Ca Pankreas
-
Upload
muhammad-reza -
Category
Documents
-
view
122 -
download
5
description
Transcript of Ca Pankreas
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma pankreas merupakan salah satu tumor saluran cerna yang sering
ditemukan. Belakangan ini insidennya cenderung meningkat. Gejala klinis karsinoma
pankreas tidak spesifik, sehingga sulit menegakkan diagnosis dini dan pada waktu
diagnosis umumnya sudah stadium lanjut sehingga dewasa ini termasuk salah satu
kanker yang prognosisnya paling buruk.(1)
Sekitar 95% tumor yang bersifat kanker (malignant) pada pankreas adalah
adenocarcinoma. Adenocarcinoma biasanya berasal dari sel kelenjar yang melapisi
saluran pankreas. Kebanyakan adenocarcinoma terjadi di dalam kepala pankreas,
bagian yang paling dekat dengan bagian pertama usus kecil (duodenum). Kanker
pankreas tetap merupakan sumber utama mortalitas di negara maju. Insidennya
meningkat, dan kini sebesar 9/100.000. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria
dibanding wanita (1,3:1) dan Afrika-Karibia (50% lebih tinggi).(2)
Di Indonesia, karsinoma pankreas tidak jarang ditemukan dan merupakan tumor
ganas ketiga terbanyak pada pria setelah tumor paru dan tumor kolon. Insiden
tertinggi pada usia 50-60 tahun. Faktor yang telah terbukti meningkatkan risiko, yaitu
merokok berat, diet daging terutama daging goreng yang tebal dan banyak kalori,
diabetes melitus, dan pernah gastrektomi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir,
sedangkan faktor minum teh, kopi, dan alkohol, tidak konsisten terbukti
meningkatkan risiko.(2)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Kanker adalah suatu kelompok penyakit. Lebih dari 100 tipe yang berbeda dari
kanker diketahui, dan beberapa tipe kanker dapat berkembang dalam pankreas.
Mereka semua mempunyai satu hal umum yang sama, yaitu pertumbuhan sel-sel yang
abnormal dan merusak jaringan tubuh.(1)
Sel-sel sehat yang membentuk jaringan tubuh tumbuh, membelah, dan menggantikan
diri mereka sendiri dalam suatu cara yang teratur. Proses ini mempertahankan tubuh
dalam suatu perbaikan yang baik. Adakalanya, bagaimanapun, beberapa sel
kehilangan kemampuan untuk mengontrol pertumbuhan mereka. Mereka tumbuh
terlalu cepat dan tanpa segala aturan. Terlalu banyak jaringan yang dibuat, dan tumor-
tumor terbentuk. Tumor-tumor dapat menjadi jinak atau ganas.(1)
Tumor-tumor jinak bukan termasuk kanker. Mereka tidak menyebar ke bagian-bagian
lain tubuh dan jarang merupakan suatu ancaman pada nyawa. Seringkali, tumor-
tumor jinak dapat diangkat dengan operasi, dan mereka tidak mungkin kembali.(1)
Tumor-tumor ganas adalah kanker. Mereka dapat menyerang dan menghancurkan
jaringan-jaringan sehat dan organ-organ sehat yang berdekatan. Sel-sel kanker dapat
juga pecah keluar dari tumor dan menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Penyebaran
kanker disebut metastasis.(1)
Kanker yang mulai pada pankreas disebut kanker pankreas. Ketika kanker pankreas
menyebar, ia biasanya berjalan melalui sistim limpatik. Sistim limpatik mencakup
suatu jaringan dari saluran-saluran halus yang bercabang, seperti pembuluh-pembuluh
darah, ke dalam jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Sel-sel kanker dibawa melalui
2
pembuluh-pembuluh oleh getah bening, suatu cairan air yang tidak berwarna yang
membawa sel-sel yang melawan infeksi. Sepanjang jaringan pembuluh-pembuluh
limpatik ada kelompok-kelompok dari organ-organ kecil yang berbentuk seperti
kacang yang disebut simpul-simpul (nodul) getah bening. Para ahli bedah seringkali
mengangkat nodul-nodul getah bening dekat pankreas untuk mempelajari apakah
mereka mengandung sel-sel kanker.(1)
Sel-sel kanker dapat juga dibawa melalui aliran darah ke hati, paru-paru, tulang, atau
organ-organ lain. Kanker pankreas yang menyebar ke organ-organ lain disebut kanker
pankreas metastatik.(1)
2.2 ANATOMI PANKREAS
Pankreas merupakan organ yang panjang dan ramping, berbentuk tabung yang seperti
bunga karang atau spons, dengan panjang sekitar 15 hingga 20 cm (6 hingga 8 inci)
dan lebarnya 3,8 cm (1,5 inci). Kelenjar pankreas terletak di antara duodenum dan
limpa, melintang di retroperitoneum, setinggi vertebra torakal XII sampai lumbal I,
dimana kaput terletak pada bagian cekung duodenum dan kauda menyentuh limpa.(1,3)
Pankreas dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu kaput, kolum, korpus, dan kauda.
