Proposal Cadangan Bauksit

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penambangan bahan galian merupakan kegiatan dari penyediaan bahan baku untuk kegiatan pembangunan dan kelangsungan hidup disegala bidang. Oleh karena itu usaha pertambangan tidak lepas dari pekerjaan dalam mencari bahan tambang. Estimasi atau perkiraan cadangan merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan, dimana diperlukan suatu perkiraan mengenai keadaan suatu bahan galian agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perhitungan cadangan berperan penting dalam menentukan jumlah, kualitas, dan kemudahan dalam menentukan daerah- daerah yang bias ditambang. Sebab dari itu perhitungan cadangan yang baik dan akurat yang sesuai denga keberadaannya di lapangan dapat menetukan investasi yang akan ditanam oleh investor sebagai penanaman modal dalam usaha penambangan, penentuan kerja produksi, cara penambangan yang akan dilakukan, bahkan dalam memperkirakan 1

Transcript of Proposal Cadangan Bauksit

Page 1: Proposal Cadangan Bauksit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penambangan bahan galian merupakan kegiatan dari penyediaan bahan baku untuk

kegiatan pembangunan dan kelangsungan hidup disegala bidang. Oleh karena itu usaha

pertambangan tidak lepas dari pekerjaan dalam mencari bahan tambang. Estimasi atau

perkiraan cadangan merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam mengevaluasi

suatu proyek pertambangan, dimana diperlukan suatu perkiraan mengenai keadaan suatu

bahan galian agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Perhitungan cadangan berperan penting dalam menentukan jumlah, kualitas, dan

kemudahan dalam menentukan daerah-daerah yang bias ditambang. Sebab dari itu

perhitungan cadangan yang baik dan akurat yang sesuai denga keberadaannya di

lapangan dapat menetukan investasi yang akan ditanam oleh investor sebagai

penanaman modal dalam usaha penambangan, penentuan kerja produksi, cara

penambangan yang akan dilakukan, bahkan dalam memperkirakan waktu yang akan

dibutuhkan oleh perusahaan dalam melaksanakan usaha penambangannya.

Bauksit merupakan salah satu bahan galian tambang yang saat ini digunakan dalam

berbagai bidang kehidupan, dimana kebutuhan akan Bauksit semakin besar seiring

meningkatnya penggunaan bijih bauksit tersebut dalam pembangunan. Bijih Bauksit

yang merupakan sumber daya alam yang tidak terbaharukan harus dikelola dengan baik

dan semaksimal mungkin, maka dari itu menyelidiki cadangan bijih Bauksit yang lebih

banyak, diperlukan suatu metode eksplorasi yang lebih akurat dan sesuai, sehingga

keterdapatan bijih bauksit dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Untuk menentukan estimasi cadangan bijih bauksit diperlukan metode estimasi yang

sesuai dengan kondisi geologi,genesa dan mineralisasi pada daerah penelitian, maka

1

Page 2: Proposal Cadangan Bauksit

penulis mencoba untuk menghitung nilai evaluasi cadangan bijih Bauksit di PT. X,

Kabupaten Y dengan membandingkan metode penampang tegak dan metode daerah

pengaruh.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1) Berapa besar jumlah cadangan bijih Bauksit terukur yang sesuai cut of grade

(COG) dengan menggunakan metode penampang tegak dan metode daerah

pengaruh?

2) Berapa persen kesalahan perhitungan cadangan dengan membandingkan

hasil perhitungan antara metode penampang tegak dan metode daerah

pengaruh?

1.3. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1) Mengetahuin jumlah cadangan bijih bauksit terukur sesuai cut of grade pada

PT. X, Kabupaten Y, sehingga jumlah cadangan Bauksit dapat menjadi

patokan pengambilan keputusan untuk proses penambangan selanjutnya.

2) Meyakinkan hasil perhitungan dengan menguji persen kesalah antara kedua

metode tersebut.

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu mengarah pada perhitungan cadangan

bijih Bauksit dengan menggunakan metode penampang tegak dan metode daerah

pengaruh, menguji persen kesalahan antara kedua metode tersebut dan mengetahui

penyebaran endapan bijih Bauksit dari hasil analisa conto dan hasil channel sampling

(sumur uji) endapan bijih Bauksit.

