Campak

17
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan sebagai penyebab utama kematian anak di negara berkembang termasuk Indonesia. Rencana strategi global maupun regional 2006 – 2010 yang dicanangkan WHO bersama unicef tahun 2006 menyatakan bahwa tujuan program pengendalian penyakit campak adalah mengurangi angka kematian campak sebesar90%(estimated) pada tahun 2010 dibanding tahun 2000. Untuk mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan upaya : 1. Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama >90% secara nasional dan minimal >80% diseluruh kabupaten/kota pada tahun 2010 2. Melaksanakan imunisasi campak kesempatan kedua dengan cakupan >90% pada anak usia kurang 5 tahun pada tahun 2010. 3. Penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB campak tahun 2009. 4. Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu (Case Based Surveilance) bagi semua negara yang telah melaksanakan kampanye campak. Program Imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982,kemudian pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau Universal child Immunization (UCI) secara nasional.Sejak tahun 2000 imunisasi campak kesempatan kedua diberikan kepada anak sekolah kelas I – VI (Catch Up) secara bertahap yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian imunisasi campak secara rutin kepada anak sekolah dasar kelas I SD (BIAS). Untuk mempercepat tercapainya perlindungan campak pada anak,sejak tahun 2005 sampai agustus 2007 dilakukan kegiatan crash program campak terhadap anak usia 6 – 59 bulan dan anak usia sekolah dasar diseluruh provinsi dalam 5 tahap. Sejak tahun 1999 terjadi kecenderungan penurunan daerah UCI, yang menyebabkan meningkatnya frekwensi KLB campak cukup besar yaitu 244 kejadian pada tahun 1999 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 31 kejadian.Daerah dngan cakupan imunisasi campak rendahatau pada daerah dengan akumulasi kelompok rentan(suseptibel) yang tidak tercakuoimunisasi selama beberapa tahun ( 3- 5 tahun)sering terjadi

description

health

Transcript of Campak

Page 1: Campak

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan sebagai penyebab utama kematian anak di negara berkembang termasuk Indonesia. Rencana strategi global maupun regional 2006 – 2010 yang dicanangkan WHO bersama unicef tahun 2006 menyatakan bahwa tujuan program pengendalian penyakit campak adalah mengurangi angka kematian campak sebesar90%(estimated) pada tahun 2010 dibanding tahun 2000. Untuk mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan upaya :1. Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama >90% secara nasional dan minimal

>80% diseluruh kabupaten/kota pada tahun 20102. Melaksanakan imunisasi campak kesempatan kedua dengan cakupan >90% pada anak

usia kurang 5 tahun pada tahun 2010.3. Penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB campak tahun 2009.4. Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu (Case Based Surveilance)

bagi semua negara yang telah melaksanakan kampanye campak.Program Imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982,kemudian pada tahun

1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau Universal child Immunization (UCI) secara nasional.Sejak tahun 2000 imunisasi campak kesempatan kedua diberikan kepada anak sekolah kelas I – VI (Catch Up) secara bertahap yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian imunisasi campak secara rutin kepada anak sekolah dasar kelas I SD (BIAS). Untuk mempercepat tercapainya perlindungan campak pada anak,sejak tahun 2005 sampai agustus 2007 dilakukan kegiatan crash program campak terhadap anak usia 6 – 59 bulan dan anak usia sekolah dasar diseluruh provinsi dalam 5 tahap.

Sejak tahun 1999 terjadi kecenderungan penurunan daerah UCI, yang menyebabkan meningkatnya frekwensi KLB campak cukup besar yaitu 244 kejadian pada tahun 1999 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 31 kejadian.Daerah dngan cakupan imunisasi campak rendahatau pada daerah dengan akumulasi kelompok rentan(suseptibel) yang tidak tercakuoimunisasi selama beberapa tahun ( 3- 5 tahun)sering terjadi KLB campak.Distribusi kelompok umur pada KLBdengan cakupan imunisasi yang rendah umumnya terjadipada kelompok umur 1-4 tahun dan 5 – 9 tahun,sedangkan pada beberapa daerah dengan cakupan imunisasi tinggi dan merata cenderung bergeser padakelompok umur yang lebih tua (10 – 14 tahun).