Kaput pankreas berbentuk seperti cakram dan terletak di medial duodenum, bagian
dalam cekung duodenum, berdekatan erat dengan pars descenden duodenum.
Sebagian kaput meluas ke kiri di belakang arteria dan vena mesenterika superior serta
dinamakan prosesus uncinatus.(4) Di antara prosesus unsinatus dan kaput pankreas
melintas arteri dan vena mesenterium superior. Di antara kaput dan korpus pankreas
terdapat bagian menyempit yaitu kolum, dan di posteriornya terdapat vena porta.
Kolum pankreatis terletak di depan pangkal vena porta hepatis dan tempat
dipercabangkannya arteri mesenterika superior dari aorta.(4) Dari kolum hingga hilum
lienis adalah korpus dan kauda pankreas, dan antara keduanya tidak memiliki batas
yang jelas.(5) Korpus pankreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada
3
potongan melintang sedikit berbentuk segitiga. Kauda pankreatis berjalan ke depan
menuju ligamentum lienorenal dan mengadakan hubungan dengan hilum lienis.(4)
Gambar 1. Letak dan Anatomi Pankreas
Gambar 2. Anatomi Pankreas
1: Kaput pankreas; 2: Proses unsinasi pankreas; 3: Takik/cekukan pankreas; 4:
Korpus pankreas; 5: Permukaan anterior pankreas; 6: Permukaan inferior pankreas; 7:
4
Batas atas pankreas; 8: Batas depan pankreas; 9: Batas bawah pankreas; 10: Omental
tuber; 11: Kauda pankreas; 12: Duodenum
3 EPIDEMIOLOGI
Insiden kanker pankreas di dunia cenderung meningkat, dewasa ini telah menjadi
salah satu tumor ganas sistem pencernaan yang sering ditemukan. Tapi berbeda dari
kanker lain, di dunia belum ditemukan adanya area insiden tinggi kanker pankreas,
insiden di berbagai area sekitar 12,8/100.000 hingga 3/100.000. Walaupun kanker
pankreas tidak termasuk kanker sistem pencernaan berinsiden tinggi, tapi peningkatan
insidennya belakangan ini cepat sekali, sehingga perlu menjadi perhatian kita.
Pada usia 30-40 tahun, insiden kanker pankreas relatif rendah, setelah 50 tahun
meningkat pesat, dan terutama pada 65-80 tahun sering ditemukan. Ratio pria dan
wanita dalam laporan literatur sebelumnya adalah 1,7:1, sedangkan dalam literatur
belakangan adalah 1,3:1. Ratio insiden pria dan wanita menurun sejalan dengan
pertambahan usia.
Mortalitas kanker pankreas memiliki variasi etnis yang menonjol. Mortalitas di
kalangan kulit hitam Amerika Serikat lebih tinggi dari etnis lainnya, juga lebih tinggi
dari orang kulit hitam di Afrika, yang berarti faktor lingkungan tertentu berperanan
dalam variasi etnis tersebut. Walaupun terdapat banyak faktor epidemiologis, tapi
tidak banyak membantu dalam menentukan kelompok risiko tinggi.(5)
4 ETIOLOGI
Etiologi kanker pankreas hingga kini belum sepenuhnya jelas. Data survei
epidemiologi menunjukkan insiden meningkat berhubungan dengan merokok, lemak
dan protein berlebih dalam diet, dan kekacauan hormonal metabolisme, serta faktor
genetik, dll.(5)
5 PATOLOGI
5
Lokasi timbulnya kanker pankreas tersering adalah di daerah kaput pankreas, yaitu
60%, kemudian disusul kanker kauda sebanyak 30%, dan kanker seluruh pankreas
yang jarang terjadi, yaitu sekitar 10%.