2

Page 3: Proposal Cadangan Bauksit

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Gambaran Umum Bauksit

Bauksit merupakan kelompok mineral almunim hidroksida, mempunyai warna putih

atau kekuningan dalam keadan murni. Bauksit relative sangat lunak (kekerasan 1-3),

relative ringan dengan berat jenis 2,3-2,7, mudah patah tidak larut dalm air dan tidak

terbakar.

Bijih Bauksit terjadi di daerah tropis dan subtropis serta membentuk perbukitan

landai. Bauksit dapat terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar almunium relative

tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa (SiO2) bebas. Bauksit apabila dicampur

dengan bahan mineral lain seperti nikel, baja atau tembaga akan menghasilkan alloy

(almunium yang kuat, tahan panas tapi lentur). Alloy ini banyak digunakan untuk

beragam industry, mulai dari otomotif hingga perkapalan.

2.2. Kegiatan Eksplorasi

Eksplorasi merupakan bagian dari kegiatan penambangan, dimana kegiatan dimulai

dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, pengolahan, ekstraksi, pemasaran sampai reklamasi.

Tahap kegiatan eksplorasi biasanya dilakukan berbeda untuk setiap jenis endapan

mineralnya dan bahkan untuk endapan mineral yang sama sekalipun. Ini dikarekan

adanya perbedaan penekanan pada tahap-tahap eksplorasi yang dilakukan pada endapan

jenis tertentu, kepentingan masing-masing serta kondisi geologi dan endapan mineral itu

sendiri.

Menurut Mc. Kinstry H.E dan Alan M. Bateman (ore deposit 1987),

eksplorasi didefinisikan sebagai kegiatan yang tujuan akhirnya adalah penemuan

3

Page 4: Proposal Cadangan Bauksit

geologis berupa endapan mineral yang bernilai ekonomis. Selain itu eksplorasi dapat

juga diartikan sebagai pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral

berharga, yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mendapatkan ukuran, bentuk,

letak (posisi), kadar rata-rata, dan jumlah cadangan dari endapan tersebut (Nurhakim,

Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi Prodi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Lambung Mangkurat 2006).

Kegiatan eksplorasi meliputi tahap-tahap sebagi berikut:

A. Studi Literatur

Studi literature merupakan salah satu kegiatan untuk mencari atau

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan peneuan daerah cebakan

mineral yang dieksplorasi.

B. Tahap Pengamatan

Analisa data sekunder dan peninjauan lapangan untuk menetukan layak atau

tidak layaknya dilakukan eksplorasi.

C. Penyelidikan Pendahuluan

Mempersempit daerah prospek dengan cara pemeaan geologi, geokimia aau

geofisika udara untuk sasaran eksplorasi. Hasil yang di dapat adalah endapan

yang mungkin ekonomis dan masih merupakan cadangan tereka.

D. Eksplorasi Detil

Melanjutkan penyelidikan pada sasaran-sasaran eksplorasi dan mendapatkan

cadangan yang merupakan cadangan terindikasi.

E. Eksplorasi Lanjut

Penetuan secara pasti sifat-sifat yang diperlukan sebagai data persiapan

penambangan dan persiapan produksi. Hasil yang didapat adalah endapan

ekonomis dan sudah didapat cadangan terukur.

4

Page 5: Proposal Cadangan Bauksit

Prospeksi

eksplorasi stopEksplorasi

pendahuluaan, Eksplorasi detil, Eksplorasi lanjut

Analisis dan perhitungan cadangan

Evaluasi

Studi kelayakan

Development

Penambangan

Pengolahan

Pemasaran

Stop

Analisis

Ada

Tidak ada

Layak

Tidak layak

Gambar 2.1. Diagram Alir Tahap-Tahap Penambangan

5

Page 6: Proposal Cadangan Bauksit

2.3. Analisa Dan Perhitungan Cadangan

2.3.1. Pengertian Cadangan

Menurut Mc. Kelvey yang dimaksud dengan cadangan (reserve) adalah bagian

dari sumber daya terindikasi dari suatu komoditas mineral yang dapat diperoleh

secara ekonomis dan tidak bertentangan dengan hokum dan kebijaksanaan

pemerintah pada saat itu. Suatu cadangan dengan mineral biasanya digolongkan

berdasarkan ketelitian eksplorasinya.

