CAKE NIKE
-
Upload
nikechandra -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
description
Transcript of CAKE NIKE
![Page 1: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/1.jpg)
1. TINJAUAN PUSTAKA
Cake adalah adonan panggang yang terbuat dari tepung, gula, air, bahan pengembang,
susu, telur, lemak (shortening) dan bahan penambah aroma (Subagyo, 2007). Bahan
dasar untuk pembuatan cake dibedakan menjadi dua yaitu jenis yang membentuk
susunan cake yaitu tepung, telur, dan susu; dan jenis yang menjadikan cake empuk yaitu
gula, lemak, dan baking powder (Samuel, 1992).
Berbagai jenis cake berdasarkan teknik pembuatannya, digolongkan sebagai berikut :
- Sponge cake atau kue bolu
Dalam pembuatannya gula dan telur dikocok hingga kental dan naik lalu ditambahkan
dengan bahan-bahan lain.
- Chiffon cake
Chiffon cake memiliki ciri-ciri volume yang tinggi, rongga yang seperti busa dan hasil
relatif ringan. Cake ini dibuat dengan teknik whisking atau pengocokan. Penggunaan
telur dalam cake ini lebih banyak dibandingkan jenis yang lain karena berperan sebagai
pengembang. Pengocokan dilakukan terpisah antara kuning telur dengan putih telur
yang terlebih dulu dikocok sampai kaku lalau dicampurkan pada tahap akhir.
Kelenturan adonan dari cake ini dipengaruhi oleh adanya minyak yang berfungsi
membantu memberi rongga atau pori-pori sehingga hasilnya lentur dan ringan (Kamilah
dan Pangesthi, 2015).
- Butter cake atau cake mentega (pound cake)
Untuk cake jenis ini, dalam pembuatannya mentega dan gula dikocok dahulu hingga
lembut, lalu bahan-bahan lain dimasukkan secara berurutan.
- Genoise cake
Cara pembuatan cake ini sama dengan sponge cake, tetapi telur dikocok sambil
dipanaskan. Dengan cara ini menghasilkan cake dengan cita rasa yang tidak
mengenyangkan.
(Gilliard, 1998).
Metode pengembangan secara mekanis pada cake ada dua yaitu :
1
![Page 2: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/2.jpg)
2
a. Creaming, di mana shortening dan gula dikocok akan menghasilkan cream.
Contoh : pada pound cake.
b. Whipping, di mana telur dikocok akan menyebabkan udara terperangkap. Contoh :
pada sponge dan chiffon cake (Fance, 1964).
Bahan-bahan pembuatan cake yaitu:
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan cake yang berfungsi untuk
membangun kerangka kue, mengikat bahan lain untuk menghasilkan remah/tekstur kue..
Tepung yang digunakan untuk pembuatan cake adalah tepung terigu yang memiliki
protein sedang atau juga tepung terigu protein rendah (Ida, 2011). Semakin tinggi
persentase gluten yang digunakan, volume cake akan mencapai maksimum kemudian
akan turun. Pada cake, gluten berperan sebagai pengikat, bukan sebagai pembentuk
struktur seperti pada roti (Wilderjans et al, 2008).
2. Gula
Gula berfungsi memberi rasa manis, membantu pembentukan struktur produk,
memperbaiki tekstur dan keempukan, memperpanjang umur simpan dengan cara
mengikat air serta membantu pembentukan warna coklat yang baik (Astawan, 2009).
Dalam pembuatan cake, gula yang digunakan adalah gula pasir yang mempunyai
butiran yang halus dengan tujuan agar gula mudah larut dalam adonan sehingga
dihasilkan sponge cake dengan susunan yang rata dan empuk (Matz, 1992). Penggunaan
gula halus dalam pembuatan cake akan memberikan hasil yang lebih baik karena tidak
menyebabkan pengembangan kue yang terlalu besar. Namun gula juga menyebabkan
penurunan volume pada cake jika digunakan dalam jumlah terlalu banyak (Bennion &
Hughes, 1970). Jumlah gula yang ditambahkan akan berpengaruh terhadap tekstur dan
penampakan cake. Konsentrasi gula yang terlalu tinggi atau terlalu sedikit akan
membuat produk yang dihasilkan semakin keras dan kurang mengembang. Waktu
pembakaran juga harus sesingkat mungkin agar cake tidak hangus karena gula yang
terdapat dalam adonan dapat mempercepat proses pembentukan warna (Matz dan Matz,
1978).
3. Air
![Page 3: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Peran air yaitu melarutkan garam, gula, serta menghidrasi unsoluble protein (gliadin
dan glutenin) menjadi gluten. Penggunaan air dalam adonan tergantung pada tingkat
penyerapan air oleh tepung, metode, dan peralatan yang digunakan, serta jenis produk
yang akan ingin dihasilkan. Dimana tepung yang memiliki protein tinggi dapat
menyerap air yang lebih banyak dibanding tepung dengan protein rendah (Matz, 1992).
4. Pengembang
Leavening agent (bahan pengembang) merupakan senyawa kimia yang akan terurai
menghasilkan gas di dalam adonan. Bahan pengembang berfungsi untuk
mengembangkan dan memperbaiki tekstur produk bakeri. Bahan pengembang dapat
mengembangkan produk karena dapat menghasilkan CO2. Bahan pengembang yang
digunakan pada pembuatan cake adalah baking powder (Winarno, 1992). Fungsi utama
baking powder adalah sebagai agen aerasi/pengembang. Baking powder berfungsi
sebagai pengempuk kue karena dalam proses pembakaran adonan dibuat terbuka dan
berpori-pori lebih banyak sehingga hasil kue/cake mengembang dengan sempurna (Ida,
2011). Pemakaian baking powder ini memiliki keuntungan yaitu dapat mengurangi
penggunaan jumlah telur. Baking powder biasanya bereaksi pada saat pengocokan
(Faridah, dkk., 2008). Banyaknya baking powder yang digunakan harus ditimbang
secara tepat. Bila jumlah baking powder terlalu banyak, setelah mengembang di dalam
oven, kue akan menjadi bantat atau mengkerut, remah kue berwarna gelap dan rasanya
akan berbeda. Bila baking powder terlalu sedikit maka kue tidak dapat sepenuhnya
mengembang sehingga susunannya menjadi padat dan berat (Faridah, dkk 2008).
