cadangan

21
RETINOPATI HIPERTENSI APRILA CITRA DARA 1313010003

description

:D

Transcript of cadangan

RETINOPATI HIPERTENSIAPRILA CITRA DARA1313010003

Normal fundus

•RETINAStruktur tipis, halus dan bening tempat serat-serat saraf

optik didistribusikan.Melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata.Secara eksternal dibatasi oleh koroid dan sklera.

Secara internal dibatasi oleh membran hialoidea dari badan vitreus.

Berisi pembuluh darah yang menyuplai nutrisi ke jaringan retina dan dua kelas fotoreseptor yang disebut rhod (batang) dan cones (kerucut).

RETINOPATI HIPERTENSIPENYEMPITAN (SPASME) PD TAMPAK SBB:

1. PD (terutama arteriol retina) yang berwarna lebih pucat2. Kaliber PD menjadi lebih kecil dan ireguler (karna spasme lokal3. Percabangan arteriol yang tajam

BILA KELAINAN BERUPA SKLEROSIS DAPAT TAMPAK SEBAGAI :

1. Refleks copper wire2. Refleks silver wire3. Sheating4. Lumen PD yang ireguler5. Fenomena crossing :• Elevasi : pengangkatan vena oleh arteri yang ada dibawahnya• Deviasi : pergeseran vena oleh arteri yang bersilangan dengan vena

tersebut dgn sudut persilangan yang lebih kecil• Kompresi : penekanan yang kuat oleh arteri yang menyebabkan

bendungan vena

Epidemiologi• Prevalensi lebih tinggi pada ras

kulit hitam• Laki-laki >> perempuan• Pada usia > 50 tahun wanita >>

laki-laki• Frekuensi tertinggi pada pasien

hipertensi tidak terkontrol

Etiologi• Penyempitan pembuluh darah

karena:▫ Spasme▫ Arteriosklerosis

Patogenesa :Kelainan fundus mata hipertensi terdiri dari :

a. Hipertonus pembuluh darah (Angiospasme)

b.Perubahan organik dinding pembuluh darah (Angiopati)

c. Kelainan retina (Retinopati)

d.Oklusi pembuluh darah

Angiospasme :a. Hipertonus pembuluh darah terbatas pada

percabangan kecil arterior dan distal.b. Fase awal HT hipertonus tanpa disertai

kelainan organis dan Reversible mis : eklamsi.

Angiopati dapat terjadi pada : c. Atherosclerosis mengenai T.intimad. Medialsclerosis mengenai T.mediale. Artheriosclerosis mengenai keduanya

•Hipertensi Retinopati:•Hipertonus dan angiopati yang lama

akan menyebabkan gangguan aliran darah retina. Anoksia dan iskemia jaringan retina menyebabkan gangguan nutrisi akibat kerusakan endotel pembuluh darah.

Gejala Klinis - RatioAVmenyempit:1:4(N2:3)- Pembuluh darah retina pucat - Percabangan arteriol lebih tegas- Perubahan reflek aksial• A V crossing phenoment• Perdarahan flame shaped• Soft exudates, cotton wool spot (iskemia vokal, batas

kabur). Dapat hilang 4 – 12 minggu• Hard Exudates (Degenerasi sel saraf setempat, batas

jelas, warna putih kekuningan) ... macular star• Papil edema hipertensi maligna

Klasifikasi :1. Klasifikasi Scheie : a. Hipertensi : Grade 0 : tidak dijumpai kelainan Grade 1 : penyempitan arteri dapat

dilihat Grade 2 : penyempitan arteri nyata

dan iregularitas setempat Grade 3 : Grade 2 + perdarahan

retina dan atau exudate Grade 4 : Grade 3 + papil edema

Patogenesis• Dinding arteriol terinfiltrasi lemak dan kolesterol pembuluh

darah menjadi sklerotik dinding pembuluh secara bertahap kehilangan transparansinya, tampak lebih lebar daripada normal, dan refleksi cahaya yang tipis menjadi lebih lebar

• Produk-produk lemak kuning keabu-abuan di dinding pembuluh bercampur dengan warna merah kolom darah gambaran khas ”kawat tembaga” (copper-wire)

• Sklerosis berlanjut refleksi cahaya dinding pembuluh-kolom darah mirip dengan ”kawat perak” (silver-wire)

• Dapat terjadi sumbatan suatu cabang arteriol. Oklusi arteri primer atau sekunder akibat arterioslerosis yang mengakibatkan oklusi vena dapat menyebabkan perdarahan retina.