Klasifikasi cadangan di Amerika menurut US Berau Of Mine and US Geological

Survey (USBM and USGS) dan usulan Mc. Kelvey, 1973 sebagai berikut:

A. Cadangan Terukur

Cadangan terukur adalah cadangan yang kuantitasnya dihitung dari

pengukuran nyata, misalnya dari pemboran, singkapan dan paritan, sedangkan

kadarnya diperoleh dari hasil analisa contoh. Jarak titik-titik pengambilan

contoh dan pengukuran sangat dekat dan terperinci, sehingga model geologi

endpan mineral dapat diketahui dengan jelas. Struktur, jenis , komposisi, kadar,

ketebalan, kedudukan, dan kelanjutan endapan mineral serta batas

penyebarannya dapat ditentukan dengan tepat. Batas kesalahan perhitungan

baik kuantitas maupun kualitas tidak boleh lebih dari 20%.

B. Cadangan Terkira/Teridikasi (indicated)

Cadangan terkira adalah cadangan yang jumlah tonase dan kadarnya

sebagian diperoleh dari hasil perhitungan pemercontohan dan sebagian lagi

dihitung sebagai proyeksi untuk jarak tertentu berdasarkan keadaan geologi

setempat titik-titik pemercontoh dan pengukuran jaraknya tidak perlu rapat

sehingga struktur, kadar, ketebalan, kedudukan, dan kelanjutan endapan mineral

serta batas penyebarannya belum dapat dihitung secara tepat dan baru

6

Page 7: Proposal Cadangan Bauksit

disimpulkan/dinyatakan berdasar indikasi. Batas kesalahan baik kuantitas maupun

kualitas 20% - 40%.

C. Cadangan Terduga/Tereka (infered)

Cadangan terduga adalah cadangan yang diperhitungkan kuantitasnya

berdasarakan pengetahuan geologi, kelanjutan endapan mineral, serta batas

dari penyebaran. Ini diperhitungkan dari beberapa titik contoh, sebagian besar

perhitungannya didasarkan kepada kadar dan kelanjutan endapan mineral yang

mempunyai ciri endapan sama. Toleransi penyimpangan kesalahan terhadap

perhitungan cadangan adalah 60%.

Di Indonesia mengikuti klasifikasi cadangan menurut Mc. Kelvey, karena

dianggap paling detil, mempertimbangkan keadaan geologi, ekonomi, dan

memiliki wawasan luas tentang klasifikasi cadangan. Klasifikasi cadangan

yang diusulkan Mc. Kelvey ini berdasarkan pada:

a. Kenaikan tingkat keyakinan geologi.

b. Kenaikan tingkat kelayakan ekonomi.

Kriteria keyakinan geologi didasarkan tingkat keyakinan mengenai endapan

mineral yang meliputi ukuran, bentuk, sebaran, kuantitasnya sesuai dengan tahap

eksplorasinya. Kriteria kelayakan ekonomi didasarkan pada faktor-faktor ekonomi

layak atau tidaknya berdasarkan kondisi ekonomi pada saat itu. Tingkat

kesalahan adalah penyimpangan kesalahan baik kuantitas maupun kualitas

cadangan yang masih bisa diterima sesuai dengan tahap ekplorasinya.

2.3.2. Perhitungan Cadangan

Setelah kita melakukan ekplorasi pada tahap-tahap kegiatan

penambangan kemudian melakukan analisa dan perhitungan cadangan. Adapun

tujuan dari perhitungan cadangan yaitu agar dapat menentukan jumlah dan mutu

7

Page 8: Proposal Cadangan Bauksit

kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan untuk dieksploitasi sesuai dengan

kebutuhan. Dengan perhitungan cadangan akan dapat mengetahui biaya

produksi, membantu perencanaan, efisiensi operasi, control kehilangan dalam

penambangan, unsur produksi tambang, dan sebagainya.

Kegiatan lapangan untuk memperoleh data guna perhitungan cadangan adalah

sebagai berikut:

A. Observasi Lapangan

Merupakan gambaran praktis kondisi dan keadaan dilapangan meliputi

pengambilan data geografi dan demografi.

B. Pemetaan

Tidak mutlak dilaksanakan, untuk pengambilan topografi, bentang alam, dan

lereng awal jika peta telah tersedia maka hanya dilakukan ploting.

C. Pengambilan Contoh

Dapat berupa air, tanah, endapan, singkapan sesuai dengan metodenya.

D. Pengambilan Data Geologi

Dapat dilakukan dengan studi literatur dan pengecekkan langsung dilapangan.

E. Pengolahan Data

Dilakukan di lapangan (pengecekkan mudah) atau dikirim ke kantor

termasuk pekerjaan studio, uji laboratorium dan analisa.