5. Susu
Susu merupakan sumber protein, gula, air, dan lemak, serta kalsium, fosfor, dan
vitamin A yang sangat baik. Mutu protein susu hampir sama nilainya dengan protein
daging dan telur, dan terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino
esensial yang sangat dibutuhkan tubuh (Widodo, 2001). Pada produk bakeri
penambahan susu bubuk berfungsi untuk membentuk flavor, mengikat air, sebagai
bahan pengisi, membentuk struktur yang kuat dan berpori karena adanya protein berupa
kasein, membentuk warna karena adanya reaksi pencokelatan, menambah keempukan
karena adanya laktosa, serta menambah nilai gizi (Matz dan Matz, 1978).
6. Telur
![Page 4: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/4.jpg)
4
Telur merupakan komponen pengemulsi, pemberi rasa, pengembang adonan dan
pembuih (Ida, 2011). Telur terdiri dari dua bagian yaitu putih telur dan kuning telur.
Protein penyusun putih telur adalah albumin. Albumin ini berperan sebagai
pengembang adonan. Sedangkan kuning telur berperan sebagai pengemulsi dan
pengempuk (Fance, 1964). Pada kuning telur terdapat lesitin dan lutein, dimana lesitin
berfungsi sebagai pengemulsi sedangkan lutein berperan dalam memberikan warna pada
produk cake (Faridah, dkk., 2008). Warna kuning telur disebabkan kandungan pigmen
karotenoid yang berasal dari pakan (Buckle, dkk., 2007). Cake yang menggunakan putih
telur sebagai pengembang akan lebih mengembang dibandingkan dengan cake yang
menggunakan kuning telur saja. Pengembangan itu disebabkan adanya protein putih
telur yang mengembang pada saat pengocokkan dan adanya penambahan tepung yang
akan membentuk struktur adonan. Sehingga struktur dari cake dengan putih telur akan
jauh lebih padat dibandingkan dengan cake yang menggunakan kuning telur saja (Matz,
1992).
7. Lemak
Lemak merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan produk bakeri.
Lemak yang biasanya digunakan dalam pembuatan produk bakeri adalah butter
(mentega) dan margarin. Penggunaan lemak dalam pembuatan cake berfungsi untuk
memberikan efek shortening dengan memperbaiki struktur fisik seperti volume
pengembangan, tekstur, kelembutan, serta memberi flavor (Matz dan Matz, 1978).
Menurut Astawan (2009) penggunaan lemak juga dapat meningkatkan citarasa dan nilai
gizi, serta menyebabkan produk tidak cepat menjadi keras dan lebih empuk. Shortening
dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu :
- Natural Fats and Oil
Terdiri dari beberapa macam misalnya : butter yang terbuat dari susu sapi, lard yang
terbuat dari lemak babi, tallow yang terbuat dari lemak sapi, dan vegetable oil, baik
berupa cocoa butter sebagai chocolate coating, coconut oil sebagai filling dan coating,
serta spray fat, dan soybean and cotton seed oil.
- Modified Shortening
Bisa berupa minyak yang sudah dihidrogenasi sehingga menjadi lemak sehingga
memiliki stabilitas yang baik terhadap ketengikan atau dengan kata lain mencegah
ketengikan. Bisa pula berupa Lard yang sudah diinteresterifikasi sehingga plastik range
![Page 5: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/5.jpg)
5
(range suhu dimana lemak tampak solid) meningkat, yang dapat menjadikan produk
bakery lebih creamy dan tidak berminyak. Terdapat pula liquid shortening dengan
beberapa keunggulan yaitu : mudah dipindahkan dan disimpan, hemat 10 – 20 %, dan
remah lebih putih. Dari kesemuanya itu yang paling sering digunakan adalah margarin,
merupakan komposisi dari vegetable oil dengan air dan garam serta emulsifier (Gilliard,
1998).
Margarin dapat membantu menahan cairan dalam cake yang telah jadi. Shortening harus
ditambahkan paling akhir dalam proses pembuatan cake. Bila shortening tidak
ditambahkan paling akhir maka campuran tersebut tidak akan merata dan menjadi
bantat akibat rusaknya emulsi yang terbentuk. Shortening yang akan ditambahkan
paling baik yang mempunyai suhu berkisar 22C – 28C. Penambahan shortening dalam
campuran tepung akan meningkatkan keempukkan. Campuran ini dikombinasikan
hingga terbentuk warna yang sangat terang.
Bahan tambahan lain yang digunakan dalam pembuatan cake yaitu emulsifier, garam,
dan vanili. Penggunaan monogliserida sebagai emulsifier akan melambatkan efek
stalling atau pengerasan sehingga cake lebih lembut hingga 3-4 hari dan adonan cake
tidak bantat. Dosis yang digunakan yaitu 0-5% dari berat tepung. Monogliserida
memiliki nama dagang Ovalet atau Quick (Potter & Hotchkiss, 1996). Komposisi ovalet
mengandung turunan asam lemak yang dapat berasal dari hewan atau tumbuhan. Fungsi
ovalet membantu mengembangkan kue dan mengemulsi bahan-bahan supaya tercampur
dengan baik hingga bisa mengembang sempurna. Keuntungan menggunakan bahan ini
yaitu lebih ekonomis karena bahan telur dapat dikurangi, kemudian adonan tetap stabil
meski lama belum bisa dimasukkan dalam oven, pengocokan dapat dilakukan dalam
waktu singkat, serta membuat cake lebih halus. Namun bila terlalu banyak
penggunaannya maka kue kurang enak disantap. Penambahan garam pada pembuatan
cake berperan dalam memberi rasa gurih serta memperbaiki butiran tepung serta
struktur adonan (Bennion & Hughes, 1970). Sedangkan vanili merupakan bahan yang
digunakan untuk memberi aroma pada berbagai jenis makanan dan minuman termasuk
cake atau kue (Yuliani, 2008). Vanili ekstrak dibuat dari vanili kering yang direndam
dalam alkohol. Vanili jenis ini termasuk yang paling banyak digunakan karena dapat
![Page 6: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/6.jpg)
6
meningkatkan rasa dan aroma kue, yang kedua ialah vanili esens, sering disebut
artificial vanili extract. Produk ini terbentuk dari senyawa kimia, oleh karena itu hanya
dapat memberikan aroma. Penggunaan vanili yang terlalu banyak dapat menyebabkan
rasa pahit, yang ketiga vanili bubuk sama seperti vanili esens, vanili bubuk merupakan
produk sintetis. Memiliki karakteristik yang hampir sama dengan vanili esens, dan
vanili batang merupakan biji vanili asli yang dikeringkan. Cara penggunaannya
biasanya biji vanili utuh dibelah memanjang lalu diambil isinya kemudian dicampur ke
dalam makanan (Aini, 2013).