1. Makroskopik(5)
Secara visual ukuran kanker barvariasi, bentuk tak beraturan, batas tidak jelas dengan
jaringan sekitarnya, dan konsistensi agak keras; tapi kanker asinar lebih lembut,
potongan penampang berwarna putih kelabu atau kuning kelabu, menyerupai jaringan
penunjang.2,3
2. Klasifikasi Histologis
Klasifikasi histologis kanker pankreas belum ada kesepakatan baku. Tapi klasifikasi
histologis berikut ini dapat menjadi rujukan. Karsinoma sel duktus berasal dari epitel
duktus pankreatik, meliputi adenokarsinomapapilar, adenokarsinomatubular.
Kistadenokarsinoma, karsinoma epitel skuamosa, adenokarsinoma skuamosa,
karsinoma musinosa. Karsinoma asinar dari asinus glandula. Karsinoma sel pulau
Langerhans dari sel pulau Langerhans. Diantaranya yang berasal dari sel epitel duktus
pankreatik menempati 90% lebih angka kejadian kanker pankreas.3,4
3. Jalur Metastasis dan Perluasan
Pankreas terletak retroperitoneal, sekitarnya terdapat organ vital, terdapat
banyak kelenjar limfe regional dan jaringan saluran limfatik, pembuluh darah, dan
saraf, sehingga mudah bermetastasis. Secara klinis sering ditemukan lesi kecil pada
pankreas sudah memiliki metastasis limfogen dan hematogen, bahkan implantasi
intraperitoneal. Selain itu, perluasan menelusuri jaras saraf merupakan pola
penyebaran relatif khas dari karsinoma pankreas.
4. Onkogen
6
Penelitian mutakhir menemukan sekitar 75-90% spesimen karsinoma
pankreas memiliki mutasi gen K-ras, dan sekitar 70% karsinoma pankreas memiliki
mutasi gen p53. Walaupun peranan mereka dalam insiden dan propagasi karsinoma
pankreas belum jelas, tapi penelitian terhadap mereka dapat memberikan modalitas
terapi baru secara klinis, juga memperdalam pemahaman kita tentang peranan
berbagai faktor terkait dalam proses timbulnya karsinoma pankreas.2,6
6 MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis kanker pankreas terutama ditentukan lokasi tumbuhnya
kanker, apakah organ sekitar terkena, dan apakah terdapat komplikasi, dll. Secara
umum, karsinoma kaput pankreas relatif sering menimbulkan gejala lebih awal,
sedangkan karsinoma korpus kauda sangat jarang menimbulkan gejala pada stadium
awal.(5)
Nyeri abdomen
merupakan keluhan tersering kanker pankreas. Sekitar 60% lebih pasien datang
dengan keluhan pertama sakit perut. Kekhasan dari nyeri perut kanker pankreas
adalah lokasinya lebih dalam, areanya tidak begitu tegas, dan tersering di abdomen
atas. Menurut lokasi tumor, sakit perut kanker kaput pankreas umumnya condong ke
abdomen kanan atas, sementara kanker kauda pankreas condong ke abdomen kiri
atas. Pada stadium awal, karena obstruksi tidak total dari duktus koledokus atau
duktus pankreatikus, sehabis makan aliran empedu tidak lancar, sehingga pasien
sering merasa tidak enak atau nyeri samar di abdomen atas. Ketika obstruksi total,
nyeri tumpul abdomen atas menjadi jelas, lebih hebat sehabis makan. Pada pasien
stadium sedang dan lanjut, sering terdapat nyeri punggung dan pinggang, dan
berkaitan dengan postur tubuh, bertambah hebat bila berbaring terlentang. Bila tubuh
membungkuk atau miring ke depan, atau tidur miring, nyeri berkurang. Pada malam
hari pasien sering tidak berani tidur terlentang sehingga tidur telungkup atau dalam
posisi duduk miring ke depan.3,5
Ikterus,
7
terutama ditemukan pada kanker kaput pankreas. Walaupun ikterus dapat
menjadi gejala pertama kanker pankreas tapi bukanlah manifestasi stadium dini.
Dahulu banyak ditekankan kekhasan ikterus kanker pankreas berupa ikterus progresif
bertahap memberat, tapi belakangan observasi menemukan sebagian pasien
mengalami ikterus yang fluktuatif, ketika tumor dengan peradangan diberikan terapi
obat anti radang atau terapi hormonal dapat mengalami pengurangan sementara.
