Buku TQM

22
[ kunci sukses Jepang meraih pangsa pasar dunia dikarenakan oleh : kualitas produk yang dihasilkan. ] TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM) [2012 ] LEC GARUT Bagus Bagja

description

tgs

Transcript of Buku TQM

BAB I

[2012]

LEC GARUTBagus Bagja

[ kunci sukses Jepang meraih pangsa pasar dunia dikarenakan oleh :

kualitas produk yang dihasilkan. ]

TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM)

BAB IPENDAHULUAN Amerika Serikat pernah menikmati situasi dimana standar hidupnya paling tinggi di dunia untuk jangka waktu lebih dari 100 tahun. Mereka pernah menjadi pelopor dan pemimpin dalam perkembangan factor-faktor pendorong utama bagi peningkatan standar hidup, yaitu dalam perbaikan produktivitas, pertumbuhan, dan inovasi. Kemampuan pemanufakturan Amerika saat itu memberikan basis ekonomi yang memungkinkan mereka membangun masyakarat yang berstandar hidup terbaik di dunia. Akan tetapi dominasi Amerika semakin menurun produktivitasnya sehingga kehilangan pangsa pasarnya, dan beralih ke produktivitas Jepang.Pada saat itu perusahaan-perusahaan Jepang secara betahap dan terus menerus berusaha menciptakan infrastruktur sebagai dasar kualitas, yaitu aspek manusia, proses dan fasilitas.

Di samping itu Jepang juga telah berusaha melakukan perbaikan seperti mengirimkan tim-tim khusus ke luar negeri untuk mempelajari pendekatan-pendekatan yang dilakukan perusahaan asing dan menerjemahkan literature asing yang terseleksi ke dalam bahasa Jepang.

Jadi kunci sukses Jepang meraih pangsa pasar dunia dikarenakan oleh kualitas produk yang dihasilkan.

Aspek yang paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Meskipun pembagian tugas telah menimbulkan peningkatan besar dalam hal produktivitas, sebenarnya konsep pembagian tugas tersebut telah menyisihkan konsep lama mengenai keahlian/keterampilan, di mana individu yang sangat terampil melakukan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Manajemen Taylor mengatasi hal ini dengan membuat perencanaan tugas manajemen dan tugas tenaga kerja. Untuk mempertahankan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan maka dibentuklah departemen kualitas yang terpisah.

Pendekatan TQM ini, ternyata sukses dalam bidang industri, sehingga sejak tahun 1980-an negar-negara maju menerapkan dalam dunia pendidikan dan ternyata berhasil baik (Samani dkk., 1999 : 191)

Dalam konteks kekiniaan, merupakan keniscayaan apabila pendekatan TQM tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia, seiring dengan adanya desentralisasi pendidikan, yang pada prinsipnya memberikan kewenangan secara luas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan langsung kepada sekolah dan masyarakat di lingkungannya. Strategi ini dinilai sangat tepat karena sekolah merupakan garda terdepan yang langsung berhadapan dengan sasaran pendidikan yaitu peserta didik (siswa) dan masyarakat pengguna pendidikan. Konsekwensinya sekolah harus memberikan kepuasaan yang maksimal kepada pelanggan sekolah (stakeholders), dan kepala sekolah selaku top manager mutlak harus memahami dan mencoba menerapakan TQM ini.BAB II

PENERAPAN TQM DI SEKOLAHA. Definisi TQM

Total Quality Management atau biasa disingkat TQM merupakan suatu system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33).

Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam pesaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan.

Menurut Ishikawa yang dikutip oleh Pawitra dan dikutip lagi oleh Ciptono dan Diana (1998 : 4), TQM diartikan sebagai perpaduan antara fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan.Senada dengan Ishikawa, Ross (1993 : 1) menyebutkan bahwa, TQM includes all function of the business and is the integration of this funtions and related processes into into the product life cycle such as design, planning, production, distribution, and field service. The measurement of success is customer satisfaction and the way to achieve it is throught continousimprovemnt. Sedang Santosa, menyederhanakan defenisi TQM sebagai suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan reorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Ciptono dan Diana, 1998 : 4)

Selanjutnya Ciptono dan Diana (1998 : 4) menyatakan bahwa, Total Quality Aproach hanya dapat dicapai apabila memerhatikan karakteristik TQM berikut ini :

Fokus pada pel;anggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.

Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Memiliki komitmen jangka panjang.

Membutuhkan kerja sama tim (teamwork)

Memperbaiki proses secara berkesinambungan.

Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

Memberikan kebebasan yang terkendali.

Memiliki kesatuan tujuan.

Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

B. TQM dalam Dunia Pendidikan Total Quality Management dalam dunia pendidikan adalah bagaimana kualitas/mutu dan sumber daya manusia yang melalukan proses belajar mengajar dapat menjadi manusia yang cerdas, berakhlak mulia, dan dapat bersaing dengan Negara lain. Menurut Samani (1999 : 191) berpendapat bahwa TQM sebagai suatu pendekatan manajemen yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait.Sedang komponen terkait dengan mutu pendidikan adalah :

a. Siswa

b. Guruc. Kurikulum

d. Dana, sarana dan prasarana

e. Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan, dan perguruan tinggi)

:

:

:

:

:Kesiapan dan motivasi belajarnya

Kompetensi (Kemampuan profesional, moral kerjanya (kemampuan personal), dan kerja samanya (kemampuan sosial)

Relevansi konten dan operasionalisasi proses pembelajaran.

Kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran.Partisipasinya dalam pengembangan program-program pendidikan di sekolah. Mutu komponen-komponen tersebut di atas menjadi fokus perhatian kepala sekolah.

C.. Prinsip Dasar TQM di Sekolah

Selama ini sekolah dianggap sebagai suatu Unit Produksi, yang mana siswa dianggap sebagai bahan mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi. Dalam TQM sekolah dipahami sebagai Unit Layanan Jasa, yakni layanan pembelajaran.

Sebagai unit layanan jasa, maka yang harus dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah :

a. Pelanggan internal, yaitu guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi.

b. Pelanggan eksternal, terdiri dari :

Pelanggan Primer, yaitu siswa

Pelanggan eksternal, yaitu orang tua, pemerintah, dan masyarakat.

Pelanggan tertier, yaitu pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggidan dunia usaha).Hubungan antara pelanggan-pelanggan tersebut tampak seperti gambar berikut :

D. Tolak Ukur Keberhasilan Sekolah sebagai Unit Layanan Jasa.

Menurut TQM keberhasilan sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan layanan sama atau melebihi harapan pelanggan. Dilihat dari jenis pelanggannya, maka sekolah dikatakan berhasil jika :

a. Siswa puas dengan layanan sekolah, antara lain puas dengan pelajaran yang diterima, puas dengan perlakuan guru maupun pimpinan, puas dengan fasilitas yang diberikan sekolah dan sebagainya. Pendek kata, siswa menikmati situasi sekolah.b. Orang tua siswa puas dengan layanan terhadap anaknya maupun layanan kepada orang tua, misalnya puas karena menerima laporan periodik tentang perkembangan siswa maupun program-program sekolah.c. Pihak pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggi, industri, masyarakat) puas karena menerima lulusan dengan kualitas yang sesuai dengan harapan.d. Guru dan karyawan puas dengan pelayanan sekolah, misalnya pembagian kerja, hubungan antar guru/karyawan/pimpinan, gaji/honorarium, dan sebagainya.