Untuk menilai dampak pelaksanaan program tersebut dan mencapai regional strategic goal diperlukan surveilans campak yang baik agar dapat memberikan arahan kepada program secara efektif dan efisien.pelaksanaan surveilans campak di Indonesia belum dapat menggambarkan angka kematian campak . Bila cakupan imunisasi campak sebesar 80% di Indonesis,maka diperkirakan terdapat 30.000 kematian campak pada tahun 2000.

Sejak dilakukan kampanye campak di Indonesia,angka kematian penderita campak diharapkan menurun sehingga upaya program pemberantasan campak dari tahap reduksi mulai diarahkan kepada tahap eliminasi dengan penguatan startegi imunisasi dan surveilans berbasis kasus individu (case based). Surveilans campak berbasis kasus individual mulai diintensifkan pada tahun 2007 ditingkat puskesmas.

Page 2: Campak

1.2 RUMUSAN MASALAHa) Apa pengertian Campak ?b) Bagaimana aspek Klinis Campak?

1.3 TujuanUntuk mengetahui aspek Klinis Campak secara lebih dalam

1.4 Manfaat

Sebagai Informasi bagi pembaca tentang campak

Page 3: Campak

BAB II. PENYAKIT CAMPAK

2.1 PENGERTIAN

Suatu penyakit virus akut yang sangat menular dengan gejala awal berupa demam, konjungtivitis, pilek, batuk dan binti-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau putih kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak Koplik). Tanda khas bercak kemerahan dikulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh; dimulai di daerah muka, kemudian menyeluruh, berlangsung selama 4-7 hari, dan kadang-kadang berakhir dengan pengelupasan kulit berwarna kecoklatan. Sering timbul lekopenia. Penyakit lebih berat pada bayi dan orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak. Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat replikasi virus atau karena superinfeksi bakteri antara lain berupa otitis media, pneumonia, laryngotracheobronchitis (croup), diare, dan ensefalitis.

Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles,merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius),yang disebabkan oleh virus,90 % anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak.Manusia diperkirakan satu-satunya reservoir,walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan dalam penyebaran.

Di seluruh dunia diperkirakan terjadi penurunan 56 % kasus campak yang dilaporkan yaitu 852.937 kasus pada tahun 2000 menjadi 373.421 kasus pada tahun 2006,ini disebabkan karena adanya peningkatan surveilans campak di Indonesia dan India.

Sejak vaksinasi campak diberikan secara luas terjadi perubahan epidemiologi campak terutama di negeri berkembang.Dengan tingginya cakupan imunisasi,terjadi penurunan campak dan pergeseran umur ke umur yang lebih tua.

Walau cakupan imunisasi cukup tinggi,KLB campak mungkin saja masih akan terjadi yang diantaranya disebabkan adanya akumulasi anak-anak rentan ditambah 15 % anak yang tidak terbentuk imunitas.

2.2 PENYEBABParamyxoviridae (RNA),jenis morbillivirus yang mudah mati karena panas dan cahaya.

2.3 CARA DAN MASA PENULARANMelalui udara dengan penyebaran droplet, kontak langsung, melalui sekret hidung atau

tenggorokan dari orang-orang yang terinfeksi dan agak jarang melalui benda-benda yang terkena sekret hidung atau sekret tenggorokan. Campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang sangat menular, puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal),yaitu pada 1-3 hari pertama sakit.

2.4 MASA INKUBASI

Masa inkubasi berlangsung sekitar 10 hari, tapi bisa berkisar antara 7-18 hari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 hari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebih lama dari 19-21 hari. IG untuk perlindungan pasif yang diberikan setelah hari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi.