Selain itu kebanyakan pasien disertai nyeri abdomen dengan intensitas bervariasi, dan
hanya sekitar 25% pasien dengan ikterus tanpa nyeri.
Hepatomegali.
Sekitar 50% pasien dapat mengalami hepatomegali, sebabnya terutama karena
kolestasis, dan kadang kala karena hipertensi portal atau metastasis kanker.(5)
Pembesaran Kandung Empedu.
Ketika kanker pankreas menimbulkan ikterus obstruktif ekstrahepatik, kadang
kala dapat diraba pembesaran kandung empedu. Berdasarkan hukum Courvoisier
(ikterus tanpa nyeri – pembesaran kandung empedu), diagnosis banding dari
kolelitiasis memiliki makna penting. Tapi pada kenyataannya, pasien kanker pankreas
dengan ikterus yang teraba pembesaran kandung empedunya tidak sampai setengah.
Mungkin ini berkaitan dengan tertutup pembesaran hati dan tidak membesarnya
kandung empedu dengan kolesistitis kronis.3,6,7
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan merupakan gejala yang sering ditemukan pada kanker
pankreas (65-90%). Kekhasan pengurusan pada pasien kanker pankreas adalah
progresinya cepat.
Massa Abdominal.
Lokasi pankreas dalam, pada pasien kanker pankreas umumnya tidak mudah
teraba massa abdominal. Begitu teraba massa abdominal, terlepas dari lesi primer
atau metastasisnya, umumnya menunjukkan penyakitnya sudah lanjut.(5)Lainnya.
misalnya pasien dapat mengalami gejala saluran pencernaan yang jelas, demam,
asites, tromboflebitis, diabetes melitus simtomatik, psikosis, dll.2,5
8
7 DIAGNOSIS
Karsinoma pankreas merupakan tumor ganas sistem pencernaan yang sering
ditemukan. Namun dibandingkan tumor ganas sistem pencernaan lain, efek terapi dan
prognosisnya belum memuaskan, terutama karena lokasi pankreas yang dalam di
retroperitoneal tidak mudah dideteksi dini. Selain itu, karsinoma pankreas sangat
ganas dan progresinya cepat. Maka banyak ahli tengah berupaya menemukan
teknologi diagnosis karsinoma pankreas yang lebih peka dan spesifik, agar karsinoma
pankreas dapat dideteksi dini, didiagnosis dini, sehingga dapat ditentukan metode
terapi yang lebih baik untuk meningkatkan survival pasien. Dewasa ini kebanyakan
diagnosis kanker pankreas adalah berdasarkan gejala klinisnya, yaitu nyeri abdomen,
ikterus, penurunan berat badan, massa abdominal, dll; pemeriksaan laboratorium;
pengukuran CA 19-9 serum; USG; CT; dll.2,4,5
Pada pemeriksaan laboratorium, ketika kanker kaput pankreas menimbulkan
ikterus obstruktif, dapat ditemukan kadar bilirubin serum meninggi. Pasien juga dapat
mengalami hiperglikemia puasa, dan uji toleransi glukosa positif. Pemeriksaan CEA
pada stadium awal angka positif rendah (sekitar 30%), dan tidak spesifik, secara
klinis umumnya digunakan untuk menilai hasil operasi dan memonitor tindak lanjut.
Antigen terkait saluran cerna (CA 19-9) dianggap sebagai parameter diagnostik
kanker pankreas, angka positif pada serum kanker pankreas mendekati 85%,
spesifisitas sekitar 70%.2,5
8 Gambaran Radiologi
1. USG
Gambaran lesi pada USG akan tampak bervariasi, dapat hipoechoic,
isoechoic atau hiperechoic sampai pancreas normal. Dilatasi duktus pancreas dan
dilatasi duktus bilier mudah untuk terlihat pada pasien dengan tumor pada caput
pancreas karena menyebeakan obstruksi. Massa tampak sebagi massa hipoechoik
irregular yang mengisi parenkim penkreas.