Tujuan dari dilakukannya pencampuran adalah untuk mencampur bahan-bahan menjadi
homogen, membentuk matriks gluten dalam adonan dan memerangkap udara.
Pencampuran yang terlalu lama (overmixing) dapat menyebabkan rusaknya jaringan
gluten, meningkatnya kelarutan protein dan menurunkan kemampuan ekstraksi lemak.
Overmixing akan menghasilkan adonan yang lengket sehingga mempersulit penanganan
adonan. Setelah pencampuran, adonan akan mengandung banyak sekali gelembung
udara. Jumlah dan ukuran gelembung udara mempengaruhi sifat akhir roti.
Pencampuran dengan kecepatan tinggi menyebabkan adonan mengandung sejumlah
besar gelembung udara kecil-kecil dan struktur roti yang baik. Sebaliknya, pencampuran
dengan kecepatan rendah menyebabkan adonan mengandung lebih banyak gelembung
udara tetapi mengakibatkan penyebaran pori yang tidak merata. Adonan yang
mengadung sejumlah besar gelembung udara berukuran kecil dan tersebar secara merata
serata lapisan film lebih tebal akan lebih stabil dibandingkan yang mengandung
gelembung berukuran besar, tersebaran tidak merata serta lapisan film yang tipis (Autio
& Laurikainen, 1997). Pengadukkan yang baik akan sukses bila lama pengadukkan
tidak melebihi batas waktu yang lama. Penambahan shortening yang terlalu banyak
akan menyebabkan cake mengalami penurunan volume atau tidak dapat mengembang
(Bennion & Hughes, 1970).
Pengembangan pada cake dapat terjadi dengan cara menangkap udara selama proses
pencampuran, penambahan bahan pengembang atau penggunaan tekanan uap yang
berasal dari dalam oven. Pemanggangan untuk menghasilkan cake yang baik adalah
menggunakan suhu 300 - 424oF selama 15 – 20 menit. Pemanggangan dengan suhu
![Page 7: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/7.jpg)
7
yang terlalu tinggi dan waktu yang terlalu lama menyebabkan cake yang dihasilkan
keras, volumenya mengecil dan warna keraknya lebih coklat. Tetapi jika suhunya terlalu
rendah dan waktunya sangat singkat meyebabkan cake sangat basah (Bennion &
Hughes, 1975).
Dalam pembuatan cake seringkali mengalami kegagalan yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu suhu oven terlalu rendah atau terlalu tinggi, pengocokan terlalu lama atau
over mixing, penggunaan baking powder yang terlalu banyak, pintu oven dibuka terlalu
cepat (Arpah, 1993).
Selain itu, meskipun cake dibuat dengan derajat yang tinggi ketika dilakukan
pemanasan, disarankan agar cake tidak langsung dipindahkan dari loyang setelah selesai
proses pemanggangan, namun perlu pendinginan selama 10 menit agar suhu cake turun
hingga mencapai suhu sekitar 600C. Pendinginan yang dilakukan bertujuan untuk
menghindari kerusakan tekstur pada cake pada saat ditangani (Bennion & Hughes,
1970).
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan dapat membandingkan
pengaruh metode pengembangan dan jumlah bahan yang digunakan terhadap tekstur
dan volume pengembangan sponge cake, pound cake, dan chiffon cake, serta
mengetahui fungsi dari bahan-bahan yang digunakan.
![Page 8: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/8.jpg)
3. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan, wadah besar dan kecil,
baskom, solet, sendok, mixer, loyang, kuas, pisau roti, dan oven.
3.1.2. Bahan
3.1.2.1. Sponge Cake 1
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sponge cake 1 yaitu 1,5 butir telur
utuh, 50 gram gula halus, 2,5 gram ovalet, 2,5 gram SP, 62,5 gram tepung terigu kunci,
0,5 gram baking powder dan 25 gram margarin cair.
3.1.2.2. Sponge cake 2
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sponge cake 2 yaitu 2,5 butir kuning
telur, 1,5 butir putih telur, 37,5 gram gula halus, 5 gram ovalet, 50 gram tepung terigu
kunci dan 25 gram margarin cair.
3.1.2.3. Pound Cake 1
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pound cake 1 adalah 2 butir telur, 30
gram air, 125 gram gula halus, 87,5 gram margarin, 150 gram tepung terigu kunci, 5
gram susu bubuk full cream, 2,5 gram baking powder, 2,5 gram ovalet, dan 0,5 gram
vanili bubuk.
3.1.2.4. Pound Cake 2
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pound cake 2 adalah 2 butir telur, 100
gram gula halus, 60 gram margarin, 100 gram tepung terigu kunci, 5 gram susu bubuk
full cream, 1,5 gram baking powder, 2,5 gram ovalet, dan 0,5 gram vanili bubuk.