Page 4: Campak

2.5 GEJALA DAN TANDA-TANDAa. Panas badan biasanya ≥ 38 derajat celcius selama 3 hari atau lebih,disertai salah

satu atau lebih gejala batuk,pilek,mata merahatau mata berairb. Khas (pathognomosis) ditemukan koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan

dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa bucal).c. Bercak kemerahan / rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh berbentuk

makulo papular selama 3 hari atau lebih,beberapa hari (4-7 hari) ke seluruh tubuh.d. Bercak kemerahan makulo papular setelah 1 minggu samapi 1 bulan berubah

menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik.Untuk kasus yang telah menunjukkan hiperpigmentasi (kehitaman ) perlu dilakukan anamnesis dengan teliti, dan apabila pada masa akut (permulaan sakit) terdapat gejala – gejala tersebut di atas maka kasus tersebut termasuk kasus campak klinis.

2.6 KOMPLIKASI Sebagian besar penderita campak akan sembuh,komplikasi akan terjadi pada anak usia < 5 tahun dan penderita dewasa > 20 tahun. Kasus campak pada penderita malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta imun defisiensy (HIV), campak dapat menjadi lebih berat atau fatal.

Komplikasi yang terjadi yaitu: Diare Bronchopneumonia Malnutrisi Otitis media Kebutaan Encephalitis Measles encephalitis hanya 1/1000 penderita campak Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) hanya 1/100.000 penderita campak Ulcus mucosa mulut

2.7 PENYEBAB KEMATIANKematian penderita campak umumnya disebabkan karena komplikasinya seperti

bronchopneumonia,diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat.

2.8 DIAGNOSA BANDINGa. Rubela (campak jerman),terdapat pembesaran kelenjar getah bening di belakang

telinga;b. DHF atau DBD dalam 2 atau 3 hari bisa terjadi mimisan , turnicet test (rumple leed)

positif,perdarahan diikuti shock ,laboratorium menunjukkan trombosit lebihkecil 100.000/ml dan serologicpositif IgM DHF;

c. Cacar air (varicella),ditemukan vesiculla atau gelembung berisi cairan;d. Alergi obat,kemerahan di tubuh setelah minum obat / disuntik disertaigatal-gatal;e. Milaria ataukeringat buntet : gatal-gatal,bintik kemerahan.

Page 5: Campak

2.9 PATOGENESISCampak adalah penyakit infeksi sistemik yang dimulai infeksi pada bagian epitel saluran

pernafasan di nasopharing.Virus campak dikeluarkan dari nasopharing mulai dari masa prodromal sampai 3-4 hari setelah rash.

2.10 IMUNITASInfeksi alami karena penyakit campak cenderung menimbulkan antibodi lebih baik

dibanding antibodi yang terbentuk karena vaksinasi campak.Setelah terjadi infeksi virus,maka terjadi respons seluler segera yang kemudian diikuti oleh respon imunitas pada saat timbulnya rash.Bila pada seorang anak tidak terdeteksi adanya titer antibodi campak,maka anak tersebut kemungkinan masih rentan.Penyembuhan terhadap penyakit campak tergantung pada kemampuan reson dari T-cell yang adekuat.

Dengan adanya maternal antibodi,biasanya anak-anak akan terindung dari penyakit campak untuk beberapa bulan,biasanya antibodi akan sangat berkurang setelah anak umur 6-9 bulan yang menyebabkan anak menjadi rentan terhadap penyakit campak. Suatu infeksi dengan kadar virus yang tinggi kadangkala dapat melampaui tingkat perlindungan dari materna antibodi sehingga anak dapat terserang penyakit campak pada umur 3-4 bulan.Indonesia menggunakan vaksin beku- kering jenis life attenuated measles vaccines Cam-70 produksi PT. Biofarma. Puncak dari pembentukan antibodi terjadi 21-28 hari setelah pemberian vaksinasi atau setelah terinfksi virus campak. Untuk sebagian besar individu imunitas akan terjadi seumur hidup (life long) begitu juga imunitas yang terbentuk akibat terserang penyakit campak.

