 setelah terjadinya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus Campak, dengan CFR berkisar antara 30 40%. Terjadinya Ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun melalui invasi langsung virus Campak ke dalam otak.

2.7. Pencegahan Penyakit Campak

a.Pencegahan PrimordialPencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik. b.Pencegahan PrimerSasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut. 1. PenyuluhanEdukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak. Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak.2. ImunisasiDi Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2C - 8C atau 4C, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.

3. Isolasi Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.

c.Pencegahan SekunderPencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.

d.Pencegahan TersierPencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal yang dilakukan adalah :1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan3. Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima dan memanfaatkan keadaan hidup dengan komplikasi kronik.

Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait juga sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.

2.8. Penanggulangan dan Pengobatan penyakit Campak

2.8.1 Penanggulangan Campak

Pada sidang CDC/ PAHO / WHO, tahun 1996 menyimpulkan bahwa penyakit Campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya pejamu/ reservoir campak hanya pada manusia serta tersedia vaksin dengan potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi vaksin 85% dan dirperkirakan eradikasi dapat dicapai 10 15 tahun setelah eliminasi.World Health Organisation (WHO) merencanakan beberapa tahapan dalam upaya eradikasi (pemberantasan) penyakit Campak dengan tekanan strategi yang berbeda-beda pada setiap tahap yaitu : a.Tahap ReduksiTahap ini dibagi dalam 2 tahap :1. Tahap Pengendalian CampakPada tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak rutin dan upaya imunisasi tambahan di daerah dengan morbitas campak yang tinggi. Daerah ini masih merupakan daerah endemis campak, tetapi telah terjadi penurunan insiden dan kematian, dengan pola epidemiologi kasus Campak menunjukkan 2 puncak setiap tahun.2. Tahap Pencegahan KLBCakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi 80% dan merata,terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, insidens campak telah bergeser kepada umur yang lebih tua, dengan interval KLB antara 4-8 tahun.

b. Tahap EliminasiCakupan imunisasi sangat tinggi 95% dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya, kasus campak sudah sangat jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan (tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan imunisasi campak.

c.Tahap EradikasiCakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus Campak sudah tidak ditemukan.Pada siding The World Health Assambley (WHA) tahun 1998, menetapkan kesepakatan Eradikasi Polio (ERAPO), Eliminasi Tetanus Noenatorum (ETN) dan Reduksi Campak (RECAM). Kemudian pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).Strategi operasional yang dilakukan ditingkat Puskesmas untuk mencapai reduksi Campak tersebut adalah :a.Imunisasi rutin pada bayi 9 11 bulan (UCI Desa 80)b.Imunisasi tambahan (suplemen)c.Surveilans (surveilan rutin, system kewaspadaan dini dan respon kejadian luar biasa).d.Penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa Setiap kejadian luar biasa harus diselidiki dan dilakukan penanggulangan secepatnya yang meliputi pengobatan simtomatis pada kasus, pengobatan dengan antibiotika bila terjadi komplikasi, pemberian vitamin A dosis tinggi, perbaikan gizi dan meningkatkan cakupan imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat, sweeping) pada desa-desa risiko tinggi.e.Pemeriksaan laboratorium

2.8.2 Pengobatan Penyakit Campak Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. Sehingga pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dalam hal ini :anak memerlukan istirahat di tempat tidurkompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jamekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan. Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF) Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.oDosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin A ditambah dengan 1500 IU tiap hari. Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori) BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan Campak merupakan penyakit infeksi ystem saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus, terutama oleh family paramyxovirus dari genus morbillivirus. Gejalanya diantaranya demem, batuk, pilek, dan biasanya muncul ruam erythema maculopapular. Campak dapat dicegah dengan imunisasi dengan vaksin MMR. Vaksinasi dosis pertama dapat dilakukan pada bayi usia 12 bulan dan dosis kedua pada usia 4 tahun. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak sebab campak bersifat self limiting disease (dapat semuh dengan sendirinya) sehingga tidak ada rehabilitasi pada penderita. Pengobatan dapat dilakukan bagi penderita jika disertai dengan komplikasi misalnya konjungtivitis dengan vitamin A, demam dengan memberikan parasetamol.Prognosis dari campak campak baik jika tidak terjadi komplikasi.