Adapun sifat layanan yang harus diberikan sekolah agar pelanggan (siswa, orang tua, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat) puas, menurut Samani dkk. (1999 : 193) ada lima layanan yang harus diwujudkan agar pelanggan puas, yaitu :a. Keterpercayaan (reliability). Artinya layanan sesuai dengan yang dijanjikan, misalnya dalam rapat, brosur dan sebagainya. Layanan semacam itu dapat berlangsung terus menerus dan bukan hanya pada waktu-waktu tertentu. Beberapa aspek dalam keterpercayaan, antara lain: kejujuran, aman, tepat waktu, dan ketersediaan.b. Keterjaminan (assurance). Artinya, sekolah mampu menjamin kualitas layanan yang diberikan. Beberapa aspek dalam keterjaminan, misalnya kompetensi guru/staf dan keobyektifan.

c. Penampilan (tangible). Artinya, bagaimana situasi sekolah tampak baik. Beberapa aspek dalam penampilan, misalnya kerapian, kebersihan, keteraturan dan keindahan.

d. Perhatian (empathy). Artinya, sekolah memberikan perhatian penuh kepada pelanggan. Beberapa aspek dalam keperhatian, misalnya melayani pelanggan dengan ramah, memahami aspirasi mereka, dan berkomunikasi dengan baik.e. Ketanggapan (responsiveness). Artinya, sekolah harus cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan. Beberapa aspek dari ketanggapan, misalnya tanggap terhadap kebutuhan pelanggan dan cepat memerhatikan dan mengatasi keluhan yang muncul.

E. Langkah-langkah Penerapkan TQM di Sekolah.

Menurut Samani dkk. (1999 : 194) yang perlu dilakukan adalah :a. Mengubah pola pikir dari sekolah sebagai unit produksi menjadi unit layanan jasa. Perubahan ini , menuntut pimpinan, guru, dan seluruh staf di sekolah untuk memperlakukan siswa, orang tua, kalangan perguruan tinggi, industri, dan masyarakat sebagai pelanggan yang harus dilayani. Sekolah melayani mereka dan bukan sebaliknya mereka yang harus ikut kemauan sekolah.

b. Fokus perhatian diletakkan pada proses secara sistemik. Misalnya, ada kejadian siswa melakukan pelanggaran, maka harus dianalisis prosesnya secara sistemik dan bukan sekedar menyalahkan siswa. Pemecahan masalah juga harus difokuskan pada perbaikan sistemnya.

c. Pemikiran jangka panjang. Artinya suatu program/kegiatan bukan hanya ditujukan untuk kepentingan sesaat, tetapi untuk jangka panjang. Misalnya, pemecahan masalah pelanggarab disiplin oleh siswa, bukan hanya diarahkan untuk membuat siswa yang melanggar tersebut untuk disiplin, tetapi agar siswa yang lain juga tidak melakukan pelanggaran.d. Komitmen pada mutu. Jadi sekolah harus selalu mengupayakan peningkatan mutu, yaitu kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

e. Mementingkan pengembangan sumber daya manusia. Artinya, setiap program harus disertai dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang melaksanakannya.

BAB III

PENUTUP

Mengingat TQM relatif hal baru dalam manajemen sekolah, maka untuk memulainya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. Lakukan pemahaman terhadap TQM secara baik. Pemahaman ridak hanya oleh kepala sekolah, tetapi oleh seluruh guru dan staf. Oleh karena itu diperlukan tahap pengkajian TQM secara bersama-sama sampai ada persamaan persepsi di antara seluruh guru dan staf.

b. Ubahlah perintah dari atas menjadi inisiatif dari bawah. Oleh karena itu perlu dikembangkan kepemimpinan yang delegatif, terbuka dan selalu melihat ke depan.

c. Jika perlu dibentuk tim TQM yang bertugas menyusun rencana strategis penerapan TQM guna pengembangan sekolah.

d. Laksanakan TQM secara bertahap, tetapi e. berkesinambungan.

Referensi :

1. Ross E. Joel,1993, Total Quality Manajement St. Lucie Press.

2. Samani Muchlas, Dr. dkk., 1999, Panduan Manajemn Sekolah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen Dikdasmen, Depdikbud.

3. Tjiptono Fandy & Diana Anastasia, 1998, Total Quality Manajement, Penerbit Andi Yogyakarta.

4

2

8

3

6

7

5

1

Pelanggan tertier

Jasa Sekolah

Pelanggan Primer

Pelanggan Sekunder

Sekolah

(Pelanggan Internal)

PAGE 5