Untuk Estimasi cadangan tidak lepas dari metode yang akan digunakan, adapun

metode perhitungan cadangan dapat dikategorikan menjadi:

1. Metode Konvesional

a. Tertua dan paling umum digunakan.

b. Mudah diterapkan, dikomunikasikan, dan dipahami.

c. Mudah di adaptasi dengan semua edapan mineral.

8

Page 9: Proposal Cadangan Bauksit

d. Kelemahannya sering menghasilkan perkiraan salah, karena

cendrung menilai kadar tinggi saja.

e. Kadar suatu luasan diasumsikan konstan sehingga tidak optimal

secara matematika.

f. Untuk endapan yang terpencar dapat terjadi penafsiran yang salah.

2. Metode Non Konvesional

a. Pengembangan teori matematika dan statistic.

b. Secara teoritis akan lebih optimal.

c. Kelemahannya rumit data terbatas dan tidak optimal.

Metoda-metoda konvensional yang digunakan di dalam perhitungan cadangan adalah:

1) Metoda triangular

2) Metoda daerah pengaruh

3) Metoda penampang

4) Metoda isoline

Parameter-parameter yang penting adalah antara lain :

a. kadar bijih

Di dalam perhitungan cadangan dari bijih merupakan faktor yang menentukan

(yang sangat penting) yang digunakan di dalam perhitungan (hal ini) adalah

kadar rata-rata dari bijih.

b. ketebalan dan luas

Kedua parameter ini mempunyai hubungan dengan geometri endapan dan

penyebaran bijih.

9

Page 10: Proposal Cadangan Bauksit

Keterangan :

ts = tebal yang sebenarnya dari endapan

th = ketebalan dalam arah horisontal

tv = ketebalan dalam arah vertikal

ts = th sin β = tv cos β

Untuk luas (S) - relasinya menjadi :

Sv = Ss sin β

Sv = Ss cos β

Sh = luas horisontal

Sv = luas vertikal

Ss = luas yang sebenarnya

c. porositas dan kandungan air

d. berat jenis

Beberapa hubungan yang penting adalah :

10

Page 11: Proposal Cadangan Bauksit

Gm = berat jenis dari mineral tanpa pori, tanpa kandungan air (moisture)

Gd = berat jenis dari rock (kering) - tanpa kandungan air, hanya pori

Gn = berat jenis dari rock (natural) dengan pori dan kandungan air

P = porositas

M = kandungan air (moisture content)

2.3.3. Cut Of Grade

Cut off grade adalah kadar rata-rata minimum dari bijih yang dapat ditambang

secara ekonomis. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi cut of grade adalah :

Harga pasaran

Kemajuan teknologi

Keadaan politik

Cut off grade merupakan suatu kriteria operasional untuk menambang. Bijih yang

ditambang adalah bijih yang mempunyai kadar yang lebih tinggi dari cut off grade.

11

Page 12: Proposal Cadangan Bauksit

Dengan demikian maka bagian dari endapan yang mempunyai kadar lebih tinggi dari

cut off grade diidentifikasi sebagai bijih.

Untuk suatu bijih tertentu umpamanya tembaga dengan lokasi yang berbeda tetapi

genesa sama cut off grade berbeda. Kadar rata-rata minimum bijih dapat dinyatakan

dalam persen atau gr/ton, bergantung pada bijih yang ditambang.

Kandungan metal rata-rata minimum yang dapat diolah secara ekonomis dapat

dihitung sebagai berikut :

dimana :

Cm = ongkos produksi minimum

pr = net profit yang diharapkan

Vm = harga jual dari logam

Rf = recovery

y = dilution

2.4. Metode Perhitungan Cadangan

Dalam melakukan metode perhitungan cadangan haruslah ideal dan sederhana,

cepat dalam pengerjaan dan dapat dipercaya sesuai dengan keperluan dan

kegunaan. Metode perhitungan harus dipilih secara hati-hati dan rumusan

yang dipilih harus sederhana dan mempermudah perhitungan sehingga dapat

menghasilkan tingakat ketepatan yang sama dengan metode yang komplek.

Maka tingkat kebenaran perhitungan cadangan tergantung pada ketepatan dan

kesempurnaan pengetahuan atas endapan mineral seperti asumsi-asumsi yang

12

Page 13: Proposal Cadangan Bauksit

S2

S1L

digunakan untuk menginterprestasikan variabel-veriabel pada batas-batas endapan

dan pada perumusan matematika.