3.1.2.5. Chiffon Cake 1
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan chiffon cake 1 adalah 3 butir kuning
telur, 30 gram santan, 1,5 gram pandan essence, 60 gram tepung terigu segitiga biru, 1,5
8
![Page 9: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/9.jpg)
9
gram baking powder, 37,5 gram gula (I), 1 gram garam, 30 gram minyak, 3 butir putih
telur, 0,5 gram cream of tartar, dan 37,5 gram gula (II).
3.1.2.6. Chiffon Cake 2
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan chiffon cake 2 adalah 3 butir kuning
telur, 30 gram air, 1,5 gram pandan essence, 60 gram tepung terigu segitiga biru, 1,5
gram baking powder, 37,5 gram gula (I), 1 gram garam, 30 gram minyak, 3 butir putih
telur, 0,5 gram cream of tartar, dan 37,5 gram gula (II).
3.1.2.7. Bolu Kukus
Bahan-bahan yang digunakandalam pembuatan bolu kukus adalah 1 butir telur, 100 ml
air soda (bolu kukus 1), 100 ml air (bolu kukus 2), 125 gram gula pasir, 125 gram
tepung terigu Segitiga Biru, 5 gram SP, pewarna makanan secukupnya.
3.2. Metode
3.2.1. Sponge Cake 1 dan 2
Telur (1,5 butir utuh untuk sponge cake 1; 2,5 butir kuning dan 1,5 butir putih telur
untuk sponge cake 2), gula halus (50 gram untuk sponge cake 1; 37,5 gram untuk
sponge cake 2), ovalet (2,5 gram untuk sponge cake 1; 5 gram untuk sponge cake 2) ,
dan 2,5 gram SP untuk sponge cake 1 dikocok dengan kecepatan tinggi hingga
mengembang
Tepung terigu kunci dan baking powder ditambahkan lalu diaduk dengan solet
![Page 10: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/10.jpg)
10
25 gram margarin cair dimasukkan dan diaduk rata
Adonan dituang ke dalam loyang yang sudah diolesi mentega dan diberi tepung lalu
diukur panjang lebar dan tingginya
Adonan dioven pada suhu 1800C selama 25 menit, lalu setelah matang, cake
dikeluarkan dari loyang lalu diukur kembali panjang, lebar, dan tingginya
3.2.2. Pound Cake 1 dan 2
Margarin (87,5 gram untuk pound cake 1; 60 gram untuk pound cake 2) dan gula halus
(125 gram untuk pound cake 1; 100 gram untuk pound cake 2) dimasukkan dalam
baskom lalu dimixer dengan kecepatan tinggi sampai mengembang dan berwarna pucat.
\
![Page 11: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/11.jpg)
11
2 butir telur, 2,5 gram ovalet, dan 30 ml air (untuk pound cake 1) ditambahkan ke dalam
adonan lalu dimixer kembali dengan kecepatan sedang.
Ditambahkan tepung terigu Kunci (150 gram untuk pound cake 1; 100 gram untuk
pound cake 2), 5 gram susu bubuk, baking powder (2,5 gram untuk pound cake 1; 1,5
gram untuk pound cake 2), dan vanili bubuk 0,5 gram lalu dimixer dengan kecepatan
rendah sampai rata dan mengembang minimal selama 15 menit.
Adonan dituang ke dalam loyang yang sudah dioles mentega dan diberi tepung, lalu
diukur panjang, lebar, dan tingginya.
Adonan dioven selama 50 menit pada suhu 180oC, setelah matang dikeluarkan dan
diukur kembali panjang, lebar, dan tingginya.
![Page 12: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/12.jpg)
12
3.2.3. Chiffon Cake 1 dan 2
30 ml santan (untuk Chiffon Cake 1), 30 ml air (Chiffon Cake 2), 3 butir kuning telur,
dan 3 ml pasta pandan dikocok
Ditambahkan dengan 60 gram tepung terigu segitiga biru, 1,5 gram baking powder, 37,5
gram gula (1), 1 gram garam, dan 30 ml minyak.
3 butir putih telur dan 0,5 gram cream of tar tar dikocok sampai berbuih, lalu
ditambahkan dengan gula (2) lalu kocok sampai kaku
Adonan putih telur dimasukkan ke adonan kuning telur lalu diaduk sampai rata
![Page 13: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/13.jpg)
13
Adonan dituang ke loyang yang sudah ditaburi tepung, lalu diukur panjang, lebar, dan
tingginya
Dioven selama 45 menit pada suhu 170oC lalu diukur kembali panjang, lebar, dan
tingginya
3.2.4. Bolu kukus
125 gram gula pasir, 5 gram SP, dan 1 butir telur dikocok hingga kaku selama 10 menit
Tambahkan 125 gram tepung terigu segitiga biru sedikit demi sedikit lalu tambahkan
100 ml air soda (untuk bolu kukus 1), 100 ml air (untuk bolu kukus 2)
![Page 14: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/14.jpg)
14
Adonan dibagi tiga lalu ditambahkan dengan pewarna makanan
Adonan dimasukkan ke dalam cetakan yang sudah dilapisi kertas kue kemudian diukur
jari-jari dan tingginya
Dikukus selama 10 menit lalu diukur jari-jari dan tingginya kembali
![Page 15: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/15.jpg)
4. HASIL PENGAMATAN
1. Sponge, Pound, dan Chiffon CakeHasil pengamatan Sponge, Pound,dan Chiffon Cake dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Sponge, Pound, dan Chiffon CakeSponge Cake Pound Cake Chiffon Cake
1 2 1 2 1 2Tekstur
+ ++ + - ++ -
Volume pengem- bangan
130,435% 33,33 % 194,118% 265,217% -13,058% 10,345 %
Foto sebelum
dipanggang
Foto sesudah
dipanggang
Scan crumb
Keterangan :Tekstur ( - ) : kurang lembut ( + ) : lembut ( ++ ) : sangat lembut
Pada Tabel 1., dapat dilihat bahwa parameter yang diamati adalah tekstur, volume
pengembangan, serta pori-pori. Tekstur dari sponge cake 2 lebih lembut dibandingkan
sponge cake 1, sedangkan tekstur pound cake dan chiffon cake 1 lebih lembut
dibandingkan pound dan chiffon cake 2. Volume pengembangan sponge cake 1 lebih
besar dibandingkan sponge cake 2 yaitu 130,435%, sedangkan volume pengembangan
pound dan chiffon cake 2 lebih besar dibandingkan pound dan chiffon cake 1 yaitu
265,217% untuk pound cake dan 10,345 % untuk chiffon cake.