Vaksin efikasi campak pada anak yang mendapatkan vaksin pada usia 9 bulan sebesar 85%, pada anak yang menerim vaksin campak pada usia 12 bulan sebesar 95% dan pada anak usia 15 bulan sebesar 98%.

Imunisasi campak sebagai persyaratan bagi anak-anak yang akan masuk sekolah dan bagi anak-anak pada pusat penitipan anak sampai dengan mahasiswa perguruan tinggi, telah terbukti efektif dalam penanggulangan campak, di sekolah-sekolah walaupun cakupan imunisasi pada anak-anak tersebut mencapai lebih dari 95% tingkat kekebalan yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mencegah timbulnya KLB. Hal ini dapat dicapai melalui imunisasi ulang yang diberikan secara rutin sebagai persyaratan untuk memasuki sekolah.

2.11 Distribusi penyakit

Sebelum kegiatan imunisasi dilakukan secara luas, campak sering terjadi pada masa kanak-kanak, lebih dari 90% penduduk telah terinfeksi pada saat mereka mencapai usia 20 tahun; sedikit sekali orang yang terbebas dari serangan campak selama hidupnya. Campak endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk terjadi KLB setiap 2-3 tahun. Pada kelompok masyarakat dan daerah yang lebih kecil, KLB cenderung terjadi lebih luas dan lebih berat. Dengan interval antar KLB (honeymoon period) yang lebih panjang seperti yang terjadi di daerah Kutub Utara dan di beberapa pulau tertentu, KLB campak sering menyerang sebagian penduduk dengan angka kematian yang tinggi. Pada umumnya campak hanya menyerang anak-anak yang tidak diimunisasi atau anak-anak yang lebih besar, remaja atau dewasa muda yang hanya menerima vaksin satu dosis.

Page 6: Campak

2.12 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Penyelidikan KLB campak bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi KLB,berdasarkan waktu kejadian,umur,dan status imunisasi penderita,sehingga dapat diketahui luas wilayah yang terjangkit dan kelompok yang teresiko.Di samping itu juga untuk mendapatkan faktor resiko terjadinya KLB sehingga dapat dilakukan tindak lanjut.a) Definisi Operasional KLB Campak

Suatu kondisi dinyatakan KLB campak apabila terdapat kasus campak di suatu wilayah yang melebihi dari kondisi biasa,seperti meluasnya wilayah yang terjangkit dan meningkatnya jumlah populasi yang terserang,atau adanya kematian karena campak.Keadaan ini memerlukan kegiatan ekstra untuk tindakan penanggulangan yang membutuhkan sumber daya yang lebih besar (tenaga,dana dan sarana).Bagi negara yang telah menyelesaikan kampanye campak,maka surveilans campak harus dilaksanakan lebih sensitif,oleh sebab itu WHO merekomendasikan KLB campak yaitu : 5 kasus campak/ 100.000 pupulasi.Di Indonesia walaupun kampanye campak sudah dilaksanakan namun kriteria yang ditetapkan WHO masih sulit diterapkan.Hal ini disebabkan oleh populasi 100.000 kemungkinan terdistribusi di 3 puskesmas dan kasus campak masih cukup tinggi,maka secara operasional akan sulit.Untuk memudahkan operasional di lapangan,maka definisi KLB campak ditetapkn sebgai berikut :

Tapi sebagai kebijakan untuk mewaspadai adanya KLB campak jika ada 5 kasus dalam satu wilayah puskesmas dalam kurun waktu 4 minggu maka dapat diambil specimennya untuk membuktikan apakah merupakan kasus campak atau bukan.

b) Tujuan Penyelidikan Epidemiologi1. Tujuan Umum

Mengetahui penyebab terjadinya KLB,luas wilayah terjangkit dan mencegah penyebaran yang lebih luas.