2.4.1. Metode penampang tegak (Croos Section)

Metode ini digunakan dengan cara sebagai berikut:

Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong

endapan yang akan dihitung.

Dari masing-masing penampang dihitung terlebih dahulu endapan

pada masing-masing endapan.

Setelah luasan dihitung, maka digunakan rumusan perhitungan pada

metode penampang.

Beberapa rumusan dalam metode penampang daoat diuraikan sebagai

berikut:

a. Rumus mean area

Digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri teratur

(luasan masing-masing penampang tidak jauh berbeda)

Rumus mean area : V=L(S1+S 2)

2

Dimana: S1 dan S2 = luas penampang

L = jarak antar penampang

V = volume

13

Page 14: Proposal Cadangan Bauksit

b. Rumus Prismoida

Digunakan untuk endapan mempunyai geometri tidak teratur

(luasan masing-masing penampang tidak teratur)

Rumus prismoida: V=L(S1+4 m+S2)

6

Dimana: S1 & S2 = luasan penampang ujung

m = luasan penampang tengah

L = jarak antar S1 & S2

V = volume

c. Rumus Kerucut Terpancung

Digunakan untuk endapan yangmempunyai geometri seperti

kerucut yan terpancung pada bagian puncaknya.

Rumus kerucut terpancung: V=L(S1+S 2+√S 1S 2)

3

Dimana: S1 & S2= luas penampng atas dan bawah

L = jarak antara S1 & S2

V = volume

14

Page 15: Proposal Cadangan Bauksit

2.4.2. Metode Daerah Pengaruh

Perhitungan cadangan menggunakan metode daerah pengaruh (Area

Of Influence) merupakan salah satu metode estimasi cadangan secara

konvensional, metode ini mempunyai luas daerah pengaruh yang sama

dengan luas daerah pengaruh dari titik-titik contoh terdekat. Dalam hal ini

pola luasan yang dibentuk segi empat sama sisi dengan luas 625m2.

Sedangkan kadar dari masing-masing 40 titik contoh bervariasi, dan luas

daerah pengaruh setiap titik dihitung dengan membagi jarak antara dua

titik contoh yang berdekatan menjadi dua.

Metode ini umumnya menggunakan nilai titik contoh yang berada

dipusat blok sebagai pengganti terbaik nilai rata-rata luas tertentu

didalam blok tersebut tanpa mempertimbangkan pengaruh, hubunga

letak,dan ruang titik contoh di sekelilingnya. Pada metode daerah pengaruh

ini semua faktor ditentukan untuk titik tertentu pada endapan mineral,

diekstensikan (perluasan) sejauh setengah jarak dari titik-titik sekitarnya

yang membentuk daerah pengaruh. Ukuran blok yang ditentukan oleh tiap-

tiap titik contoh dipengaruhi langsung oleh spasi contoh. Jika spasi rapat

maka ukuran blok akan semakin kecil begitu juga sebaliknya, maka

ukuran blok dibatasi. Ukuran blok dapat ditentukan secara subyektif

berdasarkan pengalaman dan perhitungan cadangan sejenis yang pernah

dilakukan sebelumnya.

Dengan demikian pengaruh dari tiap-tiap titik akan membentuk

suatu poligon tertutup, dimana bagian dari endapan yang akan diestimasi

cadangannya diganti oleh beberapa prisma poligon, setiap prisma poligon

15

Page 16: Proposal Cadangan Bauksit

atau blok menggambarkan volume daerah pengaruh suatu titik contoh.

Dengan demikian untuk mengestimasi volume daerah pengaruh tiap-tiap

poligon, dilakukan dengan cara mengkalikan luas daerah pengaruh tiap-

tiap poligon dengan tebal bijih pada daerah pengaruh tersebut (tebal pada

tiap-tiap poligon).