2. Bolu KukusHasil pengamatan bolu kukus dapat dilihat pada Tabel 2.
15
![Page 16: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/16.jpg)
16
Tabel 2. Hasil Bolu KukusBolu Kukus
1 2Tekstur
+ +
Volume pengembangan 47,8%
38,6%
Foto sebelum dipanggang
Foto sesudah dipanggang
Scan crumb
Keterangan :Tekstur ( - ) : kurang lembut ( + ) : lembut ( ++ ) : sangat lembut
Pada Tabel 2., dapat dilihat bahwa parameter yang diamati adalah tekstur, volume
pengembangan, dan pori-pori. Tekstur dari kedua bolu kukus adalah sama yaitu lembut.
Volume pengembangan bolu kukus 1 lebih besar daripada bolu kukus 2 yaitu 47,8%
dibandingkan 38,6%.
![Page 17: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/17.jpg)
5. PEMBAHASAN
Pada praktikum, ada 4 jenis cake yang dibuat yaitu sponge cake, chiffon cake, pound
cake, dan bolu kukus di mana dari masing-masing memiliki komposisi yang berbeda
dan cara pembuatan yang berbeda sehingga mempengaruhi hasil yang ada. Dari semua
jenis cake yang dibuat dalam praktikum ini digunakan komposisi yang hampir sama
yaitu tepung, gula, garam, telur dan ada juga beberapa jenis cake yang menggunakan
margarin. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Subagjo (2007), yang
menyatakan bahwa cake merupakan adonan panggang yang terbuat dari tepung, gula,
air, bahan pengembang, susu, telur, lemak (shortening) dan bahan penambah aroma.
Masing-masing bahan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Bahan utama yang
pertama adalah tepung terigu. Tepung terigu berfungsi untuk membangun kerangka kue,
mengikat bahan lain untuk menghasilkan remah/tekstur kue. Tepung yang digunakan
untuk pembuatan sponge cake dan pound cake adalah tepung terigu merk Kunci yang
memiliki kandungan gluten rendah, sedangkan untuk pembuatan chiffon cake dan bolu
kukus adalah tepung terigu Segitiga Biru yang memiliki kandungan gluten sedang. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ida (2011) yang menyatakan bahwa tepung yang cocok
untuk pembuatan cake adalah yang memiliki protein sedang atau juga tepung terigu
protein rendah. Tepung terigu protein tinggi tidak digunakan karena semakin tinggi
persentase gluten yang digunakan, volume cake akan mencapai maksimum kemudian
akan turun (Wilderjans et al, 2008).
Bahan penting yang kedua adalah gula yang berfungsi memberi rasa manis, membantu
pembentukan struktur produk dan memperbaiki tekstur dan keempukan (Astawan,
2009). Dalam pembuatan 4 jenis cake, gula yang digunakan adalah gula halus atau gula
pasir yang mempunyai butiran yang halus dengan tujuan agar gula mudah larut dalam
adonan sehingga dihasilkan cake dengan susunan yang rata dan empuk (Matz, 1992).
Selain itu juga ada air. Peran air yaitu melarutkan garam, gula, serta menghidrasi
unsoluble protein (gliadin dan glutenin) menjadi gluten (Matz, 1992).
17
![Page 18: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/18.jpg)
18
Pada pembuatan semua jenis cake kecuali bolu kukus digunakan pengembang berupa
dan pengembang berupa baking powder. Baking powder ini berfungsi sebagai
pengempuk kue karena dalam proses pembakaran adonan dibuat terbuka dan berpori-
pori lebih banyak sehingga hasil kue/cake mengembang dengan sempurna (Ida, 2011).
Pemakaian baking powder ini memiliki keuntungan yaitu dapat mengurangi
penggunaan jumlah telur. Baking powder biasanya bereaksi pada saat pengocokan
(Faridah, dkk., 2008). Banyaknya baking powder yang digunakan harus ditimbang
secara tepat. Bila jumlah baking powder terlalu banyak, setelah mengembang di dalam
oven, kue akan menjadi bantat atau mengkerut, remah kue berwarna gelap dan rasanya
akan berbeda. Bila baking powder terlalu sedikit maka kue tidak dapat sepenuhnya
mengembang sehingga susunannya menjadi padat dan berat (Fathullah, 2013).
Pada pembuatan semua jenis cake juga digunakan telur yang merupakan komponen
pengemulsi, pemberi rasa, pengembang adonan dan pembuih (Ida, 2011). Cake yang
menggunakan putih telur sebagai pengembang akan lebih mengembang dibandingkan
dengan cake yang menggunakan kuning telur saja. Pengembangan itu disebabkan
adanya protein putih telur yang mengembang pada saat pengocokkan dan adanya
penambahan tepung yang akan membentuk struktur adonan. Sehingga struktur dari cake
dengan putih telur akan jauh lebih padat dibandingkan dengan cake yang menggunakan
kuning telur saja (Matz, 1992).
Lemak juga merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan produk bakeri.
Lemak yang biasanya digunakan dalam pembuatan sponge cake dan pound cake adalah
margarin sedangkan pada Chiffon menggunakan minyak. Penggunaan lemak dalam
pembuatan cake berfungsi untuk memberikan efek shortening dengan memperbaiki
struktur fisik seperti volume pengembangan, tekstur, kelembutan, serta memberi flavor
(Matz dan Matz, 1978). Menurut Astawan (2009) penggunaan lemak juga dapat
meningkatkan citarasa dan nilai gizi, serta menyebabkan produk tidak cepat menjadi
keras dan lebih empuk. Margarin juga dapat membantu menahan cairan dalam cake
yang telah jadi. Penambahan shortening dalam campuran tepung akan meningkatkan
keempukkan. Campuran ini dikombinasikan hingga terbentuk warna yang sangat terang.