2. Tujuan Khusus Mengetahui karakteristik epidemiologi KLB menurut umur,waktu,tempat dan

status imununisasi,status gizi serta risiko kematiannya. Mengidentifikasi populasi dan wilayah resiko tinggi untuk mengevaluasi dan

merumuskan strategi program imunisasi Meramalkan terjadinya KLB yang akan datang untuk diambil tindakan Memastikan terlaksananya penyelidikan KLB sesuai yang ditetapkan Mengidentifikasi dan merekomendasikan respon imunisasi

c) Langkah-Langkah Penyelidikan Konfirmasi awal KLB

Adanya 5 atau lebih klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan

dibuktikan adanya hubungan epidemiologi

Page 7: Campak

Petugas surveilans puskesmas atau penanggung jawab surveilans melakukan konfirmasi awal untuk memastikan terjadinya KLB campak dengan cara :

Revisi registerpuskesmas untuk melihat jumlah kasus pada wilayah dugaan KLB

Wawancara dengan petugas puskesmas lainnya dan beberapa pengunjung puskesmas pada saat penyelidikan untuk mengetahui adanya kasus campak di daerah tempat tinggal mereka

Mengirimkan laporan W1 / telepon ke Dinkes Kabupaten / Kota apabila benar terjadi KLB dalam waktu 1 x 24 jam

Pelaporan Segera KLBPuskesmas :Apabila puskesmas telah mengidentifikasi adanya KLB campak sesuai kriteria KLB campak,maka dalam waktu 1x24 jam dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan sms atau telepon yang diikuti dengan laporan W1.Selanjutnya laporan hasil penyelidikan KLB dikirim setelah selesai penyelidikan.Kabupaten/Kota : Setelah adanya laporan KLB dari puskesmas,dalam waktu 1x24 jam kabupaten/kota menginformasikan ke Dinas Kesehatan Propinsi,dapat dilakukan menggunakan sms atau telepon yang diikuti laporan W1.Propinsi: Setelah laporan KLB diterima di propinsi,Dinas Kesehatan Propinsi meneruskan laporan tersebut ke Ditjen PP&PL Depkes Cq Subdit Surveillans dengan cara yang sama dalam waktu 1x24 jam.

Persiapan Penyelidikan Persiapan lapangan,meenginformasikan adanya KLB campak kepada

masyarakat,tokoh masyarakat,lurah,RT,RW dll Persiapan formulir penyelidikan Persiapan tim Kabupaten/Kota dan apabila diperlukan dapat

mengikutsertakan dokter ahli anak Rumah Sakit dan tim propinsi atau pusat.

Persiapan vitamin A,antibiotic dan antipiretik Persiapan pengambilan specimen darah oleh puskesmas atau

petugas Kabupaten/Kota

Mencari kasus tambahan (Kunjungan Rumah ke Rumah) Kunjungan rumah ke rumah bertujuan untuk mencari kasus

tambahan,populasi teresiko (population at risk) dan mereviev status imunisasi campak pada populasi di daerah KLB.

Luas wilayah yang dikunjungi : Apabila kasus mengelompok di satu RW,maka semua

rumah di RW tersebut dikunjungi(house to house) Apabila kasus menyebar di beberapa RW,atau kelurahan

atau desa maka kunjungi maka kunjungi seluruh rumah di wilayah administrasi terkecil (RT) di wilayah kasus tersebut.

Dalam epidemiologi,penentuan luas wilayah penyelidikan tergantung berbagai factor seperti :mobilitas,kepadatan penduduk,kondisi yang membatasi wilayah dll.

Tata cara kunjungan rumah ke rumah

Page 8: Campak

Semua rumah sesuai criteria diatas harus dikinjungi walaupun tidak ada kasus campak,untuk memastikan tidak ada kasus yang lolos dan mendapatkan populasi beresiko (at risk).Pada saat kunjungan rumah lakukan :

Jelaskan kepada orangtua tentang maksud kedatangan dan gejala,bahaya dan cara pencegahan penyakit campak

Tanyakan apakah ada anak yang menderita campak selama 1 bulan terakhir dengan menyebutkan tanda-tanda campak dan catatdalam formulir

Tanyakan semua anak di bawah umur 15 tahun yang tidak sakit campak,juga status imunisasi campaknya dan catat pada formulir .Dimaksudkan untuk mendapatkan angka populasi rentan serta populasi teresiko dan memprediksi status imunisasi populasi di daerah KLB tersebut,

Berikan vitamin A kepada anak yang menderita campak pada saat kunjungan dan dosis kedua pada hari berikutnya.Jelaskan kepada orangtua tentang kegunaan vitamin A.