9
Limpadenopati, hubungan tumor dengan pembuluh peripankreas dan pinggir tumor
penampakan yang ditunjukkan kurang reliable pada USG dibandingkan modalitas
lain. Tingkat reabilitas dapat ditingkatkan denga menggunakan EUS dalam
mendeteksi tumor lebih kecil dari 2 cm.4,5
Gambar 3. Duktus utama IPMT dengan ketelibatan caput pankreas, terdapat
hubungan langsung (panah) anatar MPD yang berdilatasi dan daerah
kistik di duktus cepalica
10
Gambar 4. karsinonam pancreas tak terderfrensiasi, gambaran USG
menunjukkan predominan kistik, massa uniokular di caudal
pancreas. Sejumlah kecil debris pada massa kistik
Gambar 5. USG pada caput pancreas menunjukkan lesi hipoechoik ( panah)
menunjukkan suatu massa kista
11
Gambar 6. USG dari kuadran kiri atas menunjukkan massa multikistik yang
besar, komponen padat (panah)
2. CT-Scan
Fitur penunjuk kanker pankreas yang mendasari meliputi : perubahan
morfologi kelenjar dengan kelainan nilai intensitas CT-Scan, hilangnya lemak
peripancreatic, kehilangan margin dengan struktur sekitarnya, keterlibatan pembuluh
yang berdekatan dan kelenjar getah bening regional, dilatasi duktus pankreas, pankreas
atrofi, dan obstruksi dari saluran empedu umum (CBD).
12
Gambar 7.Pencitraaan dari CT-Scan multisection aksial pada pasien dengan
kanker pankreas menunjukkan caput pankreas dengan intensitas
rendah, berdekatan dengan vena mesenterika superior (SMV).
Morfologi abnormal dari kelenjar, seperti perubahan dalam nilai-nilai ukuran, bentuk,
atau atenuasi, mungkin termasuk pembesaran fokal atau difus, massa eksentrik
lobulated fokal, atau atenuasi penurunan massa, masing-masing.
Suatu perubahan dalam ukuran biasanya fokal, dan pembesaran fokus terlihat pada
sekitar 96% pasien dengan adenokarsinoma pankreas. Ukuran merupakan indikator
tumor, kaput pankreas biasanya berukuran konsisten dengan karsinoma pankreas
ketika dibadingkan atrofi dari corpus dan cauda . Fitur ini dapat dilihat pada
karsinoma pankreas pada 20% pasien. Focal pembesaran juga dapat terjadi pada yang
jinak, oleh karena itu bukanlah penemuan yang spesifik. Pembesaran difus kurang
umumidanibiasanyaimenunjukkanipankreatitis.3,6
Biopsi jarum kadang-kadang diperlukan untuk membedakan tumor nekrotik dari
pseudokista sebagai akibat dari fokus pankreatitis. Tumor pankreas hypovascular dan
yang terbaik ditunjukkan dengan pemberian bahan kontras intravena dan dengan
13
memperoleh gambar di massa pada fase parenkim arteri. Massa terlihat sebagai lesi
intensitas rendah pada parenkim sedangakan sekitarnya lebih terang.
Dilatasi duktal terjadi pada 58% pasien. Di antara pasien dengan dilatasi duktal, 75%
dimana pelebaran kedua saluran pankreas dan saluran empedu. Dilatasi duktus
pankreas proksimal tumor menghambat deteksi pada sekitar 88% tumor caput
pankreas dan 60% dari neoplasma corpus pankreas.
Saat ini, CT adalah tes yang paling banyak digunakan dan paling sensitif untuk
evaluasi dari pankreas untuk karsinoma pankreas. Dinamis CT memiliki tingkat
deteksi sekitar 99%. Multisection CT harus menjadi studi pertama untuk mendeteksi
tumor ini dan untuk mengevaluasi resectability nya.
Namun Kista atau pankreatitis fokal kadang-kadang dapat menyebabkan masalah
dalam diagnosis, dan dapat menghasilkan positif palsu dan negatif palsu.3,6
14
Gambar 8. CT-Scan axial denga kontras menunjukkan kista multiokular
berdinding tipis dengan ukuran 5 cm (panah) di cauda pancreas
Gambar 9. CT-Scan helix dengan kontras menunjukkan kistadenoma serus pada
caput pancreas (panah) berukuran 2,5 dan mengandung multipel kistik
15
Gambar 10. CT-Scan kontras menunjukkan gambran klasik kistadenoma
musin klasik. Kista besar multiple (> 2 cm) dengan kalsifikasi
tumor perifer ( panah pendek), komponen padat dan nodul
mural ( panah panjang)
Gambar 11 . ST-Scan kontras menunjukkan kistdenoma musinusatipikal pada
kaput pancreas. Massa (panah) berukuran 1,8 cm dan
mengandung beberapa septasi
16
3. Magnetic Resonance Imageing (MRI)
Peran MRI dalam managemen kanker pancreas belum dibandingkan dengan
modalitas lain, namun MRI tampaknya memiliki manfaat yang lebih untuk staging
penyebaran dan perluasan karsinoma pancreas. Kemampuan MRI dalam
menunjukkan adenokarsinoma pancreas tergantung pada deformitas, yang
direfleksikan dari ukuran, bentuk, kontur, dan intesitas sinyal.