Gambaran Klinis• Pada penyempitan pembuluh darah akibat spasme akan tampak:

▫ Pembuluh darah (terutama arteriol) warna lebih pucat▫ Ø pembuluh jadi lebih kecil/iregular akibat spasme lokal▫ Percabangan arteriol panjang

• Bila kelainan yang terjadi adalah sklerosis, akan tampak:▫ Refleks copper wire▫ Refleks silver wire▫ Sheating▫ Lumen pembuluh darah iregular

• Terdapat fenomena crossing, sebagai berikut:▫ Elevasi : pengangkatan vena oleh arteri di bawahnya▫ Deviasi : penggeseran vena oleh arteri yang bersilangan

dengan vena ▫ Kompresi : penekanan kuat oleh arteri bendungan vena

Gambaran Klinis• Eksudat retina tersebut dapat berbentuk:

▫ cotton wool patches edema serabut saraf optik akibat mikroinfark setelah penyumbatan arteriola

▫ eksudat pungtata yang tersebar▫ eksudat putih pada daerah tak tertentu dan luas

• Gambaran fundus pada retinopati hipertensif juga ditentukan oleh derajat peningkatan tekanan darah dan keadaan arteriol retina.

• Pada pasien muda : retinopati ekstensif dengan perdarahan, infark retina (cotton wool patches), infark koroid (Elschnig patches), kadang ablasio retina, dan edema berat pada optic disc, serta penglihatan yang terganggu yang pulih jika tekanan darah turun

• Pada pasien usia lanjut dengan arteriosklerosis gambaran retinopati hipertensif kurang

• Perubahan mikrovaskular dapat dilihat dengan angiografi flouresens

Hipertensi ekstensif. Angiogram fluoresens pada seorang pria muda menunjukkan konstriksi arteriol, dilatasi kapiler, edema

optic disc

Hipertensi ekstensif. Angiogram flouresens pada seorang wanita tua menunjukkan konstriksi arteriol dan uregularitas, tapi tanda retinopati

minimal.

KlasifikasiDepartemen Mata RSCM membuat klasifikasi retinopati

hipertensi sebagai berikut:• Tipe 1. Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak

ada sklerosis, pasien usia muda. Funduskopi: arteri menyempit dan pucat, meregang dan percabangan menjadi tajam, perdarahan dan/atau eksudat dapat terlihat/tidak.

• Tipe 2. Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, sklerosis senil, pasien usia tua. Funduskopi: pembuluh darah menyempit, terdapat pelebaran & sheating setempat, perdarahan retina bisa ada/tidak, tidak ada edema papil.

• Tipe 3. Fundus dengan retinopati hipertensi & arteriosklerosis, pasien usia muda. Funduskopi: penyempitan arteri, kelokan bertambah, fenomena crossing, perdarahan multipel, cotton wool patches, dan makular star figure.

• Tipe 4. Hipertensi progresif. Funduskopi: edema papil, cotton wool patches, eksudat berat, star figure yang nyata.

KlasifikasiScheie mengklasifikasikan retinopati hipertensi sebagai

berikut:•Stadium I : terdapat penyempitan setempat pada

pembuluh darah kecil•Stadium II : penyempitan pembuluh darah arteri

menyeluruh dengan kadang penyempitan lokal yang seperti benang, pembuluh darah arteri tegang, membentuk cabang tajam

•Stadium III : lanjutan stadium II dengan eksudat seperti kapas, perdarahan kadang terjadi bila diastol di atas 120 mmHg, kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan

•Stadium IV : seperti stadium III, dengan edema papil dan eksudat star figure, disertai keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastol sekitar 150 mmHg

KlasifikasiKeith Wagener Barker, berdasarkan meninggalnya

penderita dalam waktu 8 tahun, mengklasifikasikan retinopati hipertensi sebagai berikut:

•Derajat 1. Penyempitan ringan pembuluh darah disertai pelemahan dan peningkatan refleks cahaya (copper/silver wire reflex) . (4% meninggal dalam waktu 8 tahun)

•Derajat 2. Penambahan penyempitan, ukuran pembuluh nadi beragam, terdapat fenomena crossing, copper/silver wire reflex. (20% meninggal dalam 8 tahun)

•Derajat 3. Tanda pada derajat 2 ditambah perdarahan retina dan cotton wool patches. (80% meninggal dalam waktu 8 tahun)

•Derajat 4. Tanda derajat 3 dengan edema papil yang jelas. (98% meninggal dalam 8 tahun)

Penatalaksanaan •Terapi Kausa (Hipertensi) •Prinsip penatalaksanaan : menurunkan tekanan

darah untuk meminimalisasi kerusakan target organ•Hindari penurunan terlalu tajam (dapat

mengakibatkan iskemia)•Dapat memperlambat perubahan pada retina, tapi

penyempitan arteriol dan crossing arteri-vena sudah menjadi permanen

Prognosis•Kelainan tajam penglihatan tidak selalu muncul •Pasien dengan perdarahan, cotton wool patches dan

edema tanpa disertai papil edema harapan hidup 27,6 bulan

•dengan papil edema harapan hidup 10,5 bulan