Apabila ada komplikasi,segera rujuk ke puskesmas terdekat dan apabila penyakit cukup berat,rujuk ke rumah sakit.

Minta orangtua untuk segera melaporkan ke petugas kesehatan apabila ada kasus baru atau komplikasi.

Mengumpulkan Informasi Faktor ResikoInformasi factor resiko dikumpulkan agar dapat diketahui penyebab terjadinya KLB menggunakan formulir yang meliputi:

Cakupan imunisasi campak di tingkat puskesmas dan desa terjangkit selama 3-5 tahun terakhir

Informasi keterjangkauan ke pelayanan kesehatan Ketenagaan,ketersediaan vaksin dan penyimpanan vaksin Status gizi masyarakat secara umum,daerah kumuh atau padat

Pengambilan specimenKarena gejala klinisnya yang sering menyerupai penyakit infeksi virus lainnya,maka untuk menegakkan diagnosa pasti dari suatu kasus klinis campak adalah melalui pemeriksaan laboratorium.Adapun pemeriksaan laboratorium campak di Indonesia :

Pemeriksaan SeriologiPemeriksaan ini bertujuan untuk membantu menegakkan diagnose dengan mendeteksi adanya antibody spesifik dari virus campak.

Isolasi Virus Pemeriksaan ini bertujuan ini untuk identifikasi virus campak dan pemeriksaan genotype ataupun epidemiolgi molecular (tetapi bukan untuk diagnose),jumlah virus campak optimal dalam urine penderita pada hari 1-5 hari timbulnya rash.Virus campak dapat diisolasi dari specimen urin,nasopharyngeal,hapus tenggorok dan limfodit darah tepi.

Page 9: Campak

Pengolahan dan Analisis dataKegiatan surveilans bertujuan untuk mempelajari gambaran epidemiologi dari kasus campak,sehingga dapat menjawab pertanyaan who,where,when,why dan how.Bila pertanyaan tersebut tersebut tidak bias dijawab oleh data surrveilans,maka fungsi surveilans telah gagal dalam memberikan informasi tentang adanya suatu masalah kesehatan.Who (Person) : orang yang terserang dapat didasarkan kepada kelompok umur,jenis kelamin,status imunisasi,atau status gizi penderita campak.Where (Place) : Tempat kejadian bias berdasarkan rw,desa,kecamatan atau kabupaten/kota.When (Time) : waktu kejadian penyakit yang bias ditetapkan berdasarkan minggu,bulan,atau tahun.Why (kenapa) : Mengapa KLB atau terjadi peningkatan kasus,hal ini lebih mengarah pada analysis factor resiko seperti masalah program imunisasi,keterjangkauan ke fasilitas kesehatan oleh masyarakat,status gizi .How (Bagaimana): Apabila masalah sudah dapat diketahui,maka tindakan selanjutnya adalah merumuskan upaya penanggulangan dalam mengatasi tersebut yang akan direkomendasikan kepada program imunisasi.

Pengolahan dan Analisis Data RutinPengolahan dan analisa data dilakukan di setiap tingkat mulai puskesmas,kabupaten/kota,propinsi maupun nasional.Contoh analisis data bias menurut waktu(time),tempat(place),orang(person)

Analisis data KLBAnalisis data KLB hamper sama dengan analisis data rutin,prinsip time,place,dan person yang akan menjawab pertanyaan siapa,kapan,dimana,mengapa dan bagaimana suatu kejadian KLB akan dapat memberikan masukan kepada program imunisasi.Oleh sebab itu tidak boleh ada dari komponen diatas yang tidak bias dijawab agar hasil investigasi secara tepat dapat mengarahkan program dalam upaya penanggulangan.