Namun penambahan shortening yang terlalu banyak akan menyebabkan cake
![Page 19: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/19.jpg)
19
mengalami penurunan volume atau tidak dapat mengembang (Bennion & Hughes,
1970).
Bahan tambahan lain yang digunakan dalam pembuatan cake yaitu emulsifier, garam,
dan vanili. Penggunaan monogliserida sebagai emulsifier akan melambatkan efek
stalling atau pengerasan sehingga cake lebih lembut hingga 3-4 hari dan adonan cake
tidak bantat. Dosis yang digunakan yaitu 0-5% dari berat tepung. Monogliserida
memiliki nama dagang Ovalet atau Quick (Potter & Hotckiss, 1996). Komposisi ovalet
mengandung turunan asam lemak yang dapat berasal dari hewan atau tumbuhan. Fungsi
ovalet membantu mengembangkan kue dan mengemulsi bahan-bahan supaya tercampur
dengan baik hingga bisa mengembang sempurna. Keuntungan menggunakan bahan ini
yaitu lebih ekonomis karena bahan telur dapat dikurangi, kemudian adonan tetap stabil
meski lama belum bisa dimasukkan dalam oven, pengocokan dapat dilakukan dalam
waktu singkat, serta membuat cake lebih halus. Namun bila terlalu banyak
penggunaannya maka kue kurang enak disantap. Penambahan garam pada pembuatan
cake berperan dalam memberi rasa gurih serta memperbaiki butiran tepung serta
struktur adonan (Bennion & Hughes, 1970). Sedangkan vanili merupakan bahan yang
digunakan untuk memberi aroma pada cake (Yuliani, 2008).
Pada pembuatan sponge cake dan bolu kukus pertama-tama telur dan gula halus dikocok
bersama ovalet dan SP sampai mengembang. Hal ini sesuai dengan pendapat Gilliard
(1998) yang menyatakan bahwa dalam pembuatan sponge cake atau kue bolu, gula dan
telur dikocok hingga kental dan naik lalu ditambahkan dengan bahan-bahan lain. Dari
hasil percobaan sponge cake 1 dan 2, didapatkan bahwa tekstur sponge cake 2 lebih
lembut dari sponge cake 1 namun pengembangannya lebih kecil. Hal ini disebabkan
karena pada sponge cake 2 penggunaan kuning telur lebih banyak sedangkan pada
sponge cake 1 perbandingan antara putih dan kuning telur seimbang. Menurut Fance,
1964 protein penyusun putih telur adalah albumin yang berperan sebagai pengembang
adonan. Sedangkan kuning telur berperan sebagai pengemulsi dan pengempuk.
Sehingga cake yang menggunakan putih telur sebagai pengembang akan lebih
mengembang dibandingkan dengan cake yang menggunakan kuning telur saja.
Pengembangan itu disebabkan adanya protein putih telur yang mengembang pada saat
![Page 20: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/20.jpg)
20
pengocokkan dan adanya penambahan tepung yang akan membentuk struktur adonan.
Sehingga struktur dari cake dengan putih telur akan jauh lebih padat dibandingkan
dengan cake yang menggunakan kuning telur saja (Matz, 1992). Sedangkan hasil bolu
kukus didapatkan bahwa keduanya memiliki tekstur yang lembut, namun
pengembangannya tidak maksimal. Hal ini dapat disebabkan karena terlalu banyak
pengadukan. Menurut Bennion & Hughes (1970) pengadukkan yang baik akan sukses
bila lama pengadukkan tidak melebihi batas waktu yang lama.
Pada pembuatan pound cake pertama margarin dan gula halus dimixer sampa
mengembang dan pucat lalu ditambahkan dengan bahan-bahan lain. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gilliard (1998) yang mengatakan bahwa dalam pembuatan butter cake
atau cake mentega (pound cake), mentega dan gula dikocok dahulu hingga lembut, lalu
bahan-bahan lain dimasukkan secara berurutan. Selain itu juga didukung oleh pendapat
Fance 1964 di mana metode pengembangan pada pound cake adalah metode creaming,
di mana shortening dan gula dikocok akan menghasilkan cream. Pada cake jenis ini
digunakan susu bubuk yang berfungsi untuk membentuk flavor, mengikat air,
membentuk struktur yang kuat dan berpori karena adanya protein berupa kasein,
membentuk warna karena adanya reaksi pencokelatan, menambah keempukan karena
adanya laktosa, serta menambah nilai gizi (Matz dan Matz, 1978). Dari hasil yang
didapatkan, pound cake 2 kurang lembut dibandingkan pound cake 1. Hal ini
disebabkan karena pada pound cake 2 tidak menggunakan air, jumlah tepung terigu dan
gula halus yang digunakan lebih sedikit di mana menurut Matz dan Matz (1978)
penambahan gula yang terlalu sedikit atau terlaku banyak menyebabkan cake keras.
Selain itu jumlah margarin yang digunakan juga lebih sedikit. Menurut Matz dan Matz
(1978) margarin berperan memperbaiki struktur fisik seperti volume pengembangan,
tekstur, kelembutan.