MRI tanpa kontras jarang menunjukkan karsinoma pancreas sebelum terjadi
defornitas organ. Namun terdapat dilemma dalam membedakan abnormalitas fokal
yang diakibatkan oleh pancreatitis.3,5,6
Sifat sinyal kurang spesifik terhadap tumor karena waktu relaksasi jaringan antara
kanker pancreas, pancreatitis dan control dapat tumpang tindih. Waktu relaksasi T1
rata-rata pancreas normal 507 ms ± 98 dan waktu relaksasi tumor pancreas sekitar about
660 ms ± 115. Waktu relaksasi T2 pankreas normal 59 ms ± 9 dan waktu relaksasi T2 tumor
pancreas 67 ms ± 29.
Sulit unutk membuktikan hasil yang konsisten menggunakan MRI dalam
menunjukkan tumor dan staging operabelnya. Tingkat keyakinan MRI kurang lebih
rendah daripaCT-Scan karena variabilitas yang luas dari teknik MRI dan
keterbatasanya pada artefak bergerak. Studi terkini menunjukkan reabilitas yang lebi
besar dengan MRI yang dilakukan dengan teknik meticulous.3,5
17
Gambar 12. Gambar MRI T1 (Kiri) sebelum injeksi gadopentate dan kanan
selama fase arteri pemberian kontras,ketika pemberian,parenkim
tumor (panah) kurang daripada parenkim pancreas normal
Gambar 13 . MRI axial T2 menunjukkan kista uniokular 3 cm unilocular cyst
(bintang) pada kaput pancreas yang tampak berhubungan dengan
bagian cabang duktus pancreas yang dilatasi.
18
Gambar 14 . Gambar T1 MRI dengan gadolinium menunjukkan karsinoma
pancreas (panah) pada caput pancreas.
4. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)
Pemeriksaan MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography) merupakan
teknik pencitraan non-invasif pada MRI (Magnetic Resonance Imaging ) yang
digunakan untuk mengevaluasi jaringan kandung empedu, pancreas beserta salurannya
yang yang saat ini sering digunakan di bidang radiologi. Teknik MRCP menghasilkan
citra dengan karakteristik T2 Weighted (T2-W) dimana jaringan yang dominan
mengandung air sinyalnya lebih tinggi daripada jaringan yang ada di sekitarnya
(background)
Dibandingkan dengan teknik pencitraan lain seperti dan CT (Computed Tomography),
MRI memiliki beberapa keunggulan
diantaranya : relatif aman karena tidak menghasilkan radiasi pengion, pemilihan arah
dan jumlah irisan lebih banyak, pemeriksaan banyak dilakukan tanpa zat kontras,
resolusi citra yang tinggi terutama untuk jaringan lunak seperti otak dan Medula
19
Spinalis (Sumsum tulang belakang).
Teknik Pemeriksaan MRCP
1. Pasien dianjurkan berpuasa 8 jam sebelum pemeriksaan.
2. Pasang body coil dan sensor respiratory pada pasien.
3. Pilih set menu 3D MRCP pada komputer.
4. Lakukan planning atau prescan pada penampang aksial, sagital dan koronal.
5. Lakukan Reference scan untuk kalibrasi sensitivitas receiver coil teknik SENSE.
sambil memberikan instruksi tahan nafas (breath hold) pada pasien.
6. Pada saat akuisisi berjalan ubah parameter akuisisi jika perlu.
7. Jalankan protokol Abdomen.
8. Lakukan planning pada potongan aksial abdomen pada daerah hepar dan
kandung empedu yang ingin diperiksa, lalu scan pada masing-masing area
dengan menjalankan 3D MRCP.