Volume dari masing-masing daerah pengaruh dapat diestimasi

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

V = a x t

Keterangan:

V = volume daerah pengaruh (m3)

A = luas daerah pengaruh (m2)

T = total bijih (m)

Sedangkan untuk mengestimasi volume total dari masing-masing

poligon digunakan persamaan sebagai berikut:

Vtotal = V1 + V2 + V3 +… + Vn, atau

= a1 x t1 + a2 x t2 + a3 x t3 + … + an x tn

Keterangan:

V1, V2, V3, … Vn = Volume masing-masing poligon (m3)

a1, a2, a3, … an = Luas daerah pengaruh dari masing-masing poligon (m2)

t1, t2, t3, … tn = Tebal bijih dari masing-masing poligon (m) Untuk

estimasi tonase bijih total digunakan persamaan sebagai berikut:

T = T1 + T2 + T3 + … + Tn

= (V1 x γ x C1) + (V2 x γ x C2) + (V3 x γ x C3) + … (Vn x γ x Cn)

16

Page 17: Proposal Cadangan Bauksit

Sedangkan rata-rata diestimasi dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

CAV = C 1 V 1 + C 2 V 2 + C 3 V 3 + … + C n V n

V1 + V2 + V3 + … Vn

Keterangan:

T = Tonase bijih total dari cadangan (WMT)

T1, T2, T3,… ,Tn = Tonase bijih dari masing-masing poligon (WMT)

γ = Densitas Batuan (Ton/m3)

V1, V2, V3, …,Vn = Volume dari masing-masing poligon (m3) C1, C2,

C3,…. ,Cn = Kadar dari masing-masing poligon (%)

Keterangan: Berprospek

Tidak Berprospek

17

Page 18: Proposal Cadangan Bauksit

2.5. Penentuan Batas Cadangan

Ketidakteraturan bentuk endapan bijih dan ketidakmerataan distribusi kadar

akan menimbulkan kesulitan dalam penentuan batas-batas endapan bijihnya.

Penanganan masalah ketidakteraturan bentuk endapan dan ketidakmerataan

distribusi kadar merupakan satu rangkaian dalam penentuan batas-batas

cadangan.

Terdapat dua kriteria dalam penentuan batas cadangan, yaitu:

1) Penentuan batas cadangan didasarkan pada interprestasi geologi atas daerah

mineralisasi, sehingga batas-batas struktur maupun litologi juga merupakan

batas cadangan.

2) Batas cadangan didasarkan atas nilai kandungan bijih bauksit (kadar)

didalam bijih.

2.6. Hipotesa

Berdasarkan dasar teori yang ada, maka hipotesa yang dapat diambil yaitu:

1) Hasil perhitungan cadangan mangan pada PT. X, Kabupaten Y

dengan menggunakan metode penampang tegak dan metode daerah

pengaruh akan berbeda, karena variabel-variabel yang digunakan pada

masing-masing metode tidak secara akurat menentukan jumlah cadangan.

2) Persen kesalahan baru dapat ditentukan setelah melakukan perbandingan

hasil kedua metode dan diharapkan kurang dari 20% untuk cadangan

bijih Bauksit terukur. Jika tidak maka hasil perhitungan cadangan harus

18

Page 19: Proposal Cadangan Bauksit

diuji kembali, atau cadangan bijih Bauksit tidak secara ekonomis untuk

ditambang.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan di PT. X ini merupakan metode kuantitatif. Tahapan

metode ini terdiri dari:

3.1. Studi Literatur

Studi literature yaitu kegiatan yang meliputi pembelajaran tentang lokasi-lokasi

berpotensi untuk diambil sampel dari sumur uji, berdasarkan data survey awal.

3.2. Pengambilan Data

Stelah melakukan studi literature, maka penelitian selanjutnya akan dilakukan

pengambilan data.

Pengambilan data dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari lapangan, yang terdiri dari:

a. Jumlah titik sumur uji

b. Cara penambangan

c. Pengambilan conto

2. Data Sekunder

Data sekunder didapat dari mengumpulkan data dari instansi terkait, berupa data

analisis kadar, peta topografi, peta geologi, dan peta sebaran endapan bauksit.

3.3. Pengolahan Dan Analisis Data

19

Page 20: Proposal Cadangan Bauksit

Pengolahan dan analisis data yang ada untuk mendapatkan alternative pemecahan

permasalahan yang dibahas, kemudian melakukan perhitungan-perhitungan terhadap

alternative pemecahan masalah, sehingga dapat menyelesaikan permasalah yang

dibahas.

Diagram Alir Penelitian

20

Mulai

StudiLiteratur

Masalah

Penelitian di Lapangan

Data SekunderData Primer

Data hasil pengamatan chanel samppling, cara

penambangan dan pengambilan conto

Analisis kadar, peta topografi,peta geologi,peta

sebaran biih bauksit

Pengolahan Data Di lapangan

Persen kesalahan perhitungan cadangan dengan membandingkan dua metode

Hasil

Selesai

Page 21: Proposal Cadangan Bauksit

21