Pada pembuatan chiffon cake, pertama-tama dibuat adonan kuning telur yang dikocok
bersama santan atau air dan pasta pandan yang kemudian ditambahkan dengan tepung,
baking powder, gula (1), garam dan minyak. Lalu dibuat adonan putih telur yang dibuat
dari putih telur yang dikocok dengan cream of tar tar yang berfungsi sebagai penahan
agar putih telur stabil dan tidak mudah turun lalu ditambahkan gula (2) dan dilanjutkan
![Page 21: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/21.jpg)
21
pengocokan. Setelah itu adonan kuning telur dan putih telur dicampur dan diaduk. Hal
ini sesuai dengan pendapat Kamilah dan Pangesthi (2015) yang menyatakan bahwa
chiffon cake dibuat dengan teknik whisking atau pengocokan yang dilakukan terpisah
antara kuning telur dengan putih telur yang terlebih dulu dikocok sampai kaku lalau
dicampurkan pada tahap akhir. Penggunaan telur dalam cake ini lebih banyak
dibandingkan jenis yang lain karena berperan sebagai pengembang. Pada pembuatan
cake ini juga digunakan minyak. Hal ini sesuaai dengan pendapat Kamilah dan
Pangesthi (2015) yang menyatakan bahwa kelenturan adonan dari cake dipengaruhi oleh
adanya minyak yang berfungsi membantu memberi rongga atau pori-pori sehingga
hasilnya lentur dan ringan. Dari hasil Chiffon cake didapatkan bahwa cake memiliki
rongga yang seperti busa dan hasil relatif ringan. Chiffon cake 2 memiliki tekstur
kurang lembut dibandingkan chiffon cake 1. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh
dari komposisi bahan yang digunakan. Pada chiffon cake 1 digunakan santan yang
mengandung lemak di mana lemak memiliki peran dalam volume pengembangan,
tekstur, dan kelembutan sedangkan pada chiffon cake 2 digunakan air (Matz dan Matz,
1978). Namun volume pengembangannya Chiffon cake 2 lebih besar di mana hal ini
tidak sesuai dengan teori tersebut. Seharusnya chiffon cake 1 memiliki volume
pengembangan yang lebih besar karena pada chiffon cake 2 adonan belum matang
sempurna dan belum mengembang. Hal ini dapat disebabkan karena setelah matang
adonan Chiffon cake 1 tidak langsung dibalik sehingga adonan turun atau juga dapat
disebabkan karena kesalahan praktikan dalam pengukuran volume akhir. Sedangkan
pada chiffon cake 2 adonan gagal dan belum matang, serta di tengah-tengah waktu
pemanggangan adonan meluap keluar dari loyang. Hal ini disebabkan karena ukuran
loyang yang terlalu kecil sehingga meluap sedangkan adonan belum matang karena
sebelum waktu pemanggangan selesai listrik mati.
Tujuan dari dilakukannya pencampuran adalah untuk mencampur bahan-bahan menjadi
homogen, membentuk matriks gluten dalam adonan dan memerangkap udara.
Pencampuran yang terlalu lama (overmixing) dapat menyebabkan rusaknya jaringan
gluten, meningkatnya kelarutan protein dan menurunkan kemampuan ekstraksi lemak.
Overmixing akan menghasilkan adonan yang lengket sehingga mempersulit penanganan
adonan. Setelah pencampuran, adonan akan mengandung banyak sekali gelembung
![Page 22: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/22.jpg)
22
udara. Jumlah dan ukuran gelembung udara mempengaruhi sifat akhir roti.
Pencampuran dengan kecepatan tinggi menyebabkan adonan mengandung sejumlah
besar gelembung udara kecil-kecil dan struktur roti yang baik. Sebaliknya, pencampuran
dengan kecepatan rendah menyebabkan adonan mengandung lebih banyak gelembung
udara tetapi mengakibatkan penyebaran pori yang tidak merata. Adonan yang
mengadung sejumlah besar gelembung udara berukuran kecil dan tersebar secara merata
serata lapisan film lebih tebal akan lebih stabil dibandingkan yang mengandung
gelembung berukuran besar, tersebaran tidak merata serta lapisan film yang tipis (Autio
& Laurikainen, 1997).
Pengembangan pada cake dapat terjadi dengan cara menangkap udara selama proses
pencampuran, penambahan bahan pengembang atau penggunaan tekanan uap yang
berasal dari dalam oven. Pemanggangan untuk menghasilkan cake yang baik adalah
menggunakan suhu 300 - 424oF selama 15 – 20 menit, di mana pada pembuatan cake
digunakan suhu 170-180oC. Pemanggangan dengan suhu yang terlalu tinggi dan waktu
yang terlalu lama menyebabkan cake yang dihasilkan keras, volumenya mengecil dan
warna keraknya lebih coklat. Tetapi jika suhunya terlalu rendah dan waktunya sangat
singkat meyebabkan cake sangat basah (Bennion & Hughes, 1975).
Selain itu, meskipun cake dibuat dengan derajat yang tinggi ketika dilakukan
pemanasan, disarankan agar cake tidak langsung dipindahkan dari loyang setelah selesai
proses pemanggangan, namun perlu pendinginan selama 10 menit agar suhu cake turun
hingga mencapai suhu sekitar 600C. Pendinginan yang dilakukan bertujuan untuk
menghindari kerusakan tekstur pada cake pada saat ditangani (Bennion & Hughes,
1970).
![Page 23: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/23.jpg)
6. KESIMPULAN
Bahan dasar pembuatan cake adalah tepung, gula, air, bahan pengembang, susu,
telur, lemak (shortening) dan bahan penambah aroma
Protein gluten dari tepung berfungsi sebagai unsur dasar pembentuk struktur
adonan.
Tepung gandum yang berprotein sedang atau rendah sangat tepat digunakan untuk
pembuatan cake.
Kuning telur berfungsi sebagai emulsifying, tenderizing dan sebagai pengikat
bahan- bahan yang lain.
Putih telur berfungsi memerangkap udara ke dalam adonan dan mengembangkan
adonan sedangkan kuning telur berfungsi sebagai pengempuk.
Tekstur sponge cake dengan kuning telur yang lebih banyak akan lebih halus.
Gula digunakan sebagai pemanis dan memberikan efek browning pada permukaan
produk serta memperbaiki tekstur produk dan harus berbentuk butiran halus.
Lemak berfungsi membuat cake lebih halus
Ovalet berfungsi membuat adonan mengembang dan halus, melambatkan efek
stalling atau pengerasan, lebih lembut, serta adonan cake bisa menjadi tidak bantat.