9. Setelah selesai maka didapat data citra 3D MRCP.
10. Lakukan post-processing sesuai dengan kebutuhan4
.
Gambar 15 . Gambaran MRCP menunjukkan gambaran kista dengan defek
pengisian yang luas, kesan karsinoma musin intraduktal tipe
20
percabangan (panah). Duktus pancreas utama menunjukkan
dilatasi ringan pada caput dan cauda
Gambar MRCP menunjukkan lesi kistik multiokular (panah) pada kaput
pancreas,duktus tampak mengalami sedikti dilatasi
Gambar 16 . Gambar MRCP menunjukkan defek pengidian pad duktus pancreas
pada corpus pancreas
21
5. Endoskopi ultrasography (EUS)
EUS telah menjadi salah satu inovasi paling penting dalam endoskopi
gastrointestinal selama 25 tahun terakhir. Dimana telah memungkinkan untuk
memperluas cakupan dari kemungkinan untuk diagnose endoskopi, member
keleluasaan ahli endoskopi untuk melihat tidak hanya permukaan mukosa namun
didalam dan diatas dari dinding dari saluran gastrointestinal. EUS pertama kali
diperkenalkan pada awal 80an untuk mengatasi kesulitan visualisaai pancreas
transabdominal. Bertahun-tahun EUS menjadi modalitas pencitraan namun
perkembangan instrument baru memungkinkan visualisasi dengan keberadaan jarum
dari saluran operatif sehingga memandu jarum pada lesi target baik kedalam maupun
ke luar dinding gastrointestinal 2,3
Selama bertahun-tahun EUS telah menjadi teknik pencitraan pancreas terbaik yang
ada. Gambar beresolusi tinggi dari duktus pakreas utama dan parenkim sekitar bisa
didaptkan, dan struktur sekecil 2-3 mm dapat diedakan karena jarak yang minimal
antara tranduser dan pancreas yang memungkinkan penggunaan probe rekuensi
tinggi, dari 7,5 sampai 20 MHz dengan kedalam penetrasi yang lebih rendah namun
meningkatkan resolusi spasial. Salah satu kelebihan EUS dibandingkan dengan
teknik pencitraan lain seperti transabdominal USG, CT-Scan dan MRI yaiut resolusi
parenkimnya lebih baik. Dimana hasil dari beberapa studi pada 90an yang
mendapatkan sensitivitas lebih besar pada EUS ( 98 %) dalam mendiagnosa kanker
pancreas daripada modalitas lain seperti USG (75%), CT-Scan (80%), angiography
(89%), hasil dari EUS lebih baik pada yumor yang kecil, kurang dari 2 atau 3 cm
diman sensitifitas USF dan CT-Scan hanya 29 %.3,4
Jika terdapat kecurigaan klinis kanker pankreas, pemeriksaan penunjang awal yang
dapat dilakukan yaitu multidetector CT-Scan, jika ada kanker pankreas dengan
metastase jauh, tidak ada indikasi terhadap EUS, dalam kasus ini CT-Scan dapat saja
negatif untuk patologi pankreas, harus dicari penyebab lain untuk menilai gejala,
namun jika kecurigaan penyakit pankreas tetap kuat, klinisi harus melanjutkan
dengan E,US. Jika EUS men menunjukkan lesi pankreas, dapat dilakukan biopsi
(EUS-FNA), rujuk pasien ke ahli bedah atau pemeriksaan selanjutnya jika temuan
22
EUS mengarah ke proses benigna. Jika EUS pankreas negatif, maka kemungkinan
penyakit pankreas dapat disingkirkan. Inilah alasan mengapa EUS merupakan suatu
tes dengan nilai prediksi negatif terbaik, mencapai 100%.
Dalam skenario kedua, CT-Scan dapat menunjukkan bebrapa perubahan pankreas
yang meragukan atau gamabaran yang tidak meyakinkan seperti massa yang kecil
( kurang dari 2 cm), pembesaran atau penonjolan dari glandula. Gejala klinis dari
temuan CT-Scan yang belum dapat dipastikan ini namun tetap sangat
mengkhawatirkan dikarenakan kecurigaan kanker pankreas belum tersingkirkan,
dalam kasus ini EUS diindikasikan untuk membantu dalam menyingkirkan dugaan
kanker pankreas, dengan kemungkinan panduan real-time EUS-FNA telah
dilaporkan dapat membantu unutk menyelesaikan masalah spesifisitas EUS dalam hal
differential diagnosa antara malignansi dan inflamasi.