Penulisan Laporan KLBSetelah selesai melakukan penyelidikan KLB maka buat laporan tertulis tentang hasilinvestigasi dan perkembangan KLB yang mencakup

Latar belakang yang mencakup riwayat KLB dan gambaran umum daerah terserang (urban,rural,sarana pelayanan kesehatan,ketenagaan,status gizi masyarakat secara umum.

Meodologi Analisisa kasus campak Analisa pelaksanaan program imunisasi (manajemen,logistic,cakupan)

Page 10: Campak

Upaya yang sudah dilakukan seperti pengobatan,pemberian vitamin A,penyuluhan maupun pemeriksaan laboratorium

Kesimpulan dan rekomendasi

Pencatatan dan Pelaporan KLB Laporan Segera

Puskesmas (sms/telp) (1x24 jam)→kabupatenKabupaten (sms/telp) (1x24 jam )→propinsiPropinsi (sms/telp) (1x24 jam)→ Subdit surveilan

2.13 Penanggulangan KLB Campak

Penanggulangan KLB campak didasarkan analisis dan rekomendasi hasil penyelidikan KLB campak dilakukan sesegera mungkin untuk meminimalisasi jumlah penderita Tujuan penanggulangan KLB Campak

Menurunkan frekwensi kasus dengan cara mempercepat pemutusan rantai penularan Mencegah komplikasi dan kematian Mencegah penularan KLB ke wilayah lain Memperpendek periode KLB

Langkah –langkah Penanggulangan Tatalaksana Kasus

Tatalaksana kasus di lapangan dilakukan oleh tim investigasi yang meliputi Pengobatan penderita yang tidak komplikasi (antipiretik)

Bagi penderita yang tidak komplikasi maka beri pengobatan simptomatik seperti antipiretik untuk menurunkan suhun tubuh penderita,minta orangtua untuk merawat anaknya di rumah dan terus menyusui bagi bayi yang masih menyusui ibunya serta memberikan makanan cukup gizi dan memberi minum air putih.

Pemberian Vitamin AVitamin A dosis tinggi diberikan kepada penderita usia 6-5 tahun dengan ketentuan sbb:Diberikan sebanyak 2 kapsul yaitu kapsul pertama diberikan saat penderita ditemukan ,kapsulmkedua diberikan keesokan harinya sesuai umur penderita.Bagi penderita campak yang berumur < 6 bulan yang mendapatkan ASI,tidak perlu diberikan vitamin A,karena kebutuhan vitamin A sudah terpenuhi melalui ASI.Sehingga ibu nifas perlu diberikan kapsul vitamin A .Bila ada komplikasi pada mata,maka berikan vitamin A dosis ketiga,2 minggu kemudian.

Pengobatan penderita dengan komplikasi di puskesmasPenderita dengan komplikasi diberikan antibotika yang disesuaikan dengan jenis komplikasi.

Merujuk PenderitaPenderita harus segera dirujuk apabila menunjukkan gejala : Kondisi secara umum memburuk Nafas cepat atau susah bernafas Diare berat yang menunjukkan gejala dehidrasi,tidak mau minum

Page 11: Campak

Nadi cepat,mulut merah,semua makanan dimuntahkan Penderita kejang Mata nyeri dan kabur atau perubahan penglihatan