Vanili yang merupakan bahan kering dapat memberi aroma yang enak/wangi dan
khas pada adonan.
Kelompok 4 : Semarang, 4 Desember 2015
Petra Adventie P. J 14.I1.0016
Refido Bezaleel P 14.I1.0217
Nike Chandrawibowo 14.I2.0046 Asisten Dosen,
Rosa Xena Maharani T
23
![Page 24: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/24.jpg)
7. DAFTAR PUSTAKA
Aini. (2013). Aneka ragam vanili. http://www.tabloidnova.com.
Arpah, M. (1993). Pengawasan mutu pangan. Tersito. Bandung.
Astawan, Made. (2009). Panduan Karbohidrat Terlengkap. Dian Rakyat. Jakarta.
Autio, K. & T. Laurikainen. (1997). Relationship between flour/dough microstructure and dough handling and baking properties.Trends in Food Science &Technology.June : Vol.8.
Bennion, M. & O. Hughes. (1970). Introductory Foods, 6th edition. Collier Macmillan Publisher. London.
Bennion, M. & O. Hughes. (1975). Introductory Foods. Macmillan Publishing Co. New York.
Buckle et al., (2007). Food Science. Penerjemah: Purnomo&Adiono. UI Press. Jakarta
Ekayani, I. A. P. H. (2011). Efisiensi Penggunaan Telur Dalam Pembuatan Sponge Cake. JPTK, UNDIKSHA; 8(2):59-74.
Fance, W. J. (1964). Breadmaking and Flour Confectionery. Routledge and Kegan Paul. London.
Faridah, A, dkk. (2008). PATISERI JILID I Untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Derektorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Gilliard, T. (1998). Chemistry and Physics of Baking.The Royal Society of Chemistry. London.
Kamilah, S., dan L.T Pangesthi. (2015). Pengaruh Substitusi Tepung Tiwul Tawar Instan Terhadap Sifat Organoleptik Chiffon Cake. E-journal Boga; 04(3):49-56
Matz SA & T. D. Matz. (1978). Cookies and Crackers Technology. Texas: The AVI Publishing Co., Inc.
Matz, S. A. (1992). Bakery Technology and Engineering, 3th edition. Van Nostrand Reinhold. Texas.
24
![Page 25: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/25.jpg)
25
Potter, N. N. & J. H. Hotchkiss. (1996). Food Scince. 5th edition. CBS Publishers and Distributors. New Delhi.
Samuel, A. M. (1992). Bakery Technology and Engineering Second Edition. The AVI Publishing Company Inc. Connecticut 3.
Wilderjans, E., B. Pareyt, H. Goesaert, K. Brijs, J.A. Delcour. (2008). The Role of Gluten In A Pound Cake System : A Model Approach Based On Gluten-Starch Blends. Food Chemistry 110 : 909-915.
Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
![Page 26: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/26.jpg)
8. LAMPIRAN
8.1. Perhitungan
Sponge cake
V = p x l x t
Volume pengembangan = v2−v1
v1 x 100%
Kelompok 3
V1 = 15,3 x 9,4 x 2,3
= 330,786 cm3
V2 = 15,3 x 9,4 x 5,3
= 762,246 cm3
Vol. Pengembangan = 762,246−330,786
330,786 x 100%
= 130,435%
Kelompok 4
V1 = 15,3 x 9,4 x 3
= 431,46 cm3
V2 = 15,3 x 9,4 x 4
= 575,28 cm3
Vol. Pengembangan = 575,28−431,46
431,46 x 100%
= 33,33 %
Pound cake
V = p x l x t
Volume pengembangan = v2−v1
v1 x 100%
Kelompok 3
V1 = 15,2 x 9,2 x 3,4
= 475,456 cm3
V2 = 15,2 x 9,2 x 20
=1398,4 cm3
Vol. Pengembangan = 1398,4−475,456
475,456 x 100%
= 194,118%
Kelompok 4
26
![Page 27: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/27.jpg)
27
V1 = 14,3 x 8,7 x 2,3
= 286,143 cm3
V2 = 14,3 x 8,7 x 8,4
= 1045,044 cm3
Vol. Pengembangan = 10 45,044−286,143
286,143 x 100%
= 265,217 %
Chiffon cake
V = p x l x t
Volume pengembangan = v2−v1
v1 x 100%
Kelompok 3
V1 = 20,2 x 10,4 x 3,5
= 735,28 cm3
V2 = 20,2 x 10,4 x 3,3
= 639,264 cm3
Vol. Pengembangan = 639,264−735,28
735,28 100%
= -13,058%
Kelompok 4
V1 = 13,9 x 8,6 x 5,8
= 693,332 cm3
V2 = 13,9 x 8,6 x 6,4
= 765,056 cm3
Vol. Pengembangan = 765,056−6 93,332
6 93,332 x 100%
= 10,345 %
Bolu kukus
V = π x r2 x t
Volume pengembangan = v2−v1
v1 x 100%
Kelompok 3
V1 = 3,14 x 2,252 x 2
= 31,793 cm3
V2 = 3,14 x 2,3842 x 2,633
= 46,989 cm3
Vol. Pengembangan = 46,989−31,793
31,793 x 100%
= 47,8 %
Kelompok 4
![Page 28: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/28.jpg)
28
V1 = 3,14 x 4,82 x 1,67
= 120,817 cm3
1. V2 = 3,14 x 52 x 2,2
= 172,7 cm3
2. V2 = 3,14 x 52 x 2
= 157 cm3
3. V2 = 3,14 x 52 x 2,2
= 172,7 cm3
![Page 29: CAKE NIKE](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062217/5695cfa91a28ab9b028f0234/html5/thumbnails/29.jpg)
29
V2 rata-rata =
172,7+157+172,73
= 167,467 cm3
Vol. Pengembangan = 167,467−120,817
120,817 x 100%
= 38,6%
8.2. Jurnal
8.3. Laporan sementara