Skenario ketiga ketika gambaran CT-Scan positif untuk kanker pankreas. Contrast-
enhanced MDHCT memiliki keakuratan tinggi untuk menilai stadium kanker
pankreas dan operable. Jika tumor dianggap operable, pasien dapat langsung
dioperasi, bahkan beberapa penulis beberapa penulis demi mengidentifikasi secara
tepat pasien yang akan diintevensi dengan pembedahan mayor merekomendasikan
dilakukan EUS sebagai modalitas staging kedua.
Namun nilai prediktif negatif 100 % EUS tidak sepenuhnya tepat, pada suatu center
teridentifikasi 20 kasus neoplasma pankreas yang terlewatkan oleh sembilan orang
ahli endsokopi. Faktor yang dapat menyebabkan hasil EUS false negatif diantaranya
pankreatitis kronik, karsinoma infiltrat difusa, penonjolan dari perenggangan ventral/
dorsal dan episode baru dari pankreatitis akut. Jika kecurigaan klinis terhadap kanker
pankreas setelah pemeriksaan EUS, disarankan pemeriksan ulang setelah 2-3 dapat
berguna dalam mendeteksi neoplasma tersembunyi.5,7,8
Kelebihan dari EUS :
23
- Dapat mendeteteksi lesi
- Menilai perluasan lokal dan invasi vaskular dari tumor ( penilaian staging dan
kemungkinan terapi/operabel atau tidak)
- Biopsi lesi untuk konfirmasi sitopatologi (EUS-FNA) jika tuimor dianggap tidak
dapat dioperasi.
- Meredakan nyeri ( neurolisis plexus celiac) atau jaundis EUS-guided biliarydrainage,
terapi paliatif pada pasien dengan simtomatik.4,5,6
Gambar 18 . Neoplasma kistik musinus pada corpus pakreas.
24
Gambar 19. Neoplasma kistik musinus pada corpus pancreas. Dinding tebal
dan massa yang padat menujukkan suatu malignansi.
Dari reseksi dikonfirmasi sebagai adenokarsinoma kista musinus
Gambar 20 . Neoplasma musinus papilari intraduktal yang mempengaruhi
MPD (tampak pada segmen corpus dan caudal) pada pasien
25
dengan akur rekuren pancreatitis. EUS menunjukkan dilatasi
duktus pancreas pada corpus pankreas
Gambar 21 . Pseudopapillari padat. Tumor padat dengan ruang kistik kecil
Gambar 22 . Tampak kesan adenoma kista serous mikrokistik pada corpus
pancreas. Lesi terdiri dari kistik kecil multiple dipisahka septum
tipis.
26
6. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP)
ERCP merupakan sarana yang sangat sensitif pankreas mendeteksi dan / atau kelainan
pada karsinoma pankreas. Diantara pasien dengan adenokarsinoma pankreas, 90-95%
memiliki kelainan ketika dilakuakan pemeriksaan dengan ERCP. Namun, perubahan
yang diamati pada ERCP tidak selalu spesifik pada karsinoma pankreas dan bisa sulit
untuk membedakannya dari kelainan yang diamati pada pasien dengan pankreatitis
kronis.
ERCP adalah lebih invasif dari modalitas diagnostik imaging lainnya yang tersedia
untuk karsinoma pankreas. ERCP juga membawa komplikasi resiko sebesar 5-10 %.
Karena morbiditas ini, ERCP biasanya digunakan sebagai prosedur terapeutik untuk
obstruksi bilier atau untuk diagnosis neoplasma pankreas yang tidak biasa, seperti
neoplasma mucinous pankreas intraductal (IPMN).5,7,8
“Sikat” sitologi dan forsep biopsi pada saat ERCP digunakan untuk mendiagnosa
karsinoma pankreas secara histologis, dalam kebanyakan seri studi, namun
bagaimanapun, hasil diagnosis sitologi dengan prosedur ini kurang dari 50%.
Temuan ERCP hanya memberikan informasi staging yang terbatas, namun ERCP
memiliki keuntungan yang memungkinkan untuk terapi paliasi ikterus obstruktif baik
dengan stent empedu plastik atau metal.5,8
27
Gambar 24 . Gambar ERCP menunjukkan dilatasi MPD yang menunjukkan musin
28