ImunisasiVaksin campak yang mengandung virus yang dilemahkan adalah vaksin pilihan digunakan bagi semua orang yang tidak kebal terhadap campak, kecuali ada kontraindikasi. Pemberian dosis tunggal vaksin campak hidup (live attenuated) biasanya dikombinasikan dengan vaksin hidup lainnya (mumps, rubella), dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin yang diinaktivasi lainnya atau bersama-sama toksoid; dapat memberikan imunitas aktif pada 94-98% individu-individu yang rentan, kemungkinan kekebalan yang timbul dapat bertahan seumur hidup, kalaupun terjadi infeksi maka bentuk infeksinya 347 sangat ringan atau infeksi tidak nampak dan tidak menular. Dosis kedua vaksin campak dapat meningkatkan tingkat kekebalan sampai 99%. Sekitar 5-15% dari orang setelah divaksinasi menunjukkan gejala kelesuan dan demam mencapai 39.4°C (103°F). gejala ini muncul antara 5-12 hari setelah diimunisasi, biasanya akan berakhir setelah 1-2 hari, namun tidak begitu mengganggu. Ruam, pilek, batuk ringan dan bercak Koplik kadang-kadang juga dapat timbul. Kejang demam dapat pula timbul, namun sangat jarang dan tanpa menimbulkan gejala sisa. Insidensi tertinggi terjadinya kejang demam adalah pada anak-anak dengan riwayat atau keluarga dekat (orang tua atau saudaranya) mempunyai riwayat kejang demam. Ensefalitis dan ensefalopati pernah dilaporkan terjadi setelah diimunisasi campak (kejadiannya kurang dari 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan). Di Indonesia kejadian-kejadian seperti ini dipantau oleh Pokja KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi).Penyimpanan dan pengiriman vaksin: Imunisasi bisa tidak memberikan perlindungan apabila vaksin tidak ditangani atau disimpan dengan benar. Sebelum dilarutkan, vaksin campak disimpan dalam keadaan kering dan beku, relatif stabil dan dapat disimpan di freezer atau pada suhu lemari es (2-8°C; 35,6-46,4°F) secara aman selama setahun atau lebih. Vaksin yang telah dipakai harus dibuang dan jangan dipakai ulang. Baik vaksin beku-kering atau yang sedang dipakai dilapangan harus dilindungi dari sinar ultraviolet yang lama karena dapat menyebabkan virus menjadi tidak aktif.Respon imunisasi pada KLB campak dapat dilakukan sebagai berikut

Imunisasi selektif dengan cara :o Meningkatkan cakupan imunisasi rutin di desa terjangkit dan

sekitarnya ,upayakan cakupan 100% o Lakukan imunisasi campak kepada seluruh anak usia 6 bulan – 5 tahun

yang tidak mempunyai riwayat imunisasi campaklisan maupun berdasarkan kartu atau catatan yang berkunjung ke puskesmas maupun posyandu hingga 1 bulan dari kasus terakhir.

Selanjutnya lakukan evaluasi, apabila KLB berlanjut ,konsultasikan dengan subdit surveilans /imunisasi Pusat/Provinsi, untuk mempertimbangkan pelaksanaan imunisasi massal diwilayah KLB dan desa sekitarnya yang mempunyai hubungan epidemiologi (desa yang terserang) upayakan cakupan 100%.

Pemberian Imunisasi campak masal yaitu memberikan imunisasi campak secara massal kepada seluruh anak pada golongan umur tertentu tanpa

Page 12: Campak

melihat status imunisasi anak tersebut.Golongan umur dan luas wilayah yang menjadi sasaran sesuai dengan hasil kajian epidemiologi .Hal- hal yang menjadi pertimbangan antara lain o Cakupan imunisasi nya rendah

o Mobilitas tinggi

o Rawan Gizi

o Pengungsi dan daerah padat dan kumuh

Pelaksanaan imunisasi massal ini harus dilaksanakan sesegera mungkin, sebaiknya pada saat daerah tersebut diperkirakan belum terjadi penularan secara luas. Selanjutnya cakupan imunisasi rutin tetap dipertahankan tinggi dan merata

Penyuluhan Masyarakat diingatkan akan bahaya penyakit campak dan pentingnya imunisasi

dan makanan cukup gizi. Segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan bila ada gejala panas Mencegah kematian dan komplikasi dengan pemberian vitamin A Memberikan imunisasi pada bayi umur 9 bulan di posyandu dan